Peran Pengawas Minum Obat (Pmo) Dalam Keberhasilan Pengobatan Tuberculosis Paru Di Masyarakat (The Role of Direct Observed Treatment in Tuberculosis Treatment Successful at Comm...
Peran Pengawas Minum Obat (Pmo) Dalam Keberhasilan Pengobatan Tuberculosis Paru Di Masyarakat (The Role of Direct Observed Treatment in Tuberculosis Treatment Successful at Comm...
Peran Pengawas Minum Obat (Pmo) Dalam Keberhasilan Pengobatan Tuberculosis Paru Di Masyarakat (The Role of Direct Observed Treatment in Tuberculosis Treatment Successful at Comm...
net/publication/327392692
CITATIONS READS
0 1,219
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
The Improvement of Student Competency in a Clinical Study in Indonesia: What Factors Played an Important Role? View project
All content following this page was uploaded by Jurnal Ners on 03 September 2018.
ABSTRACT
Introduction : The succeeded of the tuberculosis treatment depends on the obedience of the patient
in taking the tuberculosis’s medication assisted by the direct observed treatment shortcourse
(DOTS) to refrain resistancy and dropping out of the program. The aimed of this study was to
analyze the correlation between DOTS’s role with the successfullness of lung’s tuberculosis
treatment program at Bajawa city. Method : A cross sectional simple random sampling design was
used in this study. Population were all the Direct Observed Treatment Supervisors and patients
who have had finished their treatment of tuberculosis. Sample were 43 respondents. The
independent variables in this study were the role of the DOTSs, education level, family support,
motivation and the DOTSs attitude. The dependent variables were the patient’s obedience in taking
medication and the evaluation of the acid fast bacterias in their sputum. Data were collected by
using questionnaire and observation sputum the to evaluate acid fast bacteria. Data were analyzed
by using Spearman Rho with significance level with α<0.05.Result : The result showed that role of
the DOTSs had significance correlation with the succeeding program of tuberculosis (=0.023),
education level had significance correlation (=0.043), family support as the DOTS had
significance correlation (=0.021), motivation (=0.032) and attitude (=0.014). Analysis : It can
be concluded that the role of the DOTS has correlation with succesing tuberculosis treatment.
Discussion : The role of PMO cause the succesfully of Tb treatment for the community in Bajawa
City, Ngada NTT.
62
Jurnal Ners Vol.4 No.1 April 2009: 62-67
penderita TB Paru dalam minum obat. kita harus waspada sejak dini dan
Keteraturan minum obat dapat dicapai mendapatkan informasi lengkap tentang
dengan adanya pengawas minum obat OAT penyakit TB. Apabila hal ini tidak mendapat
(PMO) yang dipilih dari orang dekat perhatian dan penanganan yang tepat, cepat,
(keluarga) dan harus disegani oleh penderita segera dan intensif, maka prevalensi penyakit
(Depkes RI, 2003). Di Puskesmas Kota ini akan terus meningkat serta risiko
Bajawa semua PMO diambil dari keluarga penularan pun semakin tinggi. Penyakit TB
penderita sendiri yang berjumlah 48 orang paru menyerang sebagian besar kelompok
(sesuai jumlah penderita TB Paru) kerja produktif, penderita TB paru
berdasarkan kesepakatan yang dibuat kebanyakan dari kelompok sosial ekonomi
bersama oleh pengelola TB Paru Kabupaten rendah. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan
Ngada dengan seluruh Puskesmas yang yang rendah tentang penyakit dan bagaimana
berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan cara merawat penderita TB Paru dengan baik.
Kabupaten Ngada (Dinkes Kabupaten Ngada, Berbagai upaya telah dilakukan oleh
2007). pemerintah untuk mengurangi virulensi dan
Penanggulangan TB paru merupakan menekan jumlah penderita tuberkulosis,
suatu gerakan yang bukan saja menjadi diantaranya dengan dicanangkannya Gerakan
tanggung jawab pemerintah, swasta namun Terpadu Nasional (Gardunas TB) oleh
juga masyarakat. Salah satu kegiatan dalam Menkes RI pada tanggal 24 Maret 1999.
gerakan terpadu nasional (Gardunas) TB Pemerintah melalui Program Nasional
adalah pelaksanaan Strategi Directly Pengendalian TB telah melakukan berbagai
Observed Treatment Shortcourse (DOTS) upaya untuk menanggulangi TB, yakni
dengan tujuan untuk menjamin dan dengan strategi DOTS. World Health
mencegah resistensi, keteraturan pengobatan Organization (WHO) merekomendasikan 5
dan mencegah drop out penderita TB dengan komponen strategi DOTS, antara lain dengan
cara melakukan pengawasan dan pengawasan langsung Pengawas Minum
pengendalian pengobatan penderita Obat (PMO). Pelaksanaan strategi DOTS
tuberkulosis. Target program sudah dilaksanakan tetapi sampai saat ini
penanggulangan TB adalah tercapainya penderita tuberkulosis di Indonesia masih
penemuan penderita baru TB dengan BTA tinggi. Perlu dilakukan suatu modifikasi
positif paling sedikit 70% dari perkiraan dan strategi untuk meningkatkan keteraturan
menyembuhkan 85% dari semua penderita minum OAT bagi penderita TB. Penderita
tersebut serta mempertahankannya. Target TB perlu pengawasan langsung agar
ini diharapkan dapat menurunkan tingkat meminum obat secara teratur sampai sembuh
prevalensi dan kematian akibat TB hingga (Depkes RI, 2003). Orang yang mengawasi
separuhnya pada tahun 2010 dibanding tahun dikenal dengan istilah PMO (Pengawas
1990 dan mencapai tujuan millenium Minum Obat). PMO sebaiknya orang yang
development goals (MDGs) pada tahun 2015. dekat dan disegani oleh penderita TBC,
Indonesia memang telah banyak mencapai misalnya keluarga, tetangga, atau kader
kemajuan, yakni penemuan kasus baru 51,6% kesehatan. PMO bertanggung jawab untuk
dari target global 70% dan penyediaan obat memastikan penderita TB meminum obat
anti TB yang mencukupi kebutuhan sesuai anjuran petugas Puskesmas/UPK (Unit
perkiraan kasus di seluruh Indonesia, namun Pelayanan Kesehatan). Penderita TB
TB belum dapat diberantas, bahkan mungkin saja merasa malu atau kesakitan
diperkirakan jumlah penderita TB terus karena mengidap TB, maka PMO harus bisa
meningkat (Depkes RI, 2003). menjadi sahabat yang siap mendengarkan
Pada tahun 1999 WHO Global keluhan penderita dan bisa membuat
Surveillance memperkirakan di Indonesia penderita merasa nyaman (Bachti, 2008).
terdapat 583.000 penderita TB baru pertahun Berdasarkan permasalahan di atas,
dengan 262.000 BTA positif atau insidens peneliti ingin mengetahui tentang hubungan
rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. peran Pengawas Minum Obat (PMO), faktor
Kematian akibat TB diperkirakan menimpa eksternal dan internal seperti tingkat
140.000 penduduk tiap tahun (Depkes RI, pendidikan PMO, dukungan keluarga sebagai
2003). Kenyataan mengenai penyakit TB di PMO, usia, motivasi serta sikap dari PMO
Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga
63
Peran Pengawas Minum Obat (Nursalam)
64
Jurnal Ners Vol.4 No.1 April 2009: 62-67
65
Peran Pengawas Minum Obat (Nursalam)
66
Jurnal Ners Vol.4 No.1 April 2009: 62-67
penyuluhan dan pembagian brosur (leaflet) Dinkes Kabupaten Ngada, 2007. Nota
kepada PMO dan penderita TB paru tentang Kesepakatan Bersama (pengelola TB
peran dan fungsi PMO, penyakit, pengobatan Paru Kabupaten Ngada dengan
dan cara pencegahan TB paru, 3) adanya seluruh Puskesmas yang berada di
pembekalan kepada petugas kesehatan wilayah kerja Dinas Kesehatan
(pengelola program TB paru) dalam bentuk Kabupaten Ngada.
latihan dan seminar untuk meningkatkan Dinkes Kabupaten Ngada, 2008. Jumlah
kualitas pelayanan kesehatan dan 4) evaluasi penderita di Puskesmas Kota Bajawa
perlu dilakukan minimal setiap 1 bulan sekali dari bulan Januari-Mei 2008.
untuk mengetahui kekurangan dan hasil Dinkes Propinsi NTT, 2008. Data
pencapaian sebagai bahan acuan pelaksanaan Pencapaian Keberhasilan Pengobatan
program pengobatan TB paru selanjutnya. TB Seluruh Kabupaten Kota di Nusa
Tenggara Timur.
KEPUSTAKAAN Friedman, 1998. Keperawatan Keluarga,
Teori dan Praktek, Jakarta: EGC, hlm.
Arikunto, S., 2006. Prosedur Penelitian. 24-26.
Jakarta: PT Rineka Cipta, hlm. 71-81. Handoko, 1995. Motivasi Penggerak Tingkah
Azwar, 1995. Sikap Manusia Teori dan Laku, Jogyakarta: Kanisius, hlm. 4-8.
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Notoadmojo, 2003. Pendidikan Dan Perilaku
Pelajar, hlm. 25-27. Kesehatan Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Bachti, 2008. TBC Sembuh Total Dengan Rineka Cipta, hlm. 45-47.
Pelayanan DOTS, (online) Notoadmojo, 2000. Pengantar Pendidikan
(http://www.pikiranrakyat.com.net.id, Kesehatan dan Ilmu Perilaku
diakses tanggal 15 November 2008, Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset,
Jam 20.15 WIB). hlm. 21-27.
Depkes RI, 2003. Pedoman Penanggulangan Swamburg, 2001. Kepemimpinan Dalam
Penyakit TB Paru. Jakarta: Dirjen Manajemen Keperawatan. Jakarta:
PPM dan PLP, Hlm.8-16. EGC, hlm. 23-25.
Depkes RI, 2005. Pedoman Penanggulangan Suprajitno, 2004. Asuhan Keperawatan
Tuberkulosis Paru. Jakarta: Dirjen Keluarga: Aplikasi dalam Praktek.
PPM dan PLP, hlm. 14-20. Jakarta: EGC, hlm. 43.
Depkes RI, 2007. Pedoman Penanggulangan
Tuberkulosis. Jakarta: Dirjen PPM dan
PPL, hlm. 6-23.
67