Pengelolaan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling Untuk Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar
Pengelolaan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling Untuk Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar
Pengelolaan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling Untuk Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu jiwa (psikologi), diketahui bahwa manusia memerlukan
bantuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan munculah berbagai
bentuk pelayanan kejiwaaan, dari yang paling ringan (bimbingan), yang sedang
(konseling) dan yang paling berat (terapi), sehingga berkembanglah psikologi
Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 29
Siswa dapat dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan
keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan
moral dalam hidupnya. Demikian juga, seorang pendidik dikatakan berkarakter
jika ia memiliki nilai dan keyakinan yang dilandasi hakikat dan tujuan pen-
didikan serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik. Oleh karena itu diperlukan adanya pengelolaan yang baik
dalam pembentukan karakter siswa salah satunya adalah melalui kegiatan
bimbingan dan konseling.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan fokus, jenis penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Sugiyono
(2008: 9) penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data mendalam, yaitu data
yang pasti yang merupakan suatu nilai balik data yang tampak. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian
yang berjudul “Pengelolaan Kegiatan Bimbingan Konseling Untuk Pembentukan
Karakter Siswa” dilakukan di SD N 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal selama 6 bulan dari bulan Januari sampai Juni 2013.
Sumber data dalam penelitian adalah para informan yang terdiri adri kepala
sekolah, guru dan guru BK di SD N 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal. Sumber data juga dapat diperoleh dari data-data tentang siswa yang
diperoleh dari guru disekolah ketika peneliti melakukan wawancara dengan
nara sumber.
Kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan harus diutamakan dalam
penelitian kualitatif, karena peneliti merupakan instrumen penelitian utama
yang harus hadir di lapangan untk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
situasi yang sesungguhnya (Moleong, 2009: 121). Spradley (2008) membagi
kedudukan peneliti menjadi dua yaitu sebagai instrumen penelitian dan siswa.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi
dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles
dan Huberman (Sugiyono, 2008: 246) yaitu: reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Validitas data dalam penelitian ini credibility (validitas
internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confer-
mability (objektivitas) (Sugiyono, 2008:269).
Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 31
bagi anak-anak. Terdapat persamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan
di SD N 2 Rowosari yaitu penanaman pendidikan karakter yang dimulai sejak
anak-anak. Hal itu terlihat dari pribadi anak-anak yang ada di SD N 2 Rowosari
yaitu pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan berani mengambil resiko
atas suatu yang akan diperjuangkannya. serta membentuk mental dan spirital
dengan kepercayaan diri (percaya diri).
Dalam kegiatan perencanaan juga diperlukan adanya materi atau bahan
yang akan diberikan kepada siswa serta nara sumber yang akan menjadi fasili-
tator dalam kegiatan bimbingan konseling. Materi dalam kegiatan bimbingan
konseling adalah materi tentang pengembangan diri, dan nara sumber atau
fasilitator dalam bimbingan konseling adalah guru kelas dan guru bidang studi.
Perencanaan kegiatan bimbingan konseling juga membahas tentang metode
atau teknik yang akan digunakan oleh guru dalam pelaksanaan bimbingan
konseling. Dalam kegiatan bimbingan konseling terdapat bermacam-macam
metode yang dapat digunakan salah satunya adalah metode direktif. Metode
Direktif, bersifat mengarahkan kepada anak bimbing untuk berusaha mengatasi
kesulitan yang dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada anak bimbing ialah
dengan memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap permasalahan
yang menjadi sumber kesulitan yang dihadapi anak bimbing. Metode direktif
dilakukan oleh guru di SD N 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal
karena guru secara langsung berinteraksi dengan siswa sehingga guru dapat
mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa.
Perencanaan kegiatan bimbingan konseling juga harus membahas tentang
jenis atau cara penilaian atau evaluasi. Karena dalam suatu kegiatan diperlu-
kan adanya evaluasi untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh sudah
sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Penilaian dalam kegiatan bimbingan
konseling pada umumnya dalam bentuk penilaian proses dan penilaian hasil.
Penilaian proses digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektifan
layanan bimbingan konseling dilihat dari prosesnya. Penilaian hasil digunakan
untuk memperoleh informasi keefektifan pelayanan bimbingan konseling dilihat
dari hasilnya.
Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 33
yang ingin ditanamkan oleh guru adalah diharapkan siswa memiliki kesadaran
tentang pentingnya kemampuan membaca di masa yang akan datang.
Kelechi dan Ihuoma (2011: 51) dalam penelitiannya yang berjudul “The
Role Of Guidance Counsellors In The Career Development Of Adolescents And Young
Adults With Special Needs”. Hasil penelitian menyatakan bahwa dalam pelaksana-
an bimbingan konseling terdapat manfaat yang baragam. Terdapat persamaan
dengan hasil penelitian di SD N 2 Rowosari yaitu pelaksanaan bimbingan kon-
seling yang memberikan manfaat bagi siswa dalam pengembangan diri siswa
yang terbagi menjadi 4 bidang yaitu pribadi, sosial, karier dan belajar.
Selain media, keberadaan guru di kelas dalam pelaksanaan kegiatan bim-
bingan konseling untuk pembentukan karakter siswa juga sangat penting.
Keberadaan guru dalam kegiatan pembentukan karakter siswa adalah sebagai
contoh bagi siswa. Karena dengan adanya teladan yang dapat dicontoh oleh
siswa diharapkan lebih memudahkan siswa dalam memahami nilai-nilai karak-
ter. Pembentukan karakter siswa juga dapat dilakukan melalui keteladanan
guru yang dapat dicontoh oleh siswanya.
Nyaegah (2011:2) dalam penelitiannya yang berjudul “Principals’ And Students’
Attitudes Towards Guidance And Counselling Servises In The Management Of
Secondary Schools Of Kisii County-Kenya”. Hasil penelitian menyatakan bahwa
sikap kepala sekolah terhadap layanan bimbingan dan konseling di sekolah
secara signifikan mempengaruhi sikap siswa dan guru yang ada dilingkungan
sekolah. Terdapat persamaan dengan hasil penelitian di SD N 2 Rowoasri yaitu
keikutsertaan kepala sekolah dalam kegiatan bimbingan konseling khususnya
dalam pembentukan karakter siswa sangat penting. Hal itu terlihat dari sikap
kepala sekolah SD N 2 Rowosari yang mampu menciptakan suasana dan
lingkungan seolah yang kondusif.
Pelaksanaan bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa
dilakukan tidak hanya pada siswa yang dianggap bermasalah saja. Kegiatan
bimbingan konseling dilakukan pada semua siswa yang ada di dalam kelas.
Karena pelaksanaan bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa
dilakukan pada saat pelajaran sedang berlangsung. Hal itu dikarenakan pelak-
sanaan bimbingan konseling melekat pada jam pelajaran. Pelaksanaan kegiatan
bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa di SDN 2 Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal lamanya sama dengan lamanya waktu
jam pelajaran, karena pelaksanaannya melekat pada jam mata pelajaran.
Pentingnya pelaksanaan bimbingan koseling dalam kegiatan belajar meng-
ajar juga di perkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Calaguas (2012:1).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan koseling dapat mem-
bantu siswa mengembangkan dan memiliki pemahaman yang menyeluruh ten-
tang diri mereka sendiri sehingga siswa dapat memahami potensi yang ada
dalam dirinya. Terdapat persamaan dengan hasil penelitian di SD N 2 Rowosari
yaitu adanya peningkatan kemampuan pribadi yaitu madiri dan sosial yaitu
bekerjasama.
Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 35
siswa perempuan merasa takut untuk mengikuti konseling. Terdapat perbedaan
hasil penelitian di SD N 2 Rowosari yaitu semua siswa baik laki-laki maupun
perempuan semuanya aktif mengikuti kegiatan bimbingan konseling di sekolah.
Penilaian tersebut dapat berupa penilaian jangka pendek dan jangka pan-
jang. Kalau untuk jangka pendek biasanya kami mengevaluasi karakter siswa
setelah 3 bulan, dan untuk jangka panjang kami mengevaluasi siswa setelah 6
bulan. Sedangkan untuk evaluasi proses kami berusaha untuk mengetahui
sampai sejauh mana keefektifan layanan bimbingan konseling dalam pem-
bentukan karakter siswa. Evaluasi tersebut dilakukan melalui analisis terhadap
keterlibatan guru sebagai konselor serta sarana pendukung lainnya.
Hartono (2011:8) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Implementasi
Pendidikan Karakter Pada Layanan Bimbingan Dan Konseling”. Hasil penelitian
menyatakan bahwa Program bimbingan dan konseling merupakan bagian integral
dalam keseluruhan program pendidikan pada setting persekolahan. Terdapat
persamaan dengan hasil penelitian di SD N 2 Rowosari yaitu kegiatan bimbingan
konseling yang ada di SD N 2 Rowosari merupakan suatu kegiatan yang ber-
tujuan untuk membentuk karakter siswa. Karena penanaman nilai-nilai dan
norma-norma kepada siswa/peserta didik/konseling yang sangat berperan
dalam proses pembentukan karakter mereka.
Hal-hal yang dinilai guru dalam evaluasi bimbingan konseling di SDN 2
Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal antara lain (1) kesesuaian
antara program dengan pelaksanaan, (2) keterlaksanaan program, (3) dampak
layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar, (4) respon peserta didik,
(5) keberhasilan peserta didik setelah menamatkan sekolah.
Kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis
untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan
pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara
komprehensif, jelas dan cermat maka diperoleh data atau informasi tentang
proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan evalu-
asi bimbingan konseling dapat dilakukan dalam bentuk non test yaitu melalui
observasi atau pemantauan dari karakteristik siswa.
Bentuk penilaian dalam kegiatan bimbingan konseling untuk pembentukan
karakter siswa dilakukan dalam bentuk non test. Karena untuk test, tidak ada
materi yang dapat kami ujikan kepada siswa jadi hanya non test. Kami membuat
lembar observasi yang berisi kolom-kolom tentang perkembangan siswa. Jadi
kami akan mengetahui apakah terjadi perubahan sikap siswa atau tidak. Dan
bila belum maka akan dilakukan tindak lanjut yaitu dengan terus memberikan
tugas kepada siswa sampai siswa memenuhi karakter yang diharapkan.
SIMPULAN
Perencanaan kegiatan bimbingan konseling bagi pembentukan karakter
siswa di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.
Dalam kegiatan bimbingan konseling di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowo-
sari Kabupaten Kendal juga diawali dengan kegiatan perencanaan yang dilaku-
DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 37
Atmaja, Dwi. 2013. Dukungan dan Masukan Penyempurnaan Kurikulum 2013. http:/
/edukasi.kompasiana.com/2013/02/05/dukungan-dan-masukan-
penyempurnaan-kurikulum-2013-531517.html
Calaguas. 2012. “Academic Achievement And School Ability: Implications To
Guidance And Counseling Programs”. Journal of Arts, Science & Commerce.
E-ISSN 2229-4686. ISSN 2231-4172.
Hartono. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Layanan Bimbingan dan
Konseling. WAHANA, Volume 57, Nomor 2, Desember 2011.
Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Kertajaya, Hermawan. 2010. Grow with Character: The Model Marketing. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama
Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., dan Permana, Johar. 2011. Pendidikan
Karakter; Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Kelechi dan Ihuoma. 2011.”The Role Of Guidance Counsellors In The Career
Development Of Adolescents And Young Adults With Special Needs”. British
Journal of Arts and Social Sciences. ISSN: 2046-9578, Vol.2 No.1 (2011).P.51
LEE , Chi-Ming Angela. 2012. Moral and character education in Taiwan: History and
lessons to be drawn. the Jubilee Centre for Character and Values, Character and
Public Policy: Educating for an Ethical Life, at the University of Birmingham,
Friday 14th December 2012.
Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Nyaegah. 2011. “Principals’ And Students’ Attitudes Towards Guidance And
Counselling Servises In The Management Of Secondary Schools Of Kisii
County-Kenya”. International Journal of Business and Management Tomorrow
Vol. 1 No. 2.
Pala, Anyur. 2011. The Need For Character Education. International Journal Of Social
Sciences And Humanity Studies.vol 3, no 2, 2011 issn: 1309-8063 (online).
Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta,
Sudrajat, Akhmad. 2010. “Konsep Pendidikan Karakter”. http://akhmadsudrajat.
wordpress.com/2010/09/15/konsep-pendidikan-karakter/. Diambil pada
tanggal 24 April 2010
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 39