Pemberian Asi Ekslusif, Suplemen Vitamin A Dan Asupan Seng Dengan Risiko Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita Di Puskesmas Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Pemberian Asi Ekslusif, Suplemen Vitamin A Dan Asupan Seng Dengan Risiko Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita Di Puskesmas Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Pemberian Asi Ekslusif, Suplemen Vitamin A Dan Asupan Seng Dengan Risiko Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita Di Puskesmas Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
ABSTRACT
Pneumonia is the leading cause of death in children. Many factors can influence the increased
incidence of pneumonia in young children, Among them are age, sex, nutritional status, low birth
weight, immunization status, Exclusive breastfeeding, and vitamin A. This study aims to determine the
relationship of exclusive breastfeeding, supplements vitamin A, and zinc intake with the incidence of
pneumonia in children under five in sub-district Puskesmas Puuwatu Kendari. This study uses a case-
control design. Take place at sub-district Puskesmas Puuwatu Kendari. A sample of 32 samples taken
using P = prevalence of LBW infants (0.092%), d = absolute precision (10%), Z = confidence interval
(95% = 1.96). Taken with accidental sampling technique, and performed on samples Matching namely
age, where the age of the sample of cases and controls were age 1 to 5 years. Data analysis was
conducted to see the value Odds Ratio (OR), Odds Ratio (OR) = ad/bc with confidence interval (CI) =
95%. The results showed that young children who are not breastfed Exclusive 3.4 times greater risk of
pneumonia compared with exclusive breastfeeding of children under five, which marked the value of
OR = 3.40. Infants and children who do not complete vitamin A supplementation 2.4 times greater risk
of developing pneumonia than children under five who complete vitamin A supplementation, which
marked the value of OR = 2.49. Infants and children who lack their zinc intake were 2.4 times greater
risk of pneumonia compared with toddlers sufficient intake of tin, which is marked with OR = 2.43.
This study concluded that children who are not breastfed Exclusive have an increased risk of
pneumonia. Supplementation with vitamin A complete and sufficient zinc intake in children under five
among children could reduce the incidence of pneumonia.
nilai 1 tidak diantara batas atas dan batas bawah HASIL PENELITIAN
CI dan nilai batas bawah harus lebih dari 1 atau Jenis Kelamin dan Umur
hubungan dikatakan bermakna apabila nilai Sampel terdiri dari 64 orang, yang
Lower Limit dan Upper Limit tidak mencakup terbagi dalam 2 kelompok yakni kasus dan
nilai 1. Analisis Bivariat dilakukan untuk kontrol. Masing-masing kelompok berjumlah
pengujian Hipotesis dengan batas kemaknaan 32 orang. Adapun karakteristik sampel dapat
yang digunakan adalah 0,05 dengan α=1,96. dilihat pada tabel 1 .
Kelompok
Karakteristik Kasus Kontrol
n % n %
Jenis Kelamin
Perempuan 13 41 17 53
Laki-laki 19 59 15 47
Kelompok Umur (Tahun)
1–3 19 59 13 41
4–5 13 41 19 59
Kelompok
OR
Variabel Kasus Kontrol
CI 95%
n % n %
ASI Ekslusif
3,40
Risiko 24 75 15 47
1,17 - 9,80
Tidak Berisiko 8 25 17 53
Kapsul Vitamin A
2,49
Risiko 17 53 10 31 0,89 - 6,91
Tidak Berisiko 15 47 22 69
Asupan Seng
2,43
Risiko 20 62 13 41 0,89 - 6,65
Tidak Berisiko 12 38 19 59
Tabel 2 menunjukkan bahwa bahwa dan nilai lower limit=1,17. Hal ini
dari 32 sampel pada kelompok kasus, sebagian menunjukkan bahwa anak balita yang tidak
besar yaitu 24 (75%) termasuk dalam kelompok diberi ASI Ekslusif memiliki risiko terkena
risiko (tidak diberi ASI Eksklusif) sebaliknya Pneumonia/ISPA 3,40 kali lebih besar
dari 32 sampel pada kelompok kontrol sebesar dibandingkan dengan anak balita yang ASI
17 (53%) tidak berisiko (memberikan ASI Ekslusif. Adapun Pemberian kapsul vitamin
Ekslusif). Hasil Analisa statistik didapatkan A, sebagian besar yaitu 17 (53%) termasuk
nilai OR=3,40 dengan nilai upper limit=9,80 dalam kelompok risiko (tidak lengkap vitamin
A) sebaliknya dari 32 sampel pada kelompok yang tepat. Air susu ibu juga mengandung zat-
kontrol sebesar 22 (69%) tidak berisiko zat yang disebut antibodi, yang dapat
(memberikan vitamin A secara lengkap). Hasil melindungi bayi dari serangan penyakit selama
analisa statistik didapatkan nilai OR=2,49 ibu menyusuinya, dan beberapa waktu sesudah
dengan nilai upper limit=6,91 dan nilai lower itu. Bayi yang senantiasa mengkonsumsi air
limit=0,89, diketahui hasil nilai lower limit <1. susu ibu jarang mengalami salesma dan infeksi
Ini berarti pemberian vitamin A merupakan saluran pernafasan bagian atas pada tahun
faktor proteksi atau dengan kata lain anak balita pertama kelahiran, jika dibandingkan dengan
yang lengkap pemberian kapsul vitamin A bayi yang tidak mengkonsumsinya.
dapat mengurangi terjadinya penyakit Pertumbuhan dan perkembangan bayi pun
Pneumonia 0,89 kali dibandingkan anak balita berlangsung dengan baik berkat air susu ibu
yang tidak lengkap pemberian kapsul vitamin (Prasetyono, 2012).
A. Penelitian (Kristjana et al., 2014)
Pada asupan Seng sebagian besar yaitu menunjukkan bayi yang diberi ASI sampai 4
20 (62%) memiliki asupan Seng dalam kategori bulan memiliki imun lebih besar dari pada bayi
risiko (rendah asupan Seng) dan dari 32 yang tidak diberi ASI. Antibodi IgA pada ASI
kelompok kontrol sebesar 19 (59%) memiliki dapat melindungi bayi terhadap infeksi dengan
asupan Seng dengan kategori tidak berisiko menetralisir pathogen di permukaan mukosa.
(cukup asupan Seng). Hasil analisa statistik Menurut (Nirwana, 2014) salah satu faktor
didapatkan nilai OR=2,43 dengan nilai upper risiko pneumonia yaitu tidak mendapat ASI
limit=6,65 dan nilai lower limit=0,89, diketahui eksklusif. ASI telah terbukti akan membuat
hasil lower limit<1. Ini berarti asupan Seng bayi menjadi lebih kuat dan dapat terhindar dari
merupakan faktor proteksi atau dengan kata lain serangan berbagai penyakit, salah satunya yaitu
anak balita yang cukup asupan Sengnya dapat pneumonia
mengurangi kejadian penyakit Pneumonia 0,89
kali dibandingkan anak balita yang kurang Hubungan Pemberian Suplemen Vitamin A
asupan Sengnya. dengan Kejadian Pneumonia
Hasil penelitian ini menunjukkan
PEMBAHASAN bahwa anak balita yang lengkap pemberian
Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan kapsul vitamin A dapat mengurangi terjadinya
Kejadian Pneumonia penyakit pneumonia di Puskesmas Puuwatu
Hasil penelitian diketahui ada Kota Kendari. Hasil penelitian ini sejalan
hubungan pemberian ASI Ekslusif dengan dengan penelitian (Fatimah, Sukarsa, & Made
kejadian Pneumonia pada anak balita di Susilawati, 2015) yang menunjukkan bahwa
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari. Hasil variabel-variabel yang berpengaruh signifikan
penelitian menunjukan bahwa anak balita yang terhadap data risiko penyakit pneumonia pada
tidak ASI Ekslusif 3,40 kali lebih besar berisiko balita di Provinsi Jawa Timur tahun 2012
terkena Pneumonia dibandingkan anak yang adalah persentase berat bayi lahir rendah,
ASI Ekslusif. Penelitian ini sejalan dengan persentase balita yang mendapatkan imunisasi
penelitian (Choyron, Raharjo, & Werdani, campak dan persentase balita yang
2015) yang menunjukkan ada hubungan mendapatkan vitamin A.
pemberian ASI eksklusif dengan kejadian Vitamin A menjadi faktor penentu
pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Pedan dalam proses diferensiasi sel, terutama sel
Klaten dengan nilai estimasi faktor risiko goblet yang dapat mengeluarkan mukus. Mukus
diperoleh OR sebesar 3,095 sehingga dapat melindungi sel-sel epitel dari serbuan
diartikan bahwa balita yang tidak mendapatkan mikroorganisme dan partikel lain yang
ASI eksklusif mempunyai risiko terkena berbahaya. Kekurangan vitamin A menghalangi
pneumonia sebesar 3,095 kali dibandingkan fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan
balita yang mendapatkan ASI eksklusif. mukus dan digantikan oleh sel epitel bersisik
Secara teori telah diketahui bahwa dan kering. Membran mukosa tidak dapat lagi
kandungan dalam ASI yang diminum bayi mengeluarkan cairan mukus dengan sempurna
selama pemberian ASI eksklusif sudah sehingga mudah terserang bakteri (Keperien,
mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai Bastian, Gunther) dalam (Nurnajiah, Rusdi, &
kesehatan bayi. Air susu ibu mengandung Desmawati, 2016).
protein, lemak, gula, dan kalsium dengan kadar