7611 193 16003 1 10 20180511 PDF
7611 193 16003 1 10 20180511 PDF
7611 193 16003 1 10 20180511 PDF
Abstract
Enteric fever is endemic in developing countries including Indonesia. Widal test in a
single serum sample is commonly used as laboratory diagnosis especially where culture
facilities are not available. Examination of the single Widal test in endemic countries
such as Indonesia, will give less accurate results with the large number of false-positive
or false-negative. One of false-positive results is single Widal interpretation of test in
endemic areas where the majority of the healthy population had contact or infected
previously, and showed a positive result of Widal test. Widal titre examination in healthy
population both men and women have not been investigated in Jember. So the aim of
this study was to determine Widal titres among apparently healthy population in Jember
University. In this cross-sectional study, blood samples were collected as much as 3 mL
from healthy men (n=47) and women (n=47) and were analyzed for the presence of
Salmonella antibodies by carrying out the Widal slide agglutination test. The data was
analyzed using SPSS version 23 descriptively. The result showed that the most frequent
antibody titres of O, H, AO, AH, BO, and BH antigens were 1/320 (37,2%), 1/320
(38,2%), 1/320 (86,1%), 1/320 (67,0%), 1/320 (77,7%) and 1/40 (27,7%) respectively in
healthy population. In conclusion, antibody titre of AO dominated the most positive
results in healthy population.
Abstrak
terakhir; pernah vaksin demam tifoid; riwayat Tabel 2. Distribusi Titer Aglutinin pada Populasi
demam tifoid 1 tahun terakhir; dan pernah Sehat
Titer Titer Titer Titer Titer Titer
melakukan operasi sedang atau berat 1 tahun Aglu-
0 20 40 80 160 320
terakhir. tinin
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
Sampel yang diperoleh dengan 7 6 16 11 19 35
menggunakan teknik purposive sampling ini O
(7,4) (6,3) (17,0) (11,8) (20,2) (37,2)
diambil darahnya sebanyak 3 mL dan dilakukan 10
2 8 20 18 36
uji widal terhadap serumnya. Setelah semua H (10,7
(2,1) (8,6) (21,2) (19,1) (38,2)
data sampel terkumpul, dilakukan analisis data )
dengan program Statistical Package for the 1 1 1 4 6 81
AO
Social Sciences (SPSS) 23.0. Analisis data (1,0) (1,0) (1,0) (4,2) (6,3) (86,1)
6 1 6 9 9 63
menggunakan analisis deksriptif berupa analisis AH
(6,3) (1,0) (6,3) (9,6) (9,6) (67,0)
univariat yang disajikan dalam bentuk analisis 1 3 4 6 7 73
karakteristik sampel, analisis distribusi titer BO
(1,0) (3,1) (4,2) (6,3) (7,4) (77,7)
aglutinin pada populasi sehat, dan analisis 15
distribusi titer aglutinin pada pria dan wanita 6 26 24 8 15
BH (15,9
(6,3) (27,7) (25,5) (8,6) (15,9)
sehat. )
Tabel 5. Distribusi Titer Aglutinin pada Wanita Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Aglu- Titer 0 Titer
Titer Titer Titer Titer di India oleh Mankodi dkk. [9], Mittal dkk. [10]
40 80 160 320 yang menyatakan prevalensi S. typhi lebih
tinin (%) 20 (%)
(%) (%) (%) (%) tinggi dibandingkan S. paratyphi A dan S.
9 6 10 18 paratyphi B di India dan Ochiai dkk. [11]
O 2 (4,2) 2 (4,2)
(19,1) (12,8) (21,2) (38,2) menyatakan prevalensi S. typhi yang lebih
4 11 8 19
H 1 (2,1) 4 (8,6)
(8,6) (23,4) (17,0) (40,4)
tinggi dibanding S. paratyphi di Indonesia.
2 45 Kenaikan titer aglutinin terutama aglutinin H
AO 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) tidak mempunyai arti diagnostik yang penting
(4,2) (95,8)
3 7 6 27 untuk demam tifoid pada penderita dewasa di
AH 4 (8,6) 0 (0)
(6,3) (14,9) (12,8) (57,4) daerah endemis. Berdasarkan alasan ini, maka
2 2 5 37 pada daerah endemis tidak dianjurkan
BO 0 (0) 1 (2,1)
(4,2) (4,2) (10,7) (78,8) pemeriksaan aglutinin H terhadap S. typhi ,
8 12 14 6 6 cukup pemeriksaan titer aglutinin O terhadap S.
BH 1 (2,1)
(17,0) (25,5) (29,8) (12,8) (12,8) typhi [12].
Prevalensi S. paratyphi A dan B dalam
Frekuensi titer Widal terbanyak pada pria penelitian ini sama, berbeda halnya dengan
dan wanita dewasa sehat di Universitas Jember penelitian Teh dkk. [13] yang menyatakan
disajikan pada tabel 6. bahwa S. paratyphi A mengalami peningkatan
yang signifikan terutama di negara Pakistan,
Tabel 6.Frekuensi Titer Terbanyak pada Pria Cina, Nepal dan India jika dibandingkan dengan
dan Wanita Sehat di Universitas Jember Salmonella jenis lainnya. Selain itu penelitian
Jenis Jumlah Persentase dari Bahadur dkk. [14] terjadi peningkatan S.
Aglutinin Titer
Kelamin (orang) (%)
paratyphi B yang lebih tinggi daripada S.
Pria 320 17 36,1
O paratyphi A yang menyebabkan India sebagai
Wanita 320 18 38,2
Pria 320 17 36,1 salah satu negara endemik S. paratyphi B.
H Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa di
Wanita 320 19 40,4
Pria 320 36 76,6 Indonesia khususnya daerah Universitas
AO Jember terjadi kenaikan titer yang sama yang
Wanita 320 45 95,8
AH
Pria 320 36 76,6 menyebabkan prevalensi S. paratyphi A
Wanita 320 27 57,4 sekarang mulai diikuti dengan peningkatan dari
Pria 320 36 76,6 S. paratyphi B pada aglutinin tiap individu sehat
BO
Wanita 320 37 78,8 khususnya di wilayah Jember.
Pria 40 14 29,8
BH Perbedaan prevalensi antara S. typhi dan
Wanita 80 14 29,8
S. paratyphi ini disebabkan karena adanya
faktor risiko paparan yang berbeda. Salah satu
Pembahasan penelitian yang dilakukan di Indonesia
Hasil penelitian ini menunjukkan 100% menemukan bahwa risiko demam paratifoid
sampel terdapat reaksi aglutinasi antara lebih rentan pada paparan dari luar rumah
antibodi dengan antigen pada satu atau lebih (contohnya membeli makanan dari pedagang
aglutinin widal pada populasi sehat. Hal ini kaki lima) jika dibandingkan dengan demam
menunjukkan bahwa negara Indonesia termasuk tifoid, dimana paparannya lebih rentan dari
negara endemik S. typhi dan S. paratyphi [7]. dalam rumah sendiri. Contoh paparannya
Sebanyak 93% hasil titer ≥1/20 pada aglutinin adalah memakai peralatan rumah tangga secara
O, 97% pada aglutinin H, 99% pada aglutinin AO bersamaan, adanya pasien penderita demam
dan BO, 94% pada aglutinin AH dan BH. Antigen tifoid, kurangnya ketersediaan sabun atau
O S. paratyphi A dan S. paratyphi B lebih tinggi fasilitas jamban [15].
dibandingkan S. typhi dalam penelitian ini. Hal Hasil titer aglutinin pada pria dan wanita
ini sejalan dengan Jayavarthinni dkk. yang dalam penelitian ini didapatkan frekuensi titer
melakukan penelitian pada 258 sampel yang aglutinin O, H, AO, AH dan BO paling banyak
telah diisolasi bakteri Salmonella ditemukan 127 pada pria dan wanita adalah sama, yaitu titer
(49,2%) merupakan S. typhi dan 131 (50,8%) 1/320. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
adalah S. paratyphi A [8]. dilakukan Mussa [16] bahwa titer aglutinin O
Antigen H dalam penelitian ini pada 80 sampel orang dewasa sehat didapatkan
menunjukkan prevalensi S. typhi lebih tinggi frekuensi titer terbanyak adalah `1/320 di
dibandingkan S. paratyphi A dan S. paratyphi B. wilayah Iraq. Penelitian Pal dkk. [17] dari 117
sampel orang dewasa sehat didapatkan titer berdarah, infeksi enterobakteria, dan lain-lain.
aglutinin H pada 1/320 di India. Penelitian Pal Penyakit-penyakit ini belum dimasukkan dalam
dkk. bertentangan dengan penelitian yang kriteria eksklusi sebagai riwayat penyakit
dilakukan di Indonesia oleh Kinanti [18] dari 30 responden. Penyakit autoimun seperti lupus dan
sampel sehat didapatkan titer aglutinin O di penyakit immunocompromized seperti AIDS
daerah kota Surakarta sebesar 1/20 sedangkan (acquired immune deficiency syndrome) juga
di daerah desa Karangpandan-Karanganyar belum dimasukkan dalam kriteria eksklusi dalam
sebesar 1/40. Selain itu ditemukan titer aglutinin penelitian ini karena hal ini juga dapat
H di daerah kota Surakarta dan desa mempengaruhi respon antibodi pada titer Widal.
Karangpandan-Karanganyar adalah sama, yaitu Selain itu, pengenceran titer Widal dalam
1/30. penelitian ini hanya dibatasi sampai titer 1/320
Penelitian lain untuk titer aglutinin AO pada s l i d e t e s t, p a d a h a l s e h a r u s n y a
sampai saat ini belum ada yang mencapai pengenceran titer Widal tetap harus dilakukan
frekuensi terbanyak pada 1/320, maksimal sampai benar-benar tidak terjadi aglutinasi pada
terbanyak hanya sampai 1/40 [19]. Penelitian titer berapapun itu.
lain sampai saat ini belum ada yang
menunjukkan titer aglutinin AH yang mencapai Simpulan dan Saran
frekuensi terbanyak pada 1/320, maksimal Berdasarkan hasil analisis data dan
terbanyak hanya sampai 1/80 [19]. Penelitian pembahasan yang telah dijabarkan, didapatkan
Mohammed dkk. [19] dari 90 sampel didapatkan kesimpulan bahwa titer Widal terbanyak pada
titer untuk aglutinin BO adalah 1/320 di Karbala, populasi sehat adalah titer AO (86,1%) pada titer
Iraq. 1/320. Oleh karena itu, Indonesia sebagai
Disisi lain, frekuensi terbanyak untuk titer negara endemis demam tifoid dan paratifoid
aglutinin BH pada pria dan wanita berbeda dapat dilihat dari banyaknya hasil positif Widal
dalam penelitian ini, meskipun selisihnya sangat pada populasi sehat dalam penelitian ini,
sedikit sekali yaitu titer 1/40 pada pria dan titer sehingga perlunya berhati-hati dalam
1/80 pada wanita. Titer aglutinin BH 1/40 sejalan mendiagnosis demam tifoid terutama jika hanya
dengan penelitian Kogekar dkk. [20] dan memakai uji Widal sebagai alat diagnosis.
Maulingkar dkk. [21] yang menyatakan titer
aglutinin BH adalah 1/40 pada populasi sehat di Daftar Pustaka
India. Titer aglutinin BH 1/80 juga ditemukan [1] Nainggolan R. Karakteristik Penderita
pada penelitian Mohammed dkk. [19] di Iraq. Demam Tifoid. Skripsi. Medan: Fakultas
Penelitian yang menemukan perbedaan titer Kesehatan Masyarakat Universitas
aglutinin BH pada pria dan wanita adalah Sumatera Utara; 2011.
Ibekwe dkk. [22] dimana titer aglutinin pada pria [2] Hayat AS. Evaluation of Typhidot (IgM) in
1/80 dan pada wanita 1/160. Early and Rapid Diagnosis of Typhoid Fever.
Uji Widal merupakan uji diagnostik yang Professional Med. 2011; 18(2): 259-264.
murah dan mudah untuk dilakukan serta [3] Wain J, S Hosoglu. The Laboratory
biasanya menjadi alat diagnostik di daerah Diagnosis of Enteric Fever. J Infect Dev
endemik dimana fasilitas kultur bakteri masih Ctries. 2008; 2(6): 421-425.
belum banyak tersedia terutama di negara [4] Mitra R, Kumar N, Trigunayat A, Bhan S.
berkembang seperti Indonesia. Uji Widal dapat New Advances in the Rapid Diagnosis of
menyebabkan hasil positif-palsu dalam Ty p h o i d F e v e r. A f r i c a n J o u r n a l o f
mendiagnosis demam tifoid dalam penelitian ini Microbiology Research. 2010; 4(16): 1676-
karena S. typhi memiliki antigen O dan antigen 1677.
H yang sama dengan salmonella jenis lainnya [5] Alam ABMS, FR Ahmed, F Chaiti. Utility of A
dan memiliki reaksi silang epitope dengan single Widal Test in the Diagnosis of Typhoid
enterobacteriace. Kenaikan titer widal pada pria Fever. Bangladesh J Child Health. 2011; 35:
dan wanita sehat dapat juga disebabkan adanya 53–58.
reaksi silang antigen lain, contohnya malaria, [6] Kataria VK, N Bhai, BS Mahawal, RC Roy.
brucellosis, demam berdarah, infeksi Determination of Baseline Widal Titre among
enterobakteria dan vaksinasi [23]. Apparently Healthy Population in Dehradun
Kelemahan dalam penelitian ini adalah City. IOSR Journal of Pharmacy and
kenaikan titer widal pada pria dan wanita sehat Biological Sciences. 2013; 7 (2): 53-55.
dapat juga disebabkan adanya reaksi silang
antigen lain, seperti malaria, brucellosis, demam