Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Oral Hygiene Dengan Kenyamanan Pasien Di Intensive Care Unit (Icu)

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

HUBUNGAN PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN

ORAL HYGIENE DENGAN KENYAMANAN PASIEN DI


INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
(Studi di Rumah Sakit Islam Jemursari Kota Surabaya)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi


Sarjana Keperawatan

Oleh
UMMU SALAMAH
NIM: 13142010077

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKes NGUDIA HUSADA MADURA
BANGKALAN
2017
1
2
RELATIONSHIP OF THE NURSE ROLE IN IMPLEMENTATION
ORAL HYGIENE WITH PATIENT COMFORT
IN INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

(Islamic Hospital of Jemursari Surabaya)


UMMU SALAMAH
STIKes Ngudia Husada Madura
ABSTRACT

Oral hygiene in oral and dental health is very important, mouth and teeth problems
can occur because we do not maintain oral and dental hygiene. The Awareness in
maintaining oral hygiene is very necessary and is the best preventive medicine for tooth
and mouth problems. Based on the results of initial data collection with 8 respondents
there were 5 resondents results did not implement oral hygiene and 3 respondents carred
out oral hygiene. The purpose of this research is to analyze the relation of nurse role in
the implementation of oral hygiene with patient comfort in ICU Jemursari-Islamic
Hospital Surabaya.
The research design used was correlation, that was studying the relationship
between variables. The dependent variable is patient comfort and the independent
variable is the role of the nurse in the implementation of oral hygiene. The Population of
20 nurses and 20 patients. The sample size was 19 nurses and 19 patients with simple
random sampling technique, the dependent variable instrument used questionnaire and
independent variable instrument used observation sheet, and the result was analyzed
using spearman rank test.
The results showed the role of nurses in the implementation of oral hygiene
included sufficient category and patient comfort is in enough category as many as 14%
(73.7%) of respondents. The result of statistical test showed that the value of ρ value
(0,095) <α (0,05) meanst there is no relationship of nurse role in oral hygiene
implementation with patient comfort
The role of nurses in the implementation of oral hygiene no affects patients'
comfort and is expected for nursing personnel to perform oral hygiene according to
Standard Operating Procedures.

Keywords : Oral hygiene, patient comfort


Kepustakaan : 20 Buku (2000-2017), 11 Penelitian, 3 Jurnal, 1 Artikel
Halaman : xvii, 102 Halaman, 13 Tabel, 16 Lampiran

1. Judul Skripsi
2. Mahasiswa S1 Keperawatan Ngudia Husada Madura
3. Dosen STIKes Ngudia Husada Madura

HUBUNGAN PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN


3
ORAL HYGIENE DENGAN KENYAMANAN PASIEN
DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
( Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya )
UMMU SALAMAH
STIKes Ngudia Husada Madura
ABSTRAK

Oral hygiene dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa masalah
mulut dan gigi bisa terjadi karena kita kurang menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Kesadaran menjaga oral hygiene sangat perlu dan merupakan obat pencegah terjadinya
masalah gigi dan mulut yang paling baik.Berdasarkan hasil pengambilan data awal
dengan 8 responden terdapat hasil 5 resonden tidak melaksanakan oral hygien dan 3
responden melaksanakan oral hygiene. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
hubungan peran perawat dalam pelaksanaan oral hygiene dengan kenyamanan pasien di
ICU Rumah Sakit Islam Jemursari- Surabaya.

Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, yaitu mengkaji hubungan antara
variabel.Variabel dependen yaitu kenyamanan pasien dan variabel independent yaitu
peran perawat dalam pelaksanaan oral hygiene. Populasi sebanyak 20 perawat dan 20
pasien. Besar sampel sebanyak 19 perawat dan 19 pasien dengan teknik simple random
sampling, instrument variabel dependent menggunakan kuesioner dan instrument
variabel independent menggunakan lembar observasi, dan hasilnya dianalisa
menggunakan uji spearman rank.

Hasil penelitian menunjukkan peran perawat dalam pelaksanaan oral hygiene termasuk
kategori cukup dan kenyamanan pasien berada dalam kategori cukup sebanyak 14%
(73,7%) responden. Hasil uji statistik menunjukkan nilai ρ value (0,095)> α (0,05)
artinya tidak ada hubungan peran perawat dalam pelaksanaan oral hygiene dengan
kenyamanan pasien
Peran perawat dalam pelaksanaan oral hygiene tidak mempengaruhi kenyamanan pasien
dan diharapkan bagi tenaga keperawatan dapat melaksanakan oral hygiene sesuai SOP.

Kata Kunci : Oral hygiene, Kenyamanan pasien


PENADHULUAN tubuh secara keseluruhan terutama
pada klien yang mengalami penurunan
Oral hygiene dalam kesehatan kesadaran. Kurangnya Perawatan
gigi dan mulut sangatlah penting, rongga mulut dapat menyebabkan
beberapa masalah mulut dan gigi bisa infeksi atau penyakit di bagian tubuh
terjadi karena kita kurang menjaga yang lain, seperti penyakit jantung
kebersihan mulut dan gigi. Kesadaran (Ahmad, 2012).
menjaga oral hygiene sangat perlu dan Ruang intensive merupakan
merupakan obat pencegah terjadinya tempat atau unit tersendiri didalam
masalah gigi dan mulut yang paling rumah sakit yang menangani pasien-
baik (Perry dan Potter, 2005). pasien kritis karena penyakit trauma
Kebersihan mulut sangat penting sebab atau komlikasi penyakit lain yang
terkait dengan perawatan kesehatan mmemfokuskan diri dalam bidang life
4
support atau organ support yang kerap kerusakan pada rongga mulut dan gigi
membutuhkan pemantauan intensif yang lebih parah.
(Novianti, 2010). Pada penderita yang Berdasarkan data yang diperoleh
mengalami penurunan kesadaran dapat dari Rumah Sakit Islam Jemursari-
mengalami imobilitas fisik, gangguan Surabaya di ICU di dapatkan data
menelan makanan lewat mulut sebagai berikut:
sehingga dapat menjadi salah satu Tabel 1.1 Data hasil 3 tahun
penyebab terjadinya peradangan terakhir pasien yang di rawat di ICU
selaput lendir mulut (Stevens, 2009). Rumah Sakit Islam Jemursari-
Sehinnga membutuhkan peran perawat Surabaya pada tahun 2014 sampai
sebagai pemberi asuhan keperawatn, dengan 2016
hal ini dapat dilakukan dengan No Tahun Jumlah pasien
memperhatikan kebutuhan dasar pasien 1 2014 1.118 pasien
(Anjaswarni, 2012). Peran perawat 2 2015 674 pasien
adalah seperangkat tingkah laku yang 3 2016 558 pasien
dilakukan oleh perawat sesuai dengan Total 2. 350 pasien
profesinya yang dibutuhkan melalui Sumber: Data Sekunder (Rekam
pemberian pelayanan kesehatan Medik)
misalnya dalam pelaksanaan oral dari data diatas menunjukkan
hygiene. Oleh karena itu diperlukan bahwa pasien yang di rawat di ICU
peran perawat yang baik dan sebagai Rumah Sakit Islam Jemrsari Surabaya
pemberi pelayanan yang memadai. setiap tahunnya mengalami penurunan.
Perawat dalam menjalankan tugas dan Berdasarkan studi pendahuluan yang
fungsinya, perlu membekali diri dengan dilaksanakan pada tanggal 28 Februari
pengetahun , sikap, kepedulian dan 2017 di ruang ICU Rumah Sakit Islam
perilaku (Anjaswarni, 2012) Jemursari-Surabaya terhadap 8 orang
Dalam sebuah penelitian yang perawat didapatkan hasil 5 orang
dilakukan oleh Suyatmi, Erna, Darwis perawat tidak melaksanakan oral
(2013) di RSUD Messenrrempulu hygiene dengan alasan pasien yang
Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan sadar tidak perlu dilakukan oral
tahun 2012 di intensive care unit (ICU) hygiene dan 3 orang perawat
pada tahun 2009 sebanyak 75 pasien melakukan oral hygiene dengan alasan
yang dirawat dengan perawatn oral bahwa dapat meningkatkan
hygiene yang belum terlaksana dengan kenyamanan pasien tetapi hanya
maksimal sebanyak 25%, pada tahun kepada pasien yang mengalami
2010 sebanyak 138 kasus, dengan penurunan kesadaran. Berdasarkan
perawatan oral hygiene yang belum kesimpulan diatas dapat disimpulkan
terlaksana sebanyaak 30%, tahun 2011 bahwa perawat belum belum maksimal
meningkat jumlahnya 163 kasus dalam melaksanakan perannya dalam
dengan perawatan oral hygiene yang pelaksanaan oral hygiene.
belum terlaksana dengan maksimal Faktor yang menyebabkan
sebanyak 40%. Hal ini menunjukkan tindakan oral hygiene yang buruk
bahwa perawatan oral hygiene yang diantaranya kurangnya pengetahuan
belum terlaksana dengan baik perawat terhadap kebersihan mulut,
mengalami peningkatan yang kurangnya motivasi perawat dalam
signifikan. Oleh karena itu perlu ada pemenuhan kebersihan mulut yang
perhatian yang lebih, agar perawatan tidak kondusif dapat mempengaruhi
oral hygiene dapat terpenuhi dengan perubahan perilaku kepedulian
baik dan juga tidak menyebabkan perawat, ataupun tidak seimbangnya
beban kerja. Kapasitas pasien yang
5
melebihi kemampuan kerja perawat demikian, pada rancangan penelitian
dalam melakukan perawatan. Sehingga korasional peneliti melibatkan minimal
tindakan kebersihan mulut yang dua variabel (Nursalam, 2013).
dianggap mudah atau tidak penting Pendekatan pada penelitian ini
kadang tidak terlaksana dengan baik. menggunakan metode cross sectional
Faktor lain masalah kesehatan mulut yaitu suatu penelitian untuk
yang dapat terjadi tanpa kebersihan dan mempelajari dinamika korelasi antara
perawatan mulut yang tepat meliputi faktor- faktor resiko dengan efek,
kurangnya kesadaran petugas kesehatan dengan cara pendekatan, observasi atau
(Roeslan, 2012). penguumpulan data sekaligus pada
Dampaknya jika peran perawat suatu saat (point time aproach)
kurang dalam melaksanakan oral (Notoadmodjo,2010).
hygiene kepada pasien yang sedang Sampel sasaran penelitian
dirawat dapat menyebabkan infeksi berjumlah 20 orang perawat yang
akut berupa peningkatan panas tubuh, bertugas di Icu Rumah Sakit Islam
pembengkakan pada daerah infeksi, Jemursari Surabaya dan 20 Pasien
kelemahan, sakit menelan, kemerahan, yang dirawat di Rumah Sakit Islam
ulkus pada mulut, kerusakan gigi, Jemursari Surabaya dengan metode
gingivitis, dan tidak dapat membuka pengambilan sampel menggunakan
mulut. Pelayanan kesehatan mulut yang teknik simple random sampling.
kurang dapat menyebabkan keadaan Instrumen penelitian yang digunakan
yang lebih buruk seperti menghambat adalah lembar observasi pelaksanaan
saluran pernafasan, mulut pasien bau oral hygiene dan kuesioner kenyamana
dan kotor (Hidayat dan Uliyah 2010). pasien. Penelitian korelasi diperoleh
Untuk meningkatkan dengan perangkat komputer
kenyamanan pasien selama masa menggunakan uji statistik Spearman
perawatan di Rumah Sakit, maka Rank dengan derajat kemaknaan ρ < α
perawat berperan penting dalam hal (0,05). Tujuan penelitian untuk
perawatan pasien, salah satunya dalam menganalisis apakah ada Hubugan
perawatan oral hygiene. Dan untuk itu peran perawat dalam pelaksanaan oral
perawat bisa mengikuti pelatihan hygiene dengan kenyamanan pasien di
terkait bila ada, kemudian dapat intensif care unit (ICU).
melaksanakan oral hygiene sesuai HASIL PENELITIAN
standar operasional pelaksanaan (SOP) Hasil penelitian menunjukkan tidak
dan waktunya. Sehingga pasien bisa ada hubungan pera perawat dalam
merasa nyaman dan tetap bersih selama pelaksanaan oral hygiene dengan
masa perawatan di Rumah Sakit. kenyamanan pasien di intensif care unit
BAHAN DAN METODE (ICU). Berdasarkan hasil penelitian
Disain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1, 2, 3,
adalah penelitian korelasi yaitu 4,5,6,7,8, dan 9.
mengkaji hubungan antara variabel
peneliti dapat mencari, menjelaskan DATA UMUM
suatu hubungan, memperkirakan Dan 1. Karakteristik perawat
menguji berdasarkan teori yang ada. Tabel 1. Distribusi perawat berdasarkan
Penelitian korelasi bertujuan jenis kelamin
mengungkapkan hubungan korelasi Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)
antarvariabel. Hubungan korelatif Laki-laki 6 31,6
Perempuan 13 68,4
mengaju pada kecenderungan bahwa
Total 19 100
variasi suatu variabel diikuti oleh
variasi variabel yang lain. Dengan
6
Berdasarkan tabel di atas Tabel 6 Distribusi pendidikan
menunjukkan bahwa jenis kelamin berdasarkan pendidikan
perawat lebih dari 50% berjenis Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
kelamin perempuan yaitu 13 (68,4%) Tidak Bersekolah 2 10,5
responden. Pendidkan Dasar 5 26,3
Pendidikan 3 15,8
Menengah
Tabel 2. Distribusi perawat berdasarkan Pertama
usia Pendidikan 6 31,6
Usia Frekuensi Presentase(%) Menengah Atas
17-25 6 31,6 Perguruan Tinggi 3 15.8
26-35 8 42,1 Total 19 100
36-45 5 26,3 Berdasarkan tabel diatas
Total 19 100 menunjukkan bahwa pasien terbanyak
Berdasarkan tabel diatas berpendidikan menengah atas yaitu 6
menunjukkan bahwa umur perawat (31,6%) responden.
terbanyak berumur 26-35 tahun yaitu 8
(42,1%) responden. DATA KHUSUS
Tabel 3 Distribusi perawat berdasarkan Tabel 7. Distribusi frekuensi responden
pendidikan berdasarkan peran perawat
Pendidikan Frekuens Persentase (%) dalam melakukan oral
i
hyigiene
DIII 12 63,2
Peran perawat Frekuensi Presentase(%)
S1 Ners 7 39,8
dalam
Total 19 100
pelaksanaan oral
Berdasarkan tabel diatas hygiene
menunjukkan bahwa lebih dari 50% Baik 12 63,2
perawat berpendidikan DIII yaitu 12 Cukup 7 36,8
(63,2%) responden. Kurang 0 0
Total 19 100
1. Karakteristik Pasien Berdasarkan tabel diatas
Tabel 4 Distribusi pasien berdasarkan menunjukkan bahwa peran perawat
jenis kelamin dalam melakukan oral hyigiene sebagian
Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%) besar baik yaitu 12 (63,2%) respoden.
Laki-laki 8 42,1 Tabel 8. Distribusi frekuensi responden
Perempuan 11 57,9 berdasarkan kenyamanan
Total 19 100 pasien.
Berdasarkan tabel diatas Kenyamanan Frekuensi Presentase (%)
menunjukkan bahwa lebih dari 50% Pasien
pasien berjenis kelamin perempuan Puas 5 26,3
yaitu 11 (57,9%) responden. Cukup puas 14 73,7
Kurang puas 0 0
Tabel 5 Distribusi pasien berdasarkan Total 19 100
usia
Berdasarkan tabel diatas
Usia Frekuensi Presentase (%)
17-25 2 10,5 menunjukkan bahwa sebagian besar
26-35 2 10,5 kenyamanan pasien cukup puas yaitu 14
36-45 5 2,1 (73,6%) responden.
46-55 10 57,9
total 19 100
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa pasien terbanyak Tabel 9. Hubungan Peran Perawat
berumur 44-55 tahun yaitu 10 (57,9%) Dalam Pelaksanaan Oral Hygiene
responden. Dengan Kenyamanan Pasien di

7
Intensif Care Unit (ICU) Rumah memiliki pendidikan yang cukup tinggi
Sakit Islam Jemursari Surabaya. dan pengetahuan yang baik sehingga
Peran Kenyamanan pasien Total tindakan oral hygiene dilakukan dengan
perawat Baik Cukup kuran optimal atau tepat.
dalam g
pelaksanaan F
Menurut Ahmad (2012) peran
% F % F % N %
oral hyigene perawat dalam pelaksanaan oral hygiene
Baik 12 63,2 5 26,3 0 0 17 100 sangat penting bagi pasien yang
Cukup 7 36,8 14 73,7 0 0 21 100 mengalami penurunan kesadaran.
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 Ketidakmampuan pasien untuk merawat
Total 19 100 19 100 0 0 38 100 dirinya dan ketidakmampuan pasien
Uji Statistic Spearman Rank α : 0,05 ρ : 0,095
untuk melakukan kebersihan mulut bisa
Berdasarkan tabel diatas mengakibatkan terjadinya infeksi rongga
menunjukkan bahwa peran perawat mulut bila dibiarkan saja, terlebih lagi
dalam pelaksanaan oral hygiene jika pasien dengan penurunan kesadran.
termasuk kategori cukup dan Kebersihan mulut dan gigi sangatlah
kenyamanan pasien termasuk kategori penting. Karena beberapa masalah mulut
cukup sebanyak 14 (73,7%) responden. dan gigi biasa terjadi karena kurang
Berdasarkan hasil uji statistik menjaga kebersihan mulut
spearman rank dengan tingkat signifikan Berdasarkan hasil penelitian
α = 0,05 diperoleh ρ > α (0,095 > 0,05). didapatkan hasil peran perawat dalam
Sehingga H0 diterima. Tidak ada pelaksanaan oral hygiene perawat sering
hubungan peran perawat dalam tidak lengkap dalam menyiapkan alat
pelaksanaan oral hygiene dengan untuk pelaksanaan oral hygiene dan
kenyamanan pasien di Intensif Care Unit perawat juga tidak melaksanakan salam
(ICU). terapeutik secara tepat dan tidak
memposisikan pasien secara tepat.
Perawat tidak melakukan oral hygiene
PEMBAHASAN 2x sehari sehingga menyebabkan
1. Gambaran Peran Perawat dalam kebersihan mulut pasien kurang terjaga.
Pelaksanaan Oral Hygiene di Saat kebersihan mulut tidak
Intensif Care Unit (ICU) Rumah diperhatikan dapat menyebabkan infeksi
Sakit Islam Jemursari Surabaya. dan penyakit dibagian tubuh yang lain.
Berdasarkan hasil penelitian dari Hal ini mungkin terjadi karena
19 perawat, menunjukkan bahwa kurangnya prosedur tindakan di ruang
sebagian besar perawat yang ICU dalam pelaksanaan oral hygiene.
melaksanakan oral hygiene terhadap Kemungkinan hal ini disebabkan karena
pasien kelolaan dalam kategori baik. oral hygiene dianggap bukan masalah
Penelitian yang dilakukan oleh yang prioritas untuk tindakan secara
Suyatmi, Erna, Darwis (2013) intensif.
menunjukkan bahwa pelaksanan 2. Gambaran kenyamanan pasien
tindakan oral hygiene pada pasien stroke terhadap pelaksanaan Oral
diruang interna dan ICU RSUD Hygiene di Intensif Care Unit (ICU)
Massenrempulu Kabupaten Enrekang, Rumah Sakit Islam Jemursari
Sulawesi Selatan sebagian besar Surabaya.
tindakan perawat dalam memberikan Berdasarkan hasil penelitian dari
oral hygiene tepat sebanyak (60,0%). 19 pasien menunjukan bahwa sebagian
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan besar berada ditingkat kenyamanan yang
sebagian besar perawat melaksanakan cukup puas. .
tindakan oral hygiene dengan tepat, hal Penelitian yang dilakukan oleh
ini disebabkan karena mayoritas perawat Pertiwi (2002), di RSU PKU
8
Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh Kenyamanan Pasien di Intensif
gambaran bahwa 40% pasien tidak Care Unit (ICU) Rumah Sakit Islam
pernah dibantu untuk melaksanakan oral Jemursari Surabaya.
hygiene (menggosok gigi dan Hasil uji statistik spearman rank
membersihkan mulut). Sehingga dari diperoleh nilai P value (0,095) dengan
hasil tindakan untuk mempertahankan tingkat kemaknaan α (0,05), berarti nilai
kebersihan mulut dan gigi didapatkan P value > α. Dengan demikian dapat
hasil 30,8% pasien berada di tingkat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang
puas, 49,4% responden menyatakan berarti tidak ada hubungan peran perawat
cukup puas, 7,4 responden menyatakaan dalam pelaksanaan oral hygiene dengan
tidak puas dan 12,3 responden kenyamanan pasien di Intensif Care Unit
menyatakan sangat tidak puas. Hal ini (ICU) Rumah Sakit Islam Jemursari
disebabkan karena sebagian besar Surabaya.
perawat hanya membantu Berdasarkan hasil penelitian
mempersiapkan alat-alat atau bahan yang Awiktamarotun dan Syaifuddin (2014)
diperlukan untuk membersihkan gigi dan dapat diketahui bahwa pemenuhan oral
mulut dan selebihnya dilakukan oleh hygiene oleh perawat dengan tingkat
keluarga pasien. kepuasan pasien immobilisasi fisik diatas
Hal ini didukung oleh teori dapat diketahui bahwa sebagian besar
Kolcaba (2005) Kenyamanan dan pasien menilai bahwa pemenuhan oral
perasaan nyaman adalah penilaian hygiene oleh perawat dalam kategori
komprehensif seseorang terhadap cukup puas sebanyak 20 orang (58,8%)
lingkungannya. Sehingga orang tidak dengan tingkat kepuasan dalam kategori
dapat dapat menyimpulkan secara kurang memuaskan sebanyak 16 orang
langsung hanya dengan melihat atau (47,1%). Hal ini disebabkan karena
observasi bahwa orang lain itu merasa kepuasan pasien dipengaruhi oleh
nyaman atau tidak. Jika ingin beberapa faktor yaitu pemahaman
mengetahui kenyamanan yang dirasakan pengguna jasa tentang jenis pelayanan
bisa dengan cara menanyakan langsung yang kan diterimanya, empati, biaya,
kepada orang tersebut meskipun penampilan fisik, jaminan kemanan yang
terkadang jawaban bukan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan
sebenarnya dengan alasan tertentu. keandalan dan keterampilan petugas
Biasanya ditandai sebuah jawaban memberikan pelayanan. Menurut
seperti: nyaman, kurang nyaman, sangat Kolcaba (1994) dalam Torney dan
tidak nyaman, mengganggu, atau Alligod (2010) Kebutuhan perawatan
mengkhawatirkan. kesehatan didefinisikan sebagai
Berdasarkan hasil penelitian kebutuhan untuk memperoleh
didapatkan hasil kenyamanan pasien kenyamanan, bangkit dari situasi stres.
dalam kategori puas sebanyak 5 Kebutuhan disini meliputi kebutuhan
responden. Hal ini dikarenakan perawat fisik, psikospiritual, sosial, dan
kadang- kadang tidak melaksankan oral lingkungan yang diperoleh melalui
hygiene dan pasien menyatakan perawat monitoring, laporan verbal dan non
jarang memeriksa keadaan mulut pasien verbal, kebutuhan yang berhubungan
dan seringkali tidak melaksanakan oral dengan parameter patofisiologi,
hygiene kepada pasien yang mengalami kebutuhan pendidikan dan dukungan,
ketebatasan dalam melaksanakan serta kebutuhan konseling finansial dan
aktivitas sehari-hari. intervensi. Pengukuran kenyamanan
didefinisikan sebagai intervensi
3. Hubungan Peran Perawat Dalam keperawatan untuk mengetahui
Pelaksanaan Oral Hygiene dengan kebutuhan kenyamanan resipien secara
9
spesifik meliputi fisiologi, sosial, Intensif Care Unit (ICU) Rumah
finansial, psikologi, spiritual, sakit Islam Jemursari Surabaya.
lingkungan, dan intervensi fisik.
Dari penelitian ini dapat dilihat SARAN
perawat dapat melaksanakan oral a. Bagi profesi keperawatan
hygiene dengan baik, tetapi masih ada Hasil penelitian ini diharapkan
ada pasien yang berada di tingkat dapat dapat memberikan informasi
kenyamanan cukup dengan pelaksanaan dan menambah pengetahuan, serta
oral hygiene. Hal ini dikarenakan bagi para perawat khusunya ruang
perawat kadang- kadang memeriksa ICU RSI Jemursari Surabaya dalam
keadaan mulut pasien namun tidak melaksanakan oral hygiene sesuai
melakukan pengobatan atau dengan standar operasional prosedur
membersihkan mulut pasien. Pasien terutamaa pada pasien dengan total
menyatakan perawat tidak melakukan care.
oral hygiene 2x sehari dan kurang b. Bagi peneliti selanjutnya
tanggap terhadap keluhan yang diberikan Diharapkan dapat
oleh pasien sehingga pasien kebersihan memberikan tambahan informasi
mulut pasien kurang terjaga dan pasien tentang hubungan pelaksanaan oral
merasa tidak nyaman terutama kepada hygiene dengan kenyamanan pasien.
pasien yang mengalami penurunan Dan dari hasil yang ada hendaknya
kesadaran. Hal ini mungkin pula terjadi perlu dilakukan penelitian terkait
dikarenakan pasien yang tidak ketepatan peran perawat dalam
mengalami penurunan kesadaran tidak pelaksanaan oral hygiene.
perlu dilakukan oral hygiene. Pada saat c. Bagi responden
melakukan tindakan, perawat sering kali Mampu melaksanakan oral
tidak melakukan salam terapeutik hygiene dengan maksimal dan tepat,
kepada pasien dan tidak memposisikan supaya pasien bisa merasa nyaman
pasien dengan benar sehingga pasien selama menjalani perawatan di
merasa kurang nyaman dengan rumah sakit dan merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh perawat pelayanan yang diberikan.
terutama dalam pelaksanaan oral
hygiene.. DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN Ahmad .A.S. 2012.Perawatan Gigi Dan


Berdasarkan penelitian yang telah Mulut. Jakarta: Prestasi Pustaka
dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Peran perawat dalam pelaksanaan Anjaswarni, T.(2012).Tesis. Analisis
oral hygiene di Intensif Care Unit Tingkat Keepuasan Klien
(ICU) Rumah Sakit Islam Jemursari Terhadap Perilaku Caring
Surabaya sebagian besar dalam Perawat di Rumah Sakit Umum
kategori baik. Daerah Dr. Saiful Anwar Malang
b. Kenyamanan pasien di Intensif Care Tahun 2012. Program Pasca
Unit (ICU) Rumah Sakit Islam Sarjana, Fakultas Ilmu
Jemursari Surabaya sebagian besar Keperawatan. Universitas
dalam kategori cukup puas. Indonesia.
c. Tidak ada hubungan Peran Perawat
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
dalam Pelaksanaan Oral Hygiene
Penelitian suatu Pendekatan
dengan Kenyamanan Pasien di
Praktik. Jakarta: Rineka Ciptan
10
Awiktamarotun, Syaifuddin. (2014). Hapsari, R. W. (2013). Hubungan Peran
Hubungan Pemenuhan Oral Perawat Sebagai Edukator
Hygiene dengan tingkat kepuasan Dengan Pemenuhan Kebutuhan
pasien di RS PKU Rasa Aman Pasien Di Ruang
MUHAMMADIYAH.Program studi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
ilmu keperawatan sekolah tinggi Dr. H. Koesnadi Kabupaten
ilmu kesehatan aisyiah yogyakarta Bondowoso. Https://Scholar.
Google.Co.Id/ScholaR?
Bangun, Eva Violesta. (2014). Skripsi. Q=HubuNgan+Peran+Perawat+Sdi
Pengaruh Warna Ruang Kerja +Ruang+Rawat+Inap+Rumah+
Terhadap Kenyamanan Dosen +Sakit+&Btng=&Hl=Id&As_Sdt=
Departemen Psikologi Industri 0%2c5. Diakses Pada Tanggal 13
Dan Organisasi Fakultas Desember 2016.
Psikologi USU. Medan: Fakultas
Psikologi USU. http:// Hidayat, A.A. dan Uliyah, M. 2010.
www.kenyamanankolcaba.com Kebutuhan Dasar Manusia Buku
diakses pada tanggal 12 januari Saku Praktikum. Jakarta: EGC
2017.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007.
Pengantar Konsep Dasar
Dingwal, Lindsay. 2013, Hygiene Keperawatan,Edisi 2, Jakarta:
Personal Keterampilan Klinis Salemba Medika
Perawat. Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode
Erdianti,Linni, Yolanda. (2017). Penelitian Kesehatan Paradigma
Hubungan Sikap Caring Perawat Kuantitatif, Jakarta : Heath Books
Dengan Pelaksanaan Oral
Hygiene Pada Pasien Total Care Kolbaca, Katharine., DiMarco,
Di Rsu Pancaran Kasih Gmim Marguerite. 2005. Comfort theory
Manado.Fakultas Kedokteran and its application to pediatric
Program Studi Ilmu Keperawat nursing . A Pediatric nursing . 31,
187 – 94.
Firmansyah, David. (2016). Skripsi.
Peran Perawat Dalam Inform Kollef, M.H. (2010).Journal of
Consent Pasien Pre Operasi di Prevention of Hospital Associated-
bangsal Bedah RSUD Dr. pneumonia and ventilator
Soehardi Prijonegoro associated Pneumonia. ;32: 1396-
Sragen.Https://Scholar.Google.Co. 1405.
Id/Scholar?
McEwen,Melanie; Wills Evelin M.
Hl=Id&Q=Hubungan+Sikap+Cari
(2011). Theoritical Basis For
ng+Perawat+Terhadap+Pelaksanaa
Nursing. Lippincott Willians &
n+Oral+Hygiene&Btng= Diakses
Wilkins. http://www.kenyamanan-
Pada Tanggal 26 November 2016.
pasien.blogspot.id Diakses pada 15
Hamdani. (2011). Studi Deskriptif Peran Februari 2017
Perawat dalam Pelaksanaan Oral
Mulyaningsih. (2011). Tesis. Hubungan
Hygiene Pada Penderita Stroke.
Berfikir Kritis dengan Perilaku
http://www.medicastore.blogspot.c
Caring Perawat di RSUD Dr,
om Diakses pada tanggal 29
Moewardi Surakarta. Program
november 2016.
Pasca Sarjana, Fakultas Ilmu

11
Keperawatan. Universitas Refelina, W.(2009). Penyakit
Indonesia. Kronis,Tindakan,Pencegahan,Pen
gobatan Secara Medis, Maupun
Muzammil, M, Rofii. (2012) Skripsi. Tradisional. Jakarta: Bee Medika
Hubungan Sikap, Beban Kerja dan Indonesia.
Ketersediaan Fasilitas dengan
Pendokumentaian Asuhn Roeslan, Boedi Oetomo. (2012). Respon
Keperawatan di Rawat Inap Imun didalam Rongga Mulut,
Puskesms Bandaran Kecamatan Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi,
Tlanakan Kabupaten Pamekasan. Scientific Journal In Destintry
Tidak dipublikasikan NO.49. Http://
www.kesehatanmulut.com.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Diakses pada 12 Januari 2017.
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta Sasono, Yoyok Hadi. (2012). Hubungan
Nursalam.2008.Konsep dan Penerapan Motivasi Kerja dengan Tingkat
Metodologi Penelitian Ilmu Kedisiplinan Perawat dalam hal
Keperawatan. Jakarta:Salemba Kehadiran di Puskesmas Modung
Medika. Kabupaten Bangkalan. Tidak
dipublikasikan
Nursalam, 2011. Manajemen
Keperawatan.edisi 3.Jakarta : Sugiyono, 2010. Metode Penelitian
Salemba Medika. Kuantitatif Kualitatif & RND.
Bandung : Alfabeta
Nursalam.2013. Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan, Pendekatan Suyatmi, Erna Kadrianti, dan Darwis.
Praktis Edisi 3. Jakarta:Salemba (2013). Gambaran Pelaksanaan
Medika. Tindakan Oral Hygiene pada
Pasien Stroke di RSUD
Perry & Potter. 2005. Fundamental Messenrempulu Kabupate
Keperawatan Konsep, Teori , dan Enrekang. ISSN.2(5).2301-1721.
Praktik. Jakarta: EGC
Torney, A.M. & Alligod. (2010).Nursing
Pertiwi. (2002). Tingkat Kepuasan Klien Theorist and Their work (7thed). St
Terhadaap Kualitas Tindakan Louis: Mosby Elsevier.
Keperawatn Dalam Pemenuhan
Kebersihan Diri dan Terapeutik Tucker. (2011). Patient Care Standart:
Perawat Klien. Nursing Procces Prognosis and
Outcome, Alih bahasa Yasmin et
Peterson, S,j & Bredow, T.S. (2008). al, Volume 3. Jakarta: EGC
Nursing outcomes Classification
(NOC) Fourth edition. St. Louis: Wong, Donna L., Eaton, Maryln
Mosby Elsevier Hockenberry, dkk. 2009. buku ajar
keperawatan pediatric vil 1.
Rakharjo, Mugi. (2011). Studi Diskriptif Jakarta. EGC
Peran Perawat Dalam
Pelaksanaan Oral Hygiene Pada Wulandari, Rini. (2015). Husada, S. K.
Penderita Stroke Di Rsud Kajen Hubungan Sikap Caring Perawat
Program Studi Ilmu Keperawatan Terhadap Pelaksanaan Oral
Fakultas Keperawatan Dan Hygiene Di Ruang Intensive Rsud
Kesehatan Universitas Dr.
Muhammadiyah Semarang. Moewardisurakarta.Https://Scholar
12
.Google.Co.Id/Scholar?
Hl=Id&Q=Hubungan+Sikap+Cari
ng+Perawat+Terhadap+Pelaksanaa
n+Oral+Hygiene&Btng= Diakses
Pada Tanggal 26 November 2016

13

You might also like