Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

BAB II Paling Fix

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 33

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Keluarga Berencana

a. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana merupakan upaya untuk meningkatkan

kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang

bahagia sejahtera, dengan suatu usaha menjarangkan atau

melaksanakan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan

menggunakan kontrasepsi. Program keluarga berencana bertujuan

memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan

bangsa. Selain itu juga bertujuan untuk mengurangi angka kelahiran

untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa, menurunkan angka

kematian ibu, bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan

reproduksi (Rochmawati, 2008).

Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk

mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang

dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan

perencanaan keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah

mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi sel telur wanita


6

atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi dan

berkembang didalam rahim (Purwoastuti, 2015)

Keluarga berencana yang memiliki slogan Ayo ikut KB! Dua

anak cukup! memberikan pengaruh pada penurunan angka kematian

ibu dan anak, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi,

peningkatan kesejahteraan keluarga. Peningkatan derajat kesehatan,

peningkatan mutu layanan keluarga berencana, peningkatan system

pengelolaan dan kapasitas sumber daya manusia, dan meningkatkan

kesadaran masyarakat terhadap masalah kependudukan yang menjurus

ke arah penerimaan, penghayatan dan pengalaman Norma Keluarga

Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) sebagai cara hidup yang layak

dan bertanggungjawab. Norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera

merupakan tujuan dari keluarga berencana nasional. Pengertian norma

dapat kita artikan dengan aturan atau tatacara, sedangkan keluarga

kecil adalah keluarga yang memiliki dua orang anak saja (laki-laki atau

perempuan sama saja). Bahagia dalam arti yang memenuhi kebutuhan

hidup sesuai dengan tingkat perekonomiannya, kehidupan dan

sejahtera dalam arti yang mempunyai kehidupan sosial ekonomi baik

(Siregar, 2016).

Menurut BKKBN (2010) dalam Siregar (2016) pelembagaan

dan pemberdayaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera di

masyarakat memberikan norma sebagai berikut:


7

1) Norma jumlah anak yang sebaiknya dimiliki 2 (dua) anak

2) Norma jenis kelamin anak, laki-laki dan perempuan sama saja

3) Norma saat yang tepat seseorang wanita untuk melahirkan umur

20-30 tahun

4) Norma pemakaian alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan

5) Norma usia yang tepat untuk menikah, untuk wanita 20 tahun

6) Norma menyusui anak sampai umur 2 tahun

b. Metode Keluarga Berencana Alamiah

1) Metode kalender atau pantang berkala

Menurut Mulyani dan Rinawati (2013) adalah metode

kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri

dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada

masa subur ovulasi. Metode kalender atau pantang berkala dapat

bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi, sebagai alat

pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan dan dapat

digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan

melakukan hubungan seksual saat masa subur atau ovulasi untuk

meningkatkan kesempatan bisa hamil.

Keuntungan metode kalender ini ialah lebih sederhana, dapat

digunakan oleh setiap wanita yang sehat, tidak membutuhkan alat

atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya, tidak mengganggu

pada saat behubungan seksual, dapat menghindari resiko


8

kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi, tidak

memerlukan biaya. Keterbatasannya ialah harus diperlukan

kerjasama antar suami dan istri, harus ada motivasi dan disiplin

pasangan dalam menjalankannya, pasangan suami istri tidak dapat

melakukan hubungan seksual setiap saat, pasangan suami istri

harus tau masa subur dan masa tidak subur, siklus menstruasi yang

tidak teratur dapat menjadi penghambat, lebih efektif bila

dikombinasikan dengan kontrasepsi lain.

2) Metode Lendir Serviks

Metode lendir seviks atau metode ovulasi merupakan metode

Keluarga Berencana Alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa

subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan

perubahan rasa pada vulva menjelang hari ovulasi. Pengamatan

lendir serviks dapat dilakukan dengan merasakan perubahan pada

vulva sepanjang hari, melihat langsung lendir pada waktu tertentu.

Manfaat metode ini ialah untuk mencegah kehamilan yaitu

dengan berpantang senggama pada masa subur, selain itu metode

ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.

Keuntungan dari metode ini ialah mudah digunakan, tidak

memerlukan biaya sedangan kekurangannya yaitu tidak efektif bila

digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode

kontrasepsi lain, tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai


9

menyentuh alat kelaminnya, wanita yang memiliki infeksi saluran

reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan.

3) Metode senggama terputus

Metode senggama terputus atau koitus interuptus adalah

metode keluarga berencana tradisonal atau alamiah dimana pria

mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina sebelum mencapai

ejakulasi. Metode koitus interuptus ini akan efektif apabila

dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27

kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang memiliki

pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat

menggunakan metode ini menjadi lebih efektif (Mulyani &

Rinawati, 2013).

Koitus interuptus dapat memberikan manfaat baik secara

kontrasepsi maupun non kontrasepsi. Manfaat kontrasepsi yaitu

alamiah, efektif bila dilakukan dengan benar, tidak menggangu

produksi ASI,tidak ada efek samping, tidak membutuhkan biaya,

tidak memerlukan persiapan khusus dan dapat dilakukan setiap

waktu. Sedangkan manfaat non kontrasepsi yaitu adanya peran

suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,

menanamkan sifat saling pengertian, tanggungjawab bersama

dalam mengikuti keluarga berencana. Keterbatasan dari koitus

interuptus ini ialah sengat tergantung dari pihak pria dalam


10

mengontrol ejakulasi, memutuskan kenikmatan dalam

berhubungan seksual, tidak melindungi diri dari penyakit menular,

kurang efektif untuk mencegah kehamilan.

c. Metode barier

1) Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat

dari berbagai bahan diantaranya karet (lateks), plastic (vinil) atau

bahan alami yang dipasang pada penis untuk menampung sperma

ketika seorang pria mencapai ejakulasi saat berhubungan seksual.

Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis, berbentuk silinder

dengan muaranya berpinggir tebal yang digulung berbentuk rata.

Standar kondom dilihat dari ketebalannya yaitu 0,02 mm (Mulyani

& Rinawati, 2013).

Cara kerja kondom yaitu dapat mencegah sperma masuk ke

slauran reproduksi wanita dan sebagai pelindung terhadap infeksi

atau transmisi mikroorganisme penyebab penyakit. Pemakaian

kondom efektif bila dipakai secara benar setiap kali berhubungan

seksual. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yakni

2-12 kehamilan per 100 perempun per tahun. Metode kondom ini

juga memiliki keterbatasan antara lain efektifitas tidak terlalu

tinggi karena bergantung pada pemakaian kondom yang benar,

tumpahan atau bocoran sperma dapat terjadi jika kondom disimpan


11

atau dilepaskan secara tidak benar, harus tersedia setiap kali

berhubungan seksual, masalah pembuangan kondom bekas pakai.

2) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung terbuat dari

karet yang diinsersikan kedalam vagina sebelum berhubungan

seksual dan menutup serviks. Cara kerja dari diafragma yaitu

menaha sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran

alat reproduksi bagian atas. Manfaat dari diafragma adalah efektif

bila digunakan secara benar, tidak mengganggu produksi ASI,

tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang

sampai dengan 6 jam sebelumnya, tidak mengganggu kesehatan

pasien. Indikasi diafragma yaitu tidak menyukai metode

kontrasepsi hormonal, perokok, umur >35 tahun, tidak menyukai

penggunaan IUD, menyusui dan perlu kontrasepsi, memerlukan

proteksi terhadap IMS, memerlukan metode sederhana sedangkan

kontraindikasi nya ialah berdasarkan umur dan paritas serta

masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi beresiko

tinggi, terinfeksi saluran uretra,ingin metode KB yang efektif

(Mulyani & Rinawati, 2013)

d. Kontrasepsi Pil

1) Mini pil
12

Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon

progesteron dalam dosis rendah. Mini pil atau pil progestin disebut

juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0.03-0,05 mm

per tablet (Mulyani & Rinawati, 2013).

Mini pil terbagi menjadi 2 yaitu:

a) Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil: mengandung 75

mikro gram desogestrel

b) Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil: mengandung 300

mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron

Cara kerja mini pil ialah menghambat ovulasi, mencegah

implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat

penetrasi sperma. Efektifitas pil mini sangat efektif 98,5% untuk

digunakan pada ibu menyusui bila penggunaan yang benar dan

konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya, Efektifitas

penggunaan mini pil akan berkurang pada saat mengkonsumsi

obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide barbiturate dan obat

anti tuberklosis. Efek samping penggunaan mini pil yaitu dapat

menimbulkan gangguan haid seperti perdarahan bercak, spotting

amneorhea dan haid tidak teratur, peningkatan atau penurunan

berat badan, nyeri tekan payudara, mual, pusing, perubahan mood,

dermatitis dan jerawat, kembung dan depresi. Kriteria yang boleh


13

menggunakan pil mini antara lain wanita dengan usia 20-35

tahun,wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum

memiliki anak, pasca persalinan dan tidak sedang menyusui, ibu

pasca keguguran tekanan darah kurang dari 180/100 mmHg atau

dengan masalah pembekuan darah, perokok segala usia.

Sedangkan kontraindikasi mini pil antara lain wanita usia tua

dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya (>35 tahun),

wanita yang hamil, riwayat kehamilan ektopik, riwayat atau

penderita kanker payudara, wanita pelupa sehingga sering tidak

minum pil, gangguan tromboemboli aktif, riwayat stroke, wanita

yang sedang mengkonsumsi obat-obatan untuk tuberklosis dan

epilepsy.

2) Pil kombinasi
Pil kombinasi adalah pil yang mengandung hormone

estrogen dan progestreon. Pil harus diminum setiap hari pada jam

yang sama (Mulyani & Rinawati, 2013).

Berdasarkan jenisnya pil kombinasi dapat dibagi menjadi tiga jenis

antara lain:

a) Monofasik: pil yang terdiri dari 21 tablet mengandung

hormone aktif estrogen atau progestin dalam dosis yang sama

dengan 7 tablet tanpa hormon aktif tapi berisi zat besi.


14

b) Bifasik: pil yang terdiri dari 21 tablet mengandung hormon

aktif estrogen atau progestin dalam 2 dosis yang berbeda

dengan 7 tablet tanpa hormon aktif tapi berisi zat besi.

c) Trifasik: pil yang terdiri dari 21 tablet mengandung hormon

aktif estrogen atau progestin dalam 3 dosis berbeda dengan 7

tablet tanpa hormon aktif tapi berisi zat besi.

Berdasarkan dosisnya pil kombinasi dibedakan antara lain:

a) Pil dosis tinggi (high dose) => estrogen 50-150 mcg dan

progesterone 1-10 mg. Yang termasuk jenis ini ialah Pil KB

kimia farma dan pil KB ovastat

b) Pil dosis rendah (low dose) => 30-50 mcg estrogen dan <1 mg

progesterone. Yang termasuk jenis ini adalah Pil KB

microgynon, pil KB marvelon, pil KB Nordette dan yang

sekarang dianjurkan adalah Pil KB Low Dose.

Manfaat dari pil kombinasi ialah memili efektifitas yang

tinggi bila digunakan setiap hari, resiko terhadap kesehatan sangat

kecil, tidak mengganggu hubungan seksual, dapat digunakan sejak

usia remaja sampai menopause, mudah dihentikan setiap saat,

kesuburan segera kembali setelah dhentikan. Kelemahan pil

Kombinasi antara lain mahal dan membosankan, mual terutama 3

bulan penggunaan pertama, pusing, nyeri pada payudara, berat

badan naik, tidak dapat diberikan pada ibu menyusui, dapat


15

meningkatkan tekanan darah, tidak mencegah Infeksi Menular

Seksual. Waktu menggunakan pil kombinasi yaitu setiap saat

selagi haid untuk meyakinkan kalau wanita tersebut tidak hamil,

hari pertama haid, setelah melahirkan, setelah 6 bulan pemberian

ASI eksklusif, pasca keguguran

e. Kontrasepsi Suntik

1) Suntik kombinasi 1 bulan

Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan

yang pemberiannya tiap bulan dengan jalan penyuntikan secara

intramuskular sebagai usaha pencegahan kehamilan. Cara kerja

suntik kombinasi 1 bulan ialah menekan ovulasi, lendir serviks

menjadi kental dan sedikit sehingga sulit ditembus spermatozoa,

membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi,

menghambat transport ovum dalam tuba falopii. Suntik kombinasi

1 bulan sangat efektif (0,1-,04 kehamilan per 100 perempuan)

selama tahun pertama penggunaan (Mulyani & Rinawati, 2013).

Keuntungan suntik 1 bulan antara lain resiko terhadap

kesehatan kecil, tidak berpengaruh pada hubungan seks suami istri,

tidak diperlukan pemeriksaan dalam, jangka panjang efek samping

sangat kecil, pasien tidak perlu menyimpan obat suntik, pemberian

aman dan relative mudah. Sedangkan kerugiannya yaitu dapat

terjadi perubahan pola haid, mual, sakit kepala, nyeri pada


16

payudara, dapat terjadi perubahan berat badan, tidak menjamin

penularan terhadap infeksi menular seksual, pemulihan kesuburan

relative lambat.

Ibu yang boleh menggunakan suntik 1 bulan yaitu usia

reproduktif, telah memiliki ataupun belum memiliki anak, ingin

mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi, pasca

persalinan dan tidak menyusui, riwayat kehamilan ektopik, sering

lupa menggunakan pil kombinasi. Sedangkan ibu yang tidak boleh

menggunakan suntik kombinasi 1 bulan yaitu ibu yang hamil,

menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan, perdarahan

pervagina yang belum jelas penyebabnya, penyakit hati akut, umur

>35 tahun dan perokok, ibu yang memiliki riwayat penyakit

jantung, kelainan pada pembuluh darah yang menyebabkan sakit

kepala ringan atau migrain.

2) Suntik ribulan atau progestin

Suntik tribulan merupakan metode kontrasepsi yang

diberikan secara intramuskular setiap 3 bulan (Mulyani &

Rinawati, 2013).

Yang termasuk dalam metode suntikan tribulan yaitu:

a) DMPA (Depot Medroxy Progesterone Acetate) atau Depo

Provera yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150 mg

yang disuntik secara intramuscular.


17

b) Depo Noristerat diberikan setiap 2 bulan dengan dosis 200 mg

Nore-tindron Enantat.

Efektifitas suntik tribulan sangat tinggi, angka kegagalan

kurang dari 1%. WHO telah melakukan penelitian pada DMPA

dengan dosis standar dengan angka kegagalan 0,7% asal

penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang

ditentukan. Keuntungan metode suntik 3 bulan yaitu efektifitasnya

tinggi, sederhana pemakaiannya,cocok bagi ibu yang sedang

menyusui, dapat mencegah kanker endometrium, kehamilan

ektopik serta beberapa penyebab penyakit akibat radang panggul.

Sedangkan kekurangan metode suntik tribulan ini adalah terdapat

gangguan haid, timbul jerawat, peningkatan berat badan, pusing

dan sakit kepala, dapat menimbulkan nyeri pada area suntikan.

f. Intra Uterine Device

IUD atau Intra Uterine Device merupakan alat kontrasepsi

yang dipasang didalam rahim. Alat kontrasepsi ini paling banyak

digunakan karena dianggap sangat efektif dalam mencegah kehamilan.

Jenis-jenis IUD bermacam-macam antara lain: Lippes-Loop, Saf-T-

Coil, Dana-Super, Copper- T, Copper-7, Multiload, Progesterone IUD.

Dari berbagai jenis IUD tersebut saat ini yang umum

digunakan adalah IUD Copper- T yang terbentuk dari rangka plastik

yang lentur dan tembaga yang berada pada kedua lengan IUD dan
18

batang IUD, IUD Copper-T terbentuk dari rangka plastik dan tembaga.

Pada ujung lengan IUD gak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga

hanya ada pada batang. Dan IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastic

yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon Levonolgestrel

(hormone progesterone) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu

menyusui karena tidak menghambat ASI. Cara kerja IUD ialah

mencegah sperma bertemu dengan ovum, mencegah implantasi atau

tertanamnya sel telur dalam rahim.

Keuntungan dari IUD adalah sebagai kontrasepsi jangka

panjang, dapat efektif segera setelah pemasangan, tidak bergantung

pada daya ingat, tidak mempengaruhi hubungan seksual, tidak ada

interaksi dengan obat-obatan. Sedangkan kerugiannya adalah dapat

mengalami keterlambatan haid yang diertai dengan mual, pusing,

muntah, terjadi pendarahan yang lebih banyak dari haid biasa, terdapat

tanda-tanda infeksi misal keputihan, suhu badan meningkat,

menggigil. Hal-hal yang harus diperhatikan jika ingin menggunakan

IUD yaitu jenis IUD yang dipakai, waktu untuk melepas IUD,

Perubahan menstruasi dan kram adalah hal biasa.

g. Kontrasepsi Implant

Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi yang dipasang

dibawah kulit yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam

kapsul silastik silikon dan dipasang dibawah kulit. Sangat efektif


19

kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan (Mulyani & Rinawati,

2013).

Ciri-ciri kontrasepsi implant efektif 5 tahun untuk norplant, 3

tahun untuk indoplant atau implanon, nyaman, dapat dipakai oleh

semua ibu dalam usia reproduksi, efek samping berupa perdarahan

tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorrhea, aman dipakai pada

masa laktasi. Cara kerja implant yaitu mengentalkan lendir serviks,

menghambat proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi

implantasi, melemahkan trasnportasi sperma, menekan ovulasi.

Keuntungan implant antara lain daya guna tinggi, perlindungan jangka

panjang sampai 5 tahun, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat

setelah pencabutan implant, tidak memerlukan pemeriksaan dalam,

bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu hubungan saat

senggama, tidak mengganggu produksi ASI, mengurangi nyeri haid.

Sedangkan kekurangannya ialah implant harus dipasang dan diangkat

oleh petugas kesehatan yang terlatih, petugas kesehatan harus dilatih

khusus, harga implant yang mahal, implant sering mengubah pola

haid, implant dapat terlihat dibawah kulit. Efek samping implant dapat

menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak,

hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid serta amenorea,

nyeri kepala atau pusing, peningkatan atau penurunan berat badan,

nyeri payudara, perubahan perasaan, memerlukan pembedahan minor.


20

Tempat pemasangan implant dilaksanakan pada bagian tubuh

yang jarang bergerak atau digunakan. Berdasarkan penelitian, lengan

kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan implant, yang

sebelumnya dilakukan anastesi local (Nadesul, 2007).

h. Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi mantap merupakan salah satu metode kontrasepsi

yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur

pada perempuan dan saluran sperma pada laki-laki. Dengan cara ini,

proses reproduksi tidak lagi terjadi dan kehamilan akan terhindar

untuk selamanya. Karena sifatnya permanen, kontrasepsi ini hanya

diperkenankan bagi mereka yang sudah mantap memutuskan untuk

tidak lagi memiliki anak. Itulah sebabnya kontrasepsi ini disebut

kontrasepsi mantap. Kontrasepsi ini dijlankan dengan melakukan

operasi kecil pada organ reproduksi (Mulyani & Rinawati, 2013).

1) Tubektomi

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur

wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan

mendapatkan keturunan lagi. Kontrasepsi ini hanya dipakai untuk

jangka panjang, walaupun terkadang masih dapat dipulihkan

kembali seperti semula. Tubektomi untuk mencegah bertemunya

sel telur dengan sel sperma dengan cara menutupi saluran telur

tanpa mengubah indung telur dalam rahim. Sebelum melakukan


21

tubektomi terlebih dahulu kita lakukan konseling yaitu tim medis

atau konselor harus menyampaikan informasi lengkap dan objektif

tentang keuntungan dan keterbatasan berbagai metode kontrasepsi

itu (Mulyani & Rinawati, 2013).

Ada 2 jenis yang sering digunakan dalam pelayanan

tubektomi dengan menggunakan anastesi lokal dan bila dilakukan

secara benar, yaitu:

a) Minilaparatomi, metode ini merupakan pengambilan tuba

yang dilakukan melalui sayatan kecil sekitar 3 cm baik pada

daerah bawah perut maupun pada lingkar pusat bawah.

Setelah tuba didapat kemudian dikeluarkan, diikat dan

dipotong sebagian, setelah itu dinding perut ditutup kembali.

Luka sayatan ditutup dengan kasa yang kering dan steril dan

apabila tidak ditemukan masalah yang berarti pasien dapat

dipulangkan setelah 2-4 jam. Tindakan ini dapat dilakukan

untuk banyak pasien, relative murah, dan dapat dilakukan

oleh dokter yang terlatih khusus. Operasi ini aman dan efektif

(Mulyani & Rinawati, 2013).

b) Laparoskopi, prosedur laparoskopi membutuhkan tenaga

spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang telah dilatih

secara khusus agar pelaksanaannya aman dan efektif. Dapat

dilakukan 6-8 minggu pascra persalinan atau setelah abortus.


22

Laparoskopi sebaiknya digunakan untuk jumlah pasien yang

memadai karena peralatan dan biaya pemeliharaan cukup

mahal (Mulyani & Rinawati, 2013).

Indikasi tubektomi antara lain umur >26 tahun, anak lebih

dari 2 orang, yakin telah memiliki keluarga dengan jumlah yang

diinginkan, ibu pasca persalinan, ibu pasca keguguran, pasien

paham dan setuju dengan prosedur terutama pengetahuan pasangan

tentang cara-cara kontrasepsi ini, resiko dan keuntungan serta

pengetahuan tentang sifat permanennya kontrasepsi ini. Sedangkan

kontraindikasi nya ialah tidak ada ovulasi, kondisi kesehatan yang

berat seperti stroke, darah tinggi dan diabetes, keadaan kesehatan

yang tidak baik,perdarahan pervagina yang tidak jelas diketahui

penyebabnya, infeksi organ-organ pelvik yang luas dan berat, tuba

yang sehat terlalu pendek (kurang dari 4 cm), pasien ragu dan

belum setuju dengan kontrasepsi tubektomi.

2) Vasektomi

Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk

dari 2 kata yaitu vas dan ektomi. Vas atau Vasa deferensia artinya

adalah saluran benih yaitu saluran yang menyalurkan sel benih

jantan keluar dari testis. Ektomi artinya pemotongan sebagian jadi

vasektomi adalah pemotongan sebagian 0,5- 1 cm pada vasa

deferensia atau tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan


23

memotong saluran sperma. Dengan demikian tidak terjadi

pembuahan. Operasi berlangsung kurang lebih 15 menit dan pasien

tidak perlu dirawat (Mulyani & Rinawati, 2013).

Vasektomi dianggap gagal bila pada analisis sperma setelah

3 bulan pasca vasektomi atau setelah 15-20 kali ejakulasi masih

dijumpai spermatozoa, istri atau pasangan hamil. Vasektomi tidak

memiliki efek samping yang bersifat merugikan, beberapa orang

yang menggunakan vasektomi mengeluh tentang gangguan

terhadap gairah seksual mereka tetapi itu hanyalah bersifat

psikologis bukan gejala fisiologis, rasa nyeri dan ketidaknyamanan

akibat pembedahan biasanya hanya berlangsung sekitar beberapa

hari.

Syarat Vasektomi antara lain: Sukarela, artinya pasien telah

mengerti dan memahami segala akibat prosedur vasektomi

selanjutnya memutuskan pilihannya atas keinginannya sendiri

dengan mengisi dan menandatangani informed consent. Oncent

(persetujuan tindakan), bahagia artinya pasien terikat dalam

perkawinan yang sah dan telah mempunyai jumlah anak minimal 2

orang dengan umur terkecil 2 tahun. Sehat, melalui pemeriksaan

oleh dokter pasien dianggap sehat dan memenuhi persyaratan

medis untuk dilakukan prosedur tindakan vasektomi.


24

2. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah ilmu yang dimiliki seseorang untuk

menciptakan suatu metode atau ideologi menjadi pengetahuan baru

yang dapat berkembang menjadi berbagai ilmu seperti : musik,

hukum, sastra dan falsafah (Hidayat, 2007 dalam Arianti, 2017).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera

penglihatan, pendengaraan, penciuman, rasa, dan raba, sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003 dalam

Wawan 2010).

b. Tingkatan Pengetahuan

Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif menurut Notoatmodjo. (2003) dalam Wawan

(2010) yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari


25

keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain

menyebutkan menguraikan, mendeteksikan, menyatakan, dan

sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat mengintrespesikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan,

dan sebagainya terhadap objek yang di pelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau

kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.
26

4) Analisis (analiysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannnya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari pengunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,

membedakan, memusnahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

5) Sintesis (sintesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru Misalnya,

dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat

menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek, penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria

yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.


27

c. Sumber-Sumber Pengetahuan

Sumber pertama, yaitu kepercayaan berdasarkan tradisi, adat, istiadat,

dan agama, adalah berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber ini

biasanya berbentuk norma-norma dan kaidah-kaidah baku yang berlaku di

dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam norma dan kaidah itu terkadang

pengetahuan yang kebenarannya boleh jadi, tidak dapat dibuktikan secara

rasional dan empiris. Tetapi sulit dikritik untuk diubah begitu saja.Jadi,

harus diikuti dengan tanpa keraguan dengan percaya secara bulat.

Pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan cenderung bersifat tetap

tetapi subjektif.

Sumber kedua, yaitu pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas

kesaksian orang lain, juga masih diwarnai oleh kepercayaan pihak-pihak

pemegang otoritas kebenaran. Pengetahuan yang dapat dipercayai adalah

orang tua, guru, ulama, orang yang dituakan, dan sebagainya. Apa pun yang

mereka katakan benar atau salah, baik atau buruk, dan indah atau jelek,

pada umumnya diikuti dan dijalankan dengan patuh tanpa kritik karena

kebanyakan orang telah mempercayai mereka sebagai orang-orang yang

cukup berpengalaman dan berpengetahuan lebih luas dan benar. Boleh jadi

sumber pengetahuan ini mengandung kebenaran, tetapi persoalannya

terletak pada sejauh mana orang-orang itu bisa dipercaya. Lebih dari itu,

sejauh mana kesaksian pengetahuannya itu merupakan hasil pemikiran dan

pengalaman yang telah teruji kebenarannya. Jika kesaksiannya adalah


28

kebohongan, hal ini akan membahayakan kehidupan manusia dan

masyarakat itu sendiri.

Sumber ketiga, yaitu pengalaman indrawi. Bagi manusia, pengalaman

indrawi adalah vital penyelenggara kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan

mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit orang bisa menyaksikan secara

langsung dan bisa pula melakukan kegiatan hidup.

Sumber keempat yaitu akal pikiran. Berbeda dengan panca indera, akal

pikiran memiliki sifat lebih rohani karena lingkup kemampuannya melebihi

panca indera yang menembus batas-batas fisis sampai pada hal-hal yang

bersifat metafisis. Kalau panca indera hanya mampu menangkap hal-hal

yang fisis menurut sisi tertentu yang satu persatu dan berubah-ubah, maka

akal pikiran mampu menangkap hal-hal yang metafisis, spiritual, abstrak,

universal, yang seragam, dan yang bersifat tetap, tetapi tidak berubah-ubah.

Oleh sebab itu, akal pikiran senantiasa bersikap meragukan kebenaran

pengetahuan indrawi sebagai pengetahuan semu menyesatkan. Singkatnya

akal pikiran cenderung memberikan pengetahuan yang lebih umum,

objektif, dan pasti serta bersifat tetapi tidak berubah-ubah.

Sumber kelima yaitu intuisi.Sumber ini berupa gerak hati yang paling

dalam. Jadi, sangat bersifat spiritual, melampaui ambang batas ketinggian

akal pikiran dan kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari

intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung. Artinya, tanpa

melalui sentuhan indera maupun olahan akal pikiran ketika dengan serta
29

merta seseorang memutuskan untuk berbuat atau tidak berbuat dengan tanpa

alasan yang jelas. Maka ia berada di dalam pengetahuan yang intuitif.

Dengan demikian. Pengetahuan intuitif ini kebenarannya tidak dapat di uji

baik menurut ukuran pengalaman indrawi maupun akal pikiran. karena itu

tidak bisa berlaku umum, hanya berlaku secara personal belaka (Suhartono,

2008 dalam Arianti, 2017).

d. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut

(Notoatmodjo, 2007 dalam Arianti, 2017).

e. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

antara lain:

1) Faktor internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pada


30

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi (Notoatmodjo,2003 dalam Wawan,2010)

b) Pengalaman

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari

keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah

nyata dalam bidang keperawatan.

c) Usia

Menurut Elisabeth (2008) dalam Arianti (2017) usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

Sedangkan semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari

segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya

dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.

1) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Menurut Nursalam (2008) dalam Arianti (2017) lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia pengaruhnya


31

yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

2) Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Nursalam (2008) dalam Arianti (2017) kriteria untuk

mengetahui tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :

a. Baik : Hasil Presentasi 76%-100%

b. Cukup : Hasil Presentasi 56%-75%

c. Kurang: Hasil Presentasi < 56 %

3) Konsep Teori Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Keluarga ialah kelompok yang mendefinisikan diri dengan

anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih, yang asosiasinya

dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh

hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa

sehingga menganggap dirinya sebagai sebuah keluarga (Dion & Betan,

2013).

b. Tipe- tipe Keluarga

Menurut Friedman (1998) dalam Ali (2009) Adapun tipe-tipe

keluarga ialah sebagai berikut:


32

1. Keluarga Inti (Nuclear Family)

Keluarga yang menikah, sebagai orangtua, atau pemberi

nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri dan anak (anak

kandung, adopsi atau keduanya).

2. Keluarga orientasi (keluarga asal)

Keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.

3. Keluarga besar (ekstended family)

Keluarga inti dn orang-orang yang neniliki hubungan darah,

yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah

satu teman keluarga inti, seperti sanak keluarga, kakek, nenek,

tante, paman dan sepupu.

c. Bentuk-bentuk Keluarga

1) Keluarga Tradisional:

a) Keluarga inti

Karir ganda, terdiri dari suami, istri dan anak-anak

hidup didalam rumah tangga yang sama.

(1) Keluarga yang melakukan perkawinan pertama

(2) Keluarga-keluarga dengan orangtua campuran atau

orangtua tiri

b) Pasangan inti

Suami istri tanpa anak, atau tidak ada anak yang

tinggal bersama mereka.


33

c) Keluarga dengan orangtua tunggal

Keluarga dengan satu yang mengepalai, sebagai

konsekuensi dari perceraian, ditinggalkan, atau pisah.

d) Bujangan dewasa yang tinggal sendiri

e) Keluarga besar tiga generasi

Keluarga generasi 1,2,3 hidup dalam satu rumah,

hidup sebagai rumah tangga biasa.

f) Pasangan usia pertengahan atau lansia

Keluarga dengan suami pencari nafkah, istri tinggal

dirumah (anak sudah kuliah, bekerja, atau kawin)

g) Jaringan keluarga besar

Dua keluarga inti atau lebih dari kerabat primer atau

anggota keluarga yang tidak menikah hidup berdekatan dalam

daerah geografis dan dalam system resiprokal atau tukar

menukar barang jasa.

2) Keluarga non tradisional

a) Keluarga dengan orangtua mempunyai anak tanpa menikah

(ibu dan anak)

b) Pasangan yang memiliki anak tetapi tidak menikah

perkawinan atas dasar hukum

c) Pasangan kumpul kebo (pasangan yang hidup bersama tanpa

menikah)
34

d) Keluarga gay atau lesbian (orang-orang yang berjenis kelamin

sama yang hidup bersama sebagai pasangan yang menikah)

e) Keluarga komuni

Rumah tangga yang terdiri lebih dari satu pasangan

monogami dengan anak-anak, secara bersama-sama

menggunakan fasilitas, sumber-sumber dan memiliki

pengalaman yang sama, sosialisasi dari anak merupakan

aktivitas kelompok (Dion & Betan, 2013).

d. Fungsi Keluarga

Padila (2012) dalam Arianti (2017) mengidentifikasi lima

fungsi dasar keluarga, yakni:

1) Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan basis kekuatan dari keluarga yang

berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Komponen yang

perlu dipenuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi afektif

adalah:

a) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima

dan mendukung.

b) Saling menghargai, dengan mempertahankan iklim yang

positif dimana setiap anggota keluarga baik orang tua maupun

anak di akui dan dihargai keberadaan haknya.


35

c) Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejak pasangan

sepakat hidup baru.

2) Fungsi sosialisasi

Tahap perkembangan individu dan keluarga akan dicapai

melalui interaksi atau hubungan yang diwujudkan dalam

sosialisasi.

3) Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan

keturunan dan meningkatkan sumber daya manusia.

4) Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti

makanan, pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber

keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis

kemiskinan.

5) Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap

anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun

merawat anggota yang sakit.

e. Tugas Keluarga dalam bidang Kesehatan

Ada 5 tugas pokok keluarga yang dijabarkan oleh Friedman

(2010) dalam Arianti (2017) yang sampai saat ini masih dipakai

dalam asuhan keperawatan keluarga yaitu:


36

1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan anggotanya

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan

tidak dapat membantu dirinya karena cacat atau usia yang terlalu

muda

4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan bagi

kesehatan dan perkembangan kepribadian

5) Mempertahankan hubngan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik

fasilitas-fasilitas yang ada.


37

B. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan:

1. Faktor internal:
a. .Pendidikan
b. Pengalaman
c. Usia
2. Faktor Eksternal
a. Faktor lingkungan
b. Faktor budaya

Program Keluarga
pengetahuan
Berencana

Tingkat pengetahuan: a. Pengertian Keluarga


Berencana
Baik: >76-100% b. Tujuan keluarga
berencana
Cukup: 56-75% c. Manfaat keluarga
berencana
Kurang: <56% d. Metode keluarga
berencana

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

You might also like