Pendidikan Dan Penilaian Karakter Di Sekolah Menengah Kejuruan
Pendidikan Dan Penilaian Karakter Di Sekolah Menengah Kejuruan
Pendidikan Dan Penilaian Karakter Di Sekolah Menengah Kejuruan
net/publication/313257607
CITATION READS
1 1,555
1 author:
Edy Supriyadi
Universitas Negeri Yogyakarta
2 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Edy Supriyadi on 26 August 2017.
Edy Supriyadi
FT Universitas Negeri Yogyakarta (e-mail: edy_via@yahoo.com; HP: 087839000210)
110
111
pemerintah. Jika ya, bagaimana teknik, secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
instrumen, pelaksanaan, dan pemanfaat- (7) menunjukkan kemampuan berpikir lo-
annya. Hal ini mengisyaratkan bahwa gis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
sistem pendidikan karakter di SMK, ter- pengambilan keputusan; (8) menunjukkan
utama pada aspek penilaian sangat men- kemampuan mengembangkan budaya
desak untuk disempurnakan. belajar untuk pemberdayaan diri, dan se-
rangkaian kompetensi serta nilai karakter
Penyelenggaraan Pendidikan Karakter terkait lainnya. Berkaitan dengan Standar
di SMK Kompetensi Lulusan SMK tersebut, pen-
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didikan karakter harus dirancang dan di-
adalah satuan pendidikan pada jalur pen- selenggarakan dengan baik agar lulusan
didikan formal jenjang menengah yang SMK memiliki kompetensi dan karakter
mempersiapkan lulusannya memasuki mulia seperti yang diharapkan. Rancang-
dunia kerja, yang mampu mengembang- an pendidikan karakter perlu dilakukan
kan dirinya di kemudian hari. Peningkat- secara terpadu dalam pengembangan
an mutu SMK pada dasarnya adalah upa- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
ya untuk lebih mendekatkan ukuran (KTSP).
kompetensi lulusan dengan ukuran kom- KTSP adalah kurikulum operasional
petensi yang dipersyaratkan oleh dunia yang disusun dan dilaksanakan oleh
kerja. Pendidikan di SMK diharapkan masing-masing satuan pendidikan (Per-
mampu memberikan bekal kemampuan aturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005,
yang utuh dan memadai sehingga tamat- Pasal 1). KTSP SMK disusun bersama-
annya dapat menerapkan kemampuan- sama oleh Guru, komite sekolah/yayasan,
nya di dunia kerja. konselor (Guru BK/BP), industri/dunia
Standar Kompetensi Lulusan SMK/ usaha, asosiasi profesi, dengan kepala se-
MAK menurut Permendiknas No. 23 kolah sebagai ketua merangkap anggota,
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan disupervisi oleh Dinas Pendidikan
Lulusan yang berkaitan dengan karakter Kabupaten/Kota. KTSP disusun sebagai
antara lain mencakup: (1) berperilaku se- pedoman penyelenggaraan kegiatan pem-
suai dengan ajaran agama yang dianut belajaran untuk mencapai tujuan pendi-
sesuai dengan perkembangan remaja; (2) dikan di tingkat satuan pendidikan. Mata
mengembangkan diri secara optimal de- pelajaran-mata pelajaran yang ada pada
ngan memanfaatkan kelebihan diri serta struktur dan muatan kurikulum KTSP
memperbaiki kekurangannya; (3) menun- SMK terdiri atas tiga kelompok, yaitu pro-
jukkan sikap percaya diri dan bertang- gram normatif, adaptif, dan produktif.
gung jawab atas perilaku, perbuatan, dan Kelompok program normatif adalah
pekerjaannya; (4) berpartisipasi dalam pe- mata pelajaran yang dialokasikan secara
negakan aturan-aturan sosial; (5) meng- tetap yang meliputi Pendidikan Agama,
hargai keberagaman agama, bangsa, su- Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa In-
ku, ras, dan golongan sosial ekonomi da- donesia, Pendidikan Jasmani Olahraga
lam lingkup global; (6) membangun dan dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Ke-
menerapkan informasi dan pengetahuan lompok program adaptif terdiri atas mata
Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
113
pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Il- patan kepada peserta didik untuk me-
mu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahu- mahami dan menguasai konsep dan prin-
an Ssosial, Keterampilan Komputer & Pe- sip dasar ilmu dan teknologi yang dapat
ngelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. diterapkan pada kehidupan sehari-hari
Kelompok program produktif terdiri atas dan atau melandasi kompetensi untuk
sejumlah mata pelajaran yang dikelom- bekerja. Program adaptif diberikan agar
pokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuru- peserta didik tidak hanya memahami dan
an dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok menguasai “apa” dan “bagaimana” suatu
program adaptif dan produktif adalah pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga
mata pelajaran yang alokasi waktunya di- pemahaman dan penguasaan tentang
sesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi “mengapa” hal tersebut harus dilakukan.
Keahlian, dan dapat diselenggarakan da- Program produktif berfungsi mem-
lam blok waktu atau alternatif lain (Dep- bekali peserta didik agar memiliki kom-
diknas, 2008:7). petensi kerja sesuai standar Kompetensi
Program normatif berfungsi mem- Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Da-
bentuk peserta didik menjadi pribadi lam hal SKKNI belum ada, maka diguna-
utuh, yang memiliki norma-norma ke- kan standar kompetensi yang disepakati
hidupan sebagai makhluk individu mau- oleh forum yang dianggap mewakili du-
pun makhluk sosial (anggota masyara- nia usaha/industri atau asosiasi profesi.
kat), baik sebagai warga negara Indonesia Program produktif bersifat melayani per-
maupun sebagai warga dunia. Program mintaan pasar kerja, karena itu lebih ba-
normatif diberikan agar peserta didik nyak ditentukan oleh dunia usaha/indus-
bisa hidup dan berkembang selaras da- tri atau asosiasi profesi. Program pro-
lam kehidupan pribadi, sosial, dan ber- duktif diajarkan secara spesifik sesuai de-
negara. Program ini berisi mata pelajaran ngan kebutuhan tiap program keahlian.
yang lebih menitikberatkan pada norma, Menurut Charlie (2002:3), pendidikan
sikap, dan perilaku yang harus diajarkan, karakter merupakan upaya membantu
ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta peserta didik memahami, peduli, dan ber-
didik, di samping kandungan pengetahu- perilaku sesuai nilai-nilai etika yang ber-
an dan keterampilan yang ada di dalam- laku di masyarakat. Lebih lanjut dijelas-
nya. kan bahwa pendidikan karakter adalah
Program adaptif berfungsi memben- segala sesuatu yang dilakukan guru,
tuk peserta didik sebagai individu agar yang mampu mempengaruhi karakter
memiliki dasar pengetahuan yang luas peserta didik. Guru membantu memben-
dan kuat untuk menyesuaikan diri atau tuk watak peserta didik. Hal ini menca-
beradaptasi dengan perubahan yang ter- kup keteladanan bagaimana perilaku gu-
jadi di lingkungan sosial, lingkungan ker- ru, cara guru berbicara atau menyampai-
ja, serta mampu mengembangkan diri se- kan materi, bagaimana guru bertoleransi,
suai dengan perkembangan ilmu penge- dan berbagai hal terkait lainnya. Menurut
tahuan, teknologi, dan seni. Program Ramli (2001:3), pendidikan karakter me-
adaptif berisi mata pelajaran yang lebih miliki esensi dan makna yang sama de-
menitikberatkan pada pemberian kesem- ngan pendidikan moral dan pendidikan
Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
115
ngan bentuk-bentuk sikap yang harus di- terjemahkannya dengan kata-kata cipta,
rasakan oleh peserta didik, yaitu kesadar- rasa, karsa.
an akan jati diri (conscience), percaya diri Pada dasarnya penyelenggaraan pen-
(self esteem), kepekaan terhadap derita didikan karakter di sekolah dapat dilaku-
orang lain (emphaty), cinta kebenaran (lov- kan secara terpadu pada setiap kegiatan
ing the good), pengendalian diri (self con- sekolah. Setiap aktivitas peserta didik di
trol), kerendahan hati (humility). Moral sekolah dapat digunakan sebagai media
action merupakan perbuatan atau tindak- untuk menanamkan karakter, mengem-
an moral yang merupakan hasil (outcome) bangkan konasi, dan memfasilitasi peser-
dari dua komponen karakter lainnya. Un- ta didik berperilaku sesuai nilai-nilai yang
tuk memahami apa yang mendorong se- berlaku. Setidaknya, terdapat dua jalur
seorang dalam perbuatan yang baik (act utama dalam menyelenggarakan pendi-
morally), maka harus dilihat tiga aspek dikan karakter di sekolah, yaitu (1) ter-
lain dari karakter yaitu kompetensi (com- padu melalui kegiatan Pembelajaran; dan
petence), keinginan (will), dan kebiasaan (2) terpadu melalui kegiatan ekstrakuri-
(habit). kuler.
Pengembangan karakter di sekolah Pendidikan karakter secara terpadu
sementara ini direalisasikan dalam pela- di dalam pembelajaran adalah pengenal-
jaran agama, pelajaran kewarganegaraan, an nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya ke-
atau pelajaran lainnya, yang program sadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan
utamanya cenderung pada pengenalan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam
nilai-nilai secara kognitif, dan mendalam tingkah laku peserta didik sehari-hari
sedikit sampai ke penghayatan nilai se- melalui proses pembelajaran, baik yang
cara afektif. Menurut Buchori (2007:3), pe- berlangsung di dalam maupun di luar
ngembangan karakter seharusnya mem- kelas pada semua mata pelajaran. Pada
bawa anak ke pengenalan nilai secara dasarnya kegiatan pembelajaran, selain
kognitif, penghayatan nilai secara afektif, untuk menjadikan peserta didik mengua-
akhirnya ke pengamalan nilai secara nya- sai kompetensi (materi) yang ditargetkan,
ta. Untuk sampai ke praksis, ada satu pe- juga dirancang untuk menjadikan peserta
ristiwa batin yang amat penting yang didik mengenal, menyadari/peduli, dan
harus terjadi dalam diri anak, yaitu mun- menginternalisasi nilai-nilai dan menjadi-
culnya keinginan yang sangat kuat (te- kannya perilaku. Dalam struktur kuriku-
kad) untuk mengamalkan nilai. Peristiwa lum SMK, pada dasarnya setiap mata pe-
ini disebut Conatio, dan langkah untuk lajaran memuat materi-materi yang ber-
membimbing anak membulatkan tekad kaitan dengan karakter. Integrasi pendi-
ini disebut langkah konatif. Pendidikan dikan karakter pada mata-mata pelajaran
karakter mestinya mengikuti langkah- di sekolah mengarah pada internalisasi
langkah yang sistematis, dimulai dari nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-
pengenalan nilai secara kognitif, langkah hari melalui proses pembelajaran dari
memahami dan menghayati nilai secara tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan
afektif, dan langkah pembentukan tekad penilaian.
secara konatif. Ki Hajar Dewantoro men-
Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
117
ngetahui tingkat keberhasilan dan efi- gai institusi yang mengarah pada budaya
siensi suatu program pendidikan. Peni- sekolah (Roxanna, 2011:2). Penilaian ka-
laian cenderung bersifat kualitatif. rakter siswa bertujuan untuk menjawab
Pengambilan keputusan atau kebijak- pertanyaan sejauh mana siswa memaha-
an adalah tindakan yang diambil oleh se- mi dan komitmen terhadap nilai-nilai
seorang atau lembaga berdasarkan data inti etika. Pada tahap ini sekolah dapat
atau informasi yang telah diperoleh. Ke- mengumpulkan data tentang berbagai
putusan atau kebijakan yang baik me- karakter yang berhubungan dengan peri-
merlukan hasil penilaian yang baik, ada- laku, antara lain: religius, percaya diri,
pun penilaian pada umumnya memerlu- rasional, mandiri, hidup sehat, bertang-
kan pengukuran. Di dalam pendidikan gung jawab, cinta ilmu, sabar, dapat di-
karakter, guru memerlukan berbagai in- percaya, jujur, menepati janji, adil, ren-
formasi atau data yang sangat diperlukan dah hati, malu berbuat salah, pemaaf,
dalam mengambil keputusan, untuk me- berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun,
nyusun program dan menyempurnakan ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir posi-
pelaksanaan pendidikan karakter. Apabi- tif, disiplin, bersahaja, bersemangat, dina-
la pengambilan keputusan dilakukan ber- mis, hemat/efisien, menghargai waktu,
dasarkan pada informasi yang akurat dan pengabdian/dedikatif, pengendalian diri,
dapat diandalkan, penyusunan dan pe- produktif, ramah, cinta keindahan (este-
nyempurnaan pendidikan karakter akan tis), sportif, tabah, terbuka, dan tertib.
tepat sehingga dapat mengarah pada Penilaian karyawan sekolah sebagai
pencapaian hasil seperti yang diharapkan. pendidik karakter berangkat dari perta-
Jika dilakukan sebaliknya, perancangan nyaan: sejauh mana staf sekolah, pengajar,
dan penyempurnaan pendidikan karak- tenaga administrasi, dan dukungan perso-
ter akan tidak sesuai sehingga tidak akan nil lainnya mengembangkan pemahaman
efektif serta tidak dapat mencapai hasil tentang apa yang mereka dapat lakukan
sesuai yang direncanakan. untuk mendorong pengembangan karak-
Secara umum, penilaian pendidikan ter? Sejauh mana komitmen pribadi un-
karakter bertujuan untuk memperoleh in- tuk melakukan hal tersebut? Sejauh mana
formasi yang akurat tentang efektivitas kemampuan untuk melaksanakannya?
pendidikan karakter, yang dapat diguna- Sejauh mana kebiasaan bertindak yang
kan untuk membuat keputusan-keputus- konsisten atas kapasitas pengembangan
an yang menyangkut siswa, memberikan mereka sebagai pendidik karakter? Pada
umpan balik kepada siswa mengenai ke- tataran ini, yang dinilai adalah keteladan-
majuan karakternya, kelemahan, dan ke- an seluruh komponen sekolah selain sis-
unggulannya, menentukan kesesuaian wa (www.inilahguru.com, diunduh 14
materi, serta memberikan informasi un- Maret 2011).
tuk pembuatan kebijakan. Pada tataran karakter sekolah penilai-
Dilihat dari subjek atau sasarannya, an dilakukan untuk mengetahui sejauh-
penilaian pendidikan karakter mencakup mana budaya sekolah telah berkembang
penilaian karakter pada siswa, pimpinan, dan memiliki karakter sebagai sekolah
guru dan karyawan, serta sekolah seba- yang berprestasi dan menjadi idola ma-
syarakat. Hal ini dapat dinilai, misalnya, dan pemerintah. Pelaksanaan penilaian
dengan survei yang meminta siswa un- oleh pendidik yang berkaitan dengan
tuk menunjukkan sejauh mana mereka kompetensi pada masing-masing mata
setuju dengan pernyataan seperti, "Seko- pelajaran dilakukan menggunakan stra-
lah (kelas) ini adalah seperti sebuah ke- tegi penilaian kelas. Penilaian kelas dide-
luarga, suasananya nyaman, kondusif, finisikan sebagai suatu penilaian berke-
dan memiliki reputasi yang baik di ma- lanjutan yang dirancang, dilaksanakan,
syarakat”. dan hasilnya dimanfaatkan oleh guru
Pada dasarnya, tidak ada benar atau dan siswa untuk mengoptimalkan efekti-
salah di dalam strategi penilaian. Persoal- vitas pembelajaran di kelas (Duncan and
annya adalah bagaimana kita dapat me- Chris, 1994:38). Penilaian kelas dirancang
milih suatu cara penilaian yang tepat dan dan dilaksanakan oleh masing-masing
dapat menentukan mengenai apa yang guru sesuai mata pelajarannya. Hampir
siswa ketahui dan apa yang dapat dilaku- senada dengan pendapat tersebut, Pusat
kannya. Berbagai alat ukur atau strategi Kurikulum Depdiknas (2006:43) menya-
hanya dapat dikatakan baik dengan me- takan bahwa penilaian kelas merupakan
lihat sejauh mana keterkaitannya dengan bagian dari penilaian internal yang di-
tujuan dan dampak nyata (outcome) yang gunakan untuk menilai tingkat pencapai-
diharapkan dari suatu materi pelajaran. an kompetensi siswa yang dilaksanakan
Karakter merupakan bagian dari kom- pada saat pembelajaran berlangsung dan
petensi yang harus dikuasai siswa. Kom- akhir pembelajaran. Penilaian kelas di-
petensi terdiri atas tiga ranah yang saling rancang untuk membantu para guru da-
berkaitan, yaitu kognisi, keterampilan, lam memperoleh informasi yang akurat
dan afeksi. Afeksi sangat berkaitan de- tentang apa yang dipelajari siswa, dan
ngan karakter atau nilai-nilai yang me- sejauhmana mereka berhasil menguasai
landasi seseorang untuk berperilaku. Pe- materi pembelajaran. Penilaian kelas me-
nilaian karakter dapat dilakukan terpadu miliki setidaknya tujuh ciri, yaitu: ber-
dengan penilaian kompetensi siswa de- pusat pada siswa, otonomi Guru, ber-
ngan mengacu pada standar kompetensi manfaat ganda, formatif, kontekstual, dan
lulusan. Namun demikian, mengingat de- berkelanjutan.
mikian pentingnya makna karakter pada Penilaian kelas, terutama memusatkan
diri siswa maka penilaian karakter perlu perhatian pada siswa, yaitu mengamati
dilakukan juga secara khusus di luar pe- kegiatan dan kemajuan belajar serta
nilaian yang terpadu dengan kompetensi membantu siswa untuk menguasai sub-
yang dilakukan guru pada masing-ma- stansi pelajaran dan mengembangkan ka-
sing mata pelajaran. rakter. Partisipasi aktif dari siswa dalam
Sesuai dengan Peraturan Menteri penilaian sangat ditekankan. Keterlibatan
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 siswa dalam penilaian lebih memungkin-
tentang Standar Penilaian Pendidikan, kan siswa untuk melakukan self assess-
penilaian hasil belajar pada jenjang pen- ment (penilaian sendiri) terhadap sub-
didikan dasar dan menengah dilaksana- stansi yang dipelajari. Di samping itu, sis-
kan oleh pendidik, satuan pendidikan, wa memahami bahwa penilaian kelas ter-
Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
119
sebut untuk kepentingan bersama antara Beberapa teknik yang dapat diguna-
guru dan siswa. Berdasarkan hasil peni- kan dalam penilaian karakter antara lain
laian tersebut, guru akan membantu ba- observasi atau pengamatan, penilaian
gaimana agar para siswa dapat belajar de- diri, tes (tanya jawab), dan diskusi. Peng-
ngan lebih baik. Hal ini akan meningkat- amatan dilakukan terhadap kegiatan sis-
kan motivasi siswa untuk mengikuti pe- wa secara terus-menerus selama berlang-
nilaian dan memanfaatkan hasilnya untuk sungnya pembelajaran. Guru melakukan
belajar dengan lebih giat dan mengem- pengamatan terhadap siswa pada saat
bangkan karakter. mereka membaca, bekerjasama dengan
Penilaian kelas menekankan pada ke- teman lainnya, mengerjakan tugas-tugas,
giatan pembelajaran di kelas sehingga be- memecahkan masalah, dan kegiatan lain-
berapa jenis penilaian dapat dilakukan. nya. Pengamatan dapat dilakukan de-
Berdasarkan sifat dan pendekatannya, je- ngan menggunakan lembar pengamatan
nis penilaian dibedakan menjadi penilai- atau tanpa lembar pengamatan. Siswa di-
an formal dan informal (Angelo and Cross, beri kesempatan untuk menilai kemajuan
1993). Penilaian informal merupakan pe- belajarnya melalui buku atau catatan
nilaian yang rancangan dan pelaksanaan- yang secara khusus digunakan untuk
nya kurang terstruktur, tidak secara khu- mencatat kemajuan belajar, kesulitan, dan
sus disusun secara sistematis oleh guru. berbagai saran yang terkait dengan pe-
Penilaian ini cenderung bersifat formatif nyelenggaraan pembelajaran. Penilaian
dan kualitatif, dilakukan oleh guru secara diri tidak terkait dengan pemberian nilai
terus-menerus selama pembelajaran tanpa penguasaan atau prestasi belajar. Penje-
menggunakan instrumen penilaian baku. lasan penilaian diri yang ada dalam buku
Guru sebagai life instrument mengamati siswa memberikan umpan balik kepada
kegiatan siswa selama pembelajaran, me- guru sebagai masukan untuk membantu
mantau kemajuan belajar, memeriksa tu- siswa dalam belajar dan mengembang-
gas-tugas (pekerjaan rumah), memberi- kan karakternya.
kan tanggapan terhadap pertanyaan sis- Tanya jawab dilakukan untuk me-
wa, dan kegiatan penilaian lain selama ngetahui sejauhmana siswa memahami
pembelajaran. Melalui penilaian informal substansi pelajaran, termasuk nilai-nilai
memungkinkan siswa dapat mendemon- karakter yang berkaitan dengan materi
strasikan apa yang diketahui dalam si- pelajaran tersebut. Tanya jawab hendak-
tuasi yang nyaman, dan guru dapat me- nya bersifat informal, terbuka, dan men-
lihat dan mendokumentasikan kemajuan dorong serta memotivasi siswa untuk
belajar siswa, termasuk perkembangan belajar lebih giat. Diskusi di antara siswa
karakternya. Penilaian formal merupakan dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
penilaian yang rancangan dan pelaksana- siswa memahami konsep atau meng-
annya disusun secara terstruktur dan sis- gunakan berbagai konsep untuk meme-
tematis oleh Guru, dengan menggunakan cahkan suatu masalah sesuai dengan
instrumen penilaian yang disusun secara nilai-nilai etika, ilmiah dan moral. Mela-
ketat. lui diskusi, guru dapat mengamati dan
memperoleh informasi yang terkait de-
ngan penguasaan siswa terhadap substan- dilakukan melalui pemeriksaan hasil pe-
si pelajaran, termasuk perkembangan pe- kerjaan rumah, secara informal memberi-
rilaku setiap siswa, seperti kerjasama, so- kan pertanyaan-pertanyaan baik berkait-
pan santun, menghargai pendapat orang an dengan materi maupun motivasi be-
lain, dan sebagainya. lajar siswa, dan mengamati respon siswa.
Penilaian kelas dilakukan terpadu de- Temuan yang diperoleh dapat digunakan
ngan kegiatan pembelajaran. Dalam hal untuk: mengembangkan rancangan re-
ini, penilaian dilakukan sebelum pembe- medi atau pengayaan, menjelaskan lagi
lajaran, pada saat pembelajaran, dan se- materi yang dipandang sesuai dan men-
telah selesai pembelajaran. Langkah awal dukung karakter, menyesuaikan tempo
dalam penilaian kelas adalah mengiden- (kecepatan) penyampaian materi.
tifikasi indikator pencapaian hasil belajar, Kegiatan guru dalam penilaian kelas
termasuk nilai-nilai karakter dari mata selama pembelajaran antara lain meliputi:
pelajaran yang telah dikembangkan da- menyesuaikan pendekatan pembelajaran
lam silabus. Agar materi dalam silabus sesuai temuan pada penilaian awal, me-
dapat dilaksanakan dalam pembelajaran, mantau kegiatan belajar siswa, berkomu-
guru menjabarkan silabus menjadi ren- nikasi dengan siswa untuk mengetahui
cana pelaksanaan pembelajaran (RPP). sejauhmana mereka memahami apa yang
RPP adalah penjabaran silabus yang sedang dipelajari, memperhatikan tang-
menggambarkan rencana prosedur dan gapan siswa selama proses pembelajaran
pengorganisasian pembelajaran untuk berlangsung dan memberikan penjelasan
mencapai kompetensi dasar yang ditetap- jika diperlukan, mengidentifikasi kemaju-
kan dalam Standar Isi. RPP digunakan an belajar dan karakter siswa
sebagai pedoman guru dalam melaksana- Kegiatan guru setelah selesai melak-
kan pembelajaran dan penilaian baik di sanakan kegiatan pembelajaran antara
kelas, laboratorium, dan/atau lapangan. lain meliputi: memberikan kesempatan
Sesuai dengan pendekatan penilaian pada siswa untuk melakukan penilaian
yang digunakan, perlu mengembangkan diri, mencakup kemajuan belajar, karak-
instrumen penilaian. Meskipun Guru se- ter, kesulitan, bantuan yang diperlukan
bagai life instrument, namun instrumen untuk menguasai pelajaran, dan saran-
seperti pedoman pengamatan, daftar pe- saran lainnya. Guru memberikan tugas
riksa (check list), tes tertulis dan lain-lain- terstruktur kepada siswa, dapat berupa
nya perlu disiapkan dengan baik. Hal ini pekerjaan rumah, tugas proyek, dan tu-
dapat digunakan oleh guru sebagai pedo- gas lain yang sistematis dan terkait erat
man yang akan mempermudah melak- dengan substansi pelajaran dan karakter.
sanakan penilaian dalam pembelajaran. Guru menganalisis informasi penilaian
Sebelum pembelajaran, guru melaku- yang diperoleh sebelum dan selama pem-
kan penilaian awal berkaitan dengan ke- belajaran untuk memahami perkembang-
sesuaian pembelajaran dengan siswa, an- an karakter setiap siswa, kemajuan bela-
tara lain kemampuan awal yang disyarat- jar, dan memberikan informasi untuk ran-
kan, penguasaan terhadap materi, minat cangan pembelajaran selanjutnya. Guru
dan motivasi belajar siswa. Penilaian ini menjelaskan sejauhmana tujuan pembe-
Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
121
atau watak, dan citra sekolah tersebut di las secara khusus juga perlu melakukan
masyarakat luas (Kusumah, 2009:3). Pe- penilaian karakter siswa dengan lebih
nilaian budaya sekolah sebaiknya dilaku- intensif dan mendalam. Pada tingkatan
kan oleh tim eksternal. Dalam hal ini, Di- sekolah, tim eksternal sangat diperlukan
nas Pendidikan Kabupatean/Kota atau untuk melakukan penilaian sejauhmana
Propinsi perlu membentuk tim penilai sekolah telah memiliki budaya (school
pendidikan karakter sekolah. Tim ini an- culture).
tara lain beranggotakan pengawas seko-
lah, para ahli dari perguruan tinggi, dan UCAPAN TERIMA KASIH
praktisi bidang pendidikan. Tim internal Terima kasih kepada Rektor dan pim-
pendidikan karakter di sekolah juga per- pinan di lingkungan Fakultas Teknik Uni-
lu melakukan penilaian atau monitoring versitas Negeri Yogyakarta atas kesem-
dan evaluasi terhadap budaya sekolah patan yang diberikan kepada penulis un-
sebagai umpan balik untuk menyem- tuk terlibat secara aktif dalam program
purnakan sistem pendidikan karakter di pengembangan pendidikan karakter di
sekolah. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Ke-
menterian Pendidikan Nasional. Terima
PENUTUP kasih juga disampaikan kepada tim Re-
Pendidikan karakter memiliki peran daksi Jurnal Cakrawala Pendidikan atas
yang sangat penting dalam membangun masukkannya sehingga memungkinkan
karakter siswa. Siswa yang berkarakter artikel ini dimuat di Cakrawala Pendidikan.
memiliki keimanan dan ketaqwaan, ke-
pedulian, kemandirian, keuletan, keingin- DAFTAR PUSTAKA
tahuan, kemampuan, dan motivasi yang
Angelo T.A, and Cross, P.K. 1993. Class-
tinggi untuk melakukan yang terbaik.
room Assessment Techniques. A Hand-
Mereka akan lebih mampu dalam meng-
book for College Teachers (2nd Ed.).
hadapi berbagai tantangan hidup sehing-
New York: Jossey-Bass.
ga dapat meraih keberhasilan di masa
mendatang. Pimpinan, guru dan karya- Buchori, Mochtar. 2007. Character Building
wan sekolah harus menjadi teladan da- dan Pendidikan Kita. http://www.-
lam berperilaku. Kesamaan persepsi dan kompas.co.id/kompas-cetak/0607/-
tekad serta dukungan dari seluruh warga 26/opini/2836169.htm. Diunduh 27
sekolah dalam penyelenggaraan pendi- November 2010.
dikan karakter sangat diperlukan agar
dapat mencapai tujuan secara optimal. Charlie, Abourjilie. 2002. Character Educa-
Penilaian yang komprehensif perlu di- tion. North Carolina: Public School
lakukan untuk mengetahui keberhasilan of North Carolina.
pendidikan karakter di sekolah. Penilaian
Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
kelas yang dilakukan oleh setiap guru
Buku Bahan Bimbingan Teknik KTSP
mata pelajaran hendaknya mengintegra-
SMK. Jakarta: Direktorat Pembina-
sikan nilai-nilai karakter yang sesuai de-
an SMK.
ngan materi pelajaran tersebut. Wali ke-
Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
123
Duncan, Harris and Chris, Bell. 1994. Eva- Rao, M.S. 2010. Which are the Employability
luating and Assessing for Learning. Skills – Hard Skills or Soft Skills?
New Jersey: Nichols Publishing http://www.career-journal.com/en-
Company. /leadership/206.html?infoView=254
55. Diunduh 31 Maret 2010.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010.
Panduan Pendidikan Karakter. (Ja- Roxxana, Mechem. 2011. The Eleven Prin-
karta: Direktorat Pembinaan SMP). ciples of Effective Character Education.
Rockwood USA: National School
Kirschenbaum, Howard. 1995. 100 Ways of Character.
to Enhance Values and Morality in
Schools and Youth Settings. Massa- Ryan, Kevin, and Bohlin Karen E. 1999.
chusetts: Allys & Bacon. Building Character in Schools. San
Fransisco: John Willey & Sons.
Kusumah, Wijaya. 2009. Mengenalkan Bu-
daya Sekolah Melalui MOS. http://- Shute, Valerie J, and Becker, Betsy Jane.
omjaylabs.wordpress.com. Diun- 2010. Innovative Assessment for The
duh 23 Juli 2009. 21st Century. New York: Springer
Science-Business Media.
Lickona, Thomas. 1991. Educating for Cha-
racter. New York: Bantam Books. Suyanto. 2009. Urgensi Pendidikan karakter.
http://enewsletterdisdik.wordpress
Marfu K. 2010. Penilaian Pendidikan Karak- .com/2010/07/26/urgensi-pendidi-
ter. http://www.inilahguru.com/in- kan-karakter. Diunduh 28 Novem-
dex.php?option=com_content&vie ber 2010.
w=article&id. Diunduh 14 Maret
2011. Undang-Undang No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 23 Tahun 2006. Standar Kompe- Zakaria, Teuku R. 2001. Pendekatan-Pende-
tensi Lulusan. katan Pendidikan Nilai dan Implemen-
tasidalam Pendidikan Budi Pekerti.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional http://www.pdk.go.id/balitbang/-
No. 20 Tahun 2007. Standar Peni- Publikasi/Jurnal/No_026. Diunduh
laian Pendidikan. 27 November 2010.
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005.
Standar Nasional Pendidikan.