Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Program Safe Motherhood Terdiri Dari 4 Pilar:: I. Keluarga Berencana (KB)

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

NAMA : ACHMAD RIFAI

NIM : 09029038

KELAS : III/A

Program Safe Motherhood Terdiri Dari 4 Pilar:

I. KELUARGA BERENCANA (KB)

Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda
kenal. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan
menentukan sendiri kapan Anda ingin hamil. Bila Anda memutuskan untuk
tidak segera hamil sesudah menikah, Anda bisa ber-KB.Layanan KB di seluruh
Indonesia sudah cukup mudah diperoleh. Ada beberapa metoda pencegahan
kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda pilih
sendiri.

Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak
seorang pun bisa menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda.
Tetapi kalau alat yang Anda pilih bisa membahayakan diri Anda sendiri atau,
memperparah penyakit yang sudah anda derita, pekerja kesehatan mungkin
menyarankan alat lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak ada paksaan,
bila Anda telah mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan
keselamatan Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan persalinan,
selayaknya Anda mengikuti program KB atas kesadaran sendiri. Bacalah
penjelasan di bawah ini.
Manfaat-manfaat KB

Setiap tahun, ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai


masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan
(aborsi) yang tak aman. KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di
masa kehamilan umpamanya, KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya
akibat :

1. Kehamilan terlalu dini


Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17
tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Mengapa?
karena tubuhnya belum sepenihnya tumbuh; belum cukup matang dan
siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya pun dihadang oleh risiko
kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.
2. Kehamilan terlalu “telat”
Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan
melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai
problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan
melahirkan.
3. Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakan jaraknya
Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh
perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil
lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai
masalah bahkan juga bahaya kematian, menghadang.
4. Terlalu sering hamil dan melahirkan
Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya
kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain,
bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi.
Jutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan
metoda-metoda KB yang kami paparkan dalam halaman-halaman berikutnya.
Malahan metoda-metoda itu lebih aman ketimbang hamil dan bersalin.

Bila Anda memilih untuk tetap ber-KB

Sebagian perempuan menginginkan banyak anak – khususnya di tengah-


tengah masyarakat-masyarakat yang miskin, tak memperoleh pembagian
tanah yang adil, sumberdaya kurang, dan keuntungan social tipis. anak-anak
membantu pekerjaan orangtua sehari-hari, dan merawat mereka di usia lanjut.
di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan
(hanya orangtua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah
anak). Tetapi sebagin perempuan lain menganggap bahwa anyaknya anak
justru makin memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib
mereka. banyak orangtua yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak;
tidak mampu memberi mereka penghidupan yang layak; tak mampu
menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya anak-anak
mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi mereka. Umumnya
perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan
yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta
statusnya cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya. Yang jelas, tak
peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada, Anda akan lebih
sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila Anda memegang
kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan anda miliki, dan kapan
akan hamil. Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari
segala penjuru untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang
nasihat-nasihat orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau
tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda sendiri. Kalau Anda sudah
mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang
paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus
mempelajari untung-rugi tiap metoda lebih dahulu.

Ada 5 corak metoda KB:

1. Metoda perintang, yang bekerja dengan cara mengahlangi sperma dari


pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan).
2. Metoda hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel
telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim
tak menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki.
3. Metoda yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim
(IUD), gunanya untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.
4. Metoda alamiah, yang membantu Anda mengetahui kapan masa subur
Anda, sehingga Anda dapat menghindari hubungan seks pada masa itu.
5. Metoda permanen, atau metoda yang menjadikan Anda taua pasangan
Anda tidak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya; lewat suatu operasi.

II. PELAYANAN ANTENATAL

Pelayanan antenatal sangat penting untuk mendeteksi lebih dini


komplikasi kehamilan. Selain itu, juga menjadi sarana edukasi bagi perempuan
tentang kehamilan. Komponen penting pelayanan antenatal meliputi:
a. Skrining dan pengobatan anemia, malaria, dan penyakit menular
seksual.
b. Deteksi dan penanganan komplikasi seperti kelainan letak, hipertensi,
edema, dan pre-eklampsia.
c. Penyuluhan tentang komplikasi yang potensial, serta kapan dan
bagaimana cara memperoleh pelayanan rujukan

Pelayanan antenatal memiliki tujuan untuk:

1. Mencegah adanya komplikasi obstetri

2. Mendeteksi komplikasi sedini mungkin

3. Penanganan secara memadai dan profesional

III. PERSALINAN YANG AMAN

Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap


penolong kelahiran atau persalinan mempunyai kemampuan, ketrampilan, dan
alat untuk memberikan pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan
pelayanan nifas pada ibu dan bayi.

Sebagian besar komplikasi obstetri yang berkaitan dengan kematian ibu


tidak dapat dicegah dan diramalkan, tetapi dapat ditangani bila ada pelayanan
yang memadai. Kebanyakan pelayanan obstetri esensial dapat diberikan pada
tingkat pelayanan dasar oleh bidan atau dokter umum. Akan tetapi, bila
komplikasi yang dialami ibu tidak dapat ditangani di tingkat pelayanan dasar,
maka bidan atau dokter harus segera merujuk dengan terlebih dahulu
melakukan pertolongan pertama. Dengan memperluas berbagai pelayanan ke-
sehatan ibu sampai ke tingkat masyarakat dengan jalur efektif ke fasilitas
rujukan, keadaan tersebut memastikan bahwa setiap wanita yang mengalami
komplikasi obstetri mendapat pelayanan gawat darurat secara cepat dan tepat
waktu.
IV. PELAYANAN OBSTETRI ESENSIAL

Memastikan bahwa tempat pelayanan kesehatan dapat memberikan


pelayanan obstetri untuk risiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil
yang membutuhkan.

Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana


Strategis (Renstra) jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan
kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang
dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk menjamin
pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah
yang dikenal dengan sebutan "Making Pregnancy Safer (MPS)" melalui tiga
pesan kunci.

Tiga pesan kunci MPS itu adalah:

1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih,


2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat akses terhadap pencegahan kehamilan,
3. Setiap wanita usia subur mempunyai tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran.

Dari pelaksanaan MPS, target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun
2010 adalah angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup
dan angka kematian bayi baru lahir menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup.
Dalam kerangka inilah Departemen Kesehatan bersama Program Maternal &
Neonatal Health (MNH) sejak tahun 1999 mengembangkan berbagai
pendekatan baru yang didasarkan pada praktek-praktek terbaik (best
practices) yang diakui dunia untuk membantu memperbaiki kondisi
kesehatan ibu melahirkan dan bayi baru lahir di beberapa daerah intervensi
di Indonesia.

Pelayanan obstetri esensial pada hakekatnya adalah tersedianya


pelayanan secara terus menerus dalam waktu 24 jam untuk bedah cesar,
pengobatan penting (anestesi, antibiotik, dan cairan infus), transfusi darah,
pengeluaran plasenta secara manual, dan aspirasi vakum untuk abortus
inkomplet. Tanpa peran serta masyarakat, mustahil pelayanan obstetri
esensial dapat menjamin tercapainya keselamatan ibu. Oleh karena itu,
diperlukan strategi berbasis masyarakat yang meliputi:

a. Melibatkan anggota masyarakat, khususnya wanita dan pelaksanaan


pelayanan setempat, dalam upaya memperbaiki kesehatan ibu.
b. Bekerjasama dengan masyarakat, wanita, keluarga, dan dukun untuk
mengubah sikap terhadap keterlambatan mendapat pertolongan.
c. Menyediakan pendidikan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang komplikasi obstetri serta kapan dan dimana mencari
pertolongan.

You might also like