Analisa Motor Bertenaga Magnet Permanen
Analisa Motor Bertenaga Magnet Permanen
Analisa Motor Bertenaga Magnet Permanen
Abstrak—Perkembangan motor saat ini sangat pesat, dan sudah masuk ke hampir semua bidang, yaitu industri, transportasi, pertanian,
komersial dan bahkan rumah tangga. Penggunaan motor listrik menghabiskan energi listrik mencapai dua kali lipat dari pencahayaan, yaitu
mencapai 46% dari konsumsi listrik global. Bahkan pada bidang industri, penggunaan motor listrik mencapai 70% dari total konsumsi listrik.
Penggunaan motor listrik yang besar tersebut mendorong banyak peneliti untuk menciptakan motor yang lebih hemat energi listrik, bahkan saat
ini sudah ada patent motor yang menyatakan bahwa motor tersebut tidak menggunakan tenaga listrik untuk membuatnya bisa berputar,
melainkan hanya menggunakan gaya tolak antar magnet yang terpasang pada stator dan rotornya. Teknologi tersebut sangat penting untuk
dikembangkan, mengingat kebutuhan energi listrik terus meningkat, sedangkan sumber energi tak terbarukan semakin hari semakin menipis.
Oleh karena itu akan dilakukan penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan desain yang bisa menghasilkan torsi maksimal. Pada penelitian
ini telah dilakukan simulasi terhadap desain motor bertenaga magnet permanen dengan berbagai variasi parameter. Berdasarkan simulasi
tersebut, didapatkan desain yang bisa menghasilkan torsi sebesar 1,33 N*m, dengan menggunakan magnet permanen NdFeB 52 MGOe dengan
nilai parameter: sudut kemiringan (α) rotor dan stator 42o; jumlah stator 30 buah; jumlah rotor 6 buah, jarak airgap 1 mm dan arah magnetnya
adalah searah.
1
motor, dan pada akhirnya motor magnet permanen dapat jumlah bahan magnet permanen yang dibutuhkan. Namun,
berputar tanpa menggunakan bahan bakar ataupun energi magnet harus cukup tebal untuk menghasilkan fluks magnetik
lainnya, cukup dengan mengandalkan kekuatan magnet. pada airgap [5]. Pada penelitian ini, dimensi magnet yang
Teknologi tersebut sangat penting untuk dikembangkan, digunakan adalah berbentuk silinder dengan diameter 15 mm
mengingat kebutuhan energi listrik terus meningkat, dan tebal 3 mm.
sedangkan sumber energi tak terbarukan semakin hari
semakin menipis. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai teknologi tersebut. Penelitian yang akan
dilakukan ini ditujukan untuk mendapatkan desain yang bisa
menghasilkan torsi yang maksimal dari alat tersebut
berdasarkan patent yang sudah ada sebelumnya.
Pada penelitian ini akan dilakukan dengan menganalisa
sebaran fluks magnetik yang bekerja pada motor magnet
tersebut secara komputasi dengan menggunakan metode finite
element. Metode ini dipilih karena merupakan metode
numerik yang terbukti efisien dalam menyelesaikan
permasalahan medan magnetik [4].
II. METODE
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan desain motor
bertenaga magnet permanen yang menghasilkan torsi Gambar 2 Dimensi Parameter Motor Magnet Permanen
maksimal. Untuk mendapatkan desain tersebut, dilakukan
variasi pada parameter-parameter yang ada pada desain motor. Tabel 1 Dimensi Parameter Motor Magnet Permanen
Variasi tersebut diperlukan untuk mencari nilai yang paling Parameter Simbol
optimal sehingga bisa menghasilkan torsi yang tinggi. Variasi Lebar plat pada stator a
tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan metode Jarak pusat magnet antara stator dan rotor b
perhitungan numerik finite element. Jarak titik pusat ke pusat magnet rotor c
Jarak titik pusat ke plat luar e
A. Tahapan Analisa Komputasi dengan Metode Finite Jarak titik pusat ke plat dalam Dr
Element Jarak titik pusat ke pusat magnet stator D
1. Pendesainan Dimensi Motor Magnet Permanen Jarak air gap δ
Desain motor ini meliputi rotor dan stator. Untuk tahap Tinggi magnet hM
awal, diberikan desain sementara seperti pada gambar 1. Diameter magnet lM
Slot pitch τu
2
dimana adalah reluctivitas, didefinisikan sebagai wilayah V dan permukaan batasnya adalah S. Untuk
kebalikan dari permeabilitas magnetik μ. Persamaan (5) membaginya, bentuk yang dipilih adalah segitiga.
kemudian disebut persamaan dasar potensi vector medan Diasumsikan bahwa variasi A atas unsur tertentu dan
magnetostatik. Kondisi batas umum yang harus dipenuhi pada permukaannya diberikan oleh:
antarmuka media stasioner yang berbeda berasal dari bentuk ̅ (x,y,z) = ∑ (18)
integral terbatas persamaan Maxwell, dan diberikan oleh: Dimana indeks i adalah simpul dari prisma segitiga (1
Bn1-Bn2 = 0 (6) sampai 6), dan x, y, z adalah koordinat sistem Cartesian dari
Ht1-Ht2 = 0 (7) persegi panjang. Dengan mensubsitusikan persamaan (18) ke
Jn1-Jn2 = 0 (8) dalam persamaan (11), dan turunan parsial F yang
dimana subskrip 1 dan 2 menunjukkan media yang berhubungan dengan masing-masing nilai nodal harus
dipertimbangkan, dan n dan t menunjukkan komponen normal dihilangkan, sehingga bisa didapatkan satu set persamaan
dan tangensial. Permukaan kerapatan arus Js ada pada aljabar nonlinier dari bentuk matriks:
antarmuka, ketika salah satu daerah memiliki konduktivitas [S] [A] = [J] (19)
terbatas, sedemikian kasus pada persamaan (7) perlu diubah. dimana S adalah koefisien simetris matriks persegi, A
Pemilihan menjadi daerah terhubung yang tertutup, fungsi adalah vektor kolom, dan J adalah vektor kolom dari
energi magnetik dalam V dapat didefinisikan sebagai: kerapatan arus. Untuk persamaan kuasi-linear dan eliptik
F=∭ ∫ ∭ ̅ ̅ (9) seragam (5), diperoleh matrix S positif yang terikat, yang
mana ikatan struktur ditentukan oleh bentuk yang dipilih
Fungsi yang benar untuk masalah medan nonlinier adalah
untuk lokalisasi fungsi Ni [6].
bahwa persamaan Euler menghasilkan persamaan diferensial
parsial nonlinear (5), Memperkenalkan fungsi baru W yang
4. Penghitungan Fluks Density pada Airgap
mengekspresikan fungsi energi sebagai berikut:
Magnet permanen yang akan digunakan pada penelitian ini
̅ ̅
= (10) adalah magnet NdFeB. Karakteristik yang paling penting
∇ ∇
Fungsi energi dapat diekspresikan sebagai berikut: untuk bahan magnet permanen adalah kerapatan fluks
F= ∭ -2 .̅ ̅ dv (11) remanen, kekuatan medan koersif, kurva hysteresis dan
produksi energi [5].
Variasi pertama F harus hilang untuk F menjadi stasioner di
Magnet permanen NdFeB memiliki kurva demagnitization
V.
linear, dan kekuatan medan koersif pada suhu kamar hanya
F( ̅) = 0 (12)
dapat dihitung atas dasar kerapatan fluks magnetic Br dan
Dengan menggunakan identitas vektor dan teorema
permeabilitas recoil relatif μr rec sebagai:
divergensi, maka dapat diperoleh:
(20)
F( ̅) =∭ ∇x{ ∇ ̅ - ̅ . ̅ dv +
Kerapatan fluks magnet yang dihasilkan dalam air gap δ
∯ ∇ ̅ x ̅] . ̅ ds = 0 (13) oleh PM dengan kurva demagnetization linear dan tebal hM
Dari lemma fundamental dari kalkulus variasi, setiap istilah ditempatkan di sirkuit magnetik dengan permeabilitas magnet
dalam tanda kurung di atas harus hilang secara independen. tak berhingga dan airgap δ adalah:
Sehingga: (21)
∇x{ ∇ ̅ - ̅ = 0 dalam V (14)
Dan Persamaan (18) diatas telah diturunkan dengan asumsi hchM
≈ HM hM + Hg δ, Hc didapatkan dari persamaan (18), HM = Bg /
{ ∇ ̅ - ̅ = 0 dalam S (15)
(μ0 μr rec) dan Hg = Bg / μ0.
Dimana S adalah pembatas permukaan yang tertutup, V
adalah volume dan ̅ adalah unit luar vektor normal terhadap
5. Metode Maxwell Stress Tensor untuk Menghitung Gaya
permukaan S.
Persamaan (5) adalah persamaan Euler dari fungsi yang dan Torsi Pada Motor
telah didefinisikan oleh persamaan (9) atau persamaan (11), Untuk menghitung besarnya gaya dan torsi pada motor ini
pemenuhan jenis kondisi batas homogen Dirichlet -dan menggunakan metode Maxwell stress tensor. Penggunaan
Neumann- jika tidak ada ketentuan lain. Fungsi energi dapat metode Maxwell stres tensor ini dikarenakan metode ini
dipilih dalam bentuk yang dimodifikasi menjadi seperti sederhana dari perspektif komputasi karena hanya
berikut: memerlukan distribusi kerapatan fluks lokal sepanjang garis
tertentu atau kontur [7].
F= ∭ -2 .̅ ̅ dv + ∯ ̅ . ̅ ds (16)
Dengan menggunakan definisi Maxwell stres tensor,
Sehingga untuk memenuhi syarat batas yang lebih umum: kekuatan gaya (force) dapat ditentukan atas dasar kepadatan
{ ∇ ̅ x ̅ + ̅ = 0 dalam S (17) fluks magnetik, sehingga gaya tangensialnya adalah:
∫ (22)
3. Perumusan Persamaan Finite Element
Persamaan Finite-elemen mendekati prinsip variasi di mana , Li, Bn dan Bt masing-masing secara berurutan
menggunakan persamaan (11) yang kemudian dikembangkan. adalah permeabilitas magnetik, panjang rotor efektif,
Wilayah V dibagi menjadi sub daerah dengan jumlah yang komponen radial (normal) dari kerapatan fluks magnetik dan
terbatas, yang disebut elemen, sehingga tidak ada dua elemen komponen tangensial dari kerapatan fluks magnetik.
berpotongan dan penyatuan semua elemen merupakan seluruh
3
Persamaan torsi adalah T = r × F dan hubungannya dengan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
persamaan (22) adalah:
A. Hasil Simulasi Berbagai Variasi
∮ (23)
Pada penelitian ini telah dilakukan berbagai variasi. Yang
dimana r adalah jari-jari lingkar yang terletak pada air gap. merupakan variabel manipulasinya adalah sudut kemiringan α
Finite grid yang digunakan pada persamaan di atas adalah rotor dan stator (o), jumlah stator (buah), jumlah rotor (buah),
untuk masing-masing elemen i. Sedangkan torsi dalam jarak antara (airgap) stator dan rotor (mm).
koordinat silinder merupakan jumlah torsi untuk setiap
elemen i, dan dinyatakan sebagai berikut: 1. Variasi Jumlah Rotor yang Digunakan
∑ ∮ (24)
4
medan magnetnya tepat, maka kekuatan medan magnet akan Grafik 7 menampilkan hasil simulasi dari variasi jarak
lebih optimal dalam menghasilkan torsi. Untuk mengetahui airgap antara stator dan rotor yang telah dilakukan. Pada
sudut berapa yang tepat untuk digunakan pada desain motor grafik tersebut terlihat bahwa semakin bertambah jarak
ini, maka perlu disimulasikan dengan berbagai variasi sudut. airgapnya, maka torsi yang dihasilkan semakin berkurang.
Pada desainnya Brady, digunakan sudut 34o pada motornya.
Untuk itu, sudut kemiringan (α) stator dan rotor divariasikan
mulai sudut 30o dengan interval 4o yaitu sebesar 30o, 34o, 38o,
42o dan 46o.
Gambar 5 merupakan sebaran fluks magnetik dengan
variasi sudut kemiringan (α) stator dan rotor sebesar 42o. Torsi
yang dihasilkan adalah 1,094 N*m. Sudut sebesar 42 o ini
menghasilkan nilai torsi yang paling besar diantara variasi
yang lainnya. Hal ini dikarenakan bidang magnet yang saling
tolak-menolak memiliki daerah kontak yang banyak
dibandingkan dengan desain dengan sudut lain. Sehingga daya Gambar 7 Variasi jarak antara (airgap) stator dan rotor,
tolaknya lebih optimal. Selain daya tolak, motor ini masih serta torsi yang dihasilkan
dipengaruhi gaya tarik, namun pada desain ini dengan sudut
kemiringan 42o, bidang yang saling tarik menarik, tepat pada 5. Variasi Susunan Magnet Halbach Array
sisi samping magnet, sehingga daya tarik magnetnya tidak Susunan magnet halbach array bisa menguatkan medan
begitu kuat. Hal ini lebih mengoptimalkan torsi yang magnet yang dihasilkan. Namun untuk mengetahui, apakah
dihasilkan. juga bisa meningkatkan torsi yang dihasilkan pada motor
bertenaga magnet ini, maka dilakukan simulasi terhadap
variasi susunan magnet halbach array, yaitu arah magnetnya
berselang-seling.
Gaya
dorong Setelah dilakukan simulasi, ternyata desain motor dengan
menggunakan susunan magnet halbach array hanya
menghasilkan torsi sebesar 0,0116 N*m. Torsi yang dihasilkan
Gaya tarik jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan menggunakan
susunan magnet yang searah dan saling berhadap-hadapan.
Hal ini disebabkan karena setiap rotor dipengaruhi oleh gaya
tarik dengan stator yang besar. Sehingga sangat menghambat
Gambar 5 Sebaran fluks magnetik pada variasi sudut 42o pergerakan rotor.
5
B. Desain Akhir yang Dihasilkan Tabel 2. Data variasi ukuran mesh
Setelah dilakukan simulasi dengan berbagai variasi, maka Ukuran Jumlah Jumlah Torsi
No
didapatkan nilai-nilai dari parameter yang bisa menghasilkan Mesh Nodes Element (N*m)
torsi yang maksimal. Berikut ini merupakan nilai-nilai 1 Default 29695 59428 1,0943
tersebut; sudut kemiringan α rotor dan stator 42 o, Jumlah 2 0,7 60318 119916 1,1158
stator 30 buah (jarak antar magnet 12o), Jumlah rotor 6 buah
(jarak antar magnet 6o), Jarak antara (airgap) stator dan rotor : 3 0,5 120701 241040 1,1168
1 mm, Arah magnet Searah, Kekuatan magnet neomydium , 4 0,4 141180 281317 1.1150
52 MGOe.
Nilai-nilai tersebut kemudian digabungkan menjadi satu Jumlah nodes dan element yang dihasilkan pada setiap
desain dalam motor bertenaga magnet permanen. Gambar 4.10 variasi ukuran mesh bisa dilihat pada tabel 2. Pada tabel
berikut ini merupakan desain berdasarkan parameter- tersebut juga ditampilkan nilai torsi yang dihasilkan.
parameter tersebut. Ukuran mesh yang semakin kecil, mengakibatkan proses
Untuk mengecek apakah setelah penggabungan, torsi yang iterasi lebih lama namun hasil yang dihasilkan lebih teliti/
dihasilkan akan mengalami penurunan atau minimal sama kontinyu karena titik perhitungannya lebih banyak.
dengan yang dihasilkan sebelumnya maka dilakukan simulasi
kembali dengan parameter-parameter yang telah disebutkan
tadi. Gambar 9 merupakan hasil simulasinya. Torsi yang IV. KESIMPULAN
dihasilkan ternyata tidak mengalami penurunan, yaitu sebesar Pada penelitian ini telah dilakukan simulasi terhadap desain
1,3383 N*m. Sehingga bisa disimpulkan bahwa nilai-nilai dari motor bertenaga magnet permanen dengan berbagai variasi
parameter-parameter tersebut merupakan nilai yang sudah parameter. Berdasarkan simulasi tersebut, didapatkan desain
optimal. motor bertenaga magnet permanen yang bisa menghasilkan
torsi sebesar 1,3383 N*m, dengan nilai parameter sebagai
berikut: Sudut kemiringan α rotor dan stator 42o, Jumlah stator
30 buah (jarak antar magnet 12o), Jumlah rotor 6 buah (jarak
antar magnet 6o), Jarak antara (airgap) stator dan rotor : 1
mm, Arah magnet Searah, Kekuatan magnet neomydium , 52
MGOe.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Waide, Paul. 2011. Energy Efficiency Policy Opportunities for Electric
Motor Driven Systems. France: International Energy Agency.
[2] Melfi, Michael and S.David Rogers. Permanent-Magnet Motors for
Energy Savings in Industrial Applications. IEEE Transactions On
Gambar 9. Hasil simulasi desain hasil penggabungan Industry Applications, vol. 44, no. 5, pp. 1360-1366, Sept./Oct. 2008.
parameter yang optimal Standard
[3] Brady, Mike. (2006). Patent No. WO 2006/045333 AI. Germany.
C. Hasil dari Variasi mesh [4] Xia Li, Ling Xia, Wufan Chen, Feng Liu, Stuart Crozier, Dexin Xie.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid, maka ukuran Finite element analysis of gradient z-coil induced eddy currents in a
permanent MRI magnet. Elsevier Journal of Magnetic Resonance, vol.
mesh divariasikan. Ukuran mesh dibuat lebih kecil selama
208, pp. 148–155. November 2010.
komputernya masih bisa meng-iterasi-kan. Pada simulasi [5] Manninen, Aino. 2012. Evaluation of the effects of design choices on
sebelumnya, ukuran mesh dibuat default dari softwarenya, surface mounted permanent magnet machines using an analytical
artinya tidak dirubah-rubah. Untuk variasi mesh ini, ukuran dimensioning tool. Master’s Thesis in the Aalto-University School Of
Electrical Engineering.
meshnya divariasikan dari ukuran default; 0,7; 0,5 dan 0,4.
[6] Sarma, Mulukutla S. 1976. Magnetostatic feld computation by fnite
Dibawah 0,4, proses pembentukan meshing dan proses iterasi element formulation. Electrical and Computer Engineering Faculty
berjalan sangat lama, dan hasil torsi yang dihasilkan sudah Publications. Northeastern University.
tidak berubah secara signifikan, sehingga variasi mesh [7] Gieras, Jacek F. 2010. Permanent Magnet Technology, Design and
Application. United Stated: CRC Press.
dihentikan sampai ukuran 0,4.