Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kinerja Perawat: Pengalaman Dan Pendapatan Gaji Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Kinerja Perawat : Pengalaman Dan Pendapatan Gaji Dalam Pelaksanaan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Andri Yulianto
Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Email : andrri.yuliianto@gmail.com

Abstract : Nurse Performance : Salary Experiences And Income In The Implementation Of


Nursing Care Medication. Documentation is an activity of recording or recording an event and
activities carried out in the form of providing services that are considered very valuable and important.
The documentation of nursing care has not been fully carried out or carried out properly by nurses
where there is no single room with 100% complete documentation. The purpose of research to
determine the factors of Experience and Salary Income that affect the performance of nurses in the
implementation of documenting nursing care. Cross sectional design quantitative research. Primary
data. The population in the study of all nurses is 65 people, 65 samples sampling in total sampling.
Variables in research: documentation, experience, income and salary. Univariate data analysis,
bivariate (chi square). The results of the study found that the complete documentation was 60%, good
experience 69.2%, good income and salary 63.1%. With Documentation of Nursing Care at Pringsewu
Lampung Regional General Hospital. For hospitals Providing continuous training that can be done on
a quarterly or six-month basis, to improve the quality of nursing care documentation especially in
documentation.

Keywords : Nurse Performance, Wage Experience and Income and Documentation of Nursing Care.

Abstrak : Kinerja Perawat : Pengalaman Dan Pendapatan Gaji Dalam Pelaksanaan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Pendokumentasian merupakan suatu kegiatan pencatatan
atau merekam suatu kejadian serta aktivitas yang dilakukan dalam bentuk pemberian pelayanan yang
dianggap sangat berharga dan penting. Pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan belum
sepenuhnya dilakukan atau dilaksanakan dengan baik oleh perawat dimana tidak ada satupun ruangan
dengan pendokumentasian 100% lengkap. Tujuan penelitian untuk mengetahui factor Pengalaman dan
Pendapatan Gaji yang mempengaruhi kinerja perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan. Penelitian kuantitatif rancangan cross sectional. Data primer. Populasi dalam penelitian
seluruh perawat pelaksana berjumlah 65 orang, sampel 65 orang pengambilan sampel secara total
sampling. Variabel dalam penelitian: pendokumentasian, pengalaman, pendapatan dan gaji. Analisa
data univariat, bivariat (chisquare). Hasil penelitian dIketahui dokumentasi lengkap 60%, pengalaman
baik 69,2%, pendapatan dan gaji baik 63,1%. Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Lampung. Bagi rumah sakit Memberikan pelatihan secara kontinu yang dapat dilakukan
secara triwulan atau per 6 bulan, untuk meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan
khususnya dalam pendokumentasian.

Kata kunci : Kinerja Perawat : Pengalaman dan Pendapatan Gaji dan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan

PENDAHULUAN kualitas pelayanan di rumah sakit. Sehingga


setiap upaya untuk meningkatkan kualitas
Perawat merupakan sumber daya manusia pelayanan rumah sakit harus juga disertai upaya
terpenting di rumah sakit karena selain jumlahnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
yang dominan (55 - 65%) juga merupakan profesi keperawatan. (Sandra, 2012).
yang memberikan pelayanan yang konstan dan terus Tolak ukur keberhasilan pelayanan
menerus selama 24 jam kepada pasien setiap hari. keperawatan dalam pedokumentasian asuhan
Oleh karena itu pelayanan keperawatan sebagai keperawatan adalah kinerja perawat. Kinerja
bagian integral dari pelayanan kesehatan jelas perawat mengacu pada tingkah laku saat
mempunyai kontribusi yang sangat menentukan memberikan pelayanan/ asuhan keperawatan

73_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017


kepada pasien. Melalui kinerja, perawat diharapkan Standar V : Evaluasi keperawatan dan Standar VI
dapat menunjukkan kontribusi profesionalnya : Catatan asuhan keperawatan. (Priadi, 2009).
secara nyata dalam meningkatkan mutu pelayanan Dokumentasi dalam keperawatan memegang
keperawatan, yang berdampak terhadap pelayanan peranan penting terhadap segala macam tuntutan
kesehatan secara umum pada organisasi tempatnya masyarakat yang semakin kritis dan
bekerja, dan dampak akhir bermuara pada kualitas mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-
hidup dan kesejahteraan masyarakat. Kinerja juga haknya dari suatu unit kesehatan.
menjadi tolak ukur perawat dalam melaksanakan Pendokumentasian merupakan suatu kegiatan
pendokumentasian asuhan keperawatan dimana pencatatan, pelaporan atau merekam suatu
perawat harus mampu bertanggung jawab dan kejadian serta aktivitas yang dilakukan dalam
bertanggung gugat atas pelayanan keperawatan yang bentuk pemberian pelayanan yang dianggap
telah diberikan berdasarkan proses keperawatan. penting dan berharga. (Sulistiowati, 2014)
(Nursalam, 2014) Rumah sakit umum daerah Pringsewu
Kinerja (prestasi kerja) merupakan hasil kerja adalah satu satunya rumah sakit pemerintah di
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang Kabupaten Pringsewu yang bertipe Rumah sakit
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai C. Rumah sakit ini memiliki ruang rawat inap
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. diantaranya Ruang Penyakit Dalam, Ruang
Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini. Kebidanan, Ruang Perinatologi, Ruang Paviliun
Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi tuntutan Asri, Ruang Anak, Ruang Bedah, Ruang ICU,
masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan dan Ruang VIP Alamanda. Didalam masing -
prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Mutu masing ruangan rawat inap terdapat kepala
tidak terpisahkan dari standar, karena kinerja diukur ruangan, wakil kepala ruangan dan perawat
berdasarkan standar. Melalui kinerja klinis perawat, pelaksana. Ruang Penyakit Dalam berjumlah 12
diharapkan dapat menunjukkan kontribusin Perawat, Ruang Perinatologi berjumlah 10
profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan Perawat, Ruang Paviliun Asri berjumlah 10
mutu pelayanan keperawatan , yang berdampak Perawat, Ruang Anak berjumlah 10 Perawat,
terhadap pelayanan kesehatan secara umum pada Ruang Bedah berjumlah 13 Perawat dan Ruang
organisasi tempatnya bekerja, dan dampak akhir VIP Alamanda berjumlah 10 Perawat. (Profil
bermuara pada kualitas hidup dan kesejahteraan RSUD, 2016)
masyarakat. Salah satu yang mempengaruhi kinerja
adalah pengalaman dan pendapatan gaji, dalam METODE
pendokumentasian asuhan keperawtan. (Hamsoko,
2008) Metode yang digunakan dalam penelitian
Pendokumentasian asuhan keperawatan ini adalah survei analitik dengan pendekatan
merupakan hal yang penting sebagai alat bukti cross sectional yaitu desain penelitian analitik
tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar
dalam menjalankan tugasnya. Pentingnya variable independen dan variabel dependen
pendokumentasian ini sebagai langkah akhir dari diidentifikasi pada satu-satuan waktu. (Dharma,
peran seorang manajer dalam fungsi atau proses 2011) Dengan studi ini, akan diperoleh
manajemennya, yaitu melaksanakan fungsi prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel
pengendalian. Hal ini dapat di ukur dari kualitas dependen (pendokumentasian asuhan
pelayanan dan asuhan keperawatan dengan keperawatan)) dihubungkan dengan penyebab
indikatornya nilai dokumentasi keperawatan. Oleh (variabel independen (kinerja perawat:
karena itu, setiap tindakan yang dilakukan kepada Pengalaman dan Pendapatan Gaji)). (Nursalam,
pasien harus terhindar dari kesalahan-kesalahan 2013). Tehnik pengambilan sampel dalam
dengan cara menggunakan pendekatan proses penelitian ini adalah total sampling. Total
keperawatan dan pendokumentasian yang akurat dan sampling adalah tehnik pengambilan sampel
benar sesuai dengan standar yang berlaku. (Sandra, dimana jumlah sampel sama dengan populasi.
2012) Standar yang ditetapkan dalam Standar Alasan peneliti mengambil total sampling karena
Asuhan Keperawatan terdiri dari : Standar I : jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh
Pengkajian keperawatan, Standar II : Diagnosa populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.
keperawatan, Standar III : Perencanaan (Sugiono, 2007)
Keperawatan, Standar IV : Intervensi keperawatan,

74_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017


Tabel 1. Proporsi sampel Berdasarkan Tabel diatas, dari 65
responden diketahui bahwa 39 (60%) yang
kualitas dokumentasinya lengkap lebih banyak
dibandingkan dengan yang tidak lengkap (26
(40,0%))

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengalaman


Pengalaman Frekuensi Persentase
(%)

Kurang 20 30,8

Baik 45 69,2
HASIL
Jumlah 65 100.0
Analisis Univariat

Hasil analisis univariat dapat disajikan


Berdasarkan Tabel diatas, dari 65
sebagai berikut:
responden diketahui bahwa 45 (69,2%)
pengalaman baik lebih banyak dibandingkan
Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik dengan yang kurang baik (20 (30,8%))
responden
Persentase
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pendapatan dan
Umur Frekuensi (%)
Gaji
< 25 tahun 17 26,1
> 25 tahun 48 73,8 Pendapata
n Persentase
Lama Bekerja Frekuensi Persentase (%) Frekuensi (%)
< 3 tahun 19 54,2 dan Gaji
> 3 tahun 46 70,7
Jenis Persentase Kurang 24 36,9
Kelamin Frekuensi (%)
Wanita 38 58,4 Baik 41 63,1
Pria 27 41,5
Jumlah 65 100.0
Jumlah 65 100.0

Berdasarkan Tabel diatas, diketahui bahwa Berdasarkan Tabel diatas, dari 65


sebagian besar responden berumur> 25 tahun yaitu responden diketahui 41 (63,1%) mengatakan
sebanyak 73,8% , lama bekerja> 3 tahun 70,7% dan pendapatan dan gaji baik lebih banyak
jenis kelamin perempuan 58,4%. dibandingkan dengan yang mengatakan kurang
(24 (36,9%)).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kualitas
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Analisis Bivariat
Kualitas Persentase
Dokumenta Frekuensi Hubungan antara pengalaman terhadap
si (%) kualitas dokumentasi asuhan keperawatan Hasil
Tidak penelitian diketahui dari 20 responden dengan
lengkap 26 40,0 pengalaman kurang, sebanyak 13 (65,0%)
Lengkap 39 60,0 dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan
Jumlah 65 100.0 tidak lengkap sedangkan dari 45 responden

75_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017


pengalaman baik (13 (28,9%)) kualitas dokumentasi hanya mengisi sebatas hal yang dianggap paling
asuhan keperawatan tidak lengkap. penting saja.(Suriana, 2014)
Hubungan antara pendapatan dan gaji Berdasarkan penelitian diketahui sebanyak
terhadap kualitas dokumentasi asuhan keperawatan 35,0% responden dengan pengetahuan yang
Hasil penelitian diketahui dari 24 responden kurang baik namun kualitas
dengan pendapatan dan gaji kurang, sebanyak 16 pendokumentasiannya lengkap, hal ini
(66,7%) dengan kualitas dokumentasi asuhan dimungkinkan adanya pengalaman yang baik,
keperawatan tidak lengkap sedangkan dari 41 supervisi yang baik dan kepemimpinan yang baik
responden pendapatan dan gaji baik (10 (24,4%)) sehingga walaupun pengetahuan tentang
kualitas dokumentasi asuhan keperawatan tidak pendokumentasian kurang baik namun responden
lengkap secara kualitas pendokumentasian mengisi
lengkap atau adanya faktor lain yang tidak
PEMBAHASAN diambil dalam penelitian seperti dukungan antar
kawan kerja yang membagi tugas dengan baik
Hubungan antara pengalaman dengan sehingga responden memiliki waktu yang cukup
Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan untuk bisa mengisi dokumentasi secara lengkap.
Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Menurut pendapat peneliti, peningkatan
Pringsewu. pengetahuan terhadap petugas dalam pengisian
Hasil uji X2 diperoleh p-value = 0,014, maka sangat diperlukan karena pendokuemntasian
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang keperawatan yang tidak lengkap dapat
signifikan antara Pengalaman terhadap kualitas mengurangi kelegalan dari aspek hukum suatu
dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit pendokumentasian sehingga jika terjadi hal yang
Umum Daerah Pringsewu. merugikan perawat tidak bisa membela diri
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia sehubungan dengan dokumentasi yang tidak
pengalaman kerja didefinisikan sebagai suatu lengkap.
kegiatan atau proses yang pernah dialami oleh peningkatan pengetahuan dapat dilakukan
seseorang ketika mencari nafkah untuk memenuhi di ruangan dimana pimpinan ruangan dapat
kebutuhan hidupnya. Pengalaman kerja memberikan manfaat dari pendokumentasian
mempengaruhi seorang pegawai dalam yang dilakukan secara lengkap, tidak hanya
melaksanakan tugas sehari-hari, semakin lama bermanfaat secara managerial namun juga
seseorang bekerja maka akan semakin terampil dan bermanfaat dari aspek hukum.
berpengalaman dalam menyelesaikan tugas. Hubungan antara pendapatan dan gaji
(Nursalam, 2014) Hal ini didukung oleh penelitian dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan
(Sulistiowati, 2012) dengan hasil bahwa yang Keperawatan Hasil uji X2 diperoleh p-value =
mempunyai pengalaman kerja tinggi mempunyai 0,002, maka dapat disimpulkan bahwa ada
kualitas dokumentasi asuhan keperawatan baik hubungan yang signifikan antara pendapatan dan
dalam melaksanakan asuhan keperawatan gaji terhadap kualitas dokumentasi asuhan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa keperawatan. Pendapatan atau kompensasi
sebanyak 28,9% responden dengan pengetahuan merupakan sebagai akibat yang ditimbulkan atas
baik namun kualitas dokumentasi asuhan konsekuensi dari hasil penilaian kerja pegawai.
keperawatannya tidak lengkap, hal ini Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima
dimungkinkan karena adanya faktor lain yang oleh pegawai sebagai balas jasa atas kerja
mempengaruhi kualitas pendokumentasian seperti mereka. Kompensasi atau pendapatan atau gaji
motivasi yang kurang dalam pengisian dokumentasi merupakan salah satu aspek penting bagi pegawai
sehingga responden terkesan yang penting mengisi karena besarnya pendapatan mencerminkan
namun tidak melihat apakah dokumentasi yang diisi ukuran nilai kerja mereka. Bila kompensasi atau
tersebut sudah lengkap atau belum atau adanya penghargaan diberikan secara benar, pegawai
faktor lain yang tidak diambil dalam penelitian akan termotivasi dan lebih terpusatkan untuk
seperti beban kerja dimana beban kerja responden di mencapai sasaran organisasi. Sejalan dengan
ruangan sangat tinggi sehingga tidak memiliki teori yang mengatakan Kompensasi tidak hanya
waktu yang cukup dalam penulisan penting sebagai dorongan utama tetapi juga
pendokumentasian dan pada akhirnya responden berpengaruh terhadap semangat kerja perawat.
Perilaku perawat yang diharapkan oleh pihak

76_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017


rumah sakit tidak hanya perilaku in role atau hanya pendapat peneliti kesadaran diri untuk bisa
yang sesuai dengan imbalan yang diperolehnya, bekerja melebihi ketentuan minimal memberikan
tetapi juga diharapkan mampu untuk bekerja perhatian yang cukup untuk mengangkat citra
melebihi apa yang seharusnya dilakukan atau rumah sakit belum banyak dilakukan oleh
perilaku extra role yang biasa disebut perawat. Secara deskriptif, kompensasi yang
Organizational Citizenship Behavior (OCB). diterima perawat dalam jumlah yang tidak sesuai
(Fitrianasari, 2013) harapan menyebabkan tingginya rasa enggan
Kompensasi merupakan sumber penghasilan untuk berbuat yang banyak. Tanggung jawab dan
dan status sosial bagi karyawan dan keluarganya. kewajiban minimal atas pekerjaan yang harus
Tingkat penghasilan sangat berpengaruh dalam dilakukan akan diselesaikan dan keinginan untuk
menentukan standar kehidupan. Kompensasi yang bekerja lebih akan dilakukan pada situasi yang
diberikan kepada karyawan sangat berpengaruh mendesak dan karena adanya faktor lain yang
pada tingkat kepuasan kerja dan motivasi kerja, serta mempengaruhi kualitas dokumentasi asuhan
hasil kerja. Ada enam factor yang mempengaruhi keperawatan perawat seperti kepemimpinan,
kebijakan kompensasi, yaitu faktor pemerintah, kepuasan, budaya organisasi, motivasi atau faktor
penawaran bersama, standar dan biaya kehidupan, lain yang tidak diambil dalam penelitian ini
upah perbandingan, permintaan dan persediaan, dan misalnya beban kerja, stres kerja, sehingga
kemampuan membayar. Hal tersebut sesuai dengan walaupun perawat menyatakan adanya
pendapat.(Mangkunegara, 2011) kompensasi yang diberikan namun kualitas
Motivasi dan produktivitas sangat erat dokumentasi asuhan keperawatan yang di
hubungannya dengan kepuasan kerja terutama tunjukkan oleh perawat tersebut kurang baik.
kompensasi, baik yang bersifat material maupun dibutuhkan peran dari pimpinan untuk menggali
nonmaterial. Insentif merupakan suatu bentuk lebih dalam masalah yang terjadi sehingga dapat
motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang . meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan
Begitupun dengan pendapat mengemukakan bahwa keperawatan dari perawat tersebut Sedangkan
insentif adalah untuk meningkatkan motivasi dari 24 responden mengatakan pendapatan dan
karyawan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan gaji kurang 66,7% kualitas dokumentasi asuhan
organisasi. (Handoko, 2014). keperawatan tidak lengkap dan 33,3% kualitas
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dokumentasi asuhan keperawatan lengkap
yang telah dilakukan oleh (Widiyatmini, 2008) menurut pendapat peneliti seharusnya masalah
kompensasi adalah salah satu faktor penentu kinerja. kompensasi yang diterima perawat, harus
Beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh mendapatkan perhatian yang cukup besar dari
manajemen rumah sakit antara lain, perawat akan manajemen rumah sakit, karena sebagian besar
mendapatkan tunjangan – tunjangan dan jaminan- karyawan berasal dari unsur perawat. Perawat
jaminan sosial bagi perawat antara lain yang memiliki perilaku membantu orang tertentu,
diberlakukan dalam organisasi rumah sakit antara mengikuti perkembangan dan dapat bertoleransi
lain: Tunjangan jabatan, Kesehatan (pegawai dengan rekan kerja lainnya. seperti perilaku yang
opname, istri melahirkan) menunjukkan bahwa ada berkaitan dengan motif kesan manajemen, yaitu
hubungan yang bermakna antara gaji dengan melakukan hal-hal hanya untuk terlihat baik di
kualitas dokumentasi asuhan keperawatan perawat depan rekan kerja dan atasan. Kedua, keinginan
pelaksana. Persepsi perawat pelaksana tentang gaji perawat untuk membantu organisasi atau rekan
dapat dikatakan sangat berpengaruh terhadap kerja berdasarkan pertukaran sosial atau karena
kualitas dokumentasi asuhan keperawatan karena kepribadian mereka. Berdasarkan teori, penelitian
secara statistik bahwa perawat yang gajinya relative terkait dan hasil penelitian. peneliti berpendapat
tinggi efektif kerjanya akan meningkat.(Siriana, bahwa setiap individu pada dasarnya memiliki
2014) kebutuhan yang harus dipenuhi dan untuk
Berdasarkan hasil penelitian dari 41 memenuhi kebutuhan tersebut, akan muncul
responden mengatakan pendapatan dan gaji baik motivasi dalam diri individu untuk bersedia
sebanyak 24,4 % kualitas dokumentasi asuhan melakukan suatu pekerjaan tertentu apabila ia
keperawatan tidak lengkap terdapat fenomena mempersepsikan bahwa hasil yang diperolehnya
dimana perawat dengan adanya pemberian nanti dapat memenuhi kebutuhan. Oleh karena
kompensasi namun kualitas dokumentasi asuhan itu pemilihan sistem kompensasi atau reward
keperawatan perawat kurang lengkap, menurut

77_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017


yang tepat dapat mendorong tumbuhnya kualitas Mangkunegara Anwar Prabu. 2011.
dokumentasi asuhan keperawatan extrarole Manajemen Sumber Daya Manusia.
Perusahaan Rosda: Bandung
KESIMPULAN
Nursalam, (2012). Proses dan Dokumentasi
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, Keperawatan. Konsep dan Praktik. EGC.
maka dapat disimpulkan pada penelitian ini yaitu Jakarta 9.
tahun 2016: Lebih banyak dokumentasi yang Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian
lengkap 60%, pengalaman baik 69,2%, pendapatan Ilmu Keperawatn (3 ed.). Jakarta: Salemba
dan gaji baik 63,1%, Medika Dokumentasi Keperawatan.
Konsep dan Praktik. EGC. Jakarta
SARAN Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatn (3 ed.). Jakarta: Salemba
1. Rumah Sakit Medika
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan Pribadi Agung, (2009).Analisis Pengaruh Faktor
kepada pihak manajemen Rumah Sakit Pringsewu Pengetahuan, Motivasi,dan Persepsi
Lampung dalam melakukan strategi yang tepat Perawat Tentang Supervisi Kepala Ruang
dalam peningkatan kualitas dokumentasi asuhan Terhadap Pelaksanaan Dokumentasi
keperawatan karyawannya khususnya kualitas Asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah di
seperti : Memberikan pelatihan secara kontinu yang Jepara, Tesis. Universitas Diponogoro.
dapat dilakukan secara triwulan atau per 6 bulan, Semarang
untuk meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan Restyaningsih at all.(2013). Hubungan
keperawatan khususnya dalam pendokumentasian Karakteristik Perawat, Motivasi, dan
2. Bagi Perawat Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi
Aktif dalam pelatihan yang diadakan berkaitan Proses Asuhan Keperawatan, Jurnal.
dengan pendokumentasian. Universitas Diponogoro. Semarang
Sugiyono, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis,
DAFTAR PUSTAKA PT. Gramedia, Jakarta
Sulistyowati Dita, (2012). Analisis Faktor Yang
Dharma. (2011). Metodologi Penelitian Mempengaruhi Pencapaian Target Kinerja
Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media. Individu Perawat
Fitrianasari. (2013). Pengaruh Kompensasi dan Suriana, (2014). Analisis Kinerja Perawat (Studi
Kepuasan Kerja terhadap Organizational Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Citizenship Behavior (OCB) dan Kinerja Daerah Tanjung Uban Provinsi
Karyawan. Jurnal. Universitas Diponogoro. Kepulauan Riau. Skripsi. Universitas
Semarang Maritim. Kepulauan Riau
Hamsoko Emanuel, (2008). Analisis Faktor-Faktor Shandra Rohana, (2012). Analisis Hubungan
Yang Mempengaruhi Kinerja Klinis Perawat Motivasi Perawat Pelaksana Dengan
Berdasarkan Penerapan Sistem Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
(Spmkk) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pariaman. Tesis, Universitas Andalas.
Panti Wilasa Citarum Semarang. Tesis. Padang
Universitas Diponogoro. Semarang Widiyatmini. 2008. Hubungan Kepemimpinan,
Handayaningsih isti, (2007). Dokumentasi Kompensasi Dan Kompetensi Terhadap
Keperawatan. Mitra Cendikia Yogyakarta Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Kota
Handoko. 2014. Manajemen personalian dan Depok. Jurnal. Universitas Gunadarma.
Sumber Daya Manusia. BPFE: Yogyakarta

78_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017

You might also like