Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Sistem Reproduksi: Askep Mioma
Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Sistem Reproduksi: Askep Mioma
Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Sistem Reproduksi: Askep Mioma
Oleh:
KELOMPOK 3 & 4
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
Mioma Uteri merupakan tumor jinak dari otot rahim. Jumlah penderita
mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak
menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan
penyakit multifaktorial. Secara umum angka kejadian mioma uteri diprediksi
mencapai 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun. Hampir separuh dari
kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada
penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa
mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Penyakit mioma uteri berasal
dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini
disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor
estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium)
sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan
(membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah
menopause (mengecil pada pascamenopause).
2
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui pengertian mioma.
1.3.2 Mengetahui etiologi mioma.
1.3.3 Mengetahui klasifikasi mioma.
1.3.4 Mengetahui patofisiologi mioma.
1.3.5 Mengetahui WOC mioma.
1.3.6 Mengetahui tanda dan gejala mioma.
1.3.7 Mengetahui penanganan mioma.
1.3.8 Mengetahui ASKEP mioma.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar
estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal
ini mempercepat pembesaran mioma uteri. Efek estrogen pada pertumbuhan
mioma mungkin berhubungan dengan respon dan faktor pertumbuhan lain.
Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, dan faktor
pertumbuhan epidermal.
6. Paritas
Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara dibandingkan
dengan wanita yang mempunyai riwayat melahirkan 1 (satu) kali atau 2 (2)
kali
Faktor terbentuknya tomor:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang terjadinya reflikasi pada saat sel-sel
yang mati diganti oleh sel yang baru merupakan kesalahan genetika
yang diturunkan dari orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan
kanker pada usia dini. Jika seorang ibu mengidap kanker payudara, tidak
serta merta semua anak gandisnya akan mengalami hal yang sama,
karena sel yang mengalami kesalahan genetik harus mengalami
kerusakan terlebih dahulu sebelum berubah menjadi sel kanker. Secara
internal, tidak dapat dicegah namun faktor eksternal dapat dicegah.
Menurut WHO, 10% – 15% kanker, disebabkan oleh faktor internal dan
85%, disebabkan oleh faktor eksternal (Aspiani, 2017).
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat merusak sel adalah virus, polusi udara,
makanan, radiasi dan berasala dari bahan kimia, baik bahan kimia yang
ditam,bahkan pada makanan, ataupun bahan makanan yang bersal dari
polusi. Bahan kimia yang ditambahkan dalam makanan seperti
pengawet dan pewarna makanan cara memasak juga dapat mengubah
makanan menjadi senyawa kimia yang berbahaya. Kuman yang hidup
dalam makanan juga dapat menyebarkan racun, misalnya aflatoksin
pada kacang-kacangan, sangat erat hubungannya dengan kanker hati.
5
Makin sering tubuh terserang virus makin besar kemungkinan sel
normal menjadi sel kanker. Proses detoksifikasi yang dilakukan oleh
tubuh, dalam prosesnya sering menghasilkan senyawa yang lebih
berbahaya bagi tubuh,yaitu senyawa yang bersifat radikal atau
korsinogenik. Zat korsinogenik dapat menyebabkan kerusakan pada sel.
2.3. Klasifikasi Mioma
Mioma uteri menurut letaknya dibagi menjadi 3 yaitu
Mioma submukosum : dibawah endometrium dan menonjol ke
cavum uteri
Mioma intramural : berada di dinding uterus di antara serabut
myometrium
Mioma subserosum : tumbuh keluar dinding uterus sehingga
menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa (Nugroho, 2013).
2.4. Patofisiologi
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium
dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium mendesak
menyusun semacam pseudokapsula atau sampai semua mengelilingi tumor didalam
uterus mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila ada
satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak
bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus mioma dapat
menonjol kedepan sehingga menekan dan mendorong kandung kemih keatas
sehingga sering menimbulkan keluhan miksi (Aspiani, 2017).
Secara makroskopis, tumor ini biasanya berupa massa abu-abu putih, padat,
berbatas tegas dengan permukaan potongan memperlihatkan gambaran kumparan
yang khas. Tumor mungkin hanya satu, tetapi umumnya jamak dan tersebar di
6
dalam uterus, dengan ukuran berkisar dari benih kecil hingga neoplasma masif yang
jauh lebih besar dari pada ukuran uterusnya. Sebagian terbenam didalam
miometrium, sementara yang lain terletak tepat di bawah endometrium
(submukosa) atau tepat dibawah serosa (subserosa). Terakhir membentuk tangkai,
bahkan kemudian melekat ke organ disekitarnya, dari mana tumor tersebut
mendapat pasokan darah dan kemudian membebaskan diri dari uterus untuk
menjadi leimioma “parasitik”. Neoplasma yang berukuran besar memperlihatkan
fokus nekrosis iskemik disertai daerah perdarahan dan perlunakan kistik, dan
setelah menopause tumor menjadi padat kolagenosa, bahkan mengalami kalsifikasi.
2.5. WOC
Mioma urteri
Gangguan
Risiko syok Nekrosis, radang Nyeri eliminasi urin
Akut
7
2.6 Tanda dan Gejala Mioma Urteri
1. Perdarahan abnormal uterus
Perdarahan menjadi manifestasi klinik utama pada mioma dan hal ini
terjadi pada 30% penderita. Bila terjadi secara kronis maka dapat terjadi
anemia defisiensi zat besi dan bila berlangsung lama dan dalam jumlah
yang besar maka sulit untuk dikoreksi dengan suplementasi zat besi.
2. Nyeri
Mioma tidak menyebabkan nyeri dalam pada uterus kecuali apabila
kemudian terjadi gangguan vaskuler. Nyeri lebih banyak terkait dengan
proses degenerasi akibat oklusi pembuluh darah, infeksi, torsi tangkai
mioma atau kontraksi uterus sebagai upaya untuk mengeluarkan mioma
subrerosa dari kavum uteri.
3. Efek tekanan
Walaupun mioma dihubungkan dengan adanya desakan tekan, tetapi
tidaklah mudah untuk menghubungkan adanya penekanan organ dengan
mioma. Bila ukuran tumor lebih besar lagi, akan terjadi penekanan
ureter, kandung kemih dan rectum.
2.7 Penanganan Mioma Uteri
a. Penanganan konservatif dilakukan jika mioma yang kecil muncul pada
pra dan postmenopause tanpa adanya gejala. Cara penanganan konsevatif
adalah sebagai berikut.
Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
Jika terjadi anemia kemungkinan Hb menurun.
Pemberian zat besi.
Penggunaan agonis GnRH (gonadotropin-releasing hormone)
leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari pertama sampai ketiga
menstruasi setiap minggu, sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan
pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan
sekresi gonodotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang
serupa ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum
dalam mengurangi ukuran tumor diobsevasi dalam 12 minggu.
8
b. Penanganan operatif, dilakukan bilah terjadi hal-hal berikut.
Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
Pertumbuhan tumor cepat.
Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
Dapat mempersulit kehamilan berikutnya.
Hiperminorea pada mioma submukosa.
Penekanan organ pada sekitarnya.
2.8 Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Anamnesa
Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan
dengan keluarga, pekerjaan, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma uteri, misalnya
timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif lama. Kadang-kadang
disertai gangguan haid
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma saat dilakukan
pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan, manipulasi jaringan
organ. Rasa nyeri setelah bedah dan adapun yang yang perlu dikaji pada
rasa nyeri adalah lokasih nyeri, intensitas nyeri, waktu dan durasi serta
kualitas nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita dan jenis
pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri, tanyakan
penggunaan obat-obatan, tanyakan tentang riwayat alergi, tanyakan
riwayat kehamilan dan riwayat persalinan dahulu, penggunaan alat
kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
9
Riwaya Penyakit Keluarga
Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga mempunyai
penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung,
penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan riwayat
penyakit mental.
Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang perlu
diketahui adalah
o Keadaan haid
Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab mioma
uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe dan mengalami
atrofi pada masa menopause.
o Riwayat kehamilan dan persalinan
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, dimana
mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan
hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam jumlah yang besar.
Faktor Psikososial
o Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktor-
faktor budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang
dimiliki pasien mioma uteri, dan tanyakan mengenai seksualitas dan
perawatan yang pernah dilakukan oleh pasien mioma uteri.
o Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri,
peran diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan
hubungan terhadap orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis
kegiatan yang di sukai pasien mioma uteri, mekanisme pertahanan
diri, dan interaksi sosial pasien mioma uteri dengan orang lain.
Pola Kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma uteri yang harus
dikaji adalah frekuensi, jumlah, tanyakan perubahan nafsu makan yang
terjadi.
10
Pola eliminasi
Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB terakhir.
Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna, dan
bau.
Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis olahraga dan
frekwensinya, tanyakan kegiatan perawatan seperti mandi, berpakaian,
eliminasi, makan minum, mobilisasi
Pola Istirahat dan Tidur
Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat siang dan
malam hari, masalah yang ada waktu tidur.
Pemeriksaan Fisik
o Keadaan Umum : Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
o Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
o Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan
rambut.
Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya
pembengkakan konka nasal/tidak.
Telinga : lihat kebersihan telinga.
Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan
rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya penbesaran tonsil.
Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya
pembengkakan kelenjar getah bening/tidak.
Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler
dan sirkulasi, ketiak dan abdomen.
Abdomen
Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol,
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
11
Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada
ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri
Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi,
perdarahan diluar siklus menstruasi.
12
4. monitor tanda vital sebelum
dan sesudah diberi analgesic
2. Risiko syok Setelah dilakukan Pencegahan Syok
berhubungan dengan tindakan keperawtan Aktivitas:
pendarahan 1x24 jam,diharapakn 1.monitor adanya respon
Defenisi: beresiko tidak terjadi syok konpensasi terhadap syok
terhadap hipovolemik dengan 2.monitor adanya tanda-tanda
ketidakcukupan aliran kriteria: respon sindroma inflamasi
darah ke jaringan tubuh 1.tanda vital dalam sistemik
yang dapat batas normal 3.monitor terhadap adanya
mengakibatkan 2.tugor kulit baik tanda awal reaksi alergi
disfungsi seluler yang 3.tidak ada sianosis 4. monitor suhu dan status
dapat mengancam jiwa 4.tidak ada diapresis respirasi
Faktor risiko: 5.membran mukosa 5. monitor tanda dan gejala
a.hipoksemia kemerahan asites
b. hipoksia
c. infeksi
d. sepsis
3. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan Manajemen eliminasi urine
urine berhubungan tindakan keperawtan Aktivitas:
dengan penekanan 1x24 jam,diharapkan 1.monitor eliminasi urine
oleh massa jaringan eliminasi urine termasuk frekuensi,
neoplasma pada organ kembali normal konsistensi, bau, volume
sekitarnya, gangguan dengan kriteria hasil: 2.monitor tanda dan gejala
sensorik motoric 1.pola eliminasi retensi urin
Defenisi: pengosongan kembali normal 3. melaporkan urine output
kantung kemih tidak 2.bau urine tidak ada 4.bantu pasien dalam
komplit 3.jumlah urine dalam mengembangkan rutinitas
Batasan karakteristik: batas normal toileting
Tidak adanya keluaran 4. warna urine normal 5.monitor tanda dan gejala
urine 5. intake cairan dalam infeksi saluran kemih
Distensi kandung kemih batas normal
13
Dysuria
Residu urin
Faktor yang
berhubungan:
Sumbatan
Tekanan ureter tinggi
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang
berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Menurut Aspiani (2017) ada
beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor predisposisi terjadinya mioma
uteri : Umur, Hormon Endogen (endogenous hormonal), Riwayat keluarga,
Makanan, Kehamilan, Paritas. Mioma uteri menurut letaknya dibagi menjadi 3
yaitu: Mioma submukosum, Mioma intramural, Mioma subserosum.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17