Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Keywords: HIV/AIDS, Knowledge, Teenager, Attitude: ISSN 2303-1433

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ISSN 2303-1433

Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Dengan Sikap Pencegahan


HIV/AIDS Di SMA Negeri 1 Gurah
Kabupaten Kediri

Arika Indah Setyarini, Ira Titisari, Putri Adi Ramadhania


Prodi Kebidanan Kediri Jl.KH.Wakhid Hasyim 64 B Kediri
Email : arika1mkeb@gmail.com

Abstract
Almost every week the prostitution in Gurah are visited by teenager from junior,
senior high school and college student. This things caused the knowledge about HIV/AIDS
is still less so made the attitude is worst too. The purpose of this study was to analyze the
correlation between knowledge of teenager about HIV / AIDS with HIV/AIDS prevention
attitude of HIV / AIDS in State 1 Senior High School Gurah, District Kediri. This study
used cross sectional method. The number of population is 198 and samples was 67
according to the inclusion and exclusion criteria used stratified proportional random
sampling and simple random sampling technique. Data was collected using a
questionnaire and analyzed using Spearman rank correlation test. The analyzed result
used Spearman test with an error level of 5% (0,05) used the formula ρ, ρ = 0,62, because
sample are 67 so it’s calculated used t formula with result t = 6,36. Then the t compared to
the t table and got the result t value (6,36) > t table (1,996), which means Ho is rejected
and it means there is a correlation between knowledge of teenager about HIV / AIDS with
HIV/AIDS prevention attitude of HIV / AIDS in State 1 Senior High School Gurah, District
Kediri. The conclusion is good knowledge will influence the good attitude too. So that,
suggested that teenagers should more added knowledge about HIV/AIDS so the knowledge
will be better.

Keywords : HIV/AIDS, Knowledge, Teenager, Attitude

Pendahuluan menyebabkan Kasus Kehamilan Tidak


Pengetahuan adalah segala sesuatu Diinginkan (KTD) yang selanjutnya
yang diperoleh manusia melalui kegiatan memicu praktik aborsi yang tidak aman,
akal pikiran atau akal budi manusia. Salah penularan Penyakit menular Seksual
satunya adalah permasalahan yang (PMS) dan Human Immunodeficiency
dihadapi remaja. (Apriyani. 2012). Virus atau HIV dan Acquired Immuno
Mereka umumnya memiliki dorongan Deficiency Syndrome atau biasa disebut
seksual yang sangat kuat, sedangkan AIDS, bahkan kematian. (Azinar.2013 :
risiko akibat kegiatan seksual yang 138).
menjurus pada hubungan seks belum Data laporan kasus HIV/AIDS
sepenuhnya mereka ketahui. menurut Kementrian Kesehatan Indonesia
(Surbakti.2009:107). selama 5 tahun terakhir.
Perkembangan jaman saat ini, ikut
mempengaruhi sikap seksual dalam Tabel 1 Data Laporan Kasus HIV/AIDS di
berpacaran remaja. Hal ini misalnya dapat Indonesia
dilihat bahwa hal-hal yang ditabukan oleh TAHUN HIV AIDS
remaja pada beberapa tahun yang lalu, 2008 10.362 5.134
seperti berciuman dan bercumbu kini telah 2009 9.793 5.458
dibenarkan oleh remaja sekarang. Bahkan 2010 21.591 6.476
ada sebagian kecil dari mereka setuju 2011 21.031 6.178
dengan free sex. Kondisi tersebut dapat 2012 9.883 3.541
(Dirjen PP & PL Kemenkes RI.2013.2)

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 2 Mei 2016 25


ISSN 2303-1433

Sebanyak 15.273 kasus HIV dan dalam kehidupan sehari-hari.


7.714 kasus AIDS terjadi di Jawa Timur (Pratiwi.2011:5).
dan diantaranya sebanyak 872 kasus Dari hasil wawancara peneliti dengan
ditemukan pada usia 15-24 tahun. kepala bagian Pencegahan dan
(Aditama.2013:2). Kabupaten Kediri Pengendalian Penyakit Menular Langsung
termasuk dalam 10 besar tertinggi (P2PL) Puskesmas Gurah, Umi Syayidah,
penemuan kasus HIV/AIDS di Jawa S.Sos pada tanggal 25 Maret 2014,
Timur, dengan jumlah kasus pada tahun didapatkan data kasus HIV/AIDS yang
2013, HIV sebanyak 518 dan kasus AIDS terjadi oleh remaja di Desa Gurah
sebanyak 249. Berdasarkan golongan sebanyak 3 kasus pada tahun 2013, yaitu
umur, besar kasus HIV/AIDS tertinggi pada kelompok usia 20 tahun, 22 tahun
terjadi pada usia 15-24 sebanyak 78 kasus dan 24 tahun. Penyebab HIV/AIDS itu
dan umur 25-39 sebanyak 205 kasus. sendiri karena seks bebas dan Narkotika,
(Munawaroh.2014). Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA).
Cara penularan kasus AIDS kumulatif Menurut Umi Syayidah, S.Sos,
dilaporkan melalui hubungan seks hampir setiap minggu tempat lokalisasi di
heteroseksual (54,8%), Injecting Drug Desa Gurah selalu didatangi oleh para
User atau IDU (36,2%), hubungan seks remaja SMP hingga mahasiswa. Kurang
sesama lelaki (2,9%), dan perinatal lebih 10-25 mahasiswa setiap minggu
(2,8%). Kelompok umur dengan kasus mendatangi tempat lokalisasi yang ada di
AIDS tertinggi adalah: kelompok umur Gurah.
20-29 tahun, ini berarti jika sejak Riset Kesehatan Dasar tahun 2010
terinfeksi sampai masuk ke kondisi AIDS menyatakan, secara nasional baru 11,4%
lamanya 5 tahun, maka usia terendah saat penduduk umur 15-24 tahun yang
terinfeksi sekitar 15-24 tahun. (Subuh dan memiliki pengetahuan yang benar dan
Sulistyowati.2012:6). komprehensif tentang HIV dan AIDS.
Faktor ketidaktahuan terkait Tidak mungkin mengharapkan tidak
penularan virus HIV masih menjadi terjadinya kasus baru infeksi HIV diantara
masalah besar yang harus dibenahi karena kaum muda , jika mereka tidak tahu apa
masih banyak masyarakat yang belum itu HIV dan AIDS, bagaimana cara
tahu bagaimana penularan virus HIV. menghindarkan dirinya dari terinfeksi
Pengetahuan itu tidak selalu identik HIV, tidak tahu bagaimana HIV dapat
dengan tingkat pendidikan. Misalnya, menular dan jika mereka bahkan tidak
seseorang yang berpendidikan rendah tapi tahu bahwa mereka mengidap HIV atau
dia lebih rajin pergi ke posyandu, dia akan tidak. (Subuh dan Sulistyowati.2012:7-8).
lebih tahu bagaimana proses penularan Berdasarkan data di atas, maka
HIV ketimbang mereka yang punya peneliti tertarik melakukan penelitian
pendidikan tinggi. (Kompas.com : Kasus dengan judul “Hubungan Pengetahuan
AIDS Tertinggi di Jawa Timur). Remaja tentang HIV/AIDS dengan Sikap
Layanan kesehatan HIV/AIDS Pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 1
merupakan suatu wadah bukan hanya Gurah, Kabupaten Kediri”.
untuk mendapatkan servis pengobatan,
akan tetapi juga sebagai upaya Metode Penelitian
pencegahan untuk menekan jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah
penderita HIV/AIDS. Selain itu, layanan siswa dan siswi kelas X SMA Negeri 1
kesehatan ini juga memberikan wawasan Gurah yang berjumlah 198 orang. Teknik
dan ruang untuk konsultasi bagi ini dinamakan stratified proportional
masyarakat agar mengetahui lebih banyak random sampling. Sehingga sampel yang
informasi tentang HIV/AIDS sehingga diperoleh:
dapat mengaplikasikan pengetahuannya Kelas XA : (34/198) x 67 = 11 orang

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 2 Mei 2016 26


ISSN 2303-1433

Kelas XB : (32/198) x 67 = 11 orang 3. Hubungan Pengetahuan Remaja


Kelas XC : (33/198) x 67 = 11 orang tentang HIV/AIDS dengan Sikap
Kelas XD : (35/198) x 67 = 12 orang Pencegahan HIV/AIDS
Kelas XE : (33/198) x 67 = 11 orang
Kelas XF : (32/198) x 67 = 11 orang Sikap Pencegahan
Total : 67 orang Pengeta Sangat Baik Tidak Sangat Jumlah
huan Baik Baik Tidak
Melakukan analisa data untuk
Baik
mengetahui hubungan pengetahuan Baik 54 5 88,1%
remaja tentang HIV/AIDS dengan sikap (80,60 (7,5%)
pencegahan HIV/AIDS adalah dengan %)
menggunakan uji statistic non parametis Cukup 7 7 10,5%
Spearman Rank. (10,5%) (9,5%)
Kurang 1 1,5%
(1,5%)
Hasil Penelitian Jumlah 80,60% 19,4% 9,46% 100%
1. Pengetahuan Remaja Tentang
HIV/AIDS Berdasarkan tabel silang antara
pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan dengan sikap pencegahan HIV/AIDS
bahwa lebih dari 50% responden memiliki sebagian besar responden mempunyai
No Kategori Frekuensi Persentase pengetahuan yang baik dan memiliki
1 Baik 59 88,06% sikap pecegahan yang sangat baik, yaitu
2 Cukup 7 10,45% sebesar (80,60%). Kemudian untuk
3 Kurang 1 1,49% mengetahui hubungan antara pengetahuan
Total 67 100% remaja tentang HIV/AIDS dengan sika
pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS pencegahan HIV/AIDS digunakan rumus:
yaitu sebesar 88,06%. ∑
2. Sikap Pencegahan HIV/AIDS ρ

No Kategori Frekuensi Persentase Berdasarkan perhitungan tersebut


1 Sangat Baik 54 80,60% didapatkan hasil,ρ = 0,62. Karena jumlah
2 Baik 13 19,40% sampel lebih dari 30, dimana tidak ada
3 Tidak Baik 0 0 dalam tabel rho, maka pengujian
4 Sangat Tidak 0 0 signifikansinya menggunakan rumus:
Baik
Total 67 100% t= √
Berdasarkan hasil perhitungan
Berdasarkan tabel 2 tersebut dapat menggunakan uji korelasi spearman
dijelaskan bahwa sebagian besar dengan taraf kesalahan sebesar 5% (0,05)
responden memiliki sikap yang sangat maka diperoleh hasil perhitungan t =
baik terhadap pencegahan HIV/AIDS, (6,36). Kemudian t hitung tersebut
yaitu sebesar (80,60%). dibandingkan dengan t tabel, dan
didapatkan t hitung 6,27 > t tabel 1,996
maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya
ada hubungan antara pengetahuan remaja
tentang HIV/AIDS dengan sikap
pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 1
Gurah Kabupaten Kediri.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 2 Mei 2016 27


ISSN 2303-1433

Pembahasan Sesuai hasil penelitian, menunjukkan


1. Pengetahuan Remaja tentang bahwa sebagian besar responden
HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Gurah, menjawab benar pada pertanyaan
Kabupaten Kediri pengertian tentang HIV. Ini berarti
pengetahuan remaja tentang pengertian
Berdasarkan hasil penelitian yang HIV sudah baik. Tetapi sebagian besar
telah dilakukan pada tanggal 17 Juni 2014 responden menjawab salah pada soal
didapatkan data bahwa lebih dari 50% tentang tanda gejala penyait HIV/AIDS,
responden memiliki pengetahuan yang ini berarti pengetahuan remaja tentang
baik tentang HIV/AIDS yaitu sebesar tanda dan gejala HIV/AIDS masih kurang.
88,06%, sedangkan sisanya memiliki Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
pengetahuan yang cukup sebesar 10,45% sebagia besar responden yang memiliki
dan pengetahuan yang kurang hanya sumber informasi lebih dari empat,
1,49%. mempunyai pengetahuan yang lebih baik
Pengetahuan remaja di SMA Negeri 1 dibandingkan responden yang memiliki
Gurah Kabupaten Kediri yang sebagian sumber informasi satu sampai empat.
besar adalah baik disebabkan karena Hal tersebut sejalan dengan penelitian
mereka pernah mendapat informasi Hardiningsih (2011) yang menyimpulkan
tentang HIV/AIDS dari Komisi adanya pengaruh positif pendidikan
Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) pada kesehatan reproduksi terhadap
tanggal 13 Juni 2014. Kondisi tersebut meningkatnya pengetahuan tentang
juga disebabkan karena pendidikan HIV/AIDS. Faktor lainnya terkait
kesehatan reproduksi telah dilaksanakan pengetahuan HIV dan AIDS didapatkan
di sekolah mereka mulai dari kelas X, XI remaja sebagian besar melalui media yang
IPA dan XII IPA. Materi yang ada di sekolah, seperti poster dan pamflet
disampaikan pada kelas X menyangkut tentang HIV/AIDS yang terpasang di
tentang alat-alat genetalia laki-laki dan majalah dinding siswa dan laboratorium
perempuan beserta fungsinya. Materi komputer atau internet sehingga siswa
tentang HIV/AIDS juga pernah dapat mengakses informasi yang terkait
disampaikan sekilas beberapa kali terkait dengan HIV/AIDS.
dengan materi mengenai organ genetalia Menurut teori yang dikemukakan
laki-laki dan perempuan. Notoatmodjo (2003) bahwa melalui
Berbagai bentuk media juga telah berbagai media baik cetak maupun
digunakan oleh pihak guru untuk elektronika, berbagai informasi dapat
menyebarluaskan informasi tentang diterima oleh masyarakat, sehingga
HIV/AIDS, seperti poster dan pamflet seseorang yang lebih sering terpapar
tentang HIV/AIDS yang terpasang di media masa (TV, radio, majalah, pamflet)
majalah dinding siswa. Hasil penelitian akan memperoleh informasi yang lebih
tersebut dapat juga dikatakan bahwa SMA dibandingkan dengan orang yang tidak
Negeri 1 Gurah menyediakan fasilitas pernah terpapar informasi media masa.
yang dapat mendukung atau Hal tersebut sejalan dengan teori
mempermudah responden dalam Widyatun (2004) bahwa semakin banyak
mengakses segala informasi mengenai informasi yang masuk maka semakin
HIV/AIDS. Contohnya, tersedianya banyak pengetahuan yang didapat
perpustakaan sekolah yang mempunyai termasuk informasi mengenai kesehatan.
beberapa buku tentang HIV/AIDS, Menurut peneliti, terdapatnya siswa
laboratorium komputer atau internet yang memiliki pengetahuan cukup
sehingga memungkinkan para siswa untuk (10,45%) dan kurang (1,49%) dapat
memperoleh informasi mengenai disebabkan karena situasi dan kondisi
HIV/AIDS. pada saat pemberian pendidikan kesehatan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 2 Mei 2016 28


ISSN 2303-1433

reproduksi yang menyangkut materi negatif. Hal ini yang membuat sikap
tentang HIV/AIDS hanya dijelaskan remaja terhadap pencegahan HIV/AIDS
sekilas saja dan tidak sampai tuntas. baik.
Materi tentang HIV/AIDS hanya pernah Perbedaan sikap pada remaja ini
disampaikan oleh guru siswa sebatas cara dapat dipengaruhi oleh kondisi masing-
penularan HIV/AIDS salah satunya masing individu, cara pandang dan latar
melalui berhubungan seks secara bebas, belakang. Jika dipahami penyebab
sedangkan hal-hal lain terkait tanda gejala, perbedaan ini sifatnya sangat subyektif.
pengertian HIV/AIDS dan cara penularan Oleh karena itu, perbedaan sikap
HIV/AIDS yang lain belum pernah merupakan hal biasa dan harus dipahami
dibahas. Faktor lain yang menyebabkan sebagai bentuk keunikan tiap individu.
siswa mempunyai pengetahuan kurang Semakin berkembangnya pola pikir serta
yaitu metode yang digunakan pada saat bertambahnya pengalaman bersama
pemberian pendidikan tersebut adalah teman, keluarga dan masyarakat
metode ceramah. menjadikan remaja tersebut memilah
Menurut Tarigan (2010), metode mana yang baik dan mana yang buruk
diskusi kelompok lebih efektif dalam untuk dirinya sehingga terbentuk suatu
meningkatkan pengetahuan tentang sikap dalam diri remaja tersebut. Menurut
kesehatan reproduksi, salah satunya Azwar (2005) bahwa faktor pengalaman
tentang HIV/AIDS pada remaja pribadi juga dapat mempengaruhi
dibandingkan dengan metode ceramah. pembentukan sikap seseorang.
Menurut Porter dan Kemacki dalam Sikap merupakan perasaan
Suryani (2006) juga menyatakan bahwa mendukung dan perasaan tidak
kemampuan individu untuk menyerap mendukung (Azwar, 2005). Pembentukan
informasi melalui indera pendengaran sikap juga memerlukan dukungan dari
sangat terbatas. Dari hal ini dapat orang lain. Pada penelitian ini teman
diperkirakan kemampuan individu untuk sebaya dan guru merupakan orang lain
mengingat informasi yang diterima terdekat dengan remaja yang selalu
kurang, sehingga akan memberikan memberi dukungan bagi setiap sikap yang
tingkat pengetahuan yang berbeda-beda akan dilakukan oleh remaja terkait
pula. pencegahan HIV/AIDS. Hal ini didukung
teori Azwar (2005) yang mengatakan
2. Sikap Pencegahan HIV/AIDS di bahwa orang lain di sekitar kita
SMA Negeri 1 Gurah, Kabupaten merupakan salah satu diantara komponen
Kediri sosial yang ikut mempengaruhi
Berdasarkan hasil penelitian yang pembentukan sikap terhadap sesuatu.
didapatkan dari 67 remaja yang menjadi Kepercayaan dan keyakinan yang
responden sebagian besar remaja memiliki terbentuk dalam suatu keluarga atau
sikap pencegahan HIV/AIDS yang sangat lingkungan masyarakat sekitar juga ikut
baik yaitu sebesar 80,60% dan sisanya mempengaruhi sikap remaja. Pada
memiliki sikap baik sebesar 19,40%. penelitian ini menunjukkan bahwa
Sedangkan tidak ada satu pun responden mayoritas responden mempunyai sikap
yang memiliki sikap pecegahan tidak setuju apabila berjabat tangan atau
HIV/AIDS yang tidak baik ataupun sangat makan bersama penderita HIV/AIDS
tidak baik. dapat membuat kita tertular. Keyakinan
Menurut hasil penelitian, didapatkan atau kepercayaan tersebut dapat
sebagian besar responden menjawab dikarenakan pengaruh dari lingkungan
setuju pada pernyataan yang bersifat sekitar, seperti keluarga dan teman sebaya
positif dan sebagian besar menjawab tidak yang akhirnya akan menentukan
setuju pada pernyataan yang bersifat pembentukan sikap seseorang. Pada tahap

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 2 Mei 2016 29


ISSN 2303-1433

perkembangan remaja, pengaruh teman didapatkan t hitung 15,73 > t tabel 1,996
sebaya sangat tinggi. Siswa banyak maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya
membentuk kelompok-kelompok untuk ada hubungan antara pengetahuan remaja
memperoleh informasi-informasi sehingga tentang HIV/AIDS dengan sikap
mempengaruhi sikap remaja. pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 1
Menurut Lawrence Green (1980) Gurah, Kabupaten Kediri.
dalam Notoatmojo (2003) sikap Berdasarkan hasil penelitian yang
ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor. didapatkan dari 67 remaja yang menjadi
Faktor predisposisi (Predisposing Factor) responden didapatkan hasil tabulasi antara
meliputi pengetahuan sikap, kepercayaan, pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS
keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya yang baik dengan sikap pencegahan sangat baik
terdapat dalam diri individu maupun HIV/AIDS berjumlah 54 responden
masyarakat. Faktor pendukung (Enabling (80,60%).
Factors) meliputi lingkungan fisik seperti Sikap yang dimiliki oleh remaja di
umur, status sosial ekonomi, pendidikan, SMA Negeri 1 Gurah Kabupaten Kediri
sumber daya atau potensi masyarakat. yang sebagian besar sangat baik ini
Faktor pendorong (Renforcing factor) disebabkan karena remaja sudah cukup
meliputi sikap dan sikap orang lain. mendapat pengetahuan tentang HIV/AIDS
Misalnya : sikap orang tua, suami, tokoh baik dari lingkungan maupun sekolah.
masyarakat atau petugas kesehatan. Pengetahuan akan menumbuhkan sikap
Adanya pendidikan keagamaan yang dalam diri seseorang. Menurut Horton
telah diajarkan kepada remaja baik di dalam Suryani (2006), pemilahan dari
lingkungan pendidikan maupun di pengetahuan dan pengamatan inilah yang
lingkungan keluarga juga dapat menghasilkan sikap individu.
mempengaruhi sikap remaja tersebut. Hal Siswa telah mendapatkan pendidikan
ini sesuai dengan teori Wawan (2011) yang cukup dari sekolah maupun
yang mengatakan bahwa konsep moral lingkungan. Misalnya pendidikan
dan ajaran dari lembaga pendidikan dan reproduksi yang menyangkut tentang
lembaga agama sangat menentukan sistem materi HIV/AIDS yang telah diajarkan di
kepercayaan sehingga konsep tersebut sekolah merupakan salah satu faktor yang
akan mempengaruhi sikap. Gambaran mempengaruhi pengetahuan siswa. Hal
sikap seseorang terhadap suatu obyek tersebut memberikan informasi kepada
responden mengenai HIV/AIDS dapat siswa yang akhirnya membuat siswa dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu berfikir dan menentukan sikap. Hal ini
diantaranya pengalaman pribadi, media sesuai dengan Baron (2006) bahwa
massa, pengaruh orang lain yang dianggap pengetahuan merupakan suatu faktor
penting, pengaruh kebudayaan, lembaga kekuatan terbentuknya sikap seseorang.
pendidikan dan lembaga agama dan faktor Penelitian ini menunjukkan bahwa
emosional (Wawan.2011). pengetahuan yang baik akan mendukung
sikap yang baik pula. Adanya suatu
3. Hubungan Pengetahuan Remaja pengetahuan tentang HIV/AIDS dapat
Tentang HIV/AIDS dengan Sikap mempengaruhi siswa untuk bersikap
Pencegahan HIV/AIDS di SMA sesuai pengetahuan yang di dapat.
Negeri 1 Gurah Kabupaten Kediri Penelitian ini sesuai dengan hasil
Berdasarkan hasil perhitungan penelitian yang dilakukan oleh Fatusi
menggunakan uji korelasi spearman (2004) bahwa responden yang memiliki
dengan taraf kesalahan sebesar 5% (0,05) pengetahuan baik aka memiliki sikap yang
maka diperoleh hasil perhitungan t = baik pula. Wigati (2007) dalam
(15,73). Kemudian t hitung tersebut penelitiannya menyimpulkan bahwa
dibandingkan dengan t tabel, dan pengetahuan yang baik akan mendukung

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 2 Mei 2016 30


ISSN 2303-1433

sikap remaja yang baik tentang Kesimpulan


HIV/AIDS. Hal ini sejalan dengan 1. Sebagian besar pengetahuan remaja
penelitian Sri Handayani (2003) bahwa tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1
terdapat hubungan yang bermakna antara Gurah Kabupaten Kediri adalah baik.
pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan 2. Sebagian besar sikap pencegahan
sikap pencegahan HIV/AIDS. Hasil HIV/AIDS remaja di SMA Negeri 1
penelitian Kunhastuti (2003), bahwa ada Gurah Kabupaten Kediri adalah
hubungan antara pengetahuan dan sikap sangat baik.
remaja tentang pencegahan HIV/AIDS. 3. Ada hubungan pengetahuan remaja
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan tentang HIV/AIDS dengan sikap
Susilawati (2003) dan Prawita (2006), pencegahan HIV/AIDS di SMA
bahwa ada hubungan antara pengetahuan Negeri 1 Gurah Kabupaten Kediri.
dan sikap pencegahan HIV/AIDS.
Sesuai yang dikemukakan oleh Saran
Notoatmodjo bahwa pengetahuan yang 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
baik akan menimbulkan sikap positif pada Hasil penelitian ini diharapkan bisa
seseorang. Namun, penelitian ini dijadikan bahan untuk peneliti selanjutnya
menunjukkan masih ada responden dengan memperluas variabel-variabel
dengan nilai pengetahuan yang cukup dan lainnya, misalnya perilaku.
sikap baik (10,45%) dan pengetahuan 2. Bagi Institusi Pendidikan
kurang tetapi sikap baik (1,49%). Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Siswa yang mempunyai pengetahuan dijadikan sebagai sumber informasi
kurang tetapi sikap pencegahannya baik sekaligus dasar untuk pengembangan
dapat juga dikarenakan siswa tersebut penelitian selanjutnya yang berhubungan
terpengaruh sikap orang lain yang sering tentang pengetahuan, sikap dan
dilihatnya, seperti orang tua dan teman. HIV/AIDS.
Padahal mereka belum mengetahui 3. Bagi Tempat Penelitian
pengetahuan yang benar tentang apa yang Diharapkan siswa dapat
dilakukannya tersebut. Contohnya, mempertahankan hasil pengetahuannya
seorang responden yang mempunyai yang sudah baik dengan tetap
pengetahuan bahwa HIV/AIDS adalah memperbarui informasi-informasi terkait
penyakit kutukan Tuhan, tetapi ternyata HIV/AIDS dan bagi pihak sekolah agar
sikap siswa tersebut baik. Hal ini sangat lebih meningkatkan lagi cara
mungkin terjadi karena sikap seseorang penyampaian materi tentang HIV/AIDS
tidak selalu ditentukan dari tingkat kepada para siswa, misalnya dengan
pengetahuan saja, artinya jika memperlihatkan video tentang kasus
pengetahuannya baik belum tentu HIV/AIDS yang terjadi pada remaja dan
mencerminkan sikap yang baik atau akibat yang ditimbulkan.
positif, begitu pula sebaliknya.
Menurut Azwar (2011) untuk Daftar Pustaka
memperoleh sikap yang mendukung tidak Aditama, T.Y., Prof., Dr. 2010. Statistik
hanya diperlukan pengetahuan saja, tetapi Kasus HIV/AIDS di Indonesia
dipengaruhi juga oleh faktor emosional, Dilapor. Diunduh dari
pengalaman pribadi, media massa, www.aidsdatahub.org tanggal 3
lembaga pendidikan, pengaruh orang lain Februari 2014 jam10:07 WIB.
yang dianggap penting, dan kebudayaan.
Apriyani, S. 2012. Hubungan Antara
Pengetahuan Dengan Sikap Seksual
Pranikah Remaja.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 2 Mei 2016 31


ISSN 2303-1433

Anonim. 2012. Info HIV dan AIDS. Analisis Data. Jakarta : Salemba
Diakses dari aidsindonesia.or.id Medika.
tanggal 5 Maret 2014 jam 8:27
WIB. Kusmiran, E. 2011. Kesehatan
Reproduksi Remaja dan Wanita.
______. 2012. Program Pengendalian Jakarta : Salemba Medika.
Penyakit Menular di Jawa Timur.
Diunduh dari dinkes.jatimprov.go.id Mertamupu, I.K. 2012. Seks Bebas dan
pada tanggal 3 Februari 2014 jam Penanggulangannya perspektif
11:12 WIB. Hiindu. Diakses dari
edukasi.kompasiana.com pada
______. 2007. Tahapan Perkembangan tanggal 12 Maret 2014 jam 21:15
Remaja. Diakses dari WIB.
www.fiqhislam.com pada tanggal 4
maret 2014 jam 10:49 WIB. Mikrajuddin, A., dkk. 2007. Ipa Terpadu
SMP dan MTs Jilid 3A. Jakarta :
______. 2010. Uji Validitas. Diakses Esis.
dari statmisker.wordpress.com tanggal
1 Maret 2014 jam 11:26 WIB. Munawaroh, N. 2014. Situasi HIV-AIDS
Kab. Kediri. Didapatkan tanggal 28
Azinar, M. 2013. Perilaku Seksual Februari jam 20:08 WIB
Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan. Nenggala, A.K. 2006. Pendidikan
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1-9. Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Jakarta : Grafindo Media Pratama.
Azwar, S. 2005. Sikap Manusia : Teori
dan Pengukurannya. Yogyakarta : Nisathahrinnisa. 2013. Cara Mengukur
Pustaka Pelajar. Sikap. Diakses dari
nisathahrinnisa.wordress.com
Budiamin, A. Penilaian Sikap. Diunduh tanggal 12 Maret 2014 jam 21:26
dari file.upi.edu tanggal 12 Maret WIB.
2014 jam 21:27 WIB.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
Efendi, F. dan Makhfudli. 2009. Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Keperawatan Kesehatan Komunitas. Rineka Cipta.
Jakarta : Salemba Medika.
_____________. 2012. Metodologi
Eriyanto. 2007. Teknik Sampling Analisis Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Opini Publik. Yogyakarta : LkiS. Rineka Cipta.

Handayani, S. 2007. Pengetahuan dan Noviana, N, SST, M.Kes. 2013. Catatan


Sikap Siswa SMA Tentang Kuliah Kesehatan Reproduksi &
HIV/AIDS di SMU Negeri 1 Wedi HIV-AIDS. Jakarta : Info Media.
Klaten. Diunduh dari
portalgaruda.org tanggal 13 Maret Nursalam, Dr., M.Nurs. dan Kurniawati,
2014 jam 7:15 WIB. N.D., S.Kep.Ns. 2007. Asuhan
Keperawatan pada Pasien
Hidayat. A.A.A. 2010. Metode Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta :
Penelitian Kebidanan Teknik Salemba Medika.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 2 Mei 2016 32


ISSN 2303-1433

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk


Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : EGC.
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika. Surbakti, E.B., Drs., M.A. Kenalilah
Anak Remaja Anda. 2009 . Jakarta :
Sarwono, S.W. 2013. Psikologi Remaja. Gramedia.
Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Wahareni, P.A. 2006. Sikap Remaja
Soetjiningsih, Prof., dr., SpA(K), IBCLC. Terhadap Perilaku Seks Bebas
2004. Tumbuh Kembang Remaja Ditinjau dari Tingkat Penalaran
dan Permasalahannya. Jakarta : Moral Pada Siswa Kelas Dua SMA
Sagung Seto. Kesatrian 1 Semarang. Diunduh
dari twitdoc.com tanggal 12 Maret
Subuh, M.,Dr., H., MPPM dan 2014 jam 21.25 WIB.
Sulistyowati, L.S. dr. MM. 2012.
Buku Petunjuk Penggunaan KIE Wijaya, C. 2009. Tingkat Pengetahuan
versi pelajar. Jakarta. dan Sikap Remaja dalam Mencegah
HIV/AIDS di SMA Santo Thomas 1
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Medan. Diunduh dari
Kualitati, Kuantitaif dan R&D. repository.usu.ac.id tanggal 12
Bandung : Alfabeta. Maret 2014 jam 23:00 WIB.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 2 Mei 2016 33

You might also like