Pemanfaatan Bakteri Penambat N Sebagai Pupuk Hayati Dan Pengaruhnyaterhadap Serapan Nitrogen Tanaman Kedelai Pada Alfisol
Pemanfaatan Bakteri Penambat N Sebagai Pupuk Hayati Dan Pengaruhnyaterhadap Serapan Nitrogen Tanaman Kedelai Pada Alfisol
Pemanfaatan Bakteri Penambat N Sebagai Pupuk Hayati Dan Pengaruhnyaterhadap Serapan Nitrogen Tanaman Kedelai Pada Alfisol
Abstract
The alfisols contain approximately 0,10% of nitrogen, 111,47 ppm of phosphorus, and 484,5 ppm
of potassium. Meanwhile, soybean requires no less than 4,29 - 5,50% of nitrogen, 0,26 - 0,50% of
phosphorus, and 1,71 - 2,50% of potassium. According to the N content, in average, cyanobacteria
contributes to 30 kg N ha-1 crop season-1. If the bacteria are inoculated to the rhizosphere, the
bacteria can produce 337 kg N ha-1. Therefore, the aim of this study was to elucidate the effect of
the use of cyanobacteria as biofertilizer on soybean growth. Treatments tested in this study were K (
pot with no treatment), P1 (with 14,2 mL polybag1), P2 (with 29,4 mL polybag-1), P3 (with 44,11 ml
polybag-1), P4 (with 58,81 mL polybag-1), and P5 (with 73,51 mL polybag-1). The six treatments
were arranged in a completely randomized design with three replicates. The results showed that the
bacteria inoculation increased the total nitrogen in the soil up to 0,21% (P5) and the nitrogen in the
plant up to 0,91 mg plant-1 (P4). The maximum height of the soybean was 119,4 cm (P4) and the
maximum number of leaves was 73 leaves (P4), both in the age of 42 days after planting.
Keywords: alfisol, biofertilizer, cyanobacteria
http://jtsl.ub.ac.id
534
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 2 : 533-541, 2017
e-ISSN:2549-9793
sekitar 4,26 – 5,50 %; fosfor tersedia sekitar umur 3, 6, dan 9 HST. Pupuk hayati
0,26 – 0.50 %; kalium tersedia sekitar 1,71-2,50 Cyanobacteria dibuat dengan cara
%. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan mencampurkan aquades 1 L + molase 1,5 mL
bahwa Alfisols ini memiliki kadar unsur hara diendapkan selama 1 x 24 jam setelah itu
yang rendah terhadap pertumbuhan tanaman. ditambahkan 1 g Cyanobacteria dan
Tingkat kesuburan tanah dapat dilihat dari dikembangkan selama 2 bulan. Sedangkan
kemampuannya menghasilkan produksi pupuk kimia untuk sumber nitrogen 75 kg ha-1
tanaman dalam jumlah yang tinggi dan (Urea 46%) + fosfor 75 kg ha-1 (SP36 36%),
berkualitas (Notohadiprawiro, 2006). Produksi dan kalium 100 kg ha-1 (KCl 60%) diaplikasikan
kedelai di Indonesia bervariasi antara 0,5 t ha-1 1 kali sebagai pupuk dasar. Pengambilan tanah
sampai 1,7 t ha-1, sedangkan dari suatu alfisols dilakukan di daerah Jatikerto,
percobaan hasil lebih dari 3,0 t ha-1 Kecamatan Kromengan, Malang, hal ini
(Purwaningsih et al., 2010). Produksi kedelai berdasarkan penelitian sebelumnya menurut
tersebut tergantung pada kondisi lingkungan, Darmawan dan Soemarno (2000), jenis tanah
dan ketersediaan unsur hara. Kedelai yang mendominasi di kecamatan Kromengan,
merupakan tanaman legum yang dapat Kabupaten Malang adalah jenis tanah Alfisols.
bersimbiosis dengan bakteri untuk menfiksasi Pengambilan sampel tanah diambil secara
N2. Fiksasi nitrogen simbiotik penting pada komposit dari 5 titik dalam satu lahan.
pertanian berkelanjutan untuk mengurangi Tanaman yang digunakan merupakan tanaman
penggunaan pupuk dan menjaga kelestarian kedelai varietas Anjasmoro. Tanaman yang
lingkungan. Kedelai yang tumbuh dengan diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun,
kekurangan nitrogen akan menurun selama fase panjang akar, dan jumlah bintil akar, dan
vegetatif tanaman. Untuk memenuhi serapan nitrogen tanamn. Analisis kimia tanah
kebutuhan nitrogen maka perlu dilakukan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu analisis dasar
pengaplikasian pupuk berupa pupuk hayati sebelum perlakuan dan analisis akhir (umur 42
untuk pertanian berkelanjutan. Berdasarkan HST). Analisis sifat kimia tanah meliputi: total
uraian diatas, maka dilakukan penelitian nitrogen, fosfor tersedia, kalium total, pH
terhadap Cyanobacteria sebagai pupuk hayati (H2O) tanah, dan C-Organik Analisis sifat
dalam mempengaruhi serapan unsur hara kimia untuk pupuk hayati Cyanobacteria meliputi:
nitrogen serta pertumbuhan vegetatif pada nitrogen total, fosfor tersedia, kalium total, pH
tanaman kedelai. (H2O), dan C-Organik. Sedangkan untuk
analisis sifat biologi yaitu total koloni
Cyanobacteria (analisis tanah dan pupuk hayati).
Bahan dan Metode
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Hasil dan Pembahasan
2016 sampai bulan April 2016 di rumah kaca
kebun percobaan Fakultas Pertanian Tinggi Tanaman
Universitas Brawijaya, desa Ngijo Karangploso. Dari data hasil pengamatan pada perlakuan P4
Analisis kimia, fisika dan biologi dilaksanakan pada umur 42 HST memiliki tinggi sebesar
di Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas 119,4 cm lebih tinggi dari perlakuan kontrol
Pertanian, Universitas Brawijaya. Metode dan perlakuan lainnya. Hasil pengamatan pada
penelitian menggunakan Rancangan Acak 28, 35, dan 42 HST pengaruh pemanfaatan
Lengkap. Perlakuan yang digunakan terdiri dari bakteri penambat nitrogen (Cyanobacteria)
6 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga terdapat sebagai pupuk hayati dan pengaruhnya
18 satuan percobaan. Perlakuan yang terhadap tinggi tanaman terlihat berpengaruh
digunakan yaitu aplikasi pupuk hayati berbeda sangat nyata, sedangkan pada
Cyanobacteria dengan dosis yang berbeda yaitu K pengamatan 7, 14, dan 21 HST tidak berbeda
(tanpa aplikasi pupuk hayati Cyanobacteria), P1 nyata (Gambar 1). Hal ini sesuai dengan
(14,7 mL polybag-1), P2 (29,4 mL polybag-1), P3 pernyataan Danial (2011), bahwa pemberian
(44,11 mL polybag-1), P4 (58,81 mL polybag-1), isolat Methylobacterium spp berpengaruh terhadap
dan P5 (73,51 mL polybag-1). Pengaplikasian tinggi tanaman kedelai mulai 20 HST.
pupuk hayati Cyanobacteria diaplikasikan pada
http://jtsl.ub.ac.id
535
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 2 : 533-541
5 1, 2017
e-ISSN:2549-9793
Perbedaan pemberian dosis aplikasi pupuk menyatakan bahwa aplikasi Methylobacterium spp
hayati juga mempengaruhi terhadap tinggi pada penyemprotan 14 HST dan 28 HST
tanaman. Pada pengamatan 28 HST perlakuan meningkatkan jumlah daun.
P1 (14, 7 mL polybag-1) tingginya lebih rendah
dibandingkan kontrol (tanpa
tanpa perlakuan dosis
pupuk hayati). Hal tersebut didukung dengan
hasil penelitian Azizah (2014), bahwa
pemberian isolat Methylobacterium spp
berpengaruh nyata terhadap peningkatan tinggi
tanaman pada 28 HST dan 49 HST dengan
dosis pemupukan penuh, sedangkan
sedangk dengan
dosis pemupukan 1/3 dan 2/3 tidak berbeda
nyata dengan kontrol.
Gambar 2. Rata-Rata
Rata Jumlah Da
Daun Kedelai
http://jtsl.ub.ac.id
536
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 2 : 533-541, 2017
e-ISSN:2549-9793
sebagian dan dapat menyimpan hara untuk bintil menunjukkan keadaan fiksasi nitrogen N2
kebutuhan tanaman (Gardner et al., 2008). Oleh dalam suatu tanaman legume. Hal ini selaras
karena itu akar tanaman yang panjang dapat dengan jumlah bintil akar pada perlakuan
menyerap unsur hara lebih banyak didalam kontrol, dikarenakan jumlah nitrogen pada
tanah untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman. perlakuan kontrol memiliki nitrogen yang
rendah. Oleh karena itu, bintil akar tanaman
Bintil Akar Tanaman
terbentuk lebih banyak di dalam perlakuan
Bintil akar merupakan parameter pengamatan kontrol karena untuk membantu proses fiksaksi
vegetatif tanaman dengan melakukan nitrogen (N2) dalam tanah
pengamatan destructif pada 14, 28, dan 42 HST.
pH Tanah
Pada pengamatan bintil akar tanaman terlihat
bahwa pada perlakuan kontrol memiliki bintil pH tanah pada perlakuan P5 memiliki pH
akar lebih banyak dibandingkan dengan tanah lebih tinggi dibandingkan dengan
perlakuan lain pada 42 HST (Gambar 4). perlakuan lainnya, dan pemberian pupuk hayati
Namun perlakuan tidak berbeda nyata pada Cyanobacteria memiliki pH tanah lebih tinggi
bintil akar tanaman. Hal ini sesuai dengan dibandingkan dengan kontrol (tanpa pemberian
pernyataan Purwaningsih et al. (2010), bahwa pupuk hayati Cyanobacteria) (Gambar 5) .
umumnya bintil akar terbentuk 5 - 6 hari
setelah inokulasi, sedangkan fiksasi nitrogen
terjadi 8 – 15 hari setelah inokulasi.
http://jtsl.ub.ac.id
537
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 2 : 533-541, 2017
e-ISSN:2549-9793
HST lebih tinggi dan lebih banyak pupuk Cyanobacteria yang banyak dapat
dibandingkan dengan perlakuan kontrol (tanpa menyumbangkan nitrogen lebih banyak untuk
pemberian pupuk Cyanobacteria) Selain itu pH tanah.
juga berhubungan dengan perkembangan
Fosfor Tersedia
Cyanobacteria, pH dengan nilai mendekati 7
aktifitas pertumbuhan bakteri semakin tinggi. Hasil analisis tanah, perlakuan P5 (73,51 mL
pH tanah dibawah 5,5 mengakibatkan aktivitas pupuk hayati Cyanobacteria) mempunyai nilai
bakteri berkurang (Syekhfani, 2009). fosfor lebih tinggi dibanding perlakuan kontrol
Pertumbuhan optimum terjadi pada selang (Gambar 7). Pada perlakuan pemberian pupuk
suhu 25 – 300C dengan kisaran pH 6,8 - 7 hayati Cyanobacteria pada fosfor tersedia tidak
(Simanungkalit et al., 2006). berbeda nyata.
Total Nitrogen Tanah
Pada perlakuan P5 memiliki total nitrogen
tertinggi sebesar 0,21% dibandingkan dengan
perlakuan lainnya dan perlakuan dengan
pemberian pupuk hayati Cyanobacteria
dibandingkan dengan kontrol (Gambar 6).
Pemberian pupuk hayati Cyanobacteria memiliki
pengaruh berbeda sangat nyata pada parameter
total nitrogen, hal ini dikarenakan pada FHitung
lebih besar dari pada FTabel taraf 5% dan 1%.
Gambar 7. Rata-Rata Nilai Fosfor Tersedia
Tanah
http://jtsl.ub.ac.id
538
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 2 : 533-541, 2017
e-ISSN:2549-9793
http://jtsl.ub.ac.id
539
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 2 : 533-541, 2017
e-ISSN:2549-9793
untuk produksi heksosa dan respirasi untuk Cyanobacteria tergatung pada jenis tanaman.
mengubah heksosa menjadi bahan struktural, Pada daun tanaman kemangi yang berasal dari
cadangan makanan yang dibutuhkan untuk Bogor terdapat koloni Cyanobacteria sebesar 104
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. CFU g-1 daun, kecambah kacang hijau 8,75 102
CFU g-1 daun (Riupassa, 2003), tanaman
pangan (padi, jagung dan kedelai) serta
tanaman hortikultura (mentimun, tomat,
terong, cabai merah, gambas dan labu) koloni
Cyanobacteria berkisar 102-105 CFU g-1 tanaman
(Salma et al. 2005). Pada penelitian ini jenis
Cyanobacteria termasuk spesies Anabaena azolla.
Hubungan Koloni Cyanobacteria dengan
Total Nitrogen Tanah
Pada uji korelasi antar parameter terdapat
Gambar 10. Rata-Rata Nilai Serapan Nitrogen
beberapa parameter yang memiliki tingkat
Kedelai
korelasi kuat dan sangat kuat. Korelasi koloni
Cyanobacteria dengan total nitrogen memiliki
Total Koloni Bakteri nilai korelasi yang sangat kuat yaitu senilai r =
Pemberian pupuk Cyanobacteria memiliki 0,79. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pengaruh berbeda sangat nyata terhadap total semakin tinggi jumlah koloni semakin besar
koloni Cyanobacteria pada tanah yang digunakan total nitrogen dalam tanah. Hubungan antara
dalam penelitian. Hal ini terbukti dari FHitung koloni Cyanobacteria dengan total nitrogen tanah
lebih besar dibanding dengan Ftabel taraf 5%. nilai koefisien determinasi sebesar R2 = 0,628
Pada parameter total koloni Cyanobacteria, atau 62,8% (Gambar 12).
perlakuan P5 memiliki total koloni lebih
banyak dibandingkan perlakuan Kontol
(Gambar 11).
Gambar 11. Rata-rata Koloni Cyanobacteria Hal tersebut menyatakan bahwa koloni bakteri
Cyanobacteria mempengaruhi besarnya nilai
Hal ini sebanding dengan total nitrogen tanah nitrogen tanah sebesar 62,8% dan sisanya
pada perlakuan P5 yang memiliki nilai lebih dipengaruhi oleh faktor lain. Junita, Muhartini
dibandingkan perlakuan lain. Hasil pemberian dan Kastono (2002) menyatakan bahwa,
pupuk hayati Cyanobacteria yang telah semakin banyak bahan organik yang diberikan
diaplikasikan menunjukkan isolat yang pada tanah, diikuti dengan peningkatan total
ditambahkan masih hidup dan berkembang. nitrogen tanah. Selain itu menurut Gardner et
Kelimpahan populasi Methylobacterium di al. (2008) menyatakan bahwa, kemampuan
permukaan tanaman dipengaruhi oleh musim Cyanobacteria dapat memfiksasi N2 dan
tanam, radiasi ultraviolet dan suhu lingkungan Cyanobacteria merupakan organisme hidup
(Omer et al., 2004). Kelimpahan agen hayati bebas yang dapat menyumbangkan nitrogen
http://jtsl.ub.ac.id
540
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 2 : 533-541, 2017
e-ISSN:2549-9793
untuk keseimbangan nitrogen dalam tanah. Hal pupuk Cyanobacteria) memiliki total nitrogen
ini dapat ditarik kesimpulan pemberian pupuk lebih tinggi sebesar 0,21% dibandingkan
hayati Cyanobacteria dalam tanah dapat kontrol dan perlakuan lainnya. Sedangkan pada
meningkatkan total nitrogen dalam tanah yang perlakuan P4 (58,81 mL polybag-1 pupuk
dapat dibutuhkan tanaman. Cyanobacteria) serapan nitrogen kedelai lebih
tinggi sebesar 0,91 mg tanaman-1 dibandingkan
Hubungan Koloni Cyanobacteria dengan
kontrol dan perlakuan lainnya. Pernyataan
Serapan Nitrogen
tersebut didukung oleh penilitan Masud et al.
Pada serapan nitrogen memiliki nilai korelasi (2013) menyatakan bahwa, perlakuan pupuk
sangat kuat sebesar r = 0,62 yang memiliki nilai 400 kg ha-1 memiliki rata-rata pertumbuhan
korelasi positif. Hal ini menyatakan bahwa tinggi tanaman dan jumlah daun yang paling
koloni bakteri mempengaruhi serapan nitrogen tinggi pada semua tahapan umur pengamatan
pada tanaman kedelai dengan sangat rendah. dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Total
Koefisien determinasi koloni bakteri dengan koloni bakteri pada perlakuan P5 sebesar 17,3
serapan nitrogen (Gambar 13) sebesar R2= 106 CFU g-1 lebih banyak dibandingkan kontrol
0,38 atau 38% dan sisanya dipengaruhi oleh dan perlakuan lainnya. Koloni Cyanobacteria
faktor lain. mempengaruhi total nitrogen tanah dan sesuai
dengan pernyataan Gardner et al. (2008),
Cyanobacteria mempunyai kemapuan untuk
memfiksasi N2. Cyanobacteria merupakan
organisme hidup bebas yang dapat
menyumbangkan nitrogen untuk keseimbangan
nitrogen dalam tanah. Dari penelitian ini
didukung oleh literatur bahwa tanaman kedelai
yang ditanam dengan pengaplikasian pupuk
hayati Cyanobacteria meningkatkan total nitrogen
Gambar 13. Hubungan Koloni Cyanobacteria tanah dan serapan nitrogen kedelai. Hal ini
dengan Serapan Nitrogen diakibatkan kemampuan Cyanobacteria
menyumbangkan nitrogen dan
menyeimbangkan nitrogen dalam tanah. Oleh
Hal ini sesuai dengan hubungan antara jumlah karena itu dapat disimpulkan pupuk hayati
koloni Cyanobacteria dengan total nitrogen Cyanobacteria dapat meningkatkan total nitrogen
dalam tanah yang memiliki hubungan positif. tanah dan serapan nitrogen kedelai.
Oleh karena itu semakin tinggi koloni
Cyanobacteria maka semakin tinggi nilai serapan Kesimpulan
nitrogen dalam tanah. Beberapa jenis
Methylobacterium berhubungan dengan Pupuk hayati Cyanobacteria dapat meningkatkan
metabolisme nitrogen pada tanaman dengan total nitrogen dalam tanah sebesar 0,21%
menggunakan urease bakteri dan aplikasi (perlakuan P5) dan serapan nitrogen tanaman
Methylobacterium dapat meningkatkan serapan sebesar 0,91 mg tanaman-1 (perlakuan P4).
nitrogen, fosfor, kalium dibandingkan tanpa Pupuk hayati Cyanobacteria tidak berbeda nyata
perlakuan (Azizah, 2014). Hal ini dapat ditarik dalam peningkatan tinggi dan jumlah daun
kesimpulan pemberian pupuk hayati kedelai pada 7, 14, 21 HST namun terlihat
Cyanobacteria dalam tanah dapat meningkatkan berbeda nyata pada 28, 35, dan 42 HST.
serapan nitrogen dalam tanah yang dapat Besarnya tinggi tanaman sebesar 119,4 cm (P4)
dibutuhkan tanaman. pada umur 42 HST sedangkan jumlah daun
sebesar 73 helai (perlakuan P4) pada umur 42
Pembahasan Umum HST. Dari hasil penelitian ini perlakuan yang
Tinggi tanaman dan jumlah helai daun tanaman bisa direkomendasikan adalah perlakuan P4,
kedelai dipengaruhi oleh total nitrogen dalam karena dengan dosis pupuk 58.81 mL polybag-1
tanah dan banyaknya nitrogen diserap oleh lebih rendah dibandingkan perlakuan P5 (73,51
tanaman. Pada perlakuan P5 (73,5 mL polybag-1 mL polybag-1) dapat meningkatkan tinggi
http://jtsl.ub.ac.id
541
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 2 : 533-541, 2017
e-ISSN:2549-9793
http://jtsl.ub.ac.id
542
http://jtsl.ub.ac.id