Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Semhas Danang

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 18

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa L. ) SECARA TERAPUNG

EFFECT OF NPK FERTILIZER ON FLOATING GROWTH AND PRODUCTION OF LETTUCE


(Lactuca sativa L.)

Danang Bagus Pirnanda1, Suilawati2, M.Ammar2


1
Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya
2
Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM 32 Indralaya, Ogan Ilir
30682.
Sumatera Selatan

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman selada secara terapung. Penelitian ini dilaksanakan
diembung yang berada dalam kawasan Kampus Universitas Sriwijaya Indralaya, pada
bulan Juni sampai dengan Agustus 2021. Penelitian disusun menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan, setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan
mendapatkan 12 unit perlakuan, setiap unit perlakuan terdapat 3 tanaman, sehingga
total keseluruhan tanaman terdapat 36 tanaman. P0= Kontrol, P1 = 1,12 g NPK
Mutiara/polybag, P2 = 2,25 g NPK Mutiara/polybag, P3 = 4,5 g NPK Mutiara/polybag.
Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun berat basah tanaman,
berat kering tanaman, panjang akar, kadar klorofil daun dan luas daun. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Pupuk NPK dosis anjuran berpengaruh
nyata pada berat basah tanaman, tinggi tanaman dan jumlah daun.

Kata Kuncii: Selada, Dan NPK

ABSTRACT

Universitas Sriwijaya
This research was conducted to determine the effect of application of NPK
fertilizer on the growth and yield of lettuce plants on a floating basis. This
reseharch was carried out in the diembung which is in the Sriwijaya Indralaya
University Campus area, from June to August 2021. The study was arranged using
a Randomized Block Design (RAK) with 4 treatments, each treatment was
repeated 3 times and got 12 treatment units, each treatment unit contained 3
plants, so there are 36 plants in total. P0 = Control, P1 = 1.12 g NPK
Pearl/polybag, P2 = 2.25 g NPK Pearl/polybag, P3 = 4.5 g NPK Pearl/polybag.
Parameters observed included plant height, number of leaves, plant wet weight,
plant dry weight, root length, leaf chlorophyll content and leaf area. Based on the
results of the study showed that the recommended dose of NPK fertilizer had a
significant effect on plant wet weight, plant height and number of leaves.

Keywords: Lettuce, and NPK

PENDAHULUAN

Universitas Sriwijaya
Provinsi Sumatera Selatan mempunyai potensi rawa yang sangat luas untuk
pengembangan system pertanian terapung, bahkan di daerah Pemulutan, Kabupaten
Ogan Ilir juga mulai menerapkan system pertanian terapung sebagai sumber tanaman
sayuran (Bernas et al., 2012). Sebagaimana diketahui bahwa teknologi budidaya
tanaman yang dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan tersebut yakni teknologi
membudidayakan tanaman organik secara terapung. Adapun budidaya sayuran organik
yang dilakukan secara terapung juga dapat dilakukan dan juga dapat menghasilkan yang
tidak terlalu berbeda bahkan bisa lebih tinggi jika dibandingkan dengan budidaya
sayuran di lahan tanah biasa. (Marlina, 2015). Budidaya tanaman terapung yang ada
dilahan rawa lebak yang memiliki konsep media tanam polybag diatas rakit juga berbeda
dengan budidaya tanaman terapung tanpa menggunakan media tanam, seperti halnya
seperti hidroponik , yang disebabkan sebab air lahan tidak menjadi sumber hara yang
paling utama. Budidaya sayuran daun secara terapung adalah cara yang dapat dan
mudah diterapkan untuk membudidayakan tanaman selama periode banjir yang tidak
terlalu lama sekitar 2‒3 bulan di lahan rawa lebak. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa budidaya secara terapung memiliki banyak keuntungannya seperti tidak
dibutuhkannya penyiraman yang disebabkan air dapat berdifusi langsung dan kontinu
melalui dasar media tanam. Ada banyak komoditas sayuran daun yang sudah pernah
dilakukan dan diproduksi melalui sistem budidaya terapung yakni kangkung dengan cara
rakit bambu, bayam dengan cara limbah sampah plastik, disertai pakcoi dan selada
dengan menggunakan sistem hidroponik. Budidaya tanaman sayuran memiliki
keuntungan utama, yakni waktu panen yang sangat cepat sehingga dalam satu periode
banjir dapat dilakukan 2‒3 kali penanaman (Siaga dan Lakitan, 2021).

Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman sayuran yang memiliki daun yang
berbentuk bergelombang dan berwarna hijau kekuningan. Tanaman Selada juga
merupakan tanaman semusim yang tunbuhnya pada daerah tropis dan subtropis
disertai mempunyai total produksi yang tergolong cukup tinggi di Asia (Styarini et al., 20
19). Tanaman selada (Lactuca sativa L.) adalah salah satu sayuran yang mempunyai nilai
ekonomis yang cukup tinggi di wilayah Indonesia serta memiliki manfaat yang baik bagi
konsumennya (Manuhuttu et al., 2012). Cahyono (2005), menyatakan bahwa Selada
meniliki nilai ekonomis yang sangat tinggi setelah kubis krob, kubis bunga dan juga
brokoli. Tanaman selada juga mengandung mineral, vitamin, antioksidan, potassium, zat
besi, folat, karoten, vitamin C serta vitamin E. Adapun kegunaan utama dari tanaman
selada yakni dikonsumsi sebagai salad. Selain dikonsumsi sebagai salad ternyata selada
juga bermanfaat bagi tubuh seperti membantu pembentukan sel darah putih dan sel
darah merah dalam susunan sumsum tulang, mengurangi resiko terjadinya kanker,
tumor dan penyakit katarak, membantu kerja pencernaan dan kesehatan organ-organ di
sekitar hati serta menghilangkan gangguan anemia. Upaya peningkatan produksi
tanaman selada perlu terus dilaksanakan guna memenuhi permintaan pasar.

Universitas Sriwijaya
Sehubungan dengan hal tersebut, maka selain memperhatikan syarat tumbuh tanaman
selada juga diperlukan upaya pemeliharaan tanah (Nurmayulis et al., 2018).
Perkembangan budidaya selada memiliki prospek yang bagus karena dapat
meningkatkan pendapatan petani dan sumber gizi masyarakat (Nugroho et al., 2017).
Peningkatan pemintaan pasar akan selada (Lactuca sativa L.) membuat prospek
pengembangan selada sangat menjanjikan (Evelyn et al., 2018).

Ketersediaan unsur hara bagi tanaman selama pertumbuhan merupakan syarat


utama dalam meningkatkan produksi tanaman. Didalam tanah sudah tersedia unsur
hara alamiah tetapi tidak semua tanah menyediakan unsur hara yang cukup
(Artaningrum et al., 2018). Pupuk merupakan bahan yang digunakan untuk
menambahkan unsur hara pada tanah yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu unsur hara yang terkandung didalam
pupuk yaitu unsur hara nitrogen yang digunakan tumbuhan untuk pembentukan klorofil
pada daun sehingga menyebabkan daun lebih hijau dan lebih subur (Yusmayani, 2019).
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan
dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses
rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral, dan/atau
mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik
tanah serta mem- perbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Hartatik et al., 2015).
Setiap kandungan unsur hara yang terkandung dalam kotoran ternak dapat
dimanfaatkan kembali dengan menggunakan kotoran ternak sebagai pupuk kandang.
Kandungan unsur hara dalam kotoran yang penting untuk tanaman adalah unsur
nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) (Melsasail et al., 2019).
Unsur yang paling dominan dijumpai dalam pupuk anorganik adalah unsur N,
P, dan K. Pupuk majemuk (N, P, K) merupakan salah satu pupuk anorganik yang
dapat digunakan sangat efisien dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara
makro (N, P, dan K), menggantikan pupuk tunggal seperti SP-36, ZA dan KCL
yang sulit diperoleh di pasaran dan sangat mahal. Keuntungan menggunakan
pupuk majemuk (NPK) adalah dapat dipergunakan dengan memperhitungkan
kandungan zat hara sama dengan pupuk tunggal, apabila tidak ada pupuk tunggal
dapat diatasi dengan pupuk majemuk, penggunaan pupuk majemuk sangat
sederhana, dan pengangkutan serta penyimpanan pupuk ini menghemat waktu,
ruangan, dan biaya (Sukmasari et al., 2019). Pupuk NPK Mutiara dapat digunakan
pada semua jenis tanaman, baik tanaman sayuran buah, sayuran daun (hortikultura),
tanaman buah maupun tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, kakao dan
sebagainya. Pupuk ini adalah pupuk majemuk dengan kandungan hara yang cukup
lengkap. Yaitu 3 jenis unsur hara makro yang terdapat pada NPK mutiara antara lain
Nitrogen 16% Phosphat 16 % dan Kalium 16 % dan 2 jenis unsur hara mikro kalsium
(CaO) dan Magnesium (MgO). Pupuk NPK mutiara berbentuk butiran(granul), berwarna

Universitas Sriwijaya
biru langit yang mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap oleh akar tanaman
(Asep, 2017). Penggunaan pupuk NPK menjadi solusi dan alternatif dalam meningkatkan
pertumbuhan tanaman sayuran. Dosis pupuk yang tepat akan mendukung pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk NPK 16:16:16 diharapkan dapat
memberi kemudahan dalam pengaplikasian di lapangan dan dapat meningkatkan
kandungan unsur hara yang dibutuhkan di dalam tanah serta dapat dimanfaatkan
langsung oleh tanaman. Menurut hasil penelitian Hadianto et al., (2020) didapatkan
bahwa dosis pupuk NPK 2,25 g/polibag berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, berat segar tanaman dan berat segar akar tanaman.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui


pengaruh pertumbuhan tanaman Selada Hijau (Lactuca sativa L. ) dengan
menggunakan berbagai dosis pupuk NPK Mutiara 16-16-16.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk NPK Mutiara 16-
16-16 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada hijau secara terapung.

Hipotesis

Diduga penggunaan 2,25 g NPK Mutiara/polybag pada tanaman selada secara


terapung dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman selada
(Lactuca sativa L.)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di embung yang berada di dalam lingkungan


kampus Universitas Sriwijaya Indralaya, sementara kegiatan analisis akan dilakukan di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Sriwijaya.
Penelitian akan dilaksanakan Bulan Juni - September 2021. Alat yang akan digunakan
dalam penelitian ini diantaranya: 1) alat tulis, 2) cangkul, 3) cutter, 4) kawat, 5)
mistar, 6) neraca analitik, 7) oven, 8) polybag, 9) rakit apung , 10) SPAD , 11)
sprayer, 12) tali. Sedangkan bahan yang digunakan meliputi 1) benih selada, 2)
bambu, 3) pupuk kandang kotoran sapi, 4) pupuk npk mutiara, dan 5) top soil.
Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4

Universitas Sriwijaya
perlakuan, setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan mendapatkan 12 unit
perlakuan, setiap unit perlakuan terdapat 2 tanaman, sehingga total keseluruhan
tanaman terdapat 24 tanaman. P0= Kontrol P1 = 1,12 g NPK Mutiara/polybag P2 =
2,25 g NPK Mutiara/polybag P3 = 4,5 g NPK Mutiara/polybag
Cara Kerja meliputi Persiaapan Rakit Apung, Rakit apung yang digunakan
adalah rakit yeng berukuran 2 x 1 M yang terbuat dari 10 buah bambu yang
telah disusun dan diikat mengunakan tali atau kawat sehingga tersusun dengan rapi.
Persiapan Media Tanam, Persiapan media tanam yaitu menggunakan tanah yang
sebelumnya telah diayak menggunakan ayakan, yg bertujuan untuk memisahkan
kerikil. Media tanam yang digunakan pada kegiatan peneltian ini antara lain tanah
bagian top soil dan pupuk NPK dan Pupuk Kandang Sapi, masing masing bahan tersebut
di campurkan dengan pemberian pupuk NPK dengan dosis anjuran 2,25 g/polibag atau
450 kg/ha dan selanjutnya di masukan dalam polibag berukuran 30x20. Penyemaian
Benih, Persemaian pertama kali dilakukan dengan merendamkan benih didalam
air untuk meningkatkan kualitas benih. Penanaman, Bibit dari hasil persemaian
dipindahkan kemedia tanam dipolybag, setelah bibit berumur 7-10 hari.
Pemeliharaan, Pemeliharaan dilakukan dengan cara, penyiangan pengendalian
gulma serata pengendalian hama dan penyakit, penyulaman dilakukan jika ada
tanaman yang tumbuhnya kerdil dan mati. Penyiangan dilakuan setiap minggu
atau melihat kondisi pertumbuhan gulma. Pemanenan, Tanaman Selada dapat di
panen pada umur 30-35 hari setelah tanam (HST). Tanaman selada yang siap dipanen
dicirikan dengan bentuk daun yang lebar dan berwarna hijau, serta batangnya mulai
mengeras.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hasil analisis keragaman ANOVA menunjukkan bahwa Setiap perlakuan pupuk NPK yang
diberikan ketanaman dengan setiap perlakuan pada media tanaman tidak menunjukkan
pengaruh nyata pada parameter Tinggi Tanaman, Berat Basah, Berat Kering, Panjang
Akar, Tingkat Kehijauan Daun, dan Luas Daun. Dan Berpengaruh Sangat Nyata pada
peubah Jumlah Daun pada minggu ke-4.

No Parameter Pengamatan Pupuk NPK KK


%
1 Tinggi tanaman minggu ke 1 1,20 tn 9,33
2 Tinggi tanaman minggu ke 2 0,96 tn 11,6
3 Tinggi tanaman minggu ke 3 0,65 tn 8,97

Universitas Sriwijaya
4 Tinggi tanaman minggu ke 4 1,13 tn 10,7
5 Jumlah daun minggu ke 1 1,17 tn 9,99
6 Jumlah daun minggu ke 2 2,49 tn 11,0
7 Jumlah daun minggu ke 3 3,17 tn 10,2
8 Jumlah daun minggu ke 4 6,97* 7,00
9 Berat Basah 0,66 tn 29,8
13 Berat Kering 0,32 tn 42,6
14 Panjang Akar 0,38 tn 21,0
15 Tingkat Kehijauan Daun 2,23 tn 20,7
16 Luas Daun 1,43 tn 21,0
Tabel 5% 4,75
Tabel 1% 9,78

Keterangan : KK = Koefisien Keragaman; * = Berpengaruh nyata;

** = Berpengaruh sangat nyata; tn = Tidak berpengaruh


nyata.

Tinggi Tanaman

Hasil Analsis keragaman ANOVA menunjukkan bahwa Pemberian Pupuk NPK


Tidak Berpengaruh Nyata pada parameter tinggi tanaman dari Minggu ke-1 sampai
Minggu ke-4, parameter tinggi tanaman terbaik pada tanaman Selada pada
perlakuan P2 dengan rerata tinggi tanaman mencapai 17 sedangkan P1 juga
mencapai rerata 17, rerata terkecil pada P3 yakni 15.

Universitas Sriwijaya
Gambar 1. Rata rata Tinggi Tanaman Selada setiap minggunya pada berbagai dosis
pupuk NPK pada media tanam secara terapung.

Jumlah Daun

Hasil Analisis keragaman ANOVA menunjukkan bahwa Pemberian Pupuk NPK


Tidak Memberikan Pengaruh nyata pada parameter Jumlah Daun dari Minggu ke-1
sampai Minggu ke-3 dan berpengaruh nyata pada Minggu ke-4. Parameter jumlah
daun terbaik pada tanaman Selada pada perlakuan P2 dengan rerata yakni 11,
sedangkan dengan rerata jumlah daun paling sedikit pada perlakuan P3 yakni 8.

Universitas Sriwijaya
Gambar 2. Pengaruh Pupuk NPK pada parameter Jumlah Daun pada Minggu ke-4
Memberikan Pengaruh Nyata terhadap tanaman Selada.

Berdasarkan hasil uji lanjut dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNJ) pada
peubah Jumlah Daun pada Minggu ke-4 Memberikan pengaruh nyata disetiap
perlakuannya, dilihat dari tabel dibawah ini.

Uji Lanjut
BNT

Tabel 2.4469118
distribusi 51

1.4237847
SD 32

3.4838757
Nilai BNT 34

rata-
perlakuan rata-rata rata+BNT Notasi

P3 8.4 8.4 a

P0 8.8 8.8 b

P1 9.8 9.8 c

Universitas Sriwijaya
P2 10.7 10.7 d

Tabel 1. Hasil uji BNT perlakuan Pupuk NPK terhadap peubah Jumlah Daun pada
Minggu ke-4 (40 HST)

Berat Basah

Hasil Analisis keragaman ANOVA menunjukkan bahwa pemberian Pupuk NPK


Tidak Memberikan Pengaruh Nyata pada parameter Berat Basah pada setiap
perlakuan. Parameter Berat Basah terbaik pada tanaman Selada pada perlakuan P2
dengan Berat Basah mencapai rerata 52, sedangkan paling kecil pada perlakuan P0
dengan rerata 37.

Gambar 3. Rata rata Berat Basah Tanaman Selada pada berbagai dosis pupuk NPK pada
media tanam secara terapung.

Berat Kering

Hasil Analisis keragaman ANOVA menunjukkan bahwa pemberian Pupuk NPK


Tidak Memberikan Pengaruh Nyata pada parameter Berat Kering pada setiap
perlakuan. Parameter Berat Kering terbaik pada tanaman Selada pada perlakuan P1
dengan rerata Berat Kering mencapai 4,0. Sedangkan paling kecil pada perlakuan
P0 dengan rerata 2,9.

Universitas Sriwijaya
Gambar 4. Rata rata Berat Kering Tanaman Selada pada berbagai dosis pupuk NPK pada
media tanam secara terapung.

Panjang Akar

Hasil Analisis keragaman ANOVA menunjukkan bahwa pemberian Pupuk NPK


Tidak Memberikan Pengaruh Nyata pada parameter Panjang Akar pada setiap
perlakuan. Parameter Panjang Akar terbaik pada tanaman Selada pada perlakuan
P0 dengan Panjang Akar mencapai rerata 18,4. Sedangkan paling pendek pada
perlakuan P3 dengan rerata 15,4.

Gambar 5. Rata rata Panjang Akar Tanaman Selada pada berbagai dosis pupuk NPK pada
media tanam secara terapung.

Universitas Sriwijaya
Tingkat Kehijauan Daun

Hasil Analisis keragaman ANOVA menunjukkan bahwa pemberian Pupuk NPK


Tidak Memberikan Pengaruh Nyata pada parameter Tingkat Kehijauan Daun pada
setiap perlakuan. Parameter Kadar Klorofil Daun terbaik pada tanaman Selada
pada perlakuan P3 dengan rerata Kadar Klorofil Daun mencapai 25.

Gambar 6. Rata rata Kadar Klorofik Daun Tanaman Selada pada berbagai dosis pupuk
NPK pada media tanam secara terapung.

Luas Daun

Hasil Analisis keragaman ANOVA menunjukkan bahwa pemberian Pupuk NPK


Tidak Memberikan Pengaruh Nyata pada parameter Luas Daun pada setiap
perlakuan. Parameter Luas Daun terbaik pada tanaman Selada pada perlakuan P1
dengan rerata Luas Daun mencapai 595, sedangkan paling kecil pada perlakuan P0
dengan rerata 439.

Universitas Sriwijaya
Gambar 7. Rata rata Luas Daun Selada pada berbagai dosis pupuk NPK pada media
tanam secara terapung.

Pembahasan

Berdasarkan hasil keragaman menyimpulkan bahwa pemberian berbagai


dosis Pupuk NPK Tidak Memberikan Pengaruh Nyata pada peubah Tinggi
Tanaman , (Gambar 1), Berat Basah Tanaman (Gambar 3), Berat Kering Tanaman
(Gambar 4), Panjang Akar Tanaman (Gambar 5), Tingkat Kehijauan Daun
(Gambar 6), dan Luas Daun (Gambar 7). Hal ini diduga karna pirit pada lahan
rawa diembung Universitas Sriwijaya tidak normal dan tidak stabil yang
mengakibatkan pertumbuhan tinggi tanaman, berat basah tanaman, berat kering
tanaman, panjang akar, kadar klorofil daun dan juga luas daun menjadi tidak
berpengaruh nyata.

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemberian dosis Pupuk NPK


terhadap pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Pada Peubah Tinggi Tanaman tidak
memberikan pengaruh nyata (Gambar 1). Pemberian Pupuk NPK dengan dosis 2,25
gram pada P2 merupakan hasil tertinggi dari perlakuan lainnya.

Pemberian berbagai dosis Pupuk NPK memberikan pengaruh nyata


terhadap Jumlah Daun Tanaman Selada (Gambar 2). Pemberian Pupuk NPK
dengan dosis 2,25 gram/polybag pada P2 merupakan hasil tertinggi dari pada
perlakuan lainnya. Seperti dikemukan oleh Mulyani Sutedjo (2008), yang menyatakan
bahwa unsur N berperan untuk pertumbuahan vegetatif tanaman seperti Jumlah Daun,

Universitas Sriwijaya
unsur untuk mempercepat pertumbuhan akar semai dan memperkuat pertumbuhan
tanaman muda dan unsur K membantu proses pembentukan protein dan karbohidrat
dan meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit.

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemberian dosis Pupuk NPK


terhadap pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Pada Peubah Berat Basah tidak
memberikan pengaruh nyata (Gambar 3). Hal Ini disebabkan

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemberian dosis Pupuk NPK


terhadap pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Pada Peubah Berat Kering tidak
memberikan pengaruh nyata (Gambar 4). Hal Ini disebabkan

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemberian dosis Pupuk NPK


terhadap pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Pada Peubah Panjang Akar tidak
memberikan pengaruh nyata (Gambar 5). Struktur tanah yang padat akan menghambat
laju penetrasi akar lebih dalam. Karena tanah padat susah ditembus akar, maka daerah
pemanjangan akar semakin pendek, hal ini dapat diukur dari total panjang akar (Omo et
al., 2000).

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemberian dosis Pupuk NPK


terhadap pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Pada Peubah Tingkat Kehijauan Daun
tidak memberikan pengaruh nyata (Gambar 6). Hal Ini disebabkan

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemberian dosis Pupuk NPK


terhadap pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Pada Peubah Luas Daun tidak
memberikan pengaruh nyata (Gambar 7). Hal Ini disebabkan

Pemberian pupuk NPK tidak berpengaruh nyata, hal ini diduga respon
tanaman terhadap pemberian pupuk NPK hampir sama pada setiap peubah yang
diamati, respon yang sama terhadap perlakuan akan memberikan pengaruh yang
sama terhadap pertumbuhan tanaman.Dengan demikian takaran pupuk yang
diberikan, pengaruhnya sama terhadap pada semua peubah pertumbuhan yang
diamati (Novriani et al., 2020). Perlakuan P0 (tanpa pupuk NPK) tidak lebih baik
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga tidak diberikanya pupuk
NPK dapat menghambat pertumbuhan tanaman, sehingga tidak terpenuhi
kebutuhan hara bagi tanaman, karena tanaman membutuhkan hara yang lengkap
seperti hara makro dan mikro. Pemberian pupuk dengan dosis yang lebih rendah
belum cukup untuk mendorong pertumbuhan secara optimal sehingga
pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan terganngu dan produksi tanaman
(Toruan et al., 2015). Menurut Sutedjo (2010), unsur N berfungsi meningkatkan
pertumbuhan tanaman, menyehatkan klorofil, meningkatkan kadar protein dalam

Universitas Sriwijaya
tanaman, meningkatkan kualitas tanaman yang menghasilkan daun. Ketersediaan
nitrogen yang cukup dan dalam keadaan seimbang dengan unsur lain dapat
meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian pupuk anjuran NPK 2,25 gram/polybag merupakan pengaruh selada


terbaik dalam penelitian ini berdasarkan peubah Jumlah Daun pada Minggu ke-4.
2. Pemberian pupuk anjuran NPK 2,25 gram/polybag tidak memberikan pengaruh nyata
berdasarkan peubah Tinggi Tanaman, Berat Basah, Berat Kering, Panjang Akar, Tingkat
Kehijauan Daun dan Luas daun pada Tanaman Selada.
2. Tanaman tanpa pupuk NPK merupakan tanaman yang tidak terlalu subur baik dari
tinggi, berat basah tanaman, jumlah daun, dan panjang akar.

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis selada dengan


menambahkan kombinasi seperti pupuk organik cair.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Artaningrum, A. A., Azizah, N., dan Wicaksono, P. (2018). pada Pertumbuhan


dan Hasil Tanaman Bayam Merah ( Alternanthera amoena Voss .)
Application Multiple Doses Of Npk and Vermicompost To The Growth And
Yield Of Red Spinach ( Alternathera amoena Voss .). Jurnal Produksi
Tanaman, 6(8), 1627–1633.

Asep Ikhsan Gumelar. (2017). Pengaruh Dosis Pupuk Npk 16-16-16 Mutiara
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentinun (Cucumis sativus L)
Varietas Bandana F1. Jurnal Agrorektan Vol.4 No. 2 Juni 2017

Bernas, S. M., Pohan, A., Fitri, S. N. A., dan Kurniawan, E. (2012). Model Pertani
an Terapung dari Bambu untuk Budidaya Kangkung Darat ( Ipomoea reptan
s Poir .) Di Lahan Rawa. Jurnal Lahan Suboptimal, 1(2), 177–185.

Cahyono. (2005). Budidaya Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. 117


Hlm.

Evelyn, Kanang S. Hindarto, dan Entang Inoriah. 2018. “Pertumbuhan dan Hasil
Selada (Lactuca sativa L.) dengan Pemberian Pupuk Kandang Dan Abu
Sekam Padi Di Inceptisol.” Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 20(2): 46–
50.

Hadianto, W., Yusrizal1, Resdiar, A., dan Marseta, A. (2020). Pengaruh Media Ta
nam dan Dosis Pupuk Npk terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selad

Universitas Sriwijaya
a (Lactuca sativa L.). Jurnal Agrotek Lestari, 6(2), 90–95.

Hartatik, Wiwik, Hurnain, & ladiyani R. Widodo. (2015). Peranan Pupuk Organik
dalam Peningkatan Produktivitas Tanah dan Tanaman. Jurnal Sumberdaya L
ahan Vol. 9 No. 2, Desember 2015; 107-120

Manuhuttu, H. Rehatta, Dan J. J. G. K., & Program. (2012). Pengaruh Konsentras


i Pupuk Hayati Bioboost terhadap Peningkatan Produksi Tanaman Selada (L
actuca sativa. L). Ilmu Budidaya Tanaman, 1(2), 91–169.

Marlina N, Syafirullah, Aminah RIS,Gustimiatun, Rosmiah, Midranisiah, Yani Pu


rwanti, Gribaldi. 2015. Floating agriculture system using plastic waste for ve
getables cultivation at swamp area. Int. J. Engg. Res. & Tech. 4(2): 101-111

Mulyani Sutedjo, M. 2008. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Rinekacipta. Jakarta.

Novriani, Yulhasmir, Hendri. (2020). Respon Pertumbuhan Dan Produksi


Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang
Kotoran Kambing Yang Dikombinasikan Dengan Pupuk NPK Majemuk.
Lansium 1-2 Maret 2020. ISSN 2579-5171.

Nugroho, Dhenys Bagus, M. Dawam Maghfoer, dan Ninuk Herlina. 2017.


“Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Akibat
Pemberian Biourin Sapi Dan Kascing." Jurnal Produksi Tanaman 5(4): 600–
607.

Nurmayulis, U., Utama, P., dan Jannah, R. (2018). Pertumbuhan Dan Hasil Tana
man Selada (Lactuca sativa) Yang Diberi Bahan Organik Kotoran Ayam Dit
ambah Beberapa Bioaktivator. Agrologia, 3(1). Https://Doi.Org/10.30598/A.
V3i1.259

Omo, R., Yahya, F., Cecep, K., dan Yayat, H (2000). RESPON PERTUMBUHAN AKAR
TANAMAN SENGON (Paraserianthes falcataria) TERHADAP KEPADATAN DAN
KANDUNGAN AIR TANAH PODSOLIK MERAH KUNING. Jurnal Manajemen Hutan Tropika
Vol. 6 No. 2 : 43-53 (2000)

Siaga, E., dan Lakitan, B. (2021). Budi Daya Terapung Tanaman Sawi Hijau Den
gan Perbedaan Dosis Pupuk Npk, Ukuran Polibag, Dan Waktu Pemupukan. J

Universitas Sriwijaya
urnal Ilmu Pertanian Indonesia, 26(1), 136–142. Https://Doi.Org/10.18343/J
ipi.26.1.136

Styarini, R., dan Armita, D. (2019). Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Nitrogen Te
rhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca sativa L .) Effect
Of Type And Doses Of Nitrogen Fertilizer On The Growth And Yield Of Let
tuce ( Lactuca sativa L . ). 7(7), 1322–1326.

Sutedjo, M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta

Sukmasari, Miftah Dieni, Zahratul Zannah, dan Umar Dani. ( 2019 ). Pengaruh Pe
mberian Jenis Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik Untuk Meningkatkan Pe
rtumbuhan dan Hasil Tanaman (Nicotiana tabacum L.) Kultivar Sano.

Syafrullah. 2014. “Sistem Pertanian Terapung dari Limbah Plastik Pada Budidaya
Bayam (Amaranthus tricolor L.) Di Lahan Rawa Lebak.” Klorofil (2):80–83.

Toruan, S.M. Mukarlina dan Lovadi, I. 2015. Pertumbuhan bayam kuning dengan
pemberian upuk organik cair tumbuhan paku. Protobiont Vol 4 (1). Hal 190-196.

Yusmayani, M. (2019). Analisis Kadar Nitrogen Pada Pupuk Urea, Pupuk Cair Da
n Pupuk Kompos Dengan Metode Kjeldahl. Amina, 1(1), 28–34.

Universitas Sriwijaya

You might also like