Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Dampak Pemutihan Karang Terhadap Ekosistem Terumbu Karang Pada Tahun 2010 Di Perairan Utara Aceh

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No.

1 Mei 2014: 15-21______________________ISSN 2087-4871

DAMPAK PEMUTIHAN KARANG TERHADAP EKOSISTEM TERUMBU KARANG


PADA TAHUN 2010 DI PERAIRAN UTARA ACEH

ECOLOGICAL IMPACT OF BLEACHING EVENT 2010 IN


NORTHERN ACEH

Efin Muttaqin1, Mohammad Mukhlis Kamal2, Sigid Haryadi2, Shinta Pardede2, Sukmaraharja Tarigan3,
Stuart J Campbell3
1
Program Studi Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah Pascasarjana
2
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
3
Wildlife Conservation Societies, Indonesian Program
Korespondensi : eponky@yahoo.com

ABSTRACT

A drastic increasing in Sea Surface Temperature (SST) was happened in Andaman Sea including in Aceh region from
April through end of May 2010. The recent escalations of SST have caused mass coral bleaching event in many places
in the world including northern Aceh water of Indonesia. Bleaching survey was conducted in Northern Aceh to
measure ecological impact of bleaching including bleaching index, coral cover and reef fish abundance. More than 35%
bleached coral were died, with tremendous mortality of susceptible genera such as Acropora and Pocillopora. Coral
bleaching has impact in declining coral cover in Northern Aceh significantly after coral bleaching and the evidence of
loss Acropora in some area. Coral bleaching also impact to coral fishes, where fishes abundance especially coralivorous
fishes has declining significantly betwen 2009 and 2011 also 2013. The 2010 bleaching event is one of the most severe
events reported for Indonesia including in Northern Aceh.

Keywords: abudance, coral bleaching, coral reef, Northern Aceh

ABSTRAK

Bulan April-Mei 2010 Perairan Andaman termasuk perairan Aceh mengalami kenaikan suhu permukaan air laut yang
drastis. Kenaikan suhu permukaan air laut tersebut telah menyebabkan pemutihan karang di beberapa tempat di dunia,
termasuk perairan utara Aceh. Survei pemutihan karang telah dilakukan untuk mengukur dampak pemutihan karang
terhadap ekosistem terumbu karang yang meliputi, index pemutihan karang, tutupan karang keras dan kelimpahan
ikan karang. Hasil survey menunjukkan bahwa lebih dari 35% karang keras yang memutih mengalami kematian. Genera
karang yang mengalami tingkat kematian yang sangat besar adalah karang keras dari Genera Acropora dan Pocillopora.
Pemutihan karang yang disertai dengan tingkat kematian karang yang tinggi telah menyebabkan penurunan tutupan
karang keras di Perairan Utara Aceh secara signifikan bahkan di beberapa tempat tutupan karang dari Genera Acropora
mengalami kematian sebesar 100%. Selain berdampak kepada penurunan tutupan karang keras, pemutihan karang
pada tahun 2010 juga berdampak pada penurunan kelimpahan ikan karang terutama ikan karang pemakan polip karang
(Corallivore) yang mengalami penurunan kelimpahan secara signifikan antara tahun 2009 dengan 2011 dan 2013. Data
tersebut bisa disimpulkan bahwa, pemutihan karang pada tahun 2010 di Perairan Utara Aceh merupakan peristiwa yang
paling parah yang pernah dilaporkan di Indonesia khususnya di Utara Aceh.

Kata kunci: kelimpahan, pemutihan karang, terumbu karang, Utara Aceh

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, IPB__________________________ E-mail: jurnalfpik.ipb@gmail.com


Malaysia, Thailand dan beberapa negara
PENDAHULUAN di Asia Selatan. Perairan di Indonesia
yang mengalami pemutihan karang adalah
Terumbu karang merupakan Aceh, Padang, Teluk Tomini, Wakatobi dan
ekosistem yang sangat vital karena memiliki Bali. Dampak pemutihan karang tersebut
fungsi ekologis yang penting diantaranya juga terlihat di wilayah Aceh khususnya
sebagai tempat mencari makan biota-biota, Pulau Weh, Pulau Beras dan Pulau Nasi
tempat memijah, dan tempat mengasuh. Kepulauan Aceh. Beberapa ahli menyatakan
Selain itu juga ekosistem terumbu karang bahwa pemutihan karang pada tahun
juga merupakan sumber pendapatan bagi 2010 mempunyai dampak yang lebih
manusia dan menyediakan sumber makanan parah dibandingkan dengan fenomena
serta memberikan perlindungan terhadap pemutihan karang pada tahun 1998.
pantai. Beberapa studi menunjukkan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
bahwa 500 juta orang di seluruh dunia dampak pemutihan karang pada tahun
sangat tergantung terhadap terumbu 2010 terhadap tutupan karang keras dan
karang, dan secara ekonomi, sumberdaya komposisi substrat dasar dan kaitannya
dan pelayanan yang diberikan oleh terumbu dengan kelimpahan ikan karang.
karang diperkirakan mencapai $375 milliar
per tahun (Obura & Grimsdith 2009). METODE PENELITIAN
Saat ini terumbu karang menghadapi
ancaman yang semakin besar dengan adanya Lokasi penelitian berada di Perairan
dampak perubahan iklim global. Suhu Utara Aceh yang terdiri dari Pulau Weh
laut global diperkirakan telah meningkat Sabang, Pulau Beras dan Pulau Nasi
0.6 °C pada pertengahan tahun 1950- Aceh Besar. Pengumpalan data ekologi
1990. Beberapa penelitian memprediksi dilakukan di 24 titik pengamatan. Titik-
peningkatan suhu laut di masa yang akan titik pengamatan tersebut mewakili wilayah
datang mencapai 1.40-5.80 °C pada tahun berdasarkan hukum adat laut yang
2100 (IPCC 2001). Peningkatan suhu berlaku di Aceh Lokasi penelitian tersebut
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya dipilih berdasarkan tipe pengelolaan. Tipe
fenomena pemutihan karang jika terjadi pengelolaan tersebut adalah: Pulau Aceh,
anomali suhu permukaan air laut 1-2 °C Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Pantai
di atas suhu musim panas rata-rata. Para Timur, Taman Wisata Air Laut (TWAL) Iboih
peneliti juga memperkirakan bahwa kejadian dan Weh Open Access.
pemutihan karang akan menjadi fenomena
yang kerap terjadi dengan frekuensi yang Metode pengumpulan data
lebih sering di masa yang akan datang
(Hoegh-Guldberg 1999). Pendataan indek pemutihan karang
Dampak pemutihan karang terhadap
ekosistem terumbu karang sangat besar, Pendataan tingkat pemutihan
selain mengakibatkan kematian karang karang dilakukan dengan menggunakan
dalam skala yang luas, pemutihan karang metode Rapid Assessment dilakukan pada
juga berdampak pada berkurangnya tingkat Bulan Mei-Juni 2010 dan Februari 2011.
keanekaragaman sumberdaya alam. Selain Pencatatan dilakukan dengan menghitung
berdampak terhadap ekologi, pemutihan jumlah koloni karang berdasarkan intesitas
terumbu karang juga berdampak langsung warna karang pada radius 2 m dengan
terhadap perekonomian khususnya di pengulangan sebanyak 30 kali. (McClanahan
daerah pesisir. Beberapa studi memprediksi 2001).
kerugian secara ekonomi akibat pemutihan
karang pada tahun 1998 diperkirakan Pendataan tutupan karang keras dan
mencapai $700-8200 juta dollar khusus di komposisi substrat dasar
wilayah Laut India (Marshall & Schuttenberg
2006). Pendataan tutupan karang dan
Bulan April tahun 2010 terjadi komposisi substrat dasar dilakukan dengan
kenaikan suhu permukaan laut secara menggunakan metode Point Intercept Transect.
drastis. Hal tersebut menyebabkan terjadi Metode ini bertujuan untuk melihat kondisi
fenomena pemutihan karang di wilayah Asia karang dan bentik substrat lainnya seperti
tenggara termasuk Indonesia. Beberapa penutupan alga dan karang lunak (Hill &
tempat di dunia yang mengalami pemutihan Wilkinson 2004). Panjang transek yang
karang pada tahun 2010 adalah Singapura, digunakan adalah 50 m dengan 3 ulangan

16 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 Mei 2014: 15-21
ISSN 2087-4871

yang diletakkan pada daerah dangkal ikan ukuran < 10 cm. Untuk ikan karang
(2-3 m). 100 titik variabel substrat seperti < 10 cm, jumlah ikan dicatat pada satu sisi
karang keras dan alga dicatat setiap 50 transek (1 m x 50 m) kemudian diikuti oleh
cm. Perhitungan karang keras dicatat pencatatan pada sisi lainnya. Pendataan
berdasarkan bentuk pertumbuhan dan dilakukan pada kedalaman dangkal yaitu
genus/spesies. Substrat diklasifikasikan kedalaman 3 m.
dalam beberapa kategori: karang lunak,
fleshy algae, turf algae, red coralline algae, Analisis data
calcareous algae (halimeda), sponge dan pasir.
Analisis data dilakukan dengan
Pendataan kelimpahan ikan karang menggunakan proporsi dari genera karang
keras yang tercatat berdasarkan kategori
Data Kelimpahan ikan karang pemutihan karang (Marshall & Baird 2000).
dikumpulkan dengan menggunakan Analisis Anova satu arah digunakan untuk
metode Underwater Visual Census (UVC) menganalisis perbedaan tipe pengelolaan
(Hill & Wilkinson 2004). Parameter yang terhadap indek pemutihan karang.
akan diamati adalah kelimpahan ikan Perbedaan tutupan karang keras pada
target dalam satuan area terumbu karang. tahun 2009, 2011 dan 2013, kelimpahan
Kelimpahan ikan karang dicatat pada 3 x (5 ikan karang pada tahun 2009 dan 2013.
m x 50 m) belt transek untuk ikan ukuran
>10 m, dan pada 3 x (2m x 50 m) untuk

Gambar 1. Lokasi pengambilan data pemutihan karang di Perairan Utara Aceh

HASIL DAN PEMBAHASAN komposisi karang yang memutih dan pucat


mengalami penurunan dan beberapa koloni
Peningkatan suhu yang drastis dalam karang telah pulih dan kembali sehat
waktu yang lama mengakibatkan pemutihan (Gambar 2).
karang yang parah. Muttaqin et al. 2011, Tingkat keparahan pemutihan
menunjukkan bahwa pada bulan Mei 2010 karang dipengaruhi oleh beberapa faktor
67% koloni karang dalam memutih 21% diantaranya variabilitas suhu permukaan air
koloni karang dalam kondisi pucat, dan 10% laut, radiasi ultraviolet, kondisi oseanografi
karang yang masih dalam kondisi sehat. fisika dan komposisi karang di suatu
Dua bulan setelah meningkatnya suhu wilayah. Perairan Utara Aceh komposisi
permukaan air laut, terumbu karang di karang keras lebih banyak didominasi
wilayah utara Aceh mengalami perubahan oleh karang bercabang yang memiliki
yang sangat drastis. Bulan Juli 2010, kemampuan tumbuh lebih cepat seperti
44% karang yang memutih sebelumnya Acropora, Seriatopora, Stylophora, Montipora
telah mati, 33% masih dalam kondisi dan Pocillopora. Karang-karang tersebut
memutih. Bulan Februari 2011, kondisi menderita pemutihan karang yang lebih
suhu permukaan air laut kembali normal, parah jika dibandingkan dengan karang

Dampak Pemutihan Karang terhadap Ekosistem.............................................................................(MUTTAQQIN et al.) 17


massive yang memiliki pertumbuhan relatif tersebut terjadi hampir di setiap lokasi
lambat seperti Favites, Favia, Goniastrea, pengamatan di Utara Aceh terutam di Pulau
Astreopora dan Turbinaria. Weh. Pada tahun 2009 kelimpahan ikan
Kondisi tutupan karang di daerah karang mencapai 42.58 ± 6368 individu/Ha,
Utara Aceh di kedalaman dangkal mengalami mengalami penurunan pada tahun 2011
penurunan yang drastis pasca pemutihan atau satu tahun setelah pemutihan karang
karang tahun 2010. Penurunan tutupan menjadi 16.97 ± 1435 individu/Ha dan 3
karang tersebut hampir terjadi di semua titik tahun setelah pemutihan karang, rata-rata
pengamatan dan di semua tipe pengelolaan kelimpahan ikan karang menjadi 8724 ±
yang ada. Tahun 2009 rata-rata tutupan 1128 individu/Ha (Gambar 4).
karang di wilayah Utara Aceh sebesar 51.34 Berdasarkan Uji-t satu arah terjadi
atau sekitar 3.25%. Tahun 2011 pemutihan penurunan kelimpahan ikan karang secara
karang, rata-rata tutupan karang keras signifikan antara rata-rata kelimpahan ikan
mengalami penurunan menjadi 44.17 atau karang pada tahun 2009 dengan 2011 (T α =
sekitar 2.6% dan pada tahun 2013 atau 3 0.05 = 4.24; P < 0.05). Penurunan kelimpahan
tahun setelah pemutihan karang, rata-rata ikan karang secara signifikan juga terjadi
tutupan karang keras menjadi 31.10 atau antara rata-rata kelimpahan ikan karang
sekitar 3.82%. Berdasarkan uji-t satu arah pada tahun 2009 dengan 2013 ((T α = 0.05 =
terjadi perbedaan rata-rata tutupan karang 5.16; P < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa
keras yang signifikan rata-rata tutupan kelimpahan ikan karang sebelum terjadi
karang keras pada tahun 2009 dibandingkan pemutihan karang berbeda nyata dengan
dengan 2013 (T α= 0.05 = 4.610; P < 0.05) kelimpahan ikan karang setelah terjadinya
dan rata-rata tutupan karang pada tahun pemutihan karang.
2011 dengan tahun 2013 (T α= 0.05 = 4.638; Penurunan rata-rata kelimpahan ikan
P < 0.05). pemakan polip karang terjadi setelah terjadi
Penurunan tutupan karang paling pemutihan karang tahun 2010. Rata-rata
drastis terjadi pada rentang 2011-2013 kelimpahan ikan karang pada tahun 2011
padahal pemutihan karang sudah berlalu.Hal dan 2013 lebih kecil dibandingkan dengan
tersebut terjadi karena dampak pemutihan rata-rata kelimpahan ikan pemakan polip
karang mampu membuat ekosistem karang karang pada tahun 2009. Berdasarkan
menjadi rapuh dalam menghadapi tekanaan Uji-t penurunan rata-rata kelimpahan
fisik dari perairan (Gambar 3). ikan pemakan polip karang yang signifikan
Penurunan rata-rata tutupan karang terjadi pada tahun 2009 dengan tahun 2013
keras tertinggi terjadi di dua tipe pengelolaan, (T α = 0.05 = 4.89; P < 0.05) dan tahun 2011
yaitu TWAL Iboih dan kawasan Weh Open dengan tahun 2013 (Gambar 5).
Access. Rata-rata tutupan karang keras Ikan karang dan terumbu karang
pada tahun 2013 di dua tipe pengelolaan memiliki hubungan dan keterkaitan yang
tersebut mengalami penuruan lebih dari 50% erat. Dalam proses ko-evolusi, ikan karang
dibandingkan tutupan karang keras pada tumbuh dan berkembang seiring dengan
tahun 2009. Sementara di tipe pengelolaan berkembangnya terumbu karang sebagai
Pulau Aceh tidak terlihat dampak pemutihan habitatnya. Ikan karang selalu merespon
karang tahun 2010 terhadap rata-rata terhadap perubahan dalam ekosistem
tutupan karang keras pada tahun 2011 terumbu karang demikian juga sebaliknya,
dan 2013. Rata-rata tutupan karang justu dimana terumbu karang dipengaruhi oleh
mengalami kenaikan pada tahun 2011 dan perkembangan populasi ikan karang,
2013. Berdasarkan uji ANOVA dua arah terutama peranan ikan herbivora.
terdapat perbedaan tutupan karang yang Dampak jangka pendek dari
signifikan dalam setiap tahunnya (F2.57 = pemutihan karang terhadap komunitas
12.82; P < 0.05), tetapi tidak ada perbedaan ikan karang yang memiliki kekhususan
tutupan karang yang signifikan antara tipe hewan karang sebagai makanan, tempat
pengelolaan yang ada di Utara Aceh (F3.57 tinggal dan rekrutmen ikan baru seperti
= 4.43; P < 0.05). Hal ini menyatakan bahwa ikan dengan yang memakan polip karang.
tipe pengelolaan tidak memberikan pengaruh Pada jangka medium, pemutihan karang
terhadap dampak pemutihan karang. akan berdampak pada penurunan populasi
Rata-rata kelimpahan ikan karang di ikan pemakan karang (Pratchett et al. 2006
wilayah Utara Aceh mengalami penurunan vide Graham et al. 2007). Dampak yang
pasca pemutihan karang pada tahun lebih besar terjadi jika susuan struktur
2010. Data pada tahun 2009 dan tahun terumbu karang secara fisik hancur akan
2013 memperlihatkan bahwa penurunan berakibat pada penurunan keanekaragaman

18 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 Mei 2014: 15-21
ISSN 2087-4871

spesies ikan karang (Garpe et al. 2006 vide penurunan tutupan karang keras adalah
Graham et al. 2007). Penuruan tutupan ikan Chaetodontidae yang mampu memakan
karang keras dalam skala yang luas cukup selain polip karang (facultative corallivore)
mempengaruhi semua ikan pemakan karang (Pratchett et al. 2006).
terutama ikan Chaetodontidae karena
preferensi makanannya polip karang. Ikan
Chaetodontidae yang dapat bertahan dari

Gambar 2. Proporsi pemutihan karang keras pada tahun 2010 dan 2011

Gambar 3. Tutupan karang keras pada tahun 2009, 2011 dan 2013
berdasarkan tipe pengeloaan

Gambar 4. Kelimpahan ikan karang pada tahun 2009, 2011 dan 2013
berdasarkan tipe pengelolaan

Dampak Pemutihan Karang terhadap Ekosistem.............................................................................(MUTTAQQIN et al.) 19


Gambar 5. Kelimpahan ikan pemakan polip karang pada tahun 2009, 2011
dan 2013 berdasarkan tipe pengelolaan

KESIMPULAN DAN SARAN TM. 2007. Lag effects in the impacts


of mass coral bleaching on coral
Pasca pemutihan karang pada tahun reef fish, fisheries, and ecosystems.
2010 yang diikuti oleh kematian karang Conservation Biology. 2:1.
keras, komposisi substrat dasar berubah Hill J, Wilkinson C. 2004. Methods for
menjadi didominasi oleh alga. Kematian ecological monitoring of coral reefs:
karang terus terjadi dan perubahan A Resource for Managers, ver 1.
komposisi tersebut membuat kondisi Townsville: Australian Institute of
ekosistem semakin rapuh dan kompetisi Marine Science.
karang dengan alga dimenangkan oleh alga. Hoegh-Guldberg O. 1999. Climate change,
Penurunan drastis pada tutupan karang coral bleaching and the future of
keras berdampak nyata terhadap penurunan the world’s coral reefs. Marine and
kekayaan genera karang keras.Karang keras Freshwater Research. 50:839-866.
yang memiliki ketahanan yang rendah IPCC (Intergovernmental Panel on Climate
seperti Acropora, Pocillopora, seriatopora Change). 2001. Climate Change 2001:
dan stylophora mengalami kematian paling Synthesis report. A contribution of
tinggi. Dua tahun setelah pemutihan karang working groups I, II and III to the
keempat genera karang keras tersebut Third Assessment Report of the
hanya tersisa kurang dari (5%) diperairan Intergovernmental Panel on Climate
Utara Aceh. Change. In:Watson RT (ed.), IPCC
3rd Assessment report, Cambridge
DAFTAR PUSTAKA University Press, Cambridge, United
Kingdom, and New York, USA.
Garpe KC, Yahya SAS, Lindahl, Ohman MC. Marshall PA, Baird AH. 2000. Bleaching
2006. Longterm effects of the 1998 of corals on the great barrier reef:
coral bleaching event on reef fish differential susceptibilities among
assemblages. Marine Ecology Progress taxa. Coral Reefs. 19:15-163.
Series. 315:237–247. Marshall P, Schuttenberg H. 2006. A reef
Glynn PW. 2006. Fish utilization of simulated manager’s guide to coral bleaching.
coral reef frameworks versus eroded Townsville: Australian Institute of
rubble substrates off Panama, Eastern Marine Science.
Pacific. Proceedings of the 10th McClanahan TR, Muthiga NA, Mangi S.
International Coral Reef Symposium. 2001. Coral and algal changes after
1:250–256. the 1998 coral bleaching: interaction
Graham NAJ, Wilson SK, Jenning, Polunin with reef management and herbivores
S, Robinson NVJ, Bijoux JP, Daw on Kenyan Reefs. Coral Reefs. 19:380-
391.
Obura DO, Grimsdith G. 2009 . Resilience
Assessment of Coral Reefs –
Assessment Protocol for Coral Reefs,
Focusing on Coral Bleaching and
Thermal Stress.IUCN Working Group
on Climate Change and Coral Reefs.
IUCN Gland: Switzerland.
Pratchett MS, Wilson SK, Baird AH.

20 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 Mei 2014: 15-21
ISSN 2087-4871

2006. Declines in the abundance


of Chaetodon butterflyfishes
(chaetodontidae) following extensive
coral depletion. Journal of Fish Biology.
69:1269-1280.

Dampak Pemutihan Karang terhadap Ekosistem.............................................................................(MUTTAQQIN et al.) 21

Anda mungkin juga menyukai