Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Persepsi Petani Terhadap Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (Studi Kasus Petani Kakao Di Desa Tanjung Gunung Kecamatan Laubaleng Kabupaten Karo)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)

Volume 4, Nomor 4 (2020): 908-917

PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN


(STUDI KASUS PETANI KAKAO DI DESA TANJUNG GUNUNG KECAMATAN
LAUBALENG KABUPATEN KARO)

PERCEPTION OF FARMERS ON ROLE OF AGRICULTURAL EXTENSION


WORKERS
(CASE STUDY OF COCOA FARMERS IN TANJUNG GUNUNG VILLAGE DISTRICT
OF LAUBALENG, KARO REGENCY)

Nana Trisna Mei Br Kabeakan1*


1*
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

*
Penulis korespondensi: nanatrisna@umsu.ac.id

ABSTRACT
Agricultural extension has a duty to help the farmers in their efforts to increase the production
and quality of their production to improve the welfare of farmers. Therefore, the extension has
many roles including counseling as a supervisor of farmers, organizers, trainers, technicians and
bridges between farmers families and research agencies in agriculture because it is the existence
of extension Field farms are important to farmers. The extension activities in the village of
Tanjung Gunung are one given to cocoa farmers. The purpose of this research is to find out how
cocoa farmers are perceptual to the role of field agricultural extension in the village of Tanjung
Gunung Laubaleng district Karo regency. The number of respondents in this study was 27 cocoa
farmers who joined the cocoa farmer group of Tanjung Gunung Village and participated in field
school activities. The data analysis method used is a descriptive statistical analysis. The results
showed that cocoa farmers ' perception of the role of field extension as a mentor was very good
with an average 4.46 respondents response, cocoa Farmer's perception of the role of field
extension as the organizer is good With an average respondent's response of 3.83, cocoa farmers
' perception of the role of field extension as a technical trainer is very good with the average
respondents response to 4.55 and cocoa farmer's perception of the role of field extension as
facilitator is well with the average response of respondents 3.7.

Keywords: Cocoa, Perception of Farmers, Extension Role

ABSTRAK
Penyuluh pertanian memiliki tugas untuk membantu para petani di dalam usaha mereka
meningkatkan produksi dan mutu hasil produksinya guna meningkatkan kesejahteraan petani.
Oleh karena itu para penyuluh mempunyai banyak peran diantaranya penyuluh sebagai
pembimbing petani, organisator, pelatih teknisi dan jembatan penghubung antara keluarga
petani dan instansi penelitian di bidang pertanian karena itu keberadaan penyuluh pertanian
lapangan merupakan hal yang penting bagi petani. Kegiatan penyuluhan yang ada di desa
Tanjung Gunung salah satunya diberikan kepada petani kakao. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana persepsi petani kakao terhadap peran penyuluh pertanian lapangan
di desa Tanjung Gunung kecamatan Laubaleng kabupaten Karo. Jumlah responden dalam
penelitian ini sebanyak 27 orang petani kakao yang tergabung dalam kelompok tani kakao desa

https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2020.004.04.18
Nana Trisna Mei Br Kabeakan – Persepsi Petani terhadap Peran Penyuluh ..................................... 909

Tanjung Gunung dan mengikuti kegiatan sekolah lapangan. Metode analisis data yang
digunakan merupakan Analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persepsi petani kakao terhadap peran penyuluh lapangan sebagai pembimbing adalah sangat
baik dengan rata-rata jawaban responden 4,46, persepsi petani kakao terhadap peran penyuluh
lapangan sebagai organisator adalah baik dengan rata-rata jawaban responden 3,83, persepsi
petani kakao terhadap peran penyuluh lapangan sebagai pelatih teknis adalah sangat baik
dengan rata-rata jawaban responden 4,55 dan persepsi petani kakao terhadap peran penyuluh
lapangan sebagai fasilitator adalah baik dengan rata-rata jawaban responden 3,7.
Kata kunci: Kakao, Persepsi Petani, Peran Penyuluh
PENDAHULUAN

Indonesia mempunyai keunggulan komparatif sebagai negara agraris dan maritim.


Keunggulan komparatif tersebut merupakan fundamental perekonomian yang senantiasa
didayagunakan melalui proses pembangunan menjadi keunggulan bersaing. Dengan pendekatan
demikian, perekonomian yang dikembangkan di Indonesia memiliki landasan yang kuat yaitu
pada sumberdaya domestik, serta memiliki kemampuan bersaing yang tinggi (Nurmala, 2012).
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Rencana Strategi (RENSTRA) Kementrian
Pertanian Tahun 2015-2019 sektor pertanian masih menjadi sektor penting dalam pembangunan
ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut digambarkan dalam kontribusi
sektor pertanian dalam penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang PDB,
penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga
pedesaan, penyedia bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam upaya penurunan emisi
gas rumah kaca. Pembangunan pertanian diharapkan dapat memperbaiki pendapatan penduduk
secara merata dan berkelanjutan, karena sebagian besar penduduk negara Indonesia memiliki
mata pencaharian di sektor pertanian.
Berdasarkan peraturan menteri pertanian republik Indonesia nomor 47 tahun 2016
tentang pedoman penyusunan program penyuluhan pertanian, yang dimaksud dengan
penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K),
penyuluhan pertanian terintegrasi dengan sub sistem program pembangunan pertanian, sehingga
proses penyusunan program penyuluhan pertanian dilakukan secara terpadu dan sinergis dengan
proses perencanaan pembangunan pertanian.
Krisnawati et al. (2013) menyatakan bahwa peranan penyuluh pertanian penting dalam
membantu petani, oleh karena itu pemerintah menetapkan rancangan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) sektor pertanian bidang penyuluhan pertanian tahun 2010 yang
menjadi standar kompetensi kerja nasional Indonesia yang mencerminkan keprofesian seorang
penyuluh pertanian dan merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah dalam
mewujudkan revitalisasi pertanian melalui tujuan pembangunan yaitu mengembangkan sistem
pertanian berkelanjutan yang difokuskan pada penataan kelembagaan penyuluhan pertanian,
peningkatan kuantitas dan kualitas penyuluh pertanian, peningkatan kelembagaan dan
kepemimpinan petani dan peningkatan sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Peranan
penyuluh pertanian secara desktiptif yang tercantum dalam SKKNI tahun 2010 adalah sebagai
fasilitator, supervisor dan advisor .

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


910 JEPA, 4 (4), 2020: 908-917

Penyuluh pertanian merupakan agen perubahan yang berhubungan langsung dengan


petani. Salah satu fungsi penyuluh pertanian mengajak petani agar mau melakukan tindakan-
tindakan yang bermanfaat bagi usahanya. Penyuluh yang ditempatkan di desa bertugas sebagai
pembimbing petani, pelatih petani, teknisi, organisator dan dinamisator kelompok tani, orang
yang harus dihubungi petani di bidang pertanian serta agen pembangunan pertanian (Krisnawati
et al., 2013)
Menurut Salmon Padmanagara, mantan Kepala Badan Pendidikan, Latihan dan
Penyuluhan Departemen Pertanian, penyuluhan pertanian diartikan sebagai sistem pendidikan
di luar sekolah (non formal) untuk para petani dan keluarganya (ibu tani, pemuda tani) dengan
tujuan agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki/meningkatkan
kesejahteraannya sendiri serta masyarakatnya. (Suhardiyono, 1992)
Program pendidikan pembangunan untuk petani, A.T. Mosher menyatakan ada delapan
syarat yang harus dipenuhi yaitu harus diberikan di tempat petani sendiri, di usahatani mereka
dan di desa mereka; harus bersifat khas yang sesuai dengan perhatian dan kebutuhan petani
sekarang, antara lain bagaimana menaikkan produksi dan produktivitas, menaikkan selisih
penerimaan dan biaya produksi; harus memperhatikan bahwa petani adalah orang dewasa, harus
menggunakan metode-metode khusus; harus disesuaikan dengan waktu-waktu petani tidak
terlalu sibuk sehingga tidak mengganggu pekerjaan mereka; hal-hal yang diajarkan adalah
terutama cara-cara dan metode-metode baru dan metode yang telah diperbaiki/diubah; harus
disertai dan pemberian kesempatan kepada petani untuk segera mencoba metoda-metoda baru
yang diajarkan; cara-cara baru atau yang diperbaiki harus sehat secara teknis dan para petani
perlu didorong untuk melakukan percobaan (Rochaeni, 2014)
Seorang penyuluh membantu para petani di dalam usaha mereka meningkatkan
produksi dan mutu hasil produksinya guna meningatkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena
itu para penyuluh mempunyai banyak peran, antara lain penyuluh sebagai pembimbing petani,
organisator dan dinamisator, pelatih teknisi dan jembatan penghubung antara keluarga petani
dan instansi penelitian di bidang pertanian (Suhardiyono, 1992) selanjutnya menurut van den
Ban dan Hawkins (1999) peranan penyuluh pertanian adalah membantu petani membentuk
pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara berkomunikasi dan
memberikan informasi yang diperlukan petani. Selain itu penyuluh pertanian juga berperan
untuk membantu petani dalam peningkatan usahataninya.
Penyuluh yang melaksanakan perannya dengan baik tentu akan membuat petani
memiliki persepsi yang baik terhadap penyuluh. Sugihartono et al. (2007) mengemukakan
bahwa persepsi adalah kemampuan otak manusia dalam menerjemahkan rangsangan atau
stimulus. Persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan stimulus diterima alat indera
manusia. Manusia dalam menanggapi atau melihat sesuatu pasti memiliki perbedaan sudut
pandang ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi
negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.
Kakao merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh baik di daerah tropis, tanaman
kakao merupakan termasuk dalam komoditi unggulan tanaman perkebunan yang memiliki peran
cukup strategis dalam perekonomian di Indonesia. Perkembangan tanaman kakao masih banyak
mengalami kendala seperti kondisi tanaman yang tidak produktif, dampak iklim dan sebagainya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2015 produksi kakao di kabupaten
Karo sebesar 2945 ton.
Desa Tanjung Gunung merupakan salah satu desa di kabupaten Karo dan tepatnya
berada di kecamatan Laubaleng yang memiliki petani kakao walaupun masih dalam jumlah yang
kecil. Tanaman Kakao merupakan salah satu jenis tanaman tahunan yang paling banyak ditanam
oleh petani di desa Tanjung Gunung kecamatan Laubaleng kabupaten Karo. Berbagai

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Nana Trisna Mei Br Kabeakan – Persepsi Petani terhadap Peran Penyuluh ..................................... 911

permasalahan sering dihadapai oleh petani kakao mengenai tanaman mereka seperti hama
penyakit pada tanaman dan permasalahan lainnya. Kegiatan penyuluhan merupakan salah satu
cara yang diharapkan dapat membantu petani dalam menyelesaikan permasalahan mereka dan
juga penyuluh juga diharapkan mampu untuk meningkatkan pengetahuan petani kakao guna
lebih meningkatkan jumlah produksi tanaman kakao. Di desa Tanjung gunung kegiatan
penyuluhan kepada petani kakao biasanya dilakukan seminggu sekali. Penyuluh merupakan
ujung tombak yang berhubungan langsung dengan petani yang diharapakan mampu untuk
mengatasi segala permasalahan yang dihadapi petani yang akan berdampak terhadap bagaimana
persepsi petani terhadap peran penyuluh. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan
penelitian mengenai persepsi petani kakao terhadap peran penyuluh pertanian lapangan di desa
Tanjung Gunung kecamatan Laubaleng kabupaten Karo.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di desa Tanjung Gunung kecamatan Laubaleng kabupaten


Karo. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive yaitu ditetapkan secara sengaja karena di
desa ini cukup banyak terdapat petani kakao. Penelitian ini dilakukan dari Mei-Juli 2018.
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok tani kakao di desa Tanjung Gunung kecamatan
Laubaleng kabupaten Karo yang berjumlah 27 orang. Penentuan sampel atau responden dalam
penelitian ini adalah sampel jenuh dimana sampel adalah seluruh populasi. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sampel
(responden) melalui wawancara dan penyebaran daftar kuesioner secara langsung kepada
responden yaitu petani kakao di desa Tanjung Gunung kecamatan Laubaleng kabupaten Karo.
Sedangkan data sekunder diperoleh melalui buku-buku, jurnal, internet dan literatur yang
berhubungan dengan penelitian ini. Untuk mengetahui persepsi petani terhadap peran penyuluh
pertanian lapangan di desa Tanjung Gunung kecamatan Laubaleng kabupaten Karo
menggunakan analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2006) statistik deskriptif adalah statistik
yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa membuat kesimpulan-kesimpulan
yang berlaku secara umum. Berdasarkan pengertian tersebut analisis data dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang situasi yang
terjadi atau berlaku pada objek penelitian. Pada umumnya objek yang dideskripsikan akan
digambarkan dalam bentuk tabel, grafik, diagram/ piktodiagram, disertai dengan analisis
statistik sederhana seperti frekuensi, ukuran tendensi sentral (mean, median, modus) dan lain-
lain dari variabel-variabel yang diobservasi dalam objek tersebut.
Analisis data yang digunakan merupakan analisis deskriptif dengan menggunakan
kategori nilai rata-rata tanggapan responden yang dilihat dari panjang kelas interval. Panjang
kelas interval menurut Sudjana (2000) diperoleh dengan perthitungan sebagai berikut:

Panjang kelas interval: Rentang Nilai


Banyak Kelas Interval
Dimana:
Rentang nilai : Nilai tertinggi-Nilai terendah
Banyak kelas interval :5

Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah sebagai berikut:
Panjang kelas interval: 5-1 = 0,8

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


912 JEPA, 4 (4), 2020: 908-917

5
Kategori nilai rata-rata dari tanggapan responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Kategori nilai rata-rata tanggapan responden


Nilai Keterangan
1,00-1,80 Sangat Tidak Baik
1,81-2,60 Tidak Baik
2,61-3,40 Kurang Baik
3,41-4,20 Baik
4,21-5,00 Sangat Baik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, status
kepemilikan lahan dan luas lahan dari responden. Karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) (%)
1 Laki-Laki 20 74,1
2 Perempuan 7 25,9
Jumlah 27 100
Sumber: Hasil Penelitian 2018 (Data Diolah)

Tabel 2 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 orang


atau sekitar 74,1% dan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang atau sekitar
25,9%. Berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa petani kakao sebagai peserta dalam
kegiatan penyuluhan didominasi oleh laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih
fokus terhadap kegiatan usaha tani kakao. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3 Karakteristik Responden berdasarkan Usia


No Usia (Tahun) Jumlah (Orang) (%)
1 22-36 10 37,03
2 40-53 14 51,86
3 60-65 3 11,11
Jumlah 27 100
Sumber: Hasil Penelitian 2018 (Data Diolah)

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Nana Trisna Mei Br Kabeakan – Persepsi Petani terhadap Peran Penyuluh ..................................... 913

Tabel 3 menunjukkan bahwa usia responden yang berusia 22-36 tahun sebanyak 10
orang atau sekitar 37,03%, usia respoden yang berusia 40-53 tahun sebanyak 14 orang atau
sekitar 51,86% dan usia responden yang berusia 60-65 tahun sebanyak 3 orang atau sekitar
11,11%. Hal ini menunjukkan bahwa semua responden berada pada usia produktif. Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS) usia produktif adalah antara 15 tahun sampai 64 tahun.
Karakteristik responden berdasarkan status kepemilikan lahan dapat dilihat pada Tabel 4
berikut:

Tabel 4 Karakteristik Responden berdasarkan Status Kepemilikan Lahan


No Kepemilikan Lahan Jumlah (Orang) (%)
1 Milik Sendiri/ Orang Tua 27 100
2 Sewa 0 0
Jumlah 27 100
Sumber: Hasil Penelitian 2018 (Data Diolah)

Tabel 4 menunjukkan bahwa status kepemilikan lahan yang dimiliki oleh seluruh
responden merupakan lahan milik sendiri/ Orang Tua. Hal tersebut dikarenakan petani kakao
sebagai peserta dalam kegiatan penyuluhan merupakan penduduk asli di daerah penelitian.
Karakteristik responden berdasarkan luas lahan dari responden dapat dilihat pada Tabel 5
berikut:

Tabel 5 Karakteristik Responden berdasarkan Luas Lahan


No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) (%)
1 ≤1 14 51,85
2 >1 13 48,15
Jumlah 27 100
Sumber: Hasil Penelitian 2018 (Data Diolah)

Tabel 5 menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki responden ≤ 1 Ha responden


sebanyak 14 orang atau sekitar 51,85% dan luas lahan yang dimiliki responden > 1 Ha
responden sebanyak 13 orang atau sekitar 48,15%.

Persepsi Petani terhadap Peran Penyuluh sebagai Pembimbing Petani


Terdapat lima indikator dengan lima pernyataan persepsi petani terhadap peran
penyuluh sebagai pembimbing petani. Hasil anaslisis deskriptif menunjukkan bahwa pernyataan
1) Penyuluh pertanian lapangan selalu memberikan informasi tentang budidaya kakao yang baik
dan benar; pernyataan 2) Penyuluh pertanian lapangan selalu memberikan informasi dan saran
tentang pemeliharaan (pemangkasan) kakao yang baik dan benar; Pernyataan 3) Penyuluh
pertanian lapangan selalu memberikan informasi mengenai jenis hama penyakit pada tanaman
kakao; Pernyataan 4) Penyuluh pertanian lapangan memberikan informasi mengenai
penanggulangan hama penyakit pada tanaman kakao, jawaban responden menunjukkan bahwa
sebanyak 15 orang (55,6%) menjawab sangat setuju, 10 orang (37,0%) menjawab setuju dan 2
orang (7,4%) menjawab kurang setuju. Rata-rata skor pada pernyataan ini adalah 4,48 artinya
berada pada kategori sangat baik; Pernyataan 5) Penyuluh pertanian lapangan memberikan
informasi mengenai umur panen dan cara panen kakao yang baik dan benar, jawaban responden
menunjukkan bahwa sebanyak 12 orang (44,4%) menjawab sangat setuju, 12 orang (44,4%)
menjawab setuju dan 3 orang (11,1%) menjawab kurang setuju. Rata-rata skor pada pernyataan
ini adalah 4,33 artinya berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan jawaban responden bahwa

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


914 JEPA, 4 (4), 2020: 908-917

persepsi petani kakao terhadap peran penyuluh lapangan sebagai pembimbing adalah sangat
baik dengan rata-rata jawaban responden 4,46 artinya peran penyuluh sebagai pembimbing
petani diterima dengan sangat baik oleh petani yang berarti penyuluh pertanian lapangan telah
melakukan perannya dengan maksimal. Suhardiyono (1992) menyatakan bahwa seorang
penyuluh adalah pembimbing dan guru petani dalam pendidikan informal. Seorang penyuluh
perlu memiliki gagasan yang tinggi untuk mengatasi hambatan dalam pembangunan pertanian
yang berasal dari petani maupun keluarganya. Seorang penyuluh harus mengenal dengan baik
sistem usaha tani setempat dan mempunyai pengetahuan tentang sistem usaha tani, bersimpati
terhadap petani serta pengambilan keputusan yang dilakukan petani baik secara teori maupun
praktik. Dalam penelitian ini berdasarkan jawaban responden dapat diketahui bahwa penyuluh
mampu untuk memenuhi semua informasi yang dibutuhkan oleh petani.

Persepsi Petani terhadap Peran Penyuluh sebagai Organisator


Terdapat lima indikator dengan lima pernyataan persepsi petani terhadap peran
penyuluh sebagai organisator. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa 1) Penyuluh
pertanian lapangan mampu menumbuhkan kesadaran dan menggerakkan petani kakao untuk
lebih giat melakukan kegiatan usaha taninya, jawaban responden menunjukkan bahwa sebanyak
15 orang (55,6%) menjawab setuju, 6 orang (22,2%) menjawab sangat setuju dan 6 orang
(22,2%) menjawab kurang setuju. Rata-rata skor pada pernyataan ini adalah 4,00 artinya berada
pada kategori baik; Pernyataan 2) Penyuluh pertanian lapangan mampu meningkatan partisipasi
petani dalam kegiatan kelompok tani, jawaban responden menunjukkan bahwa sebanyak 18
orang (66,7%) menjawab setuju, 3 orang (11,1%) menjawab sangat setuju dan 6 orang (22,2%)
menjawab kurang setuju . Rata-rata skor pada pernyataan ini adalah 3,88 artinya berada pada
kategori baik; Pernyataan 3) Penyuluh pertanian lapangan mampu meningkatkan aktifnya
kembali kelompok tani kakao, jawaban responden menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang
(63,0%) menjawab setuju, 2 orang (7,4%) menjawab sangat setuju, 7 orang (25,9%) menjawab
kurang setuju dan 1 orang (3,7%) menjawab tidak setuju. Rata-rata skor pada pernyataan ini
adalah 3,74 artinya berada pada kategori baik; Pernyataan 4) Penyuluh pertanian lapangan
mampu mengarahkan dan membina kegiatan kelompok tani kakao, jawaban responden
menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang (63,0%) menjawab setuju, 2 orang (7,4%) menjawab
sangat setuju dan 8 orang (29,6%) menjawab kurang setuju. Rata-rata skor pada pernyataan ini
adalah 3,77 artinya berada pada kategori baik; Pernyataan 5) Penyuluh pertanian lapangan
mampu mengembangkan kelompok tani kakao, jawaban responden menunjukkan bahwa
sebanyak 15 orang (55,6%) menjawab setuju, 2 orang (7,4%) menjawab sangat setuju dan 9
orang (33,3%) menjawab kurang setuju. Rata-rata skor pada pernyataan ini adalah 3,77 artinya
berada pada kategori baik. Berdasarkan jawaban responden bahwa persepsi petani kakao
terhadap peran penyuluh pertanian lapangan sebagai organisator adalah baik dengan rata-rata
jawaban responden 3,83. Artinya peran penyuluh sebagai organisator diterima dengan baik
oleh petani yang berarti penyuluh pertanian lapangan telah melakukan perannya dalam hal
pembentukan dan keaktifan kelompok tani secara baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Gita Smara et al. (2017) yang menunjukkan bahwa peranan penyuluh pertanian dalam
pembuatan pupuk organik padat sebagai organisator diperoleh kategori baik. Hasil wawancara,
penyuluh melakukan aktivitas utama antara lain mendorong kebersamaan sesama anggota, dan
mendorong aktivitas sesuai peranan.

Persepsi Petani terhadap Peran Penyuluh sebagai Pelatih Teknis


Terdapat empat indikator dengan empat pernyataan persepsi petani terhadap peran
penyuluh sebagai pelatih teknis. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pernyataan 1)

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Nana Trisna Mei Br Kabeakan – Persepsi Petani terhadap Peran Penyuluh ..................................... 915

Penyuluh pertanian lapangan mampu mempraktikkan secara langsung informasi (budidaya,


pemeliharaan, penanggulangan hama dan penyakit, panen) yang diberikan kepada petani kakao,
jawaban responden menunjukkan bahwa sebanyak 16 orang (59,3%) menjawab sangat setuju
dan 11 orang (40,7%) menjawab setuju . Rata-rata skor pada pernyataan ini adalah 4,59 artinya
berada pada kategori sangat baik; Pernyataan 2) Penyuluh pertanian lapangan mampu
mengajarkan kepada petani kakao mengenai teknis terkait informasi (budidaya, pemeliharaan,
penanggulangan hama dan penyakit, panen) yang diberikan kepada petani kakao penyuluh
pertanian lapangan mampu mempraktikkan secara langsung informasi (budidaya, pemeliharaan,
penanggulangan hama dan penyakit, panen) yang diberikan kepada petani kakao, jawaban
responden menunjukkan bahwa sebanyak 15 orang (55,6%) menjawab sangat setuju dan 12
orang (44,4%). Rata-rata skor pada pernyataan ini adalah 4,55 artinya berada pada kategori
sangat baik; Pernyataan 3) Penyuluh pertanian lapangan mampu sebagai tempat konsultasi
setiap masalah pertanian, jawaban responden menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang (63,0%)
menjawab sangat setuju, 8 orang (29,6%) menjawab setuju dan 2 orang (7,4%) menjawab
kurang setuju. Rata-rata skor pada pernyataan ini adalah 4,55 artinya berada pada kategori
sangat baik; Pernyataan 4) Penyuluh pertanian lapangan mampu menyelesaikan permasalahan
yang sedang dihadapi oleh petani kakao, jawaban responden menunjukkan bahwa sebanyak
16 orang (59,3%) menjawab sangat setuju, 9 orang (33,3%) menjawab setuju dan 2 orang (7,4%)
menjawab kurang setuju. Rata-rata skor pada pernyataan ini adalah 4,51 artinya berada pada
kategori sangat baik. Berdasarkan jawaban responden bahwa persepsi petani kakao terhadap
peran penyuluh pertanian lapangan sebagai pelatih teknis adalah sangat baik dengan rata-rata
jawaban responden 4,55 Artinya peran penyuluh sebagai teknisi dianggap sangat baik oleh
petani karena para petani menganggap bahwa penyuluh mampu dalam mempraktikkan dan
mengajarkan secara langsung informasi yang disampaikan. Bukhori (2016) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa peran penyuluh sebagai teknisi berdasarkan rekapitulasi
distribusi nilai pada semua indikator peran penyuluh sebagai edukator secara keseluruhan
berkategori sedang karena penyuluh sudah berperan dalam membantu pelatihan usaha tani dan
memberikan teknik budi daya secara kontiniu.

Persepsi Petani terhadap Peran Penyuluh sebagai Fasilitator


Persepsi petani terhadap peran penyuluh sebagai fasilitator memiliki empat indikator
dengan empat pernyataan. Hasil analisis deskriptif Pernyataan 1) Penyuluh pertanian lapangan
selalu menyampaikan informasi terkait harga terbaru kakao, jawaban responden menunjukkan
bahwa sebanyak 15 orang (55,6%) menjawab setuju dan 1 orang (3,7%) menjawab sangat setuju
setuju, 10 orang (37,0%) menjawab kurang setuju dan 1 orang (3,7%) menjawab tidak setuju.
Rata-rata skor pada pernyataan ini adalah 3,59 artinya berada pada kategori baik; Pernyataan 2)
Penyuluh pertanian lapangan selalu menyampaikan informasi terbaru terkait perkembangan
teknologi terbaru tanaman kakao, jawaban responden menunjukkan bahwa sebanyak 14 orang
(51,9%) menjawab setuju dan 1 orang (3,7%) menjawab sangat setuju setuju, 11 orang (40,7%)
menjawab kurang setuju dan 1 orang (3,7%) menjawab tidak setuju. Rata-rata skor pada
pernyataan ini adalah 3,55 artinya berada pada kategori baik; Pernyataan 3) Penyuluh pertanian
lapangan selalu menyampaikan informasi terbaru terkait produksi nasional kakao, jawaban
responden menunjukkan bahwa sebanyak 16 orang (59,3%) menjawab setuju dan 10 orang
(37,0%) menjawab sangat setuju setuju dan 1 orang (3,7%) menjawab kurang setuju. Rata-rata
skor pada pernyataan ini adalah 3,33 artinya berada pada kategori kurang baik; Pernyataan 4)
Penyuluh pertanian lapangan menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan petani kakao
pada saat penyuluhan, jawaban responden menunjukkan bahwa sebanyak 16 orang (59,3%)
menjawab setuju dan 10 orang (37,0%) menjawab sangat setuju setuju dan 1 orang (3,7%)

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


916 JEPA, 4 (4), 2020: 908-917

menjawab kurang setuju. Rata-rata skor pada pernyataan ini adalah 4,33 artinya berada pada
kategori sangat baik. Berdasarkan jawaban responden bahwa persepsi petani kakao terhadap
peran penyuluh pertanian lapangan sebagai fasilitator adalah baik dengan rata-rata jawaban
responden 3,7 artinya peran petani sebagai fasilitator petani diterima dengan baik oleh petani
yang berarti penyuluh pertanian lapangan telah melakukan perannya dengan maksimal. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2018) menunjukkan bahwa peranan
PPL sebagai fasilitator dalam penggunaan metode belajar pendidikan orang dewasa di Gapoktan
Madani tergolong dalam kategori baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Persepsi petani kakao terhadap peran penyuluh sebagai pembimbing petani diterima
dengan sangat baik oleh petani
2. Persepsi petani kakao terhadap peran penyuluh pertanian lapangan sebagai organisator
adalah baik
3. Persepsi petani kakao terhadap peran penyuluh pertanian lapangan sebagai pelatih
teknis adalah sangat baik
4. Persepsi petani kakao terhadap peran penyuluh pertanian lapangan sebagai fasilitator
adalah baik

Saran
Diharapkan kepada penyuluh pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan secara
kontiniu dan kepada petani untuk dapat benar-benar memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh
dari penyuluh agar diaplikasikan pada usahataninya.

DAFTAR PUSTAKA

Bukhori, Imam, Rosnita dan Kausar. 2017. Peran Penyuluhan Terhadap Kelompok Petani Padi
Di Desa Nagari Sarilamak Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Jom
Faperta. Vol. 3 Nomor 1

Gita Smara, Ni Komang Maya, I Putu Oka Suardi dan I Dewa Gede Agung. 2017. Peranan
Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Pembuatan Pupuk Organik Padat (Kasus Pada
Kelompok Ternak Putra Kertha Santhi, Lingkungan Kebon, Kelurahan Baler Bale
Agung, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana). E-Jurnal Agribisnis dan
Agrowisata. Vol. 6 Nomor 1
Krisnawati, Ninuk Purnaningsih dan Pang Asngari. 2013. Persepsi Petani Terhadap Peranan
Penyuluh Pertanian di Desa Sidomulyo dan Muari, Distrik Oransbari, kabupaten
Manokwari Selatan. Sosiokonsepsia. Vol. 18 Nomor 03

Nurmala, Titi dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rochaeni, Siti. 2014. Pembangunan Pertanian di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Nana Trisna Mei Br Kabeakan – Persepsi Petani terhadap Peran Penyuluh ..................................... 917

Sudjana. 2000. Metode Statistika. Bandung : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugihartono, Kartika Nur Fatiyah, Farida Harahap, Farida Agus Setiawati dan Siti Rohmah
Nurhayati. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suhardiyono. 1992. Penyuluhan : Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. Jakarta: Erlangga.

Van den Ban, A.W., Hawkins, H.S. (1999). Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

Wibowo, Hadi Suryo, Nyoman Sutjipta dan I Wayan Windia. 2018. Peranan Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) sebagai Fasilitator dalam Penggunaan Metode Belajar Pendidikan
Orang Dewasa (Andragogi) (Kasus di Gapoktan Madani, Desa Sampalan Klod,
Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali). E-Jurnal Agribisnis dan
Agrowisata. Vol. 1 Nomor 7

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)

You might also like