Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Akpem 11 - SKPD Ppkd-1

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 39

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

PADA SKPD DAN PPKD

Tugas Mata Kuliah


Akuntansi Pemerintahan

Oleh:
Dewi Ayu Hartinah (150810301035)
Triana Novitasari (150810301044)
Tiara Primavika Bestari (150810301135)

PROGAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Pada SKPD Dan PPKD”
dapat terselesaikan . Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada Andriana,
S.E, M.Sc, Ak. selaku dosen mata kuliah Akuntansi Pemerintahan. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari semua pihak yang ikut berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini berisi tentang bagaimana sistem akuntansi yang berjalan pada
akuntansi pemerintah daerah, terutama yang SKPD dan PPKD. Diharapkan tersusunnya
makalah ini dapat menjadi wadah untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca. Diharapkan pula agar nantinya pembaca dapat mengembangkan apa yang telah
tertuang pada makalah ini.
Makalah ini telah disusun dengan sebaik-baiknya, namun tidak ada hal yang
sempurna di dunia ini, begitu pula makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan guna terciptanya makalah yang lebih baik.

Jember, Mei 2018

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
BAB III. PENTUPAN ................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi
sektor publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan
dengan keuangan daerah. Yang disebut keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Ruang lingkup keuangan negara yang dikelola langsung oleh Pemerintah
Pusat adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan yang
dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah adalah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD). Baik APBN maupun APBD merupakan inti dari
akuntansi keuangan pemerintahan. Oleh karena itu, kedudukan APBN dan APBD
dalam penatausahaan keuangan dan akuntansi pemerintahan sangatlah penting.
Setelah dikeluarkannya paket Undang-Undang Keuangan Negara yaitu UU
No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, maka informasi keuangan
negara yang meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dilengkapi dengan
informasi Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan,selain
informasi mengenai Laporan Realisasi APBN/APBD. Pelaporan keuangan
pemerintah selanjutnya harus mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah seperti
yang tertuang dalam PP 71 Tahun 2010.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Akuntansi SKPD?
2. Bagaimana Sistem Anggaran SKPD?
3. Bagaimana Prosedur Akuntansi dalam SKPD?
4. Apa yang dimaksud dengan Sistem Akuntansi PPKD?
5. Bagaimana Prosedur Akuntansi PPKD?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini tidak hanya sebatas
memenuhi tugas Perkuliahan akan tetapi juga diharapakan bertujuan untuk :
1. Dapat dijadikan sebagai bahan infromasi bagi mahasiswa atau pembaca
lainnya sistem akuntansi pemerintah daerah
4
2. Dapat memberikan informasi untuk seorang yang berprofesi akuntansi di
pemerintah daerah.
3. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan makalah yang
berhubungan dengan sistem akuntansi pemerintah daerah

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. AKUNTANSI SPKD
A. SISTEM AKUNTANSI SKPD
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unit pemerintahan di
lingkungan pemda selaku pengguna anggaran, yang dapat berbentuk dinas, badan,
dan kantor ataupun satuan. Sebagai pengguna anggaran, SKPD harus
menyelenggarakan sistem akuntansi guna menghasilkan laporan keuangan sebagai
bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang dikelolanya.
Di dalam sistem pengelolaan APBD mengharuskan seluruh penerimaan uang
oleh SKPD disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah dan pengeluaran dilakukan
dari rekening Kas Umum Daerah. Istilah Kas Umum Daerah sering juga disebut
Kas Daerah atau sering disingkat Kasda. Pengelola Kasda adalah PPKD yang
secara otomatis adalah BUD.
Dengan demikian, walaupun SKPD telah memiliki dokumen pelaksanaan
anggaran (DPA), aliran kas masuk ke pengguna anggaran yang berasal dari
pendapatan daerah harus disetorkan ke Kas Daerah. Demikian juga untuk setiap
pembayaran belanja SKPD, uang yang digunakan adalah uang yang berasal dari
Kas Daerah yang dibayarkan baik dengan cara pembayaran langsung (LS) oleh
BUD ke pihak penerima pembayaran ataupun melalui bendahara pengeluaran
SKPD dengan mekanisme uang persediaan/tambah uang persediaan (UP/GU/TU).
Mekanisme di atas akan menimbulkan hubungan antara SKPD dengan PPKD
(selaku BUD). Untuk tujuan akuntansi, hubungan antara berbagai SKPD dan
PPKD selaku BUD dapat dipandang dari dua aspek berikut :
a. Aspek hubungan keuangan
Hubungan antara SKPD dan PPKD dapat dipandang sebagai hubungan antara
kantor pusat dan kantor cabang. PPKD diperlakukan sebagai kantor pusat,
sementara itu SKPD, diperlakukan sebagai kantor cabang.

b. Aspek pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran


Hubungan antara SKPD dan PPKD sebagai entitas yang mandiri, sehingga
SKPD dan PPKD masing-masing mempunyai tanggung jawab untuk menyusun
laporan keuangannya masing-masing. Hubungan kantor pusat dan cabang yang

6
diaplikasikan pada akuntansi di SKPD dan PPKD ini dapat dilihat dengan
digunakannya akun Rekening Koran PPKD (RK-PPKD) pada setiap SKPD.
Sementara itu, PPKD menggunakan akun Rekening Koran SKPD (RK-SKPD).
Dengan demikian, akun RK-SKPD dan akun RK-PPKD merupakan akun
resiprokal yang mencerminkan hubungan timbal-balik keuangan antara PPKD
(selaku BUD) dan SKPD (selaku pengguna anggaran).
Kegiatan akuntansi pada satuan kerja meliputi pencatatan atas pendapatan,
belanja, aset dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh PPK-SKPD
berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara. PPK-
SKPD melakukan pencatatan transaksi pendapatan pada jurnal khusus
pendapatan, transaksi belanja pada jurnal khusus belanja serta transaksi aset dan
selain kas pada jurnal umum. Secara berkala, PPK-SKPD melakukan posting pada
buku besar dan secara periodik menyusun Neraca Saldo sebagai dasar pembuatan
Laporan Keuangan, yang terdiri atas: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan
Catatan Atas Laporan Keuangan.

B. STRUKTUR ANGGARAN SKPD


Transaksi anggaran apa saja yang akan terjadi di SKPD, hal itu sudah
tergambar di dalam anggaran (DPA) SKPD yang bersangkutan. Dengan adanya
pembagian kewenangan yang jelas dalam hal penganggaran dan pelaksanaannya
antara PPKD dan Kepala SKPD, maka tidak akan terjadi tumpang tindih (overlap)
penganggaran antara PPKD dan SKPD. Penganggaran pendapatan dan belanja
yang tidak dianggarkan di dalam DPA PPKD, akan dianggarkan di dalam DPA
SKPD. Sementara itu, penganggaran pembiayaan seluruhnya merupakan
kewenangan PPKD sehingga anggaran pembiayaan tidak akan muncul di dalam
DPA SKPD.

Dengan demikian struktur anggaran SKPD sebagaimana tertuang di dalam DPA


SKPD terdiri dari:
a) Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD)
b) Anggaran Belanja Tidak Langsung
c) Anggaran Belanja Langsung
Perlu diingat bahwa tidak semua SKPD memiliki kewenangan untuk memungut
PAD. Kewenangan untuk memungut PAD berupa pajak daerah berada pada

7
SKPKD sedangkan SKPD tertentu memiliki kewenangan untuk memungut
retribusi.

C. PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN


Proses penerimaan pendapatan di Satuan Kerja dibagi menjadi 3 macam:
1. Pendapatan Melalui Bendahara Penerimaan
2. Pendapatan disetor langsung ke Kas Daerah oleh pihak ketiga
3. Pendapatan disetor langsung ke Bank Persepsi oleh pihak ketiga
1. Pendapatan Melalui Bendahara Penerimaan
Dokumen Sumber Penerimaan
Dokumen sumber yang digunakan Bendahara Penerimaan sebagai
dasar SPJ Penerimaan yang selanjutnya dilakukan pencatatan transaksi
pendapatan di Satker oleh PPK-SKPD ini adalah sebagai berikut:
Transaksi Dokumen sumber
Penerimaan PAD - Surat Ketetapan Pajak Daerah
- Surat Ketetapan Retribusi
- Surat Tanda Setoran
- Bukti Pembayaran/Lain lain yang Sah

Jurnal Penerimaan Kas di Bendahara Penerimaan


Dr Kas di Bendahara Penerimaan Xxx
Cr Pendapatan yang ditangguhkan Xxx
Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi
pendapatan, maka dibuatlah Buku Jurnal Kas Masuk (JKM) Pendapatan.

Jurnal Penyetoran uang kas Bendahara Penerimaan ke Kas Daerah


Dr RK-Pusat xxx
Cr Kas di Bendahara Penerimaan Xxx

Jurnal Pengakuan Pendapatan di SKPD


Dr Pendapatan yang Ditangguhkan xxx
Cr Pendapatan ....................... Xxx

Contoh :
Pada tanggal 5 Januari 2009 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
menerima setoran Sewa Alat Berat sebesar Rp 63.120.000 dan Sewa

8
Laboratorim Rp 5.000.000
Jurnalnya:
a. Pada saat penerimaan pendapatan

Debet Kredit
Tanggal Kas di Bend. Nomor Bukti Uraian Ref Jumlah
Penerimaan
5 Jan 09 Pendapatan yg
63.120.000 35/10/STS/ 63.120.000
Ditangguhkan-Sewa
Alat Berat

8 Jan 09 Pendapatan yg
5.000.000 5.000.000
Ditangguhkan-Sewa
Laboratorium

b. Pada saat penyetoran ke kas daerah


Kredit
Tanggal Debet Kas di Bend-Penerimaan

RK/Pusat Nomor Bukti Uraian Ref Jumlah

5 Jan 09 Kas di Bendahara


63.120.000 35/10/STS/ 63.120.000
Penerimaan

8 Jan 09 Kas di Bendahara


5.000.000 5.000.000
Penerimaan

c. Pada saat pengakuan Pendapatan


Debit Kredit
Tanggal Debet Kredit
Pendapatan yg Nomor Bukti Uraian Ref Jumlah
Ditangguhkan
Pendapatan Sewa
5 Jan 09 63.120.000 35/10/STS/ 63.120.000
Alat Berat

Pendapatan Sewa
8 Jan 09 5.000.000 5.000.000
Laboratorium

9
2. Pendapatan Disetor Langsung ke Bank oleh Pihak Ketiga
Wajib Pajak/Wajib Retribusi membayarkan uang kepada Bank Kas
Daerah (Bank Kasda) sejumlah uang yang tertera di SKPD/SKRD. Bank
Kasda menerbitkan slip bukti setoran/bukti lain yang sah dan Nota Kredit.
Bank Kasda menyerahkan slip bukti setoran/Bukti lain yang sah kepada
WP/WR dan Nota Kredit kepada BUD. WP/WR menyerahkan slip
setoran/bukti lain yang sah kepada Bendahara Penerimaan.
Dokumen Sumber Penerimaan
Dokumen sumber yang digunakan Bendahara Penerimaan sebagai dasar
SPJ Penerimaan yang selanjutnya dilakukan pencatatan transaksi
pendapatan di Satker oleh PPK-SKPD ini adalah sebagai berikut:
Transaksi Dokumen sumber
Penerimaan PAD - Surat Ketetapan Pajak Daerah
- Surat Ketetapan Retribusi
- Slip Setoran Pembayaran
- Bukti Pembayaran/Penerimaan lainnya

Jurnal standar yang dibuat untuk mencatat penerimaan daerah yang


langsung disetor ke kas daerah adalah:

Jurnal Penerimaan yang disetor Langsung ke Bank oleh pihak ketiga


Dr RK-Pusat Xxx
Cr Pendapatan ................ Xxx

Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi
pendapatan, maka dibuatlah Buku Jurnal Kas Masuk (JKM) Pendapatan.

Pengembalian kelebihan pendapatan tahun berjalan


Dalam kondisi tertentu, dimungkinkan terjadi pengembalian kelebihan
pendapatan yang harus dikembalikan ke pihak ketiga. Jika pengembalian
kelebihan pendapatan sifatnya berulang (recurring) baik yang terjadi di
perode berjalan atau periode sebelumnya, PPK-SKPD berdasarkan
informasi transfer kas dari BUD, mencatat transaksi pengembalian kelebihan
tersebut dengan menjurnal “Akun Pendapatan sesuai jenisnya” di Debit dan
“RK SKPKD” di kredit.
10
Jurnal Pengembalian kelebihan pendapatan tahun berjalan
Dr Pendapatan .... Xxx
Cr RK-Pusat Xxx
Jurnal tersebut juga berlaku bagi pengembalian yang sifatnya tidak
berulang tetapi terjadi dalam periode berjalan.
Jika pengembalian kelebihan pendapatan tersebut bersifat tidak
berulang (non recurring) dan terkait dengan pendapatan periode
sebelumnya, Satuan Kerja tidak melakukan pencatatan.

Contoh:
Penerimaan pada tanggal 04 Desember 2009, diterima setoran pajak
hiburan sebesar Rp75.000.000,- ternyata ada kesalahan hitung, sehingga
ada kelebihan pembayaran yang harus dikembalikan sebesar
Rp5.000.000,- kepada pihak ketiga.

Debet Kredit

Tanggal Pendapatan
RK/Pusat
Pajak Hiburan
Nomor Bukti Uraian Ref Jumlah

4 Des 09 5.000.000 35/10/STS/ 5.000.000

Posting ke Buku Besar


Setiap periode yang telah ditentukan, jurnal-jurnal tersebut diposting ke
Buku Besar/Buku Besar Pembantu SKPD sesuai dengan kode rekening
pendapatan

D. PROSEDUR AKUNTANSI BELANJA


Akuntansi belanja disusun untuk memenuhi kebutuhan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. Akuntansi belanja juga dapat
dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan cara
yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut.
Akuntansi belanja pada satuan kerja dilakukan oleh PPK-SKPD.
Akuntansi belanja pada satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja UP (uang
11
persediaan)/ GU (ganti uang)/ TU (tambah uang), dan akuntansi belanja LS
(langsung).

Dokumen Sumber
Dokumen sumber yang dijadikan dasar dalam pencatatan transaksi
belanja ini adalah sebagai berikut:

No. Jenis Transaksi Dokumen Sumber


1 Belanja dengan - Bukti Pengesahan SPJ
mekanisme UP/GU/TU - SPM
- SPD
- Bukti transaksi lainnya

2 Belanja dengan mekanisme LS - SP2D


- SPM
- SPD
- Nota Debit Bank
- Bukti pengeluaran lainnya

3 Penerimaan Pajak - Bukti Pemotonngan Pajak


4 Penyetoran Pajak - Surat Setoran Pajak (SSP)

Pemberian Uang Persediaan UP


Permendagri Nomor 13/2006 pasal 136 menyebutkan bahwa untuk
kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran dapat diberikan Uang Persediaan yang dikelola oleh
Bendahara Pengeluaran.
Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran. Apabila SPP-UP dinyatakan sah dan lengkap, PA/KPA
menerbitkan SPM-UP untuk kemudian diajukan kepada SKPKD supaya
diterbitkan SP2D.
PPK-SKPD menerima SP2D dari Kuasa BUD melalui Pengguna
Anggaran. Berdasarkan SP2D, PPK-SKPD mencatat transaksi penerimaan
uang persediaan tersebut dengan menjurnal “Kas di Bendahara
Pengeluaran” di Debit dan “RK-Pusat” di kredit.

Penggunaan dan Penggantian Uang Persediaan (GU)


Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU dilakukan oleh bendahara
12
pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran melalui PPK-SKPD dalam rangka ganti uang persediaan.
Pemberian Uang Panjar/muka Kepada PPTK/Bendahara Pengeluaran
Pembantu, cukup dicatat pada buku besar pembantu pengeluaran per
bidang/bagian di bendahara pengeluaran dengan persetujuan PA/KPA. Bendahara
Pengeluaran Pembantu mempertanggungjawabkan pengelolaan uang panjar/muka
yang diterimanya dengan mencatat di buku kas umum, dan menyerahkan bukti
pengeluaran dan mengembalikan sebagian/seluruh pada Bendahara Pengeluaran.
Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggung- jawabkan
penggunaan UP kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD. PPK- SKPD
berkewajiban melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban yang
disampaikan Bendahara Pengeluaran. Kepala SKPD mengesahkan SPJ yang
dibuat oleh Bendahara Pengeluaran.
Pada akhir anggaran dan atau seluruh kegiatan telah dinyatakan selesai 100%,
maka untuk pertanggungjawabannya dibuat SPP GU Nihil, SPM GU Nihil dan
disampaikan kepada BUD untuk diterbitkan SP2D GU Nihil. Tidak ada jurnal
untuk SP2D GU Nihil.

Penggunaan Tambahan Uang Persediaan (TU)


Bendahara Pengeluaran dapat mengajukan SPP TU untuk memperoleh
persetujuan dari PA/KPA melalui PPK-SKPD dalam rangka tambahan uang
persediaan. SPP TU digunakan untuk meminta tambahan uang apabila terdapat
pengeluaran yang cukup besar sehingga saldo UP tidak akan cukup untuk
membiayainya. Pengajuan dana TU harus berdasarkan pada program dan kegiatan
tertentu.

Jurnal penerimaan Tambahan Uang Muka Persediaan


Dr Kas di Bendahara Pengeluaran Xxx
Cr RK Pusat xxx

Jurnal Pengakuan Belanja Tambahan Uang Persediaan (SP2D


TU Nihil)
Dr Belanja ..... Xxx
Dr RK Pusat Xxx
Cr Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
13
Jurnal Korolari Pengakuan Aset Tetap
Dr Aset Tetap ..... Xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi – Xxx
Diinvestasikan dalam Aset
Tetap

Pembayaran Langsung Kepada Pihak Ketiga (LS)


Pembayaran Belanja yang menggunakan mekanisme LS sesuai
Permendagri 13/2006 pasal 206 dapat dilakukan untuk:
 Pembayaran langsung kepada pihak ketiga berdasarkan kontrak dan/atau
surat perintah kerja setelah diperhitungkan kewajiban pihak ketiga sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dokumen SPP-LS
untuk pembayaran ini disiapkan oleh PPTK.
 Belanja barang dan jasa untuk kebutuhan SKPD yang bukan pembayaran
langsung kepada pihak ketiga dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.
Dokumen SPP- LS pembayaran ini disiapkan oleh Bendahara
Pengeluaran.
Pemotongan dan Penyetoran Pajak
Dalam kasus LS Gaji dan tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh
pegawai adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan), namun PPK-
SKPD tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam jumlah bruto. PPK-
SKPD tidak perlu mencatat potongan tersebut karena pencatatannya sudah
dilakukan oleh BUD dalam sub sistem akuntansi SKPKD.
Jurnal Pencatatan Pemotongan Pajak
Dr Kas di Bendahara Pengeluaran Xxx
Cr Utang Pajak xxx

Posting ke Buku Besar


Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan diposting
ke Buku Besar/Buk Besar Pembantu SKPD sesuai dengan kode rekening
Belanja
E. PROSEDUR AKUNTANSI PEMBIAYAAN
14
Permendagri 13/2006 jo Permendagri 59/2007 pasal 98 menyebutkan
bahwa penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah
dianggarkan dalam RKA-PPKD pada SKPKD. Dengan demikian tidak ada
jurnal yang dibuat oleh PPK-SKPD karena proses penganggaran maupun
realisasi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah tidak
dila-kukan di SKPD dan hanya ada di SKPKD

F. PROSEDUR AKUNTANSI ASET


Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah mendefinisikan Aset sebagai sumber daya ekonomi yang dikuasai
dan/atau dimiliki oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan
dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur
dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
1. Akuntansi Aset Lancar
Aset Lancar yang ada di SKPD terdiri dari Kas di Bendahara
Pengeluaran, kas di Bendahara Penerimaan, Bagian Lancar dari Tagihan
Penjualan Angsuran, Bagian Lancar TGR, Piutang Pajak, Piutang Lain-
lain dan Persediaan.
2. Investasi Jangka Panjang
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006, Investasi Jangka Panjang merupakan bagian dari transaksi
pembiayaan yang bukan merupakan wewenang SKPD, namun hanya
menjadi wewenang SKPKD. Dengan demikian, tidak ada jurnal yang
dibuat oleh SKPD terkait dengan Investasi Jangka Panjang.
3. Akuntansi Aset Tetap
Aset Tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian
atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau doinasi,
pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan. Aset Tetap
terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi
dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.
4. Akuntansi Dana Cadangan

15
Pembentukan serta pencairan Dana Cadangan merupakan bagian dari
akun pembiayaan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Pasal 98 menyebutkan bahwa Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran
Pembiayaan daerah dianggarkan dalam RKA-SKPD pada SKPKD.
Dengan demikian, penganggaran maupun realisasi pembentukan dan
pencairan dana cadangan tidak dilakukan di SKPD dan hanya ada di
SKPKD.
5. Akuntansi Aset Lainnya
Sesuai PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
Aset Non Lancar Lainnya diklasifikasikan sebagai Aset Lainnya.
Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Piutang Penjualan
Angsuran, Tagihan Tuntuan Ganti Kerugian Daerah, Kemitraan dengan
Fihak Ketiga, Aset Tidak Berwujud, Aset Lain-Lain.

G. PROSEDUR AKUNTANSI UTANG


Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau
tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban dapat dipaksakan
menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau
peraturan perundang-undangan.

H. PROSEDUR AKUNTANSI EKUITAS DANA


Ekuitas dana merupakan pos pada neraca pemerintah yang menampung
selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari
tiga kelompok, yaitu:
1. Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan
kewajiban jangka pendek.
a) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)
SiLPA/SiKPA merupakan sisa lebih/kurang antara realisasi
penerimaan dan pengeluaran selama satu periode. Perkiraan ini
didebet/kredit pada akhir tahun anggaran pada saat dilakukan jurnal
penutup perkiraan Surplus/Defisit dan perkiraan Pembiayaan Netto.
b) Cadangan untuk Piutang
Kekayaan bersih pemerintah yang tertanam dalam piutang
jangka pendek. Pencatatan dilakukan berdasarkan memo penyesuaian.
Perkiraan ini dikredit:

16
- Pada akhir tahun anggaran sebesar jumlah Laporan Inventarisasi
Piutang Pajak yang belum dibayar
- Pada akhir tahun sebesar bagian jumlah tagihan penjualan angsuran
yang jatuh tempo
- Pada akhir tahun sebesar bagian jumlah TGR yang jatuh tempo
tahun anggaran berikutnya
- Pada akhir tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang
Lain-lain yang belum dibayar.
Perkiraan ini didebet:
- Pada awal tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang
Pajak yang belum dibayar (jurnal balik)
- Pada awal tahun sebesar bagian jumlah tagihan penjualan angsuran
yang jatuh tempo (jurnal balik)
- Pada awal tahun sebesar bagian jumlah TGR yang jatuh tempo
(jurnal balik)
- Pada awal tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang
Lain-lain yang belum dibayar (Jurnal balik)
c) Cadangan untuk Persediaan
Cadangan untuk Persediaan merupakan kekayaan pemerintah yang
tertanam dalam persediaan. Perkiraan ini dikredit pada akhir tahun
sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Fisik Persediaan.
d) Dana yang Harus disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek
Perkiraan lawan Ekuitas Dana Lancar merupakan pengurang
kekayaan bersih pemerintah daerah. Perkiraan ini didebet pada akhir
tahun sebesar jumlah kewajiban yang belum dibayar per akhir tahun.
Perkiraan ini dikredit pada awal tahun berikutnya sebesar jumlah
kewajiban yang jatuh tempo (jurnal balik)
2. Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang
tertanam dalam Invstasi Jangka Panjang, Aset Tetap dan Aset Lainnya,
dikurangi dengan kewajiban jangka Panjang. Pos Ekuitas ini ada di SKPD
hanya terdiri dari:
- Diinvestasikan dalam Aset Tetap, merupakan akun lawan dari Aset
Tetap
Kekayaan pemerintah yang ditanamkan dalam bentuk aset tetap,
seperti tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan dan

17
irigasi dan aset tetap lainnya. Perkiraan ini dikredit pada saat terjadi
realisasi pengeluaran/penambahan dan didebet pada saat terjadi
penjualan/penguranan untuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi
dalam pengerjaan.
- Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, merupakan akun lawan Aset
Lainnya.
Ekuitas dana pemerintah yang ditanam dalam bentuk aset lainnya.
Perkiraan ini dikredit pada saat terjadinya realisasi penerimaan
untuk tagihan penjualan angsuran, dan lain-lain asset (TGR).
3. Ekuitas Dana untuk Dikonsolidasi (RK Pusat)
Akuntansi RK-Pusat merupakan akuntansi ekuitas dana di tingkat
Satker. Akun “RK-Pusat” setara dengan akun “Ekuitas Dana”, tetapi
penggunanya khusus Satker. Hal ini dikarenakan SKPD dianggap
merupakan cabang dari Pemda, sehingga sebenarnya SKPD tidak memiliki
ekuitas dana sendiri, melainkan hanya menerima ekuitas dana dari Pemda,
melalui mekanisme transfer. Akun “RK-Pusat” akan bertambah bila Satker
menerima transfer aset (seperti menerima SP2D UP/GU dan
menerima aset tetap dari Pemda), pelaksanaan belanja LS (menerima
SP2D LS), dan akan berkurang bila Satker mentransfer aset ke Pemda
(seperti penyetoran uang ke Pemda).
Akun RK-Pusat yang ada di Satker ini mempunyai rekening resiprokal
berupa akun RK-SKPD yang ada di PPKD sebagai akun aset. Saldo
normal akun “RK-SKPD” adalah Debit (Dr) sedangkan saldo normal akun
“RK-Pusat” adalah kredit (Cr). Akun RK-Pusat dan RK-SKPD ini akan
dieliminasi pada saat akan dibuat laporan gabungan Pemda.
Pengeliminasian dilakukan oleh PPKD/BUD.

2. AKUNTANSI PPKD
A. SISTEM AKUNTANSI PPKD
Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh
fungsi akuntansi di SKPKD yang mencatat transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh SKPKD dalam kapasitas sebagai Pemda. SKPKD adalah
suatu satuan kerja yang mempunyai tugas khusus untuk mengelola
keuangan daerah.Di dalam Pasal 98 Permendagri No. 59 Tahun 2007
18
tentang Perubahan atas Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, dinyatakan sebagai berikut:
a. Pada SKPKD disusun RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) -SKPD
dan RKA-PPKD.
b. RKA-SKPD memuat program/kegiatan yang dilaksanakan oleh PPKD
selaku SKPD;
c. RKA-PPKD digunakan untuk menampung:
- pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan
hibah;
- belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan
sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja
tidak terduga; dan penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah.
Berdasarkan aturan tersebut di atas, sistem akuntansi yang harus
diselenggarakan di SKPKD terdiri dari:
a. Sistem Akuntansi SKPD (SKPKD dalam kapasitas selaku SKPD),
menghasilkan laporan keuangan SKPD berupa LRA, LO, LPE dan
Neraca serta CaLK selaku SKPD pada umumnya.
b. Sistem Akuntansi PPKD terdiri dari:
- Sistem Akuntansi PPKD sebagai BUD, menghasilkan laporan
keuangan PPKD berupa LRA, LO, LPE, dan Neraca, serta CaLK
selaku PPKD.
- Sistem Akuntansi Konsolidator Pemda, menghasilkan laporan
keuangan Pemda (laporan keuangan gabungan) secara lengkap
berupa LRA, Laporan Perubahan SAL, LO, LPE, Neraca, LAK,
dan CaLK.
Akuntansi untuk SKPKD dalam kapasitasnya sebagai SKPD tidak ada
perbedaan dengan akuntansi pada SKPD lainnya, sebagaimana yang telah
dibahas pada Bab sebelumnya. Oleh karena itu, pembahasan di dalam bab
ini adalah akuntansi untuk PPKD dalam rangka pelaksanaan DPA-PPKD.
Di samping itu, sebagaimana telah dijelaskan di Bab IV, bahwa di dalam
sistem pengelolaan APBD mengharuskan seluruh penerimaan uang oleh
SKPD disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah dan pengeluaran
dilakukan dari rekening Kas Umum Daerah (Kasda). Pengelola Kasda
adalah PPKD yang secara otomatis adalah BUD. Oleh karena itu, di dalam
19
akuntansi PPKD meliputi juga akuntansi transaksi resiprokal antara PPKD
(selaku BUD) dengan SKPD (selaku pengguna anggaran).
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa transaksi
resiprokal (transaksi timbal-balik) antara PPKD dan SKPD tersebut
diselenggarakan dengan metode akuntansi “hubungan kantor pusat dan
cabang” (Home Office-Branch Accounting). Untuk mencatat transaksi
resiprokal tersebut, SKPD menggunakan akun RK-PPKD, sedangkan
PPKD akan menggunakan akun RK-SKPD (ditulis sesuai dengan nama
SKPD-nya masing-masing).
B. PROSEDUR AKUNTANSI PADA PPKD
1. PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN
Pada bagian ini yang dimaksud dengan akuntansi pendapatan
PPKD adalah langkah-langkah teknis yang harus dilakukan
dalam perlakuan akuntansi untuk pendapatan pada level Pemerintah
Daerah seperti misalnya Pendapatan Dana Perimbangan dan Lain-Lain
Pendapatan Daerah yang Sah.
Dokumen Sumber yang digunakan
Dokumen sumber yang digunakan untuk pencatatan pendapatan
Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah
Transaksi Dokumen sumber
Penerimaan dana perimbangan Surat tanda bukti transfer pembayaran dari
KPPN (Nota Kredit Bank)
Laporan Posisi Kas Harian Bank

Lain-lain Pendapatan DaerahSurat tanda bukti penerimaan


Laporan Posisi Kas Harian Bank
yang Sah
Bukti penerimaan lainnya

Jurnal Standar
Fungsi Akuntansi di PPKD (yang dilakukan oleh Bidang
Akuntansi di DPPK) menerima Laporan Posisi Kas Harian dari BUD.
Laporan ini yang dilampiri salah satunya oleh tembusan Nota Kredit
akan menjadi dokumen sumber untuk penjurnalan akuntansi
pendapatan. Dari Laporan Posisi Kas Harian ini, Fungsi

20
Akuntansi SKPKD dapat mengidentifikasi sumber penerimaan
kas berasal.
a) Jurnal penerimaan pendapatan
Dr Kas di Kas Daerah Xxx
Cr. Pendapatan Dana Perimbangan xxx
Cr. Lain-Lain Pendapatan yang Sah xxx
- Pada tanggal 20 Juni 2009, Pemerintah Kabupaten Bandung
menerima transfer dari Departemen Kesehatan pemerintah pusat
untuk asuransi jaminan kesehatan sebesar Rp600.000.000.
SKPD PPKD
Tidak ada jurnal 30 April 2009
Dr. Kas di Kasda Rp600.000.000
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Pajak Rp600.000.000

b) Jurnal Pengembalian Pendapatan


Dr Pendapatan ........ Xxx
Cr Kas di Kas Daerah Xxx
- Pada tanggal 15 Desember 2009 dilakukan pengembalian sebesar
Rp100.000.000 karena tidak terserap.
- Pada saat kas dikembalikan

SKPD PPKD
15 Desember 2009
Tidak ada jurnal Dr. Pendapatan lain-lain yg sah Rp100.000.000
Cr. Kas di Kas Daerah Rp100.000.000

Jurnal diatas dicatat jika pengembalian kelebihan pendapatan


terjadi pada tahun anggaran, apabila pengembalian untuk kelebihan
pendapatan tahun anggaran sebelumnya maka yang didebet adalah
SiLPA.
Posting ke Buku Besar
Setiap periode, jurnal-jurnal tersebut akan diposting ke Buku Besar
atau Buku Besar Pembantu PPKD sesuai dengan kode rekening
pendapatan.
C. PROSEDUR AKUNTANSI BELANJA
Pada bagian ini akan dijelaskan prosedur akuntansi Belanja
PPKD. Dimana akan disebutkan dokumen apa saja yang digunakan dan
jurnal yang diperlukan.
21
Dokumen Sumber yang digunakan
No. Transaksi Dokumen sumber Lampiran dokumen
1 Belanja Bunga SP2D LS, Nota debet bank,- SPM
- SPD
Bukti pengeluaran lainnya

2 Belanja Subsidi SP2D LS, Nota debet bank,SPM, SPD, Berita acara,
Bukti pengeluaran lainnya Keputusan Kepala
Daerah

3 Belanja Hibah SP2D LS, Nota debet bank,SPM, SPD, Berita acara,
Bukti pengeluaran lainnya Keputusan Kepala
Daerah
4 Belanja Bantuan SP2D LS, Bukti pengeluaranSPM, SPD, Berita acara,
Sosial
lainnya Keputusan Kepala
Daerah
- SP2D LS SPM, SPD, Berita acara,
5 Belanja Bagi - Bukti pengeluaran lainnya
Keputusan Kepala
Hasil
Daerah

6 Belanja Bantuan - SP2D LS SPM, SPD, Berita acara,


Keuangan - Bukti pengeluaran lainnya
Keputusan Kepala
Daerah
7 Belanja Tidak - SP2D LS SPM, SPD, Berita acara,
Terduga - Bukti pengeluaran lainnya
Keputusan Kepala
Daerah

Jurnal Standar
Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan kepada
bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti
transfer ke pihak ketiga. Transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
a) pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU kepada SKPD
b) pembayarannya dengan SP2D LS kepada fihak ketiga
Berikut dijelaskan transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD yang
dilakukan langsung ke fihak ketiga. Penjelasan pembayaran dengan

22
SP2D kepada SKPD dijelaskan di bagian G (Akuntansi RK-Pusat di
SKPD dan RK-SKPD di PPKD).
Jurnal pencatatan transaksi belanja
Dr Bunga Xxx
Dr Belanja Subsidi Xxx
Dr Belanja Hibah Xxx
Dr Belanja Bantuan Sosial Xxx
Dr Belanja Bagi Hasil Xxx
Dr Belanja Bantuan Keuangan Xxx
Dr Belanja Tidak Terduga Xxx
Cr Kas di Kas Daerah Xxx
Contoh:
- Pada tanggal 8 Mei 2009 PPKD Pemerintah Kabupaten Bandung
melakukan pembayaran untuk bantuan keuangan sebesar
Rp90.000.000 dengan menggunakan SP2D-LS.
Jurnal untuk mencatat pengakuan belanja bantuan keuangan:
SKPD PPKD
8 Mei 2009
Dr. Belanja Bantuan Keuangan Rp90.000.000
Tidak ada jurnal
Cr. Kas di Kas Daerah Rp90.000.000
Perhitungan Fihak Ketiga
Transaksi Penerimaan Fihak Ketiga (PPK) merupakan
transaksi transitoris berupa penerimaan kas dari pihak ketiga
yang sifatnya titipan dan harus diakui sebagai utang.
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Utang PFK xxx
Contoh :
- Pembayaran gaji Pegawai Dinas Perhubungan bulan Maret 2009
dengan SP2D LS sebesar Rp 80Jt, pada tanggal 30 Maret 2009. Dari
jumlah tersebut terdapat potongan PPh Rp1jt, IWP Rp400rb, dan
Taperum Rp600rb.
Jurnal untuk mencatat pengakuan belanja pegawai
SKPD
30 Maret 2009
Dr Belanja Pegawai Rp 80.000.000
Cr RK PUSAT Rp80.000.000

23
Untuk mencatat pengeluaran Kas di PPKD
PPKD
30 Maret 2009
Dr. RK/SKPD Rp80.000.000
Cr. Kas di Kas Daerah Rp80.000.000
Untuk mencatat pengakuan Utang Titipan Pihak Ke Tiga
PPKD
30 Maret 2009
Dr. Kas di Kasda Rp2.000.000
Cr. Utang PFK-Pot Pph Rp1.000.000
Cr. Utang PFK-Iuran Wajib Rp400.000
Cr. Utang PFK-Taperum Rp600.000
Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan
pajak sehingga dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah neto
(setelah dikurangi potongan pajak)., namun Fungsi Akuntansi PPKD
tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto.
Jurnal pencatatan potongan pajak saat terbit SP2D LS Barang/Jasa
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Utang PFK xxx
Jurnal pencatatan penyetoran pajak ke kas negara/fihak ketiga
Dr Utang PFK xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx
Contoh :
- Apabila potongan PPh, IWP PN, dan Taperum sebesar Rp2 jt di
setor ke Kas Negara pada tanggal 10 April 2009
SKPD PPKD
10 April 2009
Tidak ada jurnal Dr. Utang PFK-Potongan PPh Rp1.000.000
Dr Utang PFK-IWP PN Rp400.000
Dr Utang PFK-Taperum Rp600.000
Cr. Kas di Kas Daerah Rp2.000.000

Jurnal pengembalian kelebihan belanja


Dr Kas di Kas Daerah Xxx
Cr Belanja ...... xxx
Contoh
- Pada tanggal 11 Mei 2009 diterima kembali belanja perjalanan dinas

24
luar daerah bulan April 2010 sejumlah Rp5jt.
Jurnal pada SKPD:
Mencatat pengembalian belanja pada periode yang sama
Dr. Kas di Bendahara Pengeluaran Rp5.000.000
Cr. Belanja Perjalanan Dinas Rp5.000.000
Mencatat penyetoran kas dari pengembalian belanja pada periode
yang sama
Dr. RK PPKD Rp5.000.000
Cr. Kas di Bendahara Pengeluara Rp5.000.000
Jurnal pada PPKD
- Hanya ada satu jurnal untuk mencatat penerimaan setoran uang
dari SKPD akibat pengembalian belanja pada periode yang sama.
Dr. Kas di Kas Daerah Rp5.000.000
Cr. RK SKPD Rp5.000.000
Posting ke Buku Besar
Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan
diposting ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu PPKD sesuai dengan
kode rekening pendapatan.
D. AKUNTANSI PEMBIAYAAN
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan pemerintah yang
mempunyai dampak terhadap penerimaan dan/atau pengeluaran
pemerintah pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-
tahun anggaran berikutnya. Sedangkan tujuan dari transaksi ini adalah
untuk menutup defisit anggaran atau memanfaatkan surplus anggaran.
Transaksi pembiayaan terbagi atas penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan. Selisih dari kedua transaksi tersebut merupakan
pembiayaan neto.
Transaksi penerimaan pembiayaan berasal dari:
1. Penggunaan SiLPA tahun anggaran sebelumnya
2. Pencairan dana cadangan
3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Penerimaan pinjaman daerah
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
6. Penerimaan piutang daerah.
Transaksi pengeluaran pembiayaan berasal dari:
1. Pembentukan dana cadangan
2. Penyertaan modal pemerintah daerah
3. Pembayaran pokok pinjaman (utang)
4. Pemberian pinjaman daerah.
25
Transaksi pembiayaan merupakan transaksi yang terjadi di PPKD
sebagai Pemda. Hal ini dikarenakan sifat atau tujuan dari dilakukannya
transaksi ini, yaitu untuk memanfaatkan surplus atau menutup defisit
anggaran daerah. Selain itu dalam transaksi pembiayaan, di dalamnya
akan melibatkan akun-akun ekuitas dana yang hanya terdapat di
dalam neraca Pemda. Oleh karena itu transaksi ini dicatat dan
dilaporkan dalam LRA PPKD sebagai Pemda (kantor pusat), yang
kemudian akan digabungkan dengan LRA SKPD lainnya, menjadi
laporan keuangan Pemerintah Daerah.
Dokumen sumber
Penerimaan Pembiayaan

Lampiran
No. Jenis Transaksi Dokumen Sumber
Dokumen Sumber
1 Penggunaan SiLPA Perda - Nota kredit bank
tahun anggaran pertanggungjawaban
2 sebelumnya
Pencairan dana -pelaksanaan
Nota kredit APBD
bank Kopi Surat
Cadangan - Perda dana cadangan
perintah
Hasil penjualan -pemindahbukuan
Berita acara
3 Bukti Penerimaan pembayaran
kekayaan daerah yang
dipisahkan
- Surat tanda bukti
4 P e n e ri m a an p i - Nota kredit bank
penerimaan/ Bukti transfer
nj a man daerah Bukti penjualan obligasi

Penerimaan - Surat tanda bukti


5 - Nota kredit bank
kembali penerimaan/ Bukti transfer
Penerimaan
pemberian - Surat tanda bukti
6 - Nota kredit bank
piutang daerah penerimaan/ Bukti transfer

Pengeluaran Pembiayaan
No. Jenis transaksi Dokumen sumber Lampiran
dokumen
sumber

26
1 Pengisian dana 1. Surat Perintah Pencairan - SPD
Dana (SP2D) - SPM
cadangan
2. Perda tentang dana
Cadangan

2 Penyertaan modal Surat Perintah Pencairan Dana - SPD


(SP2D) - SPM
pemerintah daerah
Pembayaran pokok Surat Perintah Pencairan Dana - SPD
3 Pinjaman (SP2D) - SPM

- SPD
4 Pe mberi a n pin jaman Surat Perintah Pencairan Dana - SPM
(SP2D) - Perjanjian
daerah
Akuntansi Penerimaan Pembiayaan
Transaksi penerimaan pembiayaan dicatat dengan menggunakan
asas bruto, yaitu penerimaan pembiayaan dicatat sebesar nilai
brutonya (tidak dikompensasikan dengan pengeluaran). Pembiayaan
penerimaan diakui pada saat diterima pada Rekening
Standar Jurnal Transaksi Penerimaan Pembiayaan
Penjurnalan transaksi penerimaan pembiayaan dilakukan oleh fungsi
akuntansi PPKD, secara harian berdasarkan urutan kronologis. Jurnal
untuk transaksi penerimaan pembiayaan merupakan jurnal, di mana
satu jurnal akan berpengaruh terhadap Laporan Realisasi Anggaran,
dan jurnal lainnya akan mempengaruhi Neraca.
Berdasarkan dokumen Laporan Posisi Kas Harian, Fungsi Akuntansi
PPKD menjurnal penerimaan kas dari penerimaan pembiayaan sebagai
berikut :
Jurnal Penerimaan Pencairan Dana Cadangan
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan Pembiayaan – Dana xxx
Cadangan

Contoh
Pada tanggal 20 Juni 2009 diterima dana pinjaman dari lembaga
perbankan sebesar Rp2 miliar, hutang ini jatuh tempo dalam 5 tahun
ke depan.
Jurnalnya:
Untuk mencatat penerimaan pembiayaan utang jangka panjang
27
PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah Rp2
Cr. Penerimaan Pembiayaan- Utang DN-Lembaga
Keuangan Bank Rp2 M

Untuk mencatat utang jangka panjang


PPKD
Dr Dana yang harus disediakan untuk Rp2M
utang jangka panjang
Cr. Utang DN-Lembaga Keuangan Bank
Rp2m
.

Jurnal Pencairan Dana Cadangan

Dr Ekuitas Dana Cadangan – Diinvestasikan Xxx


dalam Dana Cadangan

Cr Dana Cadangan xxx

Jurnal Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan


Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan Pembiayaan – Hasil Penjualan xxx
kekayaan Daerah yg dipisahkan

Jurnal Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan


Dr Ekuitas Dana Investasi – Diinvestasikan dalam xxx
Investasi Jk. Panjang
Cr Penyertaan Modal Pemerintah – xxx
Daerah/Investasi

Jurnal Penerimaan Pinjaman Daerah (contoh dari dalam negeri


perbankan)
Dr Kas di Kas Daerah xxx

28
Cr Penerimaan Pembiayaan – Penerimaan xxx
Pinjaman Daerah

Jurnal Penerimaan Pinjaman


Dr Dana yang harus disedakan untuk xxx
pembayaran utang jangka panjang

Cr Utang Dalam Negeri Xxx

Jurnal Penerimaan Kembali Pemberiaan Pinjaman


Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan Pembiayaan – Penerimaan Xxx
kembali pemberian pinjaman

Jurnal Penerimaan kembali pemberiaan Pinjaman


Dr Ekuitas Dana Lancar – Cadangan Piutang Xxx
Cr Bagian Lancar Pinjaman Xxx

Jurnal Penerimaan Piutang Daerah


Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan Pembiayaan – Penerimaan Xxx
Piutang Daerah

Jurnal Penerimaan Piutang Daerah


Dr Ekuitas Dana Lancar – Cadangan Piutang xxx

Cr Piutang Daerah Xxx

Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan


Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari
Rekening Kas Daerah.
Standar Jurnal Transaksi Pengeluaran Pembiayaan
Penjurnalan transaksi pengeluaran pembiayaan dilakukan oleh
fungsi akuntansi PPKD, secara harian secara kronologis.
Jurnal untuk transaksi pengeluaran pembiayaan merupakan jurnal,

29
dimana satu jurnal akan berpengaruh terhadap Laporan Realisasi
Anggaran, dan jurnal lainnya akan mempengaruhi Neraca. Standar
jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut:
Jurnal Pembentukan Dana Cadangan
Dr Pengeluaran Pembiayaan – Pembentukan xxx
Dana Cadangan
Cr Kas di Kas Daerah Xxx
Contoh
Pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun anggaran 2015 akan
membangun jalan tol, direncanakan diperlukan dana sebesar Rp50 miliar
untuk pembebasan tanahnya, untuk hal tersebut maka Pemda Kab.
Bandung membentuk dana cadangan yang diisi tiap tahun Rp10 miliar
untuk waktu lima tahun, mulai tahun 2010,
Jurnal Korolari Pembentukan Dana Cadangan
Dr Dana Cadangan xxx
Cr Ekuitas Dana Cadangan – Diinvestasikan Xxx
dalam Dana Cadangan

Jurnal Penyertaan Modal Pemerintah


Dr Pengeluaran Pembiayaan – Penyertaan xxx
Modal Pemerintah

Cr Kas di Kas Daerah Xxx

Jurnal dan Posting ke Buku Besar


Jurnal-jurnal penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
pembiayaan dicatat dalam Jurnal Kas Masuk (JKM-PPKD) untuk
mencatat Penerimaan Pembiayaan dan Jurnal Kas Keluar (JKK-PPKD)
untuk mencatat Pengeluaran Pembiayaan. Sedangkan jurnal dicatat
dalam Jurnal Umum.
Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan
diposting ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu PPKD sesuai dengan
kode rekeningnya. Buku Besar digunakan untuk posting jurnal Jenis

30
Pembiayaan, sedangkan Buku Besar Pembantu digunakan untuk posting
akun sampai dengan Rincian Objek Pembiayaan.

E. AKUNTANSI REKENING (RK-SKPD) di PPKD


Akuntansi RK-SKPD merupakan akuntansi Aset Lancar di tingkat
PPKD. Akun “RK-SKPD” akan bertambah bila PPKD mentransfer aset
(seperti menerbitkan SP2D- UP, SP2D-GU dan SP2D-LS, atau
menerima aset tetap dari Pemda), dan akan berkurang bila PPKD
menerima pendapatan dari SKPD atau penyetoran uang (pengembalian
sisa Uang Persediaan)
Saldo normal akun “RK-SKPD” adalah Debet (Dr.). Akun-
akun RK-PPKD dan RK-SKPD ini akan dieliminasi pada saat
akan dibuat laporan gabungan Pemda. Pengeliminasian dilakukan
oleh PPKD/BUD.
Dokumen Sumber
Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat mutasi akun
Rekening SKPD ini adalah dokumen yang terkait dengan
transaksi antarkantor, antara SKPD PPKD, yaitu dokumen transfer
antara kedua kantor tersebut, sebagai berikut:
No. Jenis Transaksi Dokumen Sumber
1 PPKD mengeluarkan SP2D kepada - SP2D UP
SKPD (transfer uang dari PPKD) - SP2DGU
- SP2D TUP
2 PPKD mengeluarkan tembusan Tembusan SP2D LS
pelunasan belanja LS kepada SKPD
3 (transfer
PPKD belanja dari
melakukan SKPD) atas,
penyesuaian Surat Penetapan DAU/DAK
piutang pendapatan
4 PPKD menerima setoran pendapatan Surat Tanda Setoran (STS)
5 Setoran sisa kas ke PPKD (transfer uang Surat Tanda Setoran (STS)
ke PPKD dari SKPD)

Standar Jurnal Transaksi Transfer ke Rekening SKPD


Jurnal pemberian SP2D UP/GU/TU/LS kepada SKPD
Dr RK-SKPD ..... Xxx
Cr Kas di Kas Daerah Xxx

31
Jurnal penerimaan pendapatan/penyetoran uang dari SKPD ke
rekening kas daerah
Dr Kas di Kas Daerah Xxx
Cr RK – SKP Xxx

Jurnal dan Posting ke Buku Besar


Jurnal-jurnal penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
transfer dari PPKD ke SKPD dicatat dalam Jurnal Kas Masuk (JKM-
PPKD) untuk mencatat transfer masuk dari SKPD dan Jurnla Kas Keluar
(JKK-PPKD) untuk mencatat transfer keluar ke SKPD.
Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan
diposting ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu PPKD sesuai dengan
kode rekeningnya
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal Jenis Pembiayaan,
sedangkan Buku Besar Pembantu digunakan untuk posting akun sampai
dengan Rincian Objek Pembiayaan.

F. AKUNTANSI ASET
Prosedur akuntansi aset pada SKPKD merupakan pencatatan atas
pengakuan aset yang muncul dari transaksi pembiayaan yang dilakukan
oleh Pemerintah Daerah, misalnya pengakuan atas investasi jangka
panjang.
Aset terbagi ke dalam dua kelompok, yakni:
1. Aset Lancar (Current Asset)
2. Aset Tidak Lancar (Non-Current Asset)
Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat
direalisasi atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu dua
belas (12) bulan sejak tanggal pelaporan.
Standar Jurnal Akuntansi Aset
Standar Jurnal untuk akuntansi aset dilakukan melalui jurnal
(jurnal ikutan) yang proses pencatatannya dilakukan bersamaan
dengan jurnal yang berkaitan dengan rekening realisasi anggaran.
Berikut disajikan kembali jurnal-jurnal yang dilakukan untuk
pengakuan aset:
Jurnal – Pengakuan Investasi
Dr Investasi ... xxx

32
Cr Ekuitas Dana Investasi – Xxx
Diinvestasikan dalam Investsi

Jurnal - Pelepasan Investasi


Dr Ekuitas Dana Investasi – xxx
Diinvestasikan dalam Investsi
Cr Investasi ... Xxx

Jurnal – Pengakuan Aset Tetap


Dr Aset Tetap ... xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi – Xxx
Diinvestasikan dalam Aset Tetap

Jurnal - Pelepasan Aset Tetap


Dr Ekuitas Dana Investasi – xxx
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Cr Aset Tetap .... Xxx

Jurnal dicatat dalam Jurnal Umum. Secara periodik, buku


jurnal atas transaksi hutang jangka panjang tersebut diposting ke dalam
buku besar rekening yang terkait. Setiap akhir periode semua buku
besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan PPKD.
G. AKUNTANSI EKUITAS DANA
Akuntansi atas ekuitas dana terjadi bersamaan terutama dengan
akuntansi atas transaksi pembiayaan (penerimaan dan pengeluaran),
serta penyesuaian karena sebenarnya perubahan yang terjadi pada
saldo ekuitas dana, disebabkan oleh transaksi-transaksi tersebut serta
penyesuaian di akhir periode akuntansi. Pencatatan atas akun ekuitas
dana adalah sebagai jurnal dari transaksi-transaksi tersebut.
Ekuitas Dana terbagi ke dalam 3 (tiga ) kelompok, yaitu:
 Ekuitas Dana Lancar, terdiri dari Sisa Lebih Pembiayaan
anggaran (SiLPA), dan Dana yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka pendek.
 Ekuitas Dana Investasi, terdir dari Diinvestasikan dalam Investasi
jangka Panjang, Diinvestasikan dalam Aset Lainnya serta kontra
33
ekuitas berupa Dana yang harus disediakan untuk pembayaran
utang jangka panjang.
 Ekuitas Dana Cadangan, terdiri atas Diinvestasikan dalam
Dana Cadangan.
Dari keseluruhan akun yang termasuk ke dalam ekuitas
dana tersebut, dua di antaranya merupakan contra account, yaitu:
- dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek
- dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka
panjang
Dikarenakan kedua akun tersebut merupakan contra account
dari ekuitas dana, maka saldo normalnya berlawanan dengan saldo
normal ekuitas dana. Saldo normal ekuitas dana adalah kredit (Cr),
sedangkan kedua akun tersebut bersaldo normal debet (Dr).
Akun-akun ekuitas dana seperti di atas, hanya ada di dalam neraca
PPKD sebagai Pemda, sedangkan untuk neraca SKPD tidak ada
akun- akun tersebut diatas. Karena SKPD merupakan bagian dari
Pemda, dan SKPD tidak memiliki kekayaan bersih sendiri.
Hubungan antara Pemda dengan SKPD adalah hubungan Pusat –
Cabang, dengan seluruh aset dan utang SKPD adalah aset dan
utang Pemda. Di neraca tingkat SKPD, menggunakan akun RK-
Pusat. Akun ini merupakan reciprocal account dengan akun RK-
SKPD yang dicatat di tingkat Pemda pada kelompok aset.
Dokumen Sumber yang digunakan
No. Jenis transaksi Dokumen sumber
1 Ekuitas dana lancar – Sisa Lebih Laporan Realisasi Anggaran
Pembiayaan Anggaran (SiLPA) (LRA)
2 Ekuitas dana lancar – Cadangan - SKP/SKR yang belum dibayar
- Surat perjanjian pemberian
piutang pendapaatan dana transfer
pinjaman
- Bukti transfer
3 Ekuitas dana lancar – Dana yang - Surat perjanjian pinjaman
(utang)
harus disediakan untuk pembayaran
- SP2D
4 utang jangka
Ekuitas dana investasi – - SP2D
Diinvestasikan dalam investasi - Kopi surat perintah

34
5 Ekuitas dana investasi – - Surat Keputusan penempatan
- SP2D
Diinvestasikan dalam aset lainnya
6 Ekuitas dana investasi – Dana yang - Surat perjanjian pinjaman
(utang)
harus disediakan untuk pembayaran
- SP2D
utang jangka panjang
7 Ekuitas dana cadangan – - Perda tentang dana cadangan
- SP2D
Diinvestasi- kan dalam dana
cadangan

Standar Jurnal Transaksi Ekuitas Dana


Penjurnalan atas ekuitas dana dilaksanakan secara harian dan
kronologis, serta bersamaan dengan penjurnalan transaksi pembiayaan,
penjualan aset daerah, dan penyesuaian (di tingkat Pemda/PPKD/BUD)
Jurnal Standar – Penyesuaian Cadangan Piutang (dari penyesuai an
atas ti mbulnya piutang pendapatan di akhir periode akuntansi)
Dr Piutang Daerah xxx
Cr Ekuitas Dana Lancar – Cadangan Piutang Xxx
Daerah

Jurnal – Penerimaan Pelunasan Piutang Daerah


Dr Ekuitas Dana Lancar – Cadangan Piutang Xxx
Daerah
Cr Piutang Daerah Xxx

Jurnal – Penerimaan Pinjaman Daerah Jangka Pendek


Dr Ekuitas Dana Lancar – Dana yang Harus Xxx
Disediakan Untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek
Cr Utang Jangka Pendek xxx

Jurnal – Pembayaran Pokok Pinjaman Jangka Pendek


Dr Utang Jangka Pendek Xxx

35
Cr Ekuitas Dana Lancar – Dana yang xxx
Harus Disediakan Untuk Pembayaran
Utang Jangka Pendek

Jurnal – Penyertaan Modal /Investasi Jangka Panjang


Dr Penyertaan Modal Pemerintah Daerah/ Xxx
Investasi Jangka Penjang
Cr Ekuitas Dana Investasi – Xxx
Diinvestasikan dalam Investasi
Jangka Penjang

Jurnal – Penjualan Aset Daerah yang dipisahkan


Dr Ekuitas Dana Investasi – Diinvestasikan Xxx
dalam Investasi Jangka Penjang

Cr Penyertaan Modal Pemerintah daerah/ xxx


Investasi Jangka Panjang

Jurnal – Penjualan Aset Daerah yang tidak dipisahkan


Dr Ekuitas Dana Investasi –Diinvestasikan Xxx
dalam Aset Tetap
Cr Aset Tetap xxx

Jurnal – Perolehan Aset Lainnya


Dr Aset lainnya xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi -Diinvestasikan Xxx
dalam Aset Lainnya

Jurnal Standar – Penjualan Aset Lainnya Daerah Yang Tidak


Dipisahkan
Dr Ekuitas Dana Investasi – Diinvestasikan xxx
dalam Aset Lainnya
Cr Aset lainnya xxx

Jurnal – Penerimaan Pinjaman Daerah Jangka Panjang

36
Dr Ekuitas Dana Investasi– Dana yang harus Xxx
disediakan untuk pembayaran utang
jangka panjang
Cr Utang Jangka Panjang xxx

Jurnal – pembayaran pokok pinjaman


Dr Bagian Lancar Utang xxx
Cr Ekuitas Dana Lancar– Dana yang Harus Xxx
Disediakan Untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek
Catatan: jurnal pembayaran pokok pinjaman, menggunakan akun
dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek,
karena utang yang dibayar adalah bagian yang jatuh temponya saja,
yaitu yang sudah menjadi utang jangka pendek.

Jurnal – Pembentukan Dana Cadangan


Dr Dana Cadangan Xxx
Cr Ekuitas Dana Cadangan Xxx

Jurnal – Pencairan Dana Cadangan


Dr Ekuitas Dana Cadangan Xxx
Cr Dana Cadangan Xxx

Jurnal dicatat dalam Jurnal Umum. Secara periodik, buku jurnal


atas transaksi Utang Jangka Panjang tersebut diposting ke dalam buku
besar rekening yang terkait. Setiap akhir periode semua buku besar
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan PPKD.

37
BAB III
PENUTUPAN

KESIMPULAN
Akuntansi keuangan pemerintah daerah bertugas untuk mencatat dan
melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah. Dimana
yang dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah adalah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD). Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unit
pemerintahan di lingkungan pemda selaku pengguna anggaran dan harus
menyelenggarakan sistem akuntansi yang mengharuskan seluruh penerimaan uang
oleh SKPD disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah dan pengeluaran dilakukan
dari rekening Kas Umum Daerah yang dikelola PPKD sebagai BUD.
Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh fungsi
akuntansi di SKPKD yang mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
SKPKD dalam kapasitas sebagai Pemda. Oleh karena itu, di dalam akuntansi
PPKD meliputi juga akuntansi transaksi resiprokal antara PPKD (selaku BUD)
dengan SKPD (selaku pengguna anggaran). Transaksi resiprokal (transaksi
timbal-balik) antara PPKD dan SKPD diselenggarakan dengan metode akuntansi
“hubungan kantor pusat dan cabang” (Home Office-Branch Accounting). Untuk
mencatat transaksi resiprokal tersebut, SKPD menggunakan akun RK-PPKD,
sedangkan PPKD akan menggunakan akun RK-SKPD.

38
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2014. Modul Akuntansi Pemerintah


Daerah dan SKPD.
Pemerintah Kabupaten Bandung. 2013. Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi
Pelaporan Keuangan. Bandung.

39

You might also like