Buslane Dengan Menggunakan Software Vissim
Buslane Dengan Menggunakan Software Vissim
Buslane Dengan Menggunakan Software Vissim
Abstract
Trans Jogja which carries as concept of urban transportation solution turned out with encountering problems.
The mixed traffic operating condition of Trans Jogja causes mostly peak hours-delaying. To resolve the
issue, it is necessary to do thetraffic management. In this study, primary data were collected using traffic
counting method in the morning and afternoon peak hours, traffic simulation using Vissim software had been
performed to take a model of traffic management that granting priority to Trans Jogja by planning application
of contraflow buslane.Therefore, the system was capable improving Trans Jogja performance by increasing
average speed and reducing travel time. At first, the application has significant impact in changing the queue
length and delays at the intersections due to lane width reductions. Finally, the impact can be reduced by
doing recalculation of the traffic signals at the intersections that affected by this system.
Abstrak
Bus Trans Jogja yang mengusung konsep sebagai solusi transportasi perkotaan ternyata dalam
pengoperasiannya masih menemui kendala. Bus Trans Jogja yang dioperasikan dengan kondisi lalu lintas
mixed traffic mengakibatkan terjadinya keterlambatan pada jam-jam sibuk. Sehingga, diperlukan adanya
rekayasa lalu lintas untuk menyelesaikan masalah tersebut.Dalam penelitian ini, data primer dikumpulkan
dengan melakukan survei dengan metode traffic counting pada jam sibuk pagi dan sore.Kemudian dilakukan
simulasi lalu lintas dengan software vissim untuk memodelkan rekayasa lalu lintas berupa pemberian
prioritas pada Bus Trans Jogja dengan merencanakan sistem contraflow buslane.Hasilnya, penerapan sistem
contraflow buslane mampu meningkatkan kinerja Bus Trans Jogja yang dibuktikan dengan peningkatan
kecepatan rata-rata dan menurunnya waktu tempuh yang diperlukan.Pada awalnya penerapan sistem ini
berdampak signifikan terhadap perubahan panjang antrian dan tundaan akibat adanya pengurangan lebar jalur
efektif pada pendekat simpang.Kemudian dampak tersebut dapat dikurangi dengan dilakukannya perhitungan
kembali sinyal lalu lintas pada simpang-simpang yang terkena dampak.
Kata Kunci: Trans Jogja, simulasi lalu lintas, contraflow buslane, software Vissim
PENDAHULUAN
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata dan kawasan
pendidikan tentunya membutuhkan alat transportasi massal yang mengutamakan faktor
keamanan, ketertiban, kenyamanan, maupun kemudahan transportasi.Untuk memperlancar
aktifitas tersebut diperlukan sarana dan prasarana yang menunjang kelancaran mobilitas
perjalanan dari asal menuju tujuan perjalanan.Angkutan umum merupakan solusi yang
dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015
Salah satu langkah yang diambil oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
dengan mengoperasikan Bus Trans Jogja.Namun dalam pelaksanaannya, masih banyak
permasalahan yang timbul.Bus Trans Jogja yang dioperasikan dengan kondisi lalu lintas
bercampur atau mixed traffic mengakibatkan sering terjadinya keterlambatan kedatangan
bus pada jam-jam sibuk.Sehingga pada jam-jam sibuk pengguna Bus Trans Jogja justru
dipaksa untuk menunggu lebih lama.
Saat ini, terdapat beberapa titik rawan macet yang dilalui oleh Bus Trans
Jogja.Diberlakukannya jalan satu arah pada Jl. C. Simanjuntak (ke arah selatan) dan Jl.
Prof. Dr. Yohannes (ke arah utara) menyebabkan beralihnya pengguna jalan ke Jl. Cik Di
Tiro. Hal ini menyebabkan padatnya ruas jalan Cik Di Tiro pada jam-jam sibuk, sehingga
jalur-jalur Trans Jogja yang melewati Jl. Cik Di Tiro menjadi terhambat akibat adanya
kemacetan.
Untuk itu, perlu diberlakukannya rekayasa lalu lintas untuk menyelesaikan masalah
tersebut.Salah satu gagasan yang dapat dilakukan adalah dengan memberlakukan sistem
contraflow bus laneke arah utara pada Jl. C. Simanjuntak, dan ke arah selatan pada Jl. Prof.
Dr. Yohannes.Hal tersebut dirasa memungkinkan untuk dilakukan karena kedua ruas jalan
tersebut dinilai masih cukup lebar untuk diberlakukan sistem contraflow bus lane.Dengan
diberlakukannya sistem tersebut, diharapkan dapat terwujudnya transportasi perkotaan
yang efektif dan efisien.
Untuk melakukan perencanaan rekayasa lalu lintas yang telah disebutkan tersebut,
diperlukan adanya pemodelan transportasi.Dalam penelitian yang dilakukan, digunakan
software Vissim 7 untuk melakukan pemodelan lalu lintas, dengan pengambilan data
primer berupa arus lalu lintas jaringan jalan yang ditinjau pada jam puncak pagi dan sore.
Setelah simulasi dilakukan, selanjutnya akan dilakukan perbandingan kinerja ruas,
simpang, dan Bus Trans Jogja itu sendiri, untuk mengetahui tingkat keefektifan dari
diberlakukannya sistem ini.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan Penelitian
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari foto udara jaringan jalan yang digunakan
sebagai acuan dalam pembuatan model jaringan jalan, dan data pada penelitian sebelumnya
berupa parameter-parameter dalam kalibrasi software Vissim.Data primer diperoleh
melalui survei secara langsung di lapangan berupa survei inventarisasi jalan, arus lalu
lintas, panjang antrian, dan waktu siklus di simpang-simpang pada jaringan jalan yang
dimodelkan. Survei dilakukan dihari kerja pada jam puncak pagi dan sore, hal ini
dilakukan karena diharapkan survei yang dilakukan pada hari kerja dapat menghasilkan
data yang dapat mewakili keadaan sehari-hari pada jaringan jalan tersebut. Selanjutnya
dilakukan pemodelan pada software Vissim, pemodelan jaringan jalan dibuat berdasarkan
data hasil survei inventarisasi jalan dan data input merupakan data hasil survei arus lalu
lintas pada jam puncak pagi dan sore yang telah dilakukan. Kemudian dilakukan
pemodelan pada kondisi skenario dengan membuat jalur contraflow buslane pada ruas
Jalan Prof. Yohannes dan ruas Jalan C. Simanjuntak.Hasil pemodelan kondisi eksisting dan
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015
Dengan pengaturan pada driving behavior seperti pada Tabel 1 di atas, diperoleh bahwa
panjang antrian rata-ratadan volume kendaraan dari hasil running software Vissim telah
mendekati dengan data yang ada di lapangan.Namun pada kenyataannya, terdapat
perbedaan pada variasi terjadinya panjang antrian.Panjang antrian di lapangan sangat
bervariasi/fluktuatif, sedangkan panjang antrian yang dihasilkan software Vissim
cenderung lebih konstan, seperti yang digambarkan pada grafik frekuensi antrian kumulatif
pada Gambar 1 berikut ini.
Dapat dilihat dari kedua grafik di atas, hubungan antara panjang antrian kumulatif
lapangan dengan panjang antrian kumulatif software Vissim memiliki trendline linear
mendekati garis 45°, dan dengan nilai R2 mendekati 1, hal ini membuktikan bahwa data
yang dihasilkan di lapangan dan software Vissim cukup reliabel jika diperhitungkan dari
panjang antrian kumulatifnya, dan yang membedakan hanyalah persebaran kejadian antrian
di lapangan dengan hasil running software Vissim.
akan dilalui Bus Trans Jogja dan menghindari adanya kemacetan pada ruas Jalan Cik Di
Tiro pada jam-jam sibuk.
Gambar 4Perbandingan Kecepatan dan Waktu Tempuh Rata-Rata Bus Trans Jogja
Dari analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kecepatan rata-
rata pada kondisi skenario.Hal ini dikarenakan pada kondisi skenario, rute Bus Trans Jogja
direncanakan melewati lajur khusus bus yang telah dibuat pada ruas Jalan C. Simanjuntak
dan Jalan Prof. Dr. Yohannes, sehingga pada saat melewati lajur khusus bus, Bus Trans
Jogja dapat mendekati kecepatan rencana, yaitu sekitar 40 km/jam. Sedangkan pada
kondisi eksisting, Bus Trans Jogja melewati jalur yang bercampur dengan kendaraan
lainnya, sehingga sulit untuk mencapai kecepatan rencana akibat padatnya arus lalu lintas.
Selain itu, diperoleh data bahwa terjadi penurunan waktu tempuh pada seluruh trayek Bus
Trans Jogja.Hal ini sangat mungkin terjadi karena telah diperoleh data bahwa terjadi
kenaikan kecepatan rata-rata pada Bus Trans Jogja untuk semua trayek.Selain itu rute yang
diterapkan pada jalur skenario juga cukup memangkas jarak, sehingga waktu tempuh Bus
Trans Jogja menjadi semakin singkat.Ditambah lagi pada kondisi eksisting, Bus Trans
Jogja harus berhenti pada beberapa persimpangan, sedangkan pada kondisi skenario, Bus
Trans Jogja dirancang agar mendapatkan prioritas ketika melewati persimpangan.
analisis yang telah dilakukan, perbedaan kerapatan dan kecepatan rata-rata pada kedua ruas
jalan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
3. Simpang Mirota
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dan ditunjukkan pada grafik-grafik yang disajikan
pada Gambar 6 sampai dengan Gambar13.Pada awalnya pemberlakuan kondisi skenario
menyebabkan terjadinya perubahan panjang antrian dan tundaan yang signifikan
(ditunjukkan dengan grafik berwarna merah), terutama pada lengan selatan Simpang Sagan
dan lengan utara Simpang Terban, yaitu pada ruas jalan Prof. Yohannes dan ruas Jalan C.
Simanjuntak. Hal ini terjadi karena ruas jalan tersebut mengalami pengurangan lebar jalur
efektif sebesar 2,5 meter yang digunakan sebagai jalur contraflow buslane. Pengurangan
ini nyatanya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap panjang antrian dan tundaan
yang terjadi pada lengan simpang tersebut.Namun, setelah dilakukan perhitungan ulang
pada waktu siklus efektif keempat simpang, dihasilkan bahwa perubahan panjang antrian
dan tundaan yang terjadi tidaklah terlalu signifikan (ditunjukkan dengan grafik berwarna
hijau).Bahkan beberapa lengan simpang yang awalnya memiliki antrian yang sangat
panjang juga ikut mengalami penurunan yang signifikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan pembuatan pemodelan kondisi
skenario penerapan sistem contraflow buslane pada ruas jalan Prof. Yohannes dan ruas
Jalan C. Simanjuntak diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Penerapan kondisi skenario mampu meningkatkan kinerja Bus Trans Jogja yang
dibuktikan dengan peningkatan kecepatan rata-rata dan pengurangan waktu tempuh Bus
Trans Jogja.
2. Penerapan kondisi skenario menyebabkan adanya peningkatan kerapatan pada ruas
Jalan C. Simanjuntak dan Jalan Prof. Yohannes dan penurunan kecepatan rata-rata
kendaraan pada ruas jalan tersebut. Namun keduanya tidak mengalami perubahan yang
signifikan.
3. Penerapan kondisi skenario pada mulanya berdampak signifikan terhadap kinerja
simpang yang dilalui jalur contraflow buslane, sehingga penerapan skenario ini harus
disertai dengan langkah optimalisasi atau perhitungan kembali sinyal lalu lintas pada
simpang yang terkena dampak.
DAFTAR PUSTAKA
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015