Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321713218

TANGGAPAN HASIL PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG AKIBAT PEMBERIAN


PUPUK UREA, SP-36 DAN KCL

Preprint · December 2016

CITATIONS READS

0 3,984

2 authors, including:

Amar Ma'ruf
Akdeniz University
17 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Universitas Asahan View project

Materi Kelapa Sawit View project

All content following this page was uploaded by Amar Ma'ruf on 21 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN 0216-7689, Fakultas Pertanian – Universitas Asahan

TANGGAPAN HASIL PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG AKIBAT


PEMBERIAN PUPUK UREA, SP-36 DAN KCL

1
Apresus Sinaga, 2Amar Ma’ruf
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat (BPTP)
2
Jurusan Agroteknologi, Universitas Asahan

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman jagung setelah
pemberian pupuk Urea, SP-36 dan KCl. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni
2015 di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan kombinasi pemupukan yang terdiri atas :kontrol
(tidak dipupuk), tanpa N (PK), tanpa P (NK), tanpa K (NP), dan lengkap (NPK). Setiap
perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan tanaman dilakukan pada umur 8 mst yang
meliputi tinggi tanaman, klorofil, panjang akar, luas akar, volume akar, berat kering akar
dan bobot kering total tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Urea (N) dan Kalium (K2O5) dapat meningkatkan panjang akar dan luas akar jagung
sebesar 152, 32 % dan 116,12% terhadap tanaman tanpa diberi pupuk (kontrol). Tinggi
tanaman meningkat sebesar 6,43% setelah diberi pupuk NK terhadap tanaman kontrol.

Kata kunci : Jagung, Pupuk (N, P, K), Hasil

ABSTRACT
This study aims to determine the growth response of corn plant after the administration of
urea, SP-36 and KCl The experiment was conducted in April-June 2015 in the greenhouse
and Plant Sciences Laboratory of the Department of Agriculture, Faculty of Agriculture,
University of Gadjah Mada.This study uses a completely randomized design (CRD) with a
combination of fertilization comprising: control (not fertilized), without of N (PK), without
of P (NK), without of K (NP), and complete (NPK).Each treatment was repeated 3 times.
Observations plant done at age of 8mstterms of height, chlorophyll, length of root, area of
root, root volume, dry weight of root and dry weight of total the plant. The results showed
that administration of urea (N) and potassium (K2O5) can increase the length of roots and
the roots wide of maize by 152, 32% and 116.12% of the crop without fertilizer
(control).Plant height increased by 6.43% after the fertilizer NK to control plant.
Keywords: Maize, fertilizer (N, P, K), Results

PENDAHULUAN
Kesuburan tanah merupakan salah satu faktor vital yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Saat ini petani belum memiliki pedoman khusus
untuk mengetahui apakah suatu tanah masih subur atau tidak. Pendugaan kesuburan
kimiawi tanah salah satunya dapat menggunakan metode biologis. Tanaman dapat

51
Jurnal Pertanian BERNAS, Volume 12 No 3, 2016

digunakan sebagai metode biologis, selain tanaman mikroba juga dapat digunakan untuk
menandai keberadaan maupun ketiadaan suatu unsur hara tertentu pada tanah (Rusmarkan
dan Yuwono,2002).
Jagung dinilai memiliki responsifitas yang tinggi terhadap beberapa jenis unsur
hara karena aktivitas fotosintesisnya yang melalui jalur C4, jalur C4 memerlukan unsur
hara yang lebih tinggi untuk mengimbangi aktivitas fisiologis dan metabolismenya yang
tinggi. Jagung membutuhkan unsur hara nitrogen, posfor dan kalium dalam jumlah yang
lebih tinggi dibanding tanaman C3. Kekhasan jalur C4 dalam menggunakan nutrisi
menjadikan jagung sangat direkomendasikan dalam pendugaan kesuburan tanah secara
biologis.Tanaman jagung sangat membutuhkan N-total kurang dari 0,4%, dan tanaman
akan merespon terhadap pupuk apabila kadar P-tersedia dalam tanah kurang dari 87,32
mg.kg-1 serta pada tanah dengan kadar K-dd kurang dari 0,43cmol.kg-1 tanah (Sutoro et
al., 1998).
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam budidaya untuk
meningkatkan produktivitas tanaman. Tamanan yang dibudidayakan umumnya
membutuhkan unsur hara dan dalam jumlah relatif banyak, sehingga hampir dapat
dipastikan bahwa tanpa dipupuk tanaman tidak mampu memberikan hasil seperti yang
diharapkan (Halliday et. al,. 1998).
Pemberian pupuk ke dalam tanah bertujuan untuk menambah atau
mempertahankan kesuburan tanah. Kesuburan tanah dinilai berdasarkan ketersediaan unsur
hara di dalam tanah, baik hara makro maupun hara mikro secara berkecukupan dan
berimbang (Bustami et al., 2012).Hubungan antara jumlah hara yang tersedia dalam
jaringan tanaman dengan respon pertumbuhan tanaman secara grafikal, dapat digunakan
untuk mengetahui suatu unsur hara berada dalam keadaan kekurangan, optimal atau
kelebihan (Soepartini, 1990).
Berdasarkan status ketersediaan hara yang senantiasa berbeda pada setiap tanah
terutama unsur hara nitrogen, posfor dan kalium serta responsifitas tanaman jagung
terhadap unsur hara tersebut maka dilakukanlah percobaan untuk mengetahui respon
pertumbuhan tanaman jagung setelah pemberian pupuk urea, SP36 dan KCl pada kasus
pendugaan kesuburan tanah dengan metode biologis

METODOLOGI
Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2015 di rumah kaca dan
Laboratorium Ilmu Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Peralatan yang digunakan adalah polibag, ember, leaf area
meter, oven, dan timbangan. Bahan yang digunakan adalah benih jagung, tanah tegalan,
urea (N), SP-36 (P2O5), KCl (K2O5), dan air. Dosis pupuk urea sebesar 200 kg/ha, SP-36
100 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. Dosis pupuk untuk tiap polibag dihitung berdasarkan lapis
olah 20 cm dan BV tanah 1,3. Pupuk urea dan KCl diberikan 2 kali yaitu 1/3 pada saat
tanam dan 2/3 pada saat umur 2 minggu sedangkan pupuk SP-36 diberikan satu kali pada
saat tanam.

52
Jurnal Pertanian BERNAS, Volume 12 No 3, 2016

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)


dengan kombinasi pemupukan yang terdiri atas tidak dipupuk (K0), tanpa N (PK), tanpa P
(NK), tanpa K (NP), dan lengkap (NPK). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3
kali.Pengamatan tanaman dilakukan pada umur 8 mst yang meliputi tinggi tanaman,
klorofil,panjang akar, luas akar, volume akar, berat kering akar dan bobot kering total
tanaman.
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis
varian (Anova) pada taraf 5 %, apabila terdapat beda nyata diuji dengan Duncan’s Mutiple
Range Test (DMRT) 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tinggi Tanaman
Pertumbuhan terjadi karena pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel.
Penimbunan berat kering digunakan sebagai petunjuk ciri pertumbuhan karena mempunyai
kepentingan ekonomi yang besar. Sejumlah petunjuk lain yang berhubungan dengan ciri
pertumbuhan seperti tinggi, volume dan luas daun (Gardner, 1991).
Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati sebagai indikator
pertumbuhan maupun sebagai parameter untuk mengukur pengaruh lingkungan atau
perlakuan yang diterapkan karena tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang
paling mudah dilihat (Sitompul dan Guritno, 1995).

Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung


No Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Umur 8 mst
1 Kontrol 144,58 a
2 Pupuk PK 141,05 a
3 Pupuk NP 149,36 a
4 Pupuk NK 154,63 a
5 Pupuk NPK 147,69 a
Keterangan : Angka dalam kolom yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf kepercayaan 95%

Hasil Tabel 1 menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata antara pemberian pupuk
ataupun tanpa pemberian pupuk terhadap tinggi tanaman jagung pada umur 8 mst. Tinggi
tanaman meningkat sebesar 6,43% setelah diberi pupuk NK terhadap tanaman tanpa diberi
pupuk/kontrol.

53
Jurnal Pertanian BERNAS, Volume 12 No 3, 2016

Gambar 1. Dari kiri-kekana, Perlakuan Pupuk pada Tanaman Jagung : Tanaman Kontrol, Perlakuan PK,
Perlakuan NPK, Perlakuan NP dan Perlakuan NK

Klorofil

Fotosintesis merupakan satu proses fisiologi penting yang terjadi di dalam


tubuhyang dapat menangkap energi cahaya kemudian energi tersebut dirubah menjadi
energi kimia selanjutnya energi disimpan dalam bentuk karbohidrat (Mirzoyev dan Aliyev,
2010).

Tidak terdapat perbedaan nyata kandungan klorofil tanaman jagung pada umur 8
mst, baik tanaman yang diberi pupuk atau tanaman tanpa dipupuk (Tabel 2).Hasil
penelitian Syafruddin (2013), melaporkan bahwa tidak menunjukan perbedaan signifikan
kandungan klorofil daun jagung pada umur 35 mst setelah diberi pupuk NPK.

Tabel 2. Klorofil Tanaman Jagung


No Perlakuan Klorofil
1 Kontrol 20,27 a
2 Pupuk PK 17,57 a
3 Pupuk NP 23,77 a
4 Pupuk NK 22,32 a
5 Pupuk NPK 23,40 a
Keterangan : Angka dalam kolom yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf kepercayaan 95%

Akar Tanaman Jagung


Panjang akar merupakan variabel yang mempengaruhi serapan nutrisi oleh akar,
semakin panjang ukuran akar maka semakin besar kemungkinan hara diserap.Pemberian
pupuk NK dapat meningkatkan panjang akar jagung pada umur 8 mst, dan berbeda nyata
terhadap tanaman yang diberi pupuk NP dan tanaman kontrol walaupun tidak
menunjukkan perbedaan nyata terhadap tanaman yang diberi pupuk PK dan pupuk NPK
(Table 3).

54
Jurnal Pertanian BERNAS, Volume 12 No 3, 2016

Panjang akar jagung yang diberi pupuk NK meningkat sebesar 152,32 % terhadap
tanaman tanpa diberi pupuk (Table 3). Hasil penelitian Karley dan White,2009
menyatakan bahwa pupuk K dapat meningkatkan konsentrasi K dalam tanaman jagung.
Selanjutnya Shimono, at al. (2012) melaporkan pemberian N sebesar 9,6 m2 dapat
meningkatkan pertumbuhan maksimum tanaman.

Tabel 3 menunjukkan tanaman jagung umur 8 mst yang diberi pupuk NK dapat
meningkatkan luas permukaan akar dan berbeda nyata terhadap tanaman tanpa diberi
pupuk walaupun tidak berbeda nyata terhadap tanaman lain yang diberi pupuk. Luas akar
jagung meningkat sebesar 116,12% terhadap tanaman tanpa diberi pupuk. Hasil penelitian
Tabri (2010) melaporkan bahwa terdapat peningkatan diameter tonggkol jangung sebesar
30% setelah diberi pupuk NK (-P) terhadap tanaman kontrol.

Pemberian pupuk dan tanpa pemberian pupuk, tanaman jagung pada umur 8 mst
tidak dapat meningkatkan volume akar (Tabel 3).
Baik tanaman yang diberi pupuk dan tanaman tanpa pupuk tidak menunjukkan
perbedaan nyata terhadap berat kering akar tanaman jagung pada umur 8 mst (Tabel 3).
Tabel 3. Panjang Akar, Luas Akar, Volume Akar Umur 8 mst Tanaman Jagung
Berat Kering
Volume Berat Kering
No Perlakuan Panjang akar Luas Akar Akar per
Akar Total (g)
Tanaman (g)
1 Kontrol 159.05 b 861,1 b 25,92 a 7,37 a 32,17 a
2 Pupuk PK 265.24 ab 1249,1 ab 34,42 a 10,25 a 37,04 a
3 Pupuk NP 185.19 b 1141,7 ab 31,66 a 9,38 a 41,36 a
4 Pupuk NK 401.31 a 1861,0 a 36,79 a 8,79 a 39,79 a
5 Pupuk NPK 293.77 ab 1353,1 ab 32,46 a 9,57 a 39,00 a
Keterangan : Angka dalam kolom yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf kepercayaan 95%

Berat kering total adalah hasil dari penyerapan unsur hara seperti nitrogen, fosfor
dan kalium. Unsur-unsur tersebut diserap tanaman sebagai nutrisi dan digunakan untuk
menyusun jaringan tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002)
Hasil Tabel 3menunjukkan tanaman yang diberi pupuk dengan tanaman tanpa
diberi pupuk tidak terdapat beda nyata atau pemberian pupuk maupun tanpa diberi pupuk
tidak dapat meningkatkan berat kering total tanaman jagung pada umur 8 mst (Tabel 3).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Pertumbuhan tanaman dapat meningkat setelah diberi pupuk Urea dan pupuk KCl
2. Tanpa pemberian pupuk SP-36 (P2O5), dapat meningkatkan panjang akar dan luas
akar jagung pada umur 8 mst
3. Penanaman jagung ditanah tegalan disarankan hanya memberikan pupuk Urea dan
KCl

55
Jurnal Pertanian BERNAS, Volume 12 No 3, 2016

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Sufardi, dan Bakhtiar. 2012. Serapan Hara dan Efisiensi Pemupukan Phosfat
serta Pertumbuhan Padi Varietas Lokal. Jurnal manajemen sumberdaya lahan.
1 (2): 159-170.

Gardner, F. P., R. Brent Pearc, dan Roger L. M. 1991. Physiology of Crop Plant (Fisiologi
Tanaman Budidaya, alih bahasa oleh Herawati Susilo). UI Press, Jakarta.

Halliday, D.J. and M.E. Trenkel. 1998. IFA World Fertilizer Use Manual. International
Fertilizer Industry Association, Paris.

Karley, A.J., dan White, P.J., 2009. Moving cationic minerals to edible tissues: potassium,
magnesium, calcium. Curr. Opin. Plant Biol. 12, 291-298.

Mirzoyev, R. S. dan Aliyev, J. A. 2010. Photosynthesis and Productivity of Soybean


(Glycine max L.). Proceeding of ANAS (Bioloical Sciences). 65 (5-6): 60-70.

Rosmarkam, A. Dan Yuwono, N. W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Syafruddin. 2013. Tanaman Jagung Di Lahan Sawah Aluvial. SEMINAR NASIONAL


SEREALIA . 291–299.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&ca
d=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi3hJWHu-
SAhXFspQKHbmXAooQFghEMAY&url=http%3A%2F%2Fbalitsereal.litban
g.pertanian.go.id%2Fwp-
content%2Fuploads%2F2016%2F12%2F13bd13.pdf&usg=AFQjCNGYLo76i
ViV56yOlK3RRUfXHdZ3Jg (Diakses 24/03/2017).

Shimono, V., Fujimura, S., Nishimura, T., dan Hasegawa, T. 2012. Nitrogen Uptake by
Rice (Oryza sativa L.) Exposed to LowWater Temperatures at Different
Growth Stages. J. Agronomy & Crop Science. Hal 145-151

Sitompul, S. dan Guritno, B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Soepartini, M. 1990. Kimia Tanah. Materi Pelatihan Teknik Analisa Ta-nah, Tanaman, Air
dan Pupuk. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. 12 hal.

Sutoro, Y., Soeleman dan Iskandar. 1998. Budidaya Tanaman Jagung. Penyunting
Subandi, M. Syam dan A. Widjono. Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor.

56

View publication stats

You might also like