70 150 1 SM PDF
70 150 1 SM PDF
70 150 1 SM PDF
ABSTRACT
Background: Currently handling patients with posterior cruciate ligament (PCL) injury is still
controversial. Arthroscopic techniques can reduce surgical morbidity and allow for an earlier and
aggressive rehabilitation program. This study aimed to evaluate the clinical and functional
outcomes of patients with isolated PCL ruptures undergoing PCL reconstruction with PCL residual,
tendon hamstring autopsies, standard portable interference fixation, and posteromedial.
Subjects and Method: This was a retrospective cohort study conducted at Dr. Soeradji
Tirtonegoro Hospital, Klaten, Central Java. A total sample of 6 patients with isolated PCL rupture
was selected for this study. The independent variables were PCL reconstruction with PCL residual,
autologous tendon hamstring, standard portal interference fixation, and posteromedial for 9
months (range 5-17 months). The dependent variable was clinical and functional outcomes, which
were measured by the International Knee Documentation Committee (IKDC), Knee Society Score,
Tigner Lysholm Knee rating scale, and a modified Cincinnati Assessment System Questionnaire.
Scores of clinical and functional outcomes before and after surgery were tested by t-test.
Results: The Tigner score after surgery (mean = 94.50; SD = 4.18) was higher than before surgery
(mean = 63.17; SD = 12.48) with p = 0.001. The IKDC score after surgery (mean = 81.48; SD =
10.12) was higher than before surgery (mean = 55.73; SD = 18.72) with p = 0.014. Cincinnati
modification score after operation (mean = 92.83; SD = 8.11) higher than before surgery (mean =
66.17; SD = 13.23) with p = 0.002. The Knee Society Score after surgery (mean= 82.16; SD= 4.91)
was higher than before surgery (mean= 60.83; SD= 10.51) with p= 0.001. The percentage of
patients with knee stability according to Lysholm score after surgery (6 patients, 100%) was higher
than before surgery (3 patients, 50%).
Conclusion: PCL reconstruction with PCL residual, autologous tendon hamstring, standard
portal interference fixation, and posteromedial for 9 months can improve clinical and functional
outcomes in patients with isolated PCL rupture.
Correspondence:
Paramita Dyah Lasmana. Department of Orthopedics and Traumatology, Dr. Sardjito General
Hospital/Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.
Email: meetha_dyah@yahoo.com. Mobile: +6282137543690.
tindak lanjut jangka panjang yang lebih yang didiagnosis menderita ruptur PCL
rinci telah mengidentifikasi tingkat signi- sejak Januari 2014 sampai Desember 2014
fikansi dari morbiditas yang berkelanjutan yang dirawat dengan standar dan portal
dengan rasa sakit pada aktivitas dan simp- posteromedial. Pasien yang mengalami
tomatik pada beberapa pasien (Farshad et lebih dari satu rupture pada ligament
al., 2011) merupakan pengecualian dari penelitian
Munculnya teknik atroskopik secara ini. Pengukuran hasil fungsional dinilai
substansial telah mengurangi morbiditas paling awal dalam 3 bulan setelah operasi.
pembedahan dari prosedur ini dan me- Setelah pasien bersedia untuk mengikuti
mungkinkan program rehabilitasi yang penelitian ini, para peneliti melakukan
lebih dini dan lebih agresif (Watsend et al., sebuah wawancara dengan menggunakan
2009; Vasdev et al., 2016). Berbagai konsep International Knee Documentation Comm-
dapat digunakan untuk melakukan rekons- ittee (IKDC), Knee Society Score, skala
truksi, termasuk bahan prostetik, jaringan penilaian Tegner Lysholm Knee, Kuesioner
allograf dan autograf. Sebagian besar penu- Sistem Penilaian Cincinnati yang
lis setuju bahwa gangguan PCL dengan dimodifikasi.
pemindahan maksimal lebih dari 10 mm Enam pasien menjalani rekonstruksi
(sering ditemukan berhubungan dengan secarab atroskopik untuk PCLkronis (6
kondral atau cedera) harus ditangani pada bulan) selama lebih dari 12 bulan mulai
periode awal fisioterapi, namun kembalinya Januari 2014 sampai Desember 2014. Se-
aktivitas pra cedera dapat dikaitkan dengan mua pasien telah mempresentasikan
cedera kondral atau meniskus. Oleh karena kepada penulis senior (L.A.P) setelah riwa-
itu, penundaan operasi menunjukkan tidak yat disfungsi lutut sekunder akibat cedera
adanya keuntungan yang jelas karena tidak tertentu.Dokter yang merawat utama telah
ada proses reparatif yang sedang ber- menilai semua pasien sebelum ber-
langsung. konsultasi.
Penentuan hasil pembedahan yang Indikasi untuk Pembedahan
benar untuk rekonstruksi PCL masih tidak Semua pasien telah menjalani program
jelas. Beberapa rangkaian yang melaporkan latihan fisioterapi dan penguatan qua-
hasil tersebut dilemahkan oleh sejumlah driceps yang diawasi secara ketat setidak-
kecil pasien. Prosedur yang berbeda dilaku- nya selama 14 minggu dengan tujuan
kan dalam rangkaian individu, dan sifat berbagai gerakan pemulihan. Meskipun
retrospektif dari analisis. Kami telah manajemen konservatif, semua pasien
menentukan secara prospektif hasil rekons- mengeluhkan rasa sakit atau merasakan
truksi dari atroskopik PCL yang dilakukan ketidakstabilan yang mencegah kembalinya
oleh ahli bedah tunggal yang menggunakan aktivitas fungsional yang diinginkan, ter-
prosedur standar (Mittal and Naranje, masuk berlari cepat, berlari menuruni
2011). bukit, dan saat mengurangi kecepatan.
PutusnyaPCL yang disertai dengan kelen-
SUBJECTS AND METHOD turan minimal grade 2 pada pengujian
Penelitian ini merupakan penelitian posterior drawer, menunjukkan perlunya
observasional cross sectional yang dilaku- dilakukan intervensi bedah. Pemeriksaan
kan pada rangkaian pasien yang berurutan. radiografi telah menyingkirkan adanya
Ini melibatkan sejumlah pasien di Rumah patah avulsi. Penulis seniorlah yang mela-
Sakit Umum Soeradji Tirtonegoro, Klaten kukan semua operasi tersebut (Lee dan
berfokus pada penguatan otot quadriceps itu, interval waktu dari awal mula cedera
(Puh et al., 2014) hingga mendapatkan rekonstruksi bedah
Peninjauan adalah enam bulan.
Gejala dan tanda-tanda fungsi lutut dinilai Mekanisme Cedera
untuk melengkapi skorpenilaian Inter- Empat pasien mengalami cedera ketika
national Knee Documentation Committe berolahraga. Dari keempat pasien tersebut,
(IKDC). Skor lutut dengan skala penilaian tiga diantaranya melaporkan adanya luka
Lysholm dilakukan dengan menggunakan akibat melakukan serangan (mentackle)
kuesioner diri karena telah terbukti me- secara langsung. Dari jumlah yang tersisa,
miliki hasil yang lebih dapat diandalkan. satu pasien mengalami tibia proksimal,
Pengujian ligamen dilakukan melalui uji satu pasien menderita cedera akibat ter-
Lachman, test posterior drawer (Collins et pelintir (kesleo), dua pasien mengalami
al., 2011) ruptur PCL (cidera PCL) setelah adanya
Analisis data hiperekstensi pada lutut.
Untuk keperluan analisis, data tidak Cidera Ligamen Kolateral
diasumsikan mengikuti distribusi normal. Pada saat pemeriksaan ditemukan bahwa
Metode analisis nonparametik. ada dua pasien yang mengalami cedera
ligamen kolateral dan dua pasien lainnya
HASIL memiliki ligamen krusiat anterior.
Kelompok penelitian yang asli terdiri dari Skor Lulut Lysholm
total 14 pasien. Data pra operasi lengkap Skor lutut dengan skala penilaian Lysholm
untuk semua pasien. Selama masa penin- dirancang untuk mengevaluasi gejala-gejala
jauan, 4 pasien mengalami cedera pada spesifik berkaitan dengan fungsi lutut (ber-
ligamen yang lain sementara 4 pasien jalan pincang/lemas, menyangga, meng-
lainnya tidak kembali untuk mendapatkan unci, tidak stabil, nyeri, bengkak, memanjat
tindak lanjut setelah operasi. Sehingga, tangga, berjongkok). Skor paling tinggi
total pasien yang tersisa ada sebanyak 6 yang dapat dicapai adalah 100. Pada
orang dengan data kuesioner yang lengkap. penelitian ini, tata-rata skor lutut Lysholm
Pemeriksaan klinis termasuk pengujian pra operasi adalah 63 (berkisar antara 44-
instrumentasi, dilakukan pada keenam 76). Tabel 1 berikut ini menguraikan
pasien tersebut. persentase perubahan terhadap tidak ada-
Subjek dari penelitian ini meliputi 3 nya komponen utama skor lutut Lysholm
pria dan 3 wanita. Usia rata-rata mereka baik sebelum dan sesudah rekonstruksi
saat dioperasi adalah 20 tahun. Sementara bedah.
Tabel 1. Persentase pasien tanpa gejala utama dari skor lutut Lysholm
Sebelum operasi Sesudah operasi
Kategori Penilaian
Jumlah Pasien % Jumlah Pasien %
Stabil 3 50 6 100
Tidak merasa nyeri 5 83 6 100
Tidak ada masalah saat naik 6 100 6 100
turun tangga
Tidak ada masalah saat 6 100 6 100
jongkok
cukup signifikan. Oleh karena itu, fungsi peningkatan kekuatan kontak patello-
dan gejala lutut subyektif dalam ber- femoral dan penurunan lengan tuas pada
aktivitas harus mewakili variabel yang mekanisme paha depan. Meskipun peneliti
paling diskriminatif untuk hasil rekons- setuju bahwa ruptur ACL kronis dapat
truksi PCL. Memang, sebelum operasi, meningkatkan risiko perubahan regeneratif
tidak ada satupun pasien yang percaya prematur pada lutut, namun tidak ada
bahwa fungsi lutut mereka normal. Dan konsensus/ persamaan pendapat untuk
angka ini meningkat menjadi 100% pada gangguan PCL. Waktu yang tepat untuk
saat dilakukan peninjauan. Penurunan melakukan intervensi bedah memang
yang signifikan pada presentase pasien masih belum dapat dipastikan. Intervensi
yang mengalami nyeri, pembengkakan, dini (lebih awal) bisa jadi membatasi
atau beraktivitas juga dicatat. Rata-rata episode-episode ketidakstabilan dan meng-
skor lutut menggunakan sistem penilaian urangi risiko kerusakan kondral dan menis-
„Lysholm‟ naik dari 63 sebelum operasi kus yang takterbalikkan (irreversibel). Para
menjadi 92 saat peninjauan. Peningkatan penulis lainnya telah menemukan tingkat
yang cukup signifikan terjadi saat dilaku- perubahan artritis radiografi yang tinggi
kannya peninjauan terkait penguncian, pada ruptur-ruptur tak terobati/ terawat.
ketidakstabilan, rasa nyeri, dan pembeng- Perubahan ini nampak berkorelasi dengan
kakan pada lututserta saat pasien aktivitas lamanya waktu dari awal mula terjadinya
jongkok. Sistem penilaian modifikasi cedera. Kami tidak secara khusus menguji
Cincinnati dirancang untuk memberikan bukti temporal dari perubahan tersebut.
informasi tentang bagaimana sakit lutut Namun, peninjauan jangka menengah yang
mempengaruhi kemampuan pasien dalam rencana dilakukan pada tahun ke 5 dengan
mengatur aktivitas kehidupan sehari-hari. menggunakan analisis radiografi akan
Rata-rata skor Cincinnati meningkat dari dapat mengidentifikasinya.
65 sebelum operasi menjadi 92 pada saat Kami percaya bahwa penelitian ini
peninjauan. Inti dari skor ini adalah ber- berbeda dan unik karena beberapa hal.
kaitan dengan intensitas nyeri, pembeng- Semua operasi dilakukan oleh ahli bedah
kakan, dan tingkat aktivitas keseluruhan tunggal, dengan evaluasi prospektif ter-
seperti berjalan, berlari, naik turun tangga, hadap hasil intervensi. Namun, batasan-
dan melompat. Sementara itu, skor yang batasan dari penelitian ini harus diakui.
didapat dari sistem penilaian Knee Society Tidak ada kelompok kontrol yang dipela-
meningkat dari 60 sebelum intervensi jari. Pencangkokan yang digunakan selalu
operasi/bedah menjadi 82 setelah 9 bulan merupakan komposit hamstring. Meskipun
dilakukannya upaya tindak lanjut. Variabel- 2 jenis fiksasi distal aksesori pada sisi
variabel dari penilaian ini meliputi rasa tibialis digunakan, kami percaya bahwa
nyeri, rentang fleksi total, ekstensi, insta- sifat rekonstruksi PCL dan konfigurasi
bilitas, aktivitas berjalan, naik turun anatominya mampu menjamin jika modu-
tangga, dan alat bantu jalan yang diguna- lasi fiksasi yang digunakan tersebut
kan. Gangguan PCL memungkinkan trans- diperlukan untuk memastikan penempatan
misi gaya geser semakin meningkat melin- cangkok yang aman.
tasi antarmuka tibiofemoral dan bahkan Dari temuan yang didapat dari
menyebabkan sendi mengalami cedera penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
kondral atau meniskus. Penelitian percoba- hasil klinis dan fungsional pada pasien
an tentang ruptur PCL telah menunjukkan pasca rekonstruksi PCL dengan portal