Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Sumber Sebagai Hara Pengganti AB Mix Pada Budidaya Sayuran Daun Secara Hidroponik

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

J. Hort. Indonesia 6(1): 11-19. April 2015.

Sumber Sebagai Hara Pengganti AB mix pada Budidaya


Sayuran Daun Secara Hidroponik
Sources as Subtitute of AB nutrient Solution Mix for Hydroponics of Leafy Vegetables

Rizqi Utami Nugraha1, dan Anas Dinurrohman Susila1*

Diterima 5 Desember 2014/Disetujui 2 Maret 2015

ABSTRACT

Increasing in fertilizer price has caused increase in hydroponic system cost. The objective of
the research was to determine the best fertilizer source that could replace AB mix by examining
several sources of nutrients, i.e. NPK 15:15:15, NPK 12:14:12 for hydroponic cultivation of
spinach, pakchoy, and lettuce. The research was conducted in the Green House Dramaga Field
Unit, University Farm, IPB Bogor from February to April 2013. The treatments (AB mix, NPK
15:15:15, and NPK 12:14:12) were arranged in randomized completely blok design with 4
replications. The results showed that fertilizer treatments used did not affect the vegetative growth of
spinach, pakchoy, and lettuce, but AB mix fertilizer treatment gave the highest yield in spinach
plants, pakchoy, and lettuce in yield components i.e. an average weight/plant and weight of
marketable yield, respectively at 21.65 g, 235.75 g spinach, 46.06 g, 465.75 g pakchoy, and 25.93 g
lettuce. In lettuce experiment, no marketable yield was obtained. Based on these results NPK
15:15:15 and NPK 12:14:12 fertilizer could not replace AB mix as a source of plant nutrients in
spinach, pakchoy, and hydroponic lettuce.

Key words: AB mix, hydroponic , leafy vegetables , NPK 15:15:15, NPK 12:14:12

ABSTRAK

Kenaikan harga pupuk menyebabkan kenaikan biaya dalam sistem hidroponik. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan hara yang dapat menggantikan AB mix dengan cara menguji
beberapa sumber hara, yaitu NPK 15:15:15, NPK 12:14:12 pada budidaya bayam, pakchoy, dan
selada secara hidroponik. Percobaan dilaksanakan di Green House Unit Lapangan Dramaga,
University Farm, IPB Dramaga Bogor, dari Februari sampai April 2013. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan menggunakan tiga perlakuan: AB
mix, NPK 15:15:15, dan NPK 12:14:12 dengan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pupuk tidak mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman bayam, pakchoy, dan selada, tetapi
perlakuan pupuk AB mix memberikan hasil produksi tertinggi pada tanaman bayam, pakchoy, dan
selada yaitu pada komponen hasil panen rata-rata bobot tanaman-1 dan bobot layak pasar, berturut-
turut sebesar 21.65 g, 235.75 g tanaman bayam, 46.06 g, 465.75 g tanaman pakchoy dan 25.93 g
tanaman selada. Pada percobaan selada tidak diperoleh hasil yang dapat dipasarkan. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut pupuk NPK 15:15:15 dan NPK 12:14:12 tidak dapat menggantikan pupuk
AB mix sebagai sumber hara pada tanaman bayam, pakchoy, dan selada secara hidroponik.

Kata kunci: AB mix, hidroponik, sayuran daun, NPK 15:15:15, NPK 12:14:12

PENDAHULUAN masyarakat pedesaan ataupun perkotaan.


Pertambahan penduduk dan konsumsi per
Sayuran merupakan salah satu produk kapita menyebabkan kebutuhan sayuran
pertanian yang banyak dikonsumsi oleh mengalami peningkatan. Berdasarkan data
1
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
(Bogor Agricultural University), Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia
Telp.&Faks. 62-251-8629353. *Email korespondensi: anasdsusila10@gmail.com

Sumber Sebagai Hara Pengganti AB mix Pada ….. 11


J. Hort. Indonesia 6(1): 11-19. April 2015.

BPS tahun (2012) produksi sayuran nasional sumber hara dengan harga yang relatif lebih
meningkat pada tahun 2011 dari tahun murah. Ramadiani dan Susila (2014)
sebelumnya yakni sebesar 695,471 ton. menyimpulkan bahwa pupuk majemuk NPK
Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura 15:15:15 dengan konsentrasi N yang
(2009) konsumsi sayuran penduduk Indonesia disetarakan dengan larutan hara AB mix dapat
pada tahun 2009 baru mencapai 43.5 digunakan pada budidaya kangkung, caisin,
kg/kapita/tahun, angka tersebut jauh di bawah dan kailan secara hidroponik. Penelitian ini
standar konsumsi sayur yang direkomendasi- bertujuan untuk mendapatkan hara yang dapat
kan oleh Food and Agriculture Organization menggantikan AB mix dengan cara menguji
(FAO), yaitu sebesar 73 kg/kapita/tahun. Oleh beberapa sumber hara : NPK 15:15:15, dan
karena itu, untuk memenuhi tingkat konsumsi NPK 12:14:12 dengan penyetaraan konsentrasi
sayuran nasional perlu diimbangi dengan N terhadap AB mix pada budidaya bayam
peningkatan produksi sayuran yang berkualitas. (Amaranthus L), selada (Lactuca sativa L),
Sistem budidaya sayuran yang dan pakcoy (Brassica rapa cv pakchoy) secara
dilakukan masyarakat Indonesia umumnya hidoponik.
secara konvensional. Upaya peningkatan
produktivitas dan kualitas sayuran secara
konvensional telah banyak dilakukan oleh BAHAN DAN METODE
petani meskipun hasilnya kurang memuaskan.
Hidroponik merupakan salah satu sistem Penelitian dilaksanakan mulai Februari
budidaya pertanian yang digunakan untuk sampai dengan April 2013. Kegiatan penelitian
memperbaiki kualitas sayuran yang dihasilkan. dilaksanakan pada dua tempat, yaitu: di Green
Hidroponik dapat didefinisikan sebagai sistem House Unit Lapangan Dramaga, University
budidaya tanaman dengan menggunakan Farm IPB, dengan ketinggian tempat 250 m di
media selain tanah, tetapi mengunakan media atas permukaan laut dengan titik koordinat
bersifat inert seperti kerikil, pasir, gambut, 6033’5.68” LS, 106042’51.33” BT dan
vermikulit, batu apung atau serbuk gergaji dan Laboratorium Pascapanen IPB, Dramaga, Bogor.
ditambahkan larutan hara yang berisi seluruh Bahan utama yang digunakan dalam penelitian
unsur yang dibutuhkan bagi pertumbuhan ini adalah benih selada varietas Belini, pakcoy
tanaman (Resh, 2004). Menurut Parks dan varietas Nauli, bayam varietas amaranth
Murray (2011), dalam sistem budidaya secara Alabama, pupuk kascing, larutan hara
hidroponik perlu diberikan larutan nutrisi yang hidroponik standar AB mix, pupuk NPK
cukup, air, dan oksigen pada perakaran (15:15:15), pupuk NPK (12:14:12), insektisida
tanaman agar pertumbuhan tanaman baik. berbahan aktif carbofuran, deltametrin, dan
Toshiki (2012) menyatakan bahwa di antara arang sekam.
faktor-faktor yang mempengaruhi sistem Percobaan dilakukan dengan meng-
produksi tanaman secara hidroponik, larutan gunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak
nutrisi menjadi salah satu faktor penentu yang (RKLT) satu faktor. Rancangan ini terdiri dari
paling penting dalam menentukan hasil dan tiga taraf perlakuan, yaitu P0 = Kontrol
kualitas tanaman. (Pupuk AB mix) dengan dosis 300 ml polibag-1,
Budidaya sayuran daun secara P1 = Pupuk NPK (15:15:15) dengan penyetaraan
hidroponik umumnya menggunakan larutan unsur N dengan dosis 300 ml polibag-1, P2 =
hara berupa larutan hidroponik standar (AB Pupuk NPK (12:14:12) dengan penyetaraan
mix). Permasalahannya pada saat ini unsur N dengan dosis 300 ml polibag-1. Setiap
penggunaan larutan hara AB mix memerlukan jenis sayuran merupakan percobaan yang
biaya yang relatif tinggi. Masyarakat umum terpisah diberi 3 perlakuan. Perlakuan diulang
memandang bahwa teknologi secara sabanyak 4 ulangan sehingga terdapat 12
hidroponik memiliki nilai ekonomi yang satuan percobaan, setiap satu satuan percobaan
cukup besar dalam hal perawatan dan harga terdiri atas 3 polibag yang berisi 4 tanaman
pupuk. Alternatif dalam pengembangan polibag-1, sehingga total jumlah satu jenis
teknologi hidroponik sangat diperlukan agar tanaman yang ditanam sebanyak 144 tanaman.
mempermudah masyarakat khususnya petani Jenis sayuran yang ditanam terdiri atas 3 jenis,
kecil dalam menerapkan budidaya sayuran, sehingga total tanaman yang ditanam sebanyak
yaitu dengan cara memanfaatkan beberapa 432 tanaman. Pengamatan dipilih secara acak

12 Rizqi Utami Nugraha dan Anas Dinurrohman Susila


J. Hort. Indonesia 6(1): 11-19. April 2015.

dengan memilih 3 tanaman contoh dalam HASIL DAN PEMBAHASAN


satuan percobaan, jumlah tanaman sampel
sebanyak 36 tanaman untuk setiap komoditas, Bayam (Amaranthus L)
sehingga total tanaman sample sebanyak 108 Tinggi Tanaman dan Diameter Batang
tanaman. Apabila analisis ragam untuk
Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan
perlakuan pemupukan menunjukkan pengaruh
jenis sumber hara tidak berpengaruh nyata
nyata, dilakukan uji lanjut DMRT dengan taraf
terhadap tinggi tanaman dan diameter batang.
nyata 5%.
Pengaruh sangat nyata terlihat pada diameter
Pelaksanaan kegiatan meliputi sterilisasi
batang tanaman bayam 2 MST (Minggu
rumah kaca, persiapan alat dan bahan. Proses
Setelah Tanam). Perlakuan pupuk AB mix
penyemaian benih dilakukan dalam tray semai
pada 2 MST menghasilkan diameter batang
selama 21 hari atau setelah muncul 3-4 helai
paling besar dibandingkan diameter batang
daun dari masing-masing tanaman dengan
pada perlakuan pupuk NPK 15:15:15 dan NPK
menggunakan media tanam kascing. Pindah
12:14:12. Hal ini sesuai dengan penelitian
tanam dari persemaian dilakukan ke dalam
Iqbal (2006) pemberian komposisi hara yang
polibag (40 cm x 40 cm) dengan meng-
seimbang dapat diserap tanaman secara efektif
gunakan media tanam arang sekam, setiap
serta menghasilkan daun yang lebar, dan
polibag ditanami 4 bibit untuk setiap komoditas.
diameter batang yang lebih besar.
Pembuatan pupuk AB mix dilarutkan dalam
kontainer A (larutan hara stok A) dan
Jumlah Daun, Lebar Daun, Panjang Daun
kontainer B (larutan hara stok B) volume
masing-masing 90 L. Sebanyak 250 mL masing- Perlakuan pemupukan tidak memberikan
masing larutan stok, diencerkan pada kontainer pengaruh nyata terhadap jumlah daun, lebar
besar berukuran 120 L. Kemudian dilakukan daun, dan panjang daun tanaman bayam
pengukuran EC antara 1.5-2.5 mS dan nilai pH kecuali, pada jumlah daun umur 2 MST (Tabel
5.5-6.5. Pupuk NPK (15:15:15), dan pupuk NPK 2). Perlakuan pupuk AB mix berbeda nyata
(12:14:12), dilarutkan secara terpisah dengan dan menghasilkan jumlah daun lebih tinggi
penyetaraan konsentrasi N pada larutan AB mix dibandingkan dengan perlakuan pupuk NPK
(180 mg L-1 N). Setelah disetarakan akan 15:15:15.
didapatkan pupuk NPK (15:15:15) sebanyak
1.2 g L-1, dan NPK (12:14:12) sebanyak 1.5 g Tabel 1. Pengaruh perlakuan jenis hara ter-
L-1. Proses penyiraman dan pemupukan untuk hadap tinggi tanaman dan diameter
larutan AB mix, NPK (15:15:15), dan NPK batang tanaman bayam
(12:14:12), dilakukan secara bersamaan dengan
Umur Tanaman
sistem fertigasi manual. Aplikasi dilakukan satu
kali pada pagi hari disiramkan pada masing- Perlakuan 1(MST) 2(MST)
masing media sebanyak 300 ml polibag-1. Tinggi Tanaman (cm)
Proses pemanenan dilakukan pada tanaman AB mix 9.21 19.73
bayam berumur 17 HST (Hari Setelah Tanam), NPK 15:15:15 9.13 19.58
pakcoy berumur 30 HST, dan selada berumur NPK 12:14:12 9.01 19.5
32 HST. Uji F tn tn
Pengamatan dilakukan seminggu satu Diameter Batang (cm)a
kali diukur dari 1 HST (hari setelah tanam) AB mix 0.35 0.70a
sampai dengan menjelang panen. Peubah- NPK 15:15:15 0.29 0.57b
peubah yang diamati meliputi bagian vegetatif NPK 12:14:12 0.32 0.59b
tanaman adalah sebagai berikut : tinggi Uji F tn **
tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang Keterangan: (**) berpengaruh sangat nyata pada taraf
uji 1%; (tn) tidak berpengaruh nyata pada
daun, diameter batang. Peubah-peubah yang taraf uji 5%; aangka-angka yang diikuti
diamati pada saat pasca panen adalah sebagai huruf yang sama pada kolom yang sama
berikut : bobot daun, bobot batang, bobot akar, tidak berbeda nyata menurut uji DMRT
skor warna daun, bobot layak pasar, bobot 5%, MST= Minggu setelah tanam
tidak layak pasar, bobot per tanaman, bobot
per 4 tanaman dan bobot total.

Sumber Sebagai Hara Pengganti AB mix Pada ….. 13


J. Hort. Indonesia 6(1): 11-19. April 2015.

Skor Warna Daun, Bobot Daun, Bobot tinggi dibandingkan dengan bobot perlakuan
Batang, Bobot Akar NPK 15:15:15 dan NPK 12:14:12.
Tabel 2. Pengaruh perlakuan jenis hara
Perlakuan tiga jenis sumber hara
terhadap jumlah daun, lebar daun,
berpengaruh nyata terhadap skor warna daun
dan panjang daun tanaman bayam
dan bobot daun tanaman bayam (Tabel 3).
Perlakuan NPK 12:14:12 menghasilkan skor Umur Tanamana
warna daun yang lebih tinggi. Skor warna Perlakuan 1 (MST) 2 (MST)
daun menunjukkan bahwa daun dengan Jumlah daun
perlakuan NPK 12:14:12 berwarna lebih hijau AB mix 6.9 15.0a
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. NPK 15:15:15 6.9 11.4b
Perlakuan pupuk AB mix menghasilkan bobot NPK 12:14:12 7.1 13.1ab
daun lebih besar dibandingkan dengan kedua Uji F tn *
perlakuan yang lain. Perlakuan jenis sumber Lebar Daun (cm)
hara tidak berpengaruh nyata terhadap bobot AB mix 4.32 8.18
batang, dan bobot akar tanaman bayam. NPK 15:15:15 4.33 7.51
NPK 12:14:12 4.34 7.56
Bobot Layak Pasar, Bobot Tidak Layak Uji F tn tn
Pasar, Bobot Total, Bobot per Tanaman, Panjang Daun (cm)
Bobot per 4 Tanaman AB mix 0.35 12.63
Berdasarkan data Tabel 4 perlakuan NPK 15:15:15 0.29 11.64
jenis sumber hara tidak berpengaruh nyata NPK 12:14:12 0.32 12.15
terhadap hasil panen bobot layak pasar, bobot Uji F tn tn
tidak layak pasar, dan bobot tanaman-1. Keterangan : (*) berpengaruh nyata pada taraf uji 5%;
(tn) tidak berpengaruh nyata pada taraf
Perlakuan pupuk memberikan pengaruh yang
uji aangka-angka yang diikuti huruf
nyata terhadap bobot total dan bobot 4 yang sama pada kolom yang sama tidak
tanaman-1. Perlakuan pupuk AB mix meng- berbeda nyata menurut uji DMRT 5%,
hasilkan tanaman bayam dengan bobot lebih MST= Minggu setelah tanam

Tabel 3. Pengaruh perlakuan jenis hara terhadap skor warna daun, bobot daun, bobot batang, dan
bobot akar tanaman bayam
Bobot Tanaman-1 (g)
Perlakuan Skor Warna Dauna
Daun Batang Akar
AB mix 3.1b 13.17a 9.00 2.67
NPK 15:15:15 3.0b 8.67b 6.58 2.59
NPK 12:14:12 3.5a 9.42b 7.00 2.61
Uji F * * tn tn
Keterangan : (*) berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; (tn) tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; aangka-angka
yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%

Tabel 4. Pengaruh perlakuan jenis hara terhadap bobot layak pasar, bobot tidak layak pasar, bobot
total, bobot per tanaman, dan bobot per 4 tanaman bayam
Bobot 12 tanaman (g) Bobot
Bobot 4
Perlakuan Bobot Layak Bobot Tidak Bobot Tanaman-1
Tanaman-1 (g)
Pasar Layak Pasar Total (g)
AB mix 235.75 24.00 259.75a 21.65 86.58a
NPK 15:15:15 195.50 28.00 223.50b 18.63 74.50b
NPK 12:14:12 180.50 46.25 226.75b 18.90 75.58b
Uji F tn tn * tn *
Keterangan : (*) berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; (tn) tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; aangka-angka
yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%

14 Rizqi Utami Nugraha dan Anas Dinurrohman Susila


J. Hort. Indonesia 6(1): 11-19. April 2015.

Pakchoy (Brassica rapa cv Pakchoy) Tabel 6. Pengaruh perlakuan jenis hara


Tinggi Tanaman dan Diameter Batang terhadap jumlah daun, lebar daun,
dan panjang daun tanaman pakchoy
Berdasarkan data Tabel 5 rata-rata
tinggi tanaman dan diameter batang tanaman Umur Tanaman
pakchoy ‘Nauli’ menunjukkan respon tidak 1 2 3 4
berpengaruh nyata pada tinggi tanaman umur Perlakuan
(MST) (MST) (MST) (MST)
1-4 MST dan diameter batang umur 1-2 MST. Jumlah Dauna
Perlakuan pupuk menunjukkan respon yang AB mix 6.7 9.7 13.2a 16.8a
sangat nyata umur 3 MST dan nyata umur 4 NPK
MST pada diameter batang. Perlakuan pupuk 15:15:15 6.6 9.2 11.9b 14.1b
AB mix terlihat berbeda nyata dengan pupuk NPK
NPK 12:14:12. Menurut penelitian iqbal 12:14:12 6.3 9.5 12.3b 14.9b
(2006) pertumbuhan vegetatif setiap tanaman Uji F tn tn * *
sangat dipengaruhi oleh komponen hara yang Lebar Daun (cm)
diberikan. Persentase N yang berbeda pada AB mix 3.04 4.58a 5.16 5.43
fase vegetatif tanaman menyebabkan tanaman NPK
tersebut mengalami perbedaan dalam proses 15:15:15 3.06 4.56a 5.24 5.57
pertumbuhannya. NPK
12:14:12 2.91 3.90b 4.48 4.78
Jumlah Daun, Lebar Daun, Panjang Daun Uji F tn * tn tn
Panjang Daun (cm)
Perlakuan ketiga jenis sumber hara yang AB mix 8.17 11.23a 12.2 12.73
digunakan tidak berpengaruh nyata terhadap NPK
jumlah daun umur 1-2 MST, akan tetapi pada 15:15:15 7.81 10.71b 12.16 12.58
umur 3-4 MST perlakuan jenis sumber hara NPK
memberikan respon yang nyata (Tabel 6). 12:14:12 7.59 10.15b 11.16 11.52
Uji F tn * tn tn
Tabel 5. Pengaruh perlakuan jenis hara Keterangan : (*) berpengaruh nyata pada taraf uji 5%;
terhadap tinggi tanaman, dan (tn) tidak berpengaruh nyata pada taraf
uji 5% aangka-angka yang diikuti huruf
diameter batang tanaman pakchoy
yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut uji DMRT 5%,
Umur Tanaman MST = Minggu setelah tanam
1 2 3 4
Perlakuan
(MST) (MST) (MST) (MST) Perlakuan pupuk AB mix menghasilkan
Tinggi Tanaman (cm) jumlah daun lebih banyak dibanding perlakuan
AB mix 2.99 3.89 4.77 5.44 lainnya. Perlakuan jenis sumber hara tidak ber-
NPK pengaruh nyata terhadap lebar daun dan panjang
3.23 4.04 4.69 5.13
15:15:15 daun kecuali, pada umur 2 MST menunjukan
NPK
2.92 3.81 4.54 5.27 respon yang nyata. Perlakuan pupuk NPK
12:14:12
12:14:12 menghasilkan lebar daun lebih kecil,
Uji F tn tn tn tn
sedangkan perlakuan pupuk AB mix meng-
Diameter Batang (cm)a
hasilkan panjang daun lebih panjang.
AB mix 0.19 0.29 0.40a 0.51a
NPK
0.17 0.28 0.35b 0.45ab Bobot per Tanaman, Bobot Layak Pasar,
15:15:15
NPK Bobot Tidak Layak Pasar, Bobot Total, Bobot
0.17 0.27 0.35b 0.41b per 4 Tanaman
12:14:12
Uji F tn tn ** * Tabel 7 menunjukkan bahwa peubah
Keterangan: (*) berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; bobot per tanaman, bobot layak pasar, bobot
(**) berpengaruh sangat nyata pada taraf
uji 1%; (tn) tidak berpengaruh nyata tidak layak pasar, bobot total dan bobot per 4
pada taraf uji 5%; aangka-angka yang tanaman sangat nyata dipengaruhi oleh
diikuti huruf yang sama pada kolom perlakuan jenis sumber hara. Perlakuan dengan
yang sama tidak berbeda nyata menurut pupuk AB mix menghasilkan bobot tanaman-1,
uji DMRT 5%, MST = Minggu setelah bobot layak pasar, bobot total, dan bobot 4
tanam

Sumber Sebagai Hara Pengganti AB mix Pada ….. 15


J. Hort. Indonesia 6(1): 11-19. April 2015.

tanaman-1 lebih tinggi dibandingkan kedua tinggi tanaman selada umur 1-4 MST dan
perlakuan yang lain. Peubah bobot tidak layak diameter batang umur 1-2 MST (Tabel 9).
pasar perlakuan pupuk AB mix memberikan Pada umur 3-4 MST perlakuan jenis sumber
hasil yang rendah dibanding perlakuan lainnya. hara menunjukkan pengaruh yang nyata pada
peubah diameter batang. Perlakuan pupuk AB
Bobot Daun, Bobot Batang, Bobot Akar, mix pada peubah diameter batang umur 4 MST
Skor Warna Daun berbeda nyata dengan pupuk NPK 12:14:12,
tetapi perlakuan pupuk NPK 15:15:15 tidak
Peubah bobot daun sangat nyata
berbeda nyata terhadap pupuk AB mix dan
dipengaruhi oleh perlakuan jenis sumber hara.
NPK 12:14:12.
Perlakuan dengan pupuk AB mix meng-
hasilkan bobot daun lebih tinggi dibandingkan
Jumlah Daun, Lebar Daun, Panjang Daun
dengan kedua perlakuan lainnya. Peubah bobot
batang dan bobot akar menunjukkan respon Tabel 10 menunjukkan bahwa perlakuan
yang nyata terhadap perlakuan jenis sumber jenis sumber hara tidak berpengaruh nyata
hara. Perlakuan dengan pupuk AB mix meng- terhadap peubah jumlah daun selada.
hasilkan bobot batang dan bobot akar lebih Perlakuan jenis sumber hara tidak ber-
tinggi dibandingkan kedua perlakuan lainnya. pengaruh nyata pada peubah lebar daun dan
Perlakuan ketiga jenis sumber hara tidak panjang daun selada kecuali, pada lebar daun
berpengaruh nyata terhadap skor warna daun, umur 3 MST, dan panjang daun umur 2 MST
Skor warna daun berkisar 3.1-3.5 menunjukkan perlakuan jenis sumber hara memberikan
bahwa warna daun pakchoy cukup hijau. pengaruh yang nyata. Perlakuan NPK 12:14:12
menghasilkan lebar daun lebih tinggi, dan
Selada (Lactuca sativa L) perlakuan pupuk AB mix menghasilkan
Tinggi Tanaman dan Diameter Batang panjang daun lebih panjang dibanding kedua
perlakuan lainnya.
Perlakuan jenis sumber hara yang
digunakan tidak berpengaruh nyata terhadap

Tabel 7. Pengaruh perlakuan jenis hara terhadap bobot per tanaman, bobot layak pasar, bobot tidak
layak pasar, bobot per 4 tanaman pakchoy
Bobot Bobot 12 tanaman (g) Bobot 4
Perlakuan Tanaman-1 Bobot Layak Bobot Tidak Tanaman-1
Bobot Total
(g)a Pasar Layak Pasar (g)
AB mix 46.06a 465.75a 87.00b 552.75a 184.25a
NPK 15:15:15 32.58b 81.50b 295.75a 377.25b 125.67b
NPK 12:14:12 28.67b 95.25b 248.75a 344.00b 114.67b
Uji F ** ** ** ** **
Keterangan: (*) berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; (**) berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1%; aangka-angka
yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%

Tabel 8. Pengaruh perlakuan jenis hara terhadap bobot daun, bobot batang, bobot akar, skor warna
daun tanaman pakchoy
Bobot Tanaman-1 (g)
a
Perlakuan Daun Batang Akar Skor Warna Daun
AB mix 52.00a 2.08a 2.49a 3.1
NPK 15:15:15 35.58b 1.17b 2.41b 3.1
NPK 12:14:12 31.25b 1.08b 2.41b 3.5
Uji F ** * * tn
Keterangan: (*) berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; (**) berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1%; (tn) tidak
berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; aangka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang
sama tidaberbeda nyata menurut uji DMRT 5%

16 Rizqi Utami Nugraha dan Anas Dinurrohman Susila


J. Hort. Indonesia 6(1): 11-19. April 2015.

Tabel 9. Pengaruh perlakuan jenis hara terhadap tinggi tanaman dan diameter batang tanaman selada
Umur Tanaman
Perlakuan 1(MST) 2(MST) 3(MST) 4(MST)
Tinggi Tanaman (cm)
AB mix 2.64 6.61 9.18 15.21
NPK 15:15:15 2.18 5.67 8.75 14.90
NPK 12:14:12 2.44 4.92 7.41 13.54
Uji F tn tn tn tn
Diameter Batang (cm)a
AB mix 0.21 0.31 0.38a 0.47a
NPK 15:15:15 0.20 0.30 0.36a 0.42ab
NPK 12:14:12 0.19 0.26 0.32b 0.37b
Uji F tn tn * *
Keterangan : (*) berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; (tn) tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; aangka-angka
yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%, MST
= Minggu setelah tanam

Tabel 10 Pengaruh perlakuan jenis hara terhadap jumlah daun, lebar daun, dan panjang daun selada
Umur Tanaman
Perlakuan 1(MST) 2(MST) 3(MST) 4(MST)
Jumlah Daun
AB mix 5.0 6.2 7.1 8.8
NPK 15:15:15 4.8 7.2 8.5 9.0
NPK 12:14:12 4.6 6.6 7.6 8.6
Uji F tn tn tn tn
Lebar Daun (cm)a
AB mix 3.48 4.73 4.96b 5.79
NPK 15:15:15 3.17 4.18 5.09ab 5.93
NPK 12:14:12 3.03 4.46 5.26a 5.64
Uji F tn tn * tn
Panjang Daun (cm)
AB mix 7.69 10.13a 10.48 11.75
NPK 15:15:15 7.23 8.44b 10.26 12.09
NPK 12:14:12 6.96 8.84b 10.58 11.58
Uji F tn * tn tn
Keterangan : (*) berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; (tn) tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5%, aangka-angka
yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%, MST
= Minggu setelah tanam

Bobot per Tanaman, Bobot Tidak Layak sampai batas tertentu dan menyebabkan
Pasar, Bobot Total, Bobot per 4 Tanaman tanaman mengalami etiolasi (Firmansyah et
al., 2009). Susila (2006) menyatakan bahwa
Peubah bobot per tanaman, bobot tidak
penggunaan pupuk daun dapat memperbaiki
layak pasar, bobot total, dan bobot per 4
hasil panen, sehingga aplikasi pupuk dengan
tanaman sangat nyata dipengaruhi oleh
melakukan kombinasi AB mix melalui akar
perlakuan ketiga jenis hara yang digunakan
dengan pupuk melalui daun dapat digunakan
(Tabel 11). Perlakuan pupuk AB mix
untuk meningkatkan hasil dan kualitas tanaman
menghasilkan bobot tanaman-1 dan bobot 4
selada. Kenyataannya penggunaan pupuk daun
tanaman-1 lebih tinggi dibanding perlakuan
tidak cocok untuk pertumbuhan tanaman
lainnya. Intensitas cahaya matahari yang tinggi
selada secara THST (Teknologi Hidroponik
dapat menekan pertumbuhan tinggi tanaman,
Sistem Terapung). Semua hasil panen tidak
sebaliknya apabila intensitas cahaya matahari
layak pasar.
rendah dapat menyebabkan ruas memanjang

Sumber Sebagai Hara Pengganti AB mix Pada ….. 17


J. Hort. Indonesia 6(1): 11-19. April 2015.

Tabel 11. Pengaruh perlakuan jenis hara terhadap bobot per tanaman, bobot per 4 tanaman, bobot
tidak layak pasar, bobot total tanaman selada

Bobot Bobot 12 tanaman (g)a Bobot 4


Perlakuan
tanaman-1 (g) Bobot tidak layak pasar Bobot total tanaman-1 (g)
AB mix 25.93a 311.15a 311.15a 103.72a
NPK 15:15:15 17.31b 203.45b 203.45b 67.82b
NPK 12:14:12 16.38b 180.43b 180.43b 60.14b
Uji F ** ** ** **
Keterangan : (**) berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1%, aangka-angka yang diikuti huruf yang sama pada
kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%

Tabel 12. Pengaruh perlakuan jenis hara terhadap bobot daun, bobot batang, bobot akar tanaman selada
Bobot per tanaman (g)a
Perlakuan
Daun Batang Akar
AB mix 22.16a 2.87 2.45a
NPK 15:15:15 14.51b 2.7 1.23b
NPK 12:14:12 13.69b 2.67 0.88b
Uji F ** tn **
Keterangan : (**) berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1%; (tn) tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5%; aangka-
angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%

Bobot Daun, Bobot Batang, Bobot Akar digunakan sebagai sumber hara pada budidaya
bayam, pakchoy, dan selada secara hidroponik.
Berdasarkan data hasil panen bobot
daun, bobot batang, bobot akar tanaman selada
‘Belini’ (Tabel 12), perlakuan jenis sumber
DAFTAR PUSTAKA
hara berpengaruh sangat nyata terhadap
peubah bobot daun dan bobot akar. Perlakuan
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi
pupuk AB mix menghasilkan bobot daun dan
sayuran Indonesia tahun 2010-2011.
bobot akar lebih tinggi dibandingkan dengan
http://www.bps.go.id. [10 Desember 2012].
kedua perlakuan yang lain. Perlakuan jenis
sumber hara tidak berpengaruh nyata terhadap
[BPS] Badan Pusat Statistik dan Direktorat
peubah bobot batang tanaman selada.
Jenderal Hortikultura. 2012. Produktivitas
sayuran di Indonesia tahun 2007- 2011.
http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/h
KESIMPULAN
orti/pdf-ATAP2011/Produkv-Sayuran.
pdf. [10 Desember 2012].
Pengujian beberapa sumber hara
memberikan hasil yang tidak berbeda terhadap
Firmansyah. F., T.M. Anngo, A.M. Akyas.
pertumbuhan vegetatif tanaman bayam,
2009. Pengaruh umur pindah tanam
pakchoy, dan selada akan tetapi, perlakuan
bibit dan populasi tanaman terhadap
pupuk AB mix memberikan hasil produksi
hasil dan kualitas sayuran pakcoy
yang lebih tinggi pada tanaman bayam,
(Brassica campestris L. Chinensis
pakchoy, dan selada yaitu pada komponen
group) yang ditanam dalam Naungan
hasil panen rata-rata bobot utuh tanaman-1 dan
kasa di dataran medium. J Agricultura.
bobot layak pasar yaitu berturut-turut sebesar
20(3): 216-224.
21.65 g, 235.75 g tanaman bayam, 46.06 g,
465.75 g tanaman pakchoy dan 25.93 g
Iqbal, M. 2006. Penggunaan pupuk majemuk
tanaman selada. Pada percobaan selada hasil
sebagai sumber hara pada budidaya
panen tidak layak pasar. Perlakuan pupuk AB
bayam secara hidroponik dengan tiga
mix memiliki hasil yang lebih baik
cara fertigasi. Skripsi. Institut Pertanian
dibandingkan dengan perlakuan pupuk NPK
Bogor. Bogor.
15:15:15 dan NPK 12:14:12. Pupuk NPK
15:15:15 dan NPK 12:14:12 tidak dapat

18 Rizqi Utami Nugraha dan Anas Dinurrohman Susila


J. Hort. Indonesia 6(1): 11-19. April 2015.

Parks, S., C. Murray. 2011. Leafy Asean Comercial Hydroponic Grower. New
Vegetables and Their Nutrion in Concept Pr. New Jersey (US).
Hydroponics. State of New South Wales.
Australian. Susila, A.D. 2006. Fertigasi pada Budidaya
Tanaman Sayuran di dalam Greenhouse.
Ramadiani, F.T., A.D. Susila. 2014. Sumber Direktorat Jenderal Hortikultura. Bandung.
dan frekuensi aplikasi larutan hara
sebagai pengganti AB mix pada Tellez, T., F.C.G. Merino. 2012. Nutrient
budidaya sayuran daun secara Solutions For Hydroponic Systems. A.
hidroponik. J. Hort Indonesia. 5(1): 36- Toshiki, editor. Cina: InTech.
46.
Utama, H.S., S.M. Isa, A. Indragunawan.
Resh, H.M. 2004. Hydroponic Food Production 2006. Perancangan dan implementasi
6th Edition: A Definitife Guide Book for sistem optimalisasi pemeliharaan tanaman
The Advance Home Gardener and The hidroponik. J Teknik Elektro. 8(1): 1-4.

Sumber Sebagai Hara Pengganti AB mix Pada ….. 19

You might also like