Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Hubungan ASI Dan MPASI 1

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN


PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN
(Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Atikah*, R. Djoko Nugroho**,Siti Fatimah P**


*)Mahasiswa Peminatan Kesehatan Ibu dan Anak, FKM UNDIP Semarang
**)Dosen Bagian Kesehatan Ibu dan Anak, FKM UNDIP Semarang
Email : atikah.ruchi@gmail.com

ABSTRACT

Growth is the increasing physical size and structure of the body quantitatively. Growth of
toddler measured with units of weight and length and achieving the optimal growth rate is a
goal to achieve the survival of children under five. One of the important factors affecting
toddler growth is mother's behavior especially in breastfeeding and weaning food. The
purpose of this study was to analyze the relationship of mother's behavior in breastfeeding
and weaning food to the growth 6-24 months toddler in District Kestalan, Surakarta City. This
research is an explanatory research with cross-sectional study design. The population in this
study were 41 mothers who had baby aged 6-24 months in January – May 2017, the sample
of the study was selected with using total sampling of 41 people. Analysis of data using
descriptive and analytic with Rank Spearman test. The results showed the highest
percentage of knowledge of high category mother in breastfeeding (78.0%) and weaning food
(78.0%), the largest percentage of good mother's attitude in breastfeeding (82.9%) and
weaning food (78.0%) and the greatest percentage of good category mother's practice in
breastfeeding (80.5%) and weaning food. (78.0%). There is a relationship of mother's
behavior in breastfeeding and weaning food with growth of 6-24 months old with knowledge
(p = 0,001), attitude (p = 0,001) and practice (p = 0,001). There was a relationship of mother's
behavior in breastfeeding and weaning food to growth of 6-24 months old baby with
knowledge (p = 0,001), attitude (p = 0,001) and practice (p = 0,001). It was concluded that
there was a correlation between knowledge of mother’s attitude and practice in breastfeeding
and weaning food to growth of 6-24 months old toddler. It is suggested that puskesmas
officers will be more active and give new innovation when counseling related to breastfeeding
and weaning food to mother toddler.

Keywords : Growth toddler, mother’s behavior in breastfeeding and weaning food.


Literature : 74 (1999-2016)

PENDAHULUAN yang berhubungan dengan


Masalah gizi di Indonesia yang kehidupan.1
berkaitan dengan pertumbuhan Angka gizi kurang pada balita
balita yakni masalah gizi kurang juga memberikan kontribusi
masih menjadi salah satu masalah terhadap tingginya rata-rata angka
kesehatan masyarakat yang utama. kematian di Indonesia. Balita yang
Gizi kurang adalah gangguan gizi kurang tidak mempunyai
kesehatan akibat kekurangan atau cadangan lemak yang cukup dan
ketidakseimbangan zat gizi yang sangat sedikit otot. Perkembangan
diperlukan untuk pertumbuhan, otak menjadi lambat oleh karena
aktivitas berfikir, dan semua hal anak-anak mengalami insiden

210
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

penyakit yang tinggi karena tubuh dan di Tahun 2015 menjadi 12,7%,
tidak mampu melawan infeksi meningkat sebesar 7,95%.6 7
sehingga tidak dapat lagi Data dari Dinas Kesehatan
melanjutkan pertumbuhannya Kota Surakarta yang berhubungan
bahkan mengalami dampak terburuk dengan perilaku ibu dalam
yaitu kematian.2 pemberian ASI dan MP-ASI
Data terkait masalah gangguan terhadap pertumbuhan baduta
pertumbuhan balita menurut hasil adalah data gizi kurang pada
Riset Kesehatan Dasar tahun baduta. Prevalensi baduta gizi
2013 persentase anak balita kurang di Kota Surakarta pada
pendek di Indonesia sebesar Tahun 2014 yang tertinggi di
37,2%, anak balita kurus dan Puskesmas Gilingan yaitu sebesar
sangat kurus sebesar 12,1%, anak 3,9% dan meningkat pada tahun
balita gizi kurang sebesar 19,6% 2015 sebesar 4,8%. Di puskesmas
dan anak balita gizi lebih sebesar gilingan prevalensi kelurahan
11,9%.3 tertinggi dengan kasus gizi kurang
Data terkait pertumbuhan balita baduta yakni Kelurahan Kestalan
di Jawa Tengah yakni pada tahun pada tahun 2014 yaitu sebesar 3,6%
2014 terdapat jumlah kasus gizi dan meningkat pada tahun 2015
buruk sebanyak 3.942 balita atau sebesar 10,6%.6
0,16% dari jumlah balita yang ada di Penelitian dilaksanakan di
Jawa Tengah, dan kasus gizi kurang Kelurahan Kestalan karena
di Jawa Tengah pada tahun 2014 Kelurahan Kestalan memiliki
sebanyak 20.945 kasus atau 1% dari prevalensi gizi kurang tinggi bila
jumlah balita yang ada di Jawa dibandingkan kelurahan lainnya.
Tengah. Sedangkan pada tahun Penelitian ini dilaksanakan di
2015 jumlah kasus gizi buruk Surakarta karena Dinas Kesehatan
sebanyak 922 kasus atau 0,03% dari Kota Surakarta telah melaksanakan
jumlah balita yang ada di Jawa kegiatan yang melibatkan aspek
Tengah dan kasus gizi kurang sosial budaya dan aspek
sebanyak 19. 836 kasus atau 1% pemberdayaan masyarakat sebagai
dari jumlah balita yang ada di Jawa dasar dalam mensosialisasikan
Tengah.4 5 pemberian makanan pendamping
Data dari Dinas Kesehatan ASI (MP-ASI) yang berbasis lokal,
Kota Surakarta yang berhubungan kegiatan tersebut adalah orientasi
dengan praktik pemberian ASI dan pemberian makanan bayi dan anak
MP-ASI bayi dan anak adalah data (PMBA) dengan sasaran petugas
balita dengan status gizi kurang, kesehatan, kader Posyandu dan ibu
balita dengan gizi kurus dan baduta. Tujuan dari kegiatan ini
stunting. Balita gizi kurang pada adalah meningkatkan perilaku ibu
Tahun 2014 2,58%, prevalensi ini terkait pemberian makanan
menurun pada Tahun 2015 yaitu pendamping ASI (MP-ASI) standar
menjadi 1,95%, prevalensi ini masih WHO, serta dibentuknya Kelompok
lebih rendah dari target yang Pendamping Ibu (KP-Ibu) yang
ditetapkan yaitu 5%. Balita dengan bertujuan untuk selalu memberikan
status gizi kurus di Kota Surakarta motivasi dan memantau ibu dalam
pada Tahun 2014 1,34% dan di pemberian ASI kepada anaknya.
Tahun 2015 menjadi 6%, meningkat Program pemerintah terkait
sebesar 4,66%. Sedangkan balita pemberian ASI dan MP-ASI yang
stunting pada Tahun 2014 4,75% telah dilaksanakan di Surakarta

211
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

serharusnya dapat meningkatkan Sajana 5 12,2


perilaku ibu dalam pemberian ASI Pekerjaan
dan MP-ASI, akan tetapi faktanya Ibu Rumah 28 68,3
masih terdapat kasus gizi kurang Tangga
yang dapat mempengaruhi 3 PNS 2 4,9
pertumbuhan baduta di Kota Pegawai 7 17,1
Surakarta khususnya di Kelurahan Swasta
Kestalan. Oleh karena itu peneliti Wiraswasta 4 9,8
tertarik meneliti apakah ada Tabel 1 menunjukkan bahwa
hubungan antara perilaku ibu terkait pada kategori kelompok umur ibu
pemberian ASI dan MP-ASI dengan persentase terbesar (65,9)
terhadap pertumbuhan baduta usia yaitu kelompok umur ibu 20-29
6-24 bulan. Penelitian ini bertujuan tahun, menurut pendidikan terakhir
untuk menganalisis hubungan ibu persentase terbesar (63,4%) ibu
perilaku ibu dalam pemberian ASI berpendidikan terakhir SMA,
dan MP-ASI terhadap kejadian menurut jenis pekerjaan persentase
pertumbuhan baduta 6-24 bulan terbesar (68,3%) ibu sebagai ibu
dengan menggunakan indikator rumah tangga.
BB/U dan PB/U.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
METODE Karakteristik Baduta berdasarkan
Penelitian ini menggunakan Umur, jenis kelamin dan urutan
pendekatan kuantitatif, metode yang kelahiran
digunakan dalam penelitian ini No Karakteristik f %
adalah explanatory research dengan Umur
desain penelitian cross sectional. 1 6-11 bulan 22 53,7
Populasi pada penelitian ini adalah 12-24 bulan 19 46,3
seluruh ibu yang memiliki baduta Jenis Kelamin
usia 6-24 bulan di Kelurahan
2 Laki-laki 23 56,1
Kestalan Kota Surakarta yaitu
Perempuan 18 43,9
sebanyak 41 ibu. Sampel dalam
Anak Ke
penelitian ini adalah seluruh ibu
yang memiliki baduta usia 6-24 1 21 51,2
bulan di Kelurahan Kestalan Kota 3 2 16 39,0
Surakarta yaitu sebanyak 41 ibu . 3 2 4,9
4 1 2,4
HASIL 6 1 2,4
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tabel 2 menggambarkan bahwa
Karakteristik Ibu berdasarkan Umur, kategori umur baduta persentase
pendidikan dan pekerjaan. terbesar (53,7%) pada kelompok
No Karakteristik f % umur ibu 20-29 tahun, menurut
Umur pendidikan terakhir ibu persentase
20-29 tahun 27 65,9 terbesar (63,4%) ibu berpendidikan
1 terakhir SMA, menurut jenis
30-39 tahun 12 29,3
pekerjaan persentase terbesar
>35 tahun 2 4,9
(68,3%) ibu sebagai ibu rumah
Pendidikan
tangga.
SD 3 7,3
2 SMP 3 7,3 A. Analisis Univariat
SMA 26 63,4
Diploma 4 9,8

212
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 3. Distribusi Frekuensi memiliki persentase terbesar


Pengetahuan Ibu dalam Pemberian (78,0%)
ASI Tabel 7. Distribusi Frekuensi Praktik
Pengetahuan ASI f % Ibu dalam Pemberian ASI
Rendah 1 2,4 Praktik ASI f %
Cukup 8 19,5Kurang 2 4,9
Tinggi 32 78,0Cukup 6 14,6
Total 41 100 Baik 33 80,5
Tabel 3 terlihat bahwa Total 41 100
pengetahuan ibu dengan kategori Tabel 7 menunjukkan bahwa
tinggi dalam pemberian ASI kepada persentase terbesar pada
baduta usia 6-24 bulan memiliki pengetahuan ibu dalam pemberian
persentase terbesar (78,0%) ASI dan MP-ASI pada kategori tinggi
dibandingkan dengan kategori (80,5%).
pengetahuan ibu lainnya. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Praktik
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Ibu dalam Pemberian MP-ASI
Pengetahuan Ibu dalam Pemberian Praktik MP-ASI f %
MP-ASI Kurang 4 9,8
Pengetahuan MP- Cukup 5 12,2
f %
ASI Baik 32 78,0
Rendah 1 2,4 Total 41 100
Cukup 8 19,5 Tabel 8 terlihat bahwa
Tinggi 32 78,0persentase terbesar (78,0%) pada
Total 41 100 praktik ibu kategori baik dalam
Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian MP-ASI kepada baduta
persentase terbesar pada usia 6-24 bulan.
pengetahuan ibu dalam pemberian Tabel 9. Distribusi Frekuensi
ASI dan MP-ASI yaitu pada kategori Pertumbuhan Baduta Usia 6-24
tinggi (78,0%). Bulan (BB/U)
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sikap Pertumbuhan f %
Ibu dalam Pemberian ASI Gizi Kurang 5 12,2
Sikap ASI f % Gizi Baik 36 87,8
Cukup 7 17,1Total 41 100
Baik 34 82,9 Tabel 9 menggambarkan
Total 41 100 bahwa pertumbuhan baduta dengan
Tabel 5 terlihat bahwa status gizi baik dengan indikator
persentase terbesar pada BB/U memiliki persentase terbesar
pengetahuan ibu dalam pemberian (87,8%).
ASI dan MP-ASI pada kategori tinggi
(78,0%). Tabel 10. Distribusi Frekuensi
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Sikap Pertumbuhan Baduta Usia 6-24
Ibu dalam Pemberian MP-ASI Bulan (PB/U)
Sikap MP-ASI f % Pertumbuhan f %
Cukup 9 22,0Pendek 5 12,2
Baik 32 78,0Normal 36 87,8
Total 41 100 Total 41 100
Tabel 6 menggambarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa
bahwa persentase sikap ibu pada pertumbuhan baduta dengan status
kategori baik dalam pemberian MP- normal dengan indikator PB/U
ASI kepada baduta usia 6-24 bulan

213
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

memiliki persentase terbesar


(87,8%) PEMBAHASAN
B. Analisis Bivariat 1. Hubungan Pengetahuan Ibu
Tabel 11. Analisis Hubungan dalam Pemberian ASI dan MP-
Perilaku Ibu terhadap Pertumbuhan ASI terhadap Pertumbuhan
Baduta (BB/U) Baduta Usia 6-24 Bulan.
Variabel Hasil dalam penelitian ini
Variabel Bebas p r
Terikat menunjukkan bahwa ada
Pengetahuan hubungan pengetahuan ibu
0,001 0,718
ASI dalam pemberian ASI dan MP-
Pertum Pengetahuan ASI terhadap pertumbuhan
0,001 0,718
buhan MP-ASI baduta 6-24 bulan yang diukur
Baduta Sikap ASI 0,001 0,703 dengan indikator BB/U dan
Usia 6- Sikap MP-ASI 0,001 0,623 PB/U. Hal ini dapat dilihat dari
24 Praktik ASI 0,001 0,781 uji statistik yang menunjukan
Bulan Praktik MP- nilai p sebesar 0.001, dimana
(BB/U) ASI 0,001 0,606 nilai p < 0.05 H0 ditolak.
Kekuatan hubungan dapat
dilihat dari nilai koefisien
Berdasarkan tabel 11 diketahui kontingensi sebesar 0,718
bahwa ada hubungan antara maka ada hubungan yang kuat
variabel pengetahuan, sikap dan antara pengetahuan ibu dalam
praktik ibu dalam pemberian ASI pemberian ASI terhadap
dan MP-ASI terhadap pertumbuhan pertumbuhan baduta 6-24
baduta usia 6-24 bulan (BB/U) bulan dengan indikator BB/U
karena p<0,05. dan indikator PB/U. Hasil
penelitian ini sejalan dengan
Tabel 12. Analisis Hubungan penelitian dari Wahyu yang
Perilaku Ibu terhadap Petumbuhan menyatakan bahwa terdapat
Baduta (PB/U) hubungan pada kategori
Variabel rendah antara pengetahuan ibu
Variabel Bebas p r dengan pertumbuhan bayi
Terikat
prematur usia 6-12 bulan.8
Pengetahuan
0,001 0,718 Penelitian lain yang sejalan
ASI adalah hasil penelitian dari Ika
Pertumb Pengetahuan
uhan 0,001 0,718 yang menyatakan bahwa ada
MP-ASI hubungan yang signifikan
Baduta
Sikap ASI 0,001 0,703 antara tingkat pengetahuan ibu
Usia 6-
Sikap MP-ASI 0,001 0,623 tentang makanan pendamping
24
Praktik ASI 0,001 0,781 ASI terhadap pertumbuhan
Bulan anak usia 6-24 bulan.9 Hasil
(PB/U) Praktik MP- 0,001 0,606 penelitian ini juga sesuai
ASI
dengan harapan pemerintah
dalam tujuan pelaksanaan
Berdasarkan tabel 12 diketahui penyuluhan tumbuh kembang
bahwa ada hubungan antara anak dan intervensi program
variabel pengetahuan, sikap dan PMBA dalam upaya
praktik ibu dalam pemberian ASI dan peningkatan kualitas SDM
MP-ASI terhadap pertumbuhan khususnya untuk meningkatkan
baduta usia 6-24 bulan (PB/u) pengetahuan ibu yang memiliki
karena p<0,05.

214
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

baduta dalam pemberian ASI intervensi program PMBA


dan MP-ASI agar seluruh anak dalam upaya peningkatan
Indonesia dapat tumbuh dan kualitas SDM khususnya untuk
berkembang secara optimal meningkatkan sikap ibu yang
baik fisik maupun psikis.10 memiliki baduta dalam
2. Hubungan Sikap Ibu dalam pemberian ASI dan MP-ASI
Pemberian ASI dan MP-ASI agar seluruh anak Indonesia
terhadap Pertumbuhan Baduta dapat tumbuh dan berkembang
Usia 6-24 Bulan. secara optimal baik fisik
Hasil dalam penelitian ini maupun psikis.10
menunjukkan bahwa ada 3. Hubungan Praktik Ibu dalam
hubungan sikap ibu dalam Pemberian ASI dan MP-ASI
pemberian ASI dan MP-ASI terhadap Pertumbuhan Baduta
terhadap pertumbuhan baduta Usia 6-24 Bulan. Hasil dalam
6-24 bulan yang diukur dengan penelitian ini menunjukkan
indikator BB/U dan PB/U. Hal bahwa ada hubungan sikap ibu
ini dapat dilihat dari uji statistik dalam pemberian ASI dan MP-
yang menunjukan nilai p ASI terhadap pertumbuhan
sebesar 0.001, dimana nilai p < baduta 6-24 bulan yang diukur
0.05 maka H0 ditolak. dengan indikator BB/U dan
Kekuatan hubungan dapat PB/U. Hal ini dapat dilihat dari
dilihat dari nilai koefisien uji statistik yang menunjukan
kontingensi yaitu sebesar 0,703 nilai p sebesar 0.001, dimana
dan 0,623 yang berarti adanya nilai p < 0.05 maka H0 ditolak.
hubungan yang kuat antara Kekuatan hubungan dapat
sikap ibu dalam pemberian ASI dilihat dari nilai koefisien
dan MP-ASI terhadap kontingensi yaitu sebesar 0,703
pertumbuhan baduta 6-24 dan 0,623 yang berarti adanya
bulan dengan indikator BB/U hubungan yang kuat antara
dan indikator PB/U. Hasil sikap ibu dalam pemberian ASI
penelitian ini sejalan dengan dan MP-ASI terhadap
penelitian dari Siti yang pertumbuhan baduta 6-24
menyatakan bahwa terdapat bulan dengan indikator BB/U
hubungan yang secara statistik dan indikator PB/U. Hasil
signifikan antara pertumbuhan penelitian ini sejalan dengan
anak balita dengan sikap ibu penelitian dari Erika yang
tentang ASI.11 Penelitian lain menyatakan bahwa balita yang
yang sejalan adalah hasil diberikan ASI memiliki
penelitian dari Geria yang pertumbuhan yang lebih baik.13
menyatakan bahwa ada Penelitian lain yang sejalan
hubungan yang bermakna adalah hasil penelitian dari
antara sikap ibu tentang Jatuningsih yang menyatakan
Makanan Pendamping Air Susu bahwa ada hubungan yang
Ibu (MP-ASI) dengan positif antara praktik pemberian
pertumbuhan anak usia 6-24 Makanan Pendamping Air Susu
bulan.12 Hasil penelitian ini juga Ibu (MP-ASI) dengan
sesuai dengan harapan pertumbuhan bayi usia 6-12
pemerintah dalam tujuan bulan.14 Hasil penelitian ini juga
pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan harapan
tumbuh kembang anak dan pemerintah dalam tujuan

215
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pelaksanaan penyuluhan 4. Dinas Kesehatan Provinsi


tumbuh kembang anak dan Jawa Tengah. Profil
intervensi program PMBA Kesehatan Provinsi Jawa
dalam upaya peningkatan Tengah Tahun 2014.
kualitas SDM khususnya untuk 2014;3511351(24):2008-
meningkatkan sikap ibu yang 2010.
memiliki baduta dalam 5. Dinas Kesehatan Provinsi
pemberian ASI dan MP-ASI Jawa Tengah. Profil
agar seluruh anak Indonesia Kesehatan Provinsi Jawa
dapat tumbuh dan berkembang Tengah Tahun 2015. 2015.
secara optimal baik fisik 6. Dinas Kesehatan Kota
maupun psikis.10 Surakarta. Laporan
Pengukuran Status Gizi Balita
KESIMPULAN Tahun 2014-2015. Surakarta:
Berdasarkan hasil penelitian Dinas Kesehatan; 2015.
diketahui bahwa ada hubungan 7. Dinas Kesehatan Kota
pengetahuan, sikap dan praktik Surakarta. Pengukuran
ibu dalam pemberian ASI dan Pencapaian Sasaran Program
MP-ASI terhadap pertumbuhan Tahun 2015. (Dinas
baduta usia 6-24 bulan di Kesehatan, ed.). Surakarta;
Kelurahan Kestalan Kota 2015.
Surakarta. 8. Wahyu I. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Dengan
SARAN Tumbuh Kembang Bayi
Disarankan agar petugas Prematur Usia 6 Sampai 12
puskesmas seksi KIA lebih aktif Bulan Di Wilayah Kerja
dalam mengulang dan Puskesma S Se - Kecamatan
memperdalam materi terkait Banjarsari. Publ Ilm. 2011:50-
ASI dan MP-ASI serta 57.
memberikan inovasi baru pada 9. Ika S. Hubungan Tingkat
saat penyuluhan terkait ASI Pengetahuan Ibu tentang MP-
dan MP-ASI kepada ibu ASI terhadap Pertumbuhan
baduta. Anak Usia 6-24 Bulan di
Kelurahan Barusari
DAFTAR PUSTAKA Kecamatan Semarang
1. Pantiawati. Bayi Dengan Selatan Kota Semarang.
Berat Badan Lahir Rendah. 2012:0-5.
Yogyakarta: Nuha Medika; 10. Nuraini R. Kegiatan, Laporan
2010. Masyarakat, Pengabdian
2. Badan Pengembangan, Golden, Abstrak Period,
Penelitian dan Kesehatan Golden Age Generation,
KKR. Laporan Hasil Riset Golden Period, Golden Age
Kesehatan Dasar 2010. Pemberdayaan, Judul
Jakarta; 2010. Kesehatan, Kader
3. Badan Penelitian dan Penyuluhan, Melalui
Pengembangan Kesehatan. Pelatihan, D A N Age, Golden
Riset Kesehatan Dasar For, Period Generation,
(RISKESDAS) 2013. Lap Nas Golden Upaya, Sebagai
2013. 2013:1-384. doi:1 Kualitas,. 2013:1-13.
Desember 2013. 11. Siti M. Hubungan Antara

216
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pengetahuan, Sikap, dan


Perilaku Ibu Dengan
Pertumbuhan Anak Balita.
Thesis. 2010.
12. Geria J. Hubungan
Pengetahuan, Sikap Dan
Tindakan Ibu Tentang
Makanan Pendamping Air
Susu Ibu Dengan
Pertumbuhan Anak Usia 6-24
Bbulan Di Desa Pakuan
Narmada Lombok Barat.
2014;8(1978):4-8.
13. Erika Y. Pemberian Asi
Eksklusif Dan Makanan
Pendamping Asi
Berhubungan
DenganPertumbuhan Balita
Usia 12 - 24 Bulan. 2015:83-
92.
14. Jatuningsih Y. Hubungan
Antara Tingkat Pengetahuan
Ibu Dan Praktek Pemberian
Makanan Pendamping Asi
Dengan Pertumbuhan Bayi
Usia 6 Sampai 12 Bulan.
2010.
http://eprints.uns.ac.id/2664/.

217
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

218

You might also like