Status of Patients in Dental Hospital of Jember Universi-Ty On October-November 2015)
Status of Patients in Dental Hospital of Jember Universi-Ty On October-November 2015)
Status of Patients in Dental Hospital of Jember Universi-Ty On October-November 2015)
Abstract
Background : Oral hygiene is very important to be kept for aestetic, phonetic,
mastication function and health. There is a relationship between oral hygiene and
gingival desease. Poor oral hygiene will increase the severity of gingival disease.
However, some people still consider that oral hygiene issue is not something important.
Purpose : To find out the status of oral hygiene and gingival status of patients in Dental
Hospital of Jember University and reviewed by age, gender and education. Metode :
This study was a descriptive study with cross sectional approach. The samples were all
new patients of Dental Hospital of Jember University on October-November 2015. The
oral hygiene status was assessed by Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) and gingival
status was assessed by Gingival Index (GI). Result : There were 35,84% of sample had
a good oral hygiene, 54,87% had a medium oral hygiene and 9,29% had a poor oral
hygiene. There were 7,08% of sample had a normal gingival, 58,85% had a light gingival
inflamation, 33,63% had a moderate gingival inflamation, and 0,44% had a severe
gingival inflamation.
Abstrak
Latar Belakang : Kebersihan rongga mulut penting dijaga untuk estetik, fonetik,
mastikasi dan kesehatan. Terdapat hubungan erat antara kebersihan rongga mulut dan
penyakit gingiva. Kebersihan rongga mulut yang buruk akan meningkatkan prevalensi
keparahan penyakit gingiva. Namun demikian, masyarakat masih kurang memahami
akan pentingnya menjaga kebersihan rongga mulut. Tujuan Penelitian : Untuk
mengetahui gambaran status kebersihan rongga mulut dan status gingiva pasien RSGM
Universitas Jember ditinjau dari usia, jenis kelamin, dan jenjang pendidikan. Metode :
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel adalah pasien baru yang datang ke RSGM Universitas Jember pada bulan
Oktober-November 2015. Penilaian tingkat kebersihan rongga mulut dilakukan dengan
Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S), dan status gingiva dinilai dengan Gingival Index
(GI). Hasil : Terdapat 35,84% pasien yang memiliki kebersihan rongga mulut baik,
54,87% memiliki kebersihan rongga mulut sedang dan 9,29% memiliki kebersihan rongga
mulut buruk. Terdapat 7,08% pasien yang memiliki gingiva normal, 58,85% mengalami
gingivitis ringan, 33,63% mengalami gingivitis sedang dan 0.44% mengalami gingivitis
parah.
120.00% 80%
Gingiva Normal
100.00% Gingiva Normal 60% Gingivitis
80.00% Gingivitis Ringan
Ringan 40%
60.00% Gingivitis
Gingivitis 20% Sedang
40.00% Sedang
20.00% Gingivitis
Gingivitis 0%
Parah
0.00% Parah Pend. Menengah
Dewasa Penuh Pend. dasar Pend. Tinggi
Dewasa Muda Lanjut Usia
Gambar 6. Grafik distribusi status gingiva
Gambar 4. Grafik distribusi status gingiva berdasarkan jenjang pendidikan
berdasarkan usia
Distribusi status gingiva berdasarkan jen-
Distribusi status gingiva berdasarkan usia jang pendidikan menunjukkan kelompok pen-
menunjukkan kelompok dewasa muda yang didikan dasar yang memiliki gingiva normal
memiliki gingiva normal sebesar 9,33%, yang adalah 0,00%, yang mengalami gingivitis ringan
mengalami gingivitis ringan sebesar 61,33%, sebesar 46,34%, gingivitis sedang 51,22%, dan
gingivitis sedang 29,33%, dan tidak ada yang gingivitis parah 2,44%. Kelompok pendidikan
mengalami gingivitis parah. Kelompok dewasa menengah dengan gingiva normal sebesar
penuh dengan gingiva normal sebesar 1,55%, 8,22%, yang mengalami gingivitis ringan sebe-
yang mengalami gingivitis ringan sebesar sar 6,85%, gingivitis sedang 59,59%, dan gin-
31,01%, gingivitis sedang 24,81%, dan gingivitis givitis parah 32,19%. Pada kelompok pendidikan
parah 0,78%. Pada kelompok lanjut usia dengan tinggi dengan gingiva normal sebesar 10%,
1 responden memiliki status gingiva gingivitis yang mengalami gingivitis ringan sebesar 69%,
ringan. gingivitis sedang 21%, dan tidak ada yang men-
galami gingivitis parah.
70.00% Pembahasan
60.00%
Data distribusi sampel berdasarkan jenis
50.00% OHI-S Baik kelamin menunjukkan bahwa pasien yang
40.00% OHI-S Sedang datang umumnya adalah perempuan. Menurut
Tjahja dan Ghani, perempuan memang lebih
30.00% OHI-S Buruk
banyak waktu berkunjung ke layanan kesehatan
20.00% untuk memeriksakan kesehatan giginya diband-
10.00% ing laki-laki [6]. Banyaknya pasien perempuan
yang datang ke RSGM Universitas Jember me-
0.00%
nunjukkan bahwa perempuan lebih beresiko
Pend. Menengah mengalami masalah gigi dan mulut daripada
Pend. dasar Pend. Tinggi laki-laki. Perubahan hormon pada perempuan
Gambar 5. Grafik distribusi status kebersihan rongga berpengaruh terhadap jaringan periodontal.
mulut berdasarkan jenjang pendidikan Peningkatan kadar hormonal, terutama estrogen
dan progesteron menyebabkan terjadinya pe-
Distribusi status kebersihan rongga mulut rubahan permeabilitas kapiler dan peningkatan
berdasarakan jenjang pendidikan menunjukkan aliran cairan gingiva sehingga terjadinya pen-
bahwa kelompok pendidikan dasar dengan ke- ingkatan resiko penyakit gingiva dan penyakit
bersihan rongga mulut baik adalah sebesar periodontal pada perempuan [10].
14,63%, sedang 63,41% dan buruk 21,95%.
Pada kelompok pendidikan menengah dengan
kriteria baik adalah sebesar 39,73%, sedang
53,42% dan buruk 6,85%. Pada kelompok pen-
didikan tinggi dengan kebersihan rongga mulut
baik adalah sebesar 43,59%, sedang 51,28%
dan buruk 5,13%.
Kelompok usia dewasa muda adalah Laki-laki memiliki kriteria OHI-S buruk
kelompok usia terbesar yang datang ke RSGM sebesar 12,37%, sedangkan perempuan 6,98%.
Universitas Jember. Menurut Budiharto (dalam Pada kriteria OHI-S baik, persentase laki-laki
Tjahja), usia seseorang berkaitan dengan pen- adalah 35,05% dan perempuan adalah 26,43%.
galaman hidup [6]. Makin bertambah usia sese- Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki memiliki ke-
orang maka makin banyak belajar dari pengala- bersihan rongga mulut yang lebih buruk daripa-
man tentang pemeliharaan kesehatan gigi, da perempuan. Menutut Burt, perempuan memi-
keluhan tentang sakit gigi, keluhan sakit pada liki kebersihan rongga mulut yang lebih baik
jaringan periodontal dan bagaimana cara men- daripada laki-laki dan laki-laki biasanya kurang
gatasinya. Hal ini berkebalikan dengan hasil memperhatikan kebersihan rongga mulutnya
yang didapat. Sedikitnya responden dari kelom- bila dibandingkan perempuan [12]. Banyaknya
pok lanjut usia disebabkan oleh pasien dengan pasien laki-laki yang merokok tembakau juga
usia lebih dari sama dengan 65 tahun sebagian mempengaruhi kebersihan rongga mulut. Tar
besar tidak masuk kriteria, yaitu memiliki yang terkandung dalam asap rokok akan men-
keadaan rongga mulut full edentulous. gendap pada permukaan gigi dan menyebabkan
Kelompok pendidikan menengah adalah permukaan gigi menjadi kasar, sehingga mudah
kelompok terbesar yang datang ke RSGM Uni- dilekati plak dan kebersihan rongga ulut menjadi
versitas Jember, yaitu sebesar 64,60% dari total buruk [13]. Sebagian besar laki-laki maupun
sampel. Kelompok pendidikan tinggi yang perempuan memiliki kebersihan rongga mulut
datang ke RSGM Universitas Jember hanya ter- sedang, namun persentase perempuan lebih
dapat 17,26%. Pasien RSGM Universitas Jem- tinggi daripada laki-laki, yaitu 56,59% pada
ber sebagian besar didatangkan oleh maha- perempuan dan 52,58% pada laki-laki. Hal ini
siswa untuk memenuhi requirement tugas prak- dapat terjadi akibat perubahan keseimbangan
tikum profesi [11]. Mahasiswa biasanya memilih hormon, terutama estrogen dan progesteron.
pasien dari kelompok pendidikan dasar dan pen- Menurut Kornman & Lobsche (dalam Fatimatuz-
didikan menengah. Pasien dengan pendidikan zahro), estrogen dan progesteron diduga
tinggi datang atas dorongan dari diri sendiri. menyediakan kondisi yang cocok untuk pertum-
Maka dari itu, pasien dengan pendidikan tinggi buhan bakteri [14].
lebih sedikit dari pasien pendidikan menengah. Gambar 2 menunjukkan bahwa perem-
Hasil pemeriksaan OHI-S menunjukkan puan memiliki status gingiva yang lebih baik
bahwa sebagian besar subjek penelitian memili- daripada laki-laki dan laki-laki lebih berpotensi
ki tingkat kebersihan mulut sedang. Hal ini me- mengalami inflamasi gingiva daripada perem-
nunjukkan bahwa status kebersihan rongga mu- puan. Menurut Fahrenbach, laki-laki cenderung
lut pasien RSGM Universitas Jember kurang memiliki insiden penyakit periodontal yang lebih
baik karena sebagian besar subjek penelitian tinggi daripada perempuan [10]. Hal ini
memiliki tingkat kebersihan mulut sedang. Hasil berhubungan dengan kebersihan rongga mulut
pemeriksaan GI menunjukkan bahwa sebagian yang buruk pada laki-laki.
besar pasien mengalami inflamasi gingiva Gambar 3 menunjukkan bahwa kelompok
ringan. Hal ini menunjukkan bahwa status gingi- usia muda memiliki kebersihan dan kesehatan
va pasien kurang baik karena masih banyak rongga mulut yang lebih baik daripada kelompok
yang mengalami peradangan gingiva. usia lain. Semakin bertambahnya usia, maka
status kebersihan rongga mulut akan semakin
menurun. Peningkatan prevalensi pada usia tua
berhubungan dengan ketangkasan yang menu-
run pada pasien tua. Ketangkasan yang terbatas
pada pasien tua menyebabkan lama waktu
pemeliharaan diri menjadi lebih pendek dan ke-
mampuan dalam pemeliharaan diri makin menu-
run [15]. Pada kelompok usia lanjut usia, hanya
terdapat 1 sampel penelitian dan memiliki OHI-S
sedang. Hal ini disebabkan karena pada pasien
lanjut usia banyak yang memiliki keadaan full
edentulous sehingga tidak memenuhi kriteria
sampel.
[2] Kiswaluyo, & Yani, R.W. E. Trend kunjungan [14] Fatimatuzzahro, Nadie., Pujiastuti, Peni.,
pasien Poli Gigi Puskesmas di Kabu- Praharani, Depi. Perbandingan Jumlah
paten Jember. 2009. Jurnal PDGI, 59 Koloni Bakteri Plak Subgingiva pada
(1): 19-23. Masa Prapubertas, Pubertas dan Pas-
[3] Putri, Megananda H., Herijulianti, liza., Nur- capubertas. Spirulina. Juni 2009; 4(2):
jannah, Neneng. Ilmu Pencegahan 43-54.
Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan [15] Nield-Gehrig, JillS., Willmann, Donald E.
Pendukung Gigi. Jakarta: EGC. 2012. Foundations of Periodontics for the
[4] Cochran, David L., Kalkwarf, Kenneth L., Dental Hygienist 3rd Edition. China:
dan Brunsvold, Michael A. Plaque & Waters Kluwer Health | Lippincott
Calculus Removal: Considerations for Williams & Wilkins. 2011.
the Professional. New Malden: [16] Wilson, Thomas G., Kornman, Kenneth S.
Quintessesce. 1994. Fundamental of Periodontics. Chicago:
[5] Rebelo & Queiroz. Gingival disease – Their Quintessence Publishing Co.Inc. 1996.
Aetiology, Prevention adn Treatment. [17] Ridwan, Muhammad. Hubungan Kehilangan
Brazil: Federal University of Amazonas. Gigi dengan Status Gizi pada Lansia di
2011. Panti Werdha Salib Putih Salatiga.
[6] Tjahja, Indirawati, Ghani, Lannywati. Status Salatiga : Program Studi Keperawatan
Kesehatan Gigi dan Mulut ditinjau dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi
Faktor Individu Pengunjung Puskesmas Waluyo Ungaran. 2015.
DKI Jakarta Tahun 2007. Bul. 2010. [18] Basuni., Cholil., Putri, Debi K. T. Gambaran
Penelit. Kesehatan, 38(2): 52-66. Indeks Kebersihan Mulut Berdasarkan
[7] Sudarma, Momon. Sosiologi untuk Kese- Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa
hatan. Jakarta: Salemba Medika. 2008. Guntung Ujung Kabupaten Banjar.
[8] Efendi, Ferry., Makhfudli. Keperawatan Ke- 2014. Dentino (Jurnal Kedokteran Gigi),
sehatan Masyarakat Teori dan Praktek Vol 2(1): 18-23.
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba [19] Lebukan, Beatrix Jaica. Faktor-Faktor
Medika. 2009. Penyebab Penyakit Periodontal (Studi
[9] Departemen Agama. Undang-Undang Re- Kasus Masyarakat Pesisir Pantai Keca-
publik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 matan Bacukiki Barat Kota Pare-Pare).
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Makasar: FKG Universitas Hasanudin.
2003. 2013.
[10] Fahrenbach, Margaret J., & Weiner, Jane. [20] Khader, Yousef Saleh. Factors Associated
Saunders Review of Dental Hygiene with Periodontal Disease in Jordan :
2nd Edition. USA: Saunders an Imprint Principal Component and Factor Analy-
of Elsevier Inc. 2009. sis Approach. 2006. Journal of Oral
[11] Nirmalawati, Lusi. Hubungan Motivasi Science, Vol 58 (2): 77-84.
Pasien Datang ke RSGM terhadapT- [21] Gomes, Ana P. M., Silva, Eduardo G. D.,
ingkat Kooperatif Pasien. Skripsi. Jem- dan Goncalves, Simore H. F. Relation-
ber: Fakultas Kedokteran Gigi Universi- ship Between Patient’s Education Level
tas Jember. 2012. and Knowledge on Oral Health Preven-
[12] Burt, Brian A,. & Eklund, Stephen A. Den- tive Measures. Brazil. International
tistry, Dental Practice, and the Commu- Dental & Medical Journal of Advanced
nity 4th Edition. Pennsylvania: W.B. Research, 2015; (1): 1-7.
Saunders Company. 1992
[13] Poana, Priska M., Mariati, Ni Wayan., Anin-
dita, P.S. Gambaran Status Gingiva
pada Perokok di Desa Buku Keca-
matan Belang Kabupaten Minahasa
Tenggara. 2015. Jurnal e-Gigi, Vol 3(1):
223-228.