Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pengaruh Brand Knowledge Terhadap Pemilihan Rumah Sakit

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

31

PENGARUH BRAND KNOWLEDGE TERHADAP PEMILIHAN RUMAH SAKIT

THE INFLUENCE OF BRAND KNOWLEDGE IN CHOOSING HOSPITAL

Candra Setyawati, Thinni Nurul Rochmah


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
E-mail : candrasetyaa@gmail.com

ABSTRACT

Brand knowledge is an information and public knowledge measurement related to consuming product. Low
of care visit in clinical care of specialist dental health and hospital are 22% from maximum supply count each
year, so it needs to analyze the decision of choosing Airlangga University Dental Health and Hospital based on
brand knowledge. This study was an observational analytic, and based on the time, this study was cross-sectional
study with stratified random sampling. There were 100 respondents that participated in this study. Statistical test
used logistic regression. The result of this study indicated that there was no effectbetween brand awareness with
the public desicion to visit Airlangga University Dental Health and Hospital (p=0,746) and also there was no
effectbetween brand image with the public decision to visit Airlangga University Dental Health and Hospital
(p=0,138). This study concluded that there was no effectof brand knowledge (that consists of brand awareness
and brand image) toward the public decision in choosing Airlangga University Dental Health and Hospital.
According to the result, Airlangga University Dental Health and Hospital should improve their medical service
quality by advertising and dissemination of their medical service information.

Keywords: brand awareness, brand image, brand knowledge, decision, hospital

PENDAHULUAN meliputi brand awareness dan brand image

Rumah Sakit Gigi dan Mulut, selanjutnya terhadap keputusan masyarakat dalam memilih

disingkat RSGM adalah sarana pelayanan RSGM Unair. Hasil penelitian diharapkan dapat

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan menjadi masukan bermanfaat untuk mengatasi

kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk masalah rendahnya kunjungan pasien baru serta

pelayanan pengobatan dan pemulihan tanpa mendapatkan gambaran mengenai pengaruh brand

mengabaikan pelayanan peningkatan kesehatan dan knowledge yang meliputi brand awareness dan

pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui brand image terhadap keputusan masyarakat dalam

pelayanan rawat jalan, gawat darurat, dan pelayanan memilih RSGM Unair.

tindakan medik (Permenkes RI nomor

1173/MENKES/PER/X/2004 tentang Rumah Sakit PUSTAKA

Gigi dan Mulut).Dalam rangka mewujudkan visinya Brand knowledge atau pengetahuan tentang

dan agar RSGM Unair memenuhi kriteria sebagai merek merupakan informasi dan pengukuran

Rumah Sakit Gigi dan Mulut sebagaimana tercantum pengetahuan masyarakat dikaitkan dengan suatu

dalam Permenkes RI no 1173/MENKES/PER/X/2004 produk yang dikonsumsi. Brand knowledge dibagi

serta untuk menghadapi persaingan dengan rumah menjadi dua yakni brand awarenes dan brand image

sakit lain maka RSGM Unair harus memperhatikan (Heding T., Knutzen., Bjerre M, 2009). Nama merek

pemasaran rumah sakit. Penelitian ini bertujuan hingga benefit dari produk membantu konsumen

untuk menganalisis pengaruh brand knowledge yang mengerti sebuah produk. Pengetahuan juga

menimbulkan efek positif berupa pengertian dan

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015


32

perhatian konsumen terhadap sebuah produk dan menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan

alasan khusus untuk membeli produk tersebut. studi yang mengkaji bagaimana individu membuat

Brand awareness adalah kemampuan keputusan membelanjakan sumber daya yang

konsumen mengingat atau mengenali sebuah merek. tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha). Kotler

Brand awareness menurut Aaker (1997) adalah (2003) mengungkapkan bahwa seseorang mungkin

kesanggupan seorang calon pembeli untuk dapat memiliki peranan yang berbeda-beda dalam

mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu setiap keputusan pembelian.

merek merupakan bagian dari kategori produk


METODE
tertentu. Membangun brand awareness berarti

membuat pelanggan mengerti kategori produk atau Penelitian ini termasuk jenis penelitian

layanan dimana brand tersebut bersaing. Pada observasional analitik dengan rancang bangun cross

tingkatan yang lebih luas, keberhasilan membangun sectional. Pengambilan data penelitian dilakukan

brand awareness sangat tergantung pada seberapa selama bulan Juni tahun 2015.Populasi dalam

jauh pelanggan mengerti bahwa merek tersebut penelitian ini adalah orang yang pernah sakit gigi

dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka selama kurun waktu satu tahun terakhir yang berada

(Soehadi, 2005). dalam radius 1-3 km dari RSGM Universitas

Imagemerupakan representasi penilaian dari Airlangga. Populasi dipilih radius 3 km karena

konsumen, baik konsumen yang potensial maupun jangkauan efektif rumah sakit adalah 3 km

konsumen yang kecewa, termasuk kelompok lain (Margastuti dalam Ismayanti, 2008). Besar sampel

yang berkaitan dengan perusahaan seperti penelitian adalah 100 responden. Pengambilan

pemasuk, agen maupun investor. Penilaian ini sampel menggunakan metode stratified random

berbeda-beda, baik antar kelompok maupun antar sampling berdasarkan jarak tempat tinggal.

individu (Jasfar, 2005). Brand image akan Wawancara langsung kepada responden dari rumah

berpengaruh langsung terhadap tingginya kepuasan ke rumah sesuai dengan kesepakatan waktu. Hasil

konsumen yang akan berdampak terhadap wawancara kemudian dianalisis menggunakan

kunjungan terhadap suatu rumah sakit. regresi logistik untuk mengetahui pengaruh brand

Perkembangan pasar yang sedemikian pesat, knowledge terhadap keputusan pemilihan RSGM

menuntut perusahaan untuk meningkatkan kepuasan Unair.

konsumen dengan mendorong konsumen untuk lebih


HASIL & PEMBAHASAN
memperhatikan brand image dibandingkan
Brand Awareness
karakteristik fisik suatu produk dalam memutuskan
Kesadaran merek merupakan langkah awal
pembelian.
untuk membangun merek suatu produk. Kesadaran
Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi
merek meliputi suatu proses yang dimulai dari
oleh perilaku konsumen. Sciffman dan Kanuk (2008)

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015


33

perasaan tidak mengenal suatu merek sampai kesehatan gigi yang disebutkan oleh responden

merasa yakin bahwa merek tersebut adalah satu – pada urutan pertama adalah Puskesmas, maka

satunya dalam kelas produk atau jasa tertentu. Pada Puskesmas termasuk top of mind, sedangkan RSGM

tingkatan yang lebih luas, keberhasilan membangun Unair berada dalam urutan ke enam. Hal ini perlu

brand awareness sangat tergantung pada seberapa diperhatikan oleh RSGM Unair karena belum

jauh pelanggan mengerti bahwa merek tersebut menjadi top of mind dalam jarak jangkauan efektif

dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka rumah sakit yaitu radius 3 km.

(Soehadi, 2005). Pada penjelasan diatas dapat disimpulkan

Pada brand awareness terdapat 4 tingkatan bahwa brand awareness RSGM Unairtidak membuat

yaitu unaware of brand merupakan tingkatan yang konsumen mengenali atau mengingat suatu merek

mencerminkan ketidaktahuan responden terhadap yang selanjutnya menjadi penentu bagi konsumen

merek, brand recognition merupakan pengenalan untuk menentukan prioritas konsumen, mungkin

merek melalui kemampuan responden untuk dikarenakan kurangnya promosi yang dilakukan oleh

mengingat dan mengenali sebuah merek, brand RSGM Unair (Setyawati, 2015) Membangun

recall merupakan kemampuan responden untuk kesadaran merek masyarakat sangat penting untuk

memunculkan kembali ingatan atas merek tersebut, membuat rumah sakit ada dibenak masyarakat.

dan top of mind merupakan pengingatan kembali Menurut pernyataan Durianto (2004) bahwa

tanpa bantuan. kesadaran merek merupakan key of asset atau kunci

pembuka untuk masuk kedalam elemen lainnya.

Jadi, jika kesadaran terhadap RSGM Unair termasuk

golongan unaware of brand maka RSGM Unair

seharusnya meningkatkan kesadaran agar

masyarakat menjadi top of mind.

Brand Image

Gambar 1. Piramida Brand Awareness Rumah Sakit Menurut Keller (2008)brand image atau

Gigi dan Mulut Universitas Airlangga citra merek merupakan persepsi suatu merek yang

dikaitkan dengan sikap pasar yang meliputi

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 100 kesukaan, (preferensi atau favorability dibandingkan

responden baik yang pernah memanfaatkan maupun dengan produk atau jasa lain) dan manfaat yang

belum pernah memanfaatkan terdapat 39% dipersepsikan bila nantinya menggunakan. Brand

termasuk golongan unaware of brand, 33% tergolong image atau citra merek yang positif diciptakan oleh

brand recognition, 26% termasuk brand recall dan kampanye pemasaran dan berhubungan kuat

2% termasuk top of mind. Nama pelayanan dengan favorabilitas, keunikan, asosiasi dari merek

yang tersimpan dalam memori (keller, 2008).

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015


34

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Brand Image RSGM Unair

Jumlah
Brand Image
n %
Rendah 65 65
Sedang 2 2
Tinggi 6 6
Sangat Tinggi 27 27
100 100

Dalam penelitian ini, brand image terbagi menjadi dan manfaat yang dapat memenuhi kebutuhan dan

association of brand, favorability of brand, strength of keinginan konsumen serta belum terbentuk merek

brand, dan uniqueness of brand. rumah sakit yang positif dibenak konsumen.

Association of brand merupakan nilai memori Favorability of brand dapat membuat

dan mengandung arti merek bagi pelanggan, karena konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang

asosiasi merek dapat menciptakan nilai bagi diberikan oleh suatu merek dapat memuaskan

perusahaan dan para pelanggan. Menurut Keller kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga

(2008), keberhasilan program pemasaran menciptakan sikap yang positif terhadap merek

direfleksikan melalui penciptaan asosiasi merek yang tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, favorability of

disukai, yakni ketika konsumen percaya bahwa suatu brand dari RSGM Unair terbagi menjadi tiga, yaitu

merek memiliki atribut dan manfaat yang dapat fasilitas, pelayanan petugas medis, dan pelayanan

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen petugas non medis.

sehingga secara keseluruhan membentuk sikap Fasilitas yang memiliki nilai positif yaitu

yang positif terhadap merek tersebut. teknologi yang canggih, pemberian informasi yang

Hasil penelitian tentang association of lengkap, ruang tunggu yang nyaman, sedangkan

brandmenurut responden yaitu33%hal positif, 3%hal nilai yang negatif yaitu pelayanan yang lama, dan

negatif, dan 64% responden tidak tahu. RSGM fasilitas yang kurang.

Unairdi benak responden memiliki nilai yang positif Pelayanan petugas medis yang memiliki

dalam aspek fasilitas yang berkualitas, tenaga medis nilai positifyaitu dokter yang ahli dibidangnya,

yang berkualitas, harga pelayanan yang terjangkau petugas medis yang ramah, dan petugas medis yang

dan tenaga medis yang ramah, sedangkan nilai yang sabar, sedangkan nilai yang negatifyaitu antrian

negatif yaitu antrian yang lama, dan mahasiswa yang yang lama.

mencari pasien untuk praktik. Assosiation brand Pelayanan petugas non medis yang

RSGM Unair belum terbangun karena responden memiliki nilaipositif responden adalah petugas non

sebagian besar tidak pernah menggunakan medis yang baik, dan petugas administrasi yang

pelayanan kesehatan gigi, sehingga konsumen ramah, sedangkan nilai yang negatifadalah sumber

belum percaya bahwa suatu merek memiliki atribut daya manusia yang kurang.

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015


35

Hasil penelitian tentang favorability of responden sebagian besar tidak pernah

brandmenurut respondenyaitu28,6% hal positif, menggunakan pelayanan kesehatan gigi, responden

2,6%hal negatif, dan 68,6% responden tidak tahu. sebagian besar belum pernah mendengar informasi

Favorability of brand RSGM Unair belum terbangun tentang pelayanan RSGM Unair. Sehingga

karena responden sebagian besar tidak pernah konsumen belum percaya bahwa suatu merek

menggunakan pelayanan kesehatan gigi, sehingga memiliki atribut dan manfaat yang dapat memenuhi

keunggulan asosiasi merek belum terbangun dan kebutuhan dan keinginan konsumen dan belum

belum terbentuk merek rumah sakit yang positif terbentuk merek rumah sakit yang positif dibenak

dibenak konsumen. konsumen.

Strength of brand atau kekuatan asosiasi Uniqueness of brand adalahsebuah merek

merek tergantung pada bagaimana informasi masuk yang mempunyai ciri khas yang dapat melahirkan

dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi keinginan pelanggan mengetahui lebih jauh dimensi

tersebut dikelola oleh otak.Strength of brand merek yang terkandung di dalamnya. Merek

merupakan kekuatan suatu merek (Heding et al, hendaknya mampu menciptakan kesan yang baik

2009). Berdasarkan hasil penelitian, strength of bagi pelanggan yang mengkonsumsi produk dengan

brand dari RSGM Unair terbagi menjadi tiga yaitu merek tersebut. Uniqueness of brand merupakan ciri

informasi, reputasi, dan akses menuju RSGM khas merek tertentu yang tidak dimiliki oleh merek

Universitas Airlangga. lain (Heding et al, 2009).

Informasi yang memiliki nilai positifyaitu Ciri khas dari RSGM Unair yang

pelayanan yang berkualitas, harga yang terjangkau, memberikan kesan positifyaitu gedung rumah sakit,

pemeriksaan gratis, sedangkan informasi logo rumah sakit, warna gedung rumah sakit

negatifyaitu mahasiswa yang mencari pasien untuk sedangkan kesan negatif letak RSGM Unair di

praktik. Reputasi positifadalah pelayanan yang tempat ramai.

terpercaya, biaya yang terjangkau, dan pelayanan Hasil penelitian tentanguniqueness of brand

gratis, sedangkan reputasi negatif dari RSGM Unair 2% memberikan kesan positif, 2%

adalahmendapatkan uang setelah perawatan di kesan negatif, dan 76% tidak tahu.Uniqueness of

RSGM Unair. brand RSGM Unair belum terbangun karena

Akses menuju RSGM Unair memiliki nilai responden sebagian besar tidak pernah

yang positif karena mudah dijangkau dan tempat menggunakan pelayanan kesehatan gigi, sehingga

strategis. konsumen belum mengetahui ciri khasdari RSGM

Hasil penelitian tentang strength of brand Unair dan belum terbentuk merek rumah sakit yang

menurut responden yaitu35,3% hal positif, 1%hal positif dibenak konsumen.

negatif, dan 63,3% responden tidak tahu. Strength of Berdasarkan penjelasan tersebut brand

brand RSGM Unair belum terbangun karena image RSGM Unair yang terdiri dari association of

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015


36

brand, favorability of brand, strength of brand, dan memasarkan dan mengkomunikasikan kepada

uniqueness of brand.termasuk kategori rendah. masyarakat dengan mengadakan promosi dengan

Brand knowledge atau pengetahuan berbagai media dan berkelanjutan.

tentang merek merupakan informasi dan pengukuran Keputusan Pemilihan RSGM Unair

pengetahuan masyarakat dikaitkan dengan suatu Keputusan pembelian konsumen

produk yang dikonsumsi. Brand knowledge dibagi dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Perilaku

menjadi dua yakni brand awarenes dan brand image konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat

(Heding T., Knutzen., Bjerre M, 2009). Menurut Philip dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta

Kotler dan Gary Amstrong (2008) pengetahuan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses

merek sebagai kesadaran konsumen terhadap keputusan yang mendahului dan menyusuli (Kotler,

merek dan asosiasi yang ada dalam pikiran 2003). Pengambilan keputusan konsumen adalah

konsumen terhadap merek. Disadari atau tidak, proses pengintegrasian yang mengkombinasikan

kesadaran dan asosiasi yang tersimpan tentang pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih

merek adalah informasi kunci untuk perilaku alternatif, dan memilih salah satu

mengembangkan kekuatan dan kepatuhan suatu diantaranya (Kotler, 2003).

merek. Dengan kata lain, untuk mempertahankan Keputusan pemilihan masyarakat terhadap

asosiasi ke arah sebuah merek, maka positif atau RSGM Unairadalah 6,06% dari 100%. Responden

pun negatif konsumen harus dulu sadar merek. yang pernah memanfaatkan memilih menggunakan

Ekuitas merek berbasis pelanggan pelayanan kesehatan gigi lainnya begitu juga yang

terbentuk dari brand knowledge masyarakat yang belum pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan

terlihat ketika masyarakat memiliki tingkat kesadaran gigi RSGM Unair. Responden yang memilih untuk

dan kedekatan yang tinggi dengan merek dan memanfaatkan RSGM Unair adalah yang pernah ke

memiliki assosiasi merek yang unik dan kuat dalam RSGM Unairdan kembali memanfaatkan pelayanan

memorinya. Tingkat kesadaran dan kedekatan yaitu sebanyak 2 dari 33 responden, ini

terhadap merek RSGM Unair masih rendah dan menunjukkan keputusan pemilihan masyarakat

memiliki brand image yang rendah di masyarakat. terhadap RSGM Unair rendah.

Dengan demikian RSGM Unair harus lebih

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan dan Pemilihan Pelayanan Kesehatan Gigi

Pemilihan Pelayanan Kesehatan Gigi


RS RS
Pemanfaatan Praktek RSGM RS Al RS Adi Total
PKM Soetom Soewand
RSGM dokter gigi Unair Irsyad Husada
o i
n % n % n % n % n % n % n % n %
Pernah 18 54,54 10 30,30 1 3,03 2 6,06 1 3,03 1 3,03 0 0,00 33 100
Tidak pernah 35 52,24 20 29,85 4 5,97 0 0,00 5 7,46 0 0,00 3 4,48 67 100

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015


37

Berdasarkan hasil wawancara dengan Analisis Pengaruh Brand Knowledge Terhadap


Keputusan Pemilihan RSGM Unair
responden yang tidak kembali menggunakan
Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong
pelayanan di RSGM Universitas Airlangga terdapat
(2008) pengetahuan merek sebagai kesadaran
beberapa alasan seperti lama waktu antri, lama
konsumen terhadap merek dan asosiasi yang ada
waktu pelayanan hingga >3 bulan, kurangnya SDM
dalam pikiran konsumen terhadap merek.
yang membuat pelayanan lama, fasilitas yang dirasa
Berdasarkan hasil terdapat 2 responden yang
kurang oleh respoden. Sebagian besar responden
memilih untuk kembali menggunakan pelayanan
yang tidak kembali menggunakan pelayanan
kesehatan RSGM Unair yaitu responden brand
kesehatan di RSGM yaitu pasien yang dicari oleh
awareness tinggi dansedang. Berdasarkan hal
mahasiswa, responden tidak kembali memanfaatkan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa brand
pelayanan karena dari awal pemanfaatan mereka
awareness tidak mempengaruhi keputusan
dipengaruhi oleh orang lain sehingga keputusan
pemilihan karena brand awareness sangat tinggi
awal untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan
tidak ada yang mengambil keputusan ke RSGM
bukan berasal dari diri responden. Proses keputusan
Unair.
pemilihan Rumah Sakit responden dikarenakan
Brand awareness tidak berpengaruh
pelayanan gratis, mendapatkan uang setelah
terhadap keputusan pemilihan RSGM Unair karena
pelayanan sehingga responden melakukan
beberapa faktor. Salah satunya dikarenakan
pemanfaatan pelayanan di RSGM Universitas
sebagian besar responden yang pernah
Airlangga.
memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi merupakan
Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong
pasien yang dicari oleh mahasiswa sehingga
(2008) keputusan pemelihan pelayanan kesehatan
keputusan pemilihan RSGM Unair rendah dari brand
gigi masyarakat dipengaruhi beberapa faktor salah
awareness. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p =
satunya adalah perilaku masyarakat. Proses
0,746 sehingga secara statistik brand awareness
keputusan pembeli terdiri dari lima tahap yaitu:
tidak ada pengaruh.
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
Brand awareness adalah kemampuan
evaluasi alternatif keputusan pembelian, dan perilaku
konsumen mengingat atau mengenali sebuah merek.
pascapembelian. Proses pembelian dimulai jauh
Masyarakat yang memiliki kesadarantinggi terhadap
sebelum pembelian sesungguhnya dan berlanjut
suatu merek memiliki pertimbangan tinggi dibenak
dalam waktu yang lama setelah pembelian. Pemasar
konsumen dalam keputusan pembelian (Durianto et
harus memusatkan perhatian pada keseluruhan
al, 2004). Brand awareness masyarakat terhadap
proses pembelian dan bukan hanya pada keputusan
RSGM Unair rendah dan keputusan pemilihan
pembelian (Philip Kotler dan Gary Amstrong, 2008).

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015


38

masyarakat terhadap rumah sakit juga rendah yaitu Unair yang terbentuk adalah rendah sehingga

2% dari 100% responden yang memilih konsumen tidak memilih untuk memanfaatkan

menggunakan RSGM dan 89% tidak memilih RSGM. pelayanan RSGM Unair.Brand awareness dan brand

Tidak ada pengaruh antara brand awareness dengan image tidak mempengaruhi keputusan pemilihan

keputusan pemilihan RSGM Unairkarena responden RSGM Unair dikarenakan 98% responden dominan

yang memiliki kesadaran sangat tinggi dalam untuk memilih non RSGM Unair, sehingga brand

pengambilan keputusan berobat tidak pada RSGM knowledge yang terdiri dari brand awareness dan

Unair. Terdapat faktor lain yang mempengaruhi brand image juga tidak mempengaruhi keputusan

keputusan pemilihan RSGM Unair. Faktor yang pemilihan RSGM Unair. RSGM Unair harus

mempengaruhi konsumen dalam pengambilan meningkatkan informasi dan promosi tentang RSGM

keputusan membeli adalah faktor lingkungan, faktor untuk lebih dikenal dan berada dibenak masyarakat.

sosial, faktor teknologi, dan faktor pribadi (Kotler,


SIMPULAN
2005).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
Berdasarkan hasil keputusan pemilihan
disimpulkan bahwa brand awareness masyarakat
RSGM Unair terdapat 7,4% responden dengan
terhadap RSGM Unairadalah uware of brand atau
brand image sangat tinggi yang tidak mengambil
pada kategori rendah, brand image RSGM
keputusan untuk berobat ke RSGM Unair.
Unairberada pada kategori rendah pula sehingga
Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan
brand knowledge RSGM Unairadalah rendah.
bahwa brand image tidak mempengaruhi keputusan
Keputusan pemilihan pelayanan kesehatan gigi
pemilihan karena dari brand image sangat tinggi
masyarakat yang pernah memanfaatkan maupun
sebagian besar tidak mengambil keputusan ke
belum pernah memanfaatkan RSGM Unair sebagian
RSGM Unair hanya 2 responden sangat tinggi yang
besar adalah puskesmas sehingga tidak terdapat
mengambil keputusan untuk ke RSGM Unair. Hal
pengaruh brand knowledge terhadap keputusan
tersebut dikarenakan sebagian besar responden
pemilihan RSGM Unair. Oleh karena itu, RSGM
yang pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan
Unair sebaiknyamelakukan upaya promosi rumah
gigi merupakan pasien yang dicari oleh mahasiswa
sakit dengan melakukan kegiatan sosial, melalui
sehingga keputusan pemilihan RSGM Unair rendah
radio, pamflet, baliho atau petunjuk arah untuk
dari brand image. Hasil uji statistik menunjukkan nilai
meningkatkan brand knowledge yang terdiri dari
p = 0,138 sehingga secara statistik brand image
brand awareness dan brand image. Untuk peneliti
tidak ada pengaruh.
selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian dari sisi
Konsumen akan lebih suka datang dan
provider karena penelitian ini dilakukan dari sisi
menggunakan pelayanan di RSGM Unair dengan
konsumen (masyarakat).
brand image yang positif. Tetapi brand imageRSGM

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015


39

DAFTAR PUSTAKA Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran, Jilid 1.


Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedia.
David, A. (1997). Manajemen Ekuitas Merek. Mitra Kotler, P. & Amstrong, G. (2008). Prinsip Prinsip
Utama. Jakarta Pemasaran. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Durianto, D. (2004). Strategi Menaklukkan Pasar. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta: PT.Gramedia Nomor 1173/MENKES/PER/X/2004 tentang
Heding, T. Knudzen, CF. & Bjerre, M. (2009). Brand Rumah Sakit Gigi dan Mulut. Jakarta. DepKes
Management Research, Theory and Practice. RI.
Oxon: Routledge Schiffman, L & Kanuk, LL. 2008. Perilaku Konsumen.
Ismayanti, R.A. (2007). Studi Pemanfaatan Rumah Edisi ketujuh. Jakarta : PT Indeks.
Sakit Umum Dr.SOEDONO Madiun Septian, R.d. (2012). Analisis brand knowledge
Berdasarkan Persepsi Masyarakat terhadap Masyarakat Terhadap Rumah Sakit
Brand Equity Rumah Sakit. Skripsi. Surabaya: Muhammadiyah Surabaya. Skripsi. Surabaya.
Universitas Airlangga: 26-28 Universitas Airlangga. 16-26
Jasfar, F. (2005). Manajemen Jasa Pendekatan Setyawati, C. (2015) Analisis Keputusan Pemilihan
Terpadu. Galia Indonesia. Bogor: 137-145 Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
Keller, K.L. (2008). Strategic Brand Management: Airlangga Surabaya Berdasarkan Brand
Building, Measuring, And Managing Brand Knowledge.Skripsi. Surabaya. Universitas
Equity. New Jersey: Precentice Hall Inc Airlangga.
Kotler, P. (2003). Manajemen Pemasaran. Edisi Soehadi, A. (2005). Konsep dan Aplikasi
Miliniumjilid 1. Edisi Bahasa Indonesia. Pengembangan Merek Yang Sehat dan Kuat:
Jakarta Effektive Branding. Bandung: Quantum Bisnis
dan Manajemen.

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

You might also like