Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Full Paper

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.

) IX (1): 82-94 ISSN: 0853-6384 82

Full Paper
STATUS LIMNOLOGIS SITU CILALA
MENGACU PADA KONDISI PARAMETER FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI PERAIRAN

THE LIMNOLOGICAL STATUS OF CILALA RESERVOIR BASED ON PHYSICAL,


CHEMICAL, AND BIOLOGICAL PARAMETERS
*)♠) *) *) *)
Niken T. M. Pratiwi , Enan M. Adiwilaga , Johan Basmi , Majariana Krisanti ,
*) *)
Oji Hadijah , dan Pieka Wulandari K.
Abstract

The purpose of this research was to study the limnological status of Cilala reservoir,
based on physical, chemical, and biological parameters. The observation comprised
some morphometric of surface and vertical dimension, water quality measurements,
plankton community structure, and primary productivity. Based on some morphometric
condition, Cilala reservoir has a high potention of biological productivity, but the area of
lake begins narrowing. The physical and chemical characteristic showed that Cilala reservoir
was still in good condition. The condition of Total Suspended Solid (TSS) at inlet and the
water debit of outlet showed that the waters has a relatively high potention of sedimentation
that lead to a shallowing condition. There were found 95 genus of phytoplankton from
seven classes (Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, Chrysophyceae,
Euglenophyceae, Pyrrophyceae, and Xanthophyceae). It was also found four major groups
of zooplankton, i.e. Rotifera, Copepoda, Cladocera, and Protozoa. Although the primary
productivity was relatively low, based on orthophosphate, chlorophyll-a, and Nygaard Index,
the water was in mesotrophic-eutrophic status. As a whole, Cilala reservoir was still
appropriate for fisheries activities.

Key words: Cilala reservoir, limnological status

Pengantar perairan dapat diketahui dengan


mempelajari aspek limnologis perairan.
Situ Cilala terletak di wilayah Perumahan
Telaga Kahuripan, Kecamatan Kemang, Inf ormasi mengenai keberadaan
Kabupaten Bogor, dikelola oleh PT. fitoplankton didukung oleh keberadaan
Kuripan Raya (Pengembang Perumahan nutriennya dapat digunakan sebagai
Telaga Kahuripan). Fungsinya adalah petunjuk tentang status trofik suatu
untuk resapan air tanah bagi masyarakat perairan. Zooplankton di dalam suatu
sekitar, sumber air, irigasi, pengendali ekosistem perairan merupakan mata rantai
banjir, dan usaha perikanan. yang penting bagi jaring makanan (food
web) di perairan tersebut. Sebagai
Agar kelestarian situ tetap dapat konsumen, zooplankton i kut
dipertahankan, maka diperlukan suatu menggambarkan tingkat kesuburan suatu
upaya pengelolaan yang optimal diawali perairan (Nuraini, 1997). Oleh karena itu,
dengan pemahaman yang baik tentang strukt ur komunitas plankton dapat
sifat dan ciri perairan situ. Sifat dan ciri menggambarkan potensi kompleksitas dari
*)
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Jalan Lingkar Kampus Darmaga, Bogor 16680
♠)
Penulis untuk korespondensi: E-mail: niken_tmpratiwi@yahoo.com

Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


83 Pratiwi et al., 2007

suatu ekosistem perairan. dan indeks perkembangan garis tepi (SDI)


yang menggambarkan bentuk danau
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari (Hakanson, 1981).
status limnologis Situ Cilala melalui
aspek fisika, kimia, dan biologi perairan Nilai dimensi bawah permukaan meliputi:
yang meliputi morfometri (dimensi kedalaman maksimum (Zm m), kedalaman
permukaan dan bawah permukaan), rata-rata (Z m), kedalaman relatif (Zr m),
kualitas air, st rukt ur komuni tas kedalaman median (Z50 m), kedalaman
fitoplankton dan zooplankton, tingkat quartil (Z25 m dan Z75 m), kemiringan rata-
kesuburan, dan produktivitas primer. rata (S %), volume total (Vtot m3), dan nilai
perkembangan volume danau (VD). Selain
Bahan dan Metode itu juga ditentukan nilai Retention time
(hari). Untuk menduga potensi produksi
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua perikanan Sit u Cil ala dilakukan
tahap, yaitu pengukuran data morfometri pendekatan nilai MEI (Morphoedaphic
situ (Juli-Agustus 2001) dan pengukuran Index). Penentuan kondisi fisika dan kimia
kualitas air (Oktober 2001). Pengukuran perairan mengikuti APHA (1990).
unt uk pembuat an peta bathimetri
menggunakan theodolith. Dari peta Sampel plankton diperoleh dengan
bathimetri akan diperoleh data dimensi menyaring air situ sebanyak 20 liter
permukaan dan bawah permukaan yang menggunakan plankton net dengan bukaan
pengukurannya menggunakan program mata jaring 35 m. Sampel air diambil dari
ArcView. kedalaman 50 cm. Sampel plankton yang
tersaring diawetkan dengan formalin 4%.
Pengambilan data kualitas air dilakukan
di lima stasiun pada kedalaman 50 cm di Identifikasi fitoplankton dan zooplankton
bawah permukaan air menggunakan dilakukan menurut Mizuno (1986), Pennak
Kemmerer water sampler. Sampling (1989), dan Barnes et al. (1988).
dilakukan sebanyak empat kali dengan Penghitungan kelimpahan plankton
selang waktu antar sampling delapan hari dilakukan dengan Sadgwick Rafter
di tiap titik pengamatan. Khusus untuk Counting Cell. Berdasarkan data
debit dan Total Suspended Solid (TSS) kelimpahan fitoplankton dan zooplankton
diukur pada saluran inlet dan outlet. yang diperoleh dilakukan penentuan
indeks keragaman (H), indeks
Titik pengamatan terdiri dari lima stasiun. keseragaman (E) dan indeks dominansi
Stasiun A1 dan A2 (kedalaman perairan 1 (C) (Mason, 1981; Legendre & Legendre,
m) merupakan daerah inlet. Stasiun B (3 1983; Krebs, 1989) dari kedua komunitas
meter) merupakan daerah perairan situ tersebut.
dengan kegiatan keramba jaringan apung
(KJA). Stasiun C (2 meter) merupakan Keberadaan plankton dianalisis secara
daerah perairan situ yang terdapat deskriptif untuk melihat perbedaan
tanaman air teratai (Nelumbo sp.). komposisi dan kelimpahan, serta stabilitas
Stasiun D (5 meter) merupakan daerah ekosistem perairan. Analisis fitoplankton
out let. Berdasarkan pengukuran lebih lanjut meliputi penentuan Indeks
morfometri situ diperoleh nilai-nilai Nygaard, kandungan klorofil-a, serta
dimensi permukaan yang meliputi: luas produktivitas primer. Informasi penunjang
permukaan (Ao m2), panjang keliling garis yang di telusuri adalah persent ase
tepi (Sl m), panjang maksimum (Lm m), ortofosfat terhadap P total dan rasio N:P.
panjang maksimum efektif (Le m), lebar Inf ormasi tersebut digunakan untuk
maksimum (W m m), lebar rata-rata (W m), menduga tingkat kesuburan Situ Cilala.

Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) IX (1): 82-94 ISSN: 0853-6384 84

Analisis kualitas fisika dan kimia air Tata guna lahan di sekitar situ meliputi
meliputi suhu, diukur secara in situ pemukiman penduduk di sebelah timur dan
menggunakan termometer; oksigen barat. Sebelah utara situ merupakan
terlarut dengan titrasi menggunakan daerah outlet yang di sekitarnya terdapat
met ode W inkler; dan pH air kebun dan tepat di pinggir situ terdapat
menggunakan kertas lakmus. jalan setapak. Di sebelah selatan situ
terdapat taman dan jalan kompleks
Hasil dan Pembahasan perumahan Telaga Kahuripan. Di tepi situ
banyak terdapat kolam ikan. Kolam-kolam
Keadaan umum lokasi tersebut merupakan perairan tepi situ
Situ Cilala adalah situ alami yang terletak yang diberi pematang. Tepian situ banyak
di Desa Jampang, Kecamatan Parung, ditumbuhi oleh pepohonan seperti bambu,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tepatnya kemang, kelapa, pisang, dan karet.
di dalam kawasan perumahan Telaga
Kahuripan. Secara geografis Situ Cilala Tanaman air yang terdapat di situ adalah
yang pengelolaannya berada dibawah kirey (Nipah sp.) yang tumbuh hampir di
pihak PT Kuripan Raya terletak pada sepanjang tepi situ, teratai (Nelumbo sp.),
106o42’-106o43’ BT dan 6o28’LS (Gambar eceng gondok (Eichhornia crassipes),
1). Sumber air situ berasal dari mata air, kiambang (Salvinia natans), dan Cyperus.
air rembesan, dan saluran Situ Kemang. Luas penutupan keseluruhan tanaman air

Keterangan : Batas luasan teratas pada saat bathimetri ;


Batas luasan teratas pada saat pengamatan kualitas air
Keramba

Gambar 1. Peta lokasi pengambilan sampel selama penelitian. Inset adalah wilayah
Jabodetabek

Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


85 Pratiwi et al., 2007

tersebut kurang dari 1% dari luas Dimensi permukaan (Surface dimension)


permukaan perairan. Berdasarkan survei Berdasarkan hasil pengukuran, Situ Cilala
dan informasi masyarakat sekitar, di situ memiliki panjang maksimum efektif (Le)
ini hidup beberapa jenis ikan seperti ikan dan panjang maksimum (Lm) 3-6 kali
betutu (Oxyeleotris marmorata), ikan lebarnya yang menunjukkan adanya
mujair (Oreochromis mosambica), ikan keleluasaan pergerakan angin di atas
tawes (Puntius javanicus), ikan nilem permukaan air yang akan mempengaruhi
(Ost heochilus hasselti), ikan mas pergerakan massa air. Rasio antara nilai
(Cyprinus carpio), ikan gurame panjang maksimum efektif terhadap lebar
(Ospronemus gourame), dan jenis udang maksimum efektif yang semakin besar
air tawar. Selain itu juga terdapat kijing akan mengakibatkan semakin besar
(Anodonta sp.). peluang teraduknya massa air oleh angin
yang akhirnya akan mempengaruhi
Perairan Situ Cilala dimanfaatkan untuk kualitas air.
kegiatan perikanan seperti budidaya ikan
dalam keramba, penangkapan ikan Lebar rata-rata Situ Cilala adalah 108 m,
dengan menggunakan jala, pengambilan sedangkan lebar maksimum (W m) dan
kijing, dan pemancingan. Air yang keluar lebar maksim um ef ektif nya (W e )
dari situ dimanfaatkan sebagai sumber air mempunyai nilai yang sama yaitu 225m.
bagi kolam-kolam ikan. Hal ini menunjukkan ada bagian yang lebar
dan sempit seperti terlihat pada peta
Hidromorfometri bathimetri.
Hasil pengukuran parameter morfometri
situ terdiri dari dimensi permukaaan Luas permukaan (A 0) Situ Cilala saat
(surface dimension) dan dimensi bawah pengamat an berbeda dari hasil
permukaan (subsurface dimension) yang pengukuran sebelumnya. Berdasarkan
diturunkan dari peta bathimetri. Hasil data dari Dinas PU Pengairan Kabupaten
pengukuran tersebut disajikan pada Tabel Bogor, pada tahun 1991 Situ Cilala memi-
1.
Tabel 1. Dimensi permukaan dan bawah permukaan Situ Cilala
No. Parameter Simbol Satuan Nilai
A Dimensi permukaan
1. Panjang maksimum (L m) m 1305
2. Panjang maksimum efektif (L e) m 671
3. Lebar maksimum (W m) m 225
4. Lebar maksimum efektif (W e) m 225
5. Lebar rata-rata (W) m 108
6. Luas permukaan (A0) m2 141.315
7. Panjang garis tepi (Sl) m 3391
8. Indek perkembangan garis tepi (SDI) - 2,55
B Dimensi bawah permukaan
1. Kedalaman maksimum (Z m) m 5,90
2. Kedalaman rata-rata (Z) m 2,05
3. Kedalaman relatif (Zr) % 1,39
4. Kedalaman median (Z 50) m 1,95
5. Kedalaman kuartil (Z 25) m 3,28
6. Kedalaman kuartil (z75) m 0,85
7. Kemiringan rata-rata (S) % 9,40
8. Volume total (V) m3 308.558
9. Perkembangan volume danau (VD) - 1,11

Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) IX (1): 82-94 ISSN: 0853-6384 86

liki luas 180.000 m2. Hal ini berarti Situ memiliki stabilitas stratifikasi rendah.
Cilala telah mengalami pengurangan luas Kemungkinan terjadinya pengadukan
sebesar kurang-lebih 38.685 m 2 . massa air oleh angin menyebabkan
Penyebabnya antara lain adalah aktivitas lapisan yang cenderung homogen dan
masyarakat yang membuat pematang nutrien hasil dekomposisi dari zona
pada perairan tepi situ untuk dijadikan dekomposisi akan terdistribusi ke lapisan
kolam ikan. epilimnion.

Bentuk keteraturan dari suatu danau dapat Nilai perkembangan Volume Danau (VD)
digambarkan dari indeks perkembangan Situ Cilala adalah 1,11. Menurut Cole
garis tepi (SDI). Menurut Wetzel (1983) (1983) nilai VD>1 menggambarkan bentuk
nil ai SDI lebih besar dari 2 dasar danau yang rata. Situ Cilala
menggambarkan bentuk badan perairan memiliki kemiringan rata-rata 9,4 %. Nilai
yang tidak beraturan. Nilai SDI hasil tersebut menggambarkan perairan yang
pengamatan menggambarkan suatu relatif dangkal dengan daerah litoral yang
bentuk danau yang tidak beraturan dan luas. Perairan dengan daerah litoral yang
memiliki potensi produktivitas yang tinggi. luas mempunyai potensi produktivitas
Ini disebabkan kesempatan perairan untuk biologi yang tinggi. Hal ini karena : (1)
berhubungan dengan daratan menjadi terdapat tumbuhan berakar yang bersama
besar sehingga kemungkinan masuknya dengan bentos di sekitarnya mempunyai
nutrien ke perairan juga besar. kontribusi terhadap bahan organik di
dasar; (2) bahan organik yang
Dimensi bawah permukaan (Subsurface terdekomposisi menjadi sumber nutrien
dimension) bagi fitoplankton dan tanaman air; dan (3)
Berdasarkan pengukuran yang telah lapisan bahan organik di dasar perairan
dilakukan, kedalaman maksimum Situ yang terakumulasi akan dimanfaatkan
Cilala berada di daerah dekat outlet. untuk pertumbuhan bentos (Welch, 1952).
Kedalaman rata-rata (Z) Situ Cilala
termasuk dangkal. Perairan yang dangkal Aplikasi morfometri
biasanya memiliki potensi produktivitas a. Retention time
biologi yang tinggi karena lapisan Debit rata-rata Situ Cilala dari empat kali
epilimnionnya lebih tebal daripada lapisan pengamatan sebesar 0,452 m3/d di outlet,
hipolim nion. Jarak antara lapi san 0,021 m3/d di inlet 1, dan 0,238 m3/d inlet
epilimnion dengan zona dekomposisi 2. Debit air di inlet lebih kecil dibandingkan
yang dekat memudahkan nutrien hasil outlet menandakan adanya debit air lain
dekomposisi seperti karbondioksida, yang diduga berasal dari mata air.
nitrat, amonia dapat terdistribusi dengan
mudah ke lapisan epilimnion. Selanjutnya Hasil perhitungan retention time diperoleh
terjadi pemanfaatan oleh fitoplankton dan bahwa Situ Cilala memiliki retention time
tumbuhan air yang terdapat di lapisan selama  8 hari. Semakin tinggi nilai
tersebut. retention time, akan semakin lama waktu
tinggal air di dalam situ sehingga
Stabilitas stratifikasi suatu perairan dapat kesempatan bahan organik ataupun
diduga dari nilai kedalaman relatif. Nilai nutrien untuk berada dalam perairan akan
kedalaman relatif Situ Cilala adalah semakin besar. Hal ini akan berpengaruh
1,39%. Menurut Wetzel (1983) nilai 1,39% terhadap proses penyuburan perairan
ini menggambarkan suatu perairan yang karena memberikan kesempatan biota air
seperti plankton untuk memanfaatkannya.

Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


87 Pratiwi et al., 2007

Tingginya nilai retention time akan waduk di Afrika yang dikemukakan oleh
meningkatkan pel uang padatan Fernando & Holcik cit. Herawati (1999),
tersuspensi (TSS) untuk mengendap di maka Situ Cilala berdasarkan nilai MEI
dasar perairan. Semakin banyak padatan yang diperoleh diduga memiliki potensi
tersuspensi yang mengendap semakin produksi sebesar 74,345-78,404 kg/ha/
cepat pendangkalan situ yang akan terjadi. tahun.

b. Morpho Edaphic Index (MEI) Kualitas air


Perairan yang memiliki kedalaman rata- Kisaran nilai dan rata-rata parameter fisika
rata rendah (< 10 m) memiliki nilai MEI dan kimia perairan Situ Cilala disajikan
yang tinggi. Semakin tinggi nilai MEI pada Tabel 2. Selanjutnya kisaran nilai
maka potensi produksi perikanannya akan debit, TSS, kekeruhan aliran inlet dan
semakin tinggi pula. Dari hasil penelitian outlet Situ Cilala disajikan pada Tabel 3.
diketahui bahwa Situ Cilala relatif dangkal
sehingga memiliki potensi produktivitas Parameter fisika perairan
biologi yang relatif tinggi. Pada saat pengamatan berlangsung, suhu
air berkisar antara 29-31oC. Nilai ini masih
Berdasarkan kisaran nilai daya hantar berada pada kisaran normal, dimana
listrik perairan Situ Cilala (70,0-79,7 m organisme akuati k yang hi dup
hos/cm) dan kedalaman rata-ratanya, didalamanya masih dapat mentolerir.
maka MEI Situ Cilala berkisar antara Boyd (1990) menyatakan bahwa di
32,066-36,059. Berdasarkan data tujuh perairan tropik ikan akan tumbuh dengan

Tabel 2. Kisaran nilai parameter fisika dan kimia perairan Situ Cilala
Parameter Stasiun Pengamatan (rata-rata)
A1 A2 B C D
FISIKA
1. Suhu (oC) 29-31 29-30 29-30 29-30 29-30
(29,88) (29,25) (29,28) (29,38) (29,38)
2. Kedalaman Secchi (cm) 32,5-50 30,8-71,5 54,0-93,0 56,5-97,8 70,0-102,0
(43,50) (51,19) (66,12) (77,19) (81,63)
3. Kekeruhan (NTU) 16,0-39,0 14,0-38,0 14,0-19,0 11,0-17,0 10,0-13,0
(25,50) (26,25) (16,00) (13,75) (12,08)
4. TSS (mg/l) 19,0-54,0 18,0-55,0 11,0-24,0 4,0-10,0 4,0-13,0
(33,25) (36,50) (15,50) (7,75) (12,08)
5. DHL (mhos/cm) 73,6-75,1 70,0-79,7 72,2-75,9 70,6-73,0 73,0-75,7
(75,73) (75,75) (74,3) (71,98) (74,30)

KIMIA
1. pH 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5
5,1-7,1 4,4-6,2 4,7-6,6 4,4-6,5 4,3-6,7
2. DO (mg/l) (6,15) (5,29) (5,64) (5,90) (5,99)
3,1-3,5 3,5-3,7 3,5-3,6 2,7-3,3 3,3-3,48
3. BOD (mg/l) (3,31) (3,67) (3,57) (2,98) (3,39)
24-36 38-42 32-36 22-36 24-38
4. Kesadahan (mg/l) (28,54) (39,79) (30,28) (28,28) (29,03)
0,154-0,471 0,004-0,419 0,188-0,481 0,166-0,336 0,192-0,524
5. Nitrat-N (mg/l) (0,3698) (0,2535) (0,3601) (0,2369) (0,3527)
0,013-0,035 0,015-0,038 0,0018-0,041 0,009-0,037 0,009-0,023
6. Nitrit-N (mg/l) (0,0241) (0.0264) (0.0223) (0.0239) (0.00173)
0,161-0,646 0,316-0,986 0,199-0,696 0,216-0,489 0,180-0,438
7. Amonia-N (mg/l) (0,3625) (0,5260) (0,3843) (0.0239) (0,0173)
0,015-0,031 0,027-0,036 0,016-0,087 0,025-0,034 0,019-0,036
8. Ortofosfat (mg/l) (0,0273) (0,0273) (0,0421) (0,0279) (0,0289)
0,025-0,113 0,078-1,048 0,052-0,340 0,034-0,947 0,027-0,406
9. Total P (mg/l) (0,109) (0,351) (0,135) (0,271) (0,137)

Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) IX (1): 82-94 ISSN: 0853-6384 88

Tabel 3. Kisaran nilai debit, TSS, dan kekeruhan aliran inlet dan outlet Situ Cilala
Stasiun Pengamatan
Parameter Inlet 1 Inlet2 Outlet
Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata
Debit (m3/d) 0,019-0,023 0,021 0,230-0,245 0,237 0,380-0,511 0,452
TSS (mg/l) 15-36 25 29-110 38 4-9 7
Kekeruhan (NTU) 17-28 22 16-55 39 10-13,8 12

baik pada kisaran suhu 25-32oC. Dan kandungan TSS dan tingkat kekeruhan
berdasarkan PP RI No. 20 Tahun 1990 yang ada di Stasiun D menyebabkan nilai
tentang baku mutu air golongan C (untuk rata-rata kecerahannya lebih tinggi dari
kegiatan perikanan), maka nilai ini masih stasiun lainnya. Penyebab rendahnya
berada pada kisaran yang ditetapkan. rata-rata nilai TSS dan kekeruhan serta
tingginya rata-rata nilai kecerahan diduga
Terdapatnya bahan tersuspensi di karena letaknya yang jauh dari inlet yang
perairan dapat meningkatkan nilai membawa partikel-partikel tersuspensi.
kekeruhan perairan tersebut. Kekeruhan Selama mengalir menuju outlet, partikel-
dan TSS berperan sebagai penentu nilai partikel tersuspensinya mengendap.
kecerahan yang memberikan gambaran
kedalaman eufotik yang secara tidak Berdasarkan kisaran nilai TSS yang
langsung akan menentukan produktivitas masuk melalui inlet dan yang keluar
perairan. TSS dapat menghambat melalui outlet dihubungkan dengan debit
penetrasi cahaya ke perairan sehingga air di inlet dapat diketahui besarnya
akan menurunkan aktivitas fotosintesis. masukan dan keluaran padatan
Besarnya penetrasi cahaya matahari yang tersuspensi ke dalam dan ke luar
masuk ke perairan dinyatakan sebagai perairan. Besarnya masukan padatan
kecerahan yang digambarkan melalui nilai tersuspensi ke dalam Situ Cilala adalah
kedalaman Secchi. Tingkat kecerahan berkisar 25,92-59,10 kg/hari pada Stasiun
Secchi di Situ Cilala menunjukkan bahwa A1 dan 596,33-2649,02 kg/hari pada
perairan tergolong eutrofik. Lebih lanjut hal Stasiun A2. Padatan tersuspensi yang
ini akan dikaitkan dengan keberadaan keluar melalui outlet berkisar antara
fitoplankton beserta kandungan nutrien 164,16-397,35 kg/hari. Hal tersebut
dari perairan situ. menunjukkan bahwa pada perairan Situ
Cilala untuk setiap harinya terdapat 
Hasil pengukuran nilai kekeruhan di 224,89-2080,86 kg padatan tersuspensi
perairan Situ Cilala memperlihatkan nilai yang mengendap.
yang menurun dari inlet menuju outlet. Hal
ini diduga terjadi karena Stasiun A1 dan Daya hantar listrik (DHL) menggambarkan
A2 merupakan daerah yang dekat dengan banyaknya kandungan ion-ion yang
inlet yang membawa partikel tersuspensi. terlarut dalam air. Menurut Wardoyo
Ketika aliran air dari inlet sampai di Stasiun (1981) nilai DHL pada kisaran tersebut
A1 dan A2 partikel tersuspensi yang masih berada pada kisaran yang aman
terbawa oleh aliran inlet tadi belum pada tekanan fisiologis ikan.
sempat mengendap. Partikel tersuspensi
tersebut menghalangi penetrasi cahaya Parameter kimia perairan
matahari ke perairan sehingga nilai rata- pH air penting untuk menentukan nilai
rata kecerahan di Stasiun A1 dan A2 relatif guna suatu perairan. Pada umumnya biota
rendah. air sangat sensitif terhadap perubahan pH
yang bervariasi. Nilai pH perairan Situ
Kisaran nilai TSS Stasiun C dan D lebih Cilala termasuk rendah. Pada perairan
rendah dari stasiun lainnya. Rendahnya dengan pH rendah biasanya memiliki nilai

Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


89 Pratiwi et al., 2007

alkalinitas yang rendah pula. Nilai Cilala termasuk perairan eutrofik (tingkat
alkalinitas rendah menandakan perairan kesuburan tinggi). Hal ini didasarkan pada
tersebut memiliki sistem buffer yang kriteria Wetzel (1975) bahwa perairan
rendah. Nilai kesadahan menggambarkan dengan kandungan ortofosfat 0,031- 0,100
kandungan kation Ca2+ dan Mg2+ yang mg/l termasuk perairan eutrof.
terlarut . Hasil pengukuran
menggolongkan Situ Cilala ke dalam Namun hal ini pun perlu dicermati dengan
perairan dengan kesadahan rendah memperbandingkan antara nilai ortofosfat
berdasarkan kriteria dari Sawyer & Mc dengan nilai P total yang dikandung dalam
Carty (1969) cit. Boyd (1990). perairan. Berdasarkan hasil pengamatan,
Selanjutnya berdasarkan PP No. 20 tahun maka nilai persentase antara ortofosfat
1990 tentang baku mutu kualitas air dengan total P di Situ Cilala berkisar
golongan C, perairan Situ Cilala cocok antara 15,40-60,00% (Stasiun A1), 2,57-
untuk kegiatan perikanan karena syarat 44,87% (Stasiun A2), 4,41-86,13 (Stasiun
oksigen terlarut adalah  3 mg/l. B), 52,08-76,47% (Stasiun C), dan 38,96-
78,94% (Stasiun D). Dengan demikian
BOD5 merupakan gambaran secara tak tampak bahwa tidak semua bagian
langsung kadar bahan organik yang dapat perairan memiliki potensi kesuburan yang
didekomposisi secara biologis sama. Terlebih jika disimak dari nilai pH
(biodegradable). Mengikuti pendapat Lee dan alkalinitas yang rendah, yang pada
et al. (1989) cit. Rostalina (1994), maka kondisi demikian kurang mendukung
dengan kisaran nilai tersebut Situ Cilala produktivitas fitoplankton.
telah tercemar ringan.
Parameter Biologi Perairan
Di perairan, nitrogen biasanya berada Selama penelitian ditemukan 96 genus
dalam bentuk nitrat, nitrit, dan amonia. fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae,
Nilai kisaran amonia nitrogen (NH3-N) Chl orophyceae, Cyanophyceae,
tersebut pada pH 5,5 belum mencapai Chrysophyceae, Euglenophyceae,
tingkat toksik bagi kehidupan ikan. Hal Pyrrophyceae, dan Xanthophyceae dengan
ini mengacu pada pernyataan Novotny & kel ompok dominan dari kelas
Olem (1994) yang menjelaskan bahwa Chlorophyceae, diikuti Cyanophyceae dan
pada pH  7 sebagian besar amonia Bacillariophyceae. Kel impahan
mengalami ionisasi, sedangkan pada pH fitoplankton berdasarkan kelas disajikan
 7 amonia tak terionisasi yang bersifat dalam Tabel 4.
toksik berada dalam jumlah yang besar.
Selain itu, berdasarkan kriteria Pescod Nilai indeks keanekaragaman fitoplankton
(1973), kadar NH 3 -N di Situ Cilala tergolong relatif rendah, demikian juga
tergolong baik karena nilainya  1 mg/l. dengan nilai keseragamannya (Tabel 5).
Secara umum nilai indeks dominansi
Ortofosfat menggambarkan kandungan tergolong tinggi yang menunjukkan adanya
fosfor di Situ Cilala. Kandungan ortofosfat dominasi dari suatu kelompok fitoplankton.
Situ Cilala selama pengamatan berkisar Beberapa jenis fitoplankton dari kelompok
antara 0,015-0,087 mg/l. Kandungan rata- Cyanophyceae dan Chlorophyceae
rata ortofosfat tertinggi diperoleh di Stasiun menunjukkan hal ini.
B sebesar 0,042 mg/l. T inggi nya
kandungan rata-rata ortofosfat di stasiun Keberadaan zooplankton di Situ Cilala
B diduga berasal dari dekomposisi bahan selama pengamatan disajikan dalam Tabel
organik yang berasal dari pakan ikan, 6. Ditemukan empat kelompok zoo-
mengingat di Stasiun B ini banyak plankton dari hasil pengamatan, yaitu
terdapat keramba jaring tancap. Dengan kelompok Rotifera (11 genera), Copepoda
keberadaan ortofosfat tersebut, maka Situ (4 genera dan naupliusnya), Cladocera (3
Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved
Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) IX (1): 82-94 ISSN: 0853-6384 90

Tabel 4. Kelimpahan (ind/l) kelas fitoplankton di Situ Cilala


No. Organisme Stasiun
A1 A2 B C D
1. Chlorophyceae 95933 123855 114486 406669 131940
2. Pyrrophyceae 359 572 1719 1083 25671
3. Chrysophyceae 26 12 40 27 0
4. Bacillariophyceae 430 153904 9454 190 886
5. Euglenophyceae 4424 8277 6751 2640 2183
6. Cyanophyceae 55425 273747 14690874 73558 920376
7. Xanthophyceae 11 0 0 5 0

Tabel 5. Kisaran nilai indeks keragaman, keseragaman dan dominansi fitoplankton


Indeks Stasiun A1 Stasiun A2 Stasiun B Stasiun C Stasiun D
H’ 1,056-1,659 1,031-2,302 0,083-2,267 0,399-1,911 0,544-1,609
E 0,250-0,436 0,316-0,698 0,030-0,616 0,127-0,537 0,196-0,513
C 0,031-0,521 0,133-0,527 0,145-0,973 0,221-0,830 0,351-0,764

Tabel 6. Kelimpahan rata-rata zooplankton (ind/l) dan nilai indeks keragaman, keseragaman
dan dominansi di Situ Cilala
Stasiun
No. Organisme A1 A2 B C D
1. Rotifera 306 267 448 322 245
2. Copepoda 282 82 210 101 464
3. Cladocera 21 10 21 11 37
4. Protozoa 1 5 1 1 1
kelimpahan (ind/l) 610 364 680 435 747
indeks keragaman (H) 1,6125 1,8022 1,7787 1,6500 1,4949
indeks keseragaman (E) 0,6489 0,6235 0,6568 0,5419 0,5276
indeks dominansi (C) 0,2465 0,2672 0,2460 0,3140 0,3882

2.77% 0.33%
Cladocera Protozoa

30.25%
Copepoda

66.64%
Rotifera

Gambar 2. Komposisi zooplankton Situ Cilala

genera) dan Protozoa (4 genera). Genera Copepoda yang ditemukan adalah


Cyclops, Eucyclops, Mesocyclops dan
Kel impahan zooplankton sel ama Diaptomus. Sedangkan dari kelompok
pengamatan berkisar antara 364-747 ind/ Cladocera ditemukan genera
l dengan indeks keanekaragaman 1,4949- Diaphanosoma, Moina dan Polyphemus.
1,8022; indeks keseragaman 0,5276- Kelimpahan kelompok Copepoda dan
0,6568 dan indeks dominansi 0,2460- Cladocera masing-masing mencapai 82-
0,3882. 464 ind/l dan 11-37 ind/l dengan persenta-

Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


91 Pratiwi et al., 2007

se kelimpahan masing-masing 15,72- f aktor pembatas pertumbuhan


46,20 % dan 1,25-3,45 % dari total fitoplankton.
kelimpahan zooplankton (Gambar 2).
Kriteria kelayakan dan status perairan Situ
Situ Cilala dengan berbagai fungsinya Cilala
berpotensi untuk mengalami perubahan Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman
kualitas air dari waktu ke waktu. yang rendah, maka struktur komunitas
Perubahan kualitas air dapat memberikan fitoplankton di Situ Cilala belum stabil dan
keuntungan maupun kerugian bagi ada tekanan ekologis yang kuat. Tekanan
kelangsungan keberadaan situ tersebut. ekologis dapat berupa kompetisi antar
Hal ini dapat tercermin dari keberadaan jenis fitoplankton dalam memanfaatkan
biotanya, diantaranya plankton. unsur hara, sinar matahari, kualitas air,
dan suhu. Kom petisi ant ar jenis
Berdasarkan hasil pengamatan tampak fitoplankton mengakibatkan perbedaan
bahwa perairan Situ Cilala memiliki jumlah kelimpahan, sehingga jenis yang mampu
jenis fitoplankton yang beragam dengan hidup dengan kondisi perairan yang ada
kelimpahan yang cukup tinggi untuk akan memiliki kelimpahan yang tinggi.
kel ompok tertent u. Jumlah jenis
zooplankton kurang beragam, namun Struktur komunitas fitoplankton juga dapat
memiliki kelimpahan yang relatif merata menentukan kesuburan perairan.
untuk tiap jenisnya, sehingga tidak Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai
muncul dominansi. Hal ini terlihat dari Indeks Nygaard yang berkisar antara 4,8-
nilai-nilai indeks keanekaragaman dan 16. Menurut Nygaard (1949) cit. Ravera
nilai indeks keseragaman yang agak (1979) perairan dengan IN lebih besar dari
rendah, serta dominansi yang cenderung 5 tergolong perairan eutrofik. Oleh karena
tinggi. itu perairan Situ Cilala tergolong perairan
eutrofik. Nilai kandungan klorofil-a berkisar
Keterkaitan antara faktor fisika dan kimia antara 40,22-92,69 mg/m3. Menurut Sellers
perairan dengan faktor biologi & Markland (1987) perairan eutrofik
Secara umum, berdasarkan nilai TSS dan memiliki kandungan klorofil-a antara 10-
tingkat kecerahan yang diperoleh, maka 100 mg/m 3. Berdasarkan pernyataan
dapat diduga bahwa pada seluruh kolom tersebut, perairan situ Cilala tergolong
perairan Situ Cilala dapat menerima sinar pearairan eutrofik.
matahari sehingga fitoplankton dapat
berkembang di seluruh kolom perairan. Nilai produktivitas primer di perairan Situ
Tetapi jika dilihat dari keberadaan Cilala berkisar antara 4,79 gC/m 2/hari.
alkalinitasnya, maka perairan cenderung Menurut Mason (1981) cit. Novotny &
kurang m endukung produktiv i tas Olem (1994) perairan dengan produktivitas
fitoplankton. ant ara 7-25 gC/m 2/hari tergolong
oligotrofik. Dengan demikian berdasarkan
Keberadaan nutrien utama, yaitu N dan kriteria ini, maka perairan Situ Cilala
P berada di atas batas terendah tergolong oligotrofik.
kebutuhan fitoplankton. Untuk mengetahui
nutrien mana yang menjadi f aktor Berdasarkan kriteria kualitas air dalam
pembatas, digunakan penghitungan rasio Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
N:P (Ryding & Rast, 1989). Berdasarkan No. 20 tahun 1990 tentang penggolongan
hasil penelitian ini, nilai rasio N:P berkisar air golongan C (untuk kegiatan perikanan)
antara 11-44. Karena rasio N:P lebih dari diketahui bahwa secara umum kualitas
7, maka dapat dikatakan bahwa di perairan Situ Cilala masih cukup sesuai
perairan Situ Cilala P berpotensi sebagai bagi peruntukannya sebagai sumber air un-

Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) IX (1): 82-94 ISSN: 0853-6384 92

Tabel 7. Kriteria kelayakan Situ Cilala berdasarkan baku mutu air golongan C (perikanan)
Parameter Kisaran nilai Golongan C Keterangan
Suhu (oC) 29 - 31 Normal  3 oC sesuai
DO (mg/l) 4,26 - 7,21 Disyaratkan  3 Sesuai
Nitrat nitrogen (mg/l) 0,0018 - 0,038 Maksimal 0,06 Sesuai
pH 5,5 6-9 Tidak sesuai

Tabel 8. Kriteria kesuburan Situ Cilala


Parameter Kisaran nilai Kriteria
Ortofosfat (mg/l) 0,015-0,087 Mesotrofik-eutrofik (Wetzel, 1983)
Nitrat nitrogen (mg/l) 0,004-0,481 Oligotrofik (Vollenweider, 1969 cit. Wetzel, 1983)
Kecerahan (cm) 32,5-102,0 Eutrofik (Henderson-sellers dan Markland, 1986)

tuk kegiatan perikanan. Kriteria kelayakan tukannya. Untuk dapat menj aga
Situ Cilala secara lengkap terdapat pada keberadaan situ terdapat beberapa hal
Tabel 7. yang kiranya dapat dipertimbangkan untuk
diterapkan, yaitu:
Status trofik perairan Situ Cilala memiliki a. Pemanfaatan berkelanjutan tanpa
kisaran oligotrofik hingga eutrofik (Tabel mengubah f ungsi si tu untuk
8). Kondisi perairan yang oligotrofik perlindungan dan konserv asi
diperoleh berdasarkan konsentrasi nitrat sumberdaya air serta ekosistem
nitrogen (NO3-N), sedangkan perairan yang secara keseluruhan.
eutrofik ditinjau dari nilai kecerahan dan b. Pembuatan “pagar” berupa “green belt”
konsentrasi ortofosfat (PO4­P). Menurut unt uk m encegah erosi dan
Henderson-Sellers & Markland (1987) sedimentasi.
yang sering menjadi penyebab utama c. Pembatasan kegiatan yang mengarah
terjadinya eutrofikasi di perairan tawar ke dampak pendangkal an,
adalah unsur fosfor sehingga dapat pencemaran, dan perkembangan
disimpulkan bahwa perairan Situ Cilala gulma air (budidaya karamba).
berstatus eutrofik (Tabel 8). d. Pemanf aatan dan pengendalian
tumbuhan air agar tetap memperindah
Apabila disimak secara menyeluruh, pemandangan.
untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih e. Restocking ikan (plankton feeder)
mantap, perlu dilihat dari berbagai aspek. unt uk mendukung wisata
Berdasarkan uraian terdahulu, secara pemancingan.
terpisah muncul kesimpulan sementara f. Pembagian zona peruntukannya: zona
yang berbeda. Oleh sebab itu, apabila larangan (terbebas dari berbagai
pada saat awal fokus perhatian hanya kegiatan), zona pemancingan, dan
kondisi fisika dan kimia perairan, maka zona wisata.
selanjutnya perlu ditarik kesimpulan g. Penataan drainase dalam kawasan
dengan menilik kembali keberadaan pemukiman agar tidak mengganggu
penyusun aspek biologi perairan. keberadaan situ.
Berdasarkan peninjauan kembali tersebut,
maka perairan Situ Cilala tergolong - Kesimpulan
mesotrofik, atau mengarah pada kondisi
eutrofik. Status limnologis Situ Cilala berdasarkan
aspek fisika, kimia, dan biologi perairan
Berdasarkan uraian terdahulu tampak adalah tergolong perairan terbuka, bersifat
bahwa Situ Cilala perlu dikelola dengan asam, aerob, dengan retention time 8 hari.
tepat untuk dapat dimanfaatkan secara Struktur komunitas plankton relatif tidak
optimum sesuai dengan fungsi dan perun- stabil serta ada kecenderungan terjadi
Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved
93 Pratiwi et al., 2007

dominansi jenis tertentu. Secara umum Mason, C.F. 1981. Biological of freshwater
perairan Situ Cilala tergolong -mesotrofik pollution. Longman, New York. 250 p.
sehingga perlu rencana pengelolaan
tertentu unt uk mengopt imal kan Mizuno, T. 1979. Illustration of the
pemanfaatannya. f reshwat er plankt on of Japan.
Hoikusha Publishing Co. Ltd. Japan.
Daftar Pustaka 313 p.

American Public Health Association Novotny, V. and H. Olem. 1994. Water


(APHA). 1992. Standard method quality prevention, identification and
forthe examination of water and waste management of diffuse pollution. Van
water. 18th edition. Washington DC. Nostrans Reinhold. New York. 1054
1193 p. p.

Barnes, S.K., P. Calow and P.J.W. Olive. Nuraini, R.A.T. 1997. Kepekaan komunitas
1988. The invertebrates a new zooplankton terhadap ketersediaan
synthesis. Blackwell Scientif ic bahan organik dan kelimpahan
Publication. London. 582 p. fitoplankton di tambak substrat pasir.
Tesis. Program Pascasarjana. Institut
Boyd, C. E. 1990. Water quality in ponds Pertanian Bogor. Bogor. 84 p.
for aquaculture. First Printing. Auburn
University of Agriculture Experiment Pennak, R.W. 1989. Freshwater
Station. Alabama. USA. 359 p. invertebrates of the United States. 3rd
ed. The Ronald Press Company. New
Cole, G.A. 1983. Textbook of limnology. York. 620 p.
Third Edition. Waveland Press, Inc.
USA. 401 p. Prescott, G.W. 1970.The freshwater
algae. W .C. Brown Company
Hakanson, L. 1981. A Manual of lake Publisher. Iowa. 348 p.
morphometry. Spinger-Verlag. Berlin.
Heiderberg. 73 p. Ravera, O.1979. Biological aspect of
freshwater pollution. Pergamon Press.
Herawati, R. 1999. Beberapa aspek London. 214 p.
limnologis bendung pamarayan di
Kabupaten Serang, Jawa Barat. Ryding, S.O.P. dan W. Rast. 1989. The
Skripsi. Program Studi Manajemen control eutrophication lakes and
Sumberdaya Perairan. Fakultas reservoir. Man and the biosphere
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut series, Vol I. The Parthenon Publishing
Pertanian Bogor. Bogor. 58 p. Group. 314 p.

Krebs, C.J. 1989. Ecol ogy: The Sellers, B.H. dan H.R. Markland. 1987.
experimental analysis of distribution Decaying lakes: the origin and control
and abundance. Harper and Row, of eutrophication. Jhon Willey and
Publisher. New York. 694 p. Sons. Chicester: 244 p.

Legendre, L. and P. Legendre. 1982. Wardoyo, S.T.H. 1981. Kriteria kualitas air
Numerical ecology. Elsevier Scientific untuk keperluan pertanian dan
Publishing Company. Iowa. 199 p. perikanan. Training Analisa Dampak

Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) IX (1): 82-94 ISSN: 0853-6384 94

Lingkungan PPLH-UNDP-PUSD-PSL Wetzel, R.G. 1975. Limnology. WB.


IPB. 19-31 Januari 1981. Bogor: 15- Saunders College Company. New
38. York. 767 p.

Welch, P.S. 1952. Limnology. Second Wetzel, R.G. 1983. Limnology. Second
edition. Mc Graw-Hill Book Company, Edition. W. B. Sounders Company.
Inc. New York. 537 p. Philadelphia. 767 p.

Copyright©2007, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved

You might also like