Unduhan Baru
Unduhan Baru
Unduhan Baru
Peranan Pupuk Nitrogen dan Fosfor pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum
Menghasilkan Umur Tiga Tahun
Role of Nitrogen and Phosphorus Fertilizer on Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Three Years Old
Immature Tree
ABSTRACT
The land will be limited to extending oil palm plantations now, so required increasing productivity
by improving the effectiveness and efficiency of fertilization. The purpose of this research was to study the
vegetative growth and production of young plants to produce fresh fruit bunches of oil palm on N and P
fertilizer, as well as to determine the optimum rate of N and P fertilizer on oil palm aged three years.
Research conducted at Block I, IPB-Cargill Jonggol Teaching Farm of Oil Palm, Jonggol, Bogor. This study
consisted of two separate experiments are role of nitrogen fertilizer and role of phosphorus fertilizer. The
experiment design was randomized block design with one factor as fertillizer rate. Nitrogen fertilizer
increased quadratically plant height, length frond, sterm girth, and leaf area on the oil palm aged three
years. The optimum rate of N fertilizer on oil palm aged three years was 572 g N plant-1 semester-1.
Phosphorus fertilizer increased quadratically length, girth, and the nutrients levels leaves on the oil palm
aged three years. The optimum rate of P fertilizer was 464 g P2O5 plant-1 semester-1.
ABSTRAK
Pada saat ini lahan semakin terbatas untuk ekstensifikasi dalam perluasan lahan perkebunan kelapa
sawit, oleh karena itu perlu adanya peningkatkan produktivitas melalui peningkatkan efektivitas dan
efesiensi penggunaan pupuk. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon pertumbuhan vegetatif dan
produksi terhadap pupuk N dan P, serta menentukan dosis optimal pupuk N dan P pada kelapa sawit umur
tiga tahun. Penelitian dilaksanakan di blok I, Kebun Pendidikan dan Penelitian Kelapa Sawit Jonggol IPB-
Cargill, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Penelitian ini terdiri atas dua percobaan terpisah yaitu
peran pupuk nitrogen dan peran pupuk fosfor . Rancangan percobaan menggunakan rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) satu faktor yaitu dosis pemupukan. Pupuk nitrogen meningkatkan tinggi tanaman,
panjang pelepah, lingkar batang, dan luas daun secara quadratik. Dosis optimum pupuk N pada tanaman
kelapa sawit umur tiga tahun adalah 572 g N tanaman-1 semester-1. Pupuk fosfor meningkatkan panjang
pelepah, lingkar batang, dan kadar unsur hara P pada daun ke-17 secara quadratik. Dosis optimum pupuk P
pada tanaman kelapa sawit umur tiga tahun adalah 464 g P2O5 tanaman-1 semester-1.
faktor yaitu dosis pemupukan SP-36 dengan SPAD-502. Analisis jaringan daun dilakukan satu
empat taraf perlakuan yaitu, 1) tanpa SP-36 (P0) kali pada akhir penelitian dengan mengambil anak
sebagai kontrol; 2) 0,5 kg SP-36 tanaman-1 (P1); daun pelepah ke-17 seluruh tanaman. Anak daun
3) 1 kg SP-36 tanaman-1 (P2); 4) 1,5 kg SP-36 dibersihkan, dipisahkan dari tulang daunnya, dan
tanaman-1 (P3); dan 5) 2 kg SP-36 tanaman-1 dioven sebelum dianalisis kandungan haranya.
semester-1 (P4). Setiap perlakuan terdiri atas 3 Pengamatan produksi yaitu menghitung jumlah
ulangan sehingga terdapat 15 satuan percobaan, dan berat tandan buah kelapa sawit setiap
setiap satuan percobaan terdiri atas 5 tanaman dan tanaman.
setiap tanaman digunakan sebagai sampel. Analisis tanah dilakukan sebanyak dua
Penelitian merupakan bagian lanjutan dari kali. Analisis tanah awal dilakukan sebelum
penelitian berjudul Optimasi Pupuk Nitrogen dan pemupukan dengan mengambil contoh tanah
Fosfor pada Kelapa Sawit Belum Menghasilkan sedalam 20 cm di gawangan sebanyak tiga titik
Umur Dua Tahun. Perlakuan dilaksanakan pada pada setiap ulangan secara acak, sehingga total
bulan November 2015 (32 BST) dan pengamatan jumlah titik sampel sebanyak sembilan titik
dimulai pada bulan November 2015 (32 BST) sampel. Sampel tanah dikompositkan semuanya
sampai dengan bulan Maret 2016 (36 BST). kemudian dianalisis. Sampel tanah dianalisis sifat
Berdasarkan hasil rekomendasi sebelumnya maka fisik dan kimianya. Sifat kimia tanah meliputi :
pada tanaman kelapa sawit umur tiga tahun pH (H2O dan HCl), Kadar C-organik (Walkley
ditetapkan dosis pemupukan nitrogen dan fosfor &Black), N-total (Kjeldahl,), P (HCl 25% dan
dalam satu tahun, ½ dari dosis rekomendasi; Bray 1), Kapasitas Tukar Kation, Kejenuhan
sesuai dosis rekomendasi; 1½ dari dosis Basa, Al-dd, dan H-dd. Analisis kandungan hara
rekomendasi; dan 2 kali dari dosis rekomendasi. tanah akhir dilakukan dengan mengambil contoh
Percobaan pemupukan N dan P dilakukan tanah dalam piringan tanaman pada 36 BST
pada 32 BST, pemupukan menggunakan setengah dengan metode komposit pada perlakuan dan
dosis dari total pupuk yang diberikan dalam satu ulangan. Sampel tanah diambil di dalam piringan
tahun untuk setiap perlakuannya. Pemupukan pada kedalaman 0-20 cm, 20-40 cm dan 40-60 cm
telah dilaksanakan pada bulan November 2015. di bawah permukaan piringan. Analisis meliputi
Pada pemupukan unsur N menggunakan 0,5 kg total unsur hara makro N dan P. Contoh tanah
Urea (46% N) tanaman-1 semester-1, 1 kg Urea dikering udarakan, dihaluskan, dan diayak
tanaman-1 semester-1, 1,5 kg Urea tanaman-1 menggunakan saringan. Contoh tanah kemudian
semester-1, dan 2 kg Urea tanaman-1 semester-1. dianalisis di laboratorium Departemen Ilmu Tanah
Pemupukan unsur P menggunakan 0,5 kg SP-36 dan Sumber Daya Lahan, IPB.
(36% P2O5) tanaman-1 semester-1, 1 kg SP-36
tanaman-1 semester-1, 1,5 kg SP-36 tanaman-1 HASIL DAN PEMBAHASAN
semester-1, dan 2 kg SP-36 tanaman-1 semester-1.
Aplikasi pemupukan Urea dan SP-36 di dalam Kondisi Umum
alur pada radius 1 m dari pangkal batang tanaman
pada piringan. Penyerapan pupuk yang optimal oleh
Pemeliharaan piringan merupakan tanaman bergantung pada ketersediaan air dalam
kegiatan pengendalian gulma di sekitar pangkal tanah. Pada percobaan ini pemupukan dilakukan
batang tanaman membentuk lingkaran. Piringan pada bulan November ketika curah hujan
dipelihara dengan diameter berukuran 2 m dari mencapai 381 mm. Kondisi ini memungkinkan
tanaman dengan mengendalikan gulma dan pupuk dapat terserap dengan baik oleh tanaman.
tumbuhan selain tanaman pokok. Pengendalian Rata-rata curah hujan di lahan penelitian yaitu 156
gulma di piringan dilakukan menggunakan mm bulan-1, tertinggi pada bulan November 2015.
herbisida berbahan aktif isopropil amina glifosat. Pada bulan November hingga Maret saat curah
Aplikasi herbisida dilakukan sebelum pemupukan hujan optimal untuk pertumbuhan tanaman,
sebanyak satu kali dalam satu semester. pemberian pupuk N dan P memberikan respon
Pengamatan tanggap morfologi tanaman yang baik terhadap parameter tinggi tanaman,
meliputi 8 peubah yaitu: (1) tinggi tanaman; (2) lingkar batang dan panjang pelepah. Curah hujan
diameter pangkal batang; (3) jumlah pelepah; (4) terendah pada bulan Juni dan Juli 2015 masing-
panjang pelepah daun (rachis) ke-17; (5) panjang masing 4 mm dan 2 mm. Bulan kering terjadi
anak daun ke-17; (6) lebar anak daun; (7) jumlah selama 6 bulan, dari bulan Mei hingga bulan
anak daun ke-17 dan (8) luas daun ke-17 (m2). Oktober dengan curah hujan dibawah 50 mm
Pengamatan fisiologi terdiri atas 2 parameter yaitu bulan-1. Hal tersebut menyebabkan pemberian
tingkat kehijauan dan analisis jaringan daun. pupuk N dan P tidak memberikan respon yang
Tingkat kehijauan daun diukur menggunakan alat baik terhadap produksi buah kelapa sawit. Kondisi
tersebut menjadi faktor pembatas berat pada Pemberian pupuk nitrogen pada kelapa
budidaya kelapa sawit. Jumlah bulan kering lebih sawit TBM-3 pada 36 BST berpengaruh nyata
dari 3 bulan merupakan faktor pembatas berat terhadap tinggi tanaman dan luas daun, dan sangat
pada budidaya kelapa sawit (Sugiyono, 2003). nyata pada lingkar batang dan panjang pelepah.
Jumlah curah hujan saat bulan April 2015 hingga Pemberian unsur N berpengaruh nyata terhadap
Maret 2006 pada lahan penelitian di jonggol yaitu tinggi tanaman, lingkar batang dan panjang
1.875 mm tahun-1. Jumlah curah hujan optimal pelepah pada 34 BST. Hasil produksi pada jumlah
pada tanaman kelapa sawit yaitu 2.000-2.500 mm janjang, bobot janjang dan bobot rata-rata janjang
tahun-1 (Koedadiri, 2003). tidak berpengaruh nyata terhadap pemberian
pupuk nitrogen pada umur 34 BST. Rekapitulasi
Peranan Pupuk Nitrogen Terhadap Tanaman uji F pengaruh pupuk nitrogen terhadap peubah
Kelapa Sawit TBM-3 morfologi, fisiologi dan produksi tanaman kelapa
sawit TBM-3 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi hasil uji F pengaruh pupuk nitrogen terhadap peubah morfologi, fisiologi dan produksi
pada tanaman kelapa sawit TBM-3
Respon perlakuan pupuk nitrogen
Waktu pengamatan
Morfologi Fisiologi Produksi
(BST)
TT LB JP PP LD KD KN JJ BJ BJR
32 ** * tn ** tn - - tn tn tn
33 - - - - - - - tn tn *
34 ** ** tn ** tn - - tn tn tn
35 - - - - - - - - - -
36 * ** tn ** * tn tn - - -
Keterangan: *: nyata pada α: 5%; **: nyata pada α: 1%; tn: tidak nyata pada α: 5%; - : tidak diamati; BST: bulan setelah tanam; TT:
tinggi tanaman; JP: jumlah pelepah; LB: lingkar batang; PP: panjang pelepah ke-17; LD: luas daun pelepah ke-17;
KD: kehijauan daun; KN: kadar hara N daun; JJ: jumlah janjang; BJ: bobot janjang; BJR: bobot janjang rata-rata
Tanggap Morfologi Tanaman. Pemberian signifikan pada tingkat kehijauan daun pada setiap
pupuk nitrogen terhadap tinggi tanaman taraf perlakuan. Semakin hijau warna daun
memberikan respon nyata kuadratik pada 36 BST, menunjukkan bahwa klorofil yang terkandung
dan memberikan respon sangat nyata kuadratik semakin tinggi. Pemberian pupuk N terhadap
pada 32 BST dan 34 BST. Jika dibandingkan kadar hara nitrogen pada daun pelepah ke-17 tidak
dengan kontrol, tinggi tanaman meningkat 8.3% berpengaruh nyata saat 36 BST. Kadar hara N
pada perlakuan dosis 450 g N tanaman-1 semester - daun pada pemberian berbagai dosis pupuk Urea
1
. Pada lingkar batang memberikan respon sangat yaitu sekitar 2.03-2.16%. Hasil ini lebih rendah
nyata kuadratik pada 34 dan 36 BST, dan respon dibandingkan kadar hara N yang optimum pada
nyata kuadratik pada 32 BST. Lingkar batang pelepah daun ke-17 tanaman kelapa sawit. Von
meningkat 13.04% dibanding kontrol pada Uexküll dan Fairhurst (1991) mengatakan bahwa
perlakuan 675 g N tanaman-1 semester -1 pada 36 kadar hara N optimum pada daun pelepah ke-17
BST. Pemberian pupuk N berpengaruh sangat tanaman kelapa sawit kurang dari enam tahun
nyata terhadap parameter lingkar batang saat setelah pindah tanam adalah sekitar 2.6-2.9%
pembibitan utama (Sudradjat et al., 2014). dengan batas kritis 2.5%.
Pemberian pupuk N terhadap panjang pelepah Kandungan Hara Tanah. Dinamika hara
memberikan respon sangat nyata kuadradtik pada adalah pergerakan suatu hara pada lapisan tanah
umur 32, 34 dan 36 BST. Panjang pelepah dengan kedalaman tertentu. Pengamatan dinamika
meningkat 8.73% dibanding kontrol pada hara dilakukan dengan mengambil sampel tanah
perlakuan 225 g N tanaman-1 semester -1. Pupuk N dengan tiga kedalaman 0-20 cm, 20-40 cm, dan
memberikan respon nyata kuadratik terhadap luas 40-60 cm yang diambil dari perlakuan yang
daun pada 36 BST. Luas daun meningkat 13.6% memberikan respon terbaik (675 g N tanaman-1
dibanding dengan kontrol pada perlakuan 675 g N semester-1) dan kontrol (0 g N tanaman-1 semester-
tanaman-1 semester -1. Nitrogen berperan dalam 1
) pada akhir pengamatan (36 BST). Pada
proses fotosintesis yang menghasilkan asimilat kedalaman 0-20 cm, kadar N perlakuan 675 g N
yang dibutuhkan tanaman saat fase pertumbuhan tanaman-1 semester-1 sebesar 0.21%, lebih tinggi
morfologi (Suharno et all., 2007). dibandingkan kontrol sebesar 0.19%. Pemberian
Tanggap Fisiologi Tanaman. Percobaan pupuk N meningkatkan kadar hara N dalam tanah
pupuk nitrogen tidak memberikan perbedaan yang dibandingkan perlakuan yang tidak diberikan
45 Jabal Albari, Supijatno, dan Sudradjat
Bul. Agrohorti 6(1) : 42-49 (2018)
pupuk N. Kadar hara menurun pada kedalaman Penentuan Dosis Optimum Pupuk
20-60 cm pada perlakuan 675 g tanaman-1 Nitrogen. Penentuan optimasi dosis pupuk
semester-1, hal ini mungkin terjadi karena ada nitrogen didasarkan pada parameter tinggi, lingkar
penyerapan unsur hara dalam tanah pada batang dan panjang pelepah yang memberikan
kedalaman tersebut. Jumlah akar terbanyak hasil cukup signifikan hingga 36 BST. Hal ini
ditemukan pada kedalaman tanah 20-60 cm dan berguna untuk menentukan besar dosis
absorpsi hara sering terjadi pada lapisan tersebut pemupukan selanjutnya. Berdasarkan perhitungan
(Tailliez, 1971). Pergerakan hara N tersedia persamaan regresi diperoleh hasil dosis optimum
dalam tanah dapat dilihat pada Tabel 2. pupuk nitrogen sebesar 572 g N tanaman-1
semester-1, sehingga dosis nitrogen untuk satu
Tabel 2. Kadar hara Nitrogen dalam tanah pada tahun yaitu 1 144 g N tanaman-1 tahun-1. Hasil ini
tanaman kelapa sawit TBM-3 saat umur lebih besar dari hasil optimasi pada TBM-2
36 BST dimana dosis optimum sebesar 879 g N tanaman-1
tahun-1 (Faustina, 2015). Hal ini membuktikan
Kadar N (%) bahwa penambahan umur tanaman meningkatkan
Kedalaman 0gN 675 g N jumlah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
tanah (cm) tanaman-1 tanaman-1
Persamaan regresi dosis optimum pupuk
semester-1 semester-1
nitrogen pada tanaman kelapa sawit TBM-3
0-20 0.19 0.21 dapat dilihat pada Tabel 3.
20-40 0.17 0.17
40-60 0.14 0.17
Tabel 3. Persamaan regresi dosis optimum pupuk nitrogen pada kelapa sawit TBM-3
Umur Dosis optimum
Peubah Persamaan regresi R2
(BST) (g N tanaman-1 semester-1)
32 y = -0.00006x2 + 0.144x + 566.9 0.812 600
Tinggi
34 y = -0.00006x2 + 0.122x + 596.7 0.795 509
tanaman
36 y = -0.00005x2 + 0.089x + 629.3 0.759 445
32 y = -0.00002x2 + 0.051x + 231.2 0.794 638
Lingkar
34 y = -0.00002x2 + 0.058x + 235.1 0.946 725
batang
36 y = -0.00002x2 + 0.051x + 244.8 0.871 638
32 y = -0.00004x2 + 0.093x + 398.6 0.764 582
Panjang
34 y = -0.00004x2 + 0.084x + 416.1 0.787 525
pelepah
36 y = -0.00003x2 + 0.059x + 443.3 0.618 494
rataan 572
Peranan Pupuk Fosfor Terhadap Tanaman memberikan hasil yang berpengaruh sangat nyata
Kelapa Sawit TBM-3 terhadap lingkar batang, selain itu pemberian
pupuk fosfor juga memberikan hasil yang
Pemberian pupuk fosfor pada tanaman berpengaruh nyata pada panjang pelepah.
kelapa sawit TBM-3 pada waktu 36 BST
Tabel 4. Rekapitulasi hasil uji F pengaruh pupuk fosfor terhadap peubah morfologi, fisiologi dan
produksi pada tanaman kelapa sawit TBM-3
Waktu Respon perlakuan pupuk fosfor
pengamatan Morfologi Fisiologi Produksi
(BST) TT LB JP PP LD KD KP JJ BJ BJR
32 ** ** ** ** tn - - tn tn tn
33 - - - - - - - tn tn tn
34 * ** tn * tn - - tn tn tn
35 - - - - - - - - - -
36 tn ** tn * tn tn ** - - -
Keterangan: *: nyata pada α: 5%; **: nyata pada α: 1%; tn: tidak nyata pada α: 5%; - : tidak diamati; BST: bulan setelah tanam; TT:
tinggi tanaman; JP: jumlah pelepah; LB: lingkar batang; PP: panjang pelepah ke-17; LD: luas daun pelepah ke-17;
KD: kehijauan daun; KP: kadar hara P daun; JJ: jumlah janjang; BJ: bobot janjang; BJR: bobot janjang rata-rata
Tabel 6. Persamaan regresi dosis optimum pupuk fosfor pada kelapa sawit TBM-3
Umur Dosis optimum
Peubah Persamaan regresi R2
(BST) (g P2O5 tanaman-1 semester-1)
32 y = -0,00003x2 + 0,059x + 231,5 0,745 492
Lingkar
34 y = -0,00005x2 + 0,085x + 237,9 0,764 425
batang
36 y = -0,00003x2 + 0,051x + 244,2 0,822 425
32 y = -0,00007x2 + 0,117x + 395,4 0,865 418
Panjang
34 y = -0,00004x2 + 0,085x + 411,7 0,962 532
pelepah
36 y = -0,00004x2 + 0,079x + 431,1 0,762 494
rata-rata 464
Tabel 7. Perbandingan antara dosis rekomendasi dosis optimum TBM-1 dan dosis optimum TBM-2 dengan
dosis optimum kelapa sawit TBM-3
Pupuk Dosis optimum Dosis optimum TBM- Dosis optimum TBM-
(g tanaman-1 tahun-1) TBM-1a 2b 3c
N 920 879 1.144
P2O5 630 604 928
a
Keterangan: : dosis optimum hasil penelitian kelapa sawit TBM-3 (Shintarika, 2015) ; TBM-1 berdasarkan PPKS;b: dosis
optimum hasil penelitian kelapa sawit TBM-2(Faustina, 2015) ; c: dosis optimum hasil penelitian kelapa sawit
TBM-3
KESIMPULAN
Badan Pusat Statistik [BPS]. 2015. Luas Areal
Pupuk nitrogen meningkatkan tinggi Perkebunan Kelapa Sawit. [internet].
tanaman, panjang pelepah, lingkar batang, dan [diunduh 2015 Nov 20]. Tersedia pada
luas daun secara quadratik pada kelapa sawit http://www.bps.go.id.
belum menghasilkan umur tiga tahun (TBM-3).
Dosis optimum berdasarkan pada tanaman, Darmosarkoro, W., Harahap, I. Y., Syamsudin, E.
panjang pelepah, lingkar batang, dan luas daun 2003. Kultur teknis pada tanaman kelapa
572 g N tanaman-1 semester-1. Pupuk fosfor sawit pada kondisi kekeringan dan upaya
meningkatkan panjang pelepah, lingkar batang, penanggulangannya. Hal. 228-243. Dalam
dan kadar unsur hara P pada daun ke-17 secara W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta, dan
quadratik pada kelapa sawit TBM-3. Dosis Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan
optimum berdasarkan pada panjang pelepah dan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
lingkar batang 464 g P2O5 tanaman-1 semester-1. Sawit, Medan.
DAFTAR PUSTAKA
Fairhurst, T.H., Caliman, J.P., Hardter, R., Witt, Shintarika, F., Sudradjat, Supijatno. 2015.
C. 2006. Kelapa sawit: kelainan hara dan Optimasi Dosis Pupuk Nitrogen dan Fosfor
pengelolaannya. Potash and Phosphate pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
Institute (PPI), Potash and Phosphate guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan
Institute of Canada (PPIC), International Umur Satu Tahun. J. Agron. Indonesia 43
Potash Institute (IPI), French Agricultural (3) : 250 – 256
Research Centre for International
Development (CIRAD). Sudradjat, Darwis, A., Wachjar, A. 2014.
Optimasi dosis pupuk nitrogen dan fosfor
Faustina, E., Sudradjat, Supijatno. 2015. pada bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis
Optimization of Nitrogen and Phosphorus Jacq.) di pembibitan utama. J. Agron.
Fertilizer on Two Years Old of Oil Palm Indonesia. 42 (3) : 222 – 227.
(Elaeis guineensis Jacq.). Asian Journal
of Applied Sciences. Vol. 03 - Issue 03, Sugiyono, Harahap, I.Y., Winarna, Koedadiri, A.
June 2015. D., Purba, A., Purba, P. 2003. Penilaian
kesesuaian lahan. Hal. (1)2-(1)3.
Goh, J.K., Hardter, R. 2010. General Oil Palm Dalalam: Buana L., Siahaan D. dan
Nutrition. International Potash Institute Adiputra S. (Eds). Kultur Teknis Kelapa
Kassel. Germany. sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
Medan.
Koedadiri, A. D., Darmosarkoro, W., Sutarta, E.
S. 2003. Potensi dan pengelolaan tanah Suharno, I., Mawardi, Setiabudi, N., Lunga, S.,
ultisol pada beberapa wilayah perkebunan Tjitrosemito. 2007. Efisiensi penggunaan
kelapa sawit di Indonesia. Hal. 1-13. nitrogen pada tipe vegetasi yang bereda di
Kultur teknis pada tanaman kelapa sawit stasiun penelitian taman nasional gunung
pada kondisi kekeringan dan upaya halimun Jawa Barat. Biodiversitas. 8:
penanggulangannya. Hal. 228-243. 287-294.
Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta,
dan Winarna (Eds). Lahan dan Tailliez, B. 1971. The root system of the oil palm
Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat on the San Alberto plantation in
Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Colombia. Oleagineux. 26:435-448.
Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Voet, D., Voet, J. G. 1995. Biochemistry. 2 Ed.
Tanaman. Bogor (ID): IPB Press. New York (US): John Wiley & Son Inc.
Ochs, R., Olivin, J. 1977. Le diagnostic foliaire Von Uexküll, H. R., Fairhurst, T. H. 1999.
pour le controle de la nutrition Fertilizing for high yield and quality the
desplantations de palmiers à huile: oil palm. Dalam: Fairhurst TH dan Mutert
Prélèvement des échantillions foliares. E. Interpretation and management of oil
Oléagineux. 32(5):211-216. palm leaf analysis data. Better Crops
International.13:48-51.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit [PKKS]. 2010.
Budidaya Kelapa Sawit. PPKS. Medan.