Keywords: HIV/AIDS, Knowledge, Teenager, Attitude: ISSN 2303-1433
Keywords: HIV/AIDS, Knowledge, Teenager, Attitude: ISSN 2303-1433
Keywords: HIV/AIDS, Knowledge, Teenager, Attitude: ISSN 2303-1433
Abstract
Almost every week the prostitution in Gurah are visited by teenager from junior,
senior high school and college student. This things caused the knowledge about HIV/AIDS
is still less so made the attitude is worst too. The purpose of this study was to analyze the
correlation between knowledge of teenager about HIV / AIDS with HIV/AIDS prevention
attitude of HIV / AIDS in State 1 Senior High School Gurah, District Kediri. This study
used cross sectional method. The number of population is 198 and samples was 67
according to the inclusion and exclusion criteria used stratified proportional random
sampling and simple random sampling technique. Data was collected using a
questionnaire and analyzed using Spearman rank correlation test. The analyzed result
used Spearman test with an error level of 5% (0,05) used the formula ρ, ρ = 0,62, because
sample are 67 so it’s calculated used t formula with result t = 6,36. Then the t compared to
the t table and got the result t value (6,36) > t table (1,996), which means Ho is rejected
and it means there is a correlation between knowledge of teenager about HIV / AIDS with
HIV/AIDS prevention attitude of HIV / AIDS in State 1 Senior High School Gurah, District
Kediri. The conclusion is good knowledge will influence the good attitude too. So that,
suggested that teenagers should more added knowledge about HIV/AIDS so the knowledge
will be better.
reproduksi yang menyangkut materi negatif. Hal ini yang membuat sikap
tentang HIV/AIDS hanya dijelaskan remaja terhadap pencegahan HIV/AIDS
sekilas saja dan tidak sampai tuntas. baik.
Materi tentang HIV/AIDS hanya pernah Perbedaan sikap pada remaja ini
disampaikan oleh guru siswa sebatas cara dapat dipengaruhi oleh kondisi masing-
penularan HIV/AIDS salah satunya masing individu, cara pandang dan latar
melalui berhubungan seks secara bebas, belakang. Jika dipahami penyebab
sedangkan hal-hal lain terkait tanda gejala, perbedaan ini sifatnya sangat subyektif.
pengertian HIV/AIDS dan cara penularan Oleh karena itu, perbedaan sikap
HIV/AIDS yang lain belum pernah merupakan hal biasa dan harus dipahami
dibahas. Faktor lain yang menyebabkan sebagai bentuk keunikan tiap individu.
siswa mempunyai pengetahuan kurang Semakin berkembangnya pola pikir serta
yaitu metode yang digunakan pada saat bertambahnya pengalaman bersama
pemberian pendidikan tersebut adalah teman, keluarga dan masyarakat
metode ceramah. menjadikan remaja tersebut memilah
Menurut Tarigan (2010), metode mana yang baik dan mana yang buruk
diskusi kelompok lebih efektif dalam untuk dirinya sehingga terbentuk suatu
meningkatkan pengetahuan tentang sikap dalam diri remaja tersebut. Menurut
kesehatan reproduksi, salah satunya Azwar (2005) bahwa faktor pengalaman
tentang HIV/AIDS pada remaja pribadi juga dapat mempengaruhi
dibandingkan dengan metode ceramah. pembentukan sikap seseorang.
Menurut Porter dan Kemacki dalam Sikap merupakan perasaan
Suryani (2006) juga menyatakan bahwa mendukung dan perasaan tidak
kemampuan individu untuk menyerap mendukung (Azwar, 2005). Pembentukan
informasi melalui indera pendengaran sikap juga memerlukan dukungan dari
sangat terbatas. Dari hal ini dapat orang lain. Pada penelitian ini teman
diperkirakan kemampuan individu untuk sebaya dan guru merupakan orang lain
mengingat informasi yang diterima terdekat dengan remaja yang selalu
kurang, sehingga akan memberikan memberi dukungan bagi setiap sikap yang
tingkat pengetahuan yang berbeda-beda akan dilakukan oleh remaja terkait
pula. pencegahan HIV/AIDS. Hal ini didukung
teori Azwar (2005) yang mengatakan
2. Sikap Pencegahan HIV/AIDS di bahwa orang lain di sekitar kita
SMA Negeri 1 Gurah, Kabupaten merupakan salah satu diantara komponen
Kediri sosial yang ikut mempengaruhi
Berdasarkan hasil penelitian yang pembentukan sikap terhadap sesuatu.
didapatkan dari 67 remaja yang menjadi Kepercayaan dan keyakinan yang
responden sebagian besar remaja memiliki terbentuk dalam suatu keluarga atau
sikap pencegahan HIV/AIDS yang sangat lingkungan masyarakat sekitar juga ikut
baik yaitu sebesar 80,60% dan sisanya mempengaruhi sikap remaja. Pada
memiliki sikap baik sebesar 19,40%. penelitian ini menunjukkan bahwa
Sedangkan tidak ada satu pun responden mayoritas responden mempunyai sikap
yang memiliki sikap pecegahan tidak setuju apabila berjabat tangan atau
HIV/AIDS yang tidak baik ataupun sangat makan bersama penderita HIV/AIDS
tidak baik. dapat membuat kita tertular. Keyakinan
Menurut hasil penelitian, didapatkan atau kepercayaan tersebut dapat
sebagian besar responden menjawab dikarenakan pengaruh dari lingkungan
setuju pada pernyataan yang bersifat sekitar, seperti keluarga dan teman sebaya
positif dan sebagian besar menjawab tidak yang akhirnya akan menentukan
setuju pada pernyataan yang bersifat pembentukan sikap seseorang. Pada tahap
perkembangan remaja, pengaruh teman didapatkan t hitung 15,73 > t tabel 1,996
sebaya sangat tinggi. Siswa banyak maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya
membentuk kelompok-kelompok untuk ada hubungan antara pengetahuan remaja
memperoleh informasi-informasi sehingga tentang HIV/AIDS dengan sikap
mempengaruhi sikap remaja. pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 1
Menurut Lawrence Green (1980) Gurah, Kabupaten Kediri.
dalam Notoatmojo (2003) sikap Berdasarkan hasil penelitian yang
ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor. didapatkan dari 67 remaja yang menjadi
Faktor predisposisi (Predisposing Factor) responden didapatkan hasil tabulasi antara
meliputi pengetahuan sikap, kepercayaan, pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS
keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya yang baik dengan sikap pencegahan sangat baik
terdapat dalam diri individu maupun HIV/AIDS berjumlah 54 responden
masyarakat. Faktor pendukung (Enabling (80,60%).
Factors) meliputi lingkungan fisik seperti Sikap yang dimiliki oleh remaja di
umur, status sosial ekonomi, pendidikan, SMA Negeri 1 Gurah Kabupaten Kediri
sumber daya atau potensi masyarakat. yang sebagian besar sangat baik ini
Faktor pendorong (Renforcing factor) disebabkan karena remaja sudah cukup
meliputi sikap dan sikap orang lain. mendapat pengetahuan tentang HIV/AIDS
Misalnya : sikap orang tua, suami, tokoh baik dari lingkungan maupun sekolah.
masyarakat atau petugas kesehatan. Pengetahuan akan menumbuhkan sikap
Adanya pendidikan keagamaan yang dalam diri seseorang. Menurut Horton
telah diajarkan kepada remaja baik di dalam Suryani (2006), pemilahan dari
lingkungan pendidikan maupun di pengetahuan dan pengamatan inilah yang
lingkungan keluarga juga dapat menghasilkan sikap individu.
mempengaruhi sikap remaja tersebut. Hal Siswa telah mendapatkan pendidikan
ini sesuai dengan teori Wawan (2011) yang cukup dari sekolah maupun
yang mengatakan bahwa konsep moral lingkungan. Misalnya pendidikan
dan ajaran dari lembaga pendidikan dan reproduksi yang menyangkut tentang
lembaga agama sangat menentukan sistem materi HIV/AIDS yang telah diajarkan di
kepercayaan sehingga konsep tersebut sekolah merupakan salah satu faktor yang
akan mempengaruhi sikap. Gambaran mempengaruhi pengetahuan siswa. Hal
sikap seseorang terhadap suatu obyek tersebut memberikan informasi kepada
responden mengenai HIV/AIDS dapat siswa yang akhirnya membuat siswa dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu berfikir dan menentukan sikap. Hal ini
diantaranya pengalaman pribadi, media sesuai dengan Baron (2006) bahwa
massa, pengaruh orang lain yang dianggap pengetahuan merupakan suatu faktor
penting, pengaruh kebudayaan, lembaga kekuatan terbentuknya sikap seseorang.
pendidikan dan lembaga agama dan faktor Penelitian ini menunjukkan bahwa
emosional (Wawan.2011). pengetahuan yang baik akan mendukung
sikap yang baik pula. Adanya suatu
3. Hubungan Pengetahuan Remaja pengetahuan tentang HIV/AIDS dapat
Tentang HIV/AIDS dengan Sikap mempengaruhi siswa untuk bersikap
Pencegahan HIV/AIDS di SMA sesuai pengetahuan yang di dapat.
Negeri 1 Gurah Kabupaten Kediri Penelitian ini sesuai dengan hasil
Berdasarkan hasil perhitungan penelitian yang dilakukan oleh Fatusi
menggunakan uji korelasi spearman (2004) bahwa responden yang memiliki
dengan taraf kesalahan sebesar 5% (0,05) pengetahuan baik aka memiliki sikap yang
maka diperoleh hasil perhitungan t = baik pula. Wigati (2007) dalam
(15,73). Kemudian t hitung tersebut penelitiannya menyimpulkan bahwa
dibandingkan dengan t tabel, dan pengetahuan yang baik akan mendukung
Anonim. 2012. Info HIV dan AIDS. Analisis Data. Jakarta : Salemba
Diakses dari aidsindonesia.or.id Medika.
tanggal 5 Maret 2014 jam 8:27
WIB. Kusmiran, E. 2011. Kesehatan
Reproduksi Remaja dan Wanita.
______. 2012. Program Pengendalian Jakarta : Salemba Medika.
Penyakit Menular di Jawa Timur.
Diunduh dari dinkes.jatimprov.go.id Mertamupu, I.K. 2012. Seks Bebas dan
pada tanggal 3 Februari 2014 jam Penanggulangannya perspektif
11:12 WIB. Hiindu. Diakses dari
edukasi.kompasiana.com pada
______. 2007. Tahapan Perkembangan tanggal 12 Maret 2014 jam 21:15
Remaja. Diakses dari WIB.
www.fiqhislam.com pada tanggal 4
maret 2014 jam 10:49 WIB. Mikrajuddin, A., dkk. 2007. Ipa Terpadu
SMP dan MTs Jilid 3A. Jakarta :
______. 2010. Uji Validitas. Diakses Esis.
dari statmisker.wordpress.com tanggal
1 Maret 2014 jam 11:26 WIB. Munawaroh, N. 2014. Situasi HIV-AIDS
Kab. Kediri. Didapatkan tanggal 28
Azinar, M. 2013. Perilaku Seksual Februari jam 20:08 WIB
Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan. Nenggala, A.K. 2006. Pendidikan
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1-9. Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Jakarta : Grafindo Media Pratama.
Azwar, S. 2005. Sikap Manusia : Teori
dan Pengukurannya. Yogyakarta : Nisathahrinnisa. 2013. Cara Mengukur
Pustaka Pelajar. Sikap. Diakses dari
nisathahrinnisa.wordress.com
Budiamin, A. Penilaian Sikap. Diunduh tanggal 12 Maret 2014 jam 21:26
dari file.upi.edu tanggal 12 Maret WIB.
2014 jam 21:27 WIB.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
Efendi, F. dan Makhfudli. 2009. Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Keperawatan Kesehatan Komunitas. Rineka Cipta.
Jakarta : Salemba Medika.
_____________. 2012. Metodologi
Eriyanto. 2007. Teknik Sampling Analisis Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Opini Publik. Yogyakarta : LkiS. Rineka Cipta.