Agrotechnology Research Journal:, Anang Khairul Rahman, Endang Mugiastuti
Agrotechnology Research Journal:, Anang Khairul Rahman, Endang Mugiastuti
Agrotechnology Research Journal:, Anang Khairul Rahman, Endang Mugiastuti
Pemanfaatan Macam dan Dosis Pupuk untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil
Jambu Biji Kristal (Psidium Guajava)
Etik Wukir Tini1*, Anang Khairul Rahman2, Endang Mugiastuti3
1,3Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Universitas Jenderal Soedirman, Banyumas, Indonesia
2Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Universitas Jenderal Soedirman, Banyumas, Indonesia
*Corresponding Author:
E-mail: etik.unsoed@gmail.com
Received 28 May 2019; Accepted 24 June 2019; Published 30 June 2019
ABSTRACT
Fertilization is any effort that aims to increase the availability of nutrients needed by plants, and increase crop
production. The study aimed to obtain fertilizer types, fertilizer dosages and combinations of types and dosages of
fertilizers suitable for growth and yield of Crystal Guava plants. The study was conducted on October 2018 to Mei
2019 on farmer’s land, Banjarsari Kulon Village, Sumbang District, Banyumas Regency and Agronomy and
Horticulture Laboratory of the Faculty of Agriculture, Jenderal Sudirman University. The experimental design used
was a Randomized Completely Block Design (RCBD) with 2 factors and 3 replications. The first factor was the type
of fertilizer, namely NPK, SP-36 and MKP fertilizers. The second factor was fertilizer dosage, namely 20 g / plant, 30
g / plant, 40 g / plant and 50 g / plant. Observed data were done by Analysis of Variance and if it significantly affected
then DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) was carried out at the level of 5%. The results showed that the most
effective type of NPK fertilizer and dosage of 20 g / plant. The combination of NPK fertilizer with a dose of 20 g / plant
was the most effective treatment for increasing the growth and yields of the Crystal Guava plant.
© 2019 Agrotechnology Research Journal
Keywords Crystal Guava; NPK; SP-36; MKP; Fertilizer Dosage
Cite This As: Tini EW, Rahman AK, Mugiastuti E. 2019. Pemanfaatan Macam dan Dosis Pupuk untuk
Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Jambu Biji Kristal (Psidium Guajava). Agrotech Res J 3(1):35-41.
https://doi.org/10.20961/agrotechresj.v3i1.30408
lux meter, colour reader, sprayer, ember, penggaris dan pembentukan jaringan baru termasuk pertambahan
alat tulis. diameter batang.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Berdasarkan Tabel 2 uji lanjut DMRT dengan taraf
Lengkap (RAKL) Faktorial dengan 2 faktor. Faktor kesalahan 5% pada variabel perlakuan jenis pupuk tidak
pertama yaitu jenis pupuk NPK, SP-36, MKP (Mono mampu meningkatkan jumlah stomata. Hal tersebut
Kalium Phosfat). Faktor kedua yaitu dosis 20 g/tanaman, karena unsur hara N yang terdapat dalam pupuk tidak
30 g/tanaman, 40 g/tanaman, 50 g/tanaman. Variabel memberikan respon terhadap jumlah stomata. Menurut
pengamatan meliputi pertambahan tinggi tanaman, Kurniawan (2017) tanaman yang kekurangan N dapat
pertambahan luas daun, pertambahan diameter batang, mengakibatkan stomata daun tidak membuka justru
pertambahan jumlah daun, jumlah stomata, jumlah menutup secara rapat sehingga transpirasi terganggu.
klorofil, jumlah bunga jadi, jumlah bunga, jumlah buah, Faktor cahaya diduga memberikan pengaruh terhadap
dan warna daun. Data hasil pengamatan dianalisis jumlah stomata. Hal ini sesuai dengan Lakitan (1996)
menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) pada taraf tingginya intensitas suhu dan cahaya yang tinggi tidak
5% dan apabila berpengaruh nyata maka dilakukan uji baik bagi tanaman, efisiensi fotosintesis maksimum
lanjut dengan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) tercapai pada intensitas cahaya yang rendah, tidak pada
pada taraf 5% dengan aplikasi DSTAT. intensitas cahaya matahari yang tinggi. Hasil analisis
variabel warna daun tanaman jambu biji pada Tabel 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukan hasil tidak berbeda nyata. Perlakuan jenis
Rekapitulasi komponen pertumbuhan dan hasil pada
pupuk tidak mampu meningkatkan intensitas warna
tanaman jambu biji Kristal dengan perlakuan jenis
daun, hal ini karena pengamatan dilakukan tidak tepat,
pupuk, dosis pupuk dan kombinasi jenis pupuk dan dosis
sebab dilakukan dengan selang waktu yang relatif lama
pupuk pada variabel tinggi tanaman, luas daun, diameter
sehingga menyebabkan daun layu dan hasil
batang, jumlah daun, jumlah stomata, jumlah klorofil,
pengamatan menghasilkan perbedaan yang tidak nyata.
jumlah bunga jadi, jumlah bunga, dan warna daun (Tabel
Menurut (Hasidah et al. 2017). Hasil pengamatan warna
1). Ketinggian tempat ± 250 mdpl dengan suhu rerata
daun yang tidak memberikan pengaruh nyata
pagi hari 29,70C, siang hari 30,50C, dan sore hari 29,00C.
disebabkan penanaman tanaman jambu biji Kristal yang
Kondisi lingkungan di lokasi penelitian memiliki pH tanah
di satu tempat atau mendapatkan faktor lingkungan yang
5,5 – 7, rerata intensitas cahaya matahari pagi hari 5517
sama.
lux, siang hari 6895 lux dan sore hari 1435 lux.
Pemberian jenis pupuk NPK berbeda nyata pada
Kelembapan udara memiliki rerata pagi hari 69,3%,
pertumbuhan luas daun, namun berbeda sangat nyata
siang hari 64,2% dan sore hari 70,6%.
terhadap pertumbuhan jumlah daun dan jumlah klorofil.
Pengaruh Jenis Pupuk yang Berbeda terhadap Rerata pertumbuhan luas daun 729.08 cm2, jumlah daun
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jambu Biji Kristal mencapai 31,92 helai, dan jumlah klorofil mencapai
Perlakuan pupuk SP-36 pada variabel tinggi tanaman 33,97 mg/l. Kemampuan pupuk NPK dalam
dan diameter batang memberikan pengaruh sangat meningkatkan klorofil, jumlah daun dan luas daun lebih
nyata (Tabel 1). Rerata pertumbuhan tinggi tanaman baik dibandingkan dengan pupuk lainnya, karena pupuk
yang diberi pupuk SP-36 mencapai 38,17 cm dan rerata NPK mengandung unsur hara N, P, dan K yang
pertumbuhan diameter batang mencapai 0,27 cm. Hasil dibutuhkan tanaman. Sesuai dengan pendapat Hasidah
tersebut karena dengan pemberian pupuk SP-36 dapat et al. (2017) bahwa unsur hara N yang diserap oleh
meningkatkan kandungan P (phosfor) 36% dalam tanah. tanaman kemudian berperan dalam meningkatkan
Sesuai dengan hasil penelitian Siregar et al. (2015) yaitu klorofil pada daun, sehingga dapat meningkatkan laju
aplikasi pupuk kandang dengan pupuk SP-36 pada fotosintesis yang berpengaruh terhadap pembentukan
tanaman jagung berpengaruh nyata dalam meningkatkan jumlah daun. Tanaman yang cukup mendapatkan suplai
ketersediaan unsur P dalam tanah, sehingga N memiliki helaian yang daun lebih luas dengan
meningkatkan pertambahan tinggi tanaman. Satria et al. kandungan klorofil tinggi. Adapun unsur K dapat
(2015) menambahkan bahwa unsur P dapat merangsang mempengaruhi perkembangan jaringan meristem yang
perakaran tanaman sehingga akar lebih baik dalam dapat mempengaruhi panjang dan lebar daun (Satria et
menyerap unsur hara yang dimanfaatkan tanaman dalam al. 2015).
Tabel 1. Hasil sidik ragam pengaruh jenis dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jambu biji
kristal
Perlakuan
No Variabel yang diamati
Jenis Pupuk Dosis Jenis Pupuk x Dosis
1. Pertambahan Tinggi Tanaman (cm) ** tn tn
2. Pertambahan Luas Daun (cm 2) * tn tn
3. Pertambahan Diameter Batang (cm) ** tn tn
4. Pertambahan Jumlah Daun (helai) ** tn *
5. Jumlah Stomata (mm2) tn tn *
6. Jumlah Klorofil (unit) ** ** **
7. Jumlah Bunga Jadi (bunga) ** ** **
8. Jumlah Bunga (bunga) tn * **
9. Jumlah Buah (butir) ** ** **
10. Warna Daun (kehijauan) tn tn tn
Keterangan: * = berpengaruh nyata, **= sangat nyata, dan tn = tidak berpengaruh nyata.
Tabel 2. Respon pertumbuhan pada jambu biji kristal berdasarkan jenis pupuk yang berbeda
Tabel 3 menunjukan bahwa jumlah bunga tanaman daun. Penambahan unsur hara melalui pemberian
jambu biji yang diberi perlakuan berbagai jenis pupuk pupuk dalam berbagai dosis belum dapat memenuhi
tidak berbeda nyata. Hal ini tidak sejalan dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman jambu biji
pernyataan Suamba et al. (2017), bahwa pupuk dengan Kristal yang digunakan untuk penelitian.
kandungan N, P, K dapat meningkatkan kandungan Berdasarkan Tabel 4, hasil pada perlakuan dosis
klorofil yang diikuti dengan meningkatnya jumlah bunga. pupuk variabel jumlah klorofil berbeda sangat nyata.
Berdasarkan Tabel 3, hasil pada perlakuan pupuk NPK Dosis 20 g/tanaman menghasilkan rerata jumlah klorofil
pada variabel jumlah bunga jadi dan jumlah buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis lainnya
berbeda sangat nyata. Rerata jumlah bunga jadi dan yaitu mencapai 28,11 mg/l. Berdasarkan Tabel 4 hasil
jumlah buah yang diberi pupuk NPK mencapai 5,38 pada perlakuan dosis pupuk variabel jumlah stomata
bunga dan 4,17 buah. dan warna daun tidak berbeda nyata. Hal tersebut
Kerontokan bunga pada tanaman dengan pupuk NPK memperlihatkan bahwa dosis tidak mampu
lebih rendah, keadaan ini disebabkan dengan pemberian meningkatkan warna daun dan jumlah stomata.
pupuk NPK dapat meningkatkan ketersediaan unsur Pertumbuhan dan perkembangan tanaman salah
hara N, P, dan K. Semakin banyak unsur hara yang satunya dipengaruhi oleh stomata yang ada kaitannya
tersedia dapat meningkatkan serapan unsur hara oleh dengan warna daun. Stomata terdapat pada semua
tanaman jambu biji Kristal. Suamba et al. (2017) bagian tanaman di atas tanah, tetapi paling banyak
kerontokan bunga dan buah dipengaruhi oleh berbagai ditemukan pada daun (Izza et al. 2015). Pernyataan di
rangsangan baik itu rangsangan dari luar dan dari dalam atas sesuai dengan hasil penelitian, dimana hasil
tumbuhan itu sendiri. Rangsangan dari luar bisa berupa analisis jumlah daun tidak berbeda nyata dan hasil
defisiensi unsur hara, kekurangan air, kurangnya analisis jumlah stomata tidak berbeda nyata. Warna
penyinaran, serangan hama dan penyakit. daun tidak berbeda nyata, hal ini karena pengamatan
Tabel 3 menunjukan pupuk NPK menghasilkan rerata dilakukan dengan selang waktu yang relatif lama yang
jumlah buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan menyebabkan daun layu sehingga saat pengamatan
pupuk lainnya. Singh et al. (2016) menambahkan warna daun menghasilkan perbedaan yang tidak nyata.
pemupukan dengan hara NPK pada tanaman jambu biji Hasil pengamatan jumlah stomata tidak berbeda
mampu meningkatkan jumlah buah, berat per buah, dan nyata karena unsur N yang terdapat dalam pupuk tidak
berat buah per tanaman. Hal tersebut dapat diartikan tercukupi. Menurut Kurniawan (2017) tanaman yang
banyaknya jumlah buah berbanding lurus dengan jumlah kekurangan N akan mengakibatkan stomata daun tidak
bunga jadi. membuka justru menutup secara rapat sehingga
transpirasi terganggu sampai kebutuhan akan unsur N
Pengaruh Dosis Pupuk yang Berbeda terhadap tanaman terpenuhi.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jambu Biji Kristal
Perlakuan dosis pupuk variabel pertumbuhan tinggi Tabel 3. Respon hasil pada jambu biji kristal
tanaman, jumlah daun, diameter batang dan luas daun berdasarkan jenis pupuk yang berbeda
tidak berbeda nyata. Hal tersebut membuktikan bahwa Jenis Jumlah Jumlah Jumlah
dosis pupuk 20 g/tanaman, 30 g/tanaman, 40 g/tanaman Pupuk (P) Bunga Bunga Jadi Buah
dan 50 g/tanaman belum mampu meningkatkan
pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter NPK (P1) 6,58 5,38 a 4,17 a
batang dan luas daun. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Nerotama et al. (2013) bahwa pemberian SP-36 (P2) 5,42 4,00 b 1,67 b
berbagai dosis pupuk yaitu 10 g/tanaman sampai 20
g/tanaman belum memberikan respon yang nyata pada MKP (P3) 4,96 3,75 b 2,38 b
variabel pengamatan jumlah daun dan luas daun pada
tanaman. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur hara F hitung 1,70 6.92** 13,29**
makro yang terkandung dalam pupuk tersebut belum F tabel 5 % 3,44 3,44 3,44
berperan dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf berbeda
Menurut Lingga dan Marsono (1996) peranan unsur pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata
Nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang pada uji DMRT taraf kepercayaan 95 %.
pertumbuhan vegetatif khususnya batang, cabang dan
Tabel 4. Respon Pertumbuhan pada Jambu Biji Kristal Berdasarkan Dosis Pupuk yang Berbeda
PJD JS JK WD
Dosis (g/tanaman) PTT (cm) PLD (cm2) PDB (cm2)
(helai) (mm2) (unit) (kehijauan)
20 31,78 530,03 0,22 19,28 1032,02 28,11 a 11,20
30 29,72 583,08 0,22 25,94 1062,11 26,69 ab 11,12
40 36,17 603,17 0,25 20,50 991,90 23,63 bc 11,11
50 26,56 630,83 0,18 22,89 913,19 22,63 c 11,17
F hitung 1,72 0,31 1,98 3,01 1,85 5,04** 0,45
F tabel 5 % 3,05 3,05 3,05 3,05 3,05 3,05 3,05
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%. PTT = Pertambahan
Tinggi Tanaman, PLD = Pertambahan Luas Daun, PDB = Pertambahan Diameter Batang, PJD = Pertambahan
Jumlah Daun, JS = Jumlah Stomata, Jumlah Klorofil, dan WD = Warna Daun
Gambar 1 menunjukkan persamaan regresi linier Tabel 5. Respon Hasil pada Jambu Biji Kristal
dengan persamaan y = -0,195x + 32,09 yaitu diperoleh Berdasarkan Dosis Pupuk yang Berbeda
jumlah klorofil maksimal pada dosis pupuk 20 Dosis Jumlah jumlah Jumlah
g/tanaman, hal tersebut mengartikan setiap
Pupuk bunga bunga jadi buah (butir)
penambahan dosis dapat menurunkan jumlah klorofil
20 (D1) 6,83 a 6,00 a 4,44 a
sebesar 0,195%. Hasil uji koefisien determinasi (R2)
30 (D2) 6,67 a 5,33 a 3,39 a
sebesar 0,9631 menunjukan bahwa dosis pemupukan
memberikan pengaruh sebesar 96,31% pada jumlah 40 (D3) 5,17 ab 3,33 b 1,61 b
klorofil. Hasil rerata jumlah klorofil yang tinggi 50 (D4) 3,94 b 2,83 b 1,50 b
dikarenakan adanya pemenuhan unsur penyusun F hitung 3,38* 15,86** 12,28**
klorofil. Menurut Pranatami dan Arum (2016) unsur hara F table 5 3,05
3,05 3,05
N dan P berguna untuk pembentukan klorofil dan %
kloroplas pada daun yang digunakan untuk proses
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf berbeda
fotosintesis. pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata
pada uji DMRT 95%.
30
7
25
Jumlah Klorofil (unit)
6
20 y = -0.195x + 32.09
R² = 0.9631 5
15
4
y = -0.1151x + 8.401
10 3
R² = 0.942
5 2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 0
Dosis Pupuk (g/tanaman) 0 10 20 30 40 50 60
Dosis Pupuk (g/tanaman)
Gambar 1. Pengaruh dosis pupuk terhadap jumlah
klorofil
Gambar 2. Pengaruh dosis pupuk terhadap jumlah
Tabel 5 menunjukan variabel jumlah bunga, jumlah bunga jadi
bunga jadi dan jumlah buah berbeda sangat nyata.
Persamaan regresi linier negatif dengan persamaan
Gambar 2 menunjukkan persamaan regresi linier negatif
y = -0,1017x + 9,212 yaitu diperoleh jumlah bunga
dengan persamaan y = -1,1151x + 7,25 yaitu diperoleh
jumlah bunga jadi maksimal pada dosis pupuk 20 maksimal pada dosis pupuk 20 g/tanaman, hal tersebut
g/tanaman, hal tersebut mengartikan setiap diartikan setiap penambahan dosis dapat menurunkan
penambahan dosis dapat menurunkan jumlah bunga jadi jumlah bunga sebesar 0,1017%. Hasil uji koefisien
sebesar 0,1151 %. Hasil uji koefisien determinasi (R2) determinasi (R2) sebesar 0,9256 menunjukan bahwa
sebesar 0,942 menunjukan bahwa dosis pemupukan dosis pemupukan memberikan pengaruh sebesar
memberikan pengaruh sebesar 94,2 % pada jumlah 92,56% pada jumlah bunga dapat dilihat pada Gambar
bunga jadi. 3.
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada Pengaruh Kombinasi Jenis dan Dosis Pupuk yang
Gambar 4, menunjukkan persamaan regresi linier Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
negatif dengan persamaan y=-0,106x+6,445 yaitu Jambu Biji Kristal
diperoleh jumlah buah maksimal pada dosis pupuk 20 Pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman,
g/tanaman, hal tersebut mmengartikan setiap diameter batang dan luas daun tidak berpengaruh nyata,
penambahan dosis dapat menurunkan jumlah buah namun secara kuantitatif mengahasilkan pertumbuhan
sebesar 0,106 %. Hasil uji koefisien determinasi (R2) yang relatif sama antar perlakuan (Tabel 2). Hal ini
sebesar 0,91769menunjukan bahwa dosis pemupukan dikarenakan terpenuhinya unsur hara yang dibutuhkan
memberikan pengaruh sebesar 91,69 % pada jumlah tanaman khususnya unsur hara nitrogen yang terdapat
buah. dalam ketiga macam pupuk. Sahu et al. (2014),
Hasil pengamatan tidak terlihat bunga rontok yang menyatakan bahwa unsur hara N pada tanaman jambu
signifikan, hal tersebut disebabkan karena tingginya biji sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk merangsang
intensitas cahaya yang diimbangi dengan penyiraman pertumbuhan vegetatif tanaman.
yang berkala untuk mencukupi kebutuhan air tanaman,
sebab menurut Prajnanta (1999) suhu yang relatif tinggi 5
dan udara yang kering disertai pengairan yang kurang 4.5
akan menghambat suplai unsur hara dan menyebabkan 4
kandungan klorofil yang berpengaruh terhadap proses Gambar 4. Pengaruh Dosis Pupuk terhadap Variabel
pergerakan dan pembentukan klorofil, pigmen, Jumlah Buah
perluasan daun, pertunasan, dan pembungaan.
Tabel 6. Kombinasi jenis dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan pada jambu biji kristal
PTT PLD PJD JS JK WD
Perlakuan PDB (cm2)
(cm) (cm2) (helai) (mm2) (unit) (kehijauan)
NPK 20 29,67 899,58 0,20 28,83 bc 1171,30 a 42,52 a 11,17
NPK 30 21,33 687,17 0,13 42,83 a 1138,89 ab 39,34 a 11,08
NPK 40 29,83 646,17 0,21 26,00 bc 1015,05 abc 28,76 b 10,87
NPK 50 15,33 683,42 0,14 30,00 b 754,47 c 25,27 bc 11,07
SP-36 20 36,83 288,25 0,25 14,00 d 984,95 abc 17,29 e 11,25
SP-36 30 41,00 475,17 0,30 15,17 d 959,49 abc 18,23 de 11,07
SP-36 40 42,67 686,08 0,30 21,33 bcd 1026,62 abc 18,83 cde 11,25
SP-36 50 32,17 696,75 0,23 23,33 bcd 887,73 bc 17,87 e 11,27
MKP 20 28,83 402,25 0,21 15,00 d 939,81 abc 24,53 bcd 11,18
MKP 30 26,83 586,92 0,24 19,83 cd 1087,96 ab 22,51 bcde 11,20
MKP 40 36,00 477,25 0,23 14,17 d 934,03 abc 23,29 bcde 11,22
MKP 50 32,17 512,33 0,17 15,33 d 1098,38 ab 24,76 bc 11,18
F hitung 0,69 1,53 0,59 3,33* 2,60* 6,39** 0,80
F tabel 5 % 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada uji
Duncan (DMRT) taraf kepercayaan 95 %; PTT = Pertambahan Tinggi Tanaman, PLD = Pertambahan Luas Daun,
PDB = Pertambahan Diameter Batang, PJD = Pertambahan Jumlah Daun, JS = Jumlah Stomata, JK = Jumlah
Klorofil dan WD = Warna Daun.
Gambar 5 dan 6 menunjukan pertambahan jumlah tidak tepat, sebab kekeliruan dalam pengambilan
daun dan jumlah klorofil memberikan pengaruh yang sampel tanaman yang terpisah dengan tanaman
nyata, karena pemberian pupuk dapat menambah unsur induknya, dilakukan dengan selang waktu yang relatif
hara yang ada di dalam tanah. Lingga dan Marsono lama menyebabkan daun tanaman menjadi layu,
(2002) menjelaskan bahwa pupuk digunakan untuk sehingga setelah diamati tingkat kehijauannya relatif
memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah. sama antar perlakuan.
Unsur hara N dan unsur P berperan terhadap
pertambahan jumlah daun. Sesuai dengan pendapat
Hasidah et al. (2017) bahwa unsur hara Nitrogen yang
diserap oleh tanaman kemudian berperan dalam
meningkatkan klorofil pada daun yang memberikan
pengaruh terhadap pembentukan jumlah daun.
Perlakuan pupuk NPK dosis 20 g/tanaman
menghasilkan jumlah klorofil 42,52 mg/g. Pemberian
pupuk NPK dengan dosis 20 g/tanaman menghasilkan
jumlah klorofil yang lebih tinggi, hal ini karena pemberian
pupuk yang berlebih menghasilkan pertumbuhan yang
tidak efektif. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Satria
et al. (2015) setiap peningkatan jumlah dosis pupuk NPK
menghasilkan pertumbuhan yang lebih rendah, karena Gambar 5. Pertambahan jumlah daun jambu biji kristal
pemberian pupuk dalam jumlah yang berlebihan, tidak
lagi mendorong pertumbuhan untuk lebih aktif, tetapi
sebaliknya mulai menekan laju pertumbuhan tanaman.
Gambar 7 menunjukan bahwa penelitian tersebut
memperlihatkan bahwa perlakuan pupuk NPK 20
g/tanaman menghasilkan jumlah stomata 1171,3 mm2.
Menurut Dwidjoseputro (1978) proses membuka dan
menutupnya stomata sangat dipengaruhi oleh cahaya.
Papuangan et al. (2014) menambahkan stomata akan
rusak jika penyinaran terlalu kuat. Stomata terdapat
pada semua bagian tanaman di atas tanah, tetapi paling
banyak ditemukan pada daun (Izza et al, 2015). Jumlah
daun pada tanaman berpengaruh terhadap laju
transpirasi. Hal ini karena banyaknya jumlah daun maka Gambar 6. Jumlah klorofil jambu biji kristal
makin banyak jumlah stomata, sehingga mengakibatkan
tingginya laju transpirasi (Papuangan et al., 2014).
Pernyataan di atas sesuai dengan hasil pengamatan,
dimana hasil analisis jumlah daun dan jumlah stomata
berbeda nyata.
Perlakuan macam dan dosis pupuk tidak mampu
meningkatkan warna daun. Hal ini tidak sesuai dengan
hasil pengamatan jumlah klorofil yang mengasilkan
perbedaan yang nyata pada pupuk NPK semua dosis.
Pengamatan jumlah klorofil menghasilkan rerata
perlakuan pupuk NPK memiliki jumlah klorofil yang
tinggi, karena dengan jumlah klorofil yang tinggi dapat
menghasilkan tingkat kehijauan daun yang tinggi
(Hasidah et al, 2017). Warna daun tidak memberikan Gambar 7. Pertambahan jumlah stomata jambu biji
pengaruh nyata diduga karena pengamatan dilakukan kristal
Prajnanta F. 1999. Agribinis Cabai Hibrida. Penebar Singh TK, Gaurav M, Ashish K, Prashant K, Tiwar RK,
Swadaya. Jakarta. Jagdish S. 2016. Growth, Yield and Quality of Guava
(Psidium guava l) as Influenced by Different Levels of
Pranatami DA, Arum S. 2017. Pengaruh Pemberian
Nutriens under Rainfed Region of Kymore Plateu. An
Dosis dan Frekuensi Biofertilizer terhadap Kadar
Internasional Quartely Journal of Life Science.
Klorofil Daun Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria
11(1):275-277.
(L.) Nielsen). Jurnal Online Agroteknologi.7(3):44-50.
Siregar HM, Jamilah, Hanum H. 2015. Aplikasi Pupuk
Sahu PK, Dikshit SN, Sharma HG. 2014. Effect of
Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan
Chemical Fertilizers, Organics and Biofertilizers on
Unsur Hara P dan Pertumbuhan Tanaman Jagung
Growth, Yield, and Soil Nutrient Status in Guava.
(Zea mays. L) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala.
International Journal of Research in Environmental
Jurnal Online Agroteknologi. 3(2):710-716.
Science and Technology. Vol. 4(4): 111-113.
Suamba IW, Rai IN, Wijana G. 2017. Respon
Satria N, Wardati, Khoiri MA. 2015. Pengaruh Pemberian
Pemupukan terhadap Hasil dan Kualitas Buah Jambu
Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pupuk
Biji Kristal (Psidium guajava L. cv. Kristal). Jurnal
NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Gaharu
Agrotrop. 7(2):109-116
(Aquilaria malaccencis). JOM Faperta. 2(1):1-14.