Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kompetensi Pedagogik Guru Ips Dalam Pembelajaran Ips Di SMP Negeri 1 Haruyan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS DALAM PEMBELAJARAN IPS

DI SMP NEGERI 1 HARUYAN

Oleh
Noor Hidayati
Dosen IAIN Antasari

ABSTRACT

Pedagogical competencies include the capabilities to manage learners, to design and to


implement teaching and learning process, to assess students’ achievement and to develop
students’ potential actualization. The pedagogical competence of the social science
teachersof SMPN 1 Haruyan, this research formulates the problems as follows: (1) How is
the pedagogical competence of IPS teachers in designing the teaching and learning process
of social science?, (2) How is the pedagogical competence of IPS teachersin conducting the
teaching and learning process? (3) How is the pedagogical competence of IPS teachers in
using the instructional media? and (4) How is the pedagogical competence of IPS teachersin
conducting the evaluation for teaching and learning process .The research method used is
descriptive qualitative conducted to the IPS teachers of SMPN 1 Haruyan.Based on the
results this research shows that (1) the IPS teachers do not fully have the pedagogical
competence in planning the teaching and learning process because they have never involved
in identifying the students’ learning needs. (2) the IPS teachers do not fully have pedagogical
competence in performing the teaching and learning process because they do not always
carry out the teaching and learning process in accordance with the procedures in the RPP,
(3) the pedagogical competence of IPS teachers in using instructional media is still lacking
because only one teacher that sometimes use laptop, computer, LCD, speaker, and internet.
(4) the IPS teachers do not always conducted the evaluation of teaching and learning process
because they do not always carry out pre-test and post-test on each lesson.

Key words: Pedagogical competency, Social Science Teachers


PENDAHULUAN
Pada era globalisasi sekarang ini menuntut semua pihak dalam berbagai bidang
dan sektor pembangunan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut
menunjukan pentingnya upaya peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif yang harus dilakukan secara terus menurus, sehingga pendidikan dapat
digunakan sebagai wahana dalam membangun watak bangsa. Guru merupakan salah satu
profesi yang berperan dalam membentuk dan menentukan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) di masa yang akan datang. Oleh sebab itu sebab itu diperlukan guru
yang berkualitas pula termasuk di dalamnya guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Salah
satu untuk meningkatkan kualitas guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah
meningkatkan kompetensi guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang meliputi beberapa
kompetensi salah satunya kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik dalam hal
kemampuan seorang guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mengelola proses
pembelajaran peserta didik mencakup kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.

METODE
Penelitian menggunakan metode kualitatif. Peneliti berusaha memperoleh data sesuai
dengan gambaran keadaan, realita dan fenomena yang diselidiki. Teknik analisis data
dalam penelitian ini mengikuti konsep Miles and Huberman (Wahyu, 2012: 12),
“mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai
tuntas, dan datanya sampai jenuh”. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara
dan dokumentasi. Adapun Uji keabsahan data dilakukan melalui uji perpanjangan
pengamatan, triangulasi dan member chek.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Kompetensi pedagogik guru IPS dalam merencanakan pembelajaran IPS di SMP
Negeri 1 Haruyan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kompetensi pedagogik guru IPS
dalam merencanakan pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Haruyan adalah pada
umumnya guru IPS membuat dan memiliki perangkat pembelajaran, perangkat tersebut
dibuat pada awal tahun pelajaran, guru, IPS melakukan identifikasi sumber-sumber
belajar dalam pembuatan RPP namun guru IPS tidak pernah melibatkan peserta didik
dalam melakukan identifikasi kebutuhan belajar, guru IPS dalam membuat perangkat
pembelajaran biasanya dilakukan dengan saling bekerjasama dengan guru lain misalnya
di forum MGMP, perangkat pembelajaran IPS yang dibuat memuat kalender
pendidikan, prota, prosem, pemetaan SK/KD, silabus, RPP dan KKM, pembuatan
perangkat tersebut dibuat berdasarkan pedoman pemerintah yang ada dalam KTSP.
Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan
merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran, yang
memiliki peran penting dan menentukan arah pembelajaran. Kompetensi yang harus
dipelajari dan dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat
dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta
didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan
digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasarkan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-
kompetensi yang sedang dipelajari.
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dalam pengembangan kurikulum terutama pada saat
merumuskan perangkat baik silabus dan RPP yang mencakup SK, KD, Tujuan
pembelajaran, sumber belajar dan instrumen penilaian harus selalu dikembangkan oleh
guru terutama untuk mata pelajaran IPS, karena kalau yang peneliti pahami bahwa latar
belakang guru IPS berasal dari disiplin ilmu yang berbeda-beda yakni dari ekonomi,
dan geografi sehingga mengalami kendala terutama pada tema sejarah, PKn, sosiologi
atau tema yang selain dari disiplin ilmu yang diterimanya pada saat pendidikan
sarjananya. Dalam Pasal 37 UU Sisdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS
merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum. Lebih lanjut dikemukakan
tentang bahan kajian IPS pada bagian Penjelasan UU Sisdiknas Pasal 37 dalam Sapriya
bahwa:

“Bahan kajian ilmu pengetahuan sosial antara lain adalah ilmu bumi, sejarah,
ekonomi, kesehatan dan sebagainya yang dimaksudkan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik
terhadap kondisi sosial dan masyarakat” (Sapriya, 2012:45)

Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, dalam membuat atau


merancang perangkat pembelajaran yang benar dan sesuai telah diatur dan ditentukan
pada pedoman dan permen, tetapi yang menjadi kendala menurut pengamatan
dilapangan bahwa guru IPS di SMP Negeri 1 Haruyan tidak memiliki pedoman dan
permen tersebut sehingga kalau membuat atau merancang perangkat pembelajaran dari
tahun ke tahun sama halnya kelihatannya tinggal mengganti tahunnya dan semesternya
saja.
Perangkat dibuat pada awal tahun ajaran baru lengkap mulai dari kalender
pendidikan, prota, prosem, pendistribusiannya, pemetaan SK/KD, silabus RPP dan
KKM, peneliti mengamati dari perangkat masing-masing guru yang ada sekaligus
dibuat lengkap untuk satu tahun. Dalam penerapannya di lapangan apakah sesuai atau
tidak bisa hampir diabaikan artinya bahwa perangkat yang dibuat hanya sekedar
rutinitas dan pemenuhan kewajiban saja, misalnya untuk bukti usul pangkat, jadi
perangkat pembelajaran belum menjadi kebutuhan dan satu-satunya acuan dalam
melaksanakan pembelajaran.
Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang
mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program.
Komponen program mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan teknik,
media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya.
2. Kompetensi pedagogik guru IPS dalam melaksanakan pembelajaran IPS di SMP
Negeri 1 Haruyan
Hasil penelitian di SMP Negeri 1 Haruyan diketahui bahwa guru IPS dalam
melaksanakan pembelajaran IPS pada umumnya guru IPS kadang-kadang
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan urutan langkah-langkah yang telah dibuat
dalam RPP, guru IPS tidak selalu melakukan pre tes dan post tes setiap kali
pembelajaran berlangsung, guru IPS telah memberikan peluang pada peserta didik
untuk memperoleh pengetahuan yang optimal, hal ini dibuktikan dengan guru mencoba
memberikan contoh aplikasi materi pelajaran dalam kegiatan sehari-hari, guru IPS
menggunakan teknik mengajar yang bervariasi untuk menarik perhatian peserta didik,
guru IPS memberikan kesempatan bertanya atau mengajukan pendapat, memberikan
respon yang positif dan relevan terhadap komentar dan pertanyaan yang diajukan oleh
peserta didik, guru IPS berusaha untuk memperhatikan dan mendengarkan dengan
seksama pendapat maupun pertanyaan dari peserta didik, guru sering memberikan
pertanyaan terbuka sehingga menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan
pengetahuan peserta didik.
Salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru seperti dirumuskan
dalam Standar Nasional Pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2009: 103) bahwa “pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari
proses dialogis antar sesama subjek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis
dan komunikasi karena tanpa komunikasi tidak akan ada pendidikan sejati”.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam
interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal
maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas guru
yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Menurut Mulyasa
(2009: 103) umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu pre tes,
proses dan post tes.
Proses dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik. Proses pembelajaran dan penbentukan perlu
dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas
dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Aktivitas dalam
suatu pembelajaran bukan hanya peserta didik yang aktif belajar tetapi dilain pihak,
guru juga harus mengorganisasi suatu kondisi yang dapat mengaktifkan peserta didik
dalam belajar. Tugas guru sebagai fasilitator dan pembimbing adalah memberikan
bantuan dan arahan. Aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi.
3. Kompetensi pedagogik guru IPS dalam penggunaan media pembelajaran IPS di
SMP Negeri 1 Haruyan
Hasil penelitian diketahui bahwa kompetensi pedagogik guru IPS dalam
penggunaan media pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Haruyan adalah hanya satu guru
IPS yang kadang-kadang menggunakan media pembelajaran berupa laptop, komputer,
LCD, speaker, dan internet. Dua diantaranya belum menggunakan media pembelajaran
yang berbasis teknologi, hal ini dikarenakan guru tidak terampil dalam menggunakan
media tersebut.Bagi guru yang telah menggunakan media pembelajaran tersebut
merasakan manfaat bahwa pembelajaran terasa lebih mudah dan menyenangkan,
peserta didik tidak bosan dan cepat memahami materi yang diajarkan. Pemilihan
penggunaan media pembelajaran oleh salah satu guru IPS tersebut berdasarkan
pertimbangan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan efektif tidaknya penggunaan
media pembelajaran tersebut.
Pemanfaatan terhadap media pembelajaran saat ini sangat diperlukan dalam hal
mempermudah dalam penyajian materi tidak berpatokan pada buku saja, misalkan
untuk menampilkan gambar-gambar, dapat digunakan untuk mencari materi atau contoh
yang lebih faktual dengan internet. Djamarah dan Aswan Zain (2006: 121)
mengemukakan bahwa “media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran”. Adapun menurut
Sumiati dan Asra (2007: 160) mengemukakan bahwa “media pembelajaran diartikan
sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message),
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
proses belajar”.
Dengan demikian, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional
yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari
dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan
dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan/ dipertunjukkan oleh peserta didik, seperti
menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-
prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-
konsep atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan tugas yang melibatkan
pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
4. Kompetensi pedagogik guru IPS dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran IPS
di SMP Negeri 1 Haruyan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kompetensi pedagogik guru IPS
dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Haruyan adalah
kadang-kadang melaksanakan pre tes dan post tes pada pelaksanaan pembelajaran, yang
seringkali dilakukan guru IPS adalah melaksanakan post tes saja pada akhir
pembelajaran, hasil post tes atau pelaksanaan evaluasi belajar lainnya berupa
penugasan, ulangan harian ataupun ulangan semester biasanya langsung dianalisis
begitu kegiatan berakhir, hal ini untuk mengetahui peserta didik yang belum tuntas
dalam mencapai kompetensinya, atas dasar itulah nantinya diberikan program remedi
atau pengayaan, hasil evaluasi belajar peserta didik dikomunikasikan atau
diinformasikan pada orang tua peserta didik hanya pada akhir semester saja, terkecuali
bagi peserta didik yang mengalami masalah belajar pada mata pelajaran IPS sehingga
diperlukan bimbingan mendalam, hambatan belajar yang diketahui dari hasil evaluasi
belajar kadang-kadang dijadikan masukan dan pertimbangan bagi perencanaan program
berikutnya.
Menurut Mulyasa (2009: 108) evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik yang dapat dilakukan
dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan
sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program. Berhasil dan tidaknya suatu
pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat dari evaluasi terhadap out put yang
dihasilkan. Dengan kompetensi yang dimilikinya, maka setiap guru harus mengadakan
evaluasi setelah materi yang diajarkan selesai.
Bagi seorang siswa, nilai merupakan sesuatu yang sangat penting, karena nilai
merupakan cermin dari keberhasilan belajar, namun disini tidak hanya siswa sendiri
yang memerlukan cermin keberhasilan belajar, guru juga diperlukan. Penilaian ini dapat
di ambil dari bentuk tes tertulis, tes lisan, Penugasan (PR) dan menjawab pertanyaan.
Adapun, penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian
akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan
bahasan atau kompetensi tertentu. Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar,
memberikan umpan balik, memperbaiki proses pembelajaran dan pembentukan
kompetensi peserta didik, serta menentukan kenaikan kelas. Guru mampu
menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru
melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan
informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan
pengayaan guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses
pembelajarannya.

SIMPULAN
1. Guru IPS di SMP Negeri 1 Haruyan belum sepenuhnya memiliki kompetensi pedagogik
dalam merencanakan pembelajaran IPS, guru IPS membuat dan memiliki perangkat
pembelajaran, guru IPS melakukan identifikasi sumber-sumber belajar dalam pembuatan
RPP.
2. Guru IPS di SMP Negeri 1 Haruyan belum sepenuhnya memiliki kompetensi pedagogik
dalam melaksanakan pembelajaran IPS, guru IPS kadang-kadang melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan urutan langkah-langkah yang telah dibuat dalam RPP, guru
IPS tidak selalu melakukan pre tes dan post tes setiap kali pembelajaran berlangsung,
guru IPS telah memberikan peluang pada peserta didik untuk memperoleh pengetahuan
yang optimal.
3. Kompetensi pedagogik guru IPS dalam penggunaan media pembelajaran IPS di SMP
Negeri 1 Haruyan hanya satu guru IPS yang kadang-kadang menggunakan media
pembelajaran berupa laptop, computer, LCD, speaker, dan internet. Dua diantaranya
belum menggunakan media pembelajaran yang berbasis teknologi. Hal ini dikarenakan
guru tidak terampil dalam menggunakan media tersebut.
4. Kompetensi pedagogik guru IPS dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran IPS di
SMP Negeri 1 Haruyan kadang-kadang melaksanakan pre tes dan post tes pada
pelaksanaan pembelajaran, yang seringkali dilakukan guru IPS adalah melaksanakan
post tes saja pada akhir pembelajaran, hasil post tes atau pelaksanaan evaluasi belajar
lainnya berupa penugasan, ulangan harian ataupun ulangan semester biasanya langsung
dianalisis begitu kegiatan berakhir.
DAFTAR RUJUKAN
Abbas, Ersis W. 2013. Mewacanakan Pendidikan IPS. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
Djamarah, SB & Zain, A. 2006. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Emzir. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Fathurrohman, Pupuh dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Iskandar. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi.
Koswara, D. Deni, dkk.2008. Bagaimana Menjadi Guru Kreatif?. Bandung: PT.Pribumi
Mekar.
Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Referensi.
Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sapriya. 2012. Konsep dan Pendidikan IPS (Konsep dan Pembelajaran). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R &
D). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sumiati, Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
Trianto. 2013.Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Unlam. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Solo: Smart Media.
Wahyu. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Banjarmasin: FKIP UNLAM.

You might also like