Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kejadian Yang Mempengaruhi Remaja Laki-Laki Dalam Melakukan Masturbasi

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL KEBIDANAN

Vol 6, No 2, April 2020 : 222-229

KEJADIAN YANG MEMPENGARUHI REMAJA LAKI-LAKI


DALAM MELAKUKAN MASTURBASI

Arum Dwi Anjani1, Dinda Zahara2

1The Study Program of Midwifery Faculty of Medicine Batam University


Email: arum.dwianjani05@univbatam.ac.id
2The Study Program of Midwifery Faculty of Medicine Batam University

Email: dindazahara45@gmail.com

ABSTRACT

Background Masturbation is the act of touching and stimulating one’s own genital with the intent of
achieving sexual pleasure. The stimulation may involve hands, fingers, casual objects, sex toys, or the
combination of these. Studies have proved that masturbation is a common sexual practice among both sexes,
occurs in almost all age groups, although there are variations. Among the adults, this is widely practiced in both
groups, non-married and married ones. In the age group of adolescents and young adults, masturbation is normal
consensus, with almost unanimous sounding amongst male juvenile. However, there is stigmatization that still
persists today especially in the societies with strict and strong religion-rooted values that masturbation is a taboo
or a deplorable act, this contributes to a wide range of psychological and emotional problems, including guilt
feelings, personal unease, self-image and confidence crisis, self-isolation from interpersonal interactions, social
withdrawal, and depression.
The Purpose to identify the factors correlated to the prevalence of masturbation amongst high school
male students.
Methods The research design employs descriptive quantitative method. It was conducted in SMAN
(state high school) 17 Batam from April to September 2019. The total population is 116 male students where 116
of them admitting to practice masturbation become the sample research. Data collecting technique employs total
sampling. Data collecting instrument employs questionnaire forms. Data analyzing technique employs frequency
tables.
Result The findings reveal the respondents with present or good parenting upbringing are 44.8%, while
absent or defective parenting upbringing are 55.2%; with strong religious background are 48.3%, while not so
much religious are 51.7%;with harboring attribution to other external factor such as peer-pressure are 44.8%, non
peer pressure are 55.2%.
Conclusion the findings support a number of factors correlated to the prevalence of masturbation.
Suggestion more academic works are expected to enrich the information and knowledge about
masturbation and to advocate the public about wrong general assumptions on it.

Keywords : high school male students, prevalence of masturbation

ABSTRAK

Latar Belakang Masturbasi itu umum sekali dilakukan oleh anak-anak remaja.Masturbasi atau banyak
orang menyebutnya Onani adalah rangsangan yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh
kenikmatan dan kepuasan seksual tanpa bersenggama dengan lawan jenis. Tindakan masturbasi dapat terjadi
ketika seseorang dalam keadaan nafsu syahwat yang meningkat dan tidak adanya seorang pasangan untuk
menyalurkan nafsu tersebut.Tetapi tetap didasari dengan kekuatan mental. Maksudnya ada orang yang dapat
menahan nafsu dan tindakan masturbasi pun dapat dicegah.Adalagi yang tidak dapat menahan nafsu hingga
tindakan masturbasi pun terjadi.Penyimpanganinitidakdisebabkanolehkelainan psikis akan tetapi sebaliknya
kadang-kadang dapat menimbulkan konflik emosional dikemudian hari karena merasa bersalah dan merasa
berdosa. Cukup banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinyakenakalanremaja seperti Kurangnya perhatian
dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang, Minimnya pemahaman tentang keagamaan dan Pengaruh dari
lingkungansekitar.
Tujuan untuk mengetahui penyebab dari kejadian yang mempengaruhi remaja laki–laki dalam
melakukan masturbasi.
Kejadian Yang Mempengaruhi Remaja Laki-Laki Dalam Melakukan Masturbasi 223

Metode Desain penelitian ini dengan menggunakan deskriptif, jenis penelitian Kuantitatif.Tempat
penelitian di SMAN 17 Batam, waktu penelitian April-September 2019. Populasi 116 siswa Laki-Laki, sampel
menggunakan teknik total sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan
distribusi frekuensi.
Hasil penelitian Orang Tua yang berperan 44.8%, Orang tua yang tidak berperan 55.2%. Peran yang
religiusitas 48.3%, yang tidak religiusitas 51.7%. teman sebaya yang berperan 44.8%, yang tidak berperan
55.2%.
Kesimpulan penyebab kejadian yang mempengaruhi remaja laki – laki dalam melakukan masturbasi
mayoritasnya adalah Religiusitas.
Saran agar responden dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyebab dan pengaruh dari kejadian
masturbasi bagi remaja.

Kata Kunci : Kejadian, Remaja dan Masturbasi.

PENDAHULUAN seperti majalah, film, dan lain-lain yang berbau


MenurutWorld Health Organization (WHO), porno. Masturbasi bisa dilakukan dengan cepat, di
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 mana saja asal ada privasi, dan kapanpun remaja
tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan menginginkannya (Eliyanti, 2010)dalam (Warlenda,
Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014 remaja Wahyudi, & Siregar, 2018).
adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun, Masturbasi atau banyak orang
sedangkan menurut Badan dan Koordinasi menyebutnya Onani adalah rangsangan yang
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) rentang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk
usia remaja adalah 10 sampai 24 tahun.Masa memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual
Remaja merupakan periode terjadinyapertumbuhan tanpa bersenggama dengan lawan jenis. Tindakan
dan perkembangan yang pesat baik darifisik, masturbasi dapat terjadi ketika seseorang dalam
psikologis maupun intelektual. Remaja memiliki sifat keadaan nafsu syahwat yang meningkat dan tidak
yang khas, yaitu memiliki rasa keingintahuan yang adanya seorang pasangan untuk menyalurkan
tinggi, menyukai petualangan dan tantangan serta nafsu tersebut. Tetapi tetap didasari dengan
berani menanggung segala macam resiko atas kekuatan mental. Maksudnya ada orang yang dapat
perbuatannya tanpa berpikir panjang. Apabila menahan nafsu dan tindakan masturbasi pun dapat
keputusan yang diambil tidak tepat, mereka akan dicegah. Ada lagi yang tidak dapat menahan nafsu
terjerumus ke dalam perilaku beresiko (Pusat Data hingga tindakan masturbasi pun terjadi(Zulkifli,
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015) 2016).
dalam (Yudia, Cahyo, & Kusumawati, 2018). Masturbasi itu umum sekali dilakukan oleh
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak remaja. Menurut hasil penelitian Dr.
masa kanak-kanak ke masa dewasa dan Alfred C. Kinsey dan sarjana–sarjana lain 70– 90
berlangsung kira-kira selama sepuluh tahun. Satu persen anak laki–laki melakukan masturbasi
abad yang lalu, hanya anak-anak orang kayalah selama masaremaja.Pada anak perempuan
yang berkesempatan menikmati masa persentase ini lebih rendah, yaitu 30–70persen
remaja.Kebanyakananakhanyabersekolahsampaiu (Mahmud, 2018).
murduabelasatautiga belas tahun, menikah pada Gejala Onani/masturbasi pada usia
umur delapan belas tahun. Dewasa ini pendidikan pubertas dan remaja, banyaksekali terjadi. Halini
telah meluas dan pernikahan disebabkan oleh kematangan seksual yang
mengalamipenundaan. Masaremaja yang lama itu memuncak dan tidak mendapat penyaluran yang
menjadi pengalaman normal bagi setiap remaja wajar, lalu ditambah dengan rangsangan-
(Mahmud, 2018). rangsangan ekstern berupa buku-buku dan gambar
Onani/masturbasi ialah pemuasan nafsu porno, film tentang sex(Zulkifli, 2016).
seksual yang dilakukan dengan cara menggunakan Menurut dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG.
benda-benda kotor (Sulistiani, 2016).Masturbasi Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman
adalah aktivitas merangsang dengan menyentuh tentang pendidikan seksual yang sehat, dan bisa
atau meraba organ seks sendiri. Hal ini dipengaruhi dipengaruhi oleh teman sebaya. Para orang tua dan
oleh faktor perkembangan pertumbuhan organ- guru sering kali tidak enak dengan pendidikan seks.
organ reproduksi yang terjadi pada remaja. Selain Karena mereka yakin bahwa anak-anakmuda akan
itu, juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor luar jadi aktif secara seksual setelah memperoleh

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 2, April 2020


224 Arum Dwi Anjani1, Dinda Zahara

informasi, apabila aktivitas seksual terjadi orang tua organ tubuhnya terutama fungsi reproduksi dan
dan guru mungkin merasa sebagainya(Eliyanti, 2010)dalam (Warlenda et al.,
bertanggungjawabataumerasabersalah.Selainpeng 2018).
aruhtemansebayajugadipengaruhi oleh budaya Pemuasan sendiri secara seksual tanpa
metropolitan yang menyimpang dari agama dan koitus biasanya dengan tangan atau benda lain,
keyakinan serta kurangnya melakukan kegiatan sering dilakukan oleh muda-mudi dalam
positif untuk mengalihkan gejolak emosional remaja perkembangan fisik dan psiko seksualnya.
yang cenderung ingin menyalurkan Penyimpangan ini tidak disebabkan oleh kelainan
kebutuhanseksualnya dengan cara melakukan psikis akan tetapi sebaliknya kadang-kadang dapat
pelecehan seksual pornografi dan masturbasi menimbulkan konflik emosional dikemudian hari
(Susila, 2018). karena merasa bersalah dan merasa
Dalam kutipan salah satu berita berdosa(Sarwono, 2008)dalam (Warlenda et al.,
mengatakan “Dalam Indian Journal of Psychological 2018).
Medicine, sebuah kasus itu sindrom Dhat Ada banyak faktor yang berperan terhadap
menyerang seorang pria 25 tahun, yang mengeluh timbulnya perilaku masturbasi pada remaja.
kelainan medis pada penisnya. Ketikaberkonsultasi Menurut (Sarwono, 2008) salah satu faktor yang
pada dokter, pria tersebut menduga kelainan penis berperan terhadap timbulnya perilaku masturbasi
terjadi akibat dirinya yang terlampau sering adalah meningkatnya penyebaran informasi dan
melakukan masturbasi” (Abas, 2019). rangsangan seksual melalui media massa, yaitu45
Dampak negatif yang timbul akibat siswa (39,9%) menggunakan internet sebagai
melakukan kebiasaan buruk ini yaitu: (1) Terhadap informasi audio visual media porno, 32 siswa
wajah,anda akan mendapatkan bahwa orang yang (28,1%) menggunakan phone sex sebagai media
sering melakukan onani terkadang tampak pada porno, dan 57,9% bersama teman biasanya siswa
wajahnya warna kemerah – merahan atau kekuning menonton media porno. Selain itu, kurangnya peran
– kuningan atau warna lain, (2) Terhadap urat saraf, orang tuadalam memberikan pengetahuan
anda akan melihat pecandu onani akan sering mengenai seksualitas juga termasuk faktor
terguncang jiwanya, melemah kesabarannya, tidak timbulnya perilaku masturbasi pada remaja(Eliyanti,
mampu menguasai diri, dan mudah linglung, (3) 2010)dalam (Warlenda et al., 2018).
Terhadap jiwa, anda akan mendapatkannya sering Berdasarkan hasil penelitian, seluruh
galau, takut, banyak berpikir dan menyendiri, subjek penelitian ikut terlibat dalam real time
mudah malu, tidak mampu menghadapi orang chatting bersama pasangan online mereka melalui
banyak dan tidak mampu berbicara dengan fasih video chat atau video percakapan online dan diikuti
dan lancar, (4) Terhadap daya hafal, melakukan dengan aktivitas masturbasi.
kebiasaan buruk ini sangat merusak daya hafal dan Perilaku cybersex umumnya terbagi
merupakan penyebab kemunduran akademis menjadi tiga kategori, yaitu mengakses pornografi di
karena pikiran kotor dan gambar – gambar internet, terlibat dalam real time chatting dengan
merangsang selalu terlintas dalam benak.Terhadap pasangan online, dan multimedia software. Cam
kekuatan, kekuatan akan melemah, begitu juga sex merupakan perilaku seksual melaluiwebcam/
organ reproduksi. Banyak dokter yang menetapkan komputer, biasanya melibatkan dua orang
bahwa orang yang sering melakukan kebiasaan melakukan masturbasi sembari berbicara
buruk ini akan mengalami kelemahan dalam organ berkonteks seksual satu sama lain (Puara,
reproduksinya yang dapat menyebabkannya tidak Prabamurti, & Riyanti, 2019).
dapat menyetubuhi istrinya (impoten)(Warlenda et Penjelasan tersebut sejalan dengan
al., 2018). pernyataan subjek triangulasi dalam praktik cam
Masa remaja pada dasarnya merupakan sex bahwa pada awalnya dimulai dengan obrolan
masa transisi dari kanak–kanak ke dewasa, meliputi ringan via pesan teks, yang kemudian berlanjut
semua perkembangan (baik fisik maupun psikis) membahas topik yang bertemakan seksual, setelah
yang dialami sebagai persiapan memasuki masa pesan teks tersebut memanas (dengan beberapa
dewasa. Perkembangan fisik remaja biasa dikenal kesempatan bertukar gambar porno), barulah
dengan istilah masa pubertas, yaitu remaja akan mereka memutuskan untuk video-call sembari
mengalami perubahan pada ciri-ciri fisik, seperti memamerkan tubuh mereka dalam keadaan
tumbuh rambut padabagian tubuh tertentu. telanjang maupun setengah badan, ketika cam sex
Sedangkan perubahan psikis misalnya lebih berlangsung mereka memuaskan diri mereka
memperhatikan penampilan dirinya dengan cara dengan masturbasi(Puara et al., 2019).
dandan, berpacaran, mulai ingin mengetahui fungsi

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 2, April 2020


Kejadian Yang Mempengaruhi Remaja Laki-Laki Dalam Melakukan Masturbasi 225

Berdasarkan penelitian yang dilakukan c. Bungsu 17 14,7


oleh Andrianto Abdullah Fakultas Ilmu – Ilmu Ekstrakulikuler
Kesehatan dan Keolahragaan di Universitas Negeri a. Tidak ada 46 39,7
Gorontalo pada tahun 2014dengan judul “Hubungan b. Ada 70 60,3
Pengetahuan dan Sikap remaja Laki – Laki dengan Tinggal Bersama
Kejadian Masturbasi” didapatkan bahwa terdapat a. Orang Tua 112 96,6
hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja b. Wali 3 2,6
laki – laki dengan kejadian masturbasi. Semakin c. Kost 1 9
tinggi minat terhadap informasi tentang seksualitas
maka semakin tinggi perilaku masturbasi pada Tabel 2.
remaja laki – laki dan begitu pula sebaliknya. Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua di
Penelitian ini memiliki tujuan untuk Wilayah SMAN 17 Batam
mengetahui penyebab dari kejadian yang
mempengaruh iremaja laki – laki dalam melakukan Peran Orang Tua F %
masturbasi. Berperan 52 44.8
TidakBerperan 64 55.2
METODE PENELITIAN Total 116 100.0
Desain penelitian ini dengan menggunakan
deskriptif, jenis penelitian Kuantitatif. Tempat Tabel 3.
penelitian di SMAN 17 Batam, waktu penelitian Distribusi Frekuensi Religiusitas di Wilayah
April-September 2019. Populasi 116 siswa Laki- SMAN 17 Batam
Laki, sampel menggunakan teknik total sampling.
Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Religiusitas F %
Analisis menggunakan univariat Religius 56 48.3
Tidak Religius 60 51.7
HASIL DAN PEMBAHASAN Total 116 100.0
Tabel 1.
Karakteristik Responden di Wilayah SMAN 17 Tabel 4.
Batam Distribusi Frekuensi Teman Sebaya di Wilayah
SMAN 17 Batam
Karakteristik Responden F %
Pekerjaan Ayah Teman Sebaya F %
a. Tidak bekerja 7 6
Berperan 52 44.8
Wiraswasta 87 75
Tidak Berperan 64 55.2
b. K. Swasta 12 10,3
Total 116 100.0
c. Swasta 4 3,4
d. PNS/TNI/POLRI 4 3,4
PEMBAHASAN
e. Petani 2 1,7
Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA
Pekerjaan Ibu
Negeri 17 Batam, beralamat di Kavling Seroja
a. Tidak ada 1 9
Kelurahan Sei. Pelunggut, kecamatan Sagulung.
b. IRT 100 86,2
Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, dengan no
c. Wiraswasta 9 7,8
HP 0811 777 0244, email sman17btm@gmail.com .
d. PNS 3 2,6
NSS : 301316013990, NIS: 300350, sekolah yang
e. Swasta 2 1,7
berdiri tahun 2011 yang ditunjuk sebagai Pelaksana
f. Petani 1 9
Tugas (Plt) adalah Drs. PL. Tobing. M. Pd, (30 Mei
Umur Responden
2011- Oktober 2011) yang bertugas didinas
a. 16 tahun 43 37,1
Pendidikan Kota Batam, kemudian dilanjutkan oleh
b. 17 tahun 57 49,1
M. Chaidir tahun (oktober 2011-Januari 2012) yang
c. 18 tahun 16 13,8
berstatus PLT, kemudian dilanjutkan kepemimpinan
Kelas
yang defenitip oleh Hermiarni S. Pd. Ina (januari
a. XI MIA 70 60,3
2012- September 2016), lalu Drs. Abdul Rahman M.
b. XI IIS 46 39,7
Pd (September 2016- 31 Januari 2017), lalu Dra. Hj.
Anak Ke
Tapi Winanti (1 februari 2017 – 31 Juli 2019), dan
a. Pertama 58 49,1
b. Tengah 41 36,2

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 2, April 2020


226 Arum Dwi Anjani1, Dinda Zahara

dilanjutkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Jamal Berdasarkan hasil kuesioner peranOrang
Dinata, S.Pd, MM (Agustus 2019) tuayang diperoleh peneliti bahwa kebanyakan
Sekolah yang berada di kawasan padat responden menjawab tidak dipertanyaan nomor 6
penduduk SMA Negeri 17 Batam berusaha dapat yang menyatakan bahwa orang tua mengajarkan
mengaktualisasikan diri dalam saya tentang edukasi seksual. Di sini responden
mengembangkan sekolah berwawasan tidak mendapatkan informasi tentang edukasi
lingkungan. Berdasarkan potensi yang dimiliki, seksual dari orang tua, oleh sebab itu peneliti
maka SMA Negeri 17 menekankan bahwa peran orang tua itu sangat
Batam mengembangkan program penting dalam pembentukan tingkah laku remaja
keunggulan yang berbasis pada pengelolaan dalam mengambil keputusan benar dan salah.
lingkungan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Sebagai sekolah yang penelitian yang dilakukan oleh (Warlenda, Wahyudi,
sedang mengembangkan diri, SMA Negeri 17 & Siregar, 2018), Berdasarkan survei awal yang
Batam berusaha dilakukan oleh penulis tentang determinan
menunjukkan tingkat kesiapan sumber daya yang masturbasi pada remaja di SMA Negeri 3 Tapung
dimiliki dalam mengembangkan program dengan jumlah siswa kelas 1 dan 2 sebanyak 181
keunggulan dalam Kewirausahaan dengan orang. Dalam survei ini penulis mengambil
pengelolaan lingkungan melalui Kegiatan Daur sebanyak 8 siswa untuk dilakukan wawancara
Ulang Sampah Organik dan An organik, tanaman tentang masturbasi. Didapatkan hasil bahwa 8
hidroponik menjadi sesuatu yang bermanfaat dan siswa sudah pernah terpapar media massa dan
bernilai ekonomis mengaku pernah melakukan masturbasi, 8 siswa
Secara umum SMA Negeri 17 Batam telah tersebut tidak tahu dampak negatif dari masturbasi
memiliki Rombel sebanyak 29 Rombel dengan yang dilakukannya, 8 siswa mengaku orang tuanya
rincian kelas X adalah 10 rombel (IPA = 4 dan IPS tidak berperan, 6 siswa mengaku dipengaruhi oleh
=6), kelas XI = 10 (IPA= 4, dan IPS =4) dan Kelas teman sebaya dalam melakukan masturbasi dan 2
XII = 10 (IPA=4 dan IPS = 6). Dan telah memiliki siswa tidak dipengaruhi oleh teman sebaya. Siswa
ruang Kesiswaan, ruang BK, ruang koperasi, kantin, juga mengatakan akses tenaga kesehatan belum
Mushalla, labor Kimia, Fisika, perpustakaan dan pernah memberikan penyuluhan kepada siswa dan
labor Komputer serta memiliki kantor Kepala mereka hanya mendapatkan informasi tentang seks
Sekolah. dari media.
Responden yang menjadi sampel dalam Hal ini sejalan dengan penelitian yang
penelitian ini adalah Siswa remaja laki–laki yang dilakukan (Eliyanti, 2010) yang berjudul factor yang
masturbasi. Hasil penelitian berdasarkan berhubungan dengan perilaku masturbasi pada
karakteristik responden yang akan dipaparkan remaja SMA diKecamatan Indralaya Utara, yang
meliputi Pekerjaan Ayah, Pekerjaan Ibu, Umur menyatakan bahwa mayoritas responden
Responden, kelas, Anak ke, Ekstrakulikuler dan mempunyai orangtua yang tidak berperan terhadap
Tinggal Bersama. Peneliti menemukan bahwa masturbasi sebanyak 37 orang (44,0%),sedangkan
mayoritas Pekerjaan ayah responden sebagai hasil uji chisquare terdapat hubungan antara peran
Wiraswasta sebanyak 87 orang (75%), Pekerjaan orang tua dengan perilaku masturbasi pada remaja
ibu responden sebanyak 100 orang (86,2%) hanya (p value<0,05) dalam (Warlenda et al., 2018).
sebagai Ibu Rumah Tangga, Umur 17 sebanyak 57 Dari 116 responden sebagian besar tidak
orang (49,1%), Kelas XI MIA sebanyak 70 orang religius sebanyak 60 siswa (51,7%) dan sebagian
(60,3%), Anak pertama sebanyak 58 orang (49,1%), kecil Religius sebanyak 56 siswa (48%). Dari hasil
yang mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler sebanyak penelitian yang didapatkan, peneliti berasumsi
70 orang (60,3%) dan yang tinggal bersama orang bahwa sebagian responden tidak mendapatkan
tua sebanyak 112 orang (96,6%). peran Religiusitas karena sebagian besar remaja
Dari 116 responden sebagian besar tidak mendapatkan pengetahuan tentang
Orang tua tidak berperan sebanyak 64 Siswa Masturbasi yang dilarang agama.
(55,2%) dan sebagian kecil Orang tua berperan Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan
sebanyak 52 siswa (44,8%). Dari hasil penelitian religiusitas remaja sangat kurang. Berdasarkan
yang didapatkan, peneliti berasumsi bahwa penelitian, remaja tidak memandang kegiatan yang
sebagian responden tidak mendapatkan peran dari dilakukan adalah suatu hal yang tidak wajar dan
orang tua karena sebagian besar orang tua tidak ada larangan agama untuk melakukannya. Padahal
memberikan edukasi tentang seksual. ada penyebab dengan larangan yang disebutkan
oleh beberapa tokoh, seperti dapat menyebabkan

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 2, April 2020


Kejadian Yang Mempengaruhi Remaja Laki-Laki Dalam Melakukan Masturbasi 227

Impotensi, kebocoran katup air mani, kebotakkan, yang mesti dilakukan atau dihindari. Tidak selalu
nyeri punggung dan selangkangan, rasa letih pengaruh terhadap lingkungan atau teman sebaya
sepanjang hari, ejakulasi dini, rasa bersalah, berdampak negatif namun adakalanya membawa
masturbasi kronis, masturbasi kompulsif dan remaja tersebut kedalam hal positif yang jauh dari
vorikokel. perilaku menyimpang. Akan tetapi, tetap saja
Hasil penelitian ini juga didukung oleh pengaruh lingkungan yang kurang baik akan sangat
penelitian yang di lakukan oleh Karyanto Gunawan mempengaruhi remaja tersebut.
(dalam Fisher, 1994) pernah menyelidiki situasi di
beberapa gereja di Surabaya, hasilnya 45% pria KESIMPULAN
dan 22% wanita usia 15 hingga 22 tahun pernah Penyebab kejadian yang mempengaruhi
melakukan masturbasi, bahkan 38% pria dan 16% remaja laki–laki dalam melakukan masturbasi
wanita melakukan masturbasi secara rutin setiap mayoritasnya adalah Religiusitas.
minggu. Namun dari kesimpulan penelitian
Karyanto Gunawan tersebut menunjukkan bahwa SARAN
53% pria dan 13 % wanita mengatakan bahwa Bagi Institusi Pendidikan Berguna untuk
mereka merasa bersalah setelah melakukan materi – materi dan informasi yang bermanfaat bagi
masturbasi. siswa/i,mahasiswa dan lain sebagainya terutama
Diasumsikan jika remaja memiliki tentang Kejadian masturbasi yang masih banyak di
religiusitas rendah maka tingkat kenakalannya lakukan oleh remaja sampai saat ini. Diharapkan
tinggi artinya dalam berperilaku tidak sesuai dengan agar kedepannya pihak sekolah lebih
ajaran agama yang dianutnya dan sebaliknya memperhatikan tentang edukasi seksual terhadap
semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah siswanya.
tingkat kenakalan pada remaja artinya dalam
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang DAFTAR PUSTAKA
dianutnya karena ia memandang agama sebagai Abas, D. (2019, February 28). Efek Berbahaya dari
tujuan utama hidupnya sehingga ia berusaha Masturbasi. Medcom.Id. Retrieved from
menginternalisasikan ajaran agamanya dalam https://www.medcom.id/rona/kesehatan/yb
perilakunya sehari-hari (Andisti & Ritandiyono, DzG9RK-efek-berbahaya-dari-masturbasi
2008). Hal tersebut dapat dipahami karena agama Abdurrahman bin Ismail, J. bin. (2016). Bahaya
mendorong pemeluknya untuk berperilaku baik dan Penyimpangan Seksual. Jakarta: Darul
bertanggungjawab atas perbuatannya. Selain itu Haq.
agama mendorong pemeluknya untuk berlomba- Adlas, A. B. (2016a). Hubungan Pengetahuan
lomba dalam kebajikan (Palupi, 2013). Tentang Masturbasi Dengan Sikap Remaja
Berdasarkan uraian teraebut peneliti Laki-Laki Di SMA Negeri 3 Batam. Batam.
menyimpulkan bahwa peran religiusitas sangat Adlas, A. B. (2016b). Hubungan Pengetahuan
sedikit remaja yang menyadari dan tidak melakukan Tentang Masturbasi Dengan Sikap Remaja
kegiatan tersebut dikarenakan masih banyak Laki - Laki Di SMA Negeri 3 Batam Tahun
remaja yang mengaku merasa bersalah dan 2016. Batam.
berdosa setelah melakukan kegiatan itu kemudian Aini, K. (2007). Masturbasi Pada Remaja.
mereka tetap mengulangi di kemudian hari. Kuningan: Bulettin Ilmiah STIKKU.
Dari 116 responden sebagian besar tidak Allgeier, E.R., and Allgeier, A. R. (1991). Sexuall
berperan sebanyak 64 siswa (55,2%) dan sebagian Interactions. (Third Edition)
kecil berperan sebanyak 52 siswa (44,8%). Menurut Massachusetts:D.C.Heathand Company.
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti Retrieved from
didapatkan bahwa teman sebaya tidak memberikan http://eprints.ums.ac.id/41910/25/NASKAH
pengaruh negatif terhadap penyimpang masturbasi. PUBLIKASI.pdf
Karena sebagian besar hasil yang diperoleh bahwa Andisti, M. A., & Ritandiyono. (2008). Religiusitas
teman sebaya tidak berperan dalam melakukan hal dan Perilaku Seks Bebas pada Dewasa
negatif seperti tindakan masturbasi. Awal. Psikologi, 1 No. 2, 170–176.
Peneliti berasumsi bahwa remaja dapat Anganthi, N.R.N., dan Lestari, S. (2007). Pola
memilih dengan siapa akan bersosialisasi yang Komunikasi Seksualitas Pada Keluarga
membawanya pada pengaruh baik atau buruk. Muslim di Surakarta Laporan Penelitian
Remaja tersebut dapat menjadi seorang pemimpin Fundamental Universitas Muhammadiyah
yang menentukan masa depannya. Oleh sebab itu, Surakarta. Surakarta.
remaja mampu menentukan hal baik dan buruk

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 2, April 2020


228 Arum Dwi Anjani1, Dinda Zahara

anggraini, ira. (2014). Hubungan antara Tingkat Lestari, W. (2015). Peran Orang Tua Dalam
Kecemaskan dengan Perilaku Masturbasi Pendidikan Seks Pada Remaja. Surakarta.
pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Mahluzatin, E. (2016). Persepsi Orang Tua Tentang
Tahun Pertama. Laporan Hasil Karya Tulis Pendidikan Seks Anak Usia Dini. Retrieved
Ilmiah. Semarang : Fakultas Kedokteran from http://digilib.uinsby.ac.id/13023/
Universitas Diponogoro Semarang. Mahmud, D. (2018). Psikologi Suatu Pengantar
Dimassari, A. P. (2015). Hubungan Pengetahuan (Maya, ed.). Yogyakarta.
Ibu Hamil Tentang Perkembangan Janin Mangunwijaya, Y. B. (1991). Menumbuhkan Sikap
Dengan Sikap Ibu Di Wilayah Kerja Religiusitas Anak-anak. Jakarta: Gramedia
Kelurahan Pulau Buluh. Batam. Pustaka Utama.
Dwi Indah, M., & Septiana Sari, D. (2016). Mappiare, A. (2000). Psikologi Remaja. Surabaya:
Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Usaha Nasional.
Perilaku Seksual Bebas Pada Remaja Di Muhammad, K. H. (2002). Tubuh, Seksualitas dan
Smk Bina Patria 1 Sukoharjo. Ndonesian Kedaulatan Perempuan. Yogyakarta.
Journal On Medical Science, 3 No 2. Munir Kamil Manik, A. (2017). Pengaruh Pendidikan
Retrieved from Sebaya Terhadap Pengetahuan dan Sikap
file:///C:/Users/gateway/Downloads/80-154- Siswa Tentang Perilaku Seksual Beresiko
1-SM (1).pdf Kehamilan Tidak diinginkan di Sekolah
Eliyanti. (2010). Faktor yang Berhubungan dengan Menengah Kejuruan Sasmita Jaya
Perilaku Masturbasi Pada Remaja SMA di Pamulang aTahun 2017. Jakarta.
Kecamatan Indralaya Utara. Ilmu Muslikah, Suwarjo, & Wijayanti, G. (2013).
Kesehatan Masyarakat, 3 No. 01. Bimbingan Teman Sebaya Untuk
Retrieved from https://media.neliti.com Mengembangkan Sikap Negatif Terhadap
Fantasia, H. C. (2008). Concept Analysis: Sexual Perilaku Seks Tidak Sehat. Bimbingan
Decision Making in Adolescence. Nursing Konseling, 1. Retrieved from
Forum 23, 2, 80–90. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk
Fuhrmann, B. S. (1990). Adolescence, adolescent. Mussen. (1994). Perkembangan dan Kepribadian
London: Foresman and Company. Anak. Jakarta.
Gunarsa S.D, & Gunarsa Y.S. (2001). Psikologi Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Jakarta: BPK Gunung Mulia. Palupi, A. O. (2013). Pengaruh Religiusitas
Hurlock, E. (1973). Adolencence Development (4th Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa
editio). McGraw Hill. Kelas Viii Smp Negeri 02 Slawi Kabupaten
Hurlock, E. . (1993). Psikologi Perkembangan: Tegal. Retrieved from
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang https://lib.unnes.ac.id/18333/1/1511409011
Kehidupan. Jakarta: Erlangga. .pdf
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Pratiwi, T. (2009). Hubungan Antara Tingkat
Kencana. Religiusitas Dan Pengetahuan Seksualitas
Jalaluddin. (2005). Psikologi Agama. Jakarta: PT Dengan Intensitas Masturbasi Pada
Raja Grafindo Persada. Mahasiswa Yang Tinggal Di Kos. Retrieved
Kartono, K. (1998). Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. from
Raja Grafindo Persada. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstr
Kartono, K. (2008). Patologi Sosial 2 Kenakalan eam/handle/11617/1456/10Siwi_Volume
Remaja. Rajawali Pers. 11 No. 2 Nompember
Kwon, O. (2003). Buddhist and Protestant Korean 2009.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Immigrants: Religious beliefs and Puara, M. L. R., Prabamurti, P. N., & Riyanti, E.
socioeconomic aspect of life. New York: (2019). Perilaku Seksual Pranikah
LFB Scholarly Publishing LLC. Mahasiswa Universitas “X” Pelaku CAM
Lestari, S, Suparno & Restu, Y. S. (2011). SEX Di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Identifikasi kebutuhan informasi seksualitas Masyarakat, 7. Retrieved from
pada remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi, 5 (2), http://ejournal13.undip.ac.id/index
180-188. Ilmiah Psikologi, 5 (2), 180–188. Purnamasari, E. F., Yuliadi, S., & Karyanta, N. A.
Retrieved from (2015). Hubungan antara Kematangan
http://eprints.ums.ac.id/41910/25/NASKAH Emosi dan Religiusitas dengan Frekuensi
PUBLIKASI.pdf

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 2, April 2020


Kejadian Yang Mempengaruhi Remaja Laki-Laki Dalam Melakukan Masturbasi 229

Masturbasi pada Siswa Kelas XI SMK Sumara, D., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017).
Katolik St. Mikael Surakarta. Kenakalan Remaja dan Penanganannya.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Jurnal Penelitian &PPM, 4. Retrieved from
RI. (2015). Situasi Kesehatan Reproduksi http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/vie
Remaja. Jakarta. w/14393
Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Susila, I. (2018). Studi Komparatif pengetahuan
Perkembangan Masa Remaja. Jurnal Remaja tentang Penyimpangan Perilaku
Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17. Retrieved Seks di Desa dan di Kota. Strada Jurnal
from http://ejournal.uin- Ilmiah Kesehatan, 7, 59. Retrieved from
suka.ac.id/pusat/aplikasia/article/view/1362 http://jurnal.strada.ac.id/sjik
/1180 Sutoyo, A. (2009). Bimbingan dan Konseling Islami
Rasyid, M. (2007). Pendidikan Seks. Semarang: Teori & Praktik. Semarang: CV. Widya
Syiar Media. Karya Semarang.
Robertson, R. (1995). Agama : Dalam Analisa dan TribunJambi. (2019). Sering Mengeluarkan Air Mani
Interpretasi Sosiologis (Achmad Fedyani Bisa Berakibat Buruk, Ini Dia 10
Saifuddin, ed.). Jakarta: PT Raja Grafindo Dampaknya! Bisa Bikin Impoten Juga!
Persada. TribunJambi.Com. Retrieved from
Salsabila, S. A. (2017). Hubungan antara http://jambi.tribunnews.com/2018/02/09/ser
religiusitas dengan pengetahuan, sikap ing-mengeluarkan-air-mani-bisa-berakibat-
dan perilaku kesehatan reproduksi remaja. buruk-ini-dia-10-dampaknya-bisa-bikin-
Retrieved from impoten-juga?page=all.
http://digilib.unila.ac.id/26734/3/SKRIPSI Triwiyarto, U. (2016). Studi Kasus Tentang
TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Penyebab Kenakalan Remaja. Yogyakarta.
Sarwono, S. W. (2002). Psikologi Sosial: Individu Warlenda, S. V., Wahyudi, A., & Siregar, Z. S.
dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: (2018). Determinan Masturbasi pada
PT. Balai Pustaka. Remaja di SMA Negeri 3 Tapung
Sarwono, S. W. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: Kabupaten Kampartahun 2017. Jurnal
Grafindo Persada. Kesehatan Komunitas, 4(2), 46–51.
Sarwono, S. W. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: https://doi.org/10.25311/keskom.Vol4.Iss2.
PT Raja Grafindo Persada. 257
Sarwono, Sarlito. W. (2010). Psikologi Remaja Yudia, S. M., Cahyo, K., & Kusumawati, A. (2018).
(Revisi). Jakarta: Rajawali Pers. Perilaku Seksual Pranikah pada
Sarwono, Sarlito W. (2016). Psikologi Remaja Mahasiswa Kost (Studi Kasus pada
(Revisi). Jakarta: PT RAJAGRAFINDO Perguruan Tinggi “X” di Wilayah Jakarta
PERSADA. Barat). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6.
Sarwono, Sarlito W. (2002). Psikologi Remaja. Retrieved from
Jakarta: Raja Grafindo Persada. http://eojurnal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Sudarsono. (2008). Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Yusuf, S. (2009). Psikologi Perkembangan Anak
RINEKA CIPTA. dan Remaja. Bandung: Rosda Karya.
Sulistiani M. AG M.E.SY, S. L. (2016). Kejahatan Zulkifli. (2016). Dinamika Rangsangan Seksual Film
dan Penyimpangan Seksual dala, Terhadap Problematika Onani(Masturbasi)
Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif Pada Remaja dalam Pandangan Hukum
Indonesia. Bandung: PENERBIT NUANSA Islam. Retrieved from http://repositori.uin-
AULIA. alauddin.ac.id/5220/1/Zulkifli.pdf

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 2, April 2020

You might also like