1407 3396 1 PB PDF
1407 3396 1 PB PDF
1407 3396 1 PB PDF
187
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Juli 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 2, JULI 2019] 187-195
Hasil: Hasil yang didapat dari 87 sampel, terdapat 32 sampel (36,8%) yang
menderita tonsilitis kronik dan 55 sampel (63,2%) yang tidak menderita tonsilitis
kronik. 32 sampel memiliki risiko pada kebiasaan makan dan terkena tonsilitis
kronik. Hasil analisis berdasarkan fisher’s exact test dengan nilai hasil p-value =
0,012 (p <0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kebiasaan makan dengan risiko
terjadinya tonsilitis kronik pada anak sekolah dasar.
PENDAHULUAN
Di Indonesia penyakit ISPA komplikasi tonsilitis akut,
merupakan urutan pertama dalam terutama yang tidak mendapat
jumlah pasien, rawat jalan. Hal ini terapi adekuat. Selain pengobatan
menunjukkan angka kesakitan tonsilitis akut yang tidak adekuat,
akibat ISPA masih tinggi. Infeksi faktor predisposisi timbulnya
saluran pernapasan akut (ISPA) tonsilitis kronik adalah higien
secara umum terbagi kedalam mulut yang buruk, kelelahan fisik
kedua golongan, yaitu ISPA bagian dan beberapa jenis makanan
atas dan ISPA bagian bawah. Istilah (Fakh, 2016).
akut menandakan infeksi Kebiasaan makan merupakan
berlangsung selama kurang dari 14 perilaku seorang atau sekelompok
hari. ISPA bagian atas terdiri dari orang dalam memilih dan
common cold, influenza, rinitis, menggunakan bahan makanan yang
sinusitis, faringitis, dan tonsilitis dikonsumsi setiap harinya. Dalam
(Zoorob, 2012). penelitian sebelumnya didapatkan
World Health Organization hasil bahwa ada hubungan antara
(WHO) tidak mengeluarkan data pola makan dengan kejadian
mengenai jumlah kasus tonsilitis di tonsilitis pada anak usia sekolah
dunia, namun WHO dasar yang menunjukkan bahwa ada
memperkirakan 287.000 anak hubungan erat, dimana masih
dibawah 15 tahun mengalami banyak anak-anak yang memiliki
tonsilektomi dengan atau tanpa kebiasaan makan makanan yang
adenoidektomi, 248.000 (86,4 kurang bersih dan mengkonsumsi
%)mengalami jajanan di luar (Arsyad & Wahyuni,
tonsiloadenoidektomi dan 39.000 2013).
(13,6 %) lainnya menjalani Makanan yang mengandung
tonsilektomi. Berdasarkan data minyak, penyedap rasa seperti MSG
epidemiologi penyakit THT di tujuh (Mono Sodium Glutamat) dan
provinsi Indonesia, prevalensi mengandung bahan pengawet
tonsilitis kronik 3,8 % tertinggi apabila mengkonsumsi secara
setelah nasofaringitis akut 4,6 % berlebihan akan menimbulkan gejala
(Ramadhan, 2017). rasa gatal ataupun sakit pada
Tonsilitis adalah tenggorokan. Dapat memicu
peradangan tonsil palatina yang terjadinya infeksi pada rongga mulut
merupakan bagian dari cicin sehingga menyebabkan peradangan
waldeyer. Penyebaran infeksi pada tonsila palatina (Dharma,
melalui udara (air borne droplets), 2008). Telalu banyak mengkonsumsi
tangan dan ciuman. Dapat terjadi minuman instan dan air dingin
pada semua umur, terutama pada memicu meradangnya tonsil karena
anak (Soepardi, 2017).Tonsilitis air dingin dapat merangsang dan
kronik umumnya terjadi akibat meregangkan sel epitel pada tonsil
188
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Juli 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 2, JULI 2019] 187-195
sehingga jika terpapar terus menerus yang semula tidak berdampak bagi
akan mengakibatkan tonsil hipertrofi tubuh anak bereaksi, dan tonsil
(Wayuni, 2017). Minyak goreng sebagai salah satu pertahanan tubuh
mengandung akrolein yang dapat merespon sehingga terjadi radang
menimbulkan rasa gatal pada tonsil (Delvina, 2012).
tenggorokan, apabila mengkonsumsi Berdasarkan penelitian yang
makanan yang mengandung minyak dilakukan Wahyuni (2017) bahwa
secara terus menerus dapat memicu dari 265 responden anak memiliki
peradangan pada tonsil (Dharma, kebiasaan makan yang buruk
2008). berjumlah 154 lebih banyak dari
Jenis makanan yang tidak anak yang memiliki kebiasaan makan
baik bisa menyebabkan tingginya yang baik sebanyak 111 respoden
progresifitas tonsilitis. Cuaca panas dan berdasarkan penelitian yang
menyebabkan anak suka dilakukan Amin (2017) bahwa dari
mengkonsumsi ice cream dan 100 responden anak yang tidak
minuman dingin lainnya. Begitu juga berisiko tonsilitis berjumlah 68 lebih
jajanan yang dijual di luar banyak dari yang berisiko yaitu 32
perkarangan sekolah dan di responden. Berdasarkan penelitian
lingkungan rumah yang tidak bersih yang dilakukan Wahyuni (2017) dan
dan mengandung pengawet sangat Sari (2014) diketahui terdapat
digemari oleh anak, sehingga daya hubungan antara kebiasaan makan
tahan tubuh anak menurun dan dengan kejadian tonsilitis.
asupan gizi anak kurang, bakteri
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang menggunakan kuisioner kebiasaan
digunakan adalah observasi analitik makan pada siswa/ siswi sekolah
dengan desain cross sectional. dasar dan dilakukan pemeriksaan
Pengambilan sampel pada bulan rongga mulut untuk menilai tonsilitis
Maret tahun 2019, penelitian ini kronik. Pengolahan data dilakukan
menggunakan teknik total purposive dengan uji fisher’s exact test. Hasil
sampling, diperoleh sampel analisis statistik dikatakan bermakna
sebanyak 87 siswa/siswi SD N 2 bila didapatkan P value < 0,05.
Kemiling Permai Bandar Lampung. Variabel dependen adalah tonsilitis
Pengambilan data dilakukan terlebih kronik dan variabel independen
dahulu dengan wawancara adalah kebiasaan makan.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Usia (tahun)
9 5 5,7
10 20 23,0
11 34 39,1
12 27 31,0
13 1 1,2
Jenis Kelamin
Laki- Laki 46 52,9
Perempuan 41 47,1
189
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Juli 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 2, JULI 2019] 187-195
Analisis Bivariat
Tabel 2. Hubungan Kebiasaan Makan dengan Risiko Terjadinya Tonsilitis Kronik
Tonsilitis Kronis
Kebiasaan Makan Tidak Ya Total P
N % N % N % Value
190
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Juli 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 2, JULI 2019] 187-195
191
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Juli 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 2, JULI 2019] 187-195
192
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Juli 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 2, JULI 2019] 187-195
193
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Juli 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 2, JULI 2019] 187-195
194
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Juli 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 2, JULI 2019] 187-195
195