Full Teks PDF
Full Teks PDF
Full Teks PDF
Disusun Oleh:
Disusun Oleh:
i
Imam Probo Sejati. J410100003
Analysis on the role and family problematic disorders of life in the districk of Kartasura.
ABSTRACT
Mental disorders are a health problem that is still very important to note, it is because
the patient does not have the ability to assess the reality of the poor. Symptoms and
signs exhibited by people with mental disorders include cognitive disorders, thought
process disturbance, disturbance of consciousness, emotional disturbances, the ability
to think, and strange behavior. Cases of mental illness in Sukoharjo region in 2013
amounted to 2537 people (DHO Sukoharjo). While data from PHC Kartasura, in 2013
there were 362 patients who experienced a psychotic mental disorders with the
potential amount of spread in the village Kartasura the number of 96 patients, the
village Makamhaji the number 107 and in the village of Pucangan of 34 patients who
made visits to the clinic. The purpose of this study was to determine the description of
the role of the family and the problems of people with mental disorders in the District
Kartasura. This study is a qualitative study using a phenomenological approach. Intake of
informants in this study using purposive sampling technique with the number 5 with the
criteria informants family of people with mental disorders. Analysis of data using models
Miles and Huberman. Based on the research results, the authors conclude that : (1)
Most of the family's role goes well, but there is one family that does not function well
which caused mental disorders in one of the family members because the family did not
give affection to their children, shouting at her and could not provide for the family (2)
The problems occur in families that have a family member suffering from a mental
disorder such as death of a family member, previous families have relatives who are
mentally handicapped and low economic circumstances.
Agama : Islam
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum warrohmatullohiwabarokatuh.
vi
kepada saya, insyallah satu step dalam perjalan hidup saya akan terlewati dan
semoga saya selalu bisa membanggakan kalian.
7. Teman-teman yang saya sayangi, teman-teman Program Studi Kesehatan
Masyarakat kelas A yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu, terima kasih
sudah menjadi teman yang baik selama ini, teman-teman Kost Rahma yang
selalu menghibur saya, serta teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam yang
sering memberikan ilmu baru kepada saya, terima kasih selama 4 tahun
menjadi temen saya
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
Bahwa tanpa mereka semua penyusunan skripsi ini mungkin belum bisa
terwujud. Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum warrohmatullohiwabarokatuh.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
ABSTRAK
ABSTRACT
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN PENGESAHAN.............................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ........................... iv
BIODATA ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
viii
1. Situasi Sosial .................................................................................. 22
2. Informan Penelitian ......................................................................... 22
D. Variabel Penelitian ................................................................................ 23
E. Definisi konsep..................................................................................... 23
1. Peran keluarga ............................................................................... 23
2. Problematika Keluarga ................................................................... 23
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 24
G. Pengumpulan Data ............................................................................... 24
1. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 24
2. Teknik Pengumpulan data ............................................................ 25
H. Pengolahan dan Analisis data............................................................... 25
1. Data Reduction .............................................................................. 25
2. Data Display .................................................................................. 26
3. Conclusion Drawing .................................................................... 26
I. Validitas ............................................................................................. 26
J. Langkah – langkah Penelitian ............................................................ 27
1. Instrumen Penelitian ...................................................................... 27
2. Jalannya Penelitian ......................................................................... 27
BAB V PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 50
B. Analisis Peran Keluarga Terhadap Penderita Gangguan Jiwa ............. 50
1. Peran keluarga secara kognitif ...................................................... 50
2. Peran Formal dan Informal Keluarga Secara Afektif .................... 52
3. Peran Keluarga Dalam Bertindak .................................................. 54
C. Analisi Problrmatika Keluarga ............................................................ 56
1. Pendapat Keluarga Secara Kognitif ............................................... 57
2. Pendapat Keluarga Secara Afektif ................................................ 58
3. Sikap Keluarga Untuk Bertindak ................................................... 61
D. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Panduan Wawancara
2. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian
3. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian
4. coding
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mempunyai kemampuan untuk menilai realitas yang buruk. Gejala dan tanda
yang ditunjukkan oleh penderita gangguan jiwa antara lain gangguan kognitif,
(WHO) menyatakan ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah
mental dan diperkirakan ada 450 penderita gangguan jiwa di dunia ( Yosep,
2007). Kasus gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 7,7 % dari
dianalisis adalah 294.959 terdiri dari 1.027.763 ART yang berasal dari semua
umur. Rumah tangga yang menjawab memiliki ART dengan gangguan jiwa
Tangga (RT) yang dianalisis 294.959 terdiri dari 1.027.763 Anggota Rumah
Tangga (ART) yang berasal dari semua umur ( Kemenkes RI, 2013)
Kartasura, pada tahun 2013 terdapat 362 pasien yang mengalami gangguan
jiwa psikotik dengan potensi jumlah tersebar di Desa Kartasura dengan jumlah
Gangguan jiwa bisa diderita oleh individu dari berbagai kelompok dan
golongan sosial, ekonomi dan budaya tertentu di dalam masyarakat, bangsa dan
negara. Gangguan jiwa disebabkan oleh kelainan badaniah pada diri seseorang
mempengaruhi anak dan penerapan pola asuh orang tua yang otoriter dalam
pembentukan karakter anak, yang ketiganya saling berkaitan satu sama lain
(Maramis, 2004).
masyarakat. Dampak yang timbul pada individu yaitu dijauhi oleh teman-
keluarga seperti kurang berjalannya peran orang tua dalam menentukan pola
asuh pada anaknya sehingga anak suka berperilaku tidak wajar, anak mulai
2
menarik diri dari aktivitas sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
menerapkan tipe pola asuh otoriter 29 orang (69%) dan yang paling sedikit
yang signifikan antara tipe pola asuh keluarga dengan kejadian skizofrenia.
(56,7%), kategori rendah sebanyak 3 orang (10%). Dari data di atas dapat
dilihat bahwa sebagian besar peran serta keluarga adalah tinggi dan sedang
maka dari itu terdapat hubungan yang signifikan antara peran serta keluarga
skizofrenia katatonik, tidak mengacu pada pola asuh tertentu sebagaimana teori
pola asuh yang ada, seperti pola asuh permisif, demokratis, dan otoriter.
3
Kebanyakan orang tua pasien skizofrenia katatonik menerapkan pola asuh
permisif. Pola asuh permisif yang diterapkan diantaranya orang tua lebih
pada anak, anak tidak banyak dikontrol, terlalu dimanja, dan dituruti segala
berlaku, serta tidak tahu hal mana yang baik dan buruk.
B. Rumusan masalah
Kartasura?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Masyarakat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gangguan jiwa
1. Pengertian
Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara
gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia ( Keliat, 2011 ).
dalam bertingkah laku, hal ini terjadi karena menurunnya semua fungsi
(Videbeck, 2008).
a. Gangguan kesadaran
lingkungannya.
b. Gangguan ingatan
Gangguan pada salah satu atau lebih dari proses pokok ingatan,
c. Gangguan orientasi
7
dan diikuti oleh komponen fisiologi. Emosi ialah manifestasi afek ke luar
e. Gangguan psikomotor
jiwa, hal ini merupakan efek yang sama mengenai badan dan jiwa.
yaitu :
2) Gangguan arus pikiran yaitu tentang cara atau jalannya proses dalam
pikiran
3) gangguan isi pikir terjadi isi pikiran non verbal dan pada isi pikiran
yang dicritakan
g. Gangguan persepsi
h. Gangguan intelegensi
8
i. Gangguan kepribadian
dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi
masyarakat disekitarnya.
j. Gangguan penampilan
1) Neroanatomi
2) Nerofisiologi
3) Nerokimia
9
b. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik ) atau psikoedukatif
2) Peranan ayah
4) Intelegensi
rasa bersalah.
tidak menentu.
1) Kestabilan keluarga
3) Tingkat ekonomi
10
B. Keluarga
1. Pengertian
pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta
2008 ).
2. Ciri-ciri Keluarga
keturunan
(Setiadi, 2008).
11
3. Fungsi Keluarga
membutuhkan satu dan yang lainya supaya mereka dapat hidup lebih senang
keluarga diantaranya:
kebutuan keluarga.
12
4. Tugas keluarga
a. Dukungan Informasional
b. Dukungan Penilaian
13
memberikan motivasi dalam mentaati peraturan pengobatan dan
c. Dukungan Instrumental
d. Dukungan Emosional
keluarga, maka hal itu perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab
untuk mencatat kapan perubahan itu terjadi dan seberapa besar perubahan
itu terjadi.
14
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit atau yang
tidak dapat mengurus dirinya sendiri karena cacat dan usia yang masih
muda.
C. Peran Keluarga
1. Pengertian
a. Ayah
15
b. Ibu
c. Anak
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga dalam keluarga
3) Perawat anak
16
4) Rekreasi
5) Sosialisasi anak
6) Persaudaraan
implisit :
baru
17
7) Penghubung keluarga : peran seorang ibu untuk mengirim dan
D. Problematika Keluarga
Jumlah anggota keluarga sedikit atau banyak berpengaruh terhadap
perkawinan dan problem rumah tangga yang terjadi. Dalam masa kanak-kanak
Hubungan orang tua kepada anak yang salah atau interaksi yang patogenik
terlalu banyak berbuat untuk anak dan tidak memberi kesempatan anak itu
berkembang sendiri, adakalanya orang tua berbuat terlalu sedikit dan tidak
merangsang anak, atau tidak memberi bimbingan dan anjuran yang dibutuhkan
(Baihaqi, 2005).
dan keributan yang membingungkan dan menimbulkan rasa cemas serta rasa
tidak aman. Hal tersebut merupakan dasar yang kuat untuk timbulnya tuntunan
18
anak prasekolah dapat berupa perilaku menarik diri, mengompol, gelisah,
ketakutan, sulit tidur, mimpi buruk, dan teror tidur ( mendadak terbangun teriak
histeris ), dan bicara gagap. Status ekonomi keluarga adalah faktor yang
19
E. Kerangka Pemikiran
Menurut Maramis (2004) dan Setiadi (2008) gambaran tentang penyebab
gangguan jiwa
1. Ayah
2. Ibu
3. anak
1. Peran
formal
keluarga
2. Peran Peran
informal Keluarga
keluarga
Problematika
Gangguan jiwa yang terjadi di
dalam keluarga
1. Faktor Somatogenik
2. Faktor Psikogenik
3. Faktor sosial
20
BAB III
METODE PENELITIAN
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan tidak memanipulasi
pengalaman yang terjadi pada diri individu dalam situasi yang seutuhnya
2013). Hal ini disebabkan karena adanya hubungan antar tiap kejadian yang
Kecamatan Kartasura.
Sukoharjo.
C. Situasi sosial dan Informan penelitian
1. Situasi sosial
(Sugiyono, 2012). Situasi sosial dalam penelitian ini adalah keluarga yang
2. Informan penelitian
yang mempunyai jumlah pasien gangguan jiwa paling besar yaitu Desa
Makamhaji, Desa Kartasura dan Desa Pucangan dimana setiap desa diambil
gangguan jiwa. Pada penelitian kualitatif tidak ada kriteria yang baku dalam
umum dalam peneliti kualitatif bahwa penelitian ini akan berhenti asalkan
22
yang menderita gangguan jiwa dan 1 keluarga dari Desa Pucangan yang
Informan Triangulasi : (1) Tetangga dari keluarga pasien gangguan jiwa, (2)
Dokter jiwa
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Konsep
1. Peran keluarga
2. Problematika keluarga
23
tingkah laku pada anggota keluarga seperti orang tua tidak memberikan
kasih sayang kepada anaknya, terjadi kekerasan dalam rumah tangga dan
F. Instrumen penelitian
digunakan untuk mengetahui hal – hal yang lebih mendalam tentang gambaran
G. Pengumpulan data
a. Data primer
b. Data sekunder
24
2. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara
yang dilakukan dengan partisipan lebih dari satu disebut focus grup
standar yang sama antara responden satu dengan yang lain (Sarosa,
sebelumnya.
wawancara. Data dari hasil wawancara ini dicatat dan disalin dalam bentuk
25
catatan lapangan untuk mengumpulkan dan memilih hal-hal pokok, lalu
3. Conclusion Drawing/Verification
I. Validitas
memanfaatkan sesuatu yang di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai
26
J. Langkah – langkah penelitian
1. Instrumen penelitian
yang dilakukan. Selain itu juga menggunakan catatan lapangan ( field note ).
2. Jalannya penelitian
a. Pendahuluan
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pelaksanaan penelitian
satu per satu dengan informan. Semua hasil wawancara direkam dan
27
2) Analisis data
3) Mencari kategori
4) Mendeskripsikan kategori
c. Pelaporan
penelitian.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Informan
penelitian. Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas yaitu peran dan
satu orang dengan karakteristik atau kriteria informan seperti yang telah
ditentukan.
D. Hasil Penelitian
“Orang yang tidak normal mas, seperti sering mulutnya komat-kamit gak
jelas dan sering ngomong dan ketawa sendiri mas“(P2),
“Orang yang beda dengan orang yang waras mas, seperti sering teriak-
teriak dipinggir jalan,pakaiannya kotor dan sobek-sobek dan pola
pikirnya seenaknya sendiri mas “ (P3),
30
“Gangguan jiwa itu mas orang yang tingkahlakunya aneh suka ngomong
sendiri dan teriak-teriak sendiri mas.” (P4),
“Orang yang tidak waras mas” (P5).
gangguan jiwa menurut para informan adalah orang yang tidak normal
“kalau pendapat saya mas terlalu mikirin keras mas dan akhirnya jadi
gila” (P1),
31
“Peran ayah bagus mas, tiap 6 bulan bayarin kuliahnya, kasih sayang
malah lebih diberikan buat anak saya yang kuliah di jogja itu mas dan
bahkan kalau anak saya pulang dari jogja ayahnya sering menjemputnya
dan kadang sempat mampir beli sayur dan lauk buat kita ” (P1),
“Peran ayah menurut saya bagus mas, karena saya sebagai anak ndak
pernah merasa kekurangan dari rasa perhatian dan kasih sayang dari
ayah saya mas dan juga ayah selalu memberika kebebasan terhadap
pergaulan saya asalkan saya dapat mempertanggung jawabkannya mas”
(P2),
”Peran saya selaku ayahnya juga ndak kurang mas, tiap kebutuhan dia
selalu saya penuhi dia minta apa selalu saya kasih walaupun ndak
seberapa dan saya juga sering ” (P3),
“Kalau peran suami kurang bagus mas karena kurang perduli terhadap
anak kita, sering membebaskan anak kita mau bergaul sama siapa dan
sering membentak-bentaknya mas, apalagi setelah kita bercerai mas
ayahnya sudah tidak peduli sama sekali” (P4),
“Peran bapaknya bagus mas, selalu perhatian mas dan dulu juga sering
merawat anak-anak jika saya keluar dan apabila anak saya sakit mas,
(P5).
Hasil wawancara di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran
32
“Peran saya mas, saya bingung mau jawab gimana ya mas hehe...
pokoknya semua kebutuhan dia yang nyiapin saya mas sampai dia masuk
kuliah pun masih saya seperti nyuci bajunya, stlikain bajunya dan
nyuapin dia makan mas”. (P1)
“Ibu berperan baik mas, rasa kasih sayang diberikan kepada kita semua
sebagai anaknya dan ibuk sering menjadi pemisah jika saya dan kakak
saya sedang berantem mas” (P2)
“Ibunya ya baik mas, tiap hari yang mengurusi makan anak saya dan
merawat anaknya kalau pas sakit”.(P3)
“Peran saya mas? Saya binggung mas kalau jawab, pokoknya tiap
kebutuhannya dia yang mengurusi saya mas”(P4)
“Saya sayang banget mas sama anak saya,pokonya kegiatan positif yang
ingin dia lakukan saya selalu dukung mas”. (P5)
33
“Saudaranya saling peduli mas” (P5)
gangguan jiwa.
gangguan jiwa
“ Ya sedih mas, tapi mau gimana kita tetep harus sabar mas” (P4).
gangguan jiwa.
34
g. Apa yang keluarga lakukan ketika salah satu anggota keluarga terkena
gangguan jiwa
lakukan ketika salah satu anggota keluarga terkena gangguan jiwa dan
“ Ya saya obati mas, saya bawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) mas” (P1).
“ Saya bawa langsung ke dokter jiwa mas, terus kami dirujuk ternyata ya
benar karena stres depresi berat terus dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa
(RSJ)” (P3).
Jiwa (RSJ).
35
“ Alhamdulilah keluarga hubungannya masih baik mas” (P2)
“ Hubungan keluarga masih baik-baik saja sampai hari ini mas” (P5)
baik.
a. Pengertian keluarga
“ Keluarga itu rumah tangga mas, jadi ada bapak ibu dan anak yang
kebutuhannya dicari oleh bapak dan ibu” (P1)
“ Keluarga terdiri dari ayah,ibu dan anak mas yang mempunyai tugas
berbeda-beda” (P2)
“ Keluarga itu apa ya mas, pokoknya hidup bersama antara laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh anak” (P3)
“ Keluarga itu hidup bersama mas untuk memperoleh anak mas” (P5)
tua, ayah, ibu dan anak yang mempunyai tugas masing-masing dan hidup
36
b. Apa yang menjadi penyebab gangguan jiwa pada keluarga Anda?
“ Saya kurang tahu pastinya mas, itu berawal dari dia kuliah di jogja
mas, entah karena tugas dari kuliahnya, lingkungannya atau gara-gara
cowok saya kurang tahu, pokoknya setelah sampai rumah tiba-tiba anak
saya sudah kelihatan berubah suka ngomong sendiri gitu mas, padahal
awal tidak seperti itu. Bagaimana dengan uang bulanan dan bayaran
SPPnya buk? Kalau jatah bulanan dia tidak pernah minta mas, kalau
kita kasih dia selalu bilang sudah cukup gitu dan kalau bayaran SPP
mas alhamdulilah kita selalu bayar walaupun agak molor dikit mas”
(P1)
“ Emm biasa mas problem dalam rumah tangga mas, istrinya pengennya
semua kebutuhannya bisa dicukupin, tapi karena ekonomi anak saya
yang pas-pasan jadi tidak mampu untuk mencukupi kebutuhannya
sehingga berdampak pada perkelahiaan hampir tiap hari keluarga anak
saya itu berantem terus mas dan sampai akhirnya istrinya ninggalin
anak saya mas, lha berawal dari situ mas anak saya jadi gila jadi sering
ngomong sendiri dan sering pukul-pukulin kepalanya sendiri mas” (P3)
“ Berawal dari kondisi dalam keluarga mas, anak saya ini sering
melihat pertengkaran antara saya dengan mantan suami saya mungkin
dia ndak kuat mas, disamping itu setelah cerai dia juga harus gantian
tidur dirumah saya dan rumah mantan suami saya mas. (P4)
“ Ini berawal 10 tahun yang lalu saat suami saya meninggal mas, anak
saya setelah ditinggal oleh bapaknya dia mulai jadi pendiam, sering di
dalam kamar,jarang makan dan kadang-kadang dia juga ngobrol
sendiri. Tiap kali saya tanya katanya dia sedang bicara sama bapaknya,
mungkin dia belum siap kalau ditinggal oleh bapaknya” (P5)
37
penyebab, terjadi perubahan pada diri anaknya, uang saku tercukupi, P2 :
keluarga Anda
terjadi dalam keluarga anda dan diperoleh jawaban dari informan sebagai
berikut :
38
“ Kalau sepengetahuan saya dalam keluarga saya tidak ada masalah
mas” (P1)
“ Saya bingung mas jawab gimana karena bapak sakitnya bukan karena
problem yang terjadi dalam keluarga kita, tapi karena saudara bapak
gangguan jiwa, terus bapak yang harus ngurusin terus bapak ndak kuat
jadinya bapak saya juga jadi ikut gila mas” (P2)
“ Wah saya kurang tahu mas, karena keluarga saya baik-baik saja tidak
pernah ada masalah” (P1)
“ Kalau dasar saya kurang tahu mas, pokoknya bapak saya itu sakit
karena bapak dulu yang ngerawat saudaranya yang gangguan jiwa,
mungkin bapak tekanan batin mas buat ngurusnya” (P2)
39
“ Persoalan ekonomi mas, suami saya itu tidak mau kerja mas tiap kali
saya ajak ngomong baik-baik soal kerjaan buat nyukupin kebutuhan
dianya selalu marah-marah mas sehingga kita sering berantem mas .
(P4)
gangguan jiwa
“ kalau merawat saya gantian sama saudara saya mas, jadi seminggu
sekali kita di rumah buat jaga bapak, nyiapin makan bapak dan sering
ngajak ngomong bapak mas, kalau bapak ndak diajak ngomong kadang
teriak-teriak sendiri mas” (P2)
“ Saya sering kandani yang baik-baik mas, tak ajak ngobrol dan
makanannya saya yang nyiapin mas, soalnya dia selalu ngurung diri di
dalam kamar terus mas, kalau ndak saya tanya dia mau makan apa ndak
dianya juga diem aja, tapi kalau pas kumat mas dia sering garuk-garuk
kepala dan pukul-pukul kepalanya sendiri mas lha pas waktu itu baru
40
saya cegat, saya kandani hal-hal yang baik dan saya ajak ngobrol mas”
(P3)
“ Semua yang ngerawat saya mas, bapaknya ndak mau ngerawat dia,
kadang saya sempat nangis mas kalau lihat dia, gara-gara kesalahan
saya dan mantan suami saya akhirnya anak saya jadi kayak gini, tapi
saya sabar mas buat ngurus dia dari nyiapin makan, mandiin dia dan
saya tiap hari sering ngajak ngorol dia mas, Cuma itu yang bisa sya
lakukan mas” (P4)
“ Ya saya rawat mas, bingung jelasinnya mas yang jelas kalau dianya
minta makan saya siapin, dia ngajak ngobrol juga saya temenin
pokoknya apa aja yang dia inginin selalu saya turutin mas, kalau ndak
dia selalu ngamuk mas. Ngamuknya seperti apa buk? Kadang suka
banting benda yang ada didekatnya dan teriak-teriak. (P5)
komunikasi.
g. Apa yang sudah Anda lakukan dalam menangani masalah pada anggota
“ Emm apa ya mas masalahnya aja saya kurang jelas kenapa anak saya
jadi seperti ini,mungkin lingkungannya di sana mas. soalnya antara
saya, bapaknya dan dia hubungannya baik-baik aja mas, tapi dulu pas
sakit dan belum menikah kita mengobatkannya mas. (P1)
“ Akhirnya kemarin saudara ayah yang sakit gila itu kami titipkan keRSJ
mas, tapi bapak tetep kami rawat sendiri mas, supaya bapak agak kurang
pikirannya mas, karena penyebab bapak sakit kayak ginikan beban
mental buat ngerawat saudaranya itu dan juga kami bawa ke dokter jiwa
mas. (P2)
41
“ Yang pasti mas saya ndak kurang-kurangnya buat bawa dia berobat
kesana kemari mas, supaya dia biar cepet sembuh seperti kayak dulu
lagi” (P3)
“ Dari pada tiap seminggu sekali anak saya harus gantian nginep di
rumah saya dan bapaknya akhirnya saya putuskan untuk merawat anak
saya di rumah saya sendiri, saya kasihan dengan kondisi anak saya yang
seperti itu mas, takut dianya malah tambah parah entar” (P4)
sendiri dan ibu merangkap sebagai ayah dalam hal tanggung jawab dalam
keluarganya.
“ Ya sekarang komukasi ndak lancar seperti dulu mas, soalnya dia susah
untuk diajak ngobrol. Kalau dulu apa aja yang diobrolkan pak? Ya dulu
kalau ada masalah kebutuhan rumah tangga dan istrinya yang selalu
minta ini itu mas” (P3)
42
“ Hehe saya bingung mas mau jawab gimana kalau komunikasi ya
seperlunya aja, tapi saya tetep coba ajak dia komunikasi mas. Apa saja
yang dikomunikasikan buk? Ya apa aja mas, kadang ndak nyambung
kadang dia juga nyambung mas, tapi kadang dia suka panggil nama
bapaknya mas, kadang dia juga tanya bapak kemana buk, seperti itu
terus mas kalau baru sendiri didalam kamar” (P4)
dikomunikasikan bermacam-macam.
3. Hasil Triangulasi
a. Tetangga penderita
“Ya baik mas, setahu saya ayahnya selalu jemput kalau dia pulang
dari jogja, masalah pergaulan anaknya juga diberi kebebasan dan
ayahnya selalu mengajarkan nrimo opo onone (hidup apa adanya)”
T1
“Baik mas. Setahu saya pak slamet sayang banget mas sama anak-
anaknya, selama 5 tahun saya sebagai tetangganya dia ndak pernah
43
marah-marah kepada anak-anaknya, dia juga memberikan pendidikan
yang bagus pada anak-anaknya dan dulu sebelum pak slamet sakit
keluarga mereka hampir sebulan sekali sering plesir sekeluarga” T2
“Peran keluarganya baik mas dari kecil anak-anaknya sudah
diajarkan untuk mandiri mas, tapi karena keadaan ekomoni mas
anak-anaknya cuma disekolahkan seadanya, tapi masalah kasih
sayang orang tuanya sayang banget pada anak-anaknya... kok bapak
bisa bilang gtu? Karena waktu anaknya dulu masih kuliah mas
bapaknya yang sering jemput mas, karena anaknya ndak naik sepeda
motor mas” T3.
“Peran keluarganya kurang baik mas karena setahu saya yang
ngerawat anaknya cuma ibunya saja, sedangkan ayahnya kegiatannya
cuma nonkrong di warung kopi dan ndak ngurus anaknya mas, saya
malah ngerasa kasihan mas karena yang bekerja cuma ibunya aja”
T4
“Peran keluarganya dulu baik mas anaknya selalu didik untuk
mandiri mas, dibebaskan untuk bergaul dan orang tuanya pun ndak
pernah marahin dia mas” T5
Hasil wawancara di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mengurus anaknya.
44
2) Apa saja yang sudah dilakukan keluarga kepada anggota keluarganya
“Kalau hal itu setiap bualan anaknya selalu diobatkan mas dulu
pernah dibawa ke dokter jiwa” T4
“Wah tiap bulan sekali selalu berobat mas, karena saya sering lihat
ibunya selalu nganterin dia untuk berobat” T5
jiwa.
3) Apa yang Anda ketahui tentang penyebab gangguan jiwa yang terjadi
pada pasien ?
Peneliti mengajukan pertanyaan tentang penyebab gangguan
sebagai berikut :
45
“Saya kurang paham mas kalau ndak salah mas mulai seperti itu pas
pulang kuliah dari jogja mas,dia berubah menjadi sering ngomong
sendiri dan sering teriak-teriak sendiri juga mas” T1
“Kalau problem rumah tangganya saya kurang tahu mas, setahu saya
bapak slamet itu juga punya keluarga yang gila juga, pak slamet itu
yang merawatnya, kok tiba-tiba Pak Slamet juga ikut jadi gila juga,
saya tidak tahu mas karena apa mungkin karena kebiasaan ngurusi
orang gila, makanya pak slamet jadi ikut gila mas” T2
“Wah setahu saya mas itu terjadi kalau ndak salah 2 tahun yang lalu
setelah ditinggal istrinya mas makanya dia jadi gila, tapi sebelum thu
mas keluarganya selalu berantem, sempet denger gara-gara sisuami
tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari mas kan yang kerja cuma
suami aja sedangkan istrinya cuma ibu rumah tangga sedangkan
penghasilan suaminya cuma pas-pasan, kerjanya suaminya cuma kuli
bangunan kayak saya mas” T3
“Setahu saya mas, jadi gila seperti itu setelah bapaknya meninggal
mas, dia jadi pendiam dan kadang dia jalan sambil ngomong sendiri”
T5
46
informan triangulasi berpendapat kematian salah satu anggota
keluarga.
pasien?
47
b. Dokter Jiwa
anaknya)
2) Apa yang harus dilakukan orang tua dalam proses penyembuhan pada
48
Hasil wawancara di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hal
49
BAB V
PEMBAHASAN
gangguan jiwa berdasarkan data dari Puskesmas Kartasura selama tahun 2013.
gangguan jiwa pada salah satu anggota keluarga penderita gangguan jiwa
sesuai dengan kriteria yang ditentukan yaitu keluarga dari penderita gangguan
jiwa, dimana kesemua anggota keluarga dari informan tersebut sebagian besar
a. Pendapat keluarga tentang ganggun jiwa yaitu orang yang tidak normal,
sendiri dan tingkah laku aneh. Seperti kutipan dalam Nasir A dan Muhith
51
pengetahuan yang baik terhadap gangguan jiwa dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran
52
anaknya untuk bergaul dengan tetap memperhatikan pergaulan anaknya
pemberi rasa aman bagi anggota keluarga dan juga sebagai kelompok
b. Peran ibu sebelum salah satu anggota keluarga terkena penyakit ganguan
jiwa
jiwa berjalan dengan baik. Peran formal dan informal ibu kepada anggota
53
c. Peran saudara sebelum salah satu anggota keluarga terkena penyakit
ganguan jiwa.
berjalan dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa saudara paham akan
gangguan jiwa.
a. Apa yang dilakukan keluarga pada salah satu angggota keluarga yang
Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Hal ini menunjukkan sudah baiknya peran
54
mengalami gangguan jiwa dengan membawanya ke Rumah Sakit Jiwa
(RSJ).
formal dan informal keluarga secara afektif dan peran keluarga dalam
dengan baik dan positif sebelum salah satu anggota keluarganya terkena
gangguan jiwa dan juga semua keluarga sudah melakukan tindakan yang
nilai pada anaknya, maka salah satu anggota keluarganya tidak akan
bahwa keluarga harus menjalan peran dengan baik seperti orang tua harus
55
demokratis, menjadi contoh dalam bersikap dan menjadi penghubung di
jiwa. Selain hasil diatas didapat pula data pendukung dari hasil triangulasi
merawat anaknya, tidak pernah memberi kasih sayang kepada anaknya dan
gangguan jiwa. Dengan demikian, peran orang tua dan keluarga menjadi
hal yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh pasien agar dirinya
56
C. Analisis problematika keluarga
keluarga, hubungan orang tua yang kurang harmonis, keadaan lingkungan yang
gangguan jiwa pada salah satu anggota keluarga karena kurang berperannya
orang tua dalam menentukan pola asuh terhadap anak sehingga anak tidak
mendapatkan kasih sayang, tidak ada panutan dan menilbulkan rasa tidak aman
bersama memperoleh keturunan dan ayah, ibu dan anak yang mempunyai
57
keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga yang ada di
yang tidak dapat dipenuhi oleh suami, perkelahian dan ditinggal istri. 1
ekonomi keluarga yang bagus. Hal itu juga sesuai kutipan Maramis
58
b. Apakah problematika keluarga sebagai penyebab gangguan jiwa pada
anggota keluarga.
keluarga.
59
c. Hal dasar yang sering menjadi problematika dalam keluarga
gangguan jiwa, karena faktor ekonomi keluarga dan kematian salah satu
anggota keluarga.
yang mengalami gangguan jiwa susah untuk dia ajak komunikasi, namun
yang sehat memiliki sifat yaitu komunikasi yang jelas dan kemampuan
yaitu :
60
3) Berdiskusi dengan anggota keluarga yang lain mengenai penderita
sikap yang baik dan positif. Sebagian keluarga juga menunjukkan respon
b. Apa saja yang sudah Anda lakukan dalam menangani masalahan pada
sendiri dan sosok ibu merangkap sebagai ayah dalam hal tanggung jawab
61
1) Bahwa semua keluarga sudah paham akan pengertian sebuah keluarga
keluarganya sebagai salah satu cara membentuk karakter kepada anaknya dan
anaknya.
2. Orang tua harus menerapkan komunikasi yang baik dalam keluarga kepada
anggota keluarganya.
anaknya.
62
Menurut hasil penelitian Devita (2012) mengatakan bahwa tingkat
ekonomi dengan tipe kelas bawah hasil hampir seluruhnya responden yaitu 42
orang (89,5%), faktor kecemasan, depresi, rasa malu dan rasa takut seluruhnya
yang diambil peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ekonomi, dan
kehilangan yang menyebabkan kecemasan, depresi, rasa malu dan rasa salah
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Iyus, dkk (2009) bahwa
gangguan jiwa.
D. Keterbatasan Penelitian
perbedaan suku, ras dan kebudayaan yang berdeda disuatu tempat atau
daerah.
63
BAB VI
A. Simpulan
sebagai berikut :
dengan baik dan lancar, namun terdapat satu keluarga yang kurang
lancar yang menyebabkan gangguan jiwa pada salah satu anggota keluarga
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan kasus penyebab gangguan jiwa pada salah satu
keluarga.
65
DAFTAR PUSTAKA
Baihaqi. 2005. Psikiatri ( konsep dasar dan gangguan jiwa ). Bandung : Refika
Aditama.
Darmadi, Hamid. 2013. Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan
Sosial. Bandung : Alfabeta.
Devita Y. 2012. Karakteristik Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjasinya
Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Desa Paringan
Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo. Naskah publikasi. UMP
Ponorogo. http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/2/jkptumpo-gdl-devitayana-
92-1.
Elvira, S.D dan Hadikusanto, D, 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Erlina, Soewadi, Dibyo P. 2010. Determinan Terhadap Timbulnya Skizofrenia
Pada Pasien Rawat jalan Di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB Saanin Padang
Sumatra Barat. FK UGM Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol.
26, No. 2, Juni 2010.
Friedman, M. Dkk. 2013. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, &
Praktik. Edisi 5. Jakarta : EGC
Iklima. 2010. Peran Orang Tua Dalam Proses Penyembuhan Pasien Di Rumah
Sakit Jiwa Dr. Soehato Heerdjan Jakarta. Naskah Publikasi. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. http://repository.uinjkt.ac.id/.
Katona, C., Cooper, C., Robertson, M., 2012. At a Glance Psikiatri edisi keempat.
Jakarta : Erlangga.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kemenkes RI.
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif Dasar – dasar. Jakarta : Permata Putri
Media.
PANDUAN WAWANCARA
A. Orientasi
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dan menjelaskan
bahwa kerahasiaan responden terjamin
3. Meminta kesediaan calon responden menandatangani surat pernyataan
kesediaan menjadi responden
4. Melakukan kontak wawancara, menawarkan waktu wawancara 20-30
menit
B. Inti
Setelah calon responden menandatangani surat pernyataan
kesediaan menjadi responden, selanjutnya peneliti mewawancarai
responden dengan merekam isi pembicaraan.
Pertanyaan yang akan disampaikan yaitu :
1. Peran keluarga ( Kode 1 )
a. Apa pendapat anda tentang gangguan jiwa?
b. Menurut anda faktor apa saja yang menyebabkan gangguan jiwa?
c. Bagaimana peran ayah sebelum salah satu anggota keluarga terkana
penyakit jiwa?
d. Bagaimana peran ibu sebelum salah satu anggota keluarga terkana
penyakit jiwa?
e. Bagaimana peran saudara sebelum salah satu anggota keluarga
terkana penyakit jiwa?
f. Bagaimana perasaan anda setelah anggota keluarga anda
mengalami gangguan jiwa ?
g. Apa yang anda lakukan ketika anggota keluarga anda terkena
gangguan jiwa?
h. Bagaimana hubungan keluarga anda sekarang dengan salah satu
anggota keluarga yang terkena gangguan jiwa?
Peran keluarga
2 Apa saja yang sudah dilakukan T1 : setahu saya mas T1 : tiap bulan T1 : melakukan Semua informan
keluarga kepada anggota
tiap bulan keluarganya pengobatan triangulasi
keluarganya mengobatkannya berpendapat bahwa
keluarganya untuk proses mengobatkannya..
keluarga penderita
penyembuhan? bapak tahu tidak melakukan
diobatkan kemana?
Wah kalau itu saya pengobatan dengan
kurang tahu mas membawanya ke
pokoknya anaknya Rumah Sakit Jiwa dan
diobatkan gitu aja dokter jiwa
T2 : mengobatkanya T2 : mengobatkanya T2 : melakukan
dengan membawanya ke Rumah Sakir Jiwa pengobatan ke
ke Rumah Sakit Jiwa Rumah sakit Jiwa
mas
T3 : setahu saya mas T3 : diobatkan T3 : melakukan
ya diobatkan tapi saya pengobatan
kurang tahu
diobatkanya dimana
T4 : kalau hal itu setiap T4 : setiap bualan T4 : melakukan
bualan anaknya selalu anaknya selalu pengobatan dengan
diobatkan mas dulu diobatkan ke dokter membawanya ke
pernah dibawa jiwa dokter jiwa
kedokter jiwa
T5 : wah tiap bulan T5 : tiap bulan sekali T5 : melakukan
sekali selalu berobat selalu berobat pengobatan
mas, karena saya
sering lihat ibunya
selalu nganterin dia
untuk berobat
3 Apa yang anda ketahui tentang
T1 : saya kurang T1 : tidak paham dan T1 : tidak tahu T1 : tidak mengetahui
penyebab gangguan jiwa yang
paham mas kalau kondisi penderita faktor penyebab dan faktor penyebab
ndak salah mas berubah menjadi terjadi perubahan
terjadi pada pasien ? mulai seperti itu pas sering teriak-teriak diri seperti gangguan jiwa, T2 :
pulang kuliah dari dan ngomong sendiri ngomong dan karena memiliki
jogja mas,dia teriak-teriak sendiri saudara yang
berubah menjadi sebelumnya
sering ngomong
menderita gangguan
sendiri dan sering
jiwa, T3 : ditinggal
teriak-teriak sendiri
juga mas. istri, keluarga sering
T2 : Kalau problem T2 : karena mengurusi T2 : karena memiliki berantem, keadaan
rumah tangganya saya saudaranya yang saudara yang ekonomi keluarga
kurang tahu mas, sebelumnya sudah sebelumnya yang kurang, T4 :
setahu saya bapak mengalami gangguan menderita gangguan keluarga sering
slamet thu juga punya jiwa jiwa berantem dan kondisi
keluarga yang gila ekonomi keluarga
juga, pak slamet itu yang kurang, T5 :
yang merawatnya, kok kematian salah satu
tiba-tiba Pak Slamet anggota keluarga
juga ikut jadi gila juga,
saya tidak tahu mas
karena apa mungkin
karena kebiasaan
ngurusi orang gila,
makanya pak slamet
jadi ikut gila mas
T3 : Wah setahu saya T3 : ditinggal istri, T3 : ditinggal istri,
mas itu terjadi kalau keluarga sering keluarga sering
ndak salah 2 tahun berantem, suami tidak berantem, keadaan
yang lalu setelah di dapat mencukupi ekonomi keluarga
tinggal istrinya mas kebutuhan istrinya yang kurang
makanya dia jadi gila, dan penghasilan
tapi sebelum thu mas suami yang pas-pasan
keluarganya selalu
berantem, sempet
denger gara-gara
sisuami tidak bisa
mencukupi kebutuhan
sehari-hari mas kan
yang kerja cuma suami
aja sedangkan istrinya
cuma ibu rumah
tangga sedangkan
penghasilan suaminya
cuma pas-pasan,
kerjanya suaminya
Cuma kuli bangunan
kayak saya mas
T4 : Setahu saya T4 : keluarga selalu T4 : keluarag sering
keluarganya selalu berantem, keluarga berantem dan kondisi
berantem mas, tidak pernah akur dan ekonomi keluarga
kelihatan rumah kondisi ekonomi yang kurang
tangganya tak pernah keluarga yang kurang
akur mas, mungkin karena suami tidak
gara-gara kondisi bekerja
ekonomi mas, soalnya
saya pernah dengar
berantemnya gara
istrinya bilang
berasnya sudah habis
suami langsung marah,
saya tahu kalau
suaminya tidak
bekerja mas, mungkin
itu slah satu
penyebabnya
T5 : Setahu saya mas T5 : ditinggal mati T5 : kematian salah
mas, jadi gila seperti oleh ayahnya dan satu anggota
itu setelah bapaknya pendiem dan jalan keluarga
meninggal mas, dia sambil ngomong
jadi pendiam dan sendiri
kadang dia jalan
sambil ngomong
sendiri
4 Apa yang anda ketahui tentang T1 : setahu saya mas T1 : komunikasi T1 : 2 informan
komunikasi antara keluarga dengan
komunikasinya masih lancar triangulasi
masih lancar-lancar berpendapat
pasien? aja, karena ibunya komukasi antara
tiap hari sering
ngajaknya ngobrol pasien dengan
dan anaknya juga keluarga lancar dan 3
paham yangg informan triangulasi
diomongkan berpendapat
T2 : komunikasi T2 : komunikasi T2 :
komunikasi tidak
kayaknya kurang kurang lancar
lancar antara kleuar
lancar mas karena pak
dengan pasien
slametnya susah untuk
gangguan jiwa
diajak ngobrol, setahu
saya anaknya
ngajaknya ngobrol pas
makan aja soalnya
saya pernah lihat
anaknya sedang
nyuapin pak slamet
waktu di depan rumah
T3 : komukasinya T3 : komunikasi T3 :
kurang lancarnya kurang lancar
T4 : komunikasi ndak T4 : komunikasi tidak T4 :
lancar mas karena lancar
anaknya sering teriak-
teriak kalau mau
diajak ngobrol sama
ibunya
T5 : komunikasi lancar T5 : komunikas lancar T5 :
mas soalnya kadang
saya sempet denger
ibunya sering ngajak
dia ngomong dan
anaknya juga bales
jawab mas, tapi ya
sambil ketawa-ketawa
sendiri.