Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

24140-Article Text-84254-2-10-20200213

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 11 No. 2, Hlm.

249-262, August 2019


p-ISSN : 2087-9423 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
e-ISSN : 2620-309X DOI: http://doi.org/10.29244/jitkt.v11i2.24140

KEANEKARAGAMAN DAN KEMIRIPAN BENTUK PROFIL TERUMBU


BERDASARKAN IKAN KARANG DAN LIFEFORM KARANG DI
TELUK DEPAPRE JAYAPURA, PROVINSI PAPUA, INDONESIA

DIVERSITY AND SIMILARITY OF REEF PROFILE FORM BASED ON REEF


FISHES AND REEF LIFEFORM IN DEPAPRE BAY JAYAPURA,
PAPUA PROVINCE, INDONESIA

Yunus Pajanjan Paulangan1, 2*, Achmad Fahrudin3,4, Dewayany Sutrisno5


dan Dietriech Geoffrey Bengen6
1
Mahasiswa Program Doktor Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor
2
Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Cenderawasih
3
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK-IPB, Bogor
4
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, PKSPL-IPB, Bogor
5
Badan Informasi Geospasial, Cibinong
6
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB, Bogor
*E-mail: ypaulangan@gmail.com

ABSTRACT
Understanding of diversity, and associations in it, especially reef fish, is very important in the
framework of sustainable management. The purpose of this study is to examine the community
structure and its similarity based on family abundance of reef fishes and the lifeform. Retrieval of
lifeform data using the Point Intercept Transect method, and collection of reef fishes data using the
Underwater Visual Census method. Correspondence Analysis is used to describe the similarity of the
abundance of reef fishes families and lifeforms to reef profile. The results showed that the total
number of reef fish found for indicator fish and targeted fish at 3,666 individuals consisting of 130
species from 26 families, abundance of individuals of the highest target fishes at Tanah Merah Cape,
Harlem Cape, Kwahkeboh Island, Sarebo Cape, Amayepa, Amay Cape and Kuburan Tablasufa Cape.
Diversity (H') is relatively high, which is around 2.66-3.63, the Similarity Index (E) is quite high,
which ranges from 0.55 to 0.76 (→1), and the Dominance Index (D) is low which ranges 0.03-0.08
(→0). The abundance of reef fishes families and lifeform has similarity to reef profiles.

Keywords: diversity, abundance, reef fishes, lifeform, Depapre Bay

ABSTRAK
Pemahaman tentang keanekaragaman, dan asosiasi di dalamnya khususnya ikan karang sangat penting
dalam rangka pengelolaannya secara berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji struktur
komunitas dan kemiripan berdasarkan kelimpahan famili ikan karang dengan bentuk lifeform.
Pengambilan data lifeform menggunakan metode Point Intercept Transect, dan pengambilan data ikan
karang menggunakan metode Underwater Visual Census. Analisis Korespondensi digunakan untuk
menggambarkan kemiripan kelimpahan famili ikan karang dan lifeform karang dengan bentuk profil
terumbu. Hasil penelitian menunjukan bahwa total ikan karang yang dijumpai untuk ikan indikator
dan ikan target sejumlah 3.666 ekor yang terdiri dari 130 spesies dari 26 famili, kelimpahan individu
ikan target tertinggi secara berturut-turut Tanjung Tanah Merah, Tanjung Harlem, Pulau Kwahkeboh,
Tanjung Sarebo, Amayepa, Tanjung Amay dan Tanjung Kuburan Tablasufa. Keanekaragaman (H’)
relatif tinggi, yakni berkisar 2,66-3,63, Indeks Keseragaman (E) cukup tinggi yakni berkisar 0,55-0,76
(→1), dan Indeks Dominansi (D) rendah yakni berkisar 0,03-0,08 (→0). Kelimpahan famili ikan
karang dan lifeform memiliki kemiripan pada bentuk profil terumbu.

Kata kunci: keragaman hayati, kelimpahan, ikan karang, lifeform, Teluk Depapre

Department of Marine Science and Technology FPIK-IPB, ISOI, and HAPPI 249
Keanekaragaman dan Kemiripan Bentuk Profil Terumbu Berdasarkan . . .

I. PENDAHULUAN ekosistem (Palumbi et al., 2009), dan sangat


penting terutama dalam menentukan kawasan
Ekosistem terumbu karang me- konservasi dan pengelolaanya (Eduardo et
rupakan ekosistem kompleks dan produktif al., 2018). Beberapa studi mengungkapkan
(Bengen, 2013; Marshell and Mumby, 2015), bahwa faktor-faktor yang berpengaruh
yang berperan penting sebagai habitat dari terhadap kehadiran ikan (struktur komunitas
beragam jenis ikan yang menjadi sumber dan kelimpahan ikan) di suatu komunitas
makanan dan mata pencaharian masyarakat di terumbu karang, antara lain tinggi rendahnya
pesisir dan pulau-pulau kecil. Bengen (2013) persentase tutupan karang hidup (Bell and
mencontohkan, ekosistem terumbu karang Galzin, 1984), zona habitat, seperti inner reef
Indonesia merupakan salah satu penyuplai flat, outer reef flat, crest, reef base, dan sand
stok ikan konsumsi yang diperlukan dunia flat (Green, 1996), dan kedalaman
saat ini, dan 80-85% produksi ikan karang (Smallhorn-West et al., 2015). Penelitian ini
Indonesia berasal dari kawasan pulau-pulau bertujuan untuk mengkaji kelimpahan ikan
kecil. Gangguan dan kerusakan ekosistem karang, dan struktur komunitas ikan karang
terumbu karang akan memberikan dampak berdasarkan Indeks Keanekaragaman (H),
terhadap ekosistem dan pada akhirnya Indeks Keseragaman (E) dan Indeks
berdampak pada kehidupan manusia. Dalam Dominansi (D) serta mengkaji kemiripan
kondisi skenario terburuk tersebut akan kelimpahan famili ikan karang dan lifeform
membawa perubahan keanekaragaman hayati dengan berbagai tipe profil terumbu di
dalam ekosistem dan pada akhirnya mengarah kawasan Teluk Tanah Merah yang juga
pada kepunahan (Ambariyanto, 2017). dikenal dengan Teluk Depapre.
Keberadaan ekosistem terumbu karang
secara ekologis berfungsi sebagai habitat bagi II. METODE PENELITIAN
banyak organisme, termasuk ikan karang. Ikan
karang memainkan peran utama secara 2.1. Waktu dan Lokasi
fungsional dalam ekosistem terumbu karang Penelitian ini dilakukan pada 7
(Mumby et al., 2004). Oleh karena itu, (tujuh) stasiun pengambilan data ikan karang
keberadaan komunitas ikan karang menjadi yang merepresentasikan bentuk zonasi
indikator penting bagi tingkat kesehatan terumbu karang (Tabel 1), yakni berupa
ekosistem terumbu karang (Hourigan et al., tebing terumbu (reef crest), lereng terumbu
1988; Adrim et al., 2012). Perubahan struktur (reef slope) dan rataan terumbu (reef flat).
ikan karang menunjukkan terjadi perubahan Pengambilan data persepsi nelayan lokal
di ekosistem (Bell and Galzin, 1984). terkait kategori ikan target dilakukan di 3
Pemahaman terhadap pada kondisi (tiga) kampung, yakni Kampung Tablasufa,
ekosistem sangat penting, termasuk pe- Tablanusu, dan Waiya yang merupakan suku
mahaman terhadap proses yang terjadi di asli yang mendiami kawasan Teluk Depapre,
dalamnya. Salah satunya proses yang menarik Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua
dalam ekosistem terumbu karang, yakni terkait (Gambar 1).
karakterisasi ikan karang (Grenie et al., 2018).
Kondisi ekosistem terumbu karang dapat 2.2. Kategori dan Sumber Data
didekati dengan mengkarakterisasi ikan-ikan Kategori data dalam penelitian ini ada
karang berdasarkan kelimpahan dan keaneka- dua, yakni data primer dan sekunder. Data
ragaman spesies. Keanekaragaman akan primer diperoleh dari survey lapangan dan
membantu mengumpulkan lebih banyak wawancara. Sedangkan data sekunder dapat
modal jasa ekologi (modal ekoservis), dan diperoleh dari literatur review, dokumen-
juga digunakan untuk mengevaluasi berbagai dokumen dan laporan-laporan dari lembaga
dampak aktivitas manusia terhadap fungsi yang relevan dengan topik kajian.

250 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Paulangan et al.

Gambar 1. Lokasi Teluk Depapre dan stasiun pengamatan.

2.3. Metode Pengumpulan Data karang hidup diperoleh berdasarkan metode


Pengamatan ikan karang dilakukan PIT melalui persamaan berikut (Facon et al.,
dengan metode Underwater Visual Census 2016):
(UVC). Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan meteran sepanjang 10 m Persentase Tutupan Karang (life form)
sejajar pantai dengan lebar 2,5 m ke kiri dan
=
 Tk x100
 TTtot
kanan pada kedalaman sekitar 3-5 m dan 10-
13 m dengan 3 kali pengulangan transek
yang dimodifikasi dari English et al. (1997).
Kedalaman ditentukan berdasarkan petunjuk Keterangan: ∑Tk = Jumlah Titik Kategori;
angka kedalaman pada Depth Gauge yang dan ∑TTtot = Jumlah Total Titik Transek
terpasang pada Scuba Diving. Nilai tutupan bentuk pertumbuhan
Metode Point Intercept Transect (life form) dan kriteria persentase
(PIT) digunakan untuk memperkirakan berdasarkan data kondisi penutupan terumbu
persen tutupan karang dan non-karang, atau karang (% cover) yang diperoleh dari
karang hidup dengan karang mati. Metode persamaan diatas, kemudian dikategorikan
PIT digunakan karena sifatnya cepat, efisien dengan mengacu pada Gomez dan Yap
dan memberikan estimasi yang bagus untuk (1988), yakni: 0-24,9 (rusak), 25-49,9
tutupan komunitas bentik (Hill dan (sedang), 50-74,9 (baik), dan 75-100 (sangat
Wilkinson, 2004). Data persentase penutupan baik).

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 2, August 2019 251
Keanekaragaman dan Kemiripan Bentuk Profil Terumbu Berdasarkan . . .

Table 1. Lokasi dan titik koordinat stasiun pengamatan.

Titik Koordinat
Kode Stasiun Bentuk Profil Terumbu Lintang
Bujur Timur
Selatan
Kwa Pulau Kwahkebo Rataan terumbu (reef flat) 140°21'10.636" 2°26'34.83"
Har Tanjung Harlem Tebing terumbu (reef 140°21'45.734" 2°25'0.163"
crest/wall)
Sar Tanjung Sarebo Lereng terumbu (reef 140°21'36.151" 2°24'55.50"
slope)
Mer Tanjung Tanah Lereng terumbu (reef 140°21'15.012" 2°24'30.01"
Merah slope)
Ayepa Amayepa Tebing terumbu (reef 140°22'5.8335" 2°24'0.902"
crest/wall)
Tab Tanjung Tablasufa Rataan terumbu (reef flat) 140°21'47.000" 2°25'23.00"
Amay Tanjung Amay Lereng terumbu (reef 140°21’30.013" 2°26'30.00"
slope)

English et al. (1997) mengelompok- merupakan ikan yang umumnya digunakan


kan ikan karang atas 3 (tiga) kelompok, sebagai indikator dalam menentukan kondisi
yakni ikan mayor, ikan indikator dan ikan kesehatan karang karena secara langsung
target. Ikan target merupakan ikan ekonomis tergantung pada karang sebagai sumber
penting dan merupakan target tangkapan energi dan merupakan ikan penghuni sejati di
untuk dikonsumsi. Kelompok ikan tersebut terumbu karang (Hourigan et al., 1988;
menjadikan terumbu karang sebagai tempat Heenan and Williams, 2013).
pemijahan dan daerah asuhan. Jenis ikan Penentuan kelompok ikan target
target meliputi famili Serranidae, Lutjanidae, dilakukan dengan pemilahan berdasarkan
Lethrinidae, Nemipteridae, Caesionidae, English et al. (1997) dan Adrim et al. (2012)
Siganidae, Haemulidae, Scaridae dan dan wawancara dengan nelayan lokal
Acanthuridae. Ikan indikator yaitu jenis ikan (masyarakat asli di kawasan Teluk Depapre),
karang yang khas mendiami daerah terumbu yakni dengan menunjukkan foto yang
karang dan menjadi indikator kesuburan dipotret atau video yang direkam sebelum-
ekosistem daerah tersebut meliputi famili nya. Penentuan responden nelayan dilakukan
Chaetodontidae. Ikan mayor merupakan jenis melalui purposive sampling dengan per-
ikan hias yang berukuran kecil, umumnya 5– timbangan memahami, mengenali dan dapat
25 cm, dengan karakteristik warna yang menjelaskan terkait masalah yang dikaji.
beragam. Kelompok ini umumnya ditemukan Identifikasi ulang ikan karang dari jenis-jenis
melimpah, baik dalam jumlah individu ikan tertentu dilakukan melalui foto dan
maupun jenisnya, serta cenderung bersifat video yang mengacu pada Allen et al.
teritorial. Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya (2000), dan Allen et al. (2003).
berada di perairan terumbu karang, meliputi
famili Pomacentridae, Apogonidae, Labridae, 2.4. Metode Analisis
dan Blenniidae. Pengamatan dalam penelitian Struktur komunitas didasarkan pada
ini hanya dilakukan pada ikan indikator dan jumlah individu, spesies, famili dan
ikan target. Ikan target menjadi unit analisa kelimpahan. Indeks-indeks ekologi ikan
karena ikan target merupakan faktor utama karang menggunaan Indeks Keanekaragaman
dalam mempengaruhi dinamika pemanfaatan dan Indeks Keseragaman, serta Indeks
sumber daya karang. Ikan indikator Dominansi (Blaber et al., 1992; Santavy et

252 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Paulangan et al.

al., 2012). Analisis Koresponden digunakan target, yakni Acanthuridae (831 ekor),
untuk menggambarkan kemiripan famili ikan Scaridae (306 ekor), Labridae (201 ekor),
karang dan lifeform bentuk profil terumbu. Caesionidae (79 ekor), Mullidae (74 ekor),
Balistidae (53 ekor), Serranidae (50 ekor),
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Lutjanidae (36 ekor), Lethrinidae (9 ekor),
Blennidae (7 ekor), Haemullidae (7 ekor); 3)
3.1. Hasil ikan mayor, yakni famili Pomacentridae
3.1.1. Kelimpahan Ikan Karang (1.331 ekor), Pomacanthidae (120 ekor),
Jumlah individu (ekor) ikan yang Zanclidae (99 ekor), Monacanthidae (25
dijumpai secara keseluruhan mencapai 3.666 ekor), Amphiprionidae (19 ekor), Pseudo-
ekor, dengan total jumlah ikan target sebanyak chromidae (15 ekor), Scorpaenidae (14 ekor),
1.848 ekor, ikan mayor sebanyak 1.509 ekor Ostraciidae (10 ekor), Tetradontidae (10
dan ikan indikator 309 ekor (Tabel 2). Total ekor), Cirrhitidae (8 ekor), Holocentridae (7
famili yang dijumpai sebanyak 26, dan total ekor), Nemipteridae (4 ekor) dan
spesies yang dijumpai sebanyak 130 spesies. Scorpaenidae (1 ekor). Hal menarik dalam
Famili yang terbanyak dijumpai di Stasiun English et al. (1997), famili Labridae dan
Tanjung Sarebo kedalaman 3-5 m sebanyak 16 famili Blennidae diklasifikasikan sebagai
famili, dan spesies yang terbanyak dijumpai di ikan mayor, namun di lokasi penelitian
Stasiun Tanjung Amay kedalaman 3-5 m menjadi ikan target. Famili Achanturidae
sebanyak 48 spesies. dalam Setiawan et al. (2013) digolongkan
Pengelompokan peranan ikan ber- sebagai ikan mayor, sementara dalam
dasarkan English et al. (1997), Adrim et al. English et al. (1997) digolongkan sebagai
(2012), Setiawan et al. (2013) kemudian ikan target.
dikompilasikan dengan hasil pengelompokan Famili Pomacentridae banyak di-
nelayan lokal, yaitu: 1) ikan indikator, yakni jumpai di stasiun Tanjung Tanah Merah,
famili Chaetodontidae (323 ekor); 2) ikan Harlem, Amayepa, Sarebo dan Pulau

Tabel 2. Kondisi kelimpahan berdasarkan kelompok tingkatan trofik, spesies dan famili ikan
karang di Teluk Depapre.

Jumlah (Ekor) Jumlah


Kedalaman
Stasiun Ikan Ikan Ikan
(m) Total Spesies Famili
Mayor Indikator Target
Kwah1 3-5 115 51 212 378 45 11
Kwah2 10-13 28 8 78 114 23 8
Har1 3-5 171 25 183 379 23 13
Har2 10-13 104 9 149 262 28 15
Sar1 3-5 124 22 121 276 48 16
Sar2 10-13 86 30 97 213 25 11
Mer1 3-5 230 30 288 548 32 13
Mer2 10-13 176 25 270 471 37 14
Ayepa1 3-5 141 31 120 292 31 11
Ayepa2 10-13 127 32 115 274 37 12
Tab1 3-5 70 10 14 94 39 13
Tab2 10-13 46 3 4 53 31 10
Amay1 3-5 72 24 123 219 49 12
Amay2 10-13 19 9 74 102 29 8

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 2, August 2019 253
Keanekaragaman dan Kemiripan Bentuk Profil Terumbu Berdasarkan . . .

Kwahkeboh. Famili Achanturidae banyak bandingan jumlah ikan yang dijumpai


dijumpai di Tanjung Tanah Merah, Pulau dengan luas area pengamatan (155 m2).
Kwakeboh, Harlem, dan Sarebo. Kategori tutupan karang didasarkan pada
Gomez and Yap (1988), sedangkan kategori
3.1.2. Indeks-Indeks Ekologi Ikan Karang kelimpahan diperoleh dari perbandingan
Keanekaragaman hayati relatif sangat relatif dari kelimpahan masing-masing
tinggi (H’>3), meskipun pada beberapa stasiun dengan kelas kategori (tinggi, sedang
stasiun ada yang kurang dari 3 (tiga), yakni dan rendah) yang didasarkan pada nilai
stasiun Pulau Kwahkebo pada kedalaman 10- tertinggi dan nilai terendah (Tabel 3).
13 m (2,66), stasiun Harlem pada kedalaman Berdasarkan plotting analisis kore-
3-5 m (2,82), dan stasiun Sarebo pada sponden, famili ikan karang dan stasiun
kedalaman 10-13 m (2,83) serta stasiun Amai dapat dikelompokkan atas 4 (empat)
pada kedalaman 10-13 m (2,93). Nilai indeks kelompok kemiripan, yakni 1). Har2, Har1,
keseragaman cukup mirip dan umumnya Blennidae, Serranidae, Scorpaenidae,
berada dalam kategori tinggi karena nilainya Haemullidae, Lutjanidae, dan Balistidae; 2).
antara 0,55-0,72. Sedangkan berdasarkan Mer1, Sar1 , Kwah1, Amay1, Lethrinidae,
hasil perhitungan Indeks Dominansi, dimana Mullidae, Zanclidae, Acanthuridae, Scaridae,
didapatkan tidak ada nilai mendekati angka 1 Amphiprionidae, Scorpaenidae Tetraodon-
(satu), artinya tidak ada individu yang tidae, Monachantidae, dan Ostraciidae; 3).
mendominasi dalam populasi (Tabel 3). Mer2, Kwah2, Amay2, Chaetodontidae,
Cirritidae, dan Pomacanthidae; dan 4).
3.1.3. Keterkaitan antara Kelimpahan Nemipteridae, Scaridae, Holocentridae,
Ikan Karang dengan Tutupan Caesionidae, Pomacentridae, Sar2, Tab2,
Karang Tab1 dan Ayepa2 (Gambar 3).
Kelimpahan ikan merupakan per-

Tabel 3. Indeks ekologi di masing-masing stasiun pada kedalaman 3-5 m dan 10-13 m.

Stasiun H’ Kategori1 E Kategori2 D Kategori3


Kwah1 3,41 Tinggi 0,70 Labil 0,05 Rendah
Kwah2 2,66 Sedang 0,55 Labil 0,09 Rendah
Har1 2,82 Sedang 0,58 Labil 0,08 Rendah
Har2 3,13 Tinggi 0,64 Labil 0,05 Rendah
Sar1 3,42 Tinggi 0,70 Labil 0,05 Rendah
Sar2 2,83 Sedang 0,58 Labil 0,07 Rendah
Mer1 3,10 Tinggi 0,64 Labil 0,06 Rendah
Mer2 3,29 Tinggi 0,68 Labil 0,04 Rendah
Ayepa1 3,14 Tinggi 0,65 Labil 0,06 Rendah
Ayepa2 3,26 Tinggi 0,67 Labil 0,05 Rendah
Tab1 3,50 Tinggi 0,72 Labil 0,03 Rendah
Tab2 3,13 Tinggi 0,64 Labil 0,05 Rendah
Amay1 3,68 Tinggi 0,76 Stabil 0,03 Rendah
Amay2 2,93 Sedang 0,60 Labil 0,06 Rendah
1
Indeks Shannon-Wiener (H’<1 rendah; 1≤H’≤3 sedang; H’>3 tinggi); 2Indeks Evenness
Shannon (0,0<E<0,5 tertekan; 0,5<E<0,75 labil; 0,75<1 stabil); 3Indeks Simpson’s (≈0,
rendah/tidak ada yang mendominasi; ≈1, tinggi/ada yang mendominasi).

254 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Paulangan et al.

Tabel 3. Nilai dan kategori kelimpahan ikan karang dan tutupan karang.

Tutupan Karang Kelimpahan


Stasiun Kategori1 Kategori2
(%) (ekor/m2)
Kwah1 44,67 Sedang 2,43 Sedang
Kwah2 48,00 Sedang 0,77 Rendah
Har1 49,33 Sedang 2,55 Tinggi
Har2 70,66 Baik 1,81 Sedang
Sar1 64,67 Baik 1,70 Sedang
Sar2 71,33 Baik 1,39 Rendah
Mer1 58,67 Baik 3,51 Tinggi
Mer2 68,67 Baik 2,57 Tinggi
Ayepa1 45,33 Sedang 1,84 Sedang
Ayepa2 69,33 Baik 1,77 Sedang
Tab1 62,67 Baik 0,77 Rendah
Tab2 66,00 Baik 0,63 Rendah
Amay1 36,00 Sedang 1,19 Rendah
Amay2 57,33 Baik 0,55 Rendah
1 2
Gomez and Yap (1988); Rendah (0,55-1,54), Sedang (1,55-2,53), Tinggi (2,54-3,53).

Gambar 3. Hasil analisis koresponden famili ikan karang.

Hasil plotting lifeform dapat Amay2, CE, dan CS; 3). Kwah1, Kwah2,
dikelompokkan atas 5 (lima) kelompok ACE, ACS, dan CHL; 4). CTU, CMR, ACD,
kemiripan, yakni a). Tabl, Amay1, Har2, Sar2, CB; dan 5). ACB, ACT, Ayepa2,
Har1, CM, CF, CME dan CA; 2). Tab2, Ayepa1, Mer1, Mer2, Sar1 (Gambar 4).

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 2, August 2019 255
Keanekaragaman dan Kemiripan Bentuk Profil Terumbu Berdasarkan . . .

Gambar 4. Hasil analisis koresponden tutupan karang berdasarkan lifeform.

3.2. Pembahasan sesuai pada kedalaman tersebut. Tingginya


3.2.1. Kelimpahan Ikan Karang kelimpahan ikan target di tanjung Merah,
Ikan indikator lebih banyak dijumpai tanjung Harlem, dan tanjung Sarebo
daripada ikan target. Ikan indikator umumnya menunjukkan bahwa kawasan tersebut
dijumpai famili Pomacentridae merupakan kawasan fishing ground ikan-ikan
(Acanthochromis polyacantus, Chromis target, sehingga kepentingan konservasi ke
caudalis, Dascyllus trimaculatus, dan depan kawasan tersebut dapat dipertimbang-
Stegastes aureus). Sedangkan ikan target kan dalam penentuan zonasi.
umumnya dari famili Acanthuridae Tingginya keanekaragaman di
(Acanthurus grammoptilus, Ctenochaetus kawasan Teluk Depapre diduga karena
striatus, dan Zebrasoma scopas), famili memiliki habitat dan kondisi perairan yang
Caesionidae (Pterocaesio tile), dan famili masih baik. Hal ini ditunjukkan oleh kondisi
Lutjanidae (Lutjanus semicinctus, dan tutupan karang yang masih relatif sedang-
Macolor macularis). Berdasarkan ke- baik. Sejalan dengan Carpenter et al. (1981),
dalaman, kelimpahan individu lebih banyak menyebutkan bahwa faktor utama pengendali
dijumpai pada kedalaman 3-5 m, namun pembentukan struktur komunitas ikan karang
berbeda dengan kelimpahan berdasarkan terutama ikan target yakni faktor kondisi
spesies maupun famili. Kelimpahan baik ikan terumbu karang. Selain itu, struktur
indikator maupun ikan target pada setiap komunitas ikan karang juga dipengaruhi oleh
stasiun umumnya lebih tinggi dijumpai pada pola distribusi ikan akibat gerakan air
kedalaman 3-5 m. Hal ini menunjukkan (hidrodinamika perairan), sedimentasi dan
bahwa habitat ikan yang dijumpai lebih predasi (Sheppard, 1982; Fatimah et al.,

256 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Keanekaragaman dan Kemiripan Bentuk Profil Terumbu Berdasarkan . . .

2018). Tingginya jumlah spesies di Tanjung ahli menjadikan keberadaan ikan


Amay yakni 49 spesies dan di Tanjung damselfishes sebagai salah satu indikator
Sarebo yakni 48 spesies, serta di pulau kesehatan ekosistem terumbu karang.
Kwahkeboh yakni 45 spesies diduga karena Rendahnya ikan indikator di beberapa stasiun
kompleksitas jenis substrat. Dalam Carpenter seperti Tanjung Amay dan Tanjung kuburan
et al. (1981), korelasi kelimpahan ikan Tablasufa diduga karena faktor hidro-
meningkat dengan tingkat kompleksitas tipe oseanografi air menyebabkan ketidakstabilan
substrat. Sedangkan rendahnya spesies yang keseimbangan air. Tingginya ikan damselfish
dijumpai di tanjung Harlem yakni 28 spesies, sebagai ikan herbivor di reef slope tanjung
diduga karena faktor dinamika perairan yang Tanah Merah, reef crest Amayepa dan
membentuk profil habitat berupa tebing. daerah reef crest tanjung Harlem me-
Bentuk zona terumbu berupa reef crest nunjukkan bahwa kondisi ekosistem terumbu
(wall), dinamika tekanan relatif tinggi karena karang di lokasi tersebut masih dalam
variasi kedalaman meningkat. Hanya spesies kondisi stabil.
tertentu yang mampu beradaptasi pada Ikan-ikan target yang dijumpai di
berbagai kondisi demikian. lokasi penelitian diantaranya famili
Famili yang dominan dijumpai di Acanthuridae (ikan bubara), Labridae
semua lokasi yakni famili famili (Wrasse), Caesionidae, Lutjanidae (Snapper),
Pomacentridae dan Acanthuridae. Famili Lethrinidae, Blennidae, Zaclidae, Mullidae
Pomacentridae (damselfishes) merupakan (Goatfishes), Neptiridae, Haemullidae, dan
salah satu penghuni terumbu karang yang Scaridae. Jenis-jenis yang dominan dijumpai
paling umum dan menjadi spesies kunci di dari famili Acanthuridae (ikan bubara), yakni
ekosistem terumbu karang (Hixon and Acanthurus albipectoralis, A. grammoptilus,
Brostoff, 1996). Ikan damselfishes terwakili A. lineatus, A. mata, A. nigricans, a. striatus,
dengan sangat baik di Kepulauan Indian dan Zebrasoma scopas. Famili Acanthuridae
Timur, di mana setidaknya terdapat 187 dan Scaridae merupakan ikan omnivora yang
spesies diketahui (Allen and Erdmann, mencabut polip karang untuk mendapatkan
2012). Damselfishes adalah salah satu dari alga yang berlindung di dalam rangka
sedikit famili ikan karang yang brood benthic karang. Ikan surgeonfishes (detrivora
eggs dan cenderung memiliki jangka waktu maupun herbivora) berperan dalam menjaga
larva pelagis yang relatif singkat (Wellington perubahan dominansi karang ke alga
and Victor, 1989). Damselfishes umumnya (Marshell and Mumby, 2015). Ikan target
sebagai ikan herbivora yang berperan penting tertinggi dijumpai di Tanjung Tanah Merah
dalam memelihara sistem terumbu karang, dan terendah (tidak dijumpai) di tanjung
karena mempengaruhi pertumbuhan dan kuburan Tablasufa. Rendahnya ikan target di
keragaman alga dan mengubah struktur tanjung Kuburan Tablasufa diduga karena
komunitas karang (Thacker et al., 2000; kegiatan penangkapan intensif di lokasi ini
Gobler et al., 2006; Edwards et al., 2014; serta memiliki tutupan karang yang rendah
Putra et al., 2015). Ikan herbivora karena maraknya penangkapan ikan yang
mengkonsumsi alga yang mendominasi, dan menggunakan bahan peledak di kawasan
dengan menyuburkan area feeding mereka Teluk Tanah Merah (Paulangan, 2018). Hal
material fecal (Thacker et al., 2000). ini sesuai dengan hasil temuan Campbell
Herbivora sudah lama diakui memiliki efek and Pardede (2006), dan Yuliana et al.
mitigasi alga di terumbu karang (Carpenter, (2017), bahwa aktivitas penangkapan
1986). Selain itu, herbivora juga mempe- mempengaruhi kelimpahan ikan, terutama
ngaruhi perubahan bentik, keanekaragaman penggunaan alat tangkap yang tidak
herbivora dan pemulihan terumbu karang ramah lingkungan.
(Eynaud et al., 2016). Oleh karena itu, para

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt 258
Paulangan et al.

Kelimpahan tertinggi secara berturut- seiring dengan meningkatnya terumbu


turut dijumpai di Tanjung Tanah Merah pada karang lokal. Pada skala spasial yang jauh
kedalaman 3-5 m (3,51 ekor/m2), dan lebih besar, kekayaan spesies terumbu karang
kedalaman 10-13 m (2,57 ekor/m2), Tanjung telah terjadi ditunjukkan menurun dengan
Harlem pada kedalaman 3-5 m (2,55 meningkatnya jarak dari sumber keaneka-
ekor/m2), dan Pulau Kwahkeboh pada ragaman hayati (Mora et al., 2003). Stasiun
kedalaman 3-5 m (2,43 ekor/m2). Tingginya yang memiliki kelimpahan yang rendah,
kelimpahan di stasiun Tanjung Tanah Merah yakni stasiun Tanjung Tablanusu dan
diduga selain karena tutupan karangnya Tanjung Amay pada semua kedalaman serta
relatif baik, juga diduga karena posisinya di pulau Kwahkeboh pada kedalaman 10-13
agak terlindung dari arah datangnya m. Rendahnya kelimpahan di stasiun tersebut
gelombang sehingga sangat baik sebagai diduga karena kedekatan dengan pemukiman
daerah perlindungan (shelter) bagi ikan-ikan sehingga relatif terekploitasi.
tertentu. Selain itu, dalam Paulangan (2018),
daerah Tanjung Tanah Merah juga 3.2.2. Indeks Ekologi Ikan Karang
merupakan salah satu kawasan yang Berdasarkan indeks keanekaragam
dilindungi secara tradisional oleh masyarakat hayati (H’), dijumpai umumnya dikategori-
pemilik hak ulayat setempat, yakni dengan kan memiliki keanekaragaman yang tinggi,
sistem Tiaitiki. Pulau Kwahkeboh meskipun yakni H’>3, kecuali di stasiun Pulau
dekat dengan pemukiman, namun Pulau Kwahkeboh pada kedalaman 10-13 m, dan
Kwahkeboh relatif dengan ekosistem Tanjung Amay pada kedalaman 10-13 m
pendukung, yakni ekosistem mangrove dan (Tabel 4). Hal ini mengindikasikan bahwa
lamun. Selain itu, dari wawancara dengan kondisi ikan karang di ekosistem terumbu
masyarakat lokal pulau Kwahkeboh termasuk karang masih stabil jika memiliki
daerah yang keramatkan. Kondisi tersebut keanekaragaman spesies yang tinggi (Tabel
diduga memberikan konstribusi terhadap 3). Indeks keseragaman (E) di setiap stasiun
tingginya kelimpahan dan tingginya spesies cukup tinggi, yakni berkisar 0,86-0,94 (→0).
di daerah tersebut karena dapat berkembang Hal ini menunjukkan bahwa jumlah individu
dengan baik. Sandin et al. (2008) tiap spesies sama (seragam) atau dengan kata
menemukan bahwa keragaman ikan karang lain tidak ada spesies yang mendominasi.
meningkat dengan di wilayah pulau dan Nilai keanekaragaman dan keseragaman
keterisolasian rendah di Caribia. Keragaman dapat menunjukkan keseimbangan dalam
dan kelimpahan spesies ikan karang telah suatu pembagian jumlah individu tiap jenis.
terbukti meningkat dengan peningkatan Keseragaman mempunyai nilai yang besar
luasan daerah perlindungan (Caley and St. jika individu ditemukan berasal dari spesies
John, 1996; Gratwicke and Speight, 2005), atau genera yang berbeda-beda, sedangkan
kedekatan dengan habitat nursery keanekaragaman mempunyai nilai yang kecil
(Nagelkerken et al., 2001; Mumby et al., atau sama dengan 0 (nol) jika semua individu
2004) dan kedekatan dengan ekosistem berasal dari satu spesies. Pengetahuan
mangrove dan lamun (Olds et al., 2012). tentang keragaman dan strukur komunitas
Distribusi biogeografis spesies juga dapat ikan karang penting untuk memprioritaskan
dipengaruhi oleh pola penyebaran ruang area konservasi. Indeks dominansi (D),
(zonasi). Hal ini sesuai dengan teori menggambarkan ada tidaknya spesies yang
biogeografi pulau (Molles (1978) menunjuk- mendominasi. Hasil perhitungan menunjuk-
kan bahwa pada habitat patch reef, kekayaan kan bahwa nilai dominansi lebih mendekati 0
ikan menurun dengan meningkatnya jarak (nol) dari pada 1 (satu) yakni berkisar 0,03-
dari ‘sumber’ terumbu karang yang lebih 0,09. Oleh kaena itu, dapat dikatakan bahwa
besar dan kekayaan ikan karang meningkat secara umum tidak ada spesies yang

259 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 2, August 2019
Keanekaragaman dan Kemiripan Bentuk Profil Terumbu Berdasarkan . . .

mendominasi ekosistem terumbu karang di ditemukan dominan pada bentuk terumbu


kawasan Teluk Depapre dan dikategorikan reef flat dan reef slope. ACE, ACS, dan CHL
rendah. ditemukan dominan pada bentuk terumbu
reef flat. CTU, CMR, dan ACD dominan
3.2.3. Kemiripan Ikan Karang dan ditemukan pada bentuk terumbu reef slope.
Lifeform ACB, dan ACT dominan dijumpai pada
Stasiun tanjung Harlem yang bentuk terumbu reef crest dan reef slope.
memiliki bentuk zonasi berupa reef
crest/wall pada kedalaman 3-5 m dan 10-13 IV. KESIMPULAN
m dicirikan oleh kelimpahan famili
Blennidae, Serranidae, Scorpaenidae, Keanekaragaman ikan karang di
Haemullidae, Lutjanidae, dan Balistidae. kawasan Teluk Depapre relatif tinggi, stabil
Stasiun Tanjung Tanah Merah kedalaman 3- dan seimbang. Kelimpahan famili ikan
5 m, tanjung Sarebo kedalaman 3-5 m, Pulau karang, dan bentuk lifeform memiliki
Kwahkeboh kedalaman 3-5 m, tanjung Amay keterkaitan dengan berbagai tipe profil
kedalaman 3-5 m dicirikan oleh Lethrinidae, terumbu karang, yakni bentuk reef flat, reef
Mullidae, Zanclidae, Acanthuridae, Scaridae, slope dan reef crest.
Amphiprionidae, Scorpaenidae, Tetraodon-
tidae, dan Monachantidae. Stasiun tanjung DAFTAR PUSTAKA
tanah Merah kedalaman 10-13 m, pulau
Kwahkeboh kedalaman 10-13 m, tanjung Adrim, M., S.A. Harahap, dan K. Wibowo.
Amay kedalaman 10-13 m dicirikan oleh 2012. Struktur komunitas ikan
famili Chaetodontidae, Cirritidae, dan karang di perairan Kendari. Ilmu
Pomacanthidae. Stasiun Tanjung Sarebo Kelautan, 17(3):154-163. https://doi.
kedalaman 10-13 m, Tanjung Tablasufa org/10.14710/ik.ijms.17.3.154-163.
kedalaman 3-5 m dan kedalaman 10-13 m, Allen, G., R. Swainston, and J. Ruse. 2000.
dan tanjung Amayepa kedalaman 10-13 m Marine fishes of south-east asia.
dicirikan oleh famili Ostraciidae. Periplus Editions (HK) Ltd. Western
Nemipteridae, Scaridae, Holocentridae, Australia Museum. Australia. 293 p.
Caesionidae, dan Pomacentridae. Berdasar- ISBN 962-953-267-4.
kan pengelompokan di atas, dapat disimpul- Allen, G., R. Stenee, P. Humann, and N.
kan bahwa famili Blennidae, Serranidae, Deloach. 2003. Reef fish
Scorpaenidae, Haemullidae, Lutjanidae, dan identification tropical pasific. New
Balistidae melimpah dijumpai pada bentuk World Publication Inc. US. 484p.
reef crest, famili Lethrinidae, Mullidae, Allen, G.R. and M.V. Erdmann. 2012. Reef
Zanclidae, Acanthuridae, Scaridae, fishes of the east indies (2nd ed.).
Amphiprionidae, Scorpaenidae Tetraodon- Tropical Reef Research. Perth,
tidae, dan Monachantidae melimpah pada Australia. 856 p. https://doi.org/9780
bentuk reef slope dan reef flat. Famili 987260000.
Chaetodontidae, Cirritidae, Pomacanthidae, Ambariyanto. 2017. Conserving endangered
dan Ostraciidae melimpah pada bentuk reef marine organisms: causes, trends and
slope dan reef flat. Famili Nemipteridae, challenges in: Hadiyanto et al. (eds.).
Scaridae, Holocentridae, Caesionidae, 2nd International Conference on
Pomacentridae melimpah pada bentuk Tropical and Coastal Region Eco
terumbu reef slope dan reef crest. Development 2016, Proceeding of
Lifeform CM, CF, CME dan CA IOP Conference Series: Earth and
dominan ditemukan pada bentuk reef flat, Environmental Science, Bali,
reef slope dan reef crest. CE dan CS Indonesia, 25–27 October 2016,

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt 260
Paulangan et al.

55(1):012002. https://doi.org/10.1088 F.L. Frédou. 2018. Identifying key


/1755-1315/55/1/012002. habitat and spatial patterns of fish
Bell, J.D. and R. Galzin. 1984. Influence of biodiversity in the tropical Brazilian
live coral cover on coral-reef fish continental shelf, Continental Shelf
communities. Marine Ecology Research. https://doi.org/10.1016/j.
Progress Series, 5:265-274. https:// csr.2018.07.002.
pdfs.semanticscholar.org/3327/7427c Edwards, C.B., A. M. Friedlander, A.G.
90b72e08d614814e529390bf5dfd481. Green, M.J. Hardt, E. Sala, H.P.
Bengen, D.G. 2013. Bioekologi terumbu Sweatman, I.D. Williams, B.
karang status dan tantangan pe- Zgliczynski, S.A. Sandin, and J.E.
ngelolaan. Dalam: Nikijuluw, et al. Smith. 2014. Global assessment of
(eds.). Coral governance. IPB Press. the status of coral reef herbivorous
Bogor. Hlm.: 62-74. fishes: evidence for fishing effects.
Blaber, S.J.M., D.T. Brewer, J.P. Salini, J.D. Proceeding Royal Society B, 281:
Kerr, and C. Conacher. 1992. Species 20131835. http://dx.doi.org/10.10
composition and biomasses of fishes 98/rspb.2013.1835
in tropical seagrasses at Groote English, S., C. Wilkinson, and V. Baker.
Eylandt, Northern Australia. 1997. Survey manual for tropical
Estuarine, Coastal and Shelf Science, marine resources. Australian Institute
35:605-620. https://doi.org/10.1016/ of Marine Science. Townsfille,
S0272-7714(05)80042-3. Australia. 390 p. http://dx.doi.org/
Caley, M.J. and J. St John. 1996. Refuge 10.1017/CBO9781107415324.004.
availability structures assemblages of Eynaud, Y., D.E. McNamara, and S.A.
tropical reef fishes. J. of Animal Sandin. 2016 Herbivore space use
Ecology, 65:414-428. https://doi. influences coral reef recovery. Royal
org/10.2307/5777. Society Open Science, 3 : 160262.
Campbell, S.J. and S.T. Pardede. 2006. Reef http://dx.doi.org/10.1098/rsos.160262
fish structure and cascading effects in Facon, M., M. Pinault., D. Obura., S. Pioch,
response to artisanal fishing pressure. K. Pothin, L. Bigot, and J.P. Quod.
Fisheries Research, 79:75-83. https:// 2016. A comparative study of the
doi.org/10.1016/j.fishres.2005.12.015 accuracy and effectiveness of line and
Carpenter, K.E., R.I. Miclat., V.D. point intercept transect methods for
Albaladejo, and V.T. Corpuz. 1981. coral reef monitoring in the south-
The Influence of substrat structure on western Indian Ocean islands. Eco.
the local abundance and diversity of Indi., 60:1045–1055. http://dx.doi.org
Philippine reef fishes. In: Dogma et /10.1016/j.ecolind.2015.09.005.
al. (eds). Proceeding of the 4th Fatimah, S., T.W.L. Putra, P. Kondang,
International Coral Reef Symposium, Suratman, L. Gamelia, H. Syahputra,
Manila, Philippines, 18-22 May 1981. Rahmadayanti, M. Rizmaadi, and A.
2:497-502. http://www.reefbase.org/ Ambariyanto. 2018. Diversity of coral
resource_center/publication/pub_39.a fish at Saebus Island, East Java,
spx. Indonesia. In: Hadiyanto et al. (eds.).
Carpenter, R.C. 1986. Partitioning herbivory The 2nd International Conference on
and its effects on coral algal commu- Energy, Environmental and
nities. Ecol. Monogr., 56(4):345–363. Information System (ICENIS) 2017.
https://doi.org/10.2 307/1942551. Semarang, Indonesia, August 15-16.
Eduardo, L.N., T. Frédou, A.S. Lira, B.P. https://doi.org/10.1051/e3sconf/20183
Ferreira, A. Bertrand, F. Ménard, and 108021.

261 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 2, August 2019
Keanekaragaman dan Kemiripan Bentuk Profil Terumbu Berdasarkan . . .

Gobler, C.J., D.B. Thibault, T.W. Davis, P.B. Differential Fish Grazing on
Curran, B.J. Peterson, and L.B. Hawaiian Coral‐Reef Algae. Eco.
Liddle. 2006. Algal assemblages Society of America, 66(1):67-90.
associated with Stegastes sp. https://doi.org/10.2307/2 963481.
territories on Indo-Pacific coral reefs: Hourigan, T.F., Timothy, C. Tricas, and E.S.
Characterization of diversity and Resee. 1988. Coral reef fishes as
controls on growth. J. of indicators of environmental stress in
Experimental Marine Biology and coral reefs. In: Soule, D. F and
Ecology, 336:135-145. https://doi.org/ Kleppel, D.S (eds.). Marine
10.1016/j.jembe.2006.04.012. Organisms as Indicator. Springer-
Gomez, E.D., and H.T.Yap. 1988. Verlag, New York, 107-133.
Monitoring reef condition. In:: https://doi.org/10.1007/978-1-4612-
Kenchington, R.A, and B.E.T. 3752-5.
Hudson. (eds.) UNESCO. Jakarta. Marshel, A. and P.J. Mumby. 2015. The role
187-195 pp. of surgeonfish (Acanthuridae) in
Gratwicke, B. and M.R. Speight. 2005. maintaining algal turf biomass on
Effects of habitat complexity on coral reef. J. of Experimental Marine
Caribbean marine fish assemblages. Biologi and Ecology, 473:152-160.
Marine Ecology Progress Series, http://dx.doi.org/10.1016/j.jembe.201
292:301-310. 5.09.002.
https://doi.org/10.3354/meps292301. Molles, M.C. 1978. Fish species diversity on
Green, L. 1996. Spatial, temporal and model and natural reef patches:
ontogenetic pattern of habitat use experimental insular biogeography.
coral reef fishes (Family Labridae). Ecological Monographs, 48:289-305.
Marine Eco. Pro. Series, 133:1-11. https://doi.org/10.2307/2937232.
Grenié, M., D. Mouillot, S. Villéger, P. Mora, C., P.M. Chittaro, P.F. Sale, J.P.
Denelle, C.M. Tucker, F. Munoz, and Kritzer, and S.A. Ludsin. 2003.
C. Violle. 2018. Functional rarity of Patterns and processes in reef fish
coral reef fishes at the global scale: diversity. Nature, 421:933-936.
Hotspots and challenges for conser- https://doi.org/10.1038/nature01393.
vation. Bio. Conservation, 226:288– Mumby, P.J., A.J. Edwards, J.E. Arias-
299. https://www.intres.com/articles/ González, K.C. Lindeman, P.G.
meps2005/292/m292p301.pdf. Blackwel, A. Gall, M.I. Gorczynska,
Heenan, A. and I.D. Williams. 2013. A.R. Harborne, C.L. Pescod, H.
Monitoring herbivorous fishes as Renken, C.C.C. Wabnitz, and G.
indicators of coral reef resilience in Llewellyn. 2004. Mangroves enhance
American Samoa. PLoS One, the biomass of coral reef fish
8(11):e79604. https://doi.org/10.1371/ communities in the Caribbean.
journal.pone.0079604. Nature, 427:533-536. https://doi.org/
Hill, J., and C. Wilkinson. 2004. Methods for 10.1038/nature02286.
ecological monitoring of coral reefs. Nagelkerken, I., S. Kleijnen, T. Klop,
Australian Institute of Marine R.A.C.J. van den Brand, E. Cocheret
Science, Townsville, Australia. de la Morinière, and G. van der
Version 116 p. https://www. Velde. 2001. Dependence of
cbd.int/doc/case-studies/tttc/tttc- Caribbean reef fishes on mangroves
00197-en. and seagrass beds as nursery habitats:
Hixon, M.A. and W.N. Brostoff. 1996. a comparison of fish faunas between
Succession and Herbivory: Effects of bays with and without

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt 262
Paulangan et al.

mangroves/seagrass beds. Marine 1444. https://doi.org/10.1007/s10021-


Ecology Progress Series, 214:225- 016-0014-y.
235. https://doi.org/10.3354/ Sandin, S.A., M.J.A. Vermeij, and A.H.
meps214225. Hurlbert. 2008. Island biogeography
Olds, A. D., R.M. Connolly, K.A. Pitt, and of Caribbean coral reef fish. Global
P.S. Maxwell. 2012. Primacy of Ecology and Biogeography, 17:770-
seascape connectivity effects in 777. https://doi.org/10.1111/j.1466-
structuring coral reef fish 8238.2008.00418.x.
assemblages. Mar Ecol Prog Ser., Sheppard, C.R.C. 1982. Coral populations on
462:191-203. https://doi.org/10.3354/ reef slopes and their major controls
meps09849. (review). Marine Ecology Progress
Palumbi, S. R., P.A. Sandifer., J.D. Allan., Series, 7:83-115. https://doi.org/171-
M.W. Beck., D.G. Fautin., M. 8630/82/0007/0083/$02.00.
Fogarty., B.S. Halpern., L.S. Incze., J. Smallhorn-West, P. F., T.C.L. Bridge., P.L.
Leong., E. Norse., Stachowicz, and Munday, and G.P. Jones. Depth
D.H. Wall. 2009. Managing for ocean distribution and abundance of a coral-
biodiversity to sustain marine associated reef fish: roles of
ecosystem services. Front. Ecol. recruitment and post-recruitment
Environ. 7:12-23. https://doi.org/10. processes. Coral Reefs: J. of the
1890/070135. International Society for Reef Studies,
Paulangan, Y.P. 2018. Kondisi ekosistem https://doi.org/10.1007/s00338-016-
terumbu karang di lokasi Tiatiki dan 1509-x.
non-Tiaitiki, kampung Tablanusu Thacker, R.W., D.W. Ginsburg, and V.J.
Distrik Depapre Kabupaten Jayapura. Paul. 2000. Effects of herbivore
Scripta Bio., 5(5):55-59 https://doi. exclusion and nutrient enrichment on
org/10.20884/1.sb.2018.5.3.688. coral reef macroalgae and
Putra, M.I.H., S. Afatta., J. Wilson., A. cyanobacteria. Coral Reefs,
Muljadi., and I. Yusidarta. 2015. 19(4):318–329. http://doi.org/10.100
Coral reef resilience in 17 islands 7/s003380000122.
marine recreation Park, Riung-An Wellington, G.M. and B.C. Victor. 1989.
assessment of functional groups of Planktonic larval duration of one
herbivorous fish and benthic hundred species of Pacific and
substrate. Procedia Environmental Atlantic damselfishes (Pomacen-
Sciences, 23:230-239. https://doi.org/ tridae). Marine Bio., 101:557-567.
10.1016/j.proenv.2015.01.035. https://doi.org/10.10 07/BF00541659.
Santavy, D.L., W.S. Fisher, J.G. Campbell, Yuliana, E., M. Boer., A. Fahrudin, and
and R.L. Quarles. 2012. EPA field M.M. Kamal. 2017. Biodiversity of
manual for coral reef assessments. reef fishes in marine protected area of
U.S. Environmental Protection Karimunjawa National Park. J. Ilmu
Agency, Washington, DC, dan Teknologi Kelautan Tropis,
EPA/600/R-12/029. 9(1):29-43. http://doi.org/10.28930/ji
http://nepis.epa.gov/Exe/ZyPURL.cgi tkt.v9i1.17915.
?Dockey=P100EU8S.txt
Salo, T. and C. Gustafsson. 2016. The effect Received : 15 January 2019
of genetic diversity on ecosystem Reviewed : 12 February 2019
functioning in vegetated coastal
Accepted : 27 May 2019
ecosystems. Ecosystems, 19(8):1429-

263 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 2, August 2019

You might also like