The Role of Health Cadres in The Actions of Tuberculosis Cases With Theory Planned Behaviour Approach in Bendosari Public Health
The Role of Health Cadres in The Actions of Tuberculosis Cases With Theory Planned Behaviour Approach in Bendosari Public Health
The Role of Health Cadres in The Actions of Tuberculosis Cases With Theory Planned Behaviour Approach in Bendosari Public Health
2 – Juli 2018
Abstract: Tuberculosis (TB) in the world continues to increase, in 2012 as many as 8.6 million people,
in 2013 as many as 9 million people and in 2015 as many as 9.6 million people. It is estimated that in
Indonesia every year there are 450,000 new cases, and a third are not yet covered by health services.
TB case finding is the first step in TB prevention activities. Efforts to find TB cases need to involve
many health sectors such as health cadres. The role of health cadres is related to behavioral
interventions with the Theory of Planned Behavior (TPB) approach. This study aims for the role of
health cadres in the action of finding tuberculosis cases with the planned of behavior theory approach
in the work area of the bendosari health center. The design of this study using observational analytic.
The study was conducted in May-June 2017 in the Bendosari Community Health Center work area.
The research subjects were 60 health cadres who were chosen by fixed disease sampling technique.
Endogenous variables consist of: intention and discovery of TB cases. Exogenous variables consist of:
attitudes, norms and behavioral control. Instruments used in data retrieval are questionnaires and
analyzed by path analysis. The results of this study were: intention (b = 4.96; 95% CI = 2.78 to 7.14; p
= 0.001) related to TB case finding. Attitudes (b = 1.87; 95% CI = 0.08 to 3.66; p = 0.040), subjective
norms (b = 1.47; 95% CI = 0.35 to 3.29; p = 0.113), perception of behavioral control (b = 2.31; 95% CI
= 0.92 to 2.69; p = 0.001), related to intention. The results show that the increased intention to directly
improve the discovery of tuberculosis. Increased attitudes, norms and behavioral control directly
increase the intention in the discovery of TB. Collaboration between health cadres and health workers
is needed for TB case finding in the community.
Keyword: Health Caders, Actions of Tuberculosis Cases, Theory of Planned Behaviour
Abstrak: Penyakit tuberkulosis (TB) di dunia terus mengalami peningkatan, tahun 2012 sebanyak 8,6
juta jiwa, tahun 2013 sebanyak 9 juta jiwa dan tahun 2015 sebanyak 9,6 juta jiwa. Diperkirakan di
Indonesia setiap tahun terdapat 450.000 kasus baru, dan sepertiganya belum terjangkau pelayanan
kesehatan. Penemuan kasus TB merupakan langkah pertama kegiatan penanggulangan TB. Upaya
penemuan kasus TB perlu melibatkan banyak sektor kesehatan seperti kader kesehatan. Peran kader
kesehatan berkaitan dengan intervensi perilaku dengan pendekatan Theory of Planned Behavior
(TPB). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kader kesehatan dalam tindakan penemuan
kasus tuberkulosis dengan pendekatan theory planned of behavior di wilayah kerja Puskesmas
Bendosari. Desain penelitian ini dengan menggunakan analitik observasional. Penelitian dilaksanakan
pada Mei–Juni 2017 in wilayah kerja Puskesmas Bendosari. Subjek penelitian berjumlah 60 kader
kesehatan yang dipilih dengan teknik fixed disease sampling. Variabel endogen terdiri dari: niat dan
penemuan kasus TB. Variabel eksogen terdiri dari: sikap, norma dan kendali perilaku.instrumen yang
digunakan dalam pengambilan data adalah dengan kuesioner dan dianalisis dengan path analisis.
Hasil penelitian ini adalah: niat (b= 4.96; 95% CI= 2.78 to 7.14; p= 0.001) berhubungan dengan
penemuan kasus TB. Sikap (b= 1.87; 95% CI= 0.08 to 3.66; p= 0.040), norma subjektif (b= 1.47; 95%
CI= 0.35 to 3.29; p= 0.113), persepsi kendali perilaku (b= 2.31; 95% CI= 0.92 to 2.69; p= 0.001),
berhubungan dengan niat. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan niat meningkatkan secara
langsung penemuan tuberkulosis. Peningkatan sikap, norma dan kendali perilaku meningkatkan
secara langsung niat dalam penemuan TB. Kerjasama antara kader kesehatan dengan tenaga
kesehatan diperlukan untuk penemuan kasus TB di masyarakat.
Kata Kunci: Kader kesehatan, Penemuan Kasus TB, Theory Planned Behaviour
Penyakit tuberkulosis paru (TB paru) terus kerja. Kader kesehatan adalah anggota
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. masyarakat yang dipercaya untuk menjadi
Pada tahun 2012, kasus TB paru di dunia pengelola upaya kesehatan masyarakat
terdapat 8,6 juta (Kemenkes RI, 2015). (Notoatmodjo, 2010). Upaya untuk menemukan
Berdasarkan data World Health Organization kasus TB di masyarakat dalam rangka
(WHO) tahun 2013 terdapat 9 juta penduduk meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk
dunia telah terinfeksi kuman TB (WHO, 2014). salah satunya peran kader yang perlu diperkuat.
Sedangkan pada tahun 2014 meningkat menjadi Model deteksi dini TB oleh kader ini konsisten
9,6 juta dengan kasus TB paru terbanyak dengan salah satu elemen dalam Stop TB
berada di wilayah Afrika (37%), wilayah Asia partnership untuk menghentikan TB yaitu
Tenggara (28%), dan wilayah Mediterania Timur pemberdayaan pasien dan komunitas sehingga
(17%) (WHO, 2015). dapat mengurangi ketergantungan masyarakat
Prevalensi TB paru tertinggi berdasarkan kepada petugas kesehatan untuk memecahkan
diagnosis dan provinsi yaitu Jawa Barat sebesar masalah kesehatan mereka (Sumartini, 2014).
0,7%, DKI Jakarta dan Papua masing-masing Menjaring suspek TB, memberikan
sebesar 0,6%. Sedangkan Provinsi Riau, pelayanan Komunikasi Edukasi dan Informasi
Lampung, dan Bali merupakan provinsi dengan (KIE) TB juga TB melibatkan peran kader
prevalensi TB paru terendah yaitu masing- kesehatan. Peran adalah seperangkat perilaku
masing sebesar 0,1% (Kemenkes RI, 2015). individu yang diharapkan oleh orang lain sesuai
Penyakit TB paru merupakan penyebab kedudukannya dalam sistem (Kozier et al.,
kematian nomor tiga setelah penyakit jantung 2010). Maka upaya untuk menguatkan peran
dan saluran pernafasan pada semua kelompok berkaitan dengan intervensi perilaku. Upaya
usia serta nomor satu untuk golongan penyakit untuk melakukan perubahan perilaku pada
infeksi (Jain dan Dixit, 2008). Angka kematian individu, dari yang awalnya kurang atau tidak
akibat penyakit TB di Indonesia dari tahun ke aware terhadap pentingnya melakukan
tahun semakin meningkat. Diperkirakan setiap penemuan kasus TB menjadi aware dengan
tahun 450.000 kasus baru ada sekitar sepertiga pendekatan Theory of Planned Behaviour
penderita di Puskesmas, sepertiga di rumah (TPB). Berdasarkan TPB, perilaku penemuan
sakit dan sisanya belum terjangkau oleh kasus TB dapat diprediksi dan intensi/niat
pelayanan kesehatan (Liestyowati, 2008). melakukan penemuan kasus TB, dan niat
Penemuan kasus tuberkulosis (TB) dipengaruhi oleh sikap tentang perilaku (attitude
merupakan langkah pertama kegiatan toward behaviour), norma subjektif dan kendali
penanggulangan TB. Penemuan dan perilaku yang dipersepsikan (perceived
penyembuhan pasien TB menular, secara behavioral control/PBC). Oleh karena itu,
bermakna dapat menurunkan angka kesakitan peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk
dan kematian akibat TB. Upaya penemuan mengetahui peran kader dalam tindakan
kasus TB perlu melibatkan banyak sektor penemuan kasus tuberkulosis dengan
kesehatan seperti puskesmas, maupun sektor pendekatan theory of planned behavior.
lain seperti kader kesehatan (Depkes RI, 2009).
Rendahnya angka penemuan kasus TB II. METODE PENELITIAN
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, Penelitian ini merupakan penelitian analitik
diantaranya adalah sistem surveilan yang belum observasional menggunakan desain
kuat, kemampuan mendiagnosis penyakit TB korelasional. Penelitian dilaksanakan bulan Mei
yang kurang disertai kurangnya akses ke – Juni 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas
pelayanan kesehatan (WHO, 2014). Kurangnya Bendosari. Jumlah subjek penelitian yang
pengetahuan masyarakat tentang gejala-gejala digunakan sejumlah 60 subjek dengan teknik
awal TB paru dan sistem penjaringan penderita pengambilan subjek fixed disease sampling.
di Puskesmas dalam melakukan anamnesis Teknik pengumpulan data menggunakan
yang belum optimal juga mempengaruhi kuesioner. Analisis data menggunakan path
rendahnya cakupan suspek yang diperiksa analysis
(Dinkes Jateng, 2013).
Upaya untuk meningkatkan angka III. HASIL PENELITIAN
penemuan kasus TB dapat dilakukan oleh 1. Karakteristik Subjek Penelitian
masyarakat dan semua tenaga kesehatan. Karakteristik subjek penelitian dapat
Upaya yang bersumber dari masyarakat dilihat pada tabel 1.
umumnya memperkuat tenaga kesehatan
sehingga masyarakat juga dapat dilibatkan
dalam meningkatkan penemuan kasus TB.
Salah satunya adalah melalui kader kesehatan
yang harus dianggap sebagai mitra atau partner
ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 161
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018
Sikap
binomial binomial
Persepsi
Sikap
1.9
binomial binomial
1.5 5
Norma Niat Penemuan
-2.9 -3.5
logit logit
2.3
Persepsi
Gambar 2 menunjukkan hasil analisis jalur positif antara sikap dengan niat penemuan
dengan bantuan STATA 13 didapatkan hasil TB yaitu sebesar 1.87, terdapat hubungan
hubungan antara penemuan kasus TB dan positif antara norma subjektif dengan niat
faktor perilaku yang mempengaruhinya. penemuan TB yaitu sebesar 1.47, terdapat
Hasil nilai koefisien pada setiap variabel di hubungan positif antara persepsi kendali
setiap jalur yaitu terdapat hubungan positif perilaku dengan niat penemuan TB yaitu
antara niat dengan keikutsertaan penemuan sebesar 2.31.
TB yaitu sebesar 4.96, terdapat hubungan
Tabel 2. Hasil analisis jalur faktor perilaku yang mempengaruhi penemuan kasus TB
lebih banyak yang tidak berniat untuk ikut Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar
membantu dalam kegiatan case finding Fundamental Keperawatan: Konsep,
penyakit kusta yaitu sebanyak 29 kader Proses & Praktik, Volume 1, Edisi: 7.
kesehatan (48.3%) dibandingkan dengan Jakarta : EGC.
kader kesehatan yang berniat yaitu
sebanyak 31 orang (51.7%). Niat dari Liestyowati. (2008). Hubungan Antara Persepsi
kader kesehatan untuk membantu dalam dan Pengetahuan Orang Tua dengan
kegiatan penemuan kasus tuberkulosis Kepatuhan Pengobatan Tuberkulosis
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pada Anak di Kabupaten Sragen.
norma subjektif dan persepsi kendali Surakarta, Universitas Negeri Sebelas
perilaku Maret. Tesis
Dinkes Jateng. (2013). Buku Profil Kesehatan Prianti, NIK. (2016). Faktor-Faktor yang
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Mempengaruhi Niat dan Perilaku
Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Whistleblowing Mahasiswa Akuntansi. E-
Jawa Tengah, p : 16 jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 05, No. 12
Jain A, Dixit P. (2008). Multidrug resistant to Sumartini, N P (2014). Penguatan Peran Kader
extensively drug resistant tuberculosis : Kesehatan dalam Penemuan Kasus
What is Next ?. Indian Academy of Tuberkulosis (TB) BTA Positif melalui
Sciences, 33 (4), 605-616 Edukasi dengan Pendekatan Theory of
Planned Behaviour (TPB). Jurnal
Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Kesehatan Prima, Vol. 8, No. 1
Tahun 2014. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, p : 133-7
World Health Organization. (2014). Global Zia Ulhaq, Retno Komolohadi. 2015.
tuberculosis report 2014. Retrieved Hubungan antara Kontrol Diri dengan
from Perilaku Merokok pada Siswa Siswi
SMAN 1 Parakan.