Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

MENCEGAH KEMEROSOTAN MORAL DAN PERILAKU

MENYIMPANG MELALUI KONSELING BERBASIS


KEARIFAN LOKAL

Suharni
ikisurelku@gmail.com
IKIP PGRI MADIUN

ABSTRACK
Learning science conducted by teachers of grade IV Ampeldento 01Elementary
School fixed on guide books and learning to use the lecture method. Inactive
students in learning and learning achievement indicated is still low at only 24% of
students who completed the above KKM. Another issue that is currently
developing is a traditional game had been left by a child. Children prefer to play
with their gadgets.This traditional game is the cultural property of the nation that
needs to be preserved. The purpose of this study was to describe the
implementation of learning with guided inquiry learning model combined the
traditional Chinese game of blind in improving learning achievement IPA fourth
grade students of Ampeldento 01 Elementary School. This research is a class act
that consist of planning, implementation, observation and reflection. The
instrument used in this study is a test sheet, observation and field notes. Results
showed student achievement in the first cycle there are 60% of the children who
completed the above KKM with - rata76, 12, in the second cycle students learning
completeness reached 84% with an average of 86.2. Based on these data it can be
seen that the application of guided inquiry learning model combined the
traditional Chinese game of blind can improve learning achievement fourth grade
science students at Ampeldento 01Elementary School.

Key Words: China Blind, learning achievement, guided inquiry, traditional


games.

Pendahuluan tidak memiliki rasa solidarita


Ditinjau dari aspek sosiologis, menjadikan remaja kehilangan
anak remaja dituntut secara moral kontrol dalam melakukan aktifitas
memiliki rasa solidaritas sosial yang kesehariaannya, sehingga
besar sehingga mereka merasa ikut berkelanjutan timbul perilaku yang
memiliki kehidupan sosial dan ikut menjadi dominasi lingkungan
bertanggung jawab atas keamanan, pergaulannya, seperti lahirnya geng
ketertiban, ketentraman, dan motor, pemerkosaan, perjudian, dan
kedamaian dalam kelangsungan sebagainya.
hidup kelompok sosialnya. Apalagi

241
242  Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016

Merebaknya isu-isu yang penindasan, adu domba, tawuran,


terjadi dikalangan siswa seperti mabuk-mabukan, dan kasus-kasus
penggunaan narkotika, narkoba, pornografi serta tindak asusila
tawuran antar siswa, pornografi, dikehidupan masyarakat kita. Maka
perkosaan, perjudian, pelacuran, dari itu diperlukan adanya imbingan
penipuan, pengguguran kandungan, moral yang mencakup sikap dan
pembunuhan, dan lain-lain. Hal itu perilaku dalam proses pendidikan.
telah menjadi masalah sosial yang Terbentuknya perilaku menyimpang
sampai saat ini belum dapat diatasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
secara tuntas dan dampak yang diantaranya adalah faktor agama.
ditimbulkan dari perilaku tersebut Faktor ini dapat mempengaruhi
ialah terus berkembangnya pembentukan penyimpangan yaitu
kemerosotan moral dan ketika kehidupan individu tidak
penyimpangan dikalangan siswa. didasari oleh agama yang kuat
Proses belajar mengajar yang sehingga kehidupannya menjadi
bermakna, menyenangkan, yang tanpa arah dan tujuan. Perilaku
komunikatif dapat menghasilkan menyimpang siswa pada dasarnya
penanaman keilmuan serta moralitas lahir dari ekspresi sikap kenakalan
yang baik kepada siswa. Sekolah yang muncul dari kalangannya.
sebagai lembaga pendidikan tidak Secara fenomenologis gejala
akan lepas dari tudingan masyarakat kenakalan timbul dalam masa
jika ada kenakalan remaja atau pubertas, dimana jiwa dalam keadaan
perilaku negatif lainnya. Peristiwa labil sehingga mudah terseret oleh
yang kerap terjadi seakan-akan lingkungan.
merupakan kegagalan lembaga Penyimpangan Moralitas Siswa
pendidikan untuk membentuk watak Masa remaja adalah masa
serta peradaban bangsa yang perkembangan moral, seksual, sosial,
bermartabat. Terlebih lagi guru dan fisik. Perilaku menyimpang
bimbingan konseling selalu menjadi sering terjadi pada usia remaja,
sasaran empuk yang dituduh gagal dimana remaja belum memiliki
membentuk moral siswa. Alhasil, tanggung jawab baik atas diri sendiri
apabila dilihat pengawasan serta maupun orang lain, dimana remaja
bimbingan atas perilaku siswa tidak masih merasa bebas tanpa beban.
hanya dibebankan pada guru Remaja membutuhkan proses sosial
disekolah semata namun juga untuk belajar bertanggung jawab dan
terhadap orangtua dan masyarakat belajar menghadapi berbagai prilaku
Gejala kemerosotan nilai-nilai sosial lain. Secara psikologis pelajar
akhlak dan moral mulai dan telah usia remaja merupakan masa transisi
meresahkan masyarakat secara luas. dari remaja menuju kedewasaan
Krisis moral yang seringkali dihadapi diamana didalamnya terjadi gejolak-
menyangkut permasalahan
Suharni. Mencegah Kemerosotan Moral dan Perilaku Menyimpang... 243

gejolak batin dan luapan ekspresi b. Ketidakharmonisan dalam


kretivitas yang sangat tinggi. keluarga
Perilaku menyimpang siswa Tidak adanya
salah satunya disebabkan oleh keharmonisan dalam keluarga
minimnya pendidikan moral dan dapat menjadi penyebab
agama. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya perilaku menyimpang.
pendidikan agama sangat c. Pelampiasan rasa kecewa
mempengaruhi moral seseorang. Seseorang yang
Karena dalam agama diajarkan untuk mengalami kekecewaan apabila
tidak merugikan atau jahat terhadap tidak dapat mengalihkannya ke
diri sendiri dan orang lain dalam hal yang positif, maka ia akan
bentuk apapun. Agama dapat berusaha mencari pelarian untuk
menjadi salah satu faktor pengendali memuaskan rasa kecewanya.
tingkah laku remaja. Karena d. Dorongan kebutuhan ekonomi
pendidikan agama memang Perilaku menyimpang
mewarnai kehidupan masyarakat. yang terjadi karena dorongan
(Sarwono, 1997:93) kebutuhan ekonomi
Perilaku menyimpang adalah e. Pengaruh lingkungan dan media
suatu perilaku yang dieskspresikan massa.
oleh seorang atau beberapa orang Seseorang yang
anggota masyarakat yang secara melakukan tindakan menyimpang
disadari atau tidak disadari, tidak dapat disebabkan karena
menyesuaikan diri dengan norma terpengaruh oleh lingkungan
yang berlaku dan telah diterima oleh kerjanya atau teman
sebagian anggota masyarakat. sepermainannya. Begitu juga
peran media massa, sangat
Faktor Penyebab Penyimpangan berpengaruh terhadap
Moralitas Siswa penyimpangan perilaku.
Beberapa faktor penyebab f. Kegagalan dalam proses
terjadinya perilaku menyimpang, sosialisasi
antara lain sebagai berikut: Perilaku menyimpang
a. Sikap mental yang tidak sehat yang terjadi dalam masyarakat
Perilaku yang dapat disebabkan karena
menyimpang dapat pula seseorang memilih nilai sub
disebabkan karena sikap mental kebudayaan yang menyimpang
yang tidak sehat. Sikap itu yaitu suatu kebudayaan khusus
ditunjukkan dengan tidak merasa yang normanya bertentangan
bersalah atau menyesal atas dengan norma budaya yang
perbuatannya, bahkan merasa dominan. (Sarwono, 1997:210)
senang.
244  Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016

Jenis dan bentuk Perilaku teman bergaul yang tidak tepat


Menyimpang dan kodisi kultural yang kurang
Menurut Desmita, 2010, menguntungkan. Perilaku
Perilaku menyimpang pada remaja menyimpang pada tipe ini
terbagi atas empat jenis, diantaranya: seringkali bersifat simptomatik
a. Kenakalan yang menimbulkan karena muncul dengan disertai
korban fisik pada orang lain banyaknya konflik-konflik intra
seperti perkelahian, perkosaan, psikis yang bersifat kronis dan
perampokan, pembunuhan, dan disintegrasi pribadi.
lain-lain. b. Delinkuensi Situasional
b. Kenakalan yang menimbulkan Bentuk penyimpangan
korban materi seperti perusakan, perilaku tipe ini pada umumnya
pencurian, pencopetan, dilakukan oleh anak-anak dalam
pemerasan, dan lain-lain. klasifikasi normal yang dapat
c. Kenakalan sosial yang tidak dipengaruhi oleh berbagai
menimbulkan korban dipihak kekuatan situasional baik situasi
orang lain seperti pelacuran, yang berupa stimuli sosial
penyalahgunaan obat dan lain- maupun kekuatan tekanan
lain. lingkungan teman sebaya yang
d. Kenakalan yang melawan status, semuanya memberikan pengaruh
misalnya mengingkari status yang “menekan dan memaksa“
anak sebagai pelajar dengan cara pada pembentukan perilaku
membolos. menyimpang. Penyimpangan
perilaku dalam bentuk ini
Bentuk-bentuk perilaku seringkali muncul sebagai akibat
menyimpang atau kenakalan remaja transformasi kondisi psikologis
dibagi menjadi empat kelompok dan reaksi terhadap pengaruh
besar, yaitu: eksternal yang bersifat memaksa.
a. Delikuensi Individual Dalam kehidupa remaja situasi
Delikuensi Individual sosial eksternal yang menekan,
adalah perilaku menyimpang terutama dari kelompok sebaya
yang berupa tingkah laku dapat dengan mudah
kriminal yang merupakan gejala mengalahkan unsure internal
personal dengan ciri khas “jahat“ yang berupa pikiran sehat,
yang disebabkan oleh perasaan dan hati nurani sehingga
prodisposisi dan kecenderungan memunculkan tingkah laku
penyimpangan tingkah laku delinkuen situasional.
psikopat, neourotis, dan c. Delinkuensi Sistematik
antisosial. Penyimpangan Perbuatan menyimpang
perilaku ini dapat diperhebat dan kriminal pada anak-anak
dengan stimuli sosial yang buruk, remaja dapat berkembang
Suharni. Mencegah Kemerosotan Moral dan Perilaku Menyimpang... 245

menjadi perilaku menyimpang untuk menegakkan gengsi diri


yang disestematisir, dalam secara tidak wajar.
bentuk suatu organisasi d. Delinkuensi Komulatif
kelompok sebaya yang Pada hakekatnya bentuk
berperilaku seragam dalam delikuensi ini merupakan produk
penyimpangan. Kumpulan dari konflik budaya yang
tingkah laku yang menyimpang merupakan hasil dari banyak
yang disestematisir dalam konflik kultural yang
pengaturan status, norma dan kontroversial dalam iklim yang
peranan tertentu kan penuh konflik. Dengan
memunculkan sikap moral yang mencermati bentuk perilaku
salah dan justru muncul rasa menyimpang yang dilihat dari
kebanggaan terhadap perbedaan- dimensi penyebabnya, maka
perbedaan dengan norma umum wujud dari perilaku menyimpang
yang berlaku. dapat berupa perilaku sebagai
Semua perilaku berikut :
menyimpang yang seragam 1. Membolos sekolah
dilakukan oleh anggota 2. Perkelahian antar individu,
kelompok ini kemudian antar sekolah ataupun antar
dirasionalisir dan dilakukan suku, yang kesemuanya
pembenaran sendiri oleh seluruh menunjukan akibat negatif.
anggota kelompok, sehingga 3. Perilaku menyontek.
perilaku menyimpang yang 4. Mabuk-mabukan
dilakukan menjadi terorganisir 5. Melakukan perbuatan tindak
dan sistematis sifatnya. Dorongan asusila yang mengganggu
berperilaku menyimpang pada ligkungan.
kelompok remaja terutama 6. Kecanduan dan ketagihan
muncul pada saat kelompok obat terlarang yang erat
remaja ini dalam kondisi tidak kaitannya dengan tindak
sadar atau setengah sadar, karena kejahatan.
berbagai sebab dan berada dalam 7. Perjudian dan bentuk-bentuk
situasi yang tidak terawasi oleh permainan dengan taruhan
kontrol diri dan kontrol sosial. yang mengakibatkan ekses
Lama kelamaan perilaku kriminalitas.
menyimpang ini diulang dan
diulang kembali, dan kemudian Pendekatan Penanganan Perilaku
dirasakan enak dan Menyimpang
menyenangkan yang kemudian Penyimpangan moral
diprofesionalisasikan yang pada diakibatkan oleh budaya barat yang
akhirnya kemudian digunakan tidak disaring dengan baik sehingga
semuanya diserap oleh generasi
246  Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016

muda. Dalam masa pubertas, a) Pembentukan konsep diri


keinginan mereka untuk mencoba b) Pengembangan keterampilan
sangat besar dan sering mereka tidak c) Pengendalian diri
memikirkan resiko dari perbuatannya d) Pelatihan komunikasi
tersebut. Selain budaya barat, kondisi e) Pembiasaan aturan.
keluarga juga menjadi penyebab dari 2. Pelaksanaan peraturan yang
penyimpangan moral pada kalangan konsisten
remaja. Mungkin orang tua lebih Segala bentuk peraturan
banyak menghabiskan waktu diluar yang dikeluarkan pada
rumah untuk bekerja sehingga para hakekatnya adalah usaha
remaja tersebut kurang kasih sayang, mencegah adanya tindak
pengawasan dan perhatian. Selain penyimpangan, sekaligus juga
itu, mereka juga butuh pengertian sebagai sarana penindak perilaku
dan dukungan dari keluarga yang penyimpangan. Namun apabila
seharusnya mereka dapatkan sebagai peraturan-peraturan yang
seorang anak. dikeluarkan tidak konsisten justru
Untuk mengatasi akan dapat menimbulkan tindak
penyimpangan moral pada remaja, penyimpangan.
peran orang tua sangat penting. Pendekatan dan
Dengan orang tua yang selalu pemecahannya dari pendidikan
mendampingi, mereka akan yakin merupakan salah satu jalan yang
bahwa mereka tidak sendiri sehingga paling strategis yaitu dengan
apapun kondisinya para remaja usaha-usaha pembinaan,
tersebut akan berani terbuka pada pengarahan, dengan memahami
orang tua. Selain itu, bimbinglah dan mengurangi permasalahan
mereka dan arahkan mereka dengan yang berhubungan dengan
baik yaitu melalui arahan dan perkembangan fisik dan perilaku
mendorong kepada para remaja psikomotorik.
untuk menyalurkan bakat, minat, dan
hobinya dalam hal-hal positif agar Konseling berbasis kearifan lokal
dapat bermanfaat. (Sarwono, 1997: sebagai upaya mencegah
83) kemerosotan moral dan
Upaya mengantisipasi tersebut penyimpangan perilaku
melalui: Kearifan lokal diartikan
1. Penanaman nilai dan norma yang sebagai hasil dari suatu masyarakat
kuat yang mengandung nilai-nilai, norma-
Penanaman nilai dan norma pada norma yang dipegang teguh
seseorang individu melalui berdasarkan tata cara kehidupan
proses sosialisasi. Adapun tujuan mereka sehari-hari dan dianggap baik
proses sosialisasi antara lain karena mampu memberikan rasa
sebagai berikut: aman dan nyaman. Pancasila sebagai
Suharni. Mencegah Kemerosotan Moral dan Perilaku Menyimpang... 247

falsafah bangsa sudah mewakili Kearifan lokal yang dapat


bentuk kearifan lokal masyarakat diajarkan pada anak dalam kajian ini
Indonesia. Kearifan lokal bisa juga mencakup nilai kearifan lokal yang
diartikan filsafat yang hidup di dalam terdapat dalam Pancasila.
hati masyarakat, berupa Diantaranya Ketuhanan Yang Maha
kebijaksanaan akan kehidupan, way Esa, misal: diajarkan meyakini
of life, ritus-ritus adat, dan keberadaan Tuhan dengan cara
sejenisnya. Kearifan lokal berdoa atau beribadah, Kemanusiaan
merupakan produk berabad-abad yang adil dan beradab, pada sila ini
yang melukiskan kedalaman batin dapat dicontohkan dengan
manusia dan keluasan resionalitas berperilaku saling menyayangi dan
hidupnya. Adapun ciri-ciri kearifan berempati. Persatuan Indonesia, anak
lokal diantaranya: diajarkan hidup rukun dengan teman
1. mampu bertahan terhadap budaya sebaya. Kerakyatan yang dipimpin
luar oleh hikmat kebijaksanaan dalam
2. Memiliki kemampuan Permusyawaratan perwakilan, pada
mengakomodasi unsur-unsur sila ini dapat diajarkan sikap
budaya luar demokrati dan mau menerima
3. Mempunyai kemampuan pendapat orang lain dan tidak
mengintegrasikan unsur budaya memaksakan kehendak. Sila ke lima
luar ke dalam budaya asli adalah keadilan sosial bagi seluruh
4. Mempunyai kemampuan rakyat Indonesia, anak diajarkan
mengendalikan untuk bersikap adil kepada siapapun.
5. Mampu memberi arah pada Selain Pancasila, etika budaya
perkembangan budaya timur yang mencerminkan norma
Secara subtansial, kearifan kesopanan, tepo seliro, saling
lokal adalah nilai-nilai yang berlaku mengharagai dan menghormati
dalam masyarakat. Nilai-nilai yang terhadap sesama baik menghormati
diyakini kebenarannya dan menjadi kepada orang yang lebih tua atau
acuan dalam bertingkahlaku sehari- orang yang lebih muda.
hari masyarakat setempat.

DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2010. Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Endang Poerwati dan Nur widodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang:
Univeritas Muhammadiyah Malang.

Sarlito Wirawan Sarwono, 1997. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada.

You might also like