Akpem 11 - SKPD Ppkd-1
Akpem 11 - SKPD Ppkd-1
Akpem 11 - SKPD Ppkd-1
Oleh:
Dewi Ayu Hartinah (150810301035)
Triana Novitasari (150810301044)
Tiara Primavika Bestari (150810301135)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Pada SKPD Dan PPKD”
dapat terselesaikan . Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada Andriana,
S.E, M.Sc, Ak. selaku dosen mata kuliah Akuntansi Pemerintahan. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari semua pihak yang ikut berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini berisi tentang bagaimana sistem akuntansi yang berjalan pada
akuntansi pemerintah daerah, terutama yang SKPD dan PPKD. Diharapkan tersusunnya
makalah ini dapat menjadi wadah untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca. Diharapkan pula agar nantinya pembaca dapat mengembangkan apa yang telah
tertuang pada makalah ini.
Makalah ini telah disusun dengan sebaik-baiknya, namun tidak ada hal yang
sempurna di dunia ini, begitu pula makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan guna terciptanya makalah yang lebih baik.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. AKUNTANSI SPKD
A. SISTEM AKUNTANSI SKPD
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unit pemerintahan di
lingkungan pemda selaku pengguna anggaran, yang dapat berbentuk dinas, badan,
dan kantor ataupun satuan. Sebagai pengguna anggaran, SKPD harus
menyelenggarakan sistem akuntansi guna menghasilkan laporan keuangan sebagai
bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang dikelolanya.
Di dalam sistem pengelolaan APBD mengharuskan seluruh penerimaan uang
oleh SKPD disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah dan pengeluaran dilakukan
dari rekening Kas Umum Daerah. Istilah Kas Umum Daerah sering juga disebut
Kas Daerah atau sering disingkat Kasda. Pengelola Kasda adalah PPKD yang
secara otomatis adalah BUD.
Dengan demikian, walaupun SKPD telah memiliki dokumen pelaksanaan
anggaran (DPA), aliran kas masuk ke pengguna anggaran yang berasal dari
pendapatan daerah harus disetorkan ke Kas Daerah. Demikian juga untuk setiap
pembayaran belanja SKPD, uang yang digunakan adalah uang yang berasal dari
Kas Daerah yang dibayarkan baik dengan cara pembayaran langsung (LS) oleh
BUD ke pihak penerima pembayaran ataupun melalui bendahara pengeluaran
SKPD dengan mekanisme uang persediaan/tambah uang persediaan (UP/GU/TU).
Mekanisme di atas akan menimbulkan hubungan antara SKPD dengan PPKD
(selaku BUD). Untuk tujuan akuntansi, hubungan antara berbagai SKPD dan
PPKD selaku BUD dapat dipandang dari dua aspek berikut :
a. Aspek hubungan keuangan
Hubungan antara SKPD dan PPKD dapat dipandang sebagai hubungan antara
kantor pusat dan kantor cabang. PPKD diperlakukan sebagai kantor pusat,
sementara itu SKPD, diperlakukan sebagai kantor cabang.
6
diaplikasikan pada akuntansi di SKPD dan PPKD ini dapat dilihat dengan
digunakannya akun Rekening Koran PPKD (RK-PPKD) pada setiap SKPD.
Sementara itu, PPKD menggunakan akun Rekening Koran SKPD (RK-SKPD).
Dengan demikian, akun RK-SKPD dan akun RK-PPKD merupakan akun
resiprokal yang mencerminkan hubungan timbal-balik keuangan antara PPKD
(selaku BUD) dan SKPD (selaku pengguna anggaran).
Kegiatan akuntansi pada satuan kerja meliputi pencatatan atas pendapatan,
belanja, aset dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh PPK-SKPD
berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara. PPK-
SKPD melakukan pencatatan transaksi pendapatan pada jurnal khusus
pendapatan, transaksi belanja pada jurnal khusus belanja serta transaksi aset dan
selain kas pada jurnal umum. Secara berkala, PPK-SKPD melakukan posting pada
buku besar dan secara periodik menyusun Neraca Saldo sebagai dasar pembuatan
Laporan Keuangan, yang terdiri atas: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan
Catatan Atas Laporan Keuangan.
7
SKPKD sedangkan SKPD tertentu memiliki kewenangan untuk memungut
retribusi.
Contoh :
Pada tanggal 5 Januari 2009 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
menerima setoran Sewa Alat Berat sebesar Rp 63.120.000 dan Sewa
8
Laboratorim Rp 5.000.000
Jurnalnya:
a. Pada saat penerimaan pendapatan
Debet Kredit
Tanggal Kas di Bend. Nomor Bukti Uraian Ref Jumlah
Penerimaan
5 Jan 09 Pendapatan yg
63.120.000 35/10/STS/ 63.120.000
Ditangguhkan-Sewa
Alat Berat
8 Jan 09 Pendapatan yg
5.000.000 5.000.000
Ditangguhkan-Sewa
Laboratorium
Pendapatan Sewa
8 Jan 09 5.000.000 5.000.000
Laboratorium
9
2. Pendapatan Disetor Langsung ke Bank oleh Pihak Ketiga
Wajib Pajak/Wajib Retribusi membayarkan uang kepada Bank Kas
Daerah (Bank Kasda) sejumlah uang yang tertera di SKPD/SKRD. Bank
Kasda menerbitkan slip bukti setoran/bukti lain yang sah dan Nota Kredit.
Bank Kasda menyerahkan slip bukti setoran/Bukti lain yang sah kepada
WP/WR dan Nota Kredit kepada BUD. WP/WR menyerahkan slip
setoran/bukti lain yang sah kepada Bendahara Penerimaan.
Dokumen Sumber Penerimaan
Dokumen sumber yang digunakan Bendahara Penerimaan sebagai dasar
SPJ Penerimaan yang selanjutnya dilakukan pencatatan transaksi
pendapatan di Satker oleh PPK-SKPD ini adalah sebagai berikut:
Transaksi Dokumen sumber
Penerimaan PAD - Surat Ketetapan Pajak Daerah
- Surat Ketetapan Retribusi
- Slip Setoran Pembayaran
- Bukti Pembayaran/Penerimaan lainnya
Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi
pendapatan, maka dibuatlah Buku Jurnal Kas Masuk (JKM) Pendapatan.
Contoh:
Penerimaan pada tanggal 04 Desember 2009, diterima setoran pajak
hiburan sebesar Rp75.000.000,- ternyata ada kesalahan hitung, sehingga
ada kelebihan pembayaran yang harus dikembalikan sebesar
Rp5.000.000,- kepada pihak ketiga.
Debet Kredit
Tanggal Pendapatan
RK/Pusat
Pajak Hiburan
Nomor Bukti Uraian Ref Jumlah
Dokumen Sumber
Dokumen sumber yang dijadikan dasar dalam pencatatan transaksi
belanja ini adalah sebagai berikut:
15
Pembentukan serta pencairan Dana Cadangan merupakan bagian dari
akun pembiayaan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Pasal 98 menyebutkan bahwa Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran
Pembiayaan daerah dianggarkan dalam RKA-SKPD pada SKPKD.
Dengan demikian, penganggaran maupun realisasi pembentukan dan
pencairan dana cadangan tidak dilakukan di SKPD dan hanya ada di
SKPKD.
5. Akuntansi Aset Lainnya
Sesuai PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
Aset Non Lancar Lainnya diklasifikasikan sebagai Aset Lainnya.
Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Piutang Penjualan
Angsuran, Tagihan Tuntuan Ganti Kerugian Daerah, Kemitraan dengan
Fihak Ketiga, Aset Tidak Berwujud, Aset Lain-Lain.
16
- Pada akhir tahun anggaran sebesar jumlah Laporan Inventarisasi
Piutang Pajak yang belum dibayar
- Pada akhir tahun sebesar bagian jumlah tagihan penjualan angsuran
yang jatuh tempo
- Pada akhir tahun sebesar bagian jumlah TGR yang jatuh tempo
tahun anggaran berikutnya
- Pada akhir tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang
Lain-lain yang belum dibayar.
Perkiraan ini didebet:
- Pada awal tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang
Pajak yang belum dibayar (jurnal balik)
- Pada awal tahun sebesar bagian jumlah tagihan penjualan angsuran
yang jatuh tempo (jurnal balik)
- Pada awal tahun sebesar bagian jumlah TGR yang jatuh tempo
(jurnal balik)
- Pada awal tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang
Lain-lain yang belum dibayar (Jurnal balik)
c) Cadangan untuk Persediaan
Cadangan untuk Persediaan merupakan kekayaan pemerintah yang
tertanam dalam persediaan. Perkiraan ini dikredit pada akhir tahun
sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Fisik Persediaan.
d) Dana yang Harus disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek
Perkiraan lawan Ekuitas Dana Lancar merupakan pengurang
kekayaan bersih pemerintah daerah. Perkiraan ini didebet pada akhir
tahun sebesar jumlah kewajiban yang belum dibayar per akhir tahun.
Perkiraan ini dikredit pada awal tahun berikutnya sebesar jumlah
kewajiban yang jatuh tempo (jurnal balik)
2. Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang
tertanam dalam Invstasi Jangka Panjang, Aset Tetap dan Aset Lainnya,
dikurangi dengan kewajiban jangka Panjang. Pos Ekuitas ini ada di SKPD
hanya terdiri dari:
- Diinvestasikan dalam Aset Tetap, merupakan akun lawan dari Aset
Tetap
Kekayaan pemerintah yang ditanamkan dalam bentuk aset tetap,
seperti tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan dan
17
irigasi dan aset tetap lainnya. Perkiraan ini dikredit pada saat terjadi
realisasi pengeluaran/penambahan dan didebet pada saat terjadi
penjualan/penguranan untuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi
dalam pengerjaan.
- Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, merupakan akun lawan Aset
Lainnya.
Ekuitas dana pemerintah yang ditanam dalam bentuk aset lainnya.
Perkiraan ini dikredit pada saat terjadinya realisasi penerimaan
untuk tagihan penjualan angsuran, dan lain-lain asset (TGR).
3. Ekuitas Dana untuk Dikonsolidasi (RK Pusat)
Akuntansi RK-Pusat merupakan akuntansi ekuitas dana di tingkat
Satker. Akun “RK-Pusat” setara dengan akun “Ekuitas Dana”, tetapi
penggunanya khusus Satker. Hal ini dikarenakan SKPD dianggap
merupakan cabang dari Pemda, sehingga sebenarnya SKPD tidak memiliki
ekuitas dana sendiri, melainkan hanya menerima ekuitas dana dari Pemda,
melalui mekanisme transfer. Akun “RK-Pusat” akan bertambah bila Satker
menerima transfer aset (seperti menerima SP2D UP/GU dan
menerima aset tetap dari Pemda), pelaksanaan belanja LS (menerima
SP2D LS), dan akan berkurang bila Satker mentransfer aset ke Pemda
(seperti penyetoran uang ke Pemda).
Akun RK-Pusat yang ada di Satker ini mempunyai rekening resiprokal
berupa akun RK-SKPD yang ada di PPKD sebagai akun aset. Saldo
normal akun “RK-SKPD” adalah Debit (Dr) sedangkan saldo normal akun
“RK-Pusat” adalah kredit (Cr). Akun RK-Pusat dan RK-SKPD ini akan
dieliminasi pada saat akan dibuat laporan gabungan Pemda.
Pengeliminasian dilakukan oleh PPKD/BUD.
2. AKUNTANSI PPKD
A. SISTEM AKUNTANSI PPKD
Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh
fungsi akuntansi di SKPKD yang mencatat transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh SKPKD dalam kapasitas sebagai Pemda. SKPKD adalah
suatu satuan kerja yang mempunyai tugas khusus untuk mengelola
keuangan daerah.Di dalam Pasal 98 Permendagri No. 59 Tahun 2007
18
tentang Perubahan atas Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, dinyatakan sebagai berikut:
a. Pada SKPKD disusun RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) -SKPD
dan RKA-PPKD.
b. RKA-SKPD memuat program/kegiatan yang dilaksanakan oleh PPKD
selaku SKPD;
c. RKA-PPKD digunakan untuk menampung:
- pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan
hibah;
- belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan
sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja
tidak terduga; dan penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah.
Berdasarkan aturan tersebut di atas, sistem akuntansi yang harus
diselenggarakan di SKPKD terdiri dari:
a. Sistem Akuntansi SKPD (SKPKD dalam kapasitas selaku SKPD),
menghasilkan laporan keuangan SKPD berupa LRA, LO, LPE dan
Neraca serta CaLK selaku SKPD pada umumnya.
b. Sistem Akuntansi PPKD terdiri dari:
- Sistem Akuntansi PPKD sebagai BUD, menghasilkan laporan
keuangan PPKD berupa LRA, LO, LPE, dan Neraca, serta CaLK
selaku PPKD.
- Sistem Akuntansi Konsolidator Pemda, menghasilkan laporan
keuangan Pemda (laporan keuangan gabungan) secara lengkap
berupa LRA, Laporan Perubahan SAL, LO, LPE, Neraca, LAK,
dan CaLK.
Akuntansi untuk SKPKD dalam kapasitasnya sebagai SKPD tidak ada
perbedaan dengan akuntansi pada SKPD lainnya, sebagaimana yang telah
dibahas pada Bab sebelumnya. Oleh karena itu, pembahasan di dalam bab
ini adalah akuntansi untuk PPKD dalam rangka pelaksanaan DPA-PPKD.
Di samping itu, sebagaimana telah dijelaskan di Bab IV, bahwa di dalam
sistem pengelolaan APBD mengharuskan seluruh penerimaan uang oleh
SKPD disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah dan pengeluaran
dilakukan dari rekening Kas Umum Daerah (Kasda). Pengelola Kasda
adalah PPKD yang secara otomatis adalah BUD. Oleh karena itu, di dalam
19
akuntansi PPKD meliputi juga akuntansi transaksi resiprokal antara PPKD
(selaku BUD) dengan SKPD (selaku pengguna anggaran).
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa transaksi
resiprokal (transaksi timbal-balik) antara PPKD dan SKPD tersebut
diselenggarakan dengan metode akuntansi “hubungan kantor pusat dan
cabang” (Home Office-Branch Accounting). Untuk mencatat transaksi
resiprokal tersebut, SKPD menggunakan akun RK-PPKD, sedangkan
PPKD akan menggunakan akun RK-SKPD (ditulis sesuai dengan nama
SKPD-nya masing-masing).
B. PROSEDUR AKUNTANSI PADA PPKD
1. PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN
Pada bagian ini yang dimaksud dengan akuntansi pendapatan
PPKD adalah langkah-langkah teknis yang harus dilakukan
dalam perlakuan akuntansi untuk pendapatan pada level Pemerintah
Daerah seperti misalnya Pendapatan Dana Perimbangan dan Lain-Lain
Pendapatan Daerah yang Sah.
Dokumen Sumber yang digunakan
Dokumen sumber yang digunakan untuk pencatatan pendapatan
Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah
Transaksi Dokumen sumber
Penerimaan dana perimbangan Surat tanda bukti transfer pembayaran dari
KPPN (Nota Kredit Bank)
Laporan Posisi Kas Harian Bank
Jurnal Standar
Fungsi Akuntansi di PPKD (yang dilakukan oleh Bidang
Akuntansi di DPPK) menerima Laporan Posisi Kas Harian dari BUD.
Laporan ini yang dilampiri salah satunya oleh tembusan Nota Kredit
akan menjadi dokumen sumber untuk penjurnalan akuntansi
pendapatan. Dari Laporan Posisi Kas Harian ini, Fungsi
20
Akuntansi SKPKD dapat mengidentifikasi sumber penerimaan
kas berasal.
a) Jurnal penerimaan pendapatan
Dr Kas di Kas Daerah Xxx
Cr. Pendapatan Dana Perimbangan xxx
Cr. Lain-Lain Pendapatan yang Sah xxx
- Pada tanggal 20 Juni 2009, Pemerintah Kabupaten Bandung
menerima transfer dari Departemen Kesehatan pemerintah pusat
untuk asuransi jaminan kesehatan sebesar Rp600.000.000.
SKPD PPKD
Tidak ada jurnal 30 April 2009
Dr. Kas di Kasda Rp600.000.000
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Pajak Rp600.000.000
SKPD PPKD
15 Desember 2009
Tidak ada jurnal Dr. Pendapatan lain-lain yg sah Rp100.000.000
Cr. Kas di Kas Daerah Rp100.000.000
2 Belanja Subsidi SP2D LS, Nota debet bank,SPM, SPD, Berita acara,
Bukti pengeluaran lainnya Keputusan Kepala
Daerah
3 Belanja Hibah SP2D LS, Nota debet bank,SPM, SPD, Berita acara,
Bukti pengeluaran lainnya Keputusan Kepala
Daerah
4 Belanja Bantuan SP2D LS, Bukti pengeluaranSPM, SPD, Berita acara,
Sosial
lainnya Keputusan Kepala
Daerah
- SP2D LS SPM, SPD, Berita acara,
5 Belanja Bagi - Bukti pengeluaran lainnya
Keputusan Kepala
Hasil
Daerah
Jurnal Standar
Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan kepada
bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti
transfer ke pihak ketiga. Transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
a) pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU kepada SKPD
b) pembayarannya dengan SP2D LS kepada fihak ketiga
Berikut dijelaskan transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD yang
dilakukan langsung ke fihak ketiga. Penjelasan pembayaran dengan
22
SP2D kepada SKPD dijelaskan di bagian G (Akuntansi RK-Pusat di
SKPD dan RK-SKPD di PPKD).
Jurnal pencatatan transaksi belanja
Dr Bunga Xxx
Dr Belanja Subsidi Xxx
Dr Belanja Hibah Xxx
Dr Belanja Bantuan Sosial Xxx
Dr Belanja Bagi Hasil Xxx
Dr Belanja Bantuan Keuangan Xxx
Dr Belanja Tidak Terduga Xxx
Cr Kas di Kas Daerah Xxx
Contoh:
- Pada tanggal 8 Mei 2009 PPKD Pemerintah Kabupaten Bandung
melakukan pembayaran untuk bantuan keuangan sebesar
Rp90.000.000 dengan menggunakan SP2D-LS.
Jurnal untuk mencatat pengakuan belanja bantuan keuangan:
SKPD PPKD
8 Mei 2009
Dr. Belanja Bantuan Keuangan Rp90.000.000
Tidak ada jurnal
Cr. Kas di Kas Daerah Rp90.000.000
Perhitungan Fihak Ketiga
Transaksi Penerimaan Fihak Ketiga (PPK) merupakan
transaksi transitoris berupa penerimaan kas dari pihak ketiga
yang sifatnya titipan dan harus diakui sebagai utang.
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Utang PFK xxx
Contoh :
- Pembayaran gaji Pegawai Dinas Perhubungan bulan Maret 2009
dengan SP2D LS sebesar Rp 80Jt, pada tanggal 30 Maret 2009. Dari
jumlah tersebut terdapat potongan PPh Rp1jt, IWP Rp400rb, dan
Taperum Rp600rb.
Jurnal untuk mencatat pengakuan belanja pegawai
SKPD
30 Maret 2009
Dr Belanja Pegawai Rp 80.000.000
Cr RK PUSAT Rp80.000.000
23
Untuk mencatat pengeluaran Kas di PPKD
PPKD
30 Maret 2009
Dr. RK/SKPD Rp80.000.000
Cr. Kas di Kas Daerah Rp80.000.000
Untuk mencatat pengakuan Utang Titipan Pihak Ke Tiga
PPKD
30 Maret 2009
Dr. Kas di Kasda Rp2.000.000
Cr. Utang PFK-Pot Pph Rp1.000.000
Cr. Utang PFK-Iuran Wajib Rp400.000
Cr. Utang PFK-Taperum Rp600.000
Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan
pajak sehingga dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah neto
(setelah dikurangi potongan pajak)., namun Fungsi Akuntansi PPKD
tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto.
Jurnal pencatatan potongan pajak saat terbit SP2D LS Barang/Jasa
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Utang PFK xxx
Jurnal pencatatan penyetoran pajak ke kas negara/fihak ketiga
Dr Utang PFK xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx
Contoh :
- Apabila potongan PPh, IWP PN, dan Taperum sebesar Rp2 jt di
setor ke Kas Negara pada tanggal 10 April 2009
SKPD PPKD
10 April 2009
Tidak ada jurnal Dr. Utang PFK-Potongan PPh Rp1.000.000
Dr Utang PFK-IWP PN Rp400.000
Dr Utang PFK-Taperum Rp600.000
Cr. Kas di Kas Daerah Rp2.000.000
24
luar daerah bulan April 2010 sejumlah Rp5jt.
Jurnal pada SKPD:
Mencatat pengembalian belanja pada periode yang sama
Dr. Kas di Bendahara Pengeluaran Rp5.000.000
Cr. Belanja Perjalanan Dinas Rp5.000.000
Mencatat penyetoran kas dari pengembalian belanja pada periode
yang sama
Dr. RK PPKD Rp5.000.000
Cr. Kas di Bendahara Pengeluara Rp5.000.000
Jurnal pada PPKD
- Hanya ada satu jurnal untuk mencatat penerimaan setoran uang
dari SKPD akibat pengembalian belanja pada periode yang sama.
Dr. Kas di Kas Daerah Rp5.000.000
Cr. RK SKPD Rp5.000.000
Posting ke Buku Besar
Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan
diposting ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu PPKD sesuai dengan
kode rekening pendapatan.
D. AKUNTANSI PEMBIAYAAN
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan pemerintah yang
mempunyai dampak terhadap penerimaan dan/atau pengeluaran
pemerintah pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-
tahun anggaran berikutnya. Sedangkan tujuan dari transaksi ini adalah
untuk menutup defisit anggaran atau memanfaatkan surplus anggaran.
Transaksi pembiayaan terbagi atas penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan. Selisih dari kedua transaksi tersebut merupakan
pembiayaan neto.
Transaksi penerimaan pembiayaan berasal dari:
1. Penggunaan SiLPA tahun anggaran sebelumnya
2. Pencairan dana cadangan
3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Penerimaan pinjaman daerah
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
6. Penerimaan piutang daerah.
Transaksi pengeluaran pembiayaan berasal dari:
1. Pembentukan dana cadangan
2. Penyertaan modal pemerintah daerah
3. Pembayaran pokok pinjaman (utang)
4. Pemberian pinjaman daerah.
25
Transaksi pembiayaan merupakan transaksi yang terjadi di PPKD
sebagai Pemda. Hal ini dikarenakan sifat atau tujuan dari dilakukannya
transaksi ini, yaitu untuk memanfaatkan surplus atau menutup defisit
anggaran daerah. Selain itu dalam transaksi pembiayaan, di dalamnya
akan melibatkan akun-akun ekuitas dana yang hanya terdapat di
dalam neraca Pemda. Oleh karena itu transaksi ini dicatat dan
dilaporkan dalam LRA PPKD sebagai Pemda (kantor pusat), yang
kemudian akan digabungkan dengan LRA SKPD lainnya, menjadi
laporan keuangan Pemerintah Daerah.
Dokumen sumber
Penerimaan Pembiayaan
Lampiran
No. Jenis Transaksi Dokumen Sumber
Dokumen Sumber
1 Penggunaan SiLPA Perda - Nota kredit bank
tahun anggaran pertanggungjawaban
2 sebelumnya
Pencairan dana -pelaksanaan
Nota kredit APBD
bank Kopi Surat
Cadangan - Perda dana cadangan
perintah
Hasil penjualan -pemindahbukuan
Berita acara
3 Bukti Penerimaan pembayaran
kekayaan daerah yang
dipisahkan
- Surat tanda bukti
4 P e n e ri m a an p i - Nota kredit bank
penerimaan/ Bukti transfer
nj a man daerah Bukti penjualan obligasi
Pengeluaran Pembiayaan
No. Jenis transaksi Dokumen sumber Lampiran
dokumen
sumber
26
1 Pengisian dana 1. Surat Perintah Pencairan - SPD
Dana (SP2D) - SPM
cadangan
2. Perda tentang dana
Cadangan
- SPD
4 Pe mberi a n pin jaman Surat Perintah Pencairan Dana - SPM
(SP2D) - Perjanjian
daerah
Akuntansi Penerimaan Pembiayaan
Transaksi penerimaan pembiayaan dicatat dengan menggunakan
asas bruto, yaitu penerimaan pembiayaan dicatat sebesar nilai
brutonya (tidak dikompensasikan dengan pengeluaran). Pembiayaan
penerimaan diakui pada saat diterima pada Rekening
Standar Jurnal Transaksi Penerimaan Pembiayaan
Penjurnalan transaksi penerimaan pembiayaan dilakukan oleh fungsi
akuntansi PPKD, secara harian berdasarkan urutan kronologis. Jurnal
untuk transaksi penerimaan pembiayaan merupakan jurnal, di mana
satu jurnal akan berpengaruh terhadap Laporan Realisasi Anggaran,
dan jurnal lainnya akan mempengaruhi Neraca.
Berdasarkan dokumen Laporan Posisi Kas Harian, Fungsi Akuntansi
PPKD menjurnal penerimaan kas dari penerimaan pembiayaan sebagai
berikut :
Jurnal Penerimaan Pencairan Dana Cadangan
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan Pembiayaan – Dana xxx
Cadangan
Contoh
Pada tanggal 20 Juni 2009 diterima dana pinjaman dari lembaga
perbankan sebesar Rp2 miliar, hutang ini jatuh tempo dalam 5 tahun
ke depan.
Jurnalnya:
Untuk mencatat penerimaan pembiayaan utang jangka panjang
27
PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah Rp2
Cr. Penerimaan Pembiayaan- Utang DN-Lembaga
Keuangan Bank Rp2 M
28
Cr Penerimaan Pembiayaan – Penerimaan xxx
Pinjaman Daerah
29
dimana satu jurnal akan berpengaruh terhadap Laporan Realisasi
Anggaran, dan jurnal lainnya akan mempengaruhi Neraca. Standar
jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut:
Jurnal Pembentukan Dana Cadangan
Dr Pengeluaran Pembiayaan – Pembentukan xxx
Dana Cadangan
Cr Kas di Kas Daerah Xxx
Contoh
Pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun anggaran 2015 akan
membangun jalan tol, direncanakan diperlukan dana sebesar Rp50 miliar
untuk pembebasan tanahnya, untuk hal tersebut maka Pemda Kab.
Bandung membentuk dana cadangan yang diisi tiap tahun Rp10 miliar
untuk waktu lima tahun, mulai tahun 2010,
Jurnal Korolari Pembentukan Dana Cadangan
Dr Dana Cadangan xxx
Cr Ekuitas Dana Cadangan – Diinvestasikan Xxx
dalam Dana Cadangan
30
Pembiayaan, sedangkan Buku Besar Pembantu digunakan untuk posting
akun sampai dengan Rincian Objek Pembiayaan.
31
Jurnal penerimaan pendapatan/penyetoran uang dari SKPD ke
rekening kas daerah
Dr Kas di Kas Daerah Xxx
Cr RK – SKP Xxx
F. AKUNTANSI ASET
Prosedur akuntansi aset pada SKPKD merupakan pencatatan atas
pengakuan aset yang muncul dari transaksi pembiayaan yang dilakukan
oleh Pemerintah Daerah, misalnya pengakuan atas investasi jangka
panjang.
Aset terbagi ke dalam dua kelompok, yakni:
1. Aset Lancar (Current Asset)
2. Aset Tidak Lancar (Non-Current Asset)
Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat
direalisasi atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu dua
belas (12) bulan sejak tanggal pelaporan.
Standar Jurnal Akuntansi Aset
Standar Jurnal untuk akuntansi aset dilakukan melalui jurnal
(jurnal ikutan) yang proses pencatatannya dilakukan bersamaan
dengan jurnal yang berkaitan dengan rekening realisasi anggaran.
Berikut disajikan kembali jurnal-jurnal yang dilakukan untuk
pengakuan aset:
Jurnal – Pengakuan Investasi
Dr Investasi ... xxx
32
Cr Ekuitas Dana Investasi – Xxx
Diinvestasikan dalam Investsi
34
5 Ekuitas dana investasi – - Surat Keputusan penempatan
- SP2D
Diinvestasikan dalam aset lainnya
6 Ekuitas dana investasi – Dana yang - Surat perjanjian pinjaman
(utang)
harus disediakan untuk pembayaran
- SP2D
utang jangka panjang
7 Ekuitas dana cadangan – - Perda tentang dana cadangan
- SP2D
Diinvestasi- kan dalam dana
cadangan
35
Cr Ekuitas Dana Lancar – Dana yang xxx
Harus Disediakan Untuk Pembayaran
Utang Jangka Pendek
36
Dr Ekuitas Dana Investasi– Dana yang harus Xxx
disediakan untuk pembayaran utang
jangka panjang
Cr Utang Jangka Panjang xxx
37
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Akuntansi keuangan pemerintah daerah bertugas untuk mencatat dan
melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah. Dimana
yang dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah adalah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD). Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unit
pemerintahan di lingkungan pemda selaku pengguna anggaran dan harus
menyelenggarakan sistem akuntansi yang mengharuskan seluruh penerimaan uang
oleh SKPD disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah dan pengeluaran dilakukan
dari rekening Kas Umum Daerah yang dikelola PPKD sebagai BUD.
Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh fungsi
akuntansi di SKPKD yang mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
SKPKD dalam kapasitas sebagai Pemda. Oleh karena itu, di dalam akuntansi
PPKD meliputi juga akuntansi transaksi resiprokal antara PPKD (selaku BUD)
dengan SKPD (selaku pengguna anggaran). Transaksi resiprokal (transaksi
timbal-balik) antara PPKD dan SKPD diselenggarakan dengan metode akuntansi
“hubungan kantor pusat dan cabang” (Home Office-Branch Accounting). Untuk
mencatat transaksi resiprokal tersebut, SKPD menggunakan akun RK-PPKD,
sedangkan PPKD akan menggunakan akun RK-SKPD.
38
DAFTAR PUSTAKA
39