Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Pertumbuhan Penduduk Dan Pertambahan Kendaraan Bermotor Untuk Pengembangan Wilayah Di Kota Kendari
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Pertumbuhan Penduduk Dan Pertambahan Kendaraan Bermotor Untuk Pengembangan Wilayah Di Kota Kendari
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Pertumbuhan Penduduk Dan Pertambahan Kendaraan Bermotor Untuk Pengembangan Wilayah Di Kota Kendari
Oleh:
MuhamamadIdhamHanda
MinatPengelolaanSda&Lingkungan
Perencanaan&Pengembangan Wilayah
Program Pascasarjana
UniversitasHaluoleo
ABSTRACT
Muhammad Idham Handa G2F1 011 017 Needs Green Space Based on population growth and
Added Number of motor vehicles for Regional Development in Kendari, under the guidance
counselor Mrs. Weka Widayati as I and Mr. La Baco Sudia, as supervisor II.
The need for green open space in urban areas is very meaningful to the people who are on it,
causing a variety of multifunctional green space in urban tend to be kept and preserved and
allocated. Aesthetic function, the function of water absorption, keeping the microclimate and do
not forget to also function providers of oxygen (O2) for a living. In fact population growth is one of
the factors that cause a reduction in green space, on the other hand increase the number of motor
vehicles also require the presence of green space as an absorber of pollutants (CO2) so it needs a
way out to overcome this problem.
The purpose of this study was to analyzed existing condition green space in the city of Kendari, the
second is to analyze the need for green space based on population growth and the rate of motor
vehicle in the city of Kendari, and the last is to analyze the balance of the needs and the
availability of green space and green space allocation plan in Kendari on future to come. The
analysis used in its entirety is a qualitative descriptive analysis where the growth of population
and the number of vehicles projected and green space per resident in need of analysis in
accordance with existing regulations and previous research.
The results showed that the condition of the existing green space in the city of Kendari in 2011
covering an area of 3777.46 Ha is, each spread over ten (10) districts with diverse typologies.
Kendari City residents need green space in 2011 amounted to 511.625 ha while the need for green
space by the growing number of motor vehicles is 0.28 ha. Balance of green space needs based on
the remaining population of 2470.49 ha, in the 30 years to come RTH allocated to areas with a
high density and on roads with high density.
Keywords: Green Open Space, Population, Added Motor Vehicles, Existing green space and green
space needs
I. PENDAHULUAN Sebagai kota yang semakin hari
semakin berkembang, maka pemerintah Kota
1.1. Latar Belakang Kendari seharusnya dapat melihat kondisi
wilayah yang sedang membutuhkan perbaikan
Kota Kendari adalah merupakan khususnya ketersediaan Ruang Terbuka Hijau
kota terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara (RTH) yang bermanfaat dapat menetralisir
yang diarahkan sebagai kota pendidikan, masalah-masalah lingkungan seperti
pariwisata dan industri, yang sedang pertumbuhan penduduk, industri maupun
mengalami perkembangan yang cukup pesat. berkembang pesatnya jumlah kendaraan
Kota Kendari semakin berkembang ditandai bermotor di Kota ini.
dengan semakin berkembangnya Kota Kendari sebagai kota dinamis
perekonomian di segala bidang, baik dibidang yang dicirikan dengan pertumbuhan penduduk
industri, perdagangan maupun jasa. tinggi dan pertumbuhan infrastruktur ekonomi
Berkembangnya perekonomian dapat yang tinggi memerlukan Ruang Terbuka Hijau
meningkatkan pertumbuhan penduduk, (RTH) yang cukup. Kebutuhan RTH
sehingga dapat menunjukkan adanya suatu seyogyanya mampu mengakomodir dinamika
perubahan kota. Perubahan kota dapat dilihat pertumbuhan kota Kendari yang semakin
dari banyaknya aktivitas yang terjadi di dalam pesat.Sampai sejauh ini kajian tentang alokasi
kota tersebut yang pada akhirnya RTH yang didasarkan pada dinamika
membutuhkan lahan yang banyak untuk pertumbuhan penduduk masih kurang. Selama
pemukiman dan untuk menunjang aktivitas ini penentuan besaran ruang yang dialokasikan
kota tersebut. untuk ruang terbuka hijau hanya didasarkan
Penduduk kota Kendari berdasarkan pada luas wilayah sebagaimana yang
Sensus Penduduk 2000 berjumlah 205.240 diamanatkan di dalam Undang-Undang No. 27
jiwa. Ketika dilakukan Survei Penduduk Tahun 2006.
Antarsensus (Supas) pada tahun 2005, Beberapa kondisi-kondisi dan
diketahui jumlah penduduk kota Kendari gambaran permasalahan tersebut maka
meningkat menjadi 226.056 jiwa. Jumlah perludilakukan penelitian tentang analisis
penduduk terakhir pada tahun 2010 kebutuhan RTH untuk pengembangan wilayah
berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 kota Kendari, khusunya dalam kaitannya
tercatat sebanyak 289.966 jiwa, dengan laju dengan dinamika pertumbuhan penduduk.
pertumbuhan penduduk kota Kendari sebesar 1.2. Rumusan Masalah
3,54 persen per tahun (BPS 2000; BPS 3005; 1. Bagaimana kondisi eksisting RTH
BPS 2010). (Lokasi, Ruang dan Luas) di Kota
Pertumbuhan penduduk berimplikasi pada Kendari
peningkatan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau 2. Bagaimana kebutuhan RTH berdasarkan
(RTH) namun ketersediaan RTH saat ini pertumbuhan penduduk di Kota Kendari
menurun akibat dari aktivitas ekonomi 3. Bagaimananeraca kebutuhan dan
ketersediaan RTH, serta rencana alokasi
yangmengkonversi RTH yang ada.Berbagai
RTH di Kota Kendari pada masa yang
permasalahan jumlah penduduk di Kota akan datang.
Kendari dengan laju yang cukup signifikan 1.3. Tujuan Penelitian
mendatangkan permasalahan yang sangat Berdasarkan masalah-masalah
kompleks yang salah satunya adalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dari
pemanfaatan lahan guna pertumbuhan penelitian yaitu:
kebutuhan ekonomi tanpa melihat lingkungan 1. Menganalisis kondisi eksisting RTH
yang seharusnya tetap terjaga (Lokasi, Ruang dan Luas) di Kota Kendari
2. Menganalisis kebutuhan RTH berdasarkan
kelangsungannya, seperti untuk arahan pertumbuhan penduduk di Kota Kendari
terhadap RTH ternyata beralih fungsi untuk 3. Menganalisis neraca kebutuhan dan
berbagai keperluan, seperti pemukiman, ketersediaan RTH, serta rencana alokasi
perhotelan, perdagangan dan lain sebagainya. RTH di Kota Kendari pada masa yang
akan datang.
1.4. Manfaat Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA
1.4.1. Manfaat Ilmiah
a. Penelitian ini diharapkan dapat 2.1 Ruang Terbuka dan Ruang Terbuka
memberikan konstribusi bagi Publik
pengembangan ilmu Perencanaan dan Ruang Terbuka adalah ruang-ruang
Pengembangan Wilayah dalam. rangka dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik
Pengelolaan sumber daya alam yang dalam bentuk area/kawasan maupun dalam
tersedia. Tentunya berkaitan dengan bentuk area memanjang/jalur dimana dalam
urban planning. penggunaannya lebih bersifat terbuka yang
b. Secara umum, penelitian ini bertujuan pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang terbuka
melihat alokasi dan luasan ruang terbuka terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang
hijau di Kota Kendari. Dengan demikian terbuka non hijau. (Pedoman dan Penyediaan
penelitian ini diharapkan memberikan Pemanfaatan RTNH di Kawasan Perkotaan).
kontribusi dalam pengembangan teori Jadi pengertian ruang terbuka publik
RTH dengan kajian-kajian ilmiahnya. sebagai civic centre adalah suatu ruang luar
1.4.2 Manfaat Praktis yang terjadi dengan membatasi alam dan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat komponen-komponennya (bangunan)
bermanfaat untuk memberikan menggunakan elemen keras seperti pedestrian,
pemahaman apa yang dilakukan untuk jalan, plasa, pagar beton dan sebagainya;
mendukung keberadaan Ruang Terbuka maupun elemen lunak seperti tanaman dan air
Hijau. Keikutsertaan dalam upaya- sebagai unsur pelembut dan lansekap dan
upaya yang berkaitan dengan hal merupakan wadah aktivitas masyarakat yang
tersebut yang merupakan salah satu berbudaya dalam kehidupan kota. Budaya atau
langkah dalam mengidentifikasi tradisi adalah merupakan keseluruhan sistem
masalah yang terdapat dilokasi. Selain nilai, gagasan, tindakan dan hasil karya
itu dapat menjadi masukan bagi manusia yang selalu berubah-ubah dalam
masyarakat setempat berupa kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
rekomendasi tentang berapa besar diri manusia dengan belajar.
kebutuhan Ruang Terbuka Hijau skala
kota guna untuk mengoptimalkan fungsi 2.2 Ruang Terbuka Hijau
dari ruang terbuka. Di sisi lain hasil Berdasarkan Peraturan Menteri
penelitian ini diharapkan dapat Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008 ruang
memberikan masukan bagi pemerintah terbuka hijau didefinisikan sebagai area
khususnya dalam dasar pertimbangan memanjang/jalur dan atau mengelompok,
pengambilan kebijakan yang yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
menyangkut arahan dalam pola tempat tumbuh tanaman, baik tumbuh
pemanfaatan ruang terbuka hijau di kota tanaman secara alamiah maupun yang sengaja
masing-masing karena kaitannya secara ditanam.
langsung dengan kondisi lingkungan. Ruang Terbuka Hijau kota adalah bagian dari
b. Bagi Pemerintah Kota Kendari: adanya ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu
data dan informasi mengenai wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan,
Keberadaan Ruang Terbuka Hijau yang tanaman, dan vegetasi guna mendukung
dapat menjadi acuan dan arahan dalam manfaat langsung atau tidak langsung yang
pengelolaan, perencanaan, monitoring dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu
dan pengendalian dalam pola keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan
pemanfaatan ruang terbuka hijau yang keindahan wilayah perkotaan tersebut (Dep.
berada di Kota Kendari. Pekerjaan Umum, 2008 dalam Qamaul, 2001:
c. Bagi akademisi: menambah wawasan 31).
dan ilmu pengetahuan khususnya pada Berdasarkan UU Nomor 26 Tahun
bidang pengelolaan dan pemanfaatan 2007 diamanatkan bahwa penyediaan RTH
ruang terbuka hijau dalam wilayah minimal pada suatu
perkotaan khususnya Kota Kendari. wilayahkota/kawasanperkotaan adalah 30%
dari luas kota untuk keseimbangan ekologis.
Pembagiannya terdiri
dari minimal 20%harus disediakan oleh alih guna lahan pada lanskap agroforestri
Pemerintah Kabupaten/Kota dan 10% berbasis kopi di Sumatra menyebutkan bahwa
disediakan oleh swasta atau masyarakat. faktor pendorong terjadinya alih guna lahan
Ruang Terbuka Hijau di perkotaan yang termasuk faktor eksternal adalah
berfungsi sebagai: (1) fungsi biologis, pertumbuhan alami penduduk, migrasi, hujan,
memberikan udara segar, (2) fungsi estetis, dan harga pasar internasional.
membentuk efek visual yang indah di Peningkatan jumlah penduduk dan
lingkungan perkotaa, (3) fungsi rekreasi, perkembangan aktifitas akanmenyebabkan
menyediakan fasilitas rekreasi yang luas bagi terjadinya kebutuhan ruang yang semakin
masyarakat, (4) fungsi ekologis, memberikan bertambah. Hal ini seringmenyebabkan
keseimbangan ekologis untuk mencegah terjadinya perubahan fisik dan penggunaan
polusi udara, (5) fungsi fisik, sebagai jalur lahan kota serta dapatmenyebabkan
batas yang memisahkan suatu kegiatan dalam meningkatnya intensitas pergerakan
perkotaan, (6) cadangan (reserve), RTH penduduk. Pergerakanpenduduk ini
sebagai tempat cadangan air tanah untuk masa selanjutnya disebut kegiatan transportasi, yaitu
yang akan datang dan (7) fungsi sosial, kegiatan yang terjadikarena adanya
sebagai tempat untuk menjalin komunikasi perpindahan manusia dan atau barang dari satu
antara warga kota (Catanese, 1986). tempat ke tempatlainnya (Warpani, 1990).
2.5 Hubungan antara Penduduk dan
2.3 Tinjauan Umum tentang Oksigen
Kebutuhan RTH
Pohon menghasilkan O2 (oksigen)
Perkembangan kota me-
yang sangat dibutuhkan oleh manusia dan
representasikan kegiatan masyarakat yang
makhluk hidup lainnya dalam proses
berpengaruh pada suatu daerah. Suatu daerah
pernapasan (respirasi) dan mengabsorpsi CO2
akan tumbuh dan berkembang berkaitan
selama proses fotosintesis dan menyimpannya
dengan penduduk, aktivitas, dan penggunaan
sebagai materi organik dalam biomassa
lahan. Perencanaan kota yang selama ini
tanaman. Diperkirakan jumlah CO2 di
menitikberatkan pada aspek fisik semata
atmosfer meningkat sekitar 25%, pohon
dirasakan kurang dapat menyelesaikan
mampu menyerap CO2 dalam daur hidupnya
permasalahan yang dihadapi (Sinulingga,
sebanyak 1 ton (Jalal 2007). Selain itu, dapat
2005).
juga mengabsorpsi karbondioksida yang
Ruang terbuka hijau yang penuh
menjadi penyokong kehidupan manusia.
dengan pohon sebagai paru-paru kota
Menurut Bernatzky (1978) pohon
merupakan produsen oksigen yang belum
dengan tinggi 25 m dan diameter tajuk 15 m,
tergantikan fungsinya. Peran pepohonan yang
akan mempunyai luas tutupan tajuk 160 m²
tidak dapat digantikan yang lain adalah
dan luas permukaan daun sebesar 1600 m²,
berkaitan dengan penyediaan oksigen bagi
akan menghasilkan oksigen sebanyak 1712
kehidupan manusia. Menurut Wisesa (1988)
gram. Sedangkan untuk 1 ha lahan hijau
dalam Muis (2005), setiap satu hektar ruang
dengan total luas permukaan daun 5 ha akan
terbuka hijau diperkirakan mampu
membutuhkan 900 kg CO2 untuk melakukan
menghasilkan 0.6 ton oksigen guna
fotosintesis selama 12 jam, dan pada waktu
dikonsumsi 1500 penduduk per hari, sehingga
yang sama akan menghasilkan 600 kg O2.
dapat bernafas dengan lega.
Kebutuhan oksigen yang dimaksud
2.4 Pertumbuhan Penduduk
adalah oksigen yang digunakan oleh manusia.
Menurut Munibah et al. (2009) jumlah
Untuk mengetahui kebutuhan oksigen disuatu
penduduk akan berpengaruh terhadap luas
areal perkotaan maka perlu mengetahui
lahan permukiman dalam rangka pemenuhan
jumlah penduduk yang ada. Kebutuhan
kebutuhan tempat tinggal (termasuk jasa) dan
oksigen untuk manusia dapat dihitung dengan
berpengaruh terhadap luas lahan pertanian
asumsi bahwa manusia mengoksidasi 3000
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan.
kalori per hari dari makanan dan
Pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi
menggunakan sekitar 600 liter oksigen dan
pertambahan luas lahan permukiman. Verbist
memproduksi sekitar 480 liter CO2 (Wisesa
et al. (2004) dalam penelitiannya mengenai
1988).
2.6 Hubungan Antara Jumlah Kendaraan IV. METODE PENELITIAN
dan Kebutuhan RTH
Hamburg,et.al (1997) menyebutkan 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
bahwa peningkatan karbon monoksida di Penelitian ini akan dilakukan di
udara dipicu oleh pembakaran bahan bakar Wilayah Kota Kendari Provinsi Sulawesi
fosil (80% - 85%) dan deforestasi. Tenggara yang mencakup 10 (sepuluh)
Berdasarkan data tersebut, dapat dijelaskan wilayah kecamatan, dimana lokasi diwilayah
bahwa konsentrasi emisi karbon dari hasil kecamatan tersebut akan diketahui alokasi dan
pembakaran kendaraan bermotor bervariasi arahan dari ruang terbuka hijau. Lama waktu
berdasarkan level tingkat pelayanan jalan. penelitian adalah tiga bulan, terhitung sejak
Emisi kendaraan bermotor berbeda antara satu bulan Desember 2012 sampai dengan bulan
daerah dengan daerah lainnya disebabkan oleh Februari 2013.
perbedaan disain jalan maupun kondisi lalu
lintas. Emisi kendaraan bermotor di jalan
disebabkan oleh tiga faktor yaitu volume total
kendaraan bermotor; karakteristik kendaraan
bermotor; kondisi umum lalu lintas saat itu
(Zongan,et.al., 2005). Pola jalan - berhenti
yang sering, kecepatan arus lalu-lintas yang
rendah secara langsung mempengaruhi
besaran emisi pencemar udara yang
dikeluarkan kendaraan bermotor. Jenis dan
karakteristik perangkat mesin, sistem
pembakaran, jenis bahan bakar merupakan 4.2 Bahan dan Alat
faktor yang menetukan tingkat emisi bahan yang
pencemar udara yang keluar dari setiap jenis digunakandalampenelitianiniadalahberupa
kendaraan bermotor (Nolasari, 2009). data yang diperolehdariberbagaisumber, antara
RTH merupakan penyerap gas CO2 lain: data pertumbuhan penduduk,
yang cukup penting, selain dari fitoplankton, pertumbuhan jumlah kendaraan;
ganggang dan rumput laut di samudra. Dengan petapenggunaanlahan, petatopografi,
berkurangnya kemampuan RTH dalam danpetarupabumi; data demografi, data
menyerap gas ini sebagai akibat menurunnya jenisdan data luasruang terbuka hijau,
luasan RTH akibat peladangan, pembalakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
dan kebakaran, maka perlu dibangun RTH Kendari.
untuk membantu mengatasi penurunan fungsi Adapun alat yang diperlukan seperti
RTH tersebut. Geographycal Position System (GPS),
Software ArGis, Personal Komputer (PC)
III. KERANGKA PIKIR lengkapdengansoftware MS Office 2010, alat
perekam, kamera digitaldanalattuliskantor
(ATK).
Pembimbing II Mahasiswa,