Skripsi Tanpa Pembahasan
Skripsi Tanpa Pembahasan
Skripsi Tanpa Pembahasan
(Skripsi)
Oleh
NOFIA DIAN ARDIANI SUKAMTO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
HUBUNGAN FAKTOR KETURUNAN, AKTIVITAS JARAK DEKAT,
DAN AKTIVITAS DI LUAR RUANGAN DENGAN KEJADIAN MIOPIA
PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
LAMPUNG ANGKATAN 2014
Oleh
Skripsi
Pada
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
By
Oleh
Kata kunci: aktivitas di luar ruangan, aktivitas jarak dekat, faktor keturunan,
miopia.
RIWAYAT HIDUP
Balak Lampung Timur pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
diselesaikan di SMP Negeri 2 Kotagajah Lampung Tengah pada tahun 2010, dan
Ayah terhebat,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
skripsi yang berjudul “Hubungan Faktor Keturunan, Aktivitas Jarak Dekat, dan
dorongan, saran, bimbingan dan kritik dari berbagai pihak. Maka dengan
segenap kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P selaku Rektor Universitas Lampung
skripsi ini;
skripsi ini;
5. dr. M. Yusran, S.Ked., M.Sc., Sp.M selaku Penguji Utama pada ujian skripsi
perkuliahan;
Lampung atas ilmu, waktu, dan bimbingan yang telah diberikan dalam
proses perkuliahan;
9. RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung yang telah menyediakan
10. Terimakasih yang paling utama untuk Ayah (Sukamto) dan Ibu (Mey
Rosalina) yang sangat saya kagumi dan saya cintai atas segala cinta,
perhatian, kasih sayang, doa serta dukungan yang tiada hentinya diberikan
bahkan kritikan yang membangun dan selalu menjadi alasan saya untuk
12. Sahabatku, bukan geng, Atika Marcherya, Ayu Indah, Entan Terram, Gita
Cahaya, Ni Made Ari, Rini Safitri, dan Vinnyssa Anindita yang telah
berjuang bersama saya selama ini. Terimakasih untuk kasih sayang, doa,
berikan;
13. Sahabatku di UTB, Rina, Netty, Lia, Novi, Anggun yang selalu memberi
14. Teman seperjuangan skripsi yang telah berjuang sepenuh hati, Eva Narulita
Rahmania, Fauzia Tria Andara, Sekar Mentari, dan Firdha Yosi, Salwa
Darin, Nadia Rosmalia, Nova Ayu atas segala pengertian, bantuan dan
15. Teman-teman yang telah bersedia menjadi responden penelitian saya, tanpa
16. Keluarga Pondok Arbenta yang selalu memberikan semangat, doa, dan
Universitas Lampung
17. Teman-teman CRAN14L yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
perkuliahan ini, semoga kelak kita bisa menjadi dokter yang baik dan
berguna bagi masyarakat;
18. Semua yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu, terimakasih atas doa dan dukungan kalian.
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
manfaat dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Terima
kasih.
Penulis
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
1.4.1 Bagi Peneliti ......................................................................................... 5
1.4.2 Bagi Mahasiswa ................................................................................... 5
1.4.3 Bagi Masyarakat ................................................................................... 5
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Definisi Operasional........................................................................................... 27
3 Analisis Univariat............................................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Informasi yang diterima
otak sekitar 95% masuk melalui panca indera penglihatan tersebut. Penurunan
tidak tepat pada retina. Diantara kelainan refraksi tersebut, miopia merupakan
Rabun jauh atau miopia adalah suatu kondisi penglihatan yang saat melihat
objek dekat akan terlihat jelas, tetapi saat melihat objek yang jauh tampak
kabur. Miopia terjadi jika bola mata teralu panjang atau kornea yang terlalu
retina dan objek yang jauh terlihat kabur (Yu, Li, Gao, Liu, & Xu, 2011).
miopia dan kemungkinan akan meningkat hingga 2,5 miliar pada tahun 2020.
Prevalensi dan insidensi miopia tergantung dari usia, jenis kelamin, ras, etnis,
2
orang dewasa di Amerika saat ini 20-50% dan di beberapa negara Asia
barat sangat kecil (kurang dari 5%), sedangkan anakanak di Asia memiliki
Meskipun penyebab pasti miopia masih belum jelas, namun bukti-bukti yang
faktor keturunan (genetik) dan faktor lingkungan (Dirani et al., 2009). Faktor
secara autosomal dominan maupun autosomal resesif. Anak dengan orang tua
refraksi. Prevalensi miopia pada anak yang kedua orang tuanya miopia adalah
32,9 %, sedangkan pada anak dengan hanya salah satu orang tuanya yang
mengalami miopia adalah sekitar 18,2%, dan kurang dari 8,3% pada anak
Penelitian tentang riwayat orang tua dengan kelainan refraksi, efek olahraga,
dan aktivitas di luar ruangan terhadap kejadian miopia yang dilakukan oleh
Lisa A. Jones et al. menyatakan bahwa jumlah olahraga dan aktivitas di luar
ruangan yang rendah akan meningkatkan kejadian miopia pada anak yang
Peneliti dari Chinese University of Hong Kong mengamati anak yang banyak
game, dan menonton televisi akan lebih beresiko terkena miopia (Huang,
68% menderita miopia (Reddy, Babu, Reddy, & Reddy, 2015), sedangkan
hubungan faktor keturunan, aktivitas jarak dekat, dan aktivitas di luar ruangan
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
angkatan 2014.
4
angkatan 2014
Mata merupakan organ visual yang terdiri dari bola mata (Bulbus oculi) dan
Bola mata terletak di suatu cavitas yang menyerupai pyramid segi empat
posteromedial. Bola mata terdiri atas kornea dan nervus opticus (Moore,
24,2 mm (Riordan-Eva & Witcher, 2009). Bola mata terdiri atas tiga lapisan
yaitu lapisan luar (fibrosa), lapisan tengah (vaskular), dan lapisan dalam.
Lapisan fibrosa terdiri dari sklera dan kornea. Lapisan vaskular yang kaya
pembuluh darah terdiri dari koroid, korpus siliaris , dan iris. Lapisan dalam
terdiri atas retina yang memiliki bagian optik dan non-visual (Paulsen &
Waschke, 2012) Bola mata memiliki media refraksi yaitu media yang dapat
2.1.1 Sklera
2.1.2 Kornea
1. Epitel
lapis epitel tidak bertanduk; sel basal, sel poligonal, dan sel gepeng
8
2. Membran bowman
3. Stroma
atas jalinan lamella serat serat kolagen yang memiliki tinggi 1-2
4. Membran descement
10-12 m.
5. Endotel
2.1.3 Koroid
elastin, limfosit, makrofag, sel mast, dan sel plasma. Koroid memiliki
pangkal iris. Korpus siliaris terdiri atas pars plicata dan pars plana.
aqueous humor.
2.1.5 Iris
stroma iris terdapat sfingter dan otot otot dilator. Iris mengendalikan
2.1.6 Retina
nervus opticus.
Merupakan tempat sinaps sel ganglion dengan sel bipolar dan sel
amakrin.
10
9. Lapisan fotoreseptor
2.1.7 Lensa
banyak fibril. Enam puluh lima persen lensa terdiri atas air dan sekitar
Witcher, 2009).
al., 2013).
Bola mata memiliki empat media refraksi. Media refraksi adalah media yang
dapat membiaskan cahaya yang masuk ke mata, yaitu lensa, kornea, aqueous
humor, dan vitreous humor. Agar bayangan dapat jatuh tepat di retina, cahaya
yang masuk harus mengalami refraksi melalui media media tersebut. Jika
terdapat kelainan pada media refraksi, cahaya mungkin tidak jatuh tepat di
retina.
1. Tahap pembiasan
Tahap ini terjadi di fovea. Proses kimia yang terjadi akan merangsang
otak.
Mata yang memiliki penglihatan normal atau tanpa kelainan refraksi disebut
1. Miopia
Miopia adalah suatu keadaan yang disebabkan karena sinar sejajar yang
2. Hipermetropia
sehingga saat melihat dekat akan terlihat kabur dan akan tampak jelas
3. Astigmatisma
difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina tetapi pada 2 garis
titik api yang saling tegak lurus karena adanya kelainan kelengkungan
2.3 Miopia
depan retina (Kistianti, 2008). Pada miopia objek yang dekat akan
terlihat jelas tetapi objek yang jauh akan tampat buram (Boyd, 2013b).
bola mata yang terlalu panjang atau kornea yang terlalu cembung.
dengan jelas, sedangkan objek yang jauh akan buram (Boyd, 2013a)
antara lain:
adalah sekitar 18,2%, dan kurang dari 8,3% pada anak dengan
Cina. Prevalensi miopia pada anak dari etnis Cina lebih tinggi di
et al., 2014).
2015).
3. Tingkat kecerdasan
hubungan yang kuat antara performa yang tinggi saat tes standard
2009).
(Mutti, 2013).
5. Ras
akan stabil pada awal dekade kedua. Derajat miopia non patologis
2. Miopia patologis
keadaan patologis lain. Pada miopi ini derajatnya sudah berat, lebih
pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata hingga terbentuk
Pasien miopia akan buram atau kabur saat melihat jauh dan akan
keluhan berupa sakit kepala, juling, celah kelopak mata yang sempit
2.3.6 Penatalaksanaan
yang berbahaya.
sangat baik tanpa kacamata atau lensa kontak. Bedah refraktif yang
Kontraksi
Lensa menjadi cembung
dari M.
siliaris
MIOPIA
Aktivitas di Luar Ruangan Pelepasan Menghambat elongasi
dopamin bola mata
Mencegah hipertrofi
otot siliaris
M. siliaris
Diteliti
& Saw, 2015; French, Ashaby, Morgan, & Rose, 2013; Mutti, 2013)
23
1. Faktor keturunan
2. Aktivitas jarak dekat MIOPIA
3. Aktivitas di luar ruangan
2.6 Hipotesis
faktor keturunan, aktivitas jarak dekat, dan aktivitas di luar ruangan dengan
angkatan 2014.
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek dan Fakultas
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari seluruh obyek yang diteliti dan dianggap
Keterangan
n : Besar sampel
1 : Konstanta
d : Presisi
baik.
angkatan 2014.
2. Kelainan kongenital.
1. Faktor keturunan
1. Alat tulis
3. Kuesioner
4. Snellen chart
5. Autorefraktometer
6. Trial lens
disediakan.
chart.
pengisian kuesioner.
diteliti kelengkapannya.
Melakukan penelitian
Informed consent
Mencatat data
langkah :
1. Editing
2. Coding
menggunakan kode-kode.
3. Data entry
4. Cleaning
1. Analisis univariat
2. Analisis Bivariat
digunakan adalah uji chi square. Uji chi square digunakan untuk
ini digunakan uji chi square dengan tabel 2x2 dan tabel 2xk.
kurang dari 5. Apabila syarat uji chi square tidak terpenuhi, maka
uji alternatif yang digunakan adalah uji fisher exact untuk tabel
3.10Etik Penelitian
5.1 Kesimpulan
keturunan, aktivitas jarak dekat, dan aktivitas di luar ruangan pada mahasiswa
kesimpulan yaitu :
5.2 Saran
French, A. N., Ashaby, R. S., Morgan, I. G., & Rose, K. A. 2013. Time outdoors
and the prevention of myopia. Experimental Eye Research. 114:58–68.
Ilyas, S. 2010. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Jones-Jordan, L. A., Sinnott, L. T., Manny, R. E., Cotter, S. A., Kleinstein, R. N.,
Mutti, D. O., Zadnik, K. 2010. Early childhood refractive error and parental
history of myopia as predictors of myopia. Investigative Ophthalmology and
Visual Science. 51(1): 115–21.
Kistianti F. 2008. Faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya cacat mata
miopia Pada Mahasiswa. Jurnal UGM. 3:78-84.
McCredie J. 2008. Outdoor time could cut risk of childhood myopia. Australian
Doctor. [Online Jurnal] [diakses pada 16 Maret 2017]. Tersedia dari:
http://www.australiandoctor.com.au/news/latest-news/outdoor-time-could-
cut-risk-of-childhood-myopia.
Mutti, D. O. 2013. Time outdoors and myopia : a case for vitamin D. Optometry.
[Online Journal] [diunduh 16 Oktober 2017]. Tersedia dari:
http://optometrytimes.modernmedicine.com/optometrytimes/content/tags/cle
ere-study/time-outdoors-and-myopia-case-vitamin-d.
Paulsen F, Jens Waschke. 2012. Sobotta : atlas anatomi manusia. Edisi ke-23.
Jakarta: EGC.
Ramamurthy, D., Lin Chua, S. Y., & Saw, S.-M. 2015. A review of environmental
risk factors for myopia during early life, childhood and adolescence. Clinical
and Experimental Optometry. 98(6): 497–506.
Rose KA, Ian G Morgan, Wayne Smith, George Burlutsky, Paul Mitchell, Seang-
Mei. 2008. Myopia, lifestyle, and schooling in students of chinese ethnicity in
Singapore and Sydney. Archives of ophthalmology. 126(4):527–30.
Tang, S. M., Rong, S. S., Young, A. L., Tam, P. O. S., Pang, C. P., & Chen, L. J.
2014. PAX6 gene associated with high myopia. Optometry and Vision
Science. 91(4): 419–29.
Sherwood L. 2011. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC.
55
Wang, L., Du, M., Yi, H., Duan, S., Guo, W., Qin, P., Sun, J. 2017. Prevalence of
and factors associated with myopia in Inner Mongolia Medical Students in
China, a cross-sectional study. BMC Ophthalmology. 17(1): 1–7.
Yustina Elisa Febriany, Kentar Arimadyo, T. D. (2015). Faktor risiko miopia pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro angkatan 2011-
2014. 4(4): 1702–13.