Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

DESRINA K P H. (RRA1C412019) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 1

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ARTIKEL ILMIAH

KEANEKARAGAMAN MIKROALGA DI DANAU TELUK


KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI SEBAGAI
BAHAN PENGAYAAN TAKSONOMI
MONERA DAN PROTISTA

OLEH
DESRINA KESUMAH PUTRI HARAHAP
RRA1C412019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI, 2018

DESRINA K P H. (RRA1C412019) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 1


DESRINA K P H. (RRA1C412019) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 2
Microalgae Diversity in Lake Teluk Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi
As an Enrichment Material Of Taksonomi Monera dan Protista

By:
Desrina Kesumah P H 1), Harlis 2), Retni S. Budiarti 3)
1) Biology Education Student Department of PMIPA FKIP University of Jambi
2) Lecturer of Biology Education Department of PMIPA FKIP University of Jambi
Email: desrina.putri05@gmail.com 1)

ABSTRACT

Lake Teluk is a lake that is on the border between Kelurahan Pasir Panjang, Tanjung
Pasir dan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi which has a wide area
62,5 ha. Residents utilize lakes for fish cultivation in floating net cages, and toilet (Bath,
Wash and Kakus) and even as household waste disposal sites such as aquatic waste
water leaching. So that it can sustainably pollute the waters of the lake and affect the
marine biota only microalgae. The research to determine the diversity of microalgae that
exist in Teluk lake. The method used in this research is quantitative descriptive method
with the determination of location by purposive sampling. Sampling location is divided
into 3 stations which includes representing the lake habitat type. The research was
conducted with several stages preparation stage, location determination, sampling,
sample preservation and data analysis. on the results of microalgae analysis found 32
types of 5 classes of Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, Dinophyceae
dan Euglenophyceae. Diversity at station I is 2,123, station II is 2,13 and station III is
2,175 with the criteria of diversity of moderate biota community. Abudance at the
station I is 23,49 ind/L, station II is 17,28 ind/L and station III is 11,88 ind/L. Eveness
at the station I is 0,721, station II is 0,751 and station III is 0,784 with the criteria of
eveness between species is relatively the same. Dominance on the station I is 0,204,
station II is 0,223, dan station III is 0,183 with no criteria of dominant type. It is
recommended for the next researcher to conduct research during the dry season.

Keywords: Diversity, microalgae, lake Teluk.

DESRINA K P H. (RRA1C412019) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 3


PENDAHULUAN semakin baik kondisi perairan,
Latar Belakang Masalah sebaliknya semakin sedikit mikroalga
Secara geografis Provinsi Jambi maka semakin buruk kualitas perairan
terletak diantara 0° 45’-2°45’ Lintang tersebut.
Selatan dan 101° 10’-104° 55’ Bujur
Timur. Luas wilayah Provinsi Jambi Hasil penelitian Mandasari
tercatat 53.435,72 km² yang terbagi atas (2010:30) di Danau Sipin Kota Jambi
luas daratan 50.160,05 km² dan luas menemukan 46 genus mikroalga dengan
perairan 3.274,95 km² (Pemerintah indeks keanekaragaman antara 0,97-
Provinsi Jambi, 2016:1). Wilayah 1,72. Hasil penelitian Nurhasanah
perairan umum berupa sungai, danau, (2014:33) di Balai Budidaya Air Tawar
rawa, dan genangan air lainnya. Danau Jambi menemukan 45 genus mikroalga
yang terkenal di kota Jambi yaitu danau dengan indeks keanekaragaman antara
Sipin, danau Kenali dan danau Teluk. 1,28-1,51. Dan penelitian Rifai
Danau Teluk berada di (2015:34) di Danau Kenali Kota Jambi
perbatasan antara Kelurahan Pasir menemukan 5 kelas mikroalga dengan
Panjang, Tanjung Pasir dan Olak indeks keanekaragaman antara 1,714-
Kemang, Kecamatan Danau Teluk, 1,896.
Kota Jambi dengan luas 62,5 hektar Berdasarkan uraian diatas, maka
yang mendapat pasokan air dari sungai- perlu dilakukan penelitian dengan judul
sungai kecil yang berasal dari “Keanekaragaman Mikroalga di
persawahan di sekitarnya, anak sungai, Danau Teluk Kecamatan Danau
dan sungai Batang Hari (Balai Wilayah Teluk Kota Jambi Sebagai Bahan
Sungai, 2013:2). Masyarakat sekitar Pengayaan Taksonomi Monera dan
memanfaatkan danau tersebut untuk Protista”.
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti
budidaya ikan dalam keramba jaring METODE PENELITIAN
apung (KJA), MCK dan bahkan sebagai Penelitian ini termasuk jenis
tempat pembuangan limbah rumah penelitian deskriptif kuantitatif dengan
tangga seperti air sisa pencucian dan penentuan lokasi secara purposive
plastik. Sehingga secara berkelanjutan sampling (penetapan titik sampel
dapat mencemari perairan danau dan dengan tujuan tertentu). Lokasi
berdampak pada biota perairan tersebut pengambilan sampel dibagi menjadi 3
salah satunya yaitu mikroalga. stasiun yaitu daerah dekat kerambah
Mikroalga berguna sebagai yang berada ditengah danau, daerah
sumber makanan organisme lain dan yang jauh dari pemukiman penduduk,
merupakan produsen bahan organik atau dan daerah yang dekat dengan
pemula rantai makanan aquatik dan pemukiman penduduk.
penghasil oksigen. Menurut Fachrul Alat yang digunakan dalam
(2012:90) mikroalga dapat digunakan penelitian ini yaitu plankton net, botol,
sebagai indikator kualitas perairan. termometer raksa, rool meter, keping
Semakin banyak jenis mikroalga maka secchi, botol DO, botol sampel ukuran

DESRINA K P H. (RRA1C412019) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 4


300 ml, gelas ukuran 100 ml, pensil dan yang telah diawetkan dibawa untuk
kamera digital, mikroskop binokuler, diidentifikasi.
pipet tetes ukuran 1 ml, labu erlenmeyer
ukuran 250 ml, dan GPS (Global Identifikasi Mikroalga
Positioning System), digunakan untuk Sampel yang diperoleh
menetukan titik koordinat. dicocokkan dengan buku identifikasi
Bahan yang digunakan dalam mikroalga, yaitu Illustration of The
penelitian ini yaitu sampel mikroalga, Freshwater Plankton of Japan (Mizuo,
H₂SO4, MnSO4, Alkali Acida, Aquades, 1998).
Formalin 4%, CH3COONA (Na-asetat),
kertas indikator pH, selotip bening dan Analisis Data
kertas label. Analisis Faktor Fisika dan Kimia
Adapun analisis fisika dan kimia
Prosedur Penelitian meliputi faktor fisik dan kimia
Penetapan Lokasi Pengambilan Sampel lingkungan yaitu:
Pengambilan sampel dilakukan 1. Suhu, diukur dengan menggunakan
pada tiga titik di danau Teluk, yaitu termometer air raksa berskala 0⁰C-
daerah dekat kerambah yang berada 50⁰C. Pengukuran dilakukan dengan
ditengah danau, daerah yang jauh dari memasukkan termometer kedalam
pemukiman penduduk, dan daerah yang air kurang lebih 20 cm dan dibiarkan
dekat dengan pemukiman penduduk. selama 1-2 menit kemudian dibaca
dengan menggunakan plankton net. (Rahayu, 2009:40).
Titik pengambilan sampel ditentukan 2. Kecerahan, diukur dengan
dengan menggunakan GPS. menggunakan keping sechhi.
Pengukuran dilakukan dengan cara
Pengambilan Sampel Mikroalga
memasukkan keping secchi ke dalam
Pengambilan sampel mikroalga
kolam hingga warna pada keping
dilakukan selama 3 hari sebanyak tiga
secchi tidak dapat dibedakan,
kali pengulangan menggunakan
kemudian ukur kedalamannya
plankton net berukuran 85 μm dengan
(Rahayu, 2009:34).
jari-jari 10 cm. Pengambilan sampel
3. Kedalaman, pengukuran kedalaman
dilakukan dengan teknik secara vertikal
sungai menggunakan roll meter yang
yaitu dengan cara menarik jaring
diberi pemberat, kemudian
pankton selama 5 menit di bawah
diturunkan hingga menyentuh dasar
permukaan air (Fachrul, 2012:94).
sungai tersebut. Kemudian
Kemudian sampel air yang telah
kedalaman air dicatat.
disaring oleh plankton net dimasukan
4. Oksigen terlarut, oksigen adalah
kedalam botol dan diberi label. Pada
salah satu faktor terpenting dalam
label diberi keterangan tempat, tanggal
setiap sistem perairan. Hampir setiap
dan waktu pengambilan sampel.
tumbuhan dan hewan memerlukan
Kemudian sampel air diawetkan
oksigen untuk pernafasan. Sumber
menggunakan formalin 4%. Sampel
utama oksigen terlarut berasal dari

DESRINA K P H. (RRA1C412019) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 5


atmosfer dan proses fotosintesis menggunakan rumus Shannon &
tumbuhan hijau (Suin, 1998:60). Wiener (Fachrul, 2012:96) :
5. Derajat keasaman (pH), diukur
dengan mencelupkan kertas indikator ∑
pH pada perairan, kemudian dilihat
angka yang tertera pada kotak
Keterangan :
indikator pH tersebut. Sehingga
H’ = indeks diversitas Shannon-
dapat diketahui tingkat keasaman air
Wiener
(Suin, 1998:56).
Pi = = peluang kepentingan
Analisis Data Mikroalga untuk tiap jenis
A. Volume air yang disaring ni = jumlah individu jenis ke-i
Menurut Fachrul (2012:95), N = jumlah total individu
untuk mengetahui volume air yang S = jumlah genera
masuk ke dalam jaring plankton dapat Dengan kriteria sebagai berikut:
dihitung dengan rumus: H’<1 = komunitas biota tidak
stabil atau kualitas air
Vs = tercemar berat
Keterangan: 1<H’<3 = stabilitas komunitas
π.r2 = Luas lingkaran jaring biota sedang atau
plankton kualitas air
t = panjang tarikan (m) tercemar sedang
H’>3 = stabilitas komunitas biota
B. Kelimpahan mikroalga dalam kondisi prima
Penentuan kelimpahan mikroalga (stabil) atau kalitas air
berdasarkan metode sapuan di atas kaca bersih
objek, kelimpahan secara kuantitatif
dapat dihitung menggunakan rumus D. Indeks Kemerataan
(Fachrul, 2012:95): Indeks kemerataan dapat
N= n x (Vr/Vo) x (1/Vs) dihitung dengan menggunakan rumus
(Fachrul, 2012:95-96):
Keterangan : E=
N = jumlah sel per liter (ind/L)
Keterangan :
n = jumlah sel yang diamati
E = indeks kemerataan
Vr = volume air tersaring (ml)
H’ maks = ln S (S adalah jumlah
Vo = volume air yang diamati (ml)
genera)
Vs = volume air yang disaring (L)
H’ = indeks
keanekaragaman
C. Indeks Keanekaragaman
Nilai indeks berkisar antara 0-1
Indeks keanekaragaman
mikroalga dihitung dengan

DESRINA K P H. (RRA1C412019) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 6


E = 0, kemerataan antara spesies dimana spesies terbanyak yaitu
rendah, artinya kekayaan individu Trachelomonas sp. Spesies ini
yang dimiliki berdinding tebal dan bentuk tubuh
masing-masing spesies sangat seperti bola yang didalamnya
jauh berbeda mengandung protoplasma. Dan juga
E = 1, kemerataan antar spesies dapat dijadikan sebagai indikator
relatif merata atau jumlah individu perairan karena hidup didaerah
masing- polysabroba yaitu daerah yang
masing spesies relatif sama mempunyai tingkat pembusukan yang
tinggi (Kawaroe dkk, 2010:11-12).
E. Indeks Dominansi Kelas Cyanophyceae ditemukan 1
Menurut Odum (1993:179), spesies mikroalga yaitu Oscillatoria
untuk menentukan indeks dominansi limneticum. Kelas ini adalah kelompok
dapat menggunakan rumus yaitu: algae paling primitif dan memiliki sifat-
∑ sifat bakterial dan algae. Oscillatoria
dapat hidup diair tawar dan air laut
Keterangan : dimana filamennya berukuran lebar 2-
D = Indeks dominansi 20 mm dan panjang 10-200 mm. Dapat
ni = Jumlah individu ke- i bergerak dengan cara meluncur dengan
N = Jumlah total individu lambat dan dapat menempel atau
mengapung dan biasanya bersifat
Dengan kriteria sebagai berikut: merugikan (Kawaroe dkk, 2010:12).
Jika nilai D < 0,5 maka tidak ada
jenis yang mendominasi. Kelimpahan Mikroalga
Jika nilai D > 0,5 maka ada jenis Berdasarkan hasil identifikasi
yang mendominasi. mikroalga yang ditemukan berjumlah
32 jenis mikroalga yang terdiri dari 5
kelas mikroalga yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN Bacillariophyceae, Chlorophyceae,
Jumlah dan Jenis Mikroalga
Cyanophyceae, Dinophyceae dan
Berdasarkan hasil penelitian
Euglenophyceae. Kelimpahan
yang telah dilakukan di Danau Teluk
mikroalga tertinggi yaitu dari kelas
Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi
kelimpahan kelas Euglenophyceae yaitu
dari proses identifikasi di laboratorium
28,62 ind/L. Kelimpahan kelas
Ekologi Hewan Universitas Andalas
Euglenophyceae pada penelitian ini
diperoleh sebanyak 32 jenis mikroalga
karena Euglena memiliki alat gerak
yang terdiri dari 5 kelas mikroalga yaitu
berupa flagel sehingga dapat bergerak
yaitu Bacillariophyceae,
bebas dan pada umumnya ikan tidak
Chlorophyceae, Cyanophyceae,
memakan Euglena. Dan dijelaskan oleh
Dinophyceae dan Euglenophyceae.
Suminto (2005:24-25) Euglena
Pada kelas Euglenophyceae
merupakan organisme eukariotik
ditemukan 10 spesies mikroalga,
dengan struktur tubuhnya yang dapat

DESRINA K P H. (RRA1C412019) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 7


dijumpai pada sebagian besar algae, Fachrul (2010:97) jika D<0,5 berarti
Euglena juga mempunyai esofagus tidak terdapat spesies yang
interior sehingga dapat memasukkan mendominansi spesies lainnya atau
partikel-partikel kedalam mulutnya. struktur komunitas dalam keadaan
stabil. Menurut Odum (1993:185), nilai
Keanekaragaman, Kemerataan dan H’ (keanekaragaman jenis) bersifat
Dominansi Mikroalga kebalikan terhadap indeks dominansi;
Indeks keanekaragaman pada nilai H’ yang tinggi menyebabkan
masing-masing stasiun penelitian konsentrasi dominansi yang rendah.
berbeda-beda, nilai indeks
keanekaragaman yang diperoleh Faktor Fisika dan Kimia
berkisar antara 2,123 sampai 2,175 Faktor fisika dan kimia yang
dengan nilai pada stasiun I yaitu 2,123, diamati pada Danau Teluk berbeda-
stasiun II yaitu 2,13 dan stasiun III beda, hal ini dipengaruhi oleh cuaca
yaitu 2,175 dengan kriteria yang berubah-ubah pada saat
keanekaragaman stabilitas komunitas pengambilan sampel dilapangan. Hal ini
biota sedang atau kualitas air tercemar dilihat pada dari hasil pengukuran suhu
sedang. berkisar anatara 28-30°C dan
Indeks kemerataan pada stasiun I kedalaman berkisar antara 2,5-4,9
sebesar 0,721, dan pada stasiun II meter.
sebesar 0,751 dan pada stasiun III yaitu Parameter suhu berkisar 28°C
sebesar 0,784 dengan kriteria sampai 32°C dimana kisaran suhu ini
kemerataan antar spesies relatif merata. merupakan suhu yang baik untuk
Menurut Fachrul (2007:96) bahwa E=1, kesuburan mikroalga dari kelas
kemeratan antara spesies relatif merata Chlorophyceae dan Bacillariophyceae
artinya kekayaan jumlah individu yang akan tumbuh dengan baik pada
masing-masing spesies relatif sama. kisaran suhu 30°C sampai 35°C dan
Kemerataan spesies pada setiap stasiun 20°C sampai 30°C (Novita, 2007:29).
ini disebabkan faktor fisika dan faktor Parameter kedalaman dipengaruhi oleh
kimia yang mendukung seperti suhu 28- keadaan topografi bawah danau
30°C yaitu dimana kisaran suhu berbeda, seperti stasiun II dan III yang
optimal bagi pertumbuhan mikroalga relatif lebih dangkal jika dibandingkan
adalah 25-40°C. dengan stasiun I. Kedalaman juga
Indeks Dominansi di Danau dipengaruhi oleh keadaan pasang surut
Teluk Kecamatan Danau Teluk Kota sungai Batang Hari. Sedangkan
Jambi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan warna air ditimbulkan oleh
jenis-jenis mikroalga yang bahan organik dan anorganik karena
mendominasi dimana indeks dominansi keberadaan plankton, humus dan ion-
pada stasiun I yaitu 0,204, indeks ion logam.
dominansi stasiun II yaitu 0,223, dan
indeks dominansi stasiun III yaitu
0,183. Hal ini telah dijelaskan oleh

DESRINA K P H. (RRA1C412019) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 8


Pemanfaatannya untuk
PENUTUP Produksi Bio Bahan Bakar.
Simpulan IPB-Press. Bogor.
Mandasari, N. 2010. Keanekaragaman
Berdasarkan hasil penelitian
Fitoplankton di Danau Sipin
yang telah dilakukan dapat disimpulkan Kota Jambi Sebagai
bahwa keanekaragaman mikroalga di Bioindikator Kualitas Air.
Danau Teluk Kecamatan Danau Teluk Skripsi. Jurusan Pendidikan
Kota Jambi berkisar antara 2,123 hingga Biologi. FKIP: Universitas
2,175. Nilai indeks ini mengindikasi Jambi.
bahwa kualitas air di Danau Teluk Kota Nurhasanah, 2014. Keanekaragaman
Mikroalga di Balai Budidaya
Jambi tercemar sedang dan stabilitas
Air Tawar (BBAT) Kecamatan
komunitas biota sedang. Sedangkan Sungai Gelam Jambi. Skripsi.
nilai kemerataan mikroalga berkisar Jurusan Pendidikan Biologi.
antara 0,721 hingga 0,784 hal ini FKIP: Universitas Jambi.
menunjukkan bahwa tingkat kemerataan Novita, W. 2007. Studi Keanekaragaman
spesies relatif sama. Dan nilai indeks Fitoplankton di Danau Teluk
dominansi mikroalga berkisar antara Kota Jambi Dalam Menunjang
Perikanan Rakyat. Skripsi.
0,183 hingga 0,223 yang menunjukkan
Jurusan Pendidikan Biologi.
bahwa tidak ada spesies yang FKIP: Universitas Jambi.
mendominansi. Pemerintah Provinsi Jambi, 2016.
http://jambiprov.go.id/index.php
Saran ?letluaswil. Diakses pada
Berdasarkan penelitian ini tanggal 20-04- 2016.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.
disarankan kepada masyarakat sekitar
Gadjah Mada University Press.
untuk tetap menjaga kelestarian danau Yogyakarta.
di Danau Teluk Kecamatan Danau Rahayu S. 2009. Monitoring Air di
Teluk Kota Jambi, agar ekosistem Daerah Aliran Sungai. World
danau tersebut tetap terjaga dengan baik Agroforesty Centre. Bogor.
dan sebaiknya disarankan kepada Rifa’i. 2015. Keanekaragaman Jenis
peneliti selanjutnya agar penelitian Mikroalga di Danau Kenali
Kota Jambi.Skripsi. Jurusan
dilakukan pada musim kemarau.
Pendidikan Biologi. FKIP:
Universitas Jambi
DAFTAR RUJUKAN Suin, N, M. 1998. Metoda Ekologi.
Balai Wilayah Sungai Sumatra. 2013. Departemen Pendidikan dan
Danau.http://bwssumatera6.com Kebudayaan. Direktorat
/node/15. Diakses pada tanggal Jenderal Pendidikan Tinggi.
20-04-2016. Suminto, 2005. Budidaya Pakan Alami
Fachrul, M.F. 2012. Metode Sampling Mikroalgae dan Rotifer. Undip:
Bioekologi. Jakarta: Bumi Semarang.
Aksara.
Kawaroe, M., Prartono, T., Sunuddin, A.,
Sari, D.W., Augustine, D. 2010.
Mikroalga Potensi dan

DESRINA K P H. (RRA1C412019) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 9

You might also like