Peran Guru Dalam Kegiatan Promosi Kesehatan Penceg
Peran Guru Dalam Kegiatan Promosi Kesehatan Penceg
Peran Guru Dalam Kegiatan Promosi Kesehatan Penceg
1 / Januari 2019
ABSTRACT
Background: Primary school-aged children are at risk of having health problems. One of the
health problems that can cause disruption of growth and development is obesity. School is
one of the parties who play an important role in providing health education for children
which aims to improve healthy living habits of children. The role of school primarily teacher
was very important to prevent children obesity. The purpose of this study was to identify the
role of teachers in health promotion activities in elementary schools for prevent obesity
Method: This study was conducted using descriptive analytical design with cross sectional
approach, complemented with qualitative data. The population in this study were teachers in
elementary schools who appointed as health school teachers in the working area of
Kedungmundu Health Center, Semarang City. Sample of this study was selected purposively
by the criteria of active and inactive school health programs. The total sample was 14
teachers for each group, therefore totally 28 teachers involved in this study. Data was
collected using face to face interview with trained enumerator and participants signed
informed consent before interviewed.
Results: level of Knowledge and attitudes of teachers about health promotion schools for
preventing student’s obesity were higher between active and non-active school health
program. Teacher's age and education were significantly associated with active school
programs with p value 0.039 and 0.040 respectively. Teachers from active school health
programs were younger (<30 years old) and have higher education (bachelor) than those
who are not active school. Teachers from active school health programs are more initiative to
run activities which support nutritional behavior such as provision healthy canteens and
physical activities outside the class course rather than only waiting for activities from the
health center.
Keywords: Teachers, health promotion school, obesity, elementary students
53
Peran Guru dalam Kegiatan… (Hermien N., Aryadiva N. P., Wanda N. A.)
meningkatkan risiko obesitas ketika gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas
mencapai usia dewasa. Menurut sebuah pada anak usia 6-14 tahun di Kota
penelitian, 42,4% anak di Itali didiagnosa Semarang menduduki peringkat pertama
menderita obesitas. UNICEF pada tahun se-Jawa Tengah yaitu sebesar 16,85%.(6)
2013 menyatakan bahwa prevalensi Menurut Data Dinas Kesehatan Kota
obesitas anak mencapai 5,4% di negara- Semarang Tahun 2014 tentang Status Gizi
negara berkembang.(3) Anak per kelurahan di Kota Semarang,
Prevalensi nasional kegemukan dan kelurahan dengan prevalensi obesitas anak
obesitas pada anak usia sekolah (5-12 tertinggi pada tahun 2014 adalah
tahun) terus meningkat, pada tahun 2007 Kelurahan Tlogosari Kulon yaitu 23,93%.
prevalensi kegemukan dan obesitas yaitu Obesitas tidak hanya menyerang
sebesar 7,9% kemudian terjadi peningkatan orang dewasa, namun juga mengancam
pada tahun 2010 sebesar 9,2% dan kalangan remaja bahkan anak-anak.
meningkat kembali pada tahun 2013 yaitu Obesitas pada anak jika tidak teratasi akan
sebesar 18,8%. Pada tahun 2010 provinsi berlanjut sampai remaja bahkan sampai
Jawa Tengah termasuk dalam provinsi dewasa, yang dapat mengantarkannya pada
yang prevalensi kegemukan dan obesitas masalah kesehatan yang biasanya sering
pada anak sekolah di atas prevalensi dialami oleh orang dewasa seperti diabetes,
nasional yaitu sebesar 10,9% .(4) tekanan darah tinggi, dan kolesterol
Penelitian yang dilakukan oleh tinggi.(5)(7) Selain itu juga, obesitas akan
Damayanti et.al yang tergabung dalam berpengaruh terhadap psikologisnya.
Masyarakat Pediatri Indonesia terhadap Anak-anak yang obesitas cenderung lebih
anak-anak sekolah dasar di sepuluh kota merasa cemas dan memiliki kemampuan
besar Indonesia dengan metode acak bersosialisasi lebih rendah, hal tersebut
periode 2002-2005 menunjukkan hasil juga akan mengganggu proses belajar
prevalensi obesitas pada anak usia sekolah sehingga dapat menyebabkan menurunnya
dasar yaitu Jakarta (25%), Semarang prestasi akademis anak.(8)
(24,3%), Medan (17,75%), Denpasar Sekolah merupakan salah satu
(11,7%), Surabaya (11,4%), Padang pihak yang turut berperan penting dalam
(7,1%), Manado (5,3%), Yogyakarta (4%), memberikan pendidikan kesehatan bagi
dan Solo (2,1%).(5) Ini berarti anak obes di anak yang bertujuan untuk menanamkan
Semarang berada pada peringkat kedua. kebiasaan hidup sehat bagi anak.(9)
Menurut data Riskesdas untuk Laporan Intervensi yang dilakukan melalui
Jawa Tengah pada tahun 2007, prevalensi beberapa program secara intensif dan
54
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
55
Peran Guru dalam Kegiatan… (Hermien N., Aryadiva N. P., Wanda N. A.)
56
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
Tabel 1. Karakteristik responden guru-guru Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang
Tabel 2. Pengetahuan, dan sikap guru tentang kegiatan promosi kesehatan di sekolah untuk
pencegahan obesitas pada siswa.
n % n %
1 Pengetahuan
Baik 12 85,7 7 50
Cukup 2 14,3 7 50
2 Sikap
Baik 9 64,3 6 42,9
Kurang 5 35,7 8 57,1
57
Peran Guru dalam Kegiatan… (Hermien N., Aryadiva N. P., Wanda N. A.)
Tabel 3. Uji perbedaan peran guru dalam kegiatan promosi kesehatan untuk pencegahan
obesitas siswa antar kelompok aktif dan non aktif UKS
Mean
Variabel Mean kelompok kelompok
No Nilai p
independen aktif UKS nonaktif
UKS
1 Pengetahuan Guru 10 6 0,005
2 Sikap Guru 12 11 0,017
3 Pelatihan UKS 5 2 0,023
4 Umur Guru 12 13 0,039
5 Pendidikan Guru 6 3 0,040
58
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
59
Peran Guru dalam Kegiatan… (Hermien N., Aryadiva N. P., Wanda N. A.)
Berdasarkan hasil observasi peneliti “Tidak pernah ada kegiatan aktivitas fisik
bagi siswa selain mata pelajaran PJOK
rata-rata kantin sekolah menjual beberapa
karena kebijakan sekolah terkait dengan
makanan lokal seperti soto dengan sedikit pengaturan aktivitas fisik siswa diluar itu
belum diatur secara maksimal oleh pihak
sayuran, snack-snack ringan kemasan dan
institusi pendidikan.” (Guru 2)
juga minuman yang disukai anak-anak saja
tetapi jarang menjual buah-buahan. Hal ini dapat dilihat dengan tidak
Sementara pada sekolah yang guru optimalnya pengaturan jam istirahat siswa
UKS nya kurang aktif mengatakan bahwa yang banyak dilakukan untuk mengunjungi
kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan kantin sekolah dari pada melakukan
hanya bila ada petugas puskesmas datang, aktivitas fisik. Demikian juga yang
biasanya di awal tahun ajaran baru. Mereka disampaikan oleh seorang guru dari
tidak pernah melakukan pengukuran berat sekolah yang non aktif UKS seperti
badan dan tinggi badan siswa. Kemudian, berikut:
untuk mengetahui status gizi anak sekolah,
tergantung dari pihak puskesmas saja. “Mereka hanya berkunjung ke UKS jika
merasa tidak enak badan dan jika ada
Dalam hal aktifitas fisik, pada
jadwal piket dokter kecil saja. Mereka
sekolah yang aktif UKS, mereka belum pernah berkonsultasi dengan
pembina UKS terkait masalah obesitas.
mempunyai kegiatan ekstrakurikuler yang
Dan memang belum pernah diadakan
sebagian besar mengarah ke aktivitas fisik kegiatan khusus untuk siswa obesitas dan
pencegahannya kepada siswa, menunggu
siswa.
puskesmas bila ada kegiatan.” (Guru 3)
Ekstrakurikuler berupa kegiatan
Pramuka, latihan seni tari dan olahraga Keaktifan sekolah dalam hal
pencak silat sudah berjalan dengan baik, program kesehatan yang dimotori oleh
walaupun pelatih masih mendatangkan dari guru dan didukung kepala sekolah serta
luar sekolah dan tetap dalam pantauan guru dibina oleh puskesmas sangat menentukan
bidang studi. Tetapi pada yang UKSnya aktif tidaknya suatu kegiatan diluar mata
tidak aktif, aktifitas fisik tidak pernah pelajaran.
60
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
61
Peran Guru dalam Kegiatan… (Hermien N., Aryadiva N. P., Wanda N. A.)
62
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
remaja. Tidak adanya kurikulum khusus sehat dan kegiatan aktifitas fisik diluar
tentang obesitas juga dapat memberi mata pelajaran. Sedangkan pada sekolah
dampak kurangnya pengetahuan dan yang UKSnya tidak aktif hanya menunggu
pemahaman siswa tentang obesitas, baik kegiatan dari puskesmas. Kegiatan UKS,
dalam hal penanganan ataupun pencegahan terutama pencegahan obesitas pada anak,
obesitas. Sehingga pola kebiasaan hidup direkomendasikan untuk perlu diadakan
yang salah dan tidak sehat berlangsung pelatihan rutin kepada para guru untuk
terus menerus serta pengetahuan gizi yang meningkatkan pengetahuan dan sikapnya
kurang pada remaja memungkinkan remaja sehingga dapat memotivasi guru untuk
kurang dapat memilih menu makanan yang aktif berinisiatif mengembangkan berbagai
bergizi seimbang. kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan
khususnya pencegahan obesitas. Dukungan
SIMPULAN kepala sekolah juga diperlukan dan
Pengetahuan dan sikap guru berperan penting dalam meningkatkan
tentang upaya promosi kesehatan di motivasi guru.
sekolah untuk pencegahan obesitas pada
siswa pada kelompok aktif UKS adalah KEPUSTAKAAN
lebih baik dibandingkan pada kelompok 1. Sajawandi L. Pengaruh Obesitas
non aktif UKS. Pengetahuan dan sikap pada Perkembangan Siswa Sekolah
kedua kelompok ini berbeda bermakna Dasar dan Penanganannya dari
dengan p value 0,005. Pihak Sekolah dan Keluarga. J
Umur guru dan pendidikan guru Pendidik Sekol Dasar UNTIRTA.
berbeda signifikan antar kedua kelompok 2015;1(2):1–13.
dengan p value 0,039 dan 0,040. Pada 2. Destya Sekar Ayu. Oktia Woro
sekolah dengan UKS aktif lebih banyak Kasmini. Diary Teratas (Terapi
terdapat guru yang usianya <30 tahun dan Anak Obesitas) dalam Perubahan
berpendidikan tinggi (sarjana) Perilaku Gizi Siswa Sekolah Dasar.
dibandingkan dengan yang UKSnya tidak UNNES J Public Heal.
aktif. 2016;5(2):167–75.
Pada sekolah yang UKSnya aktif 3. UNICEF. The State of the World’s
guru dan kepala sekolah berperan lebih Children 2017 Statistical Tables -
aktif untuk berinisiasi mengadakan UNICEF DATA [Internet]. 2017.
kegiatan yang mendukung perilaku gizi Available from:
baik pada anak seperti pembinaan kantin https://data.unicef.org/resources/stat
63
Peran Guru dalam Kegiatan… (Hermien N., Aryadiva N. P., Wanda N. A.)
64
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
65
Peran Guru dalam Kegiatan… (Hermien N., Aryadiva N. P., Wanda N. A.)
66
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
67