Perancangan Sistem Informasi Manajemen Persediaan (Studi Kasus: Pdam Tirta Sakti Kabupaten Kerinci)
Perancangan Sistem Informasi Manajemen Persediaan (Studi Kasus: Pdam Tirta Sakti Kabupaten Kerinci)
Perancangan Sistem Informasi Manajemen Persediaan (Studi Kasus: Pdam Tirta Sakti Kabupaten Kerinci)
Abstract
Inventory is a very important thing for a company due to the inventory production process
can proceed smoothly without having to worry about a shortage of goods or materials used
for production activities or operations. But if too much inventory, it will cause harm to the
company because the company has issued a number of costs for treatment of the goods. In
addition, the company's funds will be allocated to carry too much inventory purchases.
Based on research that has been done, there are some problems faced by the Regional
Water Company (PDAM) Tirta Sakti related to inventory management. The problem is the
difficulty of PDAM Tirta Way office in determining whether certain types of goods are still
available at eight branches or warehouses. This could be due to the unclear recording of
goods in and out of the barn. In addition, other problems are frequent delays in the
procurement process that resulted in running out of stock of goods in a warehouse in central
and branch warehouses. This has happen because there is no clear safety stock that can be
used as a basis when to re-order goods. The absence of a good coding system of goods also
causes problems. This is due to the items contained in the warehouse is well organized
neatly so many different kinds of goods are mixed with each other. As a result, the
warehouse had difficulty in determining whether the item is still available in the warehouse
or not. Therefore, inventory management information system design is to overcome the
above problems. Inventory management information system design is done so that there is
no shortage of goods in warehouse contained due to the existence of information system
design is the central part can find out directly the number of stocks contained in each
warehouse, when the goods are to be ordered, and how many number items to be ordered
so that the ordering of goods can be directly carried out without waiting for the demand for
goods by the branch warehouses. In addition, the information system is also equipped with a
coding system so that goods are goods in the warehouse can be grouped according to the
criteria, type and size specified.
Selain itu, dengan sistem persediaan memenuhi permintaan dari konsumen atau
sekarang ini sering terjadi keterlambatan pelanggan setiap waktu [9].
dalam proses pengadaan barang sehingga Menurut Herjanto, terdapat enam fungsi
mengakibatkan kehabisan stock barang pada penting yang dikandung oleh persediaan
semua gudang baik gudang pusat maupun dalam memenuhi kebutuhan yaitu :
gudang-gudang cabang. Hal ini dapat
1. Menghindari adanya resiko
disebabkan karena tidak jelasnya jumlah
keterlambatan bahan baku yang
safety stock yang menjadi stock minimal
dipesan
jumlah barang digudang sebelum dilakukan
2. Menghindari adanya bahan baku yang
pemesanan barang kembali. Selain itu, tidak
cacat pada waktu pemesanan
jelasnya waktu yang disepakati dengan
3. Menghilangkan resiko terhadap
supplier untuk dapat memasok barang tepat
kenaikan harga produk yang akan
waktu juga dapat menjadi penyebab
dipesan.
keterlambatan dalam proses pengadaan
4. Untuk menghindari kesulitan dalam
barang ini.
memenuhi bahan baku yang bersifat
Tidak adanya sistem pengkodean barang-
musiman.
barang yang terdapat di gudang juga
5. Mendapatkan potongan harga yang
menyebabkan timbulnya masalah. Hal ini
lebih murah pada saat pembelian
menyebabkan barang-barang yang terdapat
6. Menciptakan pelayanan yang baik
di gudang tidak disusun dan dikelompokkan
kepada pelanggan dengan tersedianya
dengan rapi sehingga banyak barang-barang
barang yang diperlukan oleh
yang berbeda jenis dan ukuran diletakkan
pelanggan.
pada tempat yang sama dan mengakibatkan
barang-barang tersebut bercampur aduk.
Akibatnya bagian pusat mengalami kesulitan 2.2. Sistem Pengendalian Persediaan
dalam mengontrol dan mengetahui stock 1. Model persediaan deterministik
barang yang terdapat di gudang dengan
cepat. Model persediaan deterministik
Oleh karena itu, dilakukan perancangan digunakan untuk volume permintaan sudah
sistem informasi yang dapat digunakan diketahui dengan pasti. Model deterministik
untuk kodefikasi barang dan memanajemen digunakan pada kondisi permintaan yang
persediaan barang yang terdapat di gudang, tetap untuk menentukan kebijakan
baik di gudang pusat maupun di gudang persediaan yang optimal [7].
cabang, dengan memperhatikan jumlah Pada model deterministic, semua
persediaan yang seharusnya terdapat di parameter dan variabel diketahui atau bisa
semua gudang, safety stock setiap barang dihitung dengan pasti. Tingkat permintaan
yang terdapat di gudang, sistem warning dan biaya persediaan diasumsikan bisa
untuk mengetahui kapan barang-barang diketahui dengan pasti, sedangkan
tersebut harus dipesan yang disesuaikan penambahan dan waktu tunggu dianggap
dengan lead time masing-masing barang, konstan. Dalam persediaan yang
sistem persediaan yang terintegrasi antara deterministic tidak diperlukan adanya safety
satu gudang dengan gudang yang lainnya stock, karena pemakaian barang dan
sehingga bagian pusat dapat mengetahui kedatangan barang sudah pasti, sehingga
secara langsung gudang mana yang masih bisa diterapkan proses
mempunyai persediaan terhadap suatu jenis pengadaan/pembelian barang secara JIT
barang tertentu. (Just In Time).
2. Model persediaan probabilistik
1. TINJAUAN PUSTAKA Volume permintaan belum diketahui
2.1. Persediaan dengan pasti. Model persediaan probabilistik
digunakan apabila permintaan di masa
Persediaan juga dapat diartikan sebagai datang tidak diketahui secara pasti, tetapi
aktiva yang meliputi barang-barang milik dapat diketahui melalui masa lalu. Pola
perusahaan dengan maksud untuk dijual persediaan probablistik menjelaskan pola
dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan pada suatu safety stock untuk
persediaan barang-barang yang masih mengantisipasi terjadinya ketidakpastian
dalam pengerjaan/proses produksi, maupun dalam lead time (waktu tunggu), yaitu
persediaan bahan baku yang menunggu waktu yang diperlukan sejak permintaan
penggunaannya dalam suatu proses hingga barang datang.
produksi, atau produk yang disediakan untuk
Kode huruf ini pada mulanya terlihat lunak. Dengan menggunakan UML kita dapat
sebagai sesuatu yang menarik, karena dua membangun model untuk segala bentuk dan
sebab. Pertama, dengan memakai aksara, jenis aplikasi perangkat lunak, yang mana
pengulangan baru terjadi setelah 26 aplikasi yang dibangun dapat berjalan pada
hitungan, dibandingkan dengan angka yang perangkat lunak dengan sistem operasi dan
harus mengulang setelah 10 hitungan. jaringan apapun [Wendhie Prayitno, 2006].
Kedua, kode huruf dapat menekankan pada
Bentuk diagram yang digunakan untuk
sesuatu yang bersifat peringatan: kode ini
merepresentasikannya adalah sebagai
mudah diingat dalam kaitannya dengan
berikut [8] :
penjelasan dimaksud (misalnya S.O.S).
a. Class Diagram
c. Kode Angka
Kode ini terdiri dari tiga jenis, antara lain: Sebuah class diagram menunjukkan
• Urutan Acak struktur yang statis dari beberapa class
Dalam metode ini, tidak ada usaha dalam suatu sistem. Class-class
memilah-milah ke dalam klasifikasi merepresentasikan suatu keadaan
manapun, angka hanya ditambahkan (atribut/properti) dan yang akan dikerjakan
sesuai keperluan. Jadi tidak diciptakan oleh sistem (metoda/fungsi).
cara mengingatnya. b. Object Diagram
• Sistem Kelompok Produk
Sejumlah nomor disediakan untuk Bersifat statis, diagram ini
sekelompok produk tertentu, yang akan memperlihatkan instansiasi statis dari segala
memudahkan identifikasi kelak. sesuatu yang dijumpai pada diagram kelas.
• Sistem Kelompok Kelas c. Use Case Diagram
Sejumlah nomor disediakan untuk item
tertentu. Misalnya, paBar Codeik electro Use case diagram merupakan suatu
motor mengalokasikan nomor 1-100 bentuk diagram yang menggambarkan
untuk shaft, 101-200 untuk bearings, fungsi-fungsi yang diharapkan dari sebuah
serta 201-220 untuk luBar Codeicators, sistem yang dirancang. Dalam Use-case
dan seterusnya. Sistem kode yang diagram penekanannya adalah “apa” yag
digunakan Shell dan Pertamina, misalnya, diperbuat oleh sistem, dan bukan
mirip gabungan antara sistem kelompok “bagaimana”. Sebuah use-case akan
produk dan sistem kelompok kelas. merepresentasikan sebuah interaksi antara
pelaku atau actor dengan sistem.
2.6. Sistem Informasi Manajemen d. Sequence Diagram
Menurut Robert A. Leitch [Riyanto, Sequence Diagram merupakan diagram
2009], Sistem informasi adalah suatu sistem yang mengambarkan kolaborasi yang
didalam suatu organisasi yang dinamis antara obyek satu dengan yang lain.
mempertemukan kebutuhan pengolahan Kolaborasi ini ditunjukkan dengan adanya
transaksi harian, yang mendukung fungsi interaksi antar obyek di dalam dan di sekitar
operasi organisasi, bersifat manajerial sistem yang berupa pesan atau instruksi
dengan kegiatan strategi dari suatu yang berurutan. Sequence diagram
organisasi dan menyediakan kepada pihak umumnya digunakan untuk menggambarkan
luar tertentu dengan laporan-laporan yang suatu skenario atau urutan langkah-langkah
diperlukan. yang dilakukan baik oleh actor maupun
Sistem informasi manajemen sistem yang merupakan respon dari sebuah
merupakan suatu sistem yang dibuat untuk kejadian untuk mendapatkan hasil atau
melaksanakan pengolahan data yang akan output.
dimanfaatkan oleh suatu organisasi. Data
diolah untuk mendapatkan informasi yang e. Collaboration Diagram
digunakan untuk pemngambilan keputusan.
Sebuah collaboration diagram
menunjukkan kolaborasi yang dinamis yang
2.7. Unified Modeling Language (UML)
mirip dengan sequence diagram.
UML adalah kependekan dari Unified Collaboration diagram digambarkan sebagai
Modeling Language yang merupakan suatu sebuah obiject diagram dimana sejumlah
cara untuk menyelesaikan suatu masalah obyek ditunjukkan disekitarnya dengan
dengan mendeskripsikannya yang telah hubungan-hubungannya.
menjadi standar dalam dunia industri untuk
f. Statechart Diagram
memvisualisasikan, merancang dan
mendokumentasikan sistem perangkat
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan suatu
rangkaian proses yang berkaitan secara
sistematis dan bertujuan untuk memperjelas
dan menuntun proses penelitian agar tujuan
yang diinginkan tercapai dengan baik.
Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari
beberapa tahap, yaitu tahap persiapan
penelitian, pengumpulan data, pengolahan
data, analisis, dan penutup. Masing-masing
tahap penelitian tersebut akan dijelaskan
secara lebih detail.
barang yang keluar, persediaan awal Tabel 1. Pemakaian Pipa PVC 0.5” Pada
dan persediaan akhir dari setiap jenis Tahun 2010
barang.
2. Lead time pemesanan barang dari PIPA PVC 0,5"
Bulan
supplier Pemakaian
Januari 2010 275
Februari 2010 283
A Maret 2010 487,5
April 2010 567
Pengumpulan Data Mei 2010 444,5
data harga barang,
Juni 2010 497
data pemakaian barang dalam waktu setahun,
Juli 2010 511
lead time pemesanan barang dari supplier.
Agustus 2010 454
Pengolahan Data Persediaan Pengolahan
September 2010 362
Data Oktober 2010 468
Penentuan Nilai Service Level setiap produk
Nopember 2010 470
Perhitungan Nilai Safety Stock setiap produk
Desember 2010 533
Perhitungan Nilai Reorder Point dan jumlah
pemesanan Total 5352
Kodefikasi Barang Rata-Rata 446
ST Dev 92,80992306
Perancangan Sistem Informasi
1. Pembuatan Proses Bisnis diagram
2. Object oriented analysis 4.2.1 Perhitungan Nilai Service Level
- penentuan actor,
- use case,
- use case documentation
- use case diagram.
No
3. Object oriented design
- perancangan Class Diagram,
- Activity Diagram,
- Sequence Diagram,
- Entity Relationship Diagram,
- User interface
4. Perancangan database
Normalisasi Database
5. Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen
Inventory
6. Pembuatan report pemesanan, pemakaian barang, dan
persediaan untuk keperluan evaluasi
7. Verifikasi sistem informasi
Gambar 2. Penentuan Service Level
System Requirement Pada Kurva Normal
yes
Berdasarkan hasil survei pada PDAM
Analisis Perancangan Sistem Tirta Sakti, rata-rata frekuensi pemesanan
barang yang dilakukan perusahaan per
PENUTUP tahun sebanyak 24 kali atau 2 kali untuk
1. Kesimpulan setiap bulannya. Sedangkan kebijakan
2. Saran
perusahaan memberikan toleransi 1 kali
kehabisan stok dalam setahun.
END
Karena 1 kali kehabisan stok ditoleransi,
Gambar 1. Skema Metodologi Penelitian maka tidak terjadi kehabisan stok adalah 24
(Lanjutan) – 1 = 23 kali/tahun.
Jadi,
tersebut diolah untuk mengetahui berapa jumlah mengakses data pada bagian cabang
barang yang harus dipesan oleh bagian pusat dengan lainnya. Adapun bagian-bagian yang dapat
memberikan surat order pemesanan barang yang telah diakses oleh kasubag bagian cabang pada
sistem informasi yang dirancang ini adalah
dilakukan pengecekan oleh kasubag logistik cabang
sebagai berikut:
untuk disetujui oleh kepala cabang.
a. Form untuk melihat data pemakaian
Berdasarkan surat order yang telah disetujui oleh barang
kepala cabang yang bersangkutan, kasubag logistik b. Form untuk membuat laporan
bagian pusat selanjutnya memberikan surat order pemakaian barang
pemesanan barang tersebut kepada kepala bagian c. Form untuk melihat data penerimaan
umum untuk meminta persetujuan pemesanan barang. barang
d. Form untuk membuat laporan data
Setelah surat order pemesanan barang disetujui oleh
penerimaan barang
kepala bagian umum, kasubag logistik bagian pusat e. Form untuk melihat data barang
melakukan pemesanan barang kepada supplier dari f. Form untuk membuat laporan data
barang-barang tersebut. barang
Setelah barang-barang yang dipesan datang, g. Form data persediaan barang
selanjutkan dilakukan pengecekan secara visual oleh
3. Kasubag Bagian Pusat
bagian tata usaha sebelum barang-barang tersebut
Kasubag bagian pusat dapat mengakses
diberikan kepada cabang-cabang yang memintanya.
seluruh data yang terdapat pada seluruh
Apabila terdapat barang yang cacat maka bagian tata cabang PDAM Tirta Sakti. Adapun bagian-
usaha akan mengembalikan barang tersebut ke bagian bagian yang dapat diakses oleh kasubag
tata usaha untuk dilakukan penggantian barang yang bagian pusat pada sistem informasi yang
cacat dengan barang yang baik. Setelah itu, barang- dirancang ini adalah sebagai berikut:
barang yang telah dilakukan pengecekan selanjutnya a. Form untuk melihat data pemakaian
barang
diberikan kepada cabang-cabang yang bersangkutan
b. Form untuk membuat laporan
dan masing-masing cabang harus membuat laporan pemakaian barang
penerimaan barang. c. Form untuk melihat data penerimaan
barang
d. Form untuk membuat laporan data
4.2.5.2 Spesifikasi Kebutuhan Sistem penerimaan barang
e. Form untuk melihat data barang
Adapun deskripsi pengguna sistem
f. Form untuk membuat laporan data
informasi dapat dilihat sebagai berikut :
barang
1. Petugas Pelaksana
g. Form data persediaan barang
Adapun bagian-bagian yang dapat
h. Form data pemesanan barang
diakses oleh petugas pelaksana pada sistem
i. Form untuk membuat laporan
informasi yang dirancang ini adalah sebagai
pemesanan barang
berikut:
a. Form pengisian data pemakaian barang
b. Form untuk melihat data pemakaian
4.2.5.3 Usecase Diagram
barang
Usecase Diagram digunakan untuk
c. Form untuk membuat laporan
mengambarkan interaksi antara pengguna
pemakaian barang
sistem (actor) dengan kasus (usecase) yang
d. Form pengisian data penerimaan barang
disesuaikan dengan langkah-langkah
e. Form untuk melihat data penerimaan
(scenario) yang telah ditentukan. Suatu
barang
Usecase diagram biasa terdiri dari use case,
f. Form untuk membuat laporan data
sistem dan aktor yang menjalankan sistem
penerimaan barang
tersebut. Adapun yang termasuk usecase
g. Form pengisian data barang
dalam perancangan sistem informasi
h. Form untuk melihat data barang
manajemen persediaan ini adalah login,
i. Form untuk membuat laporan data
memesan barang, memeriksa ketersediaan
barang
barang, membuat laporan pemesanan
j. Form data persediaan barang
barang, membuat laporan persediaan,
memproses data barang, memproses data
2. Kasubag Bagian Cabang
pemakaian barang, menerima barang,
Kasubag bagian cabang ini hanya dapat
membuat laporan penerimaan barang,
mengakses data-data yang berhubungan
membuat laporan pemakaian barang.
dengan cabang nya saja atau tidak dapat
5.2 Saran
Adapun saran penulis yang diharapkan
berguna untuk pengembangan penelitian ini
adalah:
1. Untuk penelitian selanjutnya,
disarankan agar perancangan sistem
kodefikasi barang yang dilakukan tidak
hanya untuk kodefikasi barang di
gudang saja, tetapi juga dapat
Gambar 11.Relasi antar tabel penyusun melakukan kodefikasi terhadap seluruh
database inventaris yang terdapat pada PDAM
1. Form Input Data Tirta Sakti.
a. Form input data barang 2. Perancangan sistem informasi
b. Form input data penerimaan barang manajemen persediaan selanjutnya,
c. Form input data pemakaian barang disarankan menggunakan bahasa
d. Form input data pemesanan barang pemrograman yang bersifat open
2. Form Laporan source seperti bahasa pemrograman
a. Laporan data barang PHP dan JAVA sehingga pihak
b. Laporan data pemakaian barang perusahaan tidak perlu mengeluarkan
c. Laporan data penerimaan barang biaya untuk memperoleh licensi resmi
d. Laporan data pemesanan barang dari bahasa pemrograman ASP.NET
e. Laporan data persediaan barang yang digunakan.
3. Form Pengolahan data Persediaan
a. Form View data persediaan DAFTAR PUSTAKA
b. Form pengolahan data ROP dan
jumlah pemesanan [1] K. Ardi, Inyoman, Pengantar Unified
c. Form view data Penerimaan barang Modeling Language (Uml), Jurnal UML,
d. Form view data pemesanan barang 2007.
e. Form view data barang [2] D. W. Fogarty, , Production and
f. Form view data pemakaian barang Inventory Management, 2nd Edition,
4. Form User Cincinnati, Ohio: South Western
a. Form Edit data user Publishing Co, 1991.
b. Form Login [3] V. Gaspersz, Production Planning and
Inventory Control Berdasarkan
Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II
dan JIT Menuju Manufacturing 21,
5. KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta : PT.Gramedia Pustaka
5.1 Kesimpulan Utama., 1998.
[4] R. E. Indrajit dan R. Djokopranoto,
Berdasarkan hasil penelitian yang Manajemen Persediaan. Jakarta :
dilakukan, dapat diambil kesimpulan: Grasindo, 2003.
1. Sistem informasi yang dirancang dapat [5] KNSI, Makalah-Makalah Sistem
digunakan untuk mengetahui jumlah Informasi, Penerbit : INFORMATIKA,
persediaan barang yang terdapat pada 2008.
masing-masing gudang, kapan harus