Full Paper
Full Paper
Full Paper
Full Paper
STATUS LIMNOLOGIS SITU CILALA
MENGACU PADA KONDISI PARAMETER FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI PERAIRAN
The purpose of this research was to study the limnological status of Cilala reservoir,
based on physical, chemical, and biological parameters. The observation comprised
some morphometric of surface and vertical dimension, water quality measurements,
plankton community structure, and primary productivity. Based on some morphometric
condition, Cilala reservoir has a high potention of biological productivity, but the area of
lake begins narrowing. The physical and chemical characteristic showed that Cilala reservoir
was still in good condition. The condition of Total Suspended Solid (TSS) at inlet and the
water debit of outlet showed that the waters has a relatively high potention of sedimentation
that lead to a shallowing condition. There were found 95 genus of phytoplankton from
seven classes (Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, Chrysophyceae,
Euglenophyceae, Pyrrophyceae, and Xanthophyceae). It was also found four major groups
of zooplankton, i.e. Rotifera, Copepoda, Cladocera, and Protozoa. Although the primary
productivity was relatively low, based on orthophosphate, chlorophyll-a, and Nygaard Index,
the water was in mesotrophic-eutrophic status. As a whole, Cilala reservoir was still
appropriate for fisheries activities.
Analisis kualitas fisika dan kimia air Tata guna lahan di sekitar situ meliputi
meliputi suhu, diukur secara in situ pemukiman penduduk di sebelah timur dan
menggunakan termometer; oksigen barat. Sebelah utara situ merupakan
terlarut dengan titrasi menggunakan daerah outlet yang di sekitarnya terdapat
met ode W inkler; dan pH air kebun dan tepat di pinggir situ terdapat
menggunakan kertas lakmus. jalan setapak. Di sebelah selatan situ
terdapat taman dan jalan kompleks
Hasil dan Pembahasan perumahan Telaga Kahuripan. Di tepi situ
banyak terdapat kolam ikan. Kolam-kolam
Keadaan umum lokasi tersebut merupakan perairan tepi situ
Situ Cilala adalah situ alami yang terletak yang diberi pematang. Tepian situ banyak
di Desa Jampang, Kecamatan Parung, ditumbuhi oleh pepohonan seperti bambu,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tepatnya kemang, kelapa, pisang, dan karet.
di dalam kawasan perumahan Telaga
Kahuripan. Secara geografis Situ Cilala Tanaman air yang terdapat di situ adalah
yang pengelolaannya berada dibawah kirey (Nipah sp.) yang tumbuh hampir di
pihak PT Kuripan Raya terletak pada sepanjang tepi situ, teratai (Nelumbo sp.),
106o42’-106o43’ BT dan 6o28’LS (Gambar eceng gondok (Eichhornia crassipes),
1). Sumber air situ berasal dari mata air, kiambang (Salvinia natans), dan Cyperus.
air rembesan, dan saluran Situ Kemang. Luas penutupan keseluruhan tanaman air
Gambar 1. Peta lokasi pengambilan sampel selama penelitian. Inset adalah wilayah
Jabodetabek
liki luas 180.000 m2. Hal ini berarti Situ memiliki stabilitas stratifikasi rendah.
Cilala telah mengalami pengurangan luas Kemungkinan terjadinya pengadukan
sebesar kurang-lebih 38.685 m 2 . massa air oleh angin menyebabkan
Penyebabnya antara lain adalah aktivitas lapisan yang cenderung homogen dan
masyarakat yang membuat pematang nutrien hasil dekomposisi dari zona
pada perairan tepi situ untuk dijadikan dekomposisi akan terdistribusi ke lapisan
kolam ikan. epilimnion.
Bentuk keteraturan dari suatu danau dapat Nilai perkembangan Volume Danau (VD)
digambarkan dari indeks perkembangan Situ Cilala adalah 1,11. Menurut Cole
garis tepi (SDI). Menurut Wetzel (1983) (1983) nilai VD>1 menggambarkan bentuk
nil ai SDI lebih besar dari 2 dasar danau yang rata. Situ Cilala
menggambarkan bentuk badan perairan memiliki kemiringan rata-rata 9,4 %. Nilai
yang tidak beraturan. Nilai SDI hasil tersebut menggambarkan perairan yang
pengamatan menggambarkan suatu relatif dangkal dengan daerah litoral yang
bentuk danau yang tidak beraturan dan luas. Perairan dengan daerah litoral yang
memiliki potensi produktivitas yang tinggi. luas mempunyai potensi produktivitas
Ini disebabkan kesempatan perairan untuk biologi yang tinggi. Hal ini karena : (1)
berhubungan dengan daratan menjadi terdapat tumbuhan berakar yang bersama
besar sehingga kemungkinan masuknya dengan bentos di sekitarnya mempunyai
nutrien ke perairan juga besar. kontribusi terhadap bahan organik di
dasar; (2) bahan organik yang
Dimensi bawah permukaan (Subsurface terdekomposisi menjadi sumber nutrien
dimension) bagi fitoplankton dan tanaman air; dan (3)
Berdasarkan pengukuran yang telah lapisan bahan organik di dasar perairan
dilakukan, kedalaman maksimum Situ yang terakumulasi akan dimanfaatkan
Cilala berada di daerah dekat outlet. untuk pertumbuhan bentos (Welch, 1952).
Kedalaman rata-rata (Z) Situ Cilala
termasuk dangkal. Perairan yang dangkal Aplikasi morfometri
biasanya memiliki potensi produktivitas a. Retention time
biologi yang tinggi karena lapisan Debit rata-rata Situ Cilala dari empat kali
epilimnionnya lebih tebal daripada lapisan pengamatan sebesar 0,452 m3/d di outlet,
hipolim nion. Jarak antara lapi san 0,021 m3/d di inlet 1, dan 0,238 m3/d inlet
epilimnion dengan zona dekomposisi 2. Debit air di inlet lebih kecil dibandingkan
yang dekat memudahkan nutrien hasil outlet menandakan adanya debit air lain
dekomposisi seperti karbondioksida, yang diduga berasal dari mata air.
nitrat, amonia dapat terdistribusi dengan
mudah ke lapisan epilimnion. Selanjutnya Hasil perhitungan retention time diperoleh
terjadi pemanfaatan oleh fitoplankton dan bahwa Situ Cilala memiliki retention time
tumbuhan air yang terdapat di lapisan selama 8 hari. Semakin tinggi nilai
tersebut. retention time, akan semakin lama waktu
tinggal air di dalam situ sehingga
Stabilitas stratifikasi suatu perairan dapat kesempatan bahan organik ataupun
diduga dari nilai kedalaman relatif. Nilai nutrien untuk berada dalam perairan akan
kedalaman relatif Situ Cilala adalah semakin besar. Hal ini akan berpengaruh
1,39%. Menurut Wetzel (1983) nilai 1,39% terhadap proses penyuburan perairan
ini menggambarkan suatu perairan yang karena memberikan kesempatan biota air
seperti plankton untuk memanfaatkannya.
Tingginya nilai retention time akan waduk di Afrika yang dikemukakan oleh
meningkatkan pel uang padatan Fernando & Holcik cit. Herawati (1999),
tersuspensi (TSS) untuk mengendap di maka Situ Cilala berdasarkan nilai MEI
dasar perairan. Semakin banyak padatan yang diperoleh diduga memiliki potensi
tersuspensi yang mengendap semakin produksi sebesar 74,345-78,404 kg/ha/
cepat pendangkalan situ yang akan terjadi. tahun.
Tabel 2. Kisaran nilai parameter fisika dan kimia perairan Situ Cilala
Parameter Stasiun Pengamatan (rata-rata)
A1 A2 B C D
FISIKA
1. Suhu (oC) 29-31 29-30 29-30 29-30 29-30
(29,88) (29,25) (29,28) (29,38) (29,38)
2. Kedalaman Secchi (cm) 32,5-50 30,8-71,5 54,0-93,0 56,5-97,8 70,0-102,0
(43,50) (51,19) (66,12) (77,19) (81,63)
3. Kekeruhan (NTU) 16,0-39,0 14,0-38,0 14,0-19,0 11,0-17,0 10,0-13,0
(25,50) (26,25) (16,00) (13,75) (12,08)
4. TSS (mg/l) 19,0-54,0 18,0-55,0 11,0-24,0 4,0-10,0 4,0-13,0
(33,25) (36,50) (15,50) (7,75) (12,08)
5. DHL (mhos/cm) 73,6-75,1 70,0-79,7 72,2-75,9 70,6-73,0 73,0-75,7
(75,73) (75,75) (74,3) (71,98) (74,30)
KIMIA
1. pH 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5
5,1-7,1 4,4-6,2 4,7-6,6 4,4-6,5 4,3-6,7
2. DO (mg/l) (6,15) (5,29) (5,64) (5,90) (5,99)
3,1-3,5 3,5-3,7 3,5-3,6 2,7-3,3 3,3-3,48
3. BOD (mg/l) (3,31) (3,67) (3,57) (2,98) (3,39)
24-36 38-42 32-36 22-36 24-38
4. Kesadahan (mg/l) (28,54) (39,79) (30,28) (28,28) (29,03)
0,154-0,471 0,004-0,419 0,188-0,481 0,166-0,336 0,192-0,524
5. Nitrat-N (mg/l) (0,3698) (0,2535) (0,3601) (0,2369) (0,3527)
0,013-0,035 0,015-0,038 0,0018-0,041 0,009-0,037 0,009-0,023
6. Nitrit-N (mg/l) (0,0241) (0.0264) (0.0223) (0.0239) (0.00173)
0,161-0,646 0,316-0,986 0,199-0,696 0,216-0,489 0,180-0,438
7. Amonia-N (mg/l) (0,3625) (0,5260) (0,3843) (0.0239) (0,0173)
0,015-0,031 0,027-0,036 0,016-0,087 0,025-0,034 0,019-0,036
8. Ortofosfat (mg/l) (0,0273) (0,0273) (0,0421) (0,0279) (0,0289)
0,025-0,113 0,078-1,048 0,052-0,340 0,034-0,947 0,027-0,406
9. Total P (mg/l) (0,109) (0,351) (0,135) (0,271) (0,137)
Tabel 3. Kisaran nilai debit, TSS, dan kekeruhan aliran inlet dan outlet Situ Cilala
Stasiun Pengamatan
Parameter Inlet 1 Inlet2 Outlet
Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata
Debit (m3/d) 0,019-0,023 0,021 0,230-0,245 0,237 0,380-0,511 0,452
TSS (mg/l) 15-36 25 29-110 38 4-9 7
Kekeruhan (NTU) 17-28 22 16-55 39 10-13,8 12
baik pada kisaran suhu 25-32oC. Dan kandungan TSS dan tingkat kekeruhan
berdasarkan PP RI No. 20 Tahun 1990 yang ada di Stasiun D menyebabkan nilai
tentang baku mutu air golongan C (untuk rata-rata kecerahannya lebih tinggi dari
kegiatan perikanan), maka nilai ini masih stasiun lainnya. Penyebab rendahnya
berada pada kisaran yang ditetapkan. rata-rata nilai TSS dan kekeruhan serta
tingginya rata-rata nilai kecerahan diduga
Terdapatnya bahan tersuspensi di karena letaknya yang jauh dari inlet yang
perairan dapat meningkatkan nilai membawa partikel-partikel tersuspensi.
kekeruhan perairan tersebut. Kekeruhan Selama mengalir menuju outlet, partikel-
dan TSS berperan sebagai penentu nilai partikel tersuspensinya mengendap.
kecerahan yang memberikan gambaran
kedalaman eufotik yang secara tidak Berdasarkan kisaran nilai TSS yang
langsung akan menentukan produktivitas masuk melalui inlet dan yang keluar
perairan. TSS dapat menghambat melalui outlet dihubungkan dengan debit
penetrasi cahaya ke perairan sehingga air di inlet dapat diketahui besarnya
akan menurunkan aktivitas fotosintesis. masukan dan keluaran padatan
Besarnya penetrasi cahaya matahari yang tersuspensi ke dalam dan ke luar
masuk ke perairan dinyatakan sebagai perairan. Besarnya masukan padatan
kecerahan yang digambarkan melalui nilai tersuspensi ke dalam Situ Cilala adalah
kedalaman Secchi. Tingkat kecerahan berkisar 25,92-59,10 kg/hari pada Stasiun
Secchi di Situ Cilala menunjukkan bahwa A1 dan 596,33-2649,02 kg/hari pada
perairan tergolong eutrofik. Lebih lanjut hal Stasiun A2. Padatan tersuspensi yang
ini akan dikaitkan dengan keberadaan keluar melalui outlet berkisar antara
fitoplankton beserta kandungan nutrien 164,16-397,35 kg/hari. Hal tersebut
dari perairan situ. menunjukkan bahwa pada perairan Situ
Cilala untuk setiap harinya terdapat
Hasil pengukuran nilai kekeruhan di 224,89-2080,86 kg padatan tersuspensi
perairan Situ Cilala memperlihatkan nilai yang mengendap.
yang menurun dari inlet menuju outlet. Hal
ini diduga terjadi karena Stasiun A1 dan Daya hantar listrik (DHL) menggambarkan
A2 merupakan daerah yang dekat dengan banyaknya kandungan ion-ion yang
inlet yang membawa partikel tersuspensi. terlarut dalam air. Menurut Wardoyo
Ketika aliran air dari inlet sampai di Stasiun (1981) nilai DHL pada kisaran tersebut
A1 dan A2 partikel tersuspensi yang masih berada pada kisaran yang aman
terbawa oleh aliran inlet tadi belum pada tekanan fisiologis ikan.
sempat mengendap. Partikel tersuspensi
tersebut menghalangi penetrasi cahaya Parameter kimia perairan
matahari ke perairan sehingga nilai rata- pH air penting untuk menentukan nilai
rata kecerahan di Stasiun A1 dan A2 relatif guna suatu perairan. Pada umumnya biota
rendah. air sangat sensitif terhadap perubahan pH
yang bervariasi. Nilai pH perairan Situ
Kisaran nilai TSS Stasiun C dan D lebih Cilala termasuk rendah. Pada perairan
rendah dari stasiun lainnya. Rendahnya dengan pH rendah biasanya memiliki nilai
alkalinitas yang rendah pula. Nilai Cilala termasuk perairan eutrofik (tingkat
alkalinitas rendah menandakan perairan kesuburan tinggi). Hal ini didasarkan pada
tersebut memiliki sistem buffer yang kriteria Wetzel (1975) bahwa perairan
rendah. Nilai kesadahan menggambarkan dengan kandungan ortofosfat 0,031- 0,100
kandungan kation Ca2+ dan Mg2+ yang mg/l termasuk perairan eutrof.
terlarut . Hasil pengukuran
menggolongkan Situ Cilala ke dalam Namun hal ini pun perlu dicermati dengan
perairan dengan kesadahan rendah memperbandingkan antara nilai ortofosfat
berdasarkan kriteria dari Sawyer & Mc dengan nilai P total yang dikandung dalam
Carty (1969) cit. Boyd (1990). perairan. Berdasarkan hasil pengamatan,
Selanjutnya berdasarkan PP No. 20 tahun maka nilai persentase antara ortofosfat
1990 tentang baku mutu kualitas air dengan total P di Situ Cilala berkisar
golongan C, perairan Situ Cilala cocok antara 15,40-60,00% (Stasiun A1), 2,57-
untuk kegiatan perikanan karena syarat 44,87% (Stasiun A2), 4,41-86,13 (Stasiun
oksigen terlarut adalah 3 mg/l. B), 52,08-76,47% (Stasiun C), dan 38,96-
78,94% (Stasiun D). Dengan demikian
BOD5 merupakan gambaran secara tak tampak bahwa tidak semua bagian
langsung kadar bahan organik yang dapat perairan memiliki potensi kesuburan yang
didekomposisi secara biologis sama. Terlebih jika disimak dari nilai pH
(biodegradable). Mengikuti pendapat Lee dan alkalinitas yang rendah, yang pada
et al. (1989) cit. Rostalina (1994), maka kondisi demikian kurang mendukung
dengan kisaran nilai tersebut Situ Cilala produktivitas fitoplankton.
telah tercemar ringan.
Parameter Biologi Perairan
Di perairan, nitrogen biasanya berada Selama penelitian ditemukan 96 genus
dalam bentuk nitrat, nitrit, dan amonia. fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae,
Nilai kisaran amonia nitrogen (NH3-N) Chl orophyceae, Cyanophyceae,
tersebut pada pH 5,5 belum mencapai Chrysophyceae, Euglenophyceae,
tingkat toksik bagi kehidupan ikan. Hal Pyrrophyceae, dan Xanthophyceae dengan
ini mengacu pada pernyataan Novotny & kel ompok dominan dari kelas
Olem (1994) yang menjelaskan bahwa Chlorophyceae, diikuti Cyanophyceae dan
pada pH 7 sebagian besar amonia Bacillariophyceae. Kel impahan
mengalami ionisasi, sedangkan pada pH fitoplankton berdasarkan kelas disajikan
7 amonia tak terionisasi yang bersifat dalam Tabel 4.
toksik berada dalam jumlah yang besar.
Selain itu, berdasarkan kriteria Pescod Nilai indeks keanekaragaman fitoplankton
(1973), kadar NH 3 -N di Situ Cilala tergolong relatif rendah, demikian juga
tergolong baik karena nilainya 1 mg/l. dengan nilai keseragamannya (Tabel 5).
Secara umum nilai indeks dominansi
Ortofosfat menggambarkan kandungan tergolong tinggi yang menunjukkan adanya
fosfor di Situ Cilala. Kandungan ortofosfat dominasi dari suatu kelompok fitoplankton.
Situ Cilala selama pengamatan berkisar Beberapa jenis fitoplankton dari kelompok
antara 0,015-0,087 mg/l. Kandungan rata- Cyanophyceae dan Chlorophyceae
rata ortofosfat tertinggi diperoleh di Stasiun menunjukkan hal ini.
B sebesar 0,042 mg/l. T inggi nya
kandungan rata-rata ortofosfat di stasiun Keberadaan zooplankton di Situ Cilala
B diduga berasal dari dekomposisi bahan selama pengamatan disajikan dalam Tabel
organik yang berasal dari pakan ikan, 6. Ditemukan empat kelompok zoo-
mengingat di Stasiun B ini banyak plankton dari hasil pengamatan, yaitu
terdapat keramba jaring tancap. Dengan kelompok Rotifera (11 genera), Copepoda
keberadaan ortofosfat tersebut, maka Situ (4 genera dan naupliusnya), Cladocera (3
Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved
Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) IX (1): 82-94 ISSN: 0853-6384 90
Tabel 6. Kelimpahan rata-rata zooplankton (ind/l) dan nilai indeks keragaman, keseragaman
dan dominansi di Situ Cilala
Stasiun
No. Organisme A1 A2 B C D
1. Rotifera 306 267 448 322 245
2. Copepoda 282 82 210 101 464
3. Cladocera 21 10 21 11 37
4. Protozoa 1 5 1 1 1
kelimpahan (ind/l) 610 364 680 435 747
indeks keragaman (H) 1,6125 1,8022 1,7787 1,6500 1,4949
indeks keseragaman (E) 0,6489 0,6235 0,6568 0,5419 0,5276
indeks dominansi (C) 0,2465 0,2672 0,2460 0,3140 0,3882
2.77% 0.33%
Cladocera Protozoa
30.25%
Copepoda
66.64%
Rotifera
Tabel 7. Kriteria kelayakan Situ Cilala berdasarkan baku mutu air golongan C (perikanan)
Parameter Kisaran nilai Golongan C Keterangan
Suhu (oC) 29 - 31 Normal 3 oC sesuai
DO (mg/l) 4,26 - 7,21 Disyaratkan 3 Sesuai
Nitrat nitrogen (mg/l) 0,0018 - 0,038 Maksimal 0,06 Sesuai
pH 5,5 6-9 Tidak sesuai
tuk kegiatan perikanan. Kriteria kelayakan tukannya. Untuk dapat menj aga
Situ Cilala secara lengkap terdapat pada keberadaan situ terdapat beberapa hal
Tabel 7. yang kiranya dapat dipertimbangkan untuk
diterapkan, yaitu:
Status trofik perairan Situ Cilala memiliki a. Pemanfaatan berkelanjutan tanpa
kisaran oligotrofik hingga eutrofik (Tabel mengubah f ungsi si tu untuk
8). Kondisi perairan yang oligotrofik perlindungan dan konserv asi
diperoleh berdasarkan konsentrasi nitrat sumberdaya air serta ekosistem
nitrogen (NO3-N), sedangkan perairan yang secara keseluruhan.
eutrofik ditinjau dari nilai kecerahan dan b. Pembuatan “pagar” berupa “green belt”
konsentrasi ortofosfat (PO4P). Menurut unt uk m encegah erosi dan
Henderson-Sellers & Markland (1987) sedimentasi.
yang sering menjadi penyebab utama c. Pembatasan kegiatan yang mengarah
terjadinya eutrofikasi di perairan tawar ke dampak pendangkal an,
adalah unsur fosfor sehingga dapat pencemaran, dan perkembangan
disimpulkan bahwa perairan Situ Cilala gulma air (budidaya karamba).
berstatus eutrofik (Tabel 8). d. Pemanf aatan dan pengendalian
tumbuhan air agar tetap memperindah
Apabila disimak secara menyeluruh, pemandangan.
untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih e. Restocking ikan (plankton feeder)
mantap, perlu dilihat dari berbagai aspek. unt uk mendukung wisata
Berdasarkan uraian terdahulu, secara pemancingan.
terpisah muncul kesimpulan sementara f. Pembagian zona peruntukannya: zona
yang berbeda. Oleh sebab itu, apabila larangan (terbebas dari berbagai
pada saat awal fokus perhatian hanya kegiatan), zona pemancingan, dan
kondisi fisika dan kimia perairan, maka zona wisata.
selanjutnya perlu ditarik kesimpulan g. Penataan drainase dalam kawasan
dengan menilik kembali keberadaan pemukiman agar tidak mengganggu
penyusun aspek biologi perairan. keberadaan situ.
Berdasarkan peninjauan kembali tersebut,
maka perairan Situ Cilala tergolong - Kesimpulan
mesotrofik, atau mengarah pada kondisi
eutrofik. Status limnologis Situ Cilala berdasarkan
aspek fisika, kimia, dan biologi perairan
Berdasarkan uraian terdahulu tampak adalah tergolong perairan terbuka, bersifat
bahwa Situ Cilala perlu dikelola dengan asam, aerob, dengan retention time 8 hari.
tepat untuk dapat dimanfaatkan secara Struktur komunitas plankton relatif tidak
optimum sesuai dengan fungsi dan perun- stabil serta ada kecenderungan terjadi
Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved
93 Pratiwi et al., 2007
dominansi jenis tertentu. Secara umum Mason, C.F. 1981. Biological of freshwater
perairan Situ Cilala tergolong -mesotrofik pollution. Longman, New York. 250 p.
sehingga perlu rencana pengelolaan
tertentu unt uk mengopt imal kan Mizuno, T. 1979. Illustration of the
pemanfaatannya. f reshwat er plankt on of Japan.
Hoikusha Publishing Co. Ltd. Japan.
Daftar Pustaka 313 p.
Barnes, S.K., P. Calow and P.J.W. Olive. Nuraini, R.A.T. 1997. Kepekaan komunitas
1988. The invertebrates a new zooplankton terhadap ketersediaan
synthesis. Blackwell Scientif ic bahan organik dan kelimpahan
Publication. London. 582 p. fitoplankton di tambak substrat pasir.
Tesis. Program Pascasarjana. Institut
Boyd, C. E. 1990. Water quality in ponds Pertanian Bogor. Bogor. 84 p.
for aquaculture. First Printing. Auburn
University of Agriculture Experiment Pennak, R.W. 1989. Freshwater
Station. Alabama. USA. 359 p. invertebrates of the United States. 3rd
ed. The Ronald Press Company. New
Cole, G.A. 1983. Textbook of limnology. York. 620 p.
Third Edition. Waveland Press, Inc.
USA. 401 p. Prescott, G.W. 1970.The freshwater
algae. W .C. Brown Company
Hakanson, L. 1981. A Manual of lake Publisher. Iowa. 348 p.
morphometry. Spinger-Verlag. Berlin.
Heiderberg. 73 p. Ravera, O.1979. Biological aspect of
freshwater pollution. Pergamon Press.
Herawati, R. 1999. Beberapa aspek London. 214 p.
limnologis bendung pamarayan di
Kabupaten Serang, Jawa Barat. Ryding, S.O.P. dan W. Rast. 1989. The
Skripsi. Program Studi Manajemen control eutrophication lakes and
Sumberdaya Perairan. Fakultas reservoir. Man and the biosphere
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut series, Vol I. The Parthenon Publishing
Pertanian Bogor. Bogor. 58 p. Group. 314 p.
Krebs, C.J. 1989. Ecol ogy: The Sellers, B.H. dan H.R. Markland. 1987.
experimental analysis of distribution Decaying lakes: the origin and control
and abundance. Harper and Row, of eutrophication. Jhon Willey and
Publisher. New York. 694 p. Sons. Chicester: 244 p.
Legendre, L. and P. Legendre. 1982. Wardoyo, S.T.H. 1981. Kriteria kualitas air
Numerical ecology. Elsevier Scientific untuk keperluan pertanian dan
Publishing Company. Iowa. 199 p. perikanan. Training Analisa Dampak
Welch, P.S. 1952. Limnology. Second Wetzel, R.G. 1983. Limnology. Second
edition. Mc Graw-Hill Book Company, Edition. W. B. Sounders Company.
Inc. New York. 537 p. Philadelphia. 767 p.