Peran FS Dalam UMKM
Peran FS Dalam UMKM
Peran FS Dalam UMKM
Abstract
Kudus Regency is one of the districts in Central Java whose economic activities that are
dominated by the industrial sector both in large industries such as the Djarum and Pura
Barutama, and small industries. The industrial sector is the main pillar of the economy of
Kudus with a contribution about 63.55 percent. The research approach used in this study is a
qualitative approach, where the author does not use statistical data in collecting and
identifying data. Qualitative methods are best used to develop theories that are built from data
obtained through the field. Operational Management is a function or management activity
that includes planning, organization, staffing, coordination, direction and supervision of the
company's operations. There are three main problems faced by the company such as the
problem of determining the company position, design, and other operational problems.
Determination of the company position in the community aims to have the company in
accordance with community needs, and can be run economically, effectively and efficiently.
The similarities between theory and practice, for example, share market segmentation so that
in determining what items will be sold or produced according to market needs so that the
segments will be targeted or the segments to be targeted, the position of goods will also be
determined. While differences in practice in determining production or sales do not use
calculations such as through sales forecasts and targets to be achieved.
A. PENDAHULUAN
Pada dasarnya, keberadaan UMKM tidak lepas dari usaha pemilik usaha untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup. Pola fikir (mindset) pelaku
usaha kecil dan usaha menengah adalah selalu ada keuntungan selama usaha masih dapat
berjalan serta sangat mengandalkan insting bisnis dalam menjalankan usaha. Terdapat
banyak faktor yang menentukan usaha dapat sukses atau tidak, diantaranya adalah
peluang pasar, kondisi persaingan, dan trend bisnis. Oleh karena itu, secara teori tidak
cukup hanya mengandalkan insting dalam mengambil keputusan di dunia bisnis. Lebih
dari itu, diperlukan suatu kalkulasi yang komprehensif baik secara kualitatif maupun
kuantitatif dari segala aspek yang berkaitan dengan usaha yang akan dibuat. UMKM agar
dapat lebih bersaing dan memiliki prospek perkembangan yang bagus, maka sebelum
mendirikan UMKM sebaiknya dilakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Hal ini
berguna untuk memperhitungkan kemungkinan apakah usaha dapat bersaing dan bertahan
diantara para kompetitornya sekaligus melihat kemungkinan pengembangan usaha di
masa depan yang dilihat dari berbagai aspek atau sudut pandang.
101
BISNIS, Vol. 6 No. 2, Des 2018
Karebet Gunawan
yang sudah ada. Ketiga bagi masyarakat, hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu
peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat, baik yang terlihat
langsung maupun yang muncul karena adanya nilai tambah sebagai akibat dan adanya
usaha tersebut.
Keempat studi kelayakan bisnis berguna bagi pemerintah. Dari sudut pandang mikro,
hasil dari studi kelayakan berguna sebagai informasi pengembangan sumber daya
manusia, berupa penyerapan tenaga kerja. Selain itu, adanya usaha baru atau
berkembangnya usaha lama sebagai hasil dari studi kelayakan bisnis yang dilakukan oleh
individu atau badan usaha, akan menambah pemasukan pemerintah, baik dan pajak
pertambahan nilai maupun dan pajak penghasilan (PPh) dan retribusi berupa biaya
perijinan, biaya pendaftaran, biaya administrasi, dan lainnya yang layak diterima sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Secara makro pemerintah studi kelayakan bisnis ini
adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional sehingga
tercapai pertumbuhan dan kenaikan income perkapita daerah. Usaha mikro kecil
menengah sangat membantu negara maka mahasiswa diharapkan bisa membuat usaha
maupun membantu UMK maka perlu dianalisis Peran Studi Kelayakan Bisnis Dalam
Peningkatan UKM.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian UMKM
Pengertian UMKM pada kajian ini mengacu pada Undang-undang UKM
Nomor 20 Tahun 2008, yaitu (http://peuyeumcipatat.blogspot.com) singkatan dari
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM diatur berdasarkan UU Nomor 20 tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah.
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
2. Kriteria UMKM
KRITERIA
No. URAIAN
ASSET OMZET
1. USAHA MIKRO Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2. USAHA KECIL > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar
3. USAHA MENENGAH > 500 Juta – 10 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar
Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha
Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan,
dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. Asset yang ada
dalam usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah yang diperhitungkan adalah asset
diluar tanah dan bangunan jadi walaupun asset tanah dan bangunan lebih dari 50 jt tapi
bisa juga masuk dalam usaha kecil.
3. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang orang
yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan
industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas
hidup para pelaku usaha. Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis
tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila
dilaksanakan. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis
yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal
untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru sampai
pada pengembangan. Arti dari studi kelayakan bisnis yaitu penelitian tentang layak
tidaknya suatu proyek ( biasanya tentang proyek investasi ) dilaksanakan dengan
berhasil. Criteria berhasil ada dua yaitu berhasil dalam arti luas dan dalam arti yang
terbatas (Husnan, 2000 )
menjadikan ide bisnis menjadi layak. Jika memang tidak ada jalan lain, maka
lebih tepat mengambil keputusan untuk mundur dan rencana bisnis tersebut.
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah
membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya. Seorang pelanggan,
jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar
kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah mutu produk dan pelayanannya,
kegiatan penjualan, pelayanan setelah penjualan, dan nilai-nilai penusahaan.
Kegiatan penjualan terdiri atas variabel-variabel pesan (sebagai penghasil
serangkaian sikap tertentu mengenai perusahaan, produk dan tingkat kepuasan
yang dapat diharapkan oleh pelanggan), sikap (sebagai penilaian pelanggan atas
pelayanan perusahaan), perantara (sebagai penilaian pelanggan atas perantara
perusahaan seperti dealer dan grosir). Pelayanan setelah penjualan terdiri atas
variabel-variabel pelayanan pendukung tertentu seperti garansi serta yang
berkaitan dengan umpan balik seperti penanganan keluhan dan pengembalian
uang. Selanjutnya variabelvariabel nilai perusahaan dapat dibagi atas dua macam
yaltu nilai resmi yang dinyatakan oleh perusahaan sendiri dan nilal tidak resmi
yang tersirat dalam segala tindakannya sehari-hari.
Kepuasan dibagi dua macam, yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan
psikologis. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi
suatu produk yang dimanfaatkan sedangkan kepuasan psikologis merupakan
kepuasan yang diperoleh dan atribut yang bersifat tidak berwujud dan produk.
Selanjutnya, pelanggan pun dapat dibagi atas dua macam, yaitu pelanggan
eksternal dan pelanggan internal. Pelanggan eksternal mudah diidentifikasi karena
mereka ada di luar organisasi, sedangkan pelanggan internal merupakan orang-
orang yang melakukan proses selanjutnya dan pekerjaan orang sebelumnya.
baik. Pada tahap awal, usaha-usaha ini membutuhkan biaya yang besar dan
bahkan mendatangkan kerugian. Sering kali kondisi ini berjalan cukup
lama.
c. Kecukupan Modal. Jenis industri yang memerlukan modal besar
merupakan hambatan yang besar bagi pemain baru, terutama pada jenis
industri yang memerlukan biaya yang besar untuk riset dan pengembangan
serta eksplorasi.
d. Biaya Peralihan. Hambatan masuk akan tercipta dengan adanya biaya
peralihan pemasok, yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana
berpindah dan produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Biaya
peralihan (switching cost) ini dapat berupa biaya pelatihan kembali
karyawan, biaya peralatan pelengkap yang baru, dan desain ulang produk.
Pada akhirnya, biaya-biaya ini akan ditanggung oleh konsumennya.
Apabila biaya peralihan yang diperlukan cukup besar, pesaing baru harus
memberikan penawaran yang jauh lebih menarik, terurama soal harga.
e. Akses ke Saluran Distribusi. Jalur distribusi sangat menentukan
penyebaran produk. Pernsahaan yang mempunyai jalur distribusi yang luas
dan bekerja secara baik akan sangat menghambat masuknya produk baru
ke dalam pasar. Pendatang baru mungkin sulit memasuki saluran yang ada
dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun saluran
sendiri.
2. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri
Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai
kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Persaingan pasar yang
sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk
dalam hal harga produk. Ancaman Dari Produk Pengganti
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri bersaing pula dengan
produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat
memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi adalah
kuat bilamana konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika
produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya
sama, bahkan lebih tinggi daripada produk-produk suatu industri lainnya.
3. Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers)
Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga,
meningkatkan mutu dan pelayanan serta mengadu perusahaan dengan
kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki. Beberapa kondisi yang
mungkin dihadapi perusahaan antara lain adalah:
4. Kekuatan tawar menawar pemasok (Suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikan
harga atau mengurangi kualitas produk atau servis. Pemasok akan kuat apabila
beberapa kondisi berikut terpenuhi:
a. Jumlah pemasok sedikit.
b. Produk/pelayanan yang ada adalah unik dan mampu menciptakan
switching cost yang besar.
c. Tidak tersedia produk substitusi.
a. Bidang Usaha. Paling tidak bidang usaha dan proyek yang akan dibangun
harus sesuai dengan anggaran dasar perusahaan atau telah sesuai dengan
filosofi perusahaan.
b. Fasilitas. Apabila proyek akan mendapatkan fasilitas-fasilitas tertentu,
selidiki apakah pengurusannya telah diselesaikan secara sah.
c. Gangguan Lingkungan. Proyek yang akan dibuat perlu memperhatikan
lingkungan sekitar tempat proyek berada. Pencemaran lingkungan yang
ditimbulkan oleh proyek akan berdampak negatif pada proyek itu sendiri,
seperti pencemaran udara, air, suara, dan moral masyarakat.
d. Pengupahan. Proyek yang membutuhkan tenaga kerja dengan skill yang
rendah biasanya tidak kesulitan memperolehnya dan mereka pun mau
dibayar dengan rendah. Sistem pengupahan perlu memperhatikan standar
upah minimum yang ditetapkan pemerintah setempat karena jika
dilanggar, keresahan buruh akan berdampak negatif pada proyek.
3. Lokasi Bisnis Akan Dilaksanakan
Lokasi dimana bisnis akan dibangun tidak akan terlepas dari pengaruh-
pengaruh yang mungkin saja dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu,
hendaknya lokasi bisnis dipersiapkan dengan baik. Perhatikan misalnya
masalah perencanaan wilayah dan status tanah.
a. Perencanaan Wilayah. Lokasi proyek harus disesuaikan dengan rencana
wilayah yang telah ditetapkan oleh pemerintah agar mudah mendapatkan
izin-izin yang diperlukan. Di samping itu, juga perlu diperhatikan
prakiraan situasi dan kondisi lokasi proyek dalam waktu yang akan datang.
Peneliti dapat mencari informasi tentang perencanaan wilayah ini,
misalnya dengan menghubungi kantor Pemda setempat yang mengurusi
perencanaan wilayah di mana proyek bisnis akan berada.
b. Status Tanah. Status kepemilikan tanah proyek harus jelas, jangan sampai
terjadi masalah di kemudian hari. Peneliti dapat mencari informasi tentang
status tanah ini, misalnya dengan menghubungi kantor Badan Pertanahan
Nasional (BPN) setempat.
4. Waktu pelaksanaan bisnis
Dalam kaitannya dengan waktu pelaksanaan bisnis, tinjauan aspek yuridis
terhadap izin pelaksanaan proyek bisnis menjadi penting diteliti. Semua izin
harus masih berlaku dan izin-izin yang belum dimiliki haruslah dilengkapi
terlebih dahulu (minimal izin prinsip).
5. Peraturan dan perundangan
Setiap usaha yang legal sudah tentu harus mengikuti aturan-aturan yang
berlaku baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan lain
sebagai penjabaran dan undang-undang tersebut, seperti Keputusan Menteri
(Kepmen), Surat Keputusan (SK) Dirjen dan Peraturan Daerah (Perda).
Dengan mengikuti aturan-aturan yang ada, maka secara yunidis formal
bisnis/usaha yang akan dijalankan menjadi layak.
C. PEMBAHASAN
Aspek Pasar dan Pemasaran, membahas mengenai segmentasi dan target pasar,
jumlah permintaan dan penawaran terhadap produk, kualitas dan spesifikasi produk,
metode penetapan harga, dan promosi. Dalam penelitian ini akan didapatkan bagaimana
cara memasarkan suatu barang yang ada baik barang yang dihasilkan dari hasil produk
maupun cara memasarkan barang dagangan yang ada. Segmentasi pasar yang ada juga
harus diketahui segmen mana yang akan dibidik dan bagaimana menyesuaikan barang
yang ada dengan segmen yang akan dibidik. Target pasar juga perlu ada ketentuan yang
akan dibidik pasar yang mana. Dari prakiraan penjualan, perusahaan dapat
memprakirakan anggaran perusahaan, dan dari anggaran perusahaan dapat ditentukan,
misalnya jumlah dan macam tenaga kerja yang dibutuhkan, kecukupan alat-alat produksi,
ketersediaan bahan mentah dan daya tampung gudang. Permintaan dapat diartikan
sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk
membeli pada berbagai tingkat harga. Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga
beli disebut permintaan efektif, sedangkan permintaan yang didasarkan pada kebutuhan
saja disebut sebagai permintaan potensial. Hukum permintaan mengatakan bahwa bila
harga suatu barang meningkat, maka kuantitas barang yang diminta akan berkurang,
begitu pula sebaliknya, bila harga barang yang diminta menurun, maka kuantitas barang
yang diminta akan naik .Beberapa faktor dapat mempengaruhi penawaran atau bisa juga
yang mempengaruhi harga , pada bagian ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
penawaran atau harga dijelaskan sebagai berikut:harga Barang-barang Lain. Pada
permintaan barang, barang-barang ada yang saling bersaing (jika merupakan barang-
barang pengganti) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang-barang seperti ini
dapat menimbulkan pengaruh yang penting kepada penawaran suatu barang ; Biaya
Faktor Produksi. Pengeluaran untuk sektor ini merupakan hal penting dalam proses
produksi. Jika pengeluaran-pengeluarannya tidak efisien, tindakan ini dapat mengurangi
penawaran di dalam sesuatu kegiatan ekonomi tertentu ; Tujuan Perusahaan. Jika tujuan
perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan, dapat saja perusahaan tidak berusaha
menggunakan kapasitas produksinya secara maksimal, tetapi pada tingkat kapasitas yang
memaksimumkan keuntungannya. Tujuan perusahaan dapat bermacam-macam dan dapat
menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap penentuan tingkat
produksinya.Tingkat teknologi. Tingkat teknologi mempunyai peran yang penting dalam
menentukan jumlah barang yang ditawarkan. Kemajuan teknologi dapat mengurangi
D. Kesimpulan
Persamaan yang ada antara teori dan praktek misalnya sama-sama melakukan
segmentasi pasar jadi dalam menentukan barang apa yang akan dijual maupun diproduksi
disesuaikan dengan kebutuhan pasar sehingga akan terbidik segmen mana yang akan
dibidik atau ditentukan segmen yang akan dilayani, posisi barang juga sangat ditentukan
juga. Sedangkan perbedaan dalam dalam praktek dalam menentukan produksi atau
penjualan tidak memakai perhitungan seperti lewat prakiraan penjualan maupun sasaran
yang akan dicapai.
1. Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya.
2. Kajian untuk mengetahui hal-hal utama dan konsumen potensial, seperti perihal sikap,
perilaku, serta kepuasan mereka atas produk-produk sejenis.
3. Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran.
Aspek Teknis Produksi dan Teknologis, membahas mengenai deskripsi produk,
penentuan lokasi, dan lay out fasilitas. Pada UMKM kurang memperhatikan pada aspek
teknis dan teknologis terutama pada usaha yang besifat jasa tetapi pada usaha yang
bersifat produksi misalnya makanan atau rokok maka teknis produksi sangat penting hal
ini dilakukan pada perusahaan UMKM di Kudus.
Pada aspek keuangan rata-rata UMKM yang ada jarang yang melakukan pencatatan dan
pembagian keuntungan yang baik misalnya ada sebagian keuntungan yang disimpan
untuk motif cadangan bila ada kekurangan modal karena sebetulnya sumber modal bisa
diperoleh dari keuntungan yang disimpan atau tidak dibagi.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah, 2005. Pengantar Bisnis” Graha Ilmu
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus (2012)
Jumingan, 2011, Studi Kelayakan Bisnis, Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Moediayanto, 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta : Departemen Pendidikan
Nasional Universitas Negeri Yogyakarta.
Umar, H. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Umar, H. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Suad Husnan “ Studi kelayakan Proyek” AMP YKPN, Yogyakarta, 2000
Sriyana, 2010. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (Ukm): Studi Kasus
Di Kabupaten Bantul. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Wiliandri,R. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Diakses tanggal Agustus 2018