Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Vol. 10 No.

2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Pengaruh Effervescent Ekstrak Kulit Nanas dalam


Menghambat Pertumbuhan Candida Albicans
pada Resin Akrilik Heat Cured
(The Effect of Pineapple’s Peel Extract Effervescent in Inhibit
Candida albican’s growth in Acrylic Resin Heat Cured )
Aldo Alveno*, Meinar Nur Ashrin**, Dian W Damaiyanti***
*Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
**Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
***Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

ABSTRACT

Background: Maintaining dentures is an important key. Pineapple peel extract containing


bromelin enzyme as an antifungal might can be used as an alternative denture cleanser.
Purpose: To know the difference of candida albicans growth in addition of pineapple peel
extract effervescent. Materials and Methods: Heat-cured acrylic resin in 10x10x1 mm in size
was used as sample which was soaked into pineapple peel extract effervescent for 5 minutes.
There are 4 groups, group 1: sterile aquades as negative control; group 2: potassium
monopersulfat, Sodium Hexametaphosphate effervescent as positive control; group 3: 3.5% in
concentration; group 4: 7% in concentration. Data was analyzed by using oneway anova and
post hoc analysis with LSD test. Result: There was a significant difference in total of candida
albicans colony in each treatment group (P≤0,05). LSD test showed a significant difference in
group 2 compared to group 4 and group 3 compared to group 4. Conclusions: Pineapple peel
extract effervescent gave a significant difference of candida albicans colony growth and
therefore can be used as an alternative denture cleanser.

Keywords: Candida albicans, heat cured acrylic resin, Pineapple peel extract effervescent

Korespondensi: Meinar Nur Ashrin, Department of Prostodontia, Faculty of Dentistry, Hang


Tuah University, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya, Phone 031-594864, Fax 031-5912191,
Email: meinar.ashrin@gmail.com

135
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar belakang: Menjaga kebersihan akan gigi tiruan merupakan tahapan yang paling
penting. Sebagai alternatif bahan pembersih gigi tiruan dengan metode tablet adalah dengan
menambahkan ekstrak kulit nanas yang mengandung bromelin, yang memiliki khasiat
antijamur. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
effervescent ekstrak kulit nanas terhadap pertumbuhan Candida Albicans. Metode: Sampel
yang digunakan adalah resin akrilik heat cured yang berukuran 10x10x1 mm yang direndam
dalam effervescent ekstrak kulit nanas selama 5 menit. Sampel dibagi dalam 4 kelompok,
kelompok 1: aquadest steril (kontrol negatif), kelompok 2: effervescent berbahan dasar
Potassium Monopersulfat, Sodium Hexametaphosphate (kontrol positif), kelompok 3 :
konsentrasi 3,5%, kelompok 4: konsentrasi 7. Data dianalisa menggunakan oneway anova
kemudian dilanjutkan analisis Post-hoc dengan uji LSD. Hasil: Uji Oneway anova
membuktikan bahwa terdapat perbedaan jumlah koloni candida albicans yang bermakna
antar kelompok perlakuan. Beda rerata antar kelompok perlakuan diuji dengan uji LSD
memperlihatkan perbedaan bermakna pada kelompok 2 dengan 4 dan kelompok 3 dengan 4.
Simpulan: Effervescent ekstrak kulit nanas memberikan perbedaan bermakna pada kelompok
1,2,3 dan 4.Effervescent ekstrak kulit nanas terbukti memberikan khasiat apabila
dimanfaatkan sebagai pembersih gigi tiruan sehingga dapat dipertimbangkan sebagai
alternatif bahan pembersih gigi tiruan.

Kata kunci: Candida albicans, resin akrilik heat cured, effervescent ekstrak kulit nanas

Korespondensi: Meinar Nur Ashrin, Bagian Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi,


Universitas Hang Tuah, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya, Telepon 031-594864, Fax: 031-
5912191, Email: meinar.ashrin@gmail.com

PENDAHULUAN complete denture). Gigi tiruan


sebagian lepasan (GTSL)
Kehilangan gigi menyebabkan diindikasikan untuk menggantikan
beberapa gangguan, meliputi gangguan beberapa gigi, area edentulous, dan
estetik, rahang, dan gangguan untuk estetik yang lebih baik,
persarafan. Semakin lama, maka sedangkan gigi tiruan penuh (GTP)
kehilangan gigi akan semakin diindikasikan untuk pasien edentulous,
meningkat. Hal ini dikaitkan dengan gigi yang tersisa tidak dapat
peningkatan umur dan resiko penyakit dipertahankan dan tidak dapat
periodontal. Kehilangan gigi ini dapat menyokong GTSL.1 Syarat bahan gigi
dicegah dengan pemakaian gigi tiruan yang ideal menurut
tiruan.1 Berdasarkan Riskesdas2 tahun International Organization for
2007, prevalensi pasien dengan Standardization (ISO) adalah (1)
kehilangan gigi di Indonesia adalah Biokompatibel : tidak toksik dan non-
1,6%. iritan, (2) Karakteristik permukaan :
Ilmu mengenai gigi tiruan secara permukaan halus, keras dan kilat.3
garis besar dibagi dalam ilmu gigi Bahan dasar basis gigi tiruan
tiruan lepasan, gigi cekat, dan prostetik yang sekarang sering dipakai adalah
maksilofasial. Gigi tiruan lepasan resin akrilik heat cured. Berdasarkan
(GTL) dibagi dua, gigi tiruan sebagian riskesdas2 pada tahun 2007, prevalensi
lepasan (partial denture) dan gigi pasien pemakai gigi tiruan di Indonesia
tiruan penuh (full denture atau sebesar 4,6. Adapun kekurangan resin

136
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

akrilik yaitu adanya sisa monomer, daripada denture cleanser ini antara
porus, menyerap air, dan kurang lain dapat mencapai bagian-bagian
terhadap abrasi.4 sempit yang tidak dapat dicapai sikat
Pemakaian gigi tiruan gigi, dapat membunuh kuman yang
menyebabkan mukosa yang berada di menyebabkan bau, menghilangkan
bawah atau yang berkontak dengan stain dan sisa makanan, tidak
gigi tiruan akan tertutup dalam jangka menggores gigi tiruan, memberi waktu
waktu yang lama, sehingga pada jaringan mulut untuk beristirahat
pembersihan permukaan mukosa pada saat dilakukan pembersihan gigi
maupun gigi tiruan oleh lidah dan tiruan. Terdapat pula kekurangan pada
saliva akan terhalang.5 Basis gigi effervescent yaitu kurangnya aksi
tiruan yang kontak langsung dengan mekanik pada gigi tiruan.9
saliva akan menyerap molekul- Pemanfaatan bahan herbal
molekul saliva membentuk lapisan sebagai bahan pembersih seperti enzim
organik tipis yang disebut acquired bromelin dari kulit nanas diduga
pellicle. Pelikel ini mengandung efektif sebagai bahan aktif antiplak.10
protein yang nantinya akan Enzim ini menguraikan protein dengan
meningkatkan adhesi dari jalan memutuskan ikatan peptida dan
mikroorganisme, sehingga menghasilkan protein yang lebih
mikroorganisme melekat.6 Akibatnya sederhana.11 Peningkatan penggunaan
permukaan gigi tiruan akan terbentuk dan pengembangan bahan tradisional
plak. Plak merupakan tempat atau sebagai obat-obatan juga didukung
daerah yang baik bagi pertumbuhan penuh oleh pemerintah sejalan dengan
mikroorganisme.5 Plak pada gigi tiruan pencanangan WHO Traditional
merupakan faktor penting yang dapat Medicine Strategy pada tahun 2002.12
menyebabkan inflamasi pada mukosa Sehubungan dengan adanya
palatal. Inflamasi pada mukosa permasalahan diatas, maka peneliti
contohnya adalah denture stomatitis.7 ingin melakukan penelitian mengenai
Berdasarkan penelitian Lahry afrina pengaruh ekstrak kasar kulit nanas
(2008), prevalensi daripada pasien sebagai effervescent dalam
dengan denture stomatitis adalah menghambat candida albicans pada
sebesar 45,83%. Denture stomatitis resin akrilik heat cured.
(Denture Sore Mouth) adalah suatu
proses inflamasi yang sebagian besar
melibatkan mukosa palatal di rongga BAHAN DAN METODE
mulut yang ditutupi oleh gigi tiruan
penuh.8 Penelitian yang dilakukan
Salah satu cara untuk merawat merupakan jenis penelitian true
gigi tiruan adalah dengan melakukan experimental laboratoris dengan
pembersihan/penyikatan dengan pasta rancangan penelitian post test only
pembersih gigi tiruan yang control group design.
mengandung desinfektan. Berbagai Adapun parameter yang dilihat
bentuk pembersih gigi tiruan yang pada penelitian ini adalah perbedaan
beredar di pasaran saat ini yaitu jumlah Candida albicans dalam setiap
berbentuk pasta, tablet, cairan dan lain- kelompok perlakuan. Sejumlah 20
lain.7 Denture cleanser yang sudah ada resin akrilik dibagi menjadi empat
saat ini yaitu effervescent. Keuntungan kelompok.

137
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

Alat yang digunakan dalam Masukkan ke dalam tabung reaksi


penelitian ini adalah Tabung reaksi, selama 15 menit dan bagi menjadi 4
rak tabung reaksi, petridish, kelompok perlakuan. Bilas dengan
mikropipet 100 μm- 1000μm, PBS sebanyak dua kali. Masukkan
incubator, vortex, centrifuge, spuit, dalam media Sabouraud Dextrose
autovlave, filler unit multipore 0,2 μm, Broth, vibrasi dengan vortex selama 30
spreader, pipet tetes, pengaduk detik. Setelah itu, lakukan perbenihan
magnet, masker dan sarung tangan. jumlah koloni Candida albicans
Selain itu bahan yang digunakan (CFU/ml). Lakukan tabulasi dan
adalah Lempeng resin akrilik tipe heat analisis.
cured, media Saboraud Dextrose Agar, Pembuatan ekstrak kulit nanas
Sabouraud Dextrose Liquide, Phosphat yang digunakan adalah kulit nanas
Buffer Saline (PHS), saliva, yang berasal dari buah nanas yang
effervescent ekstrak kulit nanas, masih mengkal, ditandai dengan warna
suspense Candida albicans, kulitnya hijau kekuningan. Kulit nanas
effervescent berbahan dasar Potassium dicuci dengan aquades, dipotong kecil-
Monopersulfat, Sodium kecil dan ditimbang sebanyak 1.500
Hexametaphosphate yang beredar di gram. Selanjutnya dihomogenisasi
pasaran, dan aquadest steril. dengan menggunakan 200 ml larutan
Prosedur penelitian ini dimulai buffer natrium asetat (pH 6,5), dan
dengan pembagian resin akrilik heat disaring. Ekstrak kasar disentrifugasi
cured yang berukuran 10x10x1 mm selama 25 menit pada 3500 rpm, dan
menjadi empat kelompok yang disimpan pada 4°C.13,14
dikontaminasikan dengan Candida Presipitasi ekstrak kasar enzim
albicans, yaitu K- adalah kelompok bromelin dilakukan dengan
control yang direndam dengan penambahan amonium sulfat sebanyak
aquades steril, K+ adalah kelompok 60% sambil diaduk menggunakan
perlakuan yang direndam dengan pengaduk magnet selama 45 menit,
effervescent berbahan dasar Potassium dan diinkubasi semalam pada 4°C.
Monopersulfat, Sodium Selanjutnya disentrifugasi pada 3500
Hexametaphosphate yang beredar di rpm selama 25 menit. Endapan yang
pasaran, P1 adalah kelompok dihasilkan dicuci dengan 10 ml buffer
perlakuan yang direndam dengan Natrium asetat 0,1 M pada kisaran pH
effervescent ekstrak kulit 6-6,5.13,14
nanaskonsentrasi 3,5%, P2 adalah Formulasi effervescent dibuat
kelompok yang direndam dengan dengan mencampur reaksi asam dan
effervescent ekstrak kulit nanas basa. Reaksi asam didapat dengan
konsentrasi 7% . mencampur asam tartrat, asam sitrat,
Kelompok K-, K+, P1, dan P2 sebagian PVP dan laktosa, mesh,
direndam dalam aquadest steril selama keringkan, dan akan membentuk
24 jam, setelah itu sterilisasi dengan granul asam. Reaksi basa didapat
autoclave 121°C selama 18 menit lalu dengan mencampurkan NaHCO3,
rendam dalam larutan saline selama 1 sebagian PVP dan laktosa, ayak,
jam, bilas dengan PBS sebanyak dua keringkan, dan akan membentuk
kali. Setelah itu, resin akrilik heat granul basa. Selanjutnya, serbuk
cured rendam dalam suspensi Candida ekstrak kasar kulit nanas dicampurkan
albicans dan inkubasi selama 24 jam. dengan granul asam dan granul basa

138
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

dalam ruang dengan kelembapan normalitas semua kelompok


maksimal 25%. terdistribusi normal (p>0,05).
Hasil dari data penelitian akan
menggunakan program SPSS untuk Tabel 2. Hasil uji normalitas jumlah
dianalisa. Setiap data penelitian akan Candida albicans
secara statistik dianalisa dengan Kelompok Shapiro-wilk Sig.
tingkat kesalahan (α=0,05). Data K- ,915
dianalisi menggunakan uji analisis K+ ,497
varian satu arah/one way ANOVA bila P1 ,253
data terdistribusi normal dan memiliki P2 ,637
varian data yang sama. Uji ANOVA
dipakai untuk melihat perbedaan Data kemudian di uji
jumlah koloni Candida albicans yang homogenitasnya menggunakan uji
terbentuk antara semua kelompok Levene’s Test.
perlakuan.
Tabel 3. Hasil uji homogenitas
Variabel Sig.
HASIL PENELITIAN
Candida albicans .586
Data hasil penelitian dianalisis
secara deskriptif untuk mendapatkan
Significancy test homogenity of
gambaran distribusi dan peringkasan
variance menunjukkan 0,586 (p>0,05)
data guna memperjelas penyajian hasil
sehingga dapat disimpulkan seluruh
penelitian, kemudian dilakukan uji
kelompok mempunyai varian data
hipotesis menggunakan statistik
yang homogen.
analitik dengan taraf signifikansi 95%
Data penelitian yang
(p<0,05) dengan menggunakan
terdistribusi normal dan varian datanya
program SPSS versi 20.
homogen kemudian dianalisis dengan
Tabel 1. Rata-rata dan standar deviasi uji parametrik One-way Anova untuk
jumlah koloni Candida albicans pada basis mengetahui adanya perbedaan jumlah
gigi tiruan akrilik pada kelompok kontrol Candida albicans pada masing-masing
dan Perlakuan kelompok perlakuan.
Rata-rata ± Std
Kelompok
Deviasi Tabel 4. Hasil uji one-way ANOVA
K- 74,67 ± 6,506 Variabel Sig.
K+ 42,33 ± 7,767
P1 9,33 ± 3,786 Candida albicans .000
P2 28,00 ± 4,583

Berdasarkan hasil uji One-way


Sebelum dilakukan uji hipotesis Anova pada tabel 4 nilai signifikansi
antara kelompok negatif, kontrol 0.000 (p <0,05) sehingga menunjukkan
positif dan kelompok perlakuan, ada perbedaan jumlah koloni candida
terlebih dahulu masing-masing albicans yang signifikan antar
kelompok diuji normalitasnya dengan kelompok perlakuan secara statistik.
menggunakan uji statistik Shapiro-
Wilk (karena sampel yang digunakan ≤
50 subjek) dan didapatkan hasil uji

139
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

Tabel 5. Hasil uji Post-Hoc LSD mikroorganisme melalui senyawa


Kelompok K+ 3,5% 7% teroksidasi dan interaksi non spesifik
K- .000* .000* .000* grup sulfihidril dengan protein dan
K+ .000* .017* senyawa flavonoid dengan membentuk
3,5% .005* senyawa kompleks yang merusak
membran sel dari Candida albicans.16
Pada kelompok P1 (effervescent
Hasil uji post-hoc LSD
3,5%) juga terdapat perbedaan yang
menunjukkan terdapat terdapat
bermakna dengan kelompok P2
perbedaan nilai jumlah koloni Candida
(effervescent 7%) dikarenakan pada
albicans yang bermakna pada
effervescent konsentrasi 7% memiliki
kelompok kontrol negatif terhadap
konsentrasi substrat yang lebih tinggi
kontrol positif, effervescent konsentrasi
dibandingkan effervescent 3,5%
3,5%, effervescent konsentrasi 7% ;
sehingga pada effervescent 7% sudah
kelompok kontrol positif terhadap
mencapai kecepatan reaksi pada titik
effervescent konsentrasi 3,5%,
tertentu dan menjadi jenuh, hal ini
effervescent konsentrasi 7% ;
sesuai dengan Lehninger17 (1995) yang
kelompok effervescent konsentrasi
mengatakan bahwa kecepatan reaksi
3,5% terhadap effervescent
akan meningkat dengan meningkatnya
konsentrasi 7%. Hal ini dibuktikan
konsentrasi substrat dan mencapai titik
dengan nilai signifikansi setiap
tertentu yang dimana kecepatan reaksi
kelompok kurang dari 0,005 (p<0,05).
sudah maksimum yaitu pada
effervescent dengan konsentrasi 3,5%.
PEMBAHASAN
SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa didapatkan perbedaan yang
Pada penelitian ini secara umum
bermakna antara kelompok kontrol
dapat disimpulkan bahwa Terdapat
negatif (aquadest) terhadap kelompok
pengaruh effervescent ekstrak kulit
kontrol positif ( effeverscent berbahan
nanas konsentrasi 3,5% dan 7%
dasar Potassium Monopersulfat,
dengan effervescent berbahan dasar
Sodium Hexametaphosphate yang
Potassium Monopersulfat, Sodium
beredar di pasaran), hal ini
Hexametaphosphate yang beredar di
dikarenakan pada kontrol negatif
pasaran terhadap pertumbuhan
(aquadest) tidak memilik efek anti
Candida albicans pada basis gigi
mikroba, sedangkan pada kelompok
tiruan akrilik. Konsentrasi ekstrak kulit
effervescent ekstrak kulit nanas
nanas yang paling efektif adalah
konsentrasi 3,5%, dan effervescent 7%
effervescent konsentrasi 3,5%.
memiliki efek anti mikroba.15
Pada kelompok kontrol positif
juga terdapat perbedaan yang DAFTAR PUSTAKA
bermakna dengan effervescent 3,5%
dan effervescent 7%, hal ini karena 1. Phoenix, R. D., Cagna, D. R., De Freest
pada nanas memiliki senyawa fenol & Charles F. Stewart’s Clinical
Removable Prothodontics. 4 th Edition.
dan flavonoid yang dimana fenol Quintessence Publishing Co, Inc; 2008.
termasuk dalam grup hidroksil yang 2. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).
menghambat pertumbuhan Laporan Nasional 2007. Badan Penelitian

140
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

dan Pengembangan Kesehatan 12. WHO. WHO Traditional Medicine


Departemen Kesehatan, Republik Strategy 2002-2005. Jenewa: WHO;
Indonesia; 2008. Hlm. 134-131. 2002.
3. Anusavice KJ. 2004. Buku ajar Ilmu 13. Kumaunang, M., Kamu, V. Aktivitas
Bahan Kedokteran Gigi, ed 10., Jakarta: Enzim Bromelin dari Ekstrak Kulit Nenas
EGC; 2004. P. 223-176. (Ananas comosus). Jurnal Ilmiah Sains
4. Phillips. Buku ajar ilmu bahan kedokteran 2011; 11(2): 201-198.
gigi. Terjemahan oleh Drg Johan 14. Anggraini D, Rahmides WS, Malik M.
arifbudiman. Jakarta: EGC; 2004. Hlm. Formulasi Sabun Cair dari Ekstrak
197-177. Batang Nanas (Ananas comosus. L )
5. RF de Souza, de Oliveira Freitas untuk Mengatasi Jamur Candida
Paranhos H, Lovato da Silva CH, Abu- albicans. Jurnal Penelitian Farmasi
Naba’a L, Fedorowicz Z, Gurgan CA Z, Indonesia 2012; 1(1): 30-3.
CA Gurgan CA. Interventions for 15. Mashuri M. Isolasi dan Pengukuran
cleaning denture in adults; 2009. P. 42-1. Aktivitas Enzim Bromelin dari Ekstrak
6. Umayasari S, Prabowo H, Kresnoadi U. Kasar Bonggol Nanas (Ananas comosus)
Perendaman resin akrilik dengan ekstrak pada Variasi Suhu dan pH; 2014.
serbuk kayi siwak (Salvadora persica) Available from
terhadap pertumbuhan mikroorganisme file:///Users/macbookpro/Downloads/478-
rongga mulut. Dent J 2009; 2(1): 33. 855-1-SM.pdf. Accessed January 11,
7. Dharmautama M, Machmud E, Maruapey 2016.
A M. Penggunaan pasta pembersih gigi 16. Kothari S, Mishra V, Bharat S, Tonpay
tiruan bunga rosella (Hibiscus sabdarifa SD. Antimicrobial Activity and
l) dalam menghambat pertumbuhan Phytochemical Screening of Serial
bakteri dan Candida albicans pada gigi Extracts from Leaves of Aegle marmelos
tiruan. Makasar; 2013. (linn). Acta Poloniae Pharmaceutica
8. Gillespie SH, Bamford KB. At a glance 2011; 68(5): 692-687.
Mikrobiologi medis dan infeksi. 3th ed. 17. Lehninger, A.H. Dasar-dasar Biokimia.
Jakarta: Erlangga; 2007. Hlm. 35-32. Jakarta: Erlangga; 1995.
9. Polident. Perawatangigitiruan. Available
from www.gsk-indonesia.com/0-
repository/polident.pdf
10. Pujiastuti, Peni. Uji Biokompatibilitas
Ekstrak Bonggol Nanas Sebagai Obat
Kumur. Tesis. Pascasarjana, Universitas
Airlangga, Surabaya; 1997.
11. Sumarno. Skripsi S1, Jurusan Kimia
FMIPA UI, Depok; 1989.

141

You might also like