Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pengaruh Pengkayaan Daphnia Sp. Menggunakan Astaxanthin Terhadap Kualitas Warna Merah Ikan Cupang Halfmoon (Betta

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN

32 Prasetyo, et al. Journal of Fishery Science and Innovation


JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4, No. 1, 32-37, Januaari 2020 e-ISSN: 2502-3276
Vol. 4, No.1, 32-37, Januari 2020
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSIPi

Pengaruh pengkayaan Daphnia sp. menggunakan astaxanthin


terhadap kualitas warna merah ikan Cupang Halfmoon (Betta
splendens, Regan 1910)
Effect of the enrichment of Daphnia sp. with astaxanthin on the red color quality
of Halfmoon Betta Fish (Betta splendens Regan, 1910)
Dony Prasetyo 1)*), Hany Handajani1), David Hermawan1), Iqbal Fuhaira1)
1)
Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
Corresponding author*): donyprasetyo@umm.ac.id

ABSTRACT
Betta fish is one of the ornamental fish culture commodities that has an attractiveness and economic value that is
influenced by the quality of body color. The purpose of this study was to determine the effect of the enrichment of
the live feed with astaxanthin Carophyll© red on the quality of red color of red Betta Fish Halfmoon and to find out
the percent concentration of astaxanthin that gives an optimal value for the color of betta fish. The research method
used was completely randomized design method (CRD) with a dose of astaxanthin treatment enriched in Daphnia
sp. with 5 treatments and 5 replications; 0 g L-1 (control), 0.25 g L-1, 0.5 g L-1, 0.75 g L-1 and 1 g L-1. The fish used is
Betta fish Halfmoon with uniform red color. Observations were made for 30 days including the color quality
(intensity and brightness) using a Color reader Minolta CR-20, the calculation of the amount of Daphnia sp.
consumed during culture period, length and weight gain and water quality. Astaxanthin enrichment in Daphnia sp.
at a dose of 0.25 to 0.5 g L-1 can increase the intensity and brightness of red color in halfmoon betta fish, but the
color increase was temporary. Astaxanthin contained in Daphnia sp. increase the amount of feed consumption.
Keywords: Astaxanthin, Betta fish, Color reader, Red pigment.

ABSTRAK
Ikan Cupang merupakan salah satu komoditi budidaya ikan hias yang mempunyai daya tarik dan nilai ekonomis
dipengaruhi oleh kualitas warna tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian pakan hidup
yang diperkaya dengan astaxanthin Carophyll© red dapat meningkatkan kualitas warna merah pada ikan Cupang
Halfmoon merah serta untuk mengetahui persen konsentrasi Carophyll© red yang memberikan nilai optimal bagi
warna ikan cupang. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL)
dengan perlakuan dosis Carophyll© red yang diperkaya melalui Daphnia sp. dengan 5 perlakuan 5 ulangan : 0 g
(kontrol); 0,25 g L-1; 0,5 g L-1; 0,75 g L-1 dan 1 g L-1. Ikan yang digunakan adalah ikan Cupang Halfmoon dengan
warna yang seragam. Pengamatan yang dilakukan selama 30 hari meliputi kualitas warna (intensitas dan kecerahan)
yang dilakukan dengan menggunakan alat Color reader Minolta CR-20, perhitungan jumlah konsumsi Daphnia sp.
selama pemeliharaan, pertumbuhan panjang, bobot yang dihasilkan dan kualitas air. Pengkayaan astaxanthin melalui
Daphnia sp. pada dosis 0,25 sampai 0,5 g/L dapat meningkatkan secara signifikan intensitas dan kecerahan warna
merah pada ikan Cupang Halfmoon, namun peningkatan warna bersifat semetara. Astaxanthin yang terkandung
dalam Daphnia sp. meningkatkan jumlah konsumsi pakan.
Kata Kunci: Astaxanthin, Color reader, Cupang, Pigmen merah.
DOI: http://dx.doi.org/10.33772/jspi.v4n1
Prasetyo et al. 33
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4, No. 1 32-37, Januari 2020

PENDAHULUAN meningkatkan kualitas warna ikan Cupang


Halfmoon.
Indonesia merupakan salah satu eksportir
terbesar ikan hias, baik yang berasal dari laut maupun METODE PENELITIAN
tawar. Produksi ikan hias Indonesia terus meningkat
9 % per tahun mulai dari 945,3 juta ekor di tahun Penelitian dilakukan di Laboratorium Perikanan
2011 hingga mencapai sekitar 1 miliar ekor di tahun Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) serta
2015 (Weningsari, 2013). Ikan Cupang berada Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan Universitas
diurutan kedua setelah ikan hias botia yaitu dengan Muhammadiyah Malang pada bulan Juni-Agustus
nilai penjualan sebanyak 22.650 ekor. Data tersebut 2019. Bahan yang digunakan selama penelitian
berdasarkan hasil Lalu Lintas Ikan Ekspor di Stasiun meliputi ikan Cupang Halfmoon merah berjenis
Karantina Ikan Kelas 1 Sultan Thaha Provinsi Jambi kelamin jantan. Astaxanthin dengan merk Carophyll©
pada tahun 2010 (KKP, 2011). red, Daphnia sp. Wadah penelitian berupa akuarium
Berbeda dengan ikan konsumsi, ikan hias 10×10×10 cm, Color reader Conica Minolta CR-20,
memiliki pesona tersendiri untuk menarik minat timbangan analitik, aerator set ASC 89031.
konsumen/penghobi. Warna yang indah dan cerah Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
menjadi pesona ikan hias dan menentukan nilai Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 10 kali
jualnya. Ikan Cupang Halfmoon merupakan salah ulangan individu. Daphnia sp. diperkaya dengan cara
satu jenis ikan yang memiliki pesona tersendiri direndam pada larutan Carophyll© red dengan dosis 0
dikarenakan warna yang indah pada ekornya maupun g L-1, 0,25 g L-1; 0,5 g L-1; 0,75 g L-1, dan 1 g L-1.
tubunya (Mardya et al., 2016). Data perubahan nilai intensitas dan kecerahan warna,
Beberapa kendala dihadapi oleh pembudidaya jumlah konsumsi pakan, kelangsungan hidup dan
ikan cupang, seperti kualitas warna kurang baik, kualitas air dianalisis varian (ANOVA). Apabila
pertumbuhan yang masih rendah, dan berbagai terdapat perbedaan signifikan antar perlakuan maka
penyakit yang biasa menyerang selama budidaya dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT)
(Budi et al., 2013). Ada berbagai cara dalam dengan taraf 5 %. Penelitian ini diawali dengan
meningkatkan kualitas warna, yaitu dengan mempersiapkan wadah penelitian berupa akuarium
penambahan pigmen melalui pakan (Sitorus, 2015). persegi sebanyak 50 buah yang telah dibersihkan
Pigmen yang digunakan dapat menggunakan pigmen serta perlengkapan lainnya seperti aerasi, dan
sintetik maupun pigmen alami. Pemberian pigmen pengisian air yang diendapkan selama 24 jam. Ikan
alami menghasilkan peningkatan warna yang lebih Cupang Halfmoon jantan dengan warna merah
baik jika dibandingkan dengan pigmen sintetik seragam sebanyak 50 ekor didapatkan dari petani di
(Barus et al., 2014). Pandaan. Setiap akuarium diisi 1 ekor ikan Cupang.
Teknik manipulasi pigmen merupakan salah satu Carophyll© red sesuai dosis perlakuan dilarutkan
cara yang dilakukan untuk mendapatkan warna indah dalam 1 Liter air, kemudian Daphnia sp. ditebar pada
dan cerah pada ikan cupang, yaitu dengan cara larutan tersebut selama 15 menit untuk pengkayaan.
memperkaya kandungan sel pigmen dalam tubuh Kualitas air diamati setiap hari meliputi parameter
ikan melalui pemberian pakan yang mengandung suhu, DO, dan pH.
karetenoid, astaxanthin (Carophyll© red). Pigmen Ikan Cupang Halfmoon diberi pakan Daphnia sp.
merah astaxanthin telah diujikan diberbagai komoditi yang telah diperkaya sesuai dosis selama 21 hari.
seperti ikan Badut (Yulianti et al., 2014), maskoki Kemudian hari ke 21 sampai hari ke 30 diberi pakan
(Weeratunge dan Perera, 2016), ikan Mas (Jagruthi et Daphnia sp. tanpa pengkayaan untuk mengetahui
al., 2014), dan Discus (Song et al., 2016). pengaruh pewarnaan pascaperlakuan. Pemberian
Pemanfaatan astaxanthin untuk meningkat warna pakan dilakukan sekenyang-kenyangnya, tiga kali
pada ikan Cupang Halfmoon warna merah belum sehari. Pengukuran warna dilakukan setiap 10 hari
pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini sekali, pada bagian badan ikan. Jumlah konsumsi
dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh pemberian pakan dan pengamatan kualitas air dilakukan setiap
astaxanthin Carophyll© red dengan dosis berbeda hari. Data kelulushidupan ikan cupang diukur pada
melalui pengkayaan pada Daphnia sp. untuk akhir penelitian.
34 Prasetyo, et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4, No. 1, 32-37, Januaari 2020

HASIL ragam menunjukkan terdapat perbedaan signifikan


nilai intensitas warna merah pada P1, P2 dan P3.
Colour reader Minolta CR-20 merupakan alat
untuk mengukur warna suatu permukaan bidang Kecerahan Warna Merah
datar. Nilai yang muncul saat pengambilan data Pengujian warna dengan color reader
dengan colour reader yaitu L* (Kecerahan – gelap), menggunakan skala kecerahan suatu objek, sehingga
a* (merah – hijau) dan b* (kuning – biru). semakin rendah nilai yang didapat maka semakin
Pengukuran nilai kecerahan L* berkisar antara 0–100 gelap warna yang dihasilkan. Hasil pengamatan
dimana nilai kecerahan turun (-) maka semakin gelap warna badan ikan Cupang selama pemeliharaan dapat
nilai warna yang didapatkan namun jika nilai naik (+) dilihat pada Gambar 2.
maka semakin cerah warna yang didapat. Nilai a*
berkisar antara ±128 dimana semakin turun (-) maka
semakin hijau warna yang didapat, namun jika nilai
a* naik (+) maka semakin merah warna yang didapat.
Nilai b* berkisar antara ±128 dimana semakin turun
(-) maka semakin kuning warna yang didapat namun
jika nilai b* (+) meningkat maka semakin biru warna
yang didapat.

Intensitas Warna Merah


Berdasarkan hasil pengukuran intensitas warna
merah pada badan ikan Cupang selama pemeliharaan
yaitu dengan menggunakan Colour reader, didapat
nilai intensitas warna merah seperti pada Gambar 1.

Gambar 2. Nilai kecerahan warna merah

Data kecerahan juga menunjukkan trend


peningkatan dari awal perlakuan (H0) hingga akhir
perlakuan (H20), kemudian menurun pada saat pasca
perlakuan (H30). Nilai peningkatan nilai kecerawan
warna tertinggi terdapat pada P1. Sedangkan P0
(kontrol) mengalami penurunan nilai kecerahan.

Jumlah Konsumsi Pakan


Gambar 1. Intensitas warna merah pada badan ikan Jumlah konsumsi pakan oleh ikan menunjukkan
Cupang banyaknya Daphnia sp. yang dikonsumsi tiap ekor
ikan Cupang selama pemeliharaan. Gambar 3. rata-
Data pada H0 menunjukkan bahwa meski hewan rata total Daphnia sp. yang dikonsumsi selama
uji telah dipilih secara cemat agar homogen namun pemeliharaan. Jumlah konsumsi Daphnia sp. berbeda
tetap terdapat perbedaan nilai intensitas warna merah signifikan antara kontrol dan perlakuan. Dimana ikan
pada saat sebelum perlakuan. Hewan uji disetiap lebih banyak mengkonsumsi Daphnia sp. yang
perlakuan mengalami perbahan intensitas warna diperkaya dengan pigmen.
merah dari awal (H0) hingga akhir perlakuan (H20)
dan pascaperlakuan (H30). P0 (kontrol) mengalami Parameter Kualitas Air
trend penurunan warna, sedangkan P1, P2, P3 dan P4 Kualitas air diamati selama perlakuan (Tabel 1)
mengalami trend peningkatan warna hingga H20, menunjukkan rata-rata nilai suhu, pH dan DO. Data
kemudian terjadi penurunan pada H30. Uji sidik kualitas air menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan pada atau dapat dikatakan parameter
kualitas air selama pemeliharaan stabil.
Prasetyo et al. 35
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4, No. 1 32-37, Januari 2020

Ikan Cupang yang dipeliharan dalam waktu


tertentu dan hanya diberi makan Daphnia sp.
mengalami penurunan warna oleh karena kebutuhan
karotennya tidak tercukupi. Menurut Utomo dkk,
(2006) menyatakan kebutuhan karotenoid pada ikan
muda relatif lebih sedikit dibandingkan dengan ikan
dewasa karena perubahan warna tubuhnya belum
tetap. Ikan dewasa membutuhkan kadar karotenoid
yang cukup untuk menunjang pembentukan warna
tubuhnya.
Selain intensitas warna, kecerahan warna juga
Gambar 3. Jumlah konsumsi Daphnia mempengaruhi warna yang tampak. Kecerahan warna
yang ditunjukkan sebagai nilai L* terdapat perbedaan
Tabel 1. Kualitas Air signifikan antara perlakuan dan kontrol (Gambar 2).
Ikan kontrol (P0) yang hanya diberi pakan Daphnia
Rata-rata parameter kualitas air sp. tanpa pengkayaan mengalami penurunan nilai
Perlakuan SR (%)
Suhu (°C) pH DO (mg/L) kecerahan warna selama pemeliharaan. Sedangkan
P0 26±2,4 6,8±2,4 6±0,6 100 ikan Cupang yang mengkonsumsi Daphnia sp. yang
P1 26±2,4 7,4±1,4 5,6±0,4 100
mengandung sejumlah karotenoid dapat
meningkatkan kualitas kecerahan warna pigmen yang
P2 26±2,3 7,4±1,2 6±0,3 100
terdapat pada epitel tubuh. Nampak pada P1 dan P2
P3 26±2,1 6,7±0,7 5,8±0,5 100 nilai kecerahan warna meningkat dari awal perlakuan
P4 26,4±2 6,8±1,5 5,8±0,6 100 yaitu H0 hingga akhir perlakuan H20. Gouveia et al.,
Kisaran
24–30 6,5–7,2 ≥5 (2003), melaporkan bahwa pemberian Chlorella
Optimum*
vulgaris, Haemotococcus pluvialis, Arthrospira
*a. Agus dkk., (2010)
maxima (spirulina) dan astaxantin sintetis dalam
pakan mampu mempengaruhi nilai lightness (L*)
Pembahasan
pada kulit ikan koi dan mas koki. Hal ini diperkuat
juga dengan pernataan Sukarman, et al., (2014),
Pada penelitian ini terdapat perbedaan diantara
astaxantin memiliki kecenderungan menghasilkan
beberapa perlakuan yang diujikan. Nilai pengujian
nilai Hue (campuran warna dasar merah, hijau, biru,
warna dengan menggunakan Color reader Minolta
kuning) yang lebih baik, hal tersebut karena
CR-20 menunjukkan bahwa P0 (kontrol) yang diberi
astaxantin secara langsung dapat tersimpan dalam
pakan Daphnia sp. tanpa pengkayaan mengalami
jaringan tubuh ikan tanpa mengalami perubahan
penurunan intensitas warna pada tubuh ikan selama
struktur kimia.
pemeliharaan. Ikan Cupang yang hanya diberi pakan
Peningkatan intensitas dan kecerahan warna ikan
Daphnia sp. selama 10 hari akan mengalami
Cupang hanya terjadi pada saat pemberian perlakuan
penurunan warna, diduga karena kandungan nutrisi
atau pada saat penambahan Astaxanthin masih terjadi
pada Daphnia sp. tidak cukup untuk menjaga kualitas
yaitu dari H0 sampai H20. Sedangkan pasca
warna ikan Cupang Halfmoon khususnya
perlakuan pada H20 sampai H30, intensitas dan
pembetukan pigmen merah. Sedangkan ikan Cupang
kecerahan warna tubuh cenderung kembali menurun.
yang diberi Daphnia sp. yang diperkaya (P1, P2, P3
Hal ini terjadi karena kandungan Daphnia sp. tidak
dan P4) intensitas warna merah tidak menurun
cukup menunjang kestabilan warna ikan Cupang
bahkan sebagian meningkat. Hal ini menunjukkan
Halfmoon selama permeliharaan. Sehingga dengan
pengkayaan Carophyll© red yang mengandung
adanya penambahan Astaxanthin pada pakan,
Astaxanthin dapat menjaga bahkan meningkatkan
kebutuhan ikan akan karotenoid terpenuhi dan cukup
proses pigmentasi warna merah pada tubuh ikan
untuk menunjang kestabilan warna, bahkan
Cupang Halfmoon. Menurut Ambati et al. (2014),
meningkatkan intensitas dan kecerahannya, namun
astaxanthin mengandung senyawa aktif 10 kali lipat
peningkatan tersebut bersifat sementara. Ikan Cupang
dibandingkan senyawa aktif lain untuk perubahan
yang kembali diberikan pakan tanpa pengkayaan
warna ikan.
36 Prasetyo, et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4, No. 1, 32-37, Januaari 2020

karotenoid, intensitas dan kecerahan tubuhnya pemberian astaxanthin dapat meningkatkan


kembali menurun. kelulushidupan ikan Pelteobagrus fulvidraco yang
Jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan terinfeksi Proteus mirabilis.
terdapat perbedaan yang signifikan antara kontrol dan Hasil pengukuran pH air di semua perlakuan
perlakuan, dimana ikan Cupang Halfmoon perlakuan menunjukkan nilai rata-rata pH sebesar 6,8 sampai
mengkonsumsi Daphnia sp. lebih banyak 7,4 yang artinya masih dalam kisaran optimum. Agus
dibandingkan ikan Cupang kontrol (Gambar 3). dkk (2010), menyatakan besarnya pH air yang sesuai
Perbedaan jumlah konsumsi lebih dipengaruhi karena dengan kebutuhan ikan Cupang adalah 6,5 sampai
adanya perbedaan warna pada Daphnia sp. 7,2. Tingkat keasaman (pH) pada kisaran ini baik dan
Astaxanthin yang diserap oleh Daphnia sp. cukup ideal untuk pertumbuhan ikan cupang karena
menjadikanya berwarna merah sehingga lebih mudah pada keadaan ini ikan cupang tumbuh dengan baik
terlihat oleh ikan Cupang Halfmoon. Ikan Cupang dan pH optimum untuk pertumbuhan ikan adalah
yang dalam perilaku berburunya masih berkisar dari 7 - 8 (Nugroho et al., 2016).
mengandalkan indra penglihatan dapat melihat Oksigen terlarut selama pemeliharaan berada
objek/Daphnia sp. lebih baik karena adanya pigmen pada kisaran 5 hingga 7 mg/L. DO dalam air sangat
warna tersebut. Sehingga lebih banyak Daphnia sp. diperlukan dalam proses respirasi. Kandungan DO
yang tertangkap dan dikonsumsi. Menurut yang rendah akan memperlambat laju pertumbuhan.
Melianawati et al., (2012) tingkat konsumsi pakan Agar performa pertumbuhan maksimal maka DO
akan ditentukan oleh ketersediaan pakan alami, harus dipertahankan diatas 5 mg/L. (Nugroho et al.,
kesesuaian jenis dan ukuran. Pakan yang sesuai akan 2016). Nilai rata suhu pada penelitian ini adalah 26,4
memberikan energi yang cukup untuk metabolisme, °C. Nilai tersebut masih dalam kisaran optimum suhu
pertumbuhan bahkan pigmentasi warna. pada pemeliharaan ikan Cupang(Agus et al., 2010).
Pada penelitian ini juga diukur laju pertumbuhan
ikan Cupang Halfmoon, namun hasil menunjukkan KESIMPULAN
bawah tidak terdapat perubahan bobot dan panjang
yang signifikan antara H0 dan H30. Cupang yang Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
diberikan pakan yang tidak diperkaya ataupun bahwa pemberian Daphnia sp. yang diperkaya
diperkaya dengan astaxanthin tidak dapat Carophyll© red yang mengandung astaxathin dengan
meningkatkan pertumbuhan ikan Cupang. Hal ini dosis perendaman 0,25-0,5 g/L efektif untuk
disebabkan ikan uji yang digunakan sudah dalam peningkatan warna merah ikan Cupang Halfmoon,
stadia dewasa yang tidak lagi mengalami namun peningkatan warna tersebut bersifat
pertumbuhan secara signifikan. Selain itu kebutuhan sementara. Pengkayaan warna tersebut juga dapat
nutrisi untuk tumbuh diduga tidak cukup jika hanya meningkatkan jumlah konsumsi Daphnia sp.
didapatkan dari Daphnia sp. yang dikonsumsi selama
pemeliharaan. Hal ini didukung oleh Yandes et al., DAFTAR PUSTAKA
(2003) menyatakan bahwa pertumbuhan dapat terjadi
jika terdapat kelebihan energi untuk metabolisme Agus M, Yusufi T, Nafi B. 2010. Pengaruh perbedaan
basal, pencernaan, osmoregulasi, perbaikan jenis pakan alami daphnia, jentik nyamuk dan cacing
sel/jaringan serta untuk beraktifitas. Pakan yang sutera terhadap pertumbuhan ikan Cupang hias Betta
memenuhi nilai gizi akan sangat terlihat performasi splendens. Pena Akuatika 2 (1): 21-29.
Ambati RR, Phang SM, Ravi S, Aswathanarayana RG.
yang dihasilkan. Hal tersebut membuktikan bahwa
2014. Astaxanthin: sources, extraction, stability,
ikan mampu memanfaatkan pakan yang diberikan biological activities and its commercial applications-a
untuk pemeliharaan tubuh maupun pertumbuhan. review. Marine Drugs 12 (1): 128-152.
Kelangsungan hidup selama penelitian baik pada Barus, Suranta R, Usman, Syammaun, Nurmatias,
kontrol maupun perlakuan memiliki nilai sebesar 100 Nurmatias. 2014. Pengaruh kon-sentrasi tepung
%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pigmen Spirulina platensis pada pakan terhadap peningkatan
sistetis Astaxanthin melalui Daphnia sp. tidak warna ikan Maskoki (Carassius auratus).
mempengaruhi kelulushidupan hewan uji, disamping Aquacoastmarine 5(4).
parameter air selalu optimum dan stabil selama Budi S, Intan R, Leko N, Tantu AG. 2013. Pengaruh
pemeliharaan. Bahkan menurut Liu et al. (2016) ekstrak Cabe Merah Capasicum annum terhadap
pigmentasi, kadar Leukosit dan pertumbuhan ikan
Prasetyo et al. 37
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4, No. 1 32-37, Januari 2020

Cupang Betta splendens pada dosis yang berbeda. Sukarman, Hirnawati R. 2014. Alternatif karotenoid
Konfernsi Akuakultur Indonesia. 301-307. sintesis (astaxantin) untuk meningkatkan kualitas
Gouveia L, Rema P, Pereira O, Empis J. 2003. Colouring warna Ikan Koi (Carassius auratus). Widyariset 13
ornamental fish (Cyprinus carpio and Carassius
(3): 337-342.
auratus) with micro-algal biomass. Aquaculture
Nutrition 9: 123-129. Utomo NBP, Carman O, Fitriyati N. 2006. Pengaruh
Jagruthi C, Yogeshwari G, Anbazahan SM, Mari LSS, penambahan Spirulina platensis dengan kadar berbeda
Arockiaraj J, Mariappan P, Sudhakar GRL, pada pakan terhadap tingkat intensitas warna merah
Balasundaram C, Harikrishnan R. 2014. Effect of pada ikan Koi Kohaku (Cyprinus carpio L.). Jurnal
dietary astaxanthin against Aeromonas hydrophila Akuakultur Indonesia 5(1): 1-4.
infection in common carp, Cyprinus carpio. Fish and Weeratunge WKOV, Perera BGK. 2016. Formulation of a
Shellfish Immunology 41 (2): 674-680. fish feed for goldfish with natural astaxanthin
KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan) Stasiun extracted from shrimp waste. Chemistry Central
Journal 10 (44)
Karantina Ikan Kelas I Sultan Thaha Jambi. (2001).
Weningsari E. 2013. Pengembangan agribisnis ikan
Laporan Penyampaian Data Lalu Lintas Tahun 2010
Cupang di Kelurahan Ketami Kecamatan Pesantren
Stasiun Karantina Ikan Kelas I Sultas Thaha Jambi.
Kota Kediri. Jurnal Manajemen Agribisnis 13(1).
Jambi: 6 hlm.
Yandes Z, Affandi R, Mongkogita I. 2003. Pengaruh
Liu F, Shi H, Guo Q, Yu Y, Wang A, Lv F, Shen W. 2016. pemberian selulosa dalam pakan terhadap kondisi
Effects of astaxanthin and emodin on the growth, biologis benih ikan Gurami (Osphronemus gourami
stress resistance and disease resistance of yellow lac). Jurnal lktiologi Indonesia 3(l): 27-33.
catfish (Pelteobagrus fulvidraco). Fish & Shellfish Yulianti ES, Maharani HW, Diantari R. 2014. Efektivitas
Immunology 51: 125-135. pemberian astaxanthin pada peningkatan kecerahan
warna ikan Badut (Amphiprion ocellaris). E-jurnal
Mardya S, Sulmartiwi L, Andriyono S. 2017. Penambahan
Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan 3 (1):
mikroalga merah Porphyridium Cruentum pada pakan 313-318.
terhadap kecerahan warna ikan Cupang (Betta
splendens). Journal of Aquaculture and Fish Health 6
(1): 41-47.
Meiyana M, Minjoyo H. 2011. Pembesaran Clownfish
(Amphiprion ocellaris) di bak terkendali dengan
penambahan astaxanthin. Balai Besar Pengembangan
Budidaya Laut. Lampung. Hal 1-8
Melianawati R, Astuti NWW, Slamet B. 2012. Pola
pertumbuhan larva ikan Kerapu Raja Sunu
(Plectropoma laevis) Lacepede, 1801 dan tingkat
konsumsinya terhadap zooplankton rotifer
(Brachionus plicatilis). Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kelautan Tropis 4: 217-228.
Nugroho RA, Manurung H, Saraswati D, Ladyescha D,
Nur FM. 2016. The effects of Terminalia catappa L.
leave extract on the water quality properties, survival
and blood profile of ornamental fish (Betta sp.)
cultured. Biosaintifika 8 (2): 240-247.
Sitorus AMG. 2015. Pengaruh konsentrasi tepung
astaxanthin dalam pakan terhadap peningkatan warna
ikan Maskoki (Carassius auratus). Skripsi. Program
Studi Manajemen Sumberdaya Perairan USU. Medan.
Song X, Wang L, Li X, Chen Z, Liang G, Leng X. 2016.
Dietary astaxanthin improved the body pigmentation
and antioxidant fuction, but not the growth of discus
fish (Symphysodon spp.). Aquaculture Research 48
(4): 1359-1367.

You might also like