Professional Documents
Culture Documents
Kecemasan Akademik1
Kecemasan Akademik1
ABSTRACT
Students often experience anxiety at the moment are in academic situations. This study examined
the correlation between religiosity and academic anxiety in students MAN in one of the cities of
Palembang. The independent variables in this study are religiosity, while the dependent variable is
the academic anxiety. The hypothesis put forward is no relationship between religiosity and
academic anxiety in students. The sampling technique in this study using a random cluster sampling
technique which produces 319 students as respondents. Data collection methods used in this study a
scale of religiosity that is made by researchers using the dimensions of religiosity based on the
opinions Jamaluddin Ancok and Fuad Nashori Suroso consisting of five dimensions. Then the
anxiety scale made by the academic researchers used a Hamilton anxiety symptoms based on the
opinion that consists of 14 symptoms. Data analysis methods used to test the hypothesis of this
research is simple regression analysis that generates a correlation coefficient of p = 0.000 (p
<0.05), which showed a negative correlation between religiosity and academic anxiety in students.
The results of the donations given to anxiety academic religiosity of 16.8% and the rest influenced
by other factors not disclosed in this study.
ABSTRAK
Siswa sering mengalami kecemasan pada saat berada pada situasi akademik. Penelitian ini menguji
korelasi antara religiusitas dengan kecemasan akademik pada siswa MAN di salah satu kota
Palembang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah religiusitas, sedangkan variabel terikat
adalah kecemasan akademik. Adapun hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara
religiusitas dan kecemasan akademik pada siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik cluster random sampling yang menghasilkan 319 siswa sebagai responden
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala religiusitas
yang dibuat sendiri oleh peneliti menggunakan dimensi religiusitas berdasarkan pendapat
Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suroso yang terdiri dari 5 dimensi. Kemudian skala
kecemasan akademik dibuat sendiri oleh peneliti menggunakan gejala kecemasan berdasarkan
pendapat Hamilton yang terdiri dari 14 gejala. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian ini adalah analisis regresi sederhana yang menghasilkan koefisien korelasi
sebesar p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan ada hubungan negatif antara religiusitas dengan
kecemasan akademik pada siswa. Adapun hasil sumbangan yang diberikan religiusitas terhadap
kecemasan akademik sebesar 16,8 % dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap
dalam penelitian ini.
ISSN: 2502-728X
150‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016
luar diri remaja (dalam Audi Pirade, Theresia kecemasan akademik, bahwa tingkat tinggi dan
Kaunang dan Anita Dundu, diakses pada 6 rendah cenderung memiliki rentang yang tidak
Januari 2016, pukul 14.02 Wib). terlalu jauh.
Hasil wawancara yang dilakukan di Berdasarkan penjelasan mengenai
dengan 3 orang siswa kelas XI, peneliti fenomena kecemasan akademik yang ada,
mendapatkan informasi bahwa mereka diperlukan cara mengatasi kecemasan akademik
merasakan kecemasan saat berada di kelas, pada siswa. Salah satu cara mengatasi kecemasan
terutama akan mempresentasikan suatu adalah melalui keberagamaan atau religiusitas.
pelajaran di depan kelas. Para siswa juga Sebagaimana hasil penelitian oleh Maisyaroh dan
merasa gugup saat guru akan menunjuk siapa Falah (2011) bahwa terdapat hubungan negatif
yang akan menjawab pertanyaan yang yang sangat signifikan antara religiusitas dengan
diajukan. Para siswa tersebut menyatakan kecemasan dalam artian, makin tinggi religiusitas
bahwa hampir seluruh teman sekelasnya maka makin rendah kecemasan.
terlihat merasa cemas saat tampil di depan Selanjutnya Menurut Muchtar,
kelas, saat berdiskusi, maupun akan religiusitas merupakan penyikapan atau
menghadapi ujian. Hal ini terlihat dari simtom- pemahaman para penganut agama terhadap
simtom kecemasan yang dialami, seperti doktrin, kepercayaan, ajaran tuhan, yang tentu
gemetar, kurang konsentrasi dengan apa yang saja doktrin bersifat relatif, dan sudah pasti
dikatakan, rasa sakit perut, dan gejala-gejala kebenarannya pun menjadi relative. Lebih
lainnya (Wawancara dilaksanakan pada tanggal lanjut menurut Djamaluddin Ancok dan Fuad
22 Desember 2015, pukul 12.30-13.30 Wib). Nashori Suroso dimensi religiusitas terbagi
Lebih lanjut, berdasarkan hasil menjadi 5 bagian yaitu dimensi akidah, syariah,
wawancara yang dilakukan peneliti, maka akhlak, pengetahuan agama, dan dimensi
peneliti melakukan studi pendahuluan lanjutan penghayatan (Dalam Iredho Fani Reza, 2015).
untuk melihat gambaran awal tentang Berdasarkan wawancara yang dilakukan
kecemasan akademik pada siswa Madrasah peneliti dengan 3 orang siswa kelas XI, para
Aliyah Negeri salah satu di kota Palembang siswa juga memiliki religiusitas yang cukup dan
yakni peneliti melakukan penyebaran angket dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal
kecemasan akademik. Berdasarkan hasil studi ini dapat dilihat dari praktek ibadah yang mereka
pendahuluan menggunakan angket kecemasan lakukan seperti shalat Dhuha dan membaca Al-
akademik yang diberikan kepada 246 siswa di Qur’an yang rutin di sekolah. Selain itu, siswa
7 kelas yang dipilih secara acak di dapatkan juga melaksanakan shalat wajib dan membaca
deskripsi, bahwa terdapat siswa yang berada Al-Qur’an di rumah mereka tanpa suruhan dari
pada tingkatan kecemasan akademik rendah orang tua, melainkan kesadaran dan
sebanyak 43 siswa atau sebesar 17%. pengaplikasian pelajaran agama islam di sekolah.
Selanjutnya pada tingkatan kecemasan Selain itu siswa juga mendapatkan pelajaran
akademik sedang sebanyak 164 siswa atau agama islam hampir setiap hari dengan berbagai
sebesar 67%. Kemudian pada tingkatan macam mata pelajaran (Wawancara dilaksanakan
kecemasan akademik tinggi sebanyak 39 siswa pada tanggal 22 Desember 2015, pukul 12.30-
atau sebesar 16%. Dari hasil pengukuran 13.30 Wib).
angket studi pendahuluan ditemukan fenomena, Peneliti juga melakukan observasi secara
bahwa siswa Madrasah Aliyah Negeri salah singkat pada siswa, terlihat para siswa
satu di kota Palembang memiliki mengerjakan sholat dhuha di Mushola dan
kecenderungan potensi kecemasan akademik. banyak pula siswa yang membaca Al-Qur’an
Hal ini terlihat dari deskripsi tingkat sendiri-sendiri di kelas mereka saat jam kosong
ISSN: 2502-728X
152‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016
dan jam istirahat (Observasi dilaksanakan pada yang ada dan pelbagai pendapat ahli, peneliti
22 April 2016, pukul 09.00 –10.00 Wib). Dari mengidentifikasi variabel-varaiabel yang ada
serangkaian studi pendahuluan yang dalam penelitian, diantaranya:
dilaksanakan peneliti, terlihat kesenjangan bahwa Variabel X (Variabel Bebas): Religiusitas
siswa yang berada pada ruang lingkup religius Religiusitas yang dimaksud dalam
akan tetapi juga memiliki kecenderungan potensi penelitian ini adalah suatu sistem nilai,
kecemasan akademik. Melihat fenomena yang keyakinan, keberagamaan praktek perilaku
terjadi dari hasil pengamatan dan pendapat para tertentu, serta kewajiban-kewajiban yang harus
ahli, maka peneliti tertarik untuk meneliti dipatuhi yang bertujuan mendekatkan
mengenai adakah hubungan antara religiusitas seseorang dengan tuhannya, sesama manusia
dengan kecemasan akademik pada siswa dan lingkungannya. Untuk mengukur
Madrasah Aliyah Negeri di Salah satu kota religiusitas dalam penelitian ini, peneliti
Palembang. menggunakan skala berdasarkan dimensi
religiusitas menurut pendapat Djamaluddin
Metode Penelitian Ancok dan Fuad Nashori Suroso, adapun
Jenis penelitian yang dipakai pada dimensi religiusitas terbagi menjadi 5 dimensi
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. yaitu akidah, syariah, akhlak, pengetahuan
Mnurut Saifuddin Azwar (2011) penelitian agama, dan dimensi penghayatan (dalam
dengan pendekatan kuantitatif menekankan Iredho Fani Reza, 2015).
analisisnya pada data-data numerikal (angka) Variabel Y (Variabel Terikat):
yang diolah dengan metode statistikal. Pada Kecemasan Akademik Kecemasan Akademik
dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada yang dimaksud dalam penelitian ini adalah efek
penelitian inferensial (dalam rangka pengujian negatif berupa rangsangan fisiologis, ketakutan,
hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan ketidaknyamanan, ancaman terhadap eksistensi
hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan diri, dan perasaan tidak menyenangkan yang
penolakan hipotesis nihil. Dengan metodologi dirasakan siswa dalam situasi akademik yaitu
kuantitatif akan diperoleh signifikansi saat siswa menerima pelajaran dari guru, diskusi
hubungan antar variabel yang diteliti. Pada di dalam kelas, mengerjakan tugas dan pekerjaan
umumnya penelitian kuantitatif merupakan rumah, mempersiapkan ujian di rumah, maupun
penelitian sampel besar. ulangan atau ujian kelas. Untuk mengukur
Adapun rancangan penelitian kuantitaif kecemasan akademik dalam penelitian ini,
yang digunakan adalah rancangan kuantitatif peneliti membuat sendiri alat ukur berdasarkan
korelasional. Azwar (2011) menyatakan gejala kecemasan menurut pendapat Hamilton,
penelitian model korelasional bertujuan antara lain: perasaan cemas (ansietas),
menyelidiki sejauh mana variasi pada satu ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan
variabel berkaitan dengan variasi pada satu kecerdasan, gangguan depresi (murung), gejala
atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien somatik/fisik (otot), gejala somatik/fisik
korelasi. Dengan penelitian korelasional (sensorik), gejala kardiovaskuler (jantung dan
pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut pembuluh darah), gejala respirator (pernapasan),
dapat dilakukan serentak dalam kondisi yang gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala
realistik. urogenital (perkemihan dan kelamin), gejala
Identifikasi variabel penelitian autonom, dan tingkah laku sikap pada
merupakan langkah penetapan variabel- wawancara. Alat ukur ini disebut dengan
variabel utama dalam penelitian dan penentuan Hamilton Rating Scale for Anxiaty (HRS-A)
fungsi masing-masing. Berdasarkan fenomena (dalam Dadang Hawari, 2001).
Fitri Uktia, Iredho Fani Reza, Zaharuddin Hubungan Antara Religiusitas …‖153
Adapun populasi dalam penelitian ini Keuntungan yang jelas dari random
adalah seluruh siswa Madrasah Aliyah Negeri sampling, bila dibandingkan dengan cara
di salah satu kota Palembang dengan jumlah random sederhana maupun randon strata,
keseluruhan siswa sebanyak 872 siswa yang adalah dari segi efisiensi kerja yang
terdiri dari rombongan belajar kelas X menyangkut waktu dan biaya. Apabila
sebanyak 8 kelas, rombongan belajar kelas XI mengingat bahwa dalam pengambilan sampel
sebanyak 6 kelas dan rombongan belajar kelas cara klaster, membuat daftar-daftar klaster
XII sebanyak 8 kelas orang yang masih tercatat yang lengkap adalah jauh lebih mudah dari
aktif sebagai siswa MAN 2 Palembang. pada membuat daftar individu dalam seluruh
Adapun karakteristik yang ditetapkan dalam sampel (Saifuddin Azwar, 2011). Dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: penelitian ini metode pengumpulan datanya
1. Siswa yang masih aktif tercatat di Sekolah terbagi menjadi dua yaitu metode primer dan
Madrasah Aliyah Negeri di salah satu kota sekunder. Adapun metode primer dalam
Palembang Tahun Pelajaran 2015-2016. penelitian ini adalah metode skala, sedangkan
2. Siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan metode sekunder dalam penelitian ini adalah
perempuan. metode wawancara, observasi dan
3. Siswa yang bersedia menjadi responden dokumentasi.
penelitian. Metode analisis data dalam penelitian
4. Siswa yang sehat secara fisik dan psikis ini dilakukan dengan menggunakan metode
saat pelaksanaan penelitian. analisis regresi, variabel yang mempengaruhi
Dalam penelitian ini, peneliti tidak disebut independent variable (variabel bebas)
mengambil semua individu yang ada di dan variabel yang dipengaruhi disebut
populasi penelitian, melainkan hanya dependent variable (variabel terikat). Jika
mengambil bagian dari populasi yang telah dalam persamaan regresi hanya terdapat satu
ditetapkan atau disebut dengan sampel. Sampel variabel bebas dan satu variabel terikat, maka
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik disebut sebagai persamaan regresi sederhana,
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila sedangkan jika variabel bebasnya lebih dari
populasi besar dan peneliti tidak mungkin satu, maka disebut sebagai persamaan regresi
mempelajari semua yang ada pada populasi, berganda (Juliansyah Noor, 2014). Dalam
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan penelitian uji hipotesis menggunakan metode
waktu, maka peneliti bisa menggunakan analisis regresi sederhana dengan bantuan
sampel yang ada pada populasi itu (Sugiyono, SPSS version 20 for Windows. Untuk melihat
2015). hubungan antara kedua variabel berdasarkan
Teknik pengambilan sampel pada pendapat Triton Prawira Budi (2006)
penelitian ini dengan cara klaster (cluster menyatakan bahwa probabilitas atau P < 0,05
random sampling). Dalam cluster sample memiliki arti bahwa koefisien regresi
satuan-satuan sampel tidak terdiri dari signifikan. Kegunaan p dan uji t adalah sama,
individu-individu melainkan dari kelompok- yaitu sebagai dasar pengambilan keputusan
kelompok individu atau klaster. Sampling ini signifikan tidaknya koefisien regresi.
dipandang lebih ekonomis karena observasi
yang dilakukan terhadap klaster atau grup Hasil Dan Pembahasan
sampel lebih mudah dan lebih murah dari pada 1. Katergorisasi Variabel Responden
observasi-observasi terhadap sejumlah individu Penelitian
yang sama tetapi dengan tempat yang terpencar Dalam menentukan penggolongan
(Sutrisno Hadi, 2004). jenjang tingkat kecemasan akademik dan
ISSN: 2502-728X
154‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016
Smirnov. Prasyarat data disebut normal jika signifikan, sedangkan jika p-beda > 0,05 maka
probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas perbedaan antara kedua R2 itu dinyatakan
teknik Kolmogorov Smirnov (Triton Prawira nirsignifikan (Sutrisno Hadi, 2000).
Budi, 2006). Hasil uji normalitas terhadap Jika p < 0,05 maka hubungan antara
variabel kecamasan akademik dan religiusitas variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
dapat dilihat pada table 3. dinyatakan linier, dan sebaliknya jika p > 0,05
maka hubungan antara variabel (X) dan variabel
Tabel 3. Deskripsi Hasil Uji Normalitas (Y) dinyatakan tidak linier. Berikut ini hasil uji
K- linieritas antara variabel kecemasan akademik
Variabel Sig Keterangan
SZ dengan religiusitas dapat dilihat pada tabel 4.
Religiusitas 0,677 0,750 Normal Tabel 4. Deskripsi Hasil Uji Linieritas
Kecemasan Model Summary Keterangan
0,722 0,674 Normal
Akademik F Sig.
Linier
Berdasarkan tabel deskripsi hasil uji 63,939 0,000
normalitas di atas dapat dijelaskan bahwa: Bedasarkan hasil uji linieritas dengan
1) Hasil uji normalitas terhadap variabel menggunakan curva estimation antara
kecamasan akademik memiliki nilai kecemasan akademik dengan religiusitas
signifikansi sebesar 0,674. Bedasarkan didapatkan nilai signifikansi sebesar p = 0,000,
data tersebut p = 0,674 > 0,05, sehingga nilai p < 0,05. Pengujian yang dilakukan antara
dapat dikatakan bahwa data variabel variabel kecamasan akdemik dan variabel
kecemasan akedemik berdistribusi normal. religiusitas dinyatakan linier.
2) Hasil uji normalitas terhadap variabel
religiusitas memiliki nilai signifikansi 3. Uji Hipotesis
sebesar 0,750. Berdasarkan data tersebut Uji hipotesis digunakan untuk melihat
dapat dikatakan bahwa p = 0,750 > 0,05 ada tidaknya hubungan antara variabel Y
sehingga dapat dinyatakan bahwa data (variabel kecemasan akademik) dengan X
variabel religiusitas berdistribusi normal. (variabel religiusitas) tersebut dan seberapa
besar sumbangsih anatara kedua variabel
b. Uji Linieritas tersebut. Perhitungan statistik yang dugunakan
Uji linieritas merupakan suatu upaya dalam penelitian ini adalah analisis regresi
untuk memenuhi salah satu asumsi analisis sederhana dengan bantuan program SPSS
regresi linearitas yang mensyaratkan adanya version 20 for windows. Menurut Triton
hubungan variabel bebas dan variabel terikat Prawira Budi (2006), probabilitas atau P < 0,05
yang saling membentuk kurva linear. Kurva memiliki arti bahwa koefisien regresi
linear dapat terbentuk apabila setiap kenaikan signifikan. Hasil uji hipotesis antara kedua
skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 5.
variabel terikat (Triton Prawira Budi, 2006). Tabel 5. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis
Uji linieritas dilakukan pada kedua R Sig
Variabel r Ket
variabel penelitian. Linier tidaknya korelasi Square (p)
disimpulkan dari peluang ralat p ‘beda’-nya. Religiusit
Beda itu sendiri sebenarnya menguji as → -
0,0
signifikansi perbedaan antara korelasi linier Kecemasa 0,4 0,168 Signifikan
00
dengan korelasi kuadratik, yaitu beda R2 dari n 10
regresi kedua dengan R2 dari regresi pertama. Akademik
Jika p-peda < 0,05 maka beda dinyatakan
ISSN: 2502-728X
156‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016
Berdasarkan hasil analisis dari tabel di nilai dari KK sebagai patokan yaitu 0,40 < KK
atas diketahui bahwa besarnya koefisien ≤ 0,70 maka memiliki korelasi yang cukup
kolerasi antara variabel religiusitas dengan berarti. Karena nilai r (KK) = -0,410, maka
kecemasan akademik, signifikansi hubungan memiliki korelasi yang cukup berarti.
kedua variabel sebesar 0,000 dimana p < 0,05.
Hasil ini menunjukkan bahwa religiusitas 4. Diskusi
memiliki hubungan yang signifikan dengan Siswa memiliki berbagai macam reaksi
kecemasan akademik pada siswa MAN 2 saat berada di situasi akademik yang mereka
Palembang. Kemudian Nilai R Square sebesar hadapi, reaksi tersebut ada yang berupa reaksi
0,168 menunjukkan bahwa religiusitas negatif yang bersifat merugikan maupun reaksi
memberikan kontribusi sebesar 16,8% bagi positif yang bersifat menguntungkan bagi
kecemasan akademik dan sisanya 83,2% mereka. Sebagaimana pendapat Prawitasari
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak (2012) ketika menghadapi tugas-tugas
diungkap dalam penelitian ini. akademik yang harus dilakukan atau diatasi
Selanjutnya nilai r menunjukkan bahwa (termasuk di dalamnya adalah mengerjakan tes
religiusitas dengan kecemasan akademik atau ujian), terdapat beragam reaksi afektif
memiliki hubungan negatif sebesar r = -0,410. yang terjadi dalam diri para siswa. Sebagian
Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi siswa menunjukkan reaksi afektif negatif dan
religiusitas maka semakin rendah kecemasan sebagian lain bereaksi secara positif. Reaksi
akademik yang dirasakan oleh siswa. Untuk afektif negatif dapat berupa mengalami
menentukan arah hubungan antar variabel, kecemasan, kebosanan, dan sering kali diikuti
scatterplot akan memberitahu arah hubungan dengan kecenderungan untuk menjauhi tugas
antar variabel, apakah itu positif atau negatif. akademik. Sedangkan reaksi afektif positif
Apabila titik-titik data terbentang dari kiri yang ditampilkan terkait dengan tugas
bawah menuju ke arah kanan, arah hubungan akademik yang mereka hadapi ialah berupa
adalah positif. Sebaliknya apabila titik-titik keasikan, siswa menikmati aktivitas mereka
data terbentang dari kiri atas kemudian turun ke dalam penyelesaian tugas-tugas akademik yang
arah kanan bawah, arah hubungannya adalah mereka hadapi.
negative (Amika Wardana, 2007). Lebih lanjut menurut Prawitasari (2012)
Hal ini senada dengan pendapat M. bahwa pada dasarnya, tes atau ujian sebagai
Iqbal Hasan (2009) yaitu jika Koefisien salah satu bentuk tugas akademik merupakan
Korelasi (KK) bernilai negatif, maka variabel- hal biasa bagi siswa di sekolah, bahkan
variabel berkorelasi negatif. Semakin dekat merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses
nilai KK ke -1 maka semakin kuat korelasinya, pembelajaran di kelas. Akan tetapi bagi
demikian pula sebaliknya. Selanjutnya sebagian siswa, tes atau ujian bisa menjadi
menentukan arah atau bentuk dan kekuatan ancaman yang membuat mereka menderita
hubungan yaitu arah hubungan positif, semakin kecemasan.
tinggi X maka semakin tinggi pula Y atau Menurut Weinberg dan Gould,
semakin rendah X maka semakin rendah pula Y kecemasan adalah emosi negatif yang ditandai
(X↑ Y↑ atau X↓ Y↓), sedangkan menentukan dengan gugup, khawatir, dan ketakutan yang
arah hubungan negatif, semakin tinggi X maka terkait dengan aktivasi atau kegairahan pada
semakin rendah Y atau semakin rendah X maka tubuh. Pada gejala cemas biasanya didominasi
semakin tinggi X (X↑ Y↓ atau X↓ Y↑). Untuk oleh keluhan-keluhan psikis (ketakutan dan
menentukan keeratan hubungan atau korelasi kekhawatiran), tetapi dapat pula disertai
antar variabel tersebut, berikut ini diberikan keluhan-keluhan somatik (fisik). Ketegangan
Fitri Uktia, Iredho Fani Reza, Zaharuddin Hubungan Antara Religiusitas …‖157
dan kecemasan yang dialami oleh setiap Kecemasan akademik sendiri dapat
individu akan berbeda-beda. Hal ini disebabkan dipengaruhi oleh religiusitas sebagaimana hasil
oleh perbedaan pengalaman, kepekaan dan cara penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
menanggapi sesuatu (dalam Apta Mylsidayu, berdasarkan hasil analisis regresi sederhana,
2015). didapatkan nilai p= 0,000 dimana p < 0,05.
Dalam perspektif psikologi Islam, Hasil ini menunjukkan bahwa religiusitas
mengenai cobaan yang dihadapi manusia yaitu memiliki hubungan yang signifikan dengan
berupa sedikit kelaparan, kekurangan dan kecemasan akademik pada siswa. Selanjutnya
ketakutan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an nilai r menunjukkan bahwa religiusitas dengan
surat Al-Baqarah: 155-156 "Dan Kami pasti kecemasan akademik memiliki hubungan
akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, negatif sebesar r = -0,410. Hal ini menjelaskan
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah- bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas maka
buahan, dan sampaikanlah kabar gembira semakin rendah tingkat kecemasan akademik
kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang- yang dirasakan oleh siswa.
orang yang apabila ditimpa musibah, mereka Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
berkata:"Inna lillahi wa innaa ilahi Raaji'un”. oleh Maisyaroh dan Falah (2011) bahwa terdapat
Surat Al-Baqarah: 155-156 menjelaskan bahwa hubungan negatif yang sangat signifikan antara
jiwa harus memang ditempa (ditarbiyah) religiusitas dengan kecemasan dalam artian,
dengan cobaan dan diuji keteguhannya dalam makin tinggi religiusitas maka makin rendah
meghadapi pertarungan membela kebenaran kecemasan. Lebih lanjut, senada dengan
dengan berbagai ketakutan dan peristiwa berat, penelitian yang dilakukan oleh Laili Khoirun
dengan kelaparan kekurangan harta, jiwa dan Nida (2014) dengan judul Zikir Sebagai
buah-buahan. Cobaan berat ini diperlukan agar Psikoterapi dalam Gangguan Kecemasan bagi
orang-orang beriman memenuhi berbagai Lansia, psikoterapi zikir merupakan salah satu
tuntutan aqidah, sehingga aqidah ini dirasakan alternatif terapi yang dapat membantu penderita
sangat berharga di dalam jiwa mereka sesuai gangguan kecemasan mengakhiri gangguan
kadar tuntutan yang dapat mereka penuhi di psikis berupa gangguan cemas. Melalui
jalan aqidah ini (Sayyid Quthb, 2011). psikoterapi zikir, akan diperoleh efek ketenangan
Menurut Bandura Kecemasan yang bagi pelakunya, kepasrahan yang mendalam
dirasakan oleh siswa biasanya dipicu oleh terhadap Allah tentang kekuasaan dan kasih
ketidakyakinan akan kemampuan diri untuk sayang-Nya yang tersirat dari kalimat thayyibah
mengatasi tugas-tugas akademik. Woolfolk yang diucapkan berkali-kali dalam kegiatan zikir
memaparkan beberapa laporan penelitian hingga lansia tidak merasa takut, khawatir dan
tentang efek kecemasan terhadap prestasi cemas dalam menjalani masa tua mereka.
akademik. Temuan hasil-hasil penelitian Senada pula dengan hasil penelitian
tersebut secara konsisten menunjukkan adanya Rani Azmarina (2015) dengan judul
korelasi antara prestasi akademik dengan Desensitisasi Sistematik dengan Dzikir Tasbih
berbagai ukuran kecemasan, semakin tinggi untuk Menurunkan Simtom Kecemsan pada
tingkat kecemasan yang dialami maka Gangguan Fobia Spesifik menyimpulkan
prestasnya makin rendah. Kecemasan menjadi bahwa intervensi desensitisasi sistematik
sebab kegagalan siswa di sekolah. Namun dengan dzikir tasbih dapat menurunkan simtom
sebaliknya, performa buruk yang secara kecemasan pada ganggua fobia spesifik.
beruntun mereka capai dalam sejumlah tes atau Menurut Ahyadi (2005) kesadaran
tugas akademik meningkatkan kecemasan beragama pada masa remaja dalam keadaan
mereka (dalam Johana E Prawitasari, 2012). peralihan dari kehidupan beragama anak-anak
ISSN: 2502-728X
158‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016
jarak antara dilakukannya try out dan penelitian Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Theory
hanya 1 minggu dan penelitian dilakukan pada of Personality First Book. New York.
minggu terakhir sebelum dilaksanakannya ujian 2009. Diterjemahkan oleh Hardianto.
Teori Kepribadian Buku 1. Jakarta.
sekolah. Saat dilaksanakannya penelitian sama
Salemba Humanika.
halnya dengan pelaksanaan try out yaitu jumlah
item pernyataan yang digunakan juga cukup ______________. 2004.Theory of Personality
banyak, totalnya berjumlah 129 item, responden Second Book. New York. 2009.
juga mengeluh lelah dan terlihat bosan karena Diterjemahkan oleh Smita Prathita
harus mengisi semua pernyataan yang disajikan. Sjahputri. Jakarta. Teori Kepribadian
Dari kelemahan yang ada, diharapkan peneliti Buku 2. Salemba Humanika. 2011
selanjutnya dapat mengatasi pelbagai macam
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research.
kelemahan yang ada. Yogyakarta. Andi.
Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Nida, Fatma Laili Khoirun. 2014. Jurnal Zikir
Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Sebagai Psikoterapi dalam Gangguan
2012 Kecemasan bagi Lansia, Vol 5 No 1.
STAIN Kudus. Jawa Tengah.
______________. 2011. Metode Penelitian.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Noor, Juliansyah. 2014. Metode Penelitian.
Jakarta. Kencana.
______________. 2015. Penyusunan Skala
Psikologi Edisi 2. Yogyakarta. Pustaka Ormrod, Jeanne Ellis. 2008. Education of
Pelajar. Psychology Sixth Edition. Pearsons.
2008. Diterjemahkan oleh Penerbit
Budi ,Triton Prawira. 2006. SPSS 13.0 Terapan Erlangga. Psikologi Pendidikan Edisi 6.
Riset statistik Parametrik. Yogyakarta. Jakarta. Erlangga.
Andi.
Pirade, Audi, Theresia Kaunang dan Anita
Dundu. Penelitian Gambaran Tingkat
ISSN: 2502-728X
160‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016