Pengaruh Ortofosfat Dan Klorinasi Terhadap Korosi Dan Mikroorganisme Pada Cooling
Pengaruh Ortofosfat Dan Klorinasi Terhadap Korosi Dan Mikroorganisme Pada Cooling
Pengaruh Ortofosfat Dan Klorinasi Terhadap Korosi Dan Mikroorganisme Pada Cooling
Pengaruh Ortofosfat dan Klorinasi Terhadap Korosi dan Mikroorganisme pada Cooling
Water System di Unit Utilitas-2 PT. Pupuk Iskandar Muda
Herri Supriadi1, Muhammad Zaki2, Syaubari2
1
Program Studi Magister Teknik Kimia, Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh 23111, Indonesia
2
Jurusan Teknik Kimia, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111, Indonesia
Koresponden: herri.supriadi@pim.co.id
ABSTRACT
Corrotion inhibitors and the growth of microorganisms that occur in the cooling water system can
affect water quality, which causes an effect on the process temperature and temperature of the
equipment. This study aims to study the effect of orthophosphate and chlorination on corrosion and
microorganisms on cooling water systems, using materials such as 85% water basin cooling tower,
orthophosphate [H3PO4] as 60% corrotion inhibitor, calcium hypochlorite [Ca (OCl)] as a
disinfectant dissolved into water so that it becomes hypochlorite acid (HOCl). The fixed variable used
is operating time every 3 hours, atmospheric cooling tower pressure, pump pressure 15 kg/cm 2, feed
temperature 300C, reverse temperature 400C, and 25 liter basin volume. The independent variables
were orthophosphate (H3PO4) concentration of 85%: 12, 15, 18, 21, and 24 ppm, then the
concentration of calcium hypochlorite [Ca(OCl) 2] 60%: 53, 57, 61, 65, and 69 ppm. The results
showed that the lowest corrosion value of orthophosphate corrosion inhibitor was 0.0199 grams, the
highest value of microorganisms was 1000, the lowest pH value was 3.39 and the lowest residual
chlorine value was 0.09 ppm while the highest use of calcium hypochlorite was 0 12 grams, the
highest value of microorganisms is 0, the lowest pH value is 3.39 and the highest residual value of
chlorine is 0.86 ppm in the cooling water system.
Keywords: orthophosphate, calcium hypochlorite, corrosion, microorganisms, cooling water systems
ABSTRAK
Penghambat korosi (corrotion inhibitor) dan pertumbuhan mikroorganisme yang terjadi pada cooling
water system dapat mempengaruhi mutu air yang dapat menyebabkan berpengaruh pada temperatur
proses maupun temperatur peralatan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ortofosfat
dan klorinasi terhadap korosi dan mikroorganisme pada cooling water system, dengan menggunakan
bahan-bahan yaitu air basin cooling tower, ortofosfat [H3PO4] 85% sebagai corrotion inhibitor, dan
kalsium hipoklorit [Ca(OCl)2] 60% sebagai desinfektan yang dilarutkan ke dalam air sehingga menjadi
asam hipoklorit (HOCl). Variabel tetap yang digunakan adalah waktu operasi setiap 3 jam, tekanan
menara pendingin atmosfer, tekanan pompa 15 kg/cm 2, temperatur umpan 300C, temperatur balik
400C, dan volume basin 25 liter. Variabel bebas adalah konsentrasi ortofosfat (H 3PO4) 85% : 12, 15,
18, 21, dan 24 ppm, kemudian konsentrasi kalsium hipokhlorit [Ca(OCl)2] 60% : 53, 57, 61, 65, dan
69 ppm. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa yaitu penggunaan corrosion inhibitor ortofosfat nilai
korosi terendah yaitu 0,0199 gram, nilai mikroorganisme tertinggi yaitu 1000, nilai pH terendah yaitu
3,39 dan nilai residu klorin terendah yaitu 0,09 ppm sedangkan penggunaan kalsium hipoklorit nilai
korosi tertinggi yaitu 0,12 gram, nilai mikroorganisme tertinggi yaitu 0, nilai pH terendah yaitu 3,39
dan nilai residu klorin tertinggi yaitu 0,86 ppm pada sistim air pendingin.
Kata kunci : ortofosfat , kalsium hipoklorit, korosi, mikroorganisme, sistim air pendingin
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat-alat uatama yang digunakan dalam
penelitian ini adalah drum plastik sebagai
basin, pompa, heater, pipa, dan selang. paku
25 Liter
Adapun alat-alat pelengkap yang digunakan Heater
Pompa
meliputi paku baja karbon yang di gunakan Basin
sebagai pendeteksi korosi pada air pendingin, Gambar 1. Rangkaian alat dari sistim
bor, mata bor, pipet volume, F sock PVC, penelitian
double maple, kabel listrik, kunci pipa,
Setelah tahap persiapan selesai
gergaji besi, lem pipa, alat pembunuh,
dilanjutkan dengan tahap operasi dengan
timbangan analitik, pH meter, Nalco DR/890
langkah-langkah percobaan, air basin cooling
Calorimeter (alat untuk memeriksa residu
tower dimasukkan pada temperatur 300C
klorin), dip slide eassicult combi (alat untuk
kedalam drum plastik (basin) dengan volume
memeriksa mikroorganisme).
25 liter yang di sirkulasi dengan pompa
Bahan-bahan yang digunakan yaitu air
melewati heater dengan temperatur return
basin cooling tower Unit Utilitas-2 PT. PIM,
400, paku baja dimasukkan kedalam tabung
ortoposfat [H3PO4] 85%, sebagai corrotion
basin, kemudian dimasukkan [Ca(OCl)2]
inhibitor. Kalsium hipoklorit [Ca(Ocl)2]
dengan variasi 53, 57, 61, 65, dan 69 ppm
60%, sebagai desinfektan yang di larutkan
dan [H3PO4] dengan variasi 12, 15, 18, 21,
kedalam air sehingga menjadi asam
dan 24 ppm, keemudiann didiampak selama
hipoclorit [HOCl].
waktu operasi 3 jam.
Adapun urutan kerja penelitian yang
Variabel Penelitian
dilakukan meliputi beberapa tahapan proses
Variabel dalam penelitian yaitu variabel
kegiatan yang dibuat secara
25 litersistimatis dengan
tetap dan variabel bebas, variabel tetapnya
skema kerja penelitian untuk memudahkan
meliputi waktu operasi setiap 3 jam, tekanan
dalam melaksanakan penelitian. Skema kerja
menara pendingin pada tekanan atmosfer,
tersebut digambarkan secara skematis pada
tekanan pompa 15 kg/cm2, temperatur umpan
Gambar 2
300C temperatur balik 400C, dan volume
basin 25 liter. Variabel bebas meliputi 2
variabel yaitu konsentrasi ortoposfat [H3PO4]
85% : 12, 15, 18, 21, dan 24 ppm, dan
konsentrasi kalsium hipoklorit [Ca(OCl)2]
60% :53, 57, 61, 65, dan 69 ppm.
Prosedur Penelitian
perbandingan desinfektan HOCl dan OCl- nilai pH terendah yaitu 3,39 dan nilai residu
adalah 1 : 40-80, (MetCalf dan Eddy, 1995). klorin tertinggi yaitu 0,86 ppm.