Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pengelolaan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling Untuk Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENGELOLAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR

Anita Shintauli Silitonga1, Yetty Sarjono2, Sofyan Anif3


1
Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2,3
Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

T he objectives of this research was to determine (1) planning of guidance


and counseling activity for students character building. (2) The imple-
mentation of guidance and counseling activity for student’s character building. (3)
Evaluation of guidance and counseling activity for student’s character building.This
is qualitative research that conducted in SD N 2 Rowosari, Kendal. Data collection
techniques used in this research is the observation, interview and documentation.
Data analysis techniques in this research using analytical models. Validity of the data
in this research includes credibility, transferability, dependability, and
conformability.The results of this research (1) In the guidance and counseling activity
at SDN 2 Rowosari also begins with planning activities that performed by the principal,
classroom teachers and subject teachers. In the planning activity discusses the purpose
of counseling activities that are the development of the students through the planting
of 18 character values through four areas: personal, social, learning and career. (2)
The implementation of guidance and counseling activity to the formation of student’s
character at SDN 2 Rowosari refers to the self-development program. It si for formation
of student’s character integrated into subjects by planting of 18 character values are
given to the students pasted on the material that tailored to the competencies formulation
of guidance activity covering 4 areas: personal, social, learning and career. (3)
Evaluation in counseling activities consists of two types of assessment that is the
assessment process and assessment results. Evaluation exercise counseling can be
done in the form of non-test is through observation or monitoring of student
characteristics. The successful of the quality advancement of the counseling activities
is assessed from the reflection of 18 character values that shown by the students.

Keywords:Guidance Counseling, Character Building, Planning, Implementation,


Evaluation

PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu jiwa (psikologi), diketahui bahwa manusia memerlukan
bantuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan munculah berbagai
bentuk pelayanan kejiwaaan, dari yang paling ringan (bimbingan), yang sedang
(konseling) dan yang paling berat (terapi), sehingga berkembanglah psikologi

28 Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Januari 2014: 28 - 39


yang memiliki cabang-cabang terapan, diantaranya bimbingan, konseling dan
terapi.
Dalam dunia pendidikan sangatlah diperlukan adanya sarana dalam pem-
binaan kepribadian muridnya, pembinaan kepribadian ini tidak mungkin
dilaksanakan secara langsung oleh masing-masing guru di sekolah. Oleh sebab
itu diperlukan suatu badan khusus yang berfungsi untuk menangani pembinaan
kepribadian murid yang di namakan “bimbingan konseling”.
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang
secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan normanorma yang
berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).
Pendidikan karakter adalah proses pembelajaran nilai yang berdampak
pada cara hidup dan pengambilan keputusan. Karakter terdiri dari perilaku
yang baik dan buruk yang berdampak pada intelektual, personal, dan perkem-
bangan sosial. Pendidikan karakter juga dapat disampaikan melalui beragam
cara baik sekolah, keluarga, partisipasi keagamaan, aktivitas kelompok, ataupun
nilai lain.
Menurut Kertajaya (2010: 3), karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh
suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada
kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan mesin” yang men-
dorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon
sesuatu.
Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dan dapat
berupa berbagai kegiatan yang dilakukan secara intra kurikuler maupun ekstra-
kurikuler. Kegiatan intrakurikuler terintegrasi dalam mata pelajaran, sedang-
kan kegaitan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran. Strategi dalam
pendidikan karakter dapar dilakukan melalui sikap-sikap sebagai berikut (a)
Keteladanan, (b) Penanaman Kedisiplinan, (c) Pembiasaan, (d) Menciptakan
suasana yang kondusif, dan (e) Integrasi dan internalisasi (Hidayatullah, 2010:
41-52).
Penanaman pendidikan karakter bagi siswa memang sangat penting. Sebuah
penelitian menurut Pala (2011: 2) menyatakan bahwa pendidikan karakter
merupakan gerakan nasional yang dilaksanakan oleh sekolah untuk mencipta-
kan para siswa yang beretika seperti peduli, kejujuran, tanggung jawab keadilan,
dan rasa hormat terhadap diri dan orang lain. Sehingga mereka dapat meng-
aplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Guru harus memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanaan pendidikan
secara holistik yang berpusat pada potensi dan kebutuhan peserta didik. Pendidik
juga harus mampu menyiapkan peserta didik untuk bisa menangkap peluang
dan kemajuan dunia dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Akan tetapi, di
sisi lain, pendidikan juga harus mampu membukakan mata hati peserta didik
untuk mampu melihat masalah-masalah bangsa dan dunia, seperti kemiskinan,
kelaparan, kesenjangan, ketidak-adilan, dan persoalan lingkungan hidup.

Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 29
Siswa dapat dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan
keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan
moral dalam hidupnya. Demikian juga, seorang pendidik dikatakan berkarakter
jika ia memiliki nilai dan keyakinan yang dilandasi hakikat dan tujuan pen-
didikan serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik. Oleh karena itu diperlukan adanya pengelolaan yang baik
dalam pembentukan karakter siswa salah satunya adalah melalui kegiatan
bimbingan dan konseling.

METODE PENELITIAN
Berdasarkan fokus, jenis penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Sugiyono
(2008: 9) penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data mendalam, yaitu data
yang pasti yang merupakan suatu nilai balik data yang tampak. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian
yang berjudul “Pengelolaan Kegiatan Bimbingan Konseling Untuk Pembentukan
Karakter Siswa” dilakukan di SD N 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal selama 6 bulan dari bulan Januari sampai Juni 2013.
Sumber data dalam penelitian adalah para informan yang terdiri adri kepala
sekolah, guru dan guru BK di SD N 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal. Sumber data juga dapat diperoleh dari data-data tentang siswa yang
diperoleh dari guru disekolah ketika peneliti melakukan wawancara dengan
nara sumber.
Kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan harus diutamakan dalam
penelitian kualitatif, karena peneliti merupakan instrumen penelitian utama
yang harus hadir di lapangan untk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
situasi yang sesungguhnya (Moleong, 2009: 121). Spradley (2008) membagi
kedudukan peneliti menjadi dua yaitu sebagai instrumen penelitian dan siswa.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi
dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles
dan Huberman (Sugiyono, 2008: 246) yaitu: reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Validitas data dalam penelitian ini credibility (validitas
internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confer-
mability (objektivitas) (Sugiyono, 2008:269).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Perencanaan Kegiatan Bimbingan Konseling Untuk Pembentukan Karakter
Siswa di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.
Pembentukan karakter anak memang semestinya dilakukan oleh orang
tua. Namun, ketika anak berada di sekolah, maka dilakukan oleh guru. Sehu-
bungan dengan perannya sebagai pembentuk karakter anak di sekolah, maka
guru dituntut untuk sungguh-sungguh menjalankan peran tersebut, karena
salah membentuk karakter anak akan berakibat fatal bagi kehidupan anak.

30 Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Januari 2014: 28 - 39


Pembentukan karakter siswa merupakan salah satu kegiatan yang saat ini
sedang dilaksanakan oleh sekolah. Pembentukan karakter tersebut dapat diinte-
grasikan melalui pelaksanaan mata pelajaran seperti PKn atau kegiatan seperti
bimbingan konseling.
Adeyemi dan Maumakma (2009: 97) dalam penelitiannya yang berjudul
“”Teaching Character Education Across the Curriculum and the Role of Stakeholders at
the Junior Secondary Level in Botswana” menyatakan bahwa sekolah merupakan
salah satu tempat untuk pembentukan karakter bagi seorang anak. Terdapat
persamaan dengan hasil penelitian di SD N 2 Rowosari yaitu kegiatan pemben-
tukan karakter siswa merupakan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga dan sekolah. Di lingkungan SD N 2 Rowosari pembentukan karakter
siswa diintegrasikan dalam mata pelajaran yang diajarkan oleh guru kelas
dan juga guru bidang studi.
Pembentukan karakter siswa di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabu-
paten Kendal adalah kegiatan dalam pembentukan perilaku siswa yang didasari
oleh nilai-nilai berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum, adat istiadat
dan nilai estetika. Kegiatan bimbingan konseling di SDN 2 Rowosari Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal bukanlan sebagai mata pelajaran namun sebagai
kegiatan pelayanan kepada siswa. Kegiatan bimbingan konseling dilakukan
dengan tujuan untuk pengembangan diri siswa yang dilakukan melalui pena-
naman 18 nilai-nilai karakter melalui 4 bidang yaitu pribadi, sosial, karier dan
belajar.
Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang
akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan
siapa yang akan mengerjakannya. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan
atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan serta sumber yang
diperlukan untuk seefisien dan seefektif mungkin. Memang tidak bisa dipungkiri
bahwa dalam membuat perencanaan membutuhkan data dan informasi agar
keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan masalah yang dihadapi
pada masa yang akan datang.
Dalam kegiatan bimbingan konseling di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowo-
sari Kabupaten Kendal juga diawali dengan kegiatan perencanaan. Kegiatan
perencanaan dilakukan untuk membahas tentang materi apa yang akan dilak-
sanakan dalam kegiatan bimbingan konseling, dan waktu pelaksanaan kegiatan
bimbingan koseling. Kegiatan perencanaan bimbingan konseling dilakukan oleh
kepala sekolah, guru kelas dan guru bidang studi. Dalam perencanaan juga
membahas tentang tujuan dilaksanakannnya kegiatan bimbingan konseling di
sekolah. Tujuan dilaksakannnya kegiatan bimbingan konseling di SD N 2 Rowo-
sari adalah untuk pembentukan karakter siswa. Maksudnya adalah untuk me-
wujudkan keunikan karakteristik diri pribadi siswa secara maksimal agar siswa
mematuhi aturan-aturan yang ada di sekolah serta berakahlak mulia, demo-
kratis dan juga bertanggungjawab.
Pala (2011:2) dalam penelitiannya yang berjudul “The Need For Character
Education.” Hasil penelitian menyatakan bahwa pentingnya pendidikan karakter

Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 31
bagi anak-anak. Terdapat persamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan
di SD N 2 Rowosari yaitu penanaman pendidikan karakter yang dimulai sejak
anak-anak. Hal itu terlihat dari pribadi anak-anak yang ada di SD N 2 Rowosari
yaitu pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan berani mengambil resiko
atas suatu yang akan diperjuangkannya. serta membentuk mental dan spirital
dengan kepercayaan diri (percaya diri).
Dalam kegiatan perencanaan juga diperlukan adanya materi atau bahan
yang akan diberikan kepada siswa serta nara sumber yang akan menjadi fasili-
tator dalam kegiatan bimbingan konseling. Materi dalam kegiatan bimbingan
konseling adalah materi tentang pengembangan diri, dan nara sumber atau
fasilitator dalam bimbingan konseling adalah guru kelas dan guru bidang studi.
Perencanaan kegiatan bimbingan konseling juga membahas tentang metode
atau teknik yang akan digunakan oleh guru dalam pelaksanaan bimbingan
konseling. Dalam kegiatan bimbingan konseling terdapat bermacam-macam
metode yang dapat digunakan salah satunya adalah metode direktif. Metode
Direktif, bersifat mengarahkan kepada anak bimbing untuk berusaha mengatasi
kesulitan yang dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada anak bimbing ialah
dengan memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap permasalahan
yang menjadi sumber kesulitan yang dihadapi anak bimbing. Metode direktif
dilakukan oleh guru di SD N 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal
karena guru secara langsung berinteraksi dengan siswa sehingga guru dapat
mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa.
Perencanaan kegiatan bimbingan konseling juga harus membahas tentang
jenis atau cara penilaian atau evaluasi. Karena dalam suatu kegiatan diperlu-
kan adanya evaluasi untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh sudah
sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Penilaian dalam kegiatan bimbingan
konseling pada umumnya dalam bentuk penilaian proses dan penilaian hasil.
Penilaian proses digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektifan
layanan bimbingan konseling dilihat dari prosesnya. Penilaian hasil digunakan
untuk memperoleh informasi keefektifan pelayanan bimbingan konseling dilihat
dari hasilnya.

Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Konseling Untuk Pembentukan Karakter


Siswa di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling untuk pembentukan karakter
siswa di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal mengacu
pada program pengembangan diri. Setiap guru diberikan panduan tentang pelak-
sanaan bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa. Dalam
pemberian materi yang diajarkan oleh guru, para guru harus menyisipkan 18
nilai-nilai karakter yang nantinya akan di miliki oleh siswa. Program pengem-
bangan diri dalam bentuk kegiatan konseling untuk pembentukan karakter
meliputi bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir.
Pentingnya pembentukan karakter sejak usia dini juga dibenarkan oleh
Lee (2012: 2) dalam penelitiannya yang berjudul “Moral and character education

32 Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Januari 2014: 28 - 39


in Taiwan: History and lessons to be drawn. Hasil penelitian menyatakan bahwa
pendidikan karakter telah menjadi subjek wajib di sekolah Taiwan. Terdapat
persamaan hasil penelitian di SD N 2 Rowosrai yaitu pelaksanaan kegiatan
pembetukan karakter yang dilakukan dalam kegiatan bimbingan koseling dan
diintegrasiakn dengan mata pelajaran yang ada.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling merupakan perwujudan dari
program-program yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan
bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa di SD N 2 Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal diintegrasikan dalam mata pelajaran
sehingga pelaksanaannya menjadi tanggung jawab dari guru kelas dan guru
bidang studi. Pelaksanaan bimbingan konseling di SD N 2 Rowosari Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal merupakan bentuk riel dari perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya.
Pelaksanaan bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa dila-
kukan secara bersamaan dalam mata pelajaran yang sedang diajarkan oleh
guru. Karena kegiatan bimbingan konseling di sekolah kami bukanlan sebuah
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Sehingga nilai-nilai karakter yang
akan diberikan pada siswa disisipkan pada materi yang diberikan pada siswa.
Misalnya untuk materi PKn kelas I, dimana kompetensi dasar yang ingin dicapai
adalah mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah. Pada saat guru memberi-
kan materi tersebut, guru memasukkan nilai-nilai karakter tentang kedisiplinan
kepada siswa. Kedisiplinan tersebut merupakan salah satu bidang bimbingan
pribadi siswa.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan konseling untuk
pembentukan karakter siswa adalah metode direktif. Metode direktif bersifat
mengarahkan kepada anak bimbing untuk berusaha mengatasi kesulitan yang
dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada anak bimbing ialah dengan
memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap permasalahan yang
menjadi sumber kesulitan yang dihadapi anak bimbing. Misalnya pada saat
guru memberikan materi tentang shalat fardu. Ternyata ada beberapa siswa
yang tidak mengerjakannya di rumah. Kemudian guru yang bersangkutan mela-
kukan pendekatan kepada siswa, guru memberikan pengertian kepada siswa
bahwa shalat adalah kewajiban yang harus dijalankan umat Islam sehingga
pada saat yang bersamaan guru melaksakan kewajibannya sebagai pendidik
dan juga melakukan bimbingan pribadi kepada siswa.
Untuk mendukung pelaksanaan bimbingan konseling untuk pembentukan
karakter siswa juga diperlukan adanya media yang sesuai. Karena kegiatan
bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa diintegrasikan pada
mata pelajaran maka secara otomatis media yang digunakan adalah media
pembelajaran pada umumnya seperti buku, gambar dan juga tayangan yang
ada di TV. Untuk buku pelajaran misalnya guru meminta para siswa untuk
menjaga buku pelajaran dengan baik. Alasannya karena buku pelajaran adalah
sumber ilmu bagi siswa yang dapat dibaca setiap saat. Kalau untuk nilai karakter

Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 33
yang ingin ditanamkan oleh guru adalah diharapkan siswa memiliki kesadaran
tentang pentingnya kemampuan membaca di masa yang akan datang.
Kelechi dan Ihuoma (2011: 51) dalam penelitiannya yang berjudul “The
Role Of Guidance Counsellors In The Career Development Of Adolescents And Young
Adults With Special Needs”. Hasil penelitian menyatakan bahwa dalam pelaksana-
an bimbingan konseling terdapat manfaat yang baragam. Terdapat persamaan
dengan hasil penelitian di SD N 2 Rowosari yaitu pelaksanaan bimbingan kon-
seling yang memberikan manfaat bagi siswa dalam pengembangan diri siswa
yang terbagi menjadi 4 bidang yaitu pribadi, sosial, karier dan belajar.
Selain media, keberadaan guru di kelas dalam pelaksanaan kegiatan bim-
bingan konseling untuk pembentukan karakter siswa juga sangat penting.
Keberadaan guru dalam kegiatan pembentukan karakter siswa adalah sebagai
contoh bagi siswa. Karena dengan adanya teladan yang dapat dicontoh oleh
siswa diharapkan lebih memudahkan siswa dalam memahami nilai-nilai karak-
ter. Pembentukan karakter siswa juga dapat dilakukan melalui keteladanan
guru yang dapat dicontoh oleh siswanya.
Nyaegah (2011:2) dalam penelitiannya yang berjudul “Principals’ And Students’
Attitudes Towards Guidance And Counselling Servises In The Management Of
Secondary Schools Of Kisii County-Kenya”. Hasil penelitian menyatakan bahwa
sikap kepala sekolah terhadap layanan bimbingan dan konseling di sekolah
secara signifikan mempengaruhi sikap siswa dan guru yang ada dilingkungan
sekolah. Terdapat persamaan dengan hasil penelitian di SD N 2 Rowoasri yaitu
keikutsertaan kepala sekolah dalam kegiatan bimbingan konseling khususnya
dalam pembentukan karakter siswa sangat penting. Hal itu terlihat dari sikap
kepala sekolah SD N 2 Rowosari yang mampu menciptakan suasana dan
lingkungan seolah yang kondusif.
Pelaksanaan bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa
dilakukan tidak hanya pada siswa yang dianggap bermasalah saja. Kegiatan
bimbingan konseling dilakukan pada semua siswa yang ada di dalam kelas.
Karena pelaksanaan bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa
dilakukan pada saat pelajaran sedang berlangsung. Hal itu dikarenakan pelak-
sanaan bimbingan konseling melekat pada jam pelajaran. Pelaksanaan kegiatan
bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa di SDN 2 Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal lamanya sama dengan lamanya waktu
jam pelajaran, karena pelaksanaannya melekat pada jam mata pelajaran.
Pentingnya pelaksanaan bimbingan koseling dalam kegiatan belajar meng-
ajar juga di perkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Calaguas (2012:1).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan koseling dapat mem-
bantu siswa mengembangkan dan memiliki pemahaman yang menyeluruh ten-
tang diri mereka sendiri sehingga siswa dapat memahami potensi yang ada
dalam dirinya. Terdapat persamaan dengan hasil penelitian di SD N 2 Rowosari
yaitu adanya peningkatan kemampuan pribadi yaitu madiri dan sosial yaitu
bekerjasama.

34 Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Januari 2014: 28 - 39


Evaluasi Kegiatan Bimbingan Konseling Untuk Pembentukan Karakter Siswa
di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.
Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bim-
bingan. Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengiden-
tifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan.
Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana
pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain bahwa keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu
kondisi yang hendak dilihat lewat kegiatan penilaian.
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah tujuan dari kegiat-
an tersebut sudah tercapai atau belum. Evaluasi merupakan kegiatan yang
membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang
telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi kemudian akan
tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai
sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang telah ditetap-
kan dengan hasil yang bisa dicapai.
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian
diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan
bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sam-
pai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan
informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki
dan mengembangkan program selanjutnya.
Demikian juga dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling juga diper-
lukan adanya evaluasi kegaitan bimbingan konseling. Tujuan dilaksanakannya
kegiatan evaluasi bimbingan konseling adalah untuk mengetahui apakah para
siswa sudah memiliki karakter yang selama ini diberikan oleh guru atau belum.
Karena bila masih banyak siswa yang belum berkarakter itu berarti pembentu-
kan karakter masih perlu diteruskan.
Evaluasi kegiatan bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa
merupakan suatu usaha untuk menilai efisiensi dan efektifitas pelayanan bim-
bingan konseling demi peningkatan hasil. Evaluasi dalam kegiatan bimbingan
konseling terdiri dari dua jenis penilaian yaitu penilaian hasil dan penilain
proses. Untuk penilaian hasil meliputi penilaian segera, penilaian jangka pendek
dan penilaian jangka panjang. Sedangkan untuk penilaian proses digunakan
untuk mengetahui sejauh mana keefektifan layanan bimbingan konseling.
Kegiatan penilaian bimbingan konseling dilakukan dengan cara meng-
observasi perubahan tingkah laku yang ditunjukkan oleh siswa. Kegiatan obser-
vasi tersebut dilakukan oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar maupun
pada saat istirahat. Observasi yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk menge-
tahui perkembangan karakter dari siswa.
Pentingnya pelaksanaan evaluasi juga diperkuat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Alemu (2013:29) dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa
terjadi perbedaan perubahan tingkah laku antara siswa laki-laki dan perempuan
yang telah mengikuti kegiatan bimbingan konseling. Alasannya adalah karena

Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 35
siswa perempuan merasa takut untuk mengikuti konseling. Terdapat perbedaan
hasil penelitian di SD N 2 Rowosari yaitu semua siswa baik laki-laki maupun
perempuan semuanya aktif mengikuti kegiatan bimbingan konseling di sekolah.
Penilaian tersebut dapat berupa penilaian jangka pendek dan jangka pan-
jang. Kalau untuk jangka pendek biasanya kami mengevaluasi karakter siswa
setelah 3 bulan, dan untuk jangka panjang kami mengevaluasi siswa setelah 6
bulan. Sedangkan untuk evaluasi proses kami berusaha untuk mengetahui
sampai sejauh mana keefektifan layanan bimbingan konseling dalam pem-
bentukan karakter siswa. Evaluasi tersebut dilakukan melalui analisis terhadap
keterlibatan guru sebagai konselor serta sarana pendukung lainnya.
Hartono (2011:8) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Implementasi
Pendidikan Karakter Pada Layanan Bimbingan Dan Konseling”. Hasil penelitian
menyatakan bahwa Program bimbingan dan konseling merupakan bagian integral
dalam keseluruhan program pendidikan pada setting persekolahan. Terdapat
persamaan dengan hasil penelitian di SD N 2 Rowosari yaitu kegiatan bimbingan
konseling yang ada di SD N 2 Rowosari merupakan suatu kegiatan yang ber-
tujuan untuk membentuk karakter siswa. Karena penanaman nilai-nilai dan
norma-norma kepada siswa/peserta didik/konseling yang sangat berperan
dalam proses pembentukan karakter mereka.
Hal-hal yang dinilai guru dalam evaluasi bimbingan konseling di SDN 2
Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal antara lain (1) kesesuaian
antara program dengan pelaksanaan, (2) keterlaksanaan program, (3) dampak
layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar, (4) respon peserta didik,
(5) keberhasilan peserta didik setelah menamatkan sekolah.
Kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis
untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan
pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara
komprehensif, jelas dan cermat maka diperoleh data atau informasi tentang
proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan evalu-
asi bimbingan konseling dapat dilakukan dalam bentuk non test yaitu melalui
observasi atau pemantauan dari karakteristik siswa.
Bentuk penilaian dalam kegiatan bimbingan konseling untuk pembentukan
karakter siswa dilakukan dalam bentuk non test. Karena untuk test, tidak ada
materi yang dapat kami ujikan kepada siswa jadi hanya non test. Kami membuat
lembar observasi yang berisi kolom-kolom tentang perkembangan siswa. Jadi
kami akan mengetahui apakah terjadi perubahan sikap siswa atau tidak. Dan
bila belum maka akan dilakukan tindak lanjut yaitu dengan terus memberikan
tugas kepada siswa sampai siswa memenuhi karakter yang diharapkan.

SIMPULAN
Perencanaan kegiatan bimbingan konseling bagi pembentukan karakter
siswa di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.
Dalam kegiatan bimbingan konseling di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowo-
sari Kabupaten Kendal juga diawali dengan kegiatan perencanaan yang dilaku-

36 Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Januari 2014: 28 - 39


kan oleh kepala sekolah, guru kelas dan guru bidang studi. Dalam perencanaan
juga membahas tentang tujuan kegiatan bimbingan konseling di sekolah yaitu
untuk pembentukan karakter siswa. Tujuan program bimbingan konseling ada-
lah pengembangan diri siswa melalui penanaman 18 nilai-nilai karakter melalui
4 bidang yaitu pribadi, sosial, belajar dan karier. Dalam perencanaan juga
membahas tentang materi, metode dan sarana yang akan digunakan dalam
kegitan bimbingan konseling.

Pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling bagi pembentukan karakter siswa


di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling untuk pembentukan karakter
siswa di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal mengacu
pada program pengembangan diri untuk pembentukan karakter siswa diinte-
grasikan dalam mata pelajaran sehingga pelaksananya menjadi tanggung jawab
dari guru kelas dan guru bidang studi. Penanaman 18 nilai-nilai karakter yang
diberikan pada siswa disisipkan pada materi yang mencakup 4 bidang yaitu
pribadi, sosial, belajar dan karier, namun yang paling menonjol adalah sosial
dan pribadi. Dalam bidang pribadi antara lain mandiri, religius, jujur dan tang-
gungjawab, dan bidang sosial antara lain kerjasama dan peduli lingkungan.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan konseling untuk pem-
bentukan karakter siswa adalah metode direktif.

Evaluasi kegiatan bimbingan konseling bagi pembentukan karakter siswa di


SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan evaluasi bimbingan konseling adalah
untuk mengetahui apakah para siswa sudah memiliki karakter yang selama
ini diberikan oleh guru atau belum. Evaluasi dalam kegiatan bimbingan kon-
seling terdiri dari dua jenis penilaian yaitu penilaian hasil dan penilain proses.
Pelaksanaan evaluasi bimbingan konseling dapat dilakukan dalam bentuk non
test yaitu melalui observasi atau pemantauan dari karakteristik siswa. Keber-
hasilan kualitas kemajuan kegiatan bimbingan konseling dinilai dari pencer-
minan 18 nilai-nilai karakter yang ditujukkan oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi, Michael Bamidele dan Moumakwa, Tshiamiso Violet . 2009. Teaching


Character Education Across the Curriculum and the Role of Stakeholders at the
Junior Secondary Level in Botswana.
Alemu. 2013. “Assessment of the Provisions of Guidance and Counseling Services
in Secondary Schools of East Harerge Zone and Hareri Region, Ethiopia”.
Middle Eastern & African Journal of Educational Research, Issue 2 Year 2013.

Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 37
Atmaja, Dwi. 2013. Dukungan dan Masukan Penyempurnaan Kurikulum 2013. http:/
/edukasi.kompasiana.com/2013/02/05/dukungan-dan-masukan-
penyempurnaan-kurikulum-2013-531517.html
Calaguas. 2012. “Academic Achievement And School Ability: Implications To
Guidance And Counseling Programs”. Journal of Arts, Science & Commerce.
E-ISSN 2229-4686. ISSN 2231-4172.
Hartono. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Layanan Bimbingan dan
Konseling. WAHANA, Volume 57, Nomor 2, Desember 2011.
Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Kertajaya, Hermawan. 2010. Grow with Character: The Model Marketing. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama
Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., dan Permana, Johar. 2011. Pendidikan
Karakter; Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Kelechi dan Ihuoma. 2011.”The Role Of Guidance Counsellors In The Career
Development Of Adolescents And Young Adults With Special Needs”. British
Journal of Arts and Social Sciences. ISSN: 2046-9578, Vol.2 No.1 (2011).P.51
LEE , Chi-Ming Angela. 2012. Moral and character education in Taiwan: History and
lessons to be drawn. the Jubilee Centre for Character and Values, Character and
Public Policy: Educating for an Ethical Life, at the University of Birmingham,
Friday 14th December 2012.
Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Nyaegah. 2011. “Principals’ And Students’ Attitudes Towards Guidance And
Counselling Servises In The Management Of Secondary Schools Of Kisii
County-Kenya”. International Journal of Business and Management Tomorrow
Vol. 1 No. 2.
Pala, Anyur. 2011. The Need For Character Education. International Journal Of Social
Sciences And Humanity Studies.vol 3, no 2, 2011 issn: 1309-8063 (online).
Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta,
Sudrajat, Akhmad. 2010. “Konsep Pendidikan Karakter”. http://akhmadsudrajat.
wordpress.com/2010/09/15/konsep-pendidikan-karakter/. Diambil pada
tanggal 24 April 2010
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

38 Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Januari 2014: 28 - 39


Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta
Yusuf, Syamsu. 2009. Landasan bimbingan dan konseling. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... (Anita Shintauli Silitonga, dkk.) 39

You might also like