Cerita Bahasa Inggris
Cerita Bahasa Inggris
Cerita Bahasa Inggris
In the ancient time, lived a little family. The family consists of father, mother, and a beautiful girl named Bawang
Putih. They are a harmonious and happy family despite his father worked as an ordinary merchant. One day, the happiness
in this family was lost because the mother died. Bawang Putih was very sad because she was very fond of her mother. Her
father was also so sad because he loved his wife so much.
After Bawang Putih’s mother died, her house was visited frequently by a widow who had a daughter named Bawang
Merah. The widow often came with Bawang Merah to the Bawang Putih’s home by bringing food, helping to clean the house,
and chatting with Bawang Putih’s father. Finally, the father thinks that he should marry the widow and made the widow as a
new mother for Bawang Putih.
He asked for consideration of the proposal to Bawang Putih. After being allowed to get married by Bawang Putih,
then her father immediately carried out the marriage. They become a new family and lived in a house. At first, the mother and
Bawang Merah’s behaved Bawang Putih very well. However, the good behavior did not to be last long. Soon, the Bawang
Merah and her mother began to show their bad attitude. Bawang Putih was often scolded and given heavy works when the
father went to trade. She had to do a lot of housework while the Bawang Merahs just sit and did not work at all. However, the
situation was never told by her to his father, so the Bawang Putih continued to be treated badly by Bawang Merah’s and her
mother.
One day, his father was sick and passed away. Since then, Bawang Putih was treated worse than before. Bawang
Putih almost never had a break every day. In the morning, she had to get up in order to prepare breakfast and the water for
Bawang Merah and her mother. Later, she also gave eating to the livestock, washing clothes, and even watering the entire
garden. Although she should do so many works, she always did it happily. She hoped, with such sincerity, her mother would
love her sincerely someday.
On the morning, Bawang Putih went to the river to wash the clothes. She was so excited and washed vigorously.
Because of getting too excited, she was not aware that there was a shirt that washed away. She realized that the shirt had
been washed away when the flow carried it far enough. Later, she pursued but did not get the shirt. She felt hopeless and
immediately went home.
The shirt was her mother's favorite. Of course, the mother was angry and told her to look for the shirt until she could
found it. Bawang Putih came back to the river and walked to the west to seek her mother's favorite shirt. She walked along
the river up to tens of kilometers. After that, Bawang Putih suddenly saw someone who was bathing the buffalo in the river.
She asked the man about the clothes were washed away. Later, she was informed that the shirt drifting and it was not far
from where she was standing. At that moment, Bawang Putih immediately ran down the river to find the shirt.
It was getting dark and the Bawang Putih found a home. Because of completely exhausted, she decided to take a
break in the house. Apparently, it housed an old lady who had previously found the shirt. The old lady wanted to return the
shirt to her, but she should accompany the old lady during a week. She agreed to stay with the lady for a week. Within a
week, she made the old lady to be so happy because she was diligent and never complained even though felt so tired.
After accompanying for a week, she was given a pumpkin as the gift. When opening it, she was very surprised
because there were so much gold and gems. She immediately went home and told the happening to her mother and also
Bawang Merah. However, the gold and jewels that she got immediately seized and she was forced to tell where the jewelry
could be obtained. Bawang Putih immediately said that she got it from an old lady who lived near the river.
In the next day, Bawang Merah came to that house and stayed for a week like what Bawang Putih did. However,
because Bawang Merah was a lazy girl, the old lady gave a different pumpkin from Bawang Putih. Bawang Merah did not
care and Bawang Merah immediately went home to open the pumpkin with her mother. Apparently, the content was not
gems or gold, but the venomous snake that bit of Bawang Merah and the mother. Both of them died because of their greed.
After the happening, Bawang Putih was living alone, but she was more calm and lived happily with its gold and
gems.
Terjemahan :
Bawang Merah dan Bawang Putih
Pada zaman dahulu, ada sebuah keluarga kecil yang hidup bahagia. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu, dan seorang gadis
cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang harmonis dan bahagia meskipun sang ayah hanya bekerja sebagai
seorang pedagang biasa. Suatu hari, kebahagiaan yang ada di dalam keluarga tersebut hilang karena sang ibu meninggal. Bawang
putih sangat sedih karena ia sangat menyayangi ibunya, begitu juga sang ayah yang sangat sedih karena sang istri telah meninggal.
Setelah ibu bawang putih meninggal, rumahnya sering dikunjungi oleh seorang janda yang mempunyai anak bernama bawang
merah. Ibu bawang merah sering datang ke rumah bawang putih dan membawakan makanan, membantu membersihkan rumah, dan
mengobrol dengan ayah bawang putih. Akhirnya, ayah bawang putih berpikir bahwa sebaiknya ia menikah dengan janda tersebut dan
menjadikannya sebagai ibu baru untuk bawang putih.
Ia meminta usul dan pertimbangan dari bawang putih. Setelah diizinkan untuk menikah oleh bawang putih, maka sang ayah
segera melaksanakan pernikahan dengan ibu bawang merah. Mereka menjadi sebuah keluarga baru dan tinggal di rumah tersebut.
Pada awalnya, ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik terhadap bawang putih. Namun, perilaku baik tersebut tidak bertahan
lama. Lama-kelamaan bawang merah dan ibunya mulai menunjukkan sikap buruk mereka. bawang putih sering dimarah dan diberikan
pekerjaan berat ketika sang ayah pergi berdagang. Ia harus mengerjakan banyak pekerjaan rumah sementara bawang merah hanya
duduk dan tidak bekerja sama sekali. Namun, keadaan tersebut tidak pernah diceritakan olehnya kepada sang ayah, sehingga bawang
putih terus diperlakukan secara buruk oleh bawang merah dan ibunya.
Pada suatu hari sang ayah sakit dan meninggal dunia. Sejak saat itu, bawang merah dan ibunya memperlakukan bawang
putih semakin buruk. Bawang putih hampir tidak pernah istirahat setiap hari. di pagi hari, ia harus bangun untuk mempersiapkan air dan
sarapan bagi bawang merah dan ibunya. Kemudian, ia juga harus member makan ternak, mencuci baju, dan bahkan menyirami seluruh
kebun. Meskipun pekerjaan yang harus ia kerjakan begitu banyak, namun bawan putih melakukan semua itu dengan gembira. Ia
berharap, dengan keikhlasan tersebut, sang ibu mau menyayanginya dengan tulus dan menganggapnya sebagai anak kandung.
Pada suatu pagi, bawang putih pergi ke sungai untuk mencuci baju. Dia begitu gembira dan mencuci dengan penuh semangat.
Karena terlalu semangat, ia tidak sadar bahwa ada sebuah baju yang hanyut. Ia menyadari bahwa baju tersebut hanyut ketika telah
terbawa aliran yang cukup jauh. Kemudian, ia mengejarnya dan tidak mendapatkan baju tersebut. Ia merasa putus asa dan segera
pulang ke rumah.
Baju tersebut merupakan baju kesayangan ibu bawang merah. Tentu saja, sang ibu marah dan menyuruhnya untuk mencari
baju tersebut hingga ditemukan. Bawang putih kembali lagi ke sungai dan berjalan ke arah barat untuk mencari baju kesayangan
ibunya. Ia berjalan menyusuri aliran sungai hingga puluhan kilometer. Setelah itu, bawang putih tiba-tiba melihat seseorang yang
sedang memandikan kerbau di sungai. Ia bertanya kepada orang itu mengenai baju yang hanyut. Kemudian, ia mendapat informasi
bahwa baju ibu bawang merah hanyut namun baju tersebut tidaklah jauh dari tempatnya berdiri. Saat itu juga, bawang putih segera
berlari menyusuri sungai untuk menemukan baju tersebut.
Hari semakin gelap dan bawang putih menemukan sebuah rumah. Karena sangat lelah, ia memutuskan untuk beristirahat
sejenak di rumah tersebut. Ternyata, di dalamnya tinggal seorang nenek yang sebelumnya sudah menemukan baju milik ibu bawang
putih. Sang nenek ingin mengembalikan baju tersebut kepada bawang putih, dengan syarat bawang putih harus menemaninya selama
seminggu. Bawang putih begitu iba dengan nenek tersebut, dan ia setuju untuk tinggal bersama sang nenek selama seminggu. Dalam
waktu satu minggu, ia membuat nenek tersebut amat gembira karena bekerja dengan rajin dan tidak pernah mengeluh.
Setelah bawang putih menemani sang nenek selama seminggu, ia diberikan satu buah labu sebagai hadiah. Ketika membuka
labu tersebut, ia sangat terkejut karena didalamnya terdapat emas dan permata yang begitu banyak. Ia segera pulang dan
memberitahukan kejadian tersebut kepada sang ibu dan juga bawang merah. Namun, emas dan permata yang ia dapatkan segera
direbut dan ia dipaksa untuk memberitahukan dimana perhiasan tersebut dapat diperoleh. Bawang putih segera mengatakan bahwa ia
mendapatkannya dari seorang nenek yang tinggal di dekat sungai.
Esok hari, bawang merah datang ke rumah nenek tersebut dan tinggal selama satu minggu. Namun, karena bawang merah
adalah gadis yang malas, maka sang nenek memberikannya labu yang berbeda dari bawang putih. Bawang merah tidak peduli dan ia
segera pulang dan membuka labu tersebut bersama ibunya. Ternyata, isi labu tersebut bukanlah permata atau emas, namun ular
berbisa yang menggigit bawang merah dan ibunya. Kedua orang tersebut meninggal karena keserakahannya.
Bawang putih kini hidup sendiri namun ia lebih tenang karena tidak ada lagi orang yang menganggunya. Ia hidup bahagia
dengan emas dan permata yang dimilikinya.
THE GOLDEN SLUG (KEONG MAS)
In the ancient time, lived a young man named Galoran. He was respected because of his wealth
and honor. His parents were nobleman so he could live with luxury. However, he was very wasteful
and every day just squandered the wealth of his parents.
One day, his parents died, but he did not care and continued to spend money as well as before.
Because his life was so extravagant, all the treasure that he had was running out and he became an
unemployed person. Many people sympathized with him and offered a job. But every time he got the
job, he just dallied and it made him always be fired. Several months later, there was a wealthy widow
who interested him. He married the widow and of course, he was very happy to be living in luxury
again.
The widow had a daughter who was very diligent and clever to weave. Her name is Jambean, a
beautiful girl and had been famous because of her weaving. However, Galoran did not like the girl,
because the girl often scolded him because of his laziness. Finally, he threatened to torture and kill
Jambean. He revealed the plan to his wife and the wife was very sad to hear of the threat.
Hearing the news, Jambean was very sad but she volunteered herself to be killed by her father.
She told that she wanted to be dumped into a dam and did not burry under the ground after the death.
The mother agreed and did all of her wants. In the dam, her body and head suddenly turned into the
golden slugs.
Several years later, there are two widows who were looking for firewood. They were kindred,
the first widow named Mbok Sambega Rondo and the second called Mbok Rondo Sembagil. When
looking for the firewood in the jungle, they were very surprised because of finding the beautiful golden
slugs. They brought it and maintained at home.
Once they brought the snails, there was always a miracle every day. Their kitchen was always
filled with the delicious food when they came home from work. They were very surprised, and wanted
to know the person who made those foods. They pretended to go to work and hid in the back of the
house. A few moments later, there was a beautiful girl came from the inside of the conch and she
began to cook the delicious meals.
Both widows then secretly held and did not let the girl to get into the snail anymore. The girl
apparently was Jambean who had been killed by her father. Both widows then allowed her to stay with
them. Because of their versatility in weaving, she got her famous back and made a handsome prince
attracted. In the end, she married the prince and lived happily.
Terjemahan :
Keong Mas
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda yang bernama Galoran. Ia merupakan salah
satu orang yang disegani karena mempunyai kekayaan dan kehormatan. Orang tuanya merupakan
bangsawan sehingga ia dapat hidup dengan mewah. Namun, ia merupakan seseorang yang sangat
boros dan setiap hari hanya menghambur-hamburkan harta orang tuanya.
Suatu hari, orang tuanya meninggal dunia namun ia tidak peduli dan terus menghabiskan uang
seperti sebelumnya. Karena hidupnya begitu boros, maka harta yang ia miliki habis dan ia menjadi
seorang pengangguran. Banyak warga yang iba terhadapnya, namun setiap kali ia mendapatkan
pekerjaan, ia hanya bermalas-malasan dan membuat ia sering dipecat. Beberapa bulan kemudian,
terdapat seorang janda kaya raya yang tertarik dengannya. Ia kemudian menikah dengan janda
tersebut. Tentu saja, ia sangat senang karena bisa hidup mewah seperti sebelumnya.
Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun.
Namanya Jambean, seorang gadis yang tenunannya sangat indah dan terkenal di desa tersebut.
Namun, Galoran tidak menyukai gadis tersebut, karena sang gadis selalu menegurnya karena selalu
bermalas-malasan. Karena begitu benci dengan Jambean, ia mengancam akan menyiksa dan
membunuhnya. Ia mengungkapkan rencana tersebut kepada istrinya dan sang istri sangatlah sedih
mendengar ancaman tersebut.
Mendengar berita tersebut, Jambean sangat sedih namun ia merelakan dirinya dibunuh oleh
sang ayah. Ia berpesan ketika ia telah meninggal, ia ingin agar mayatnya dibuang ke sebuah
bendungan dan jangan dikubur di dalam tanah. Setelah meninggal, sang ibu memenuhi permintaan
tersebut dengan membawa mayatnya ke bendungan dan menceburkannya. Di dalam bendungan,
tubuh dan kepalanya berubah menjadi udang dan siput atau disebut sebagai keong dalam bahasa
jawa.
Beberapa tahun kemudian, dua orang janda sedang mencari kayu bakar. Mereka adalah kakak
beradik dengan nama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembagil. Ketika sedang mencari
kayu di hutan, mereka sangat terkejut karena menemukan keong dan siput yang berwarna emas serta
sangat indah. Keduanya kemudian membawa keong dan siput tersebut untuk dipelihara di rumah.
Setelah mereka membawa siput tersebut dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan, selalu
ada keajaiban setiap hari. Dapur mereka selalu dipenuhi makanan lezat ketika mereka pulang dari
bekerja. Mereka sangat heran, dan mereka ingin mengetahui siapa orang yang selalu membuat
makanan lezat tersebut. Mereka berpura-pura pergi bekerja dan bersembunyi di belakang rumah.
Beberapa saat kemudian, muncullah seorang gadis cantik dari dalam keong tersebut dan ia mulai
memasak makanan-makanan lezat.
Kedua janda tersebut kemudian secara diam-diam memegang gadis tersebut dan tidak
membiarkannya lagi untuk masuk ke dalam keong. Gadis itu ternyata adalah Jambean yang telah
dibunuh oleh ayahnya. Kedua janda tersebut kemudian mengizinkan Jambean untuk tinggal bersama
mereka. Karena kepandaiannya dalam menenun, ia sangat terkenal dan seorang pangeran tampan
tertarik kepadanya. Pada akhirnya, ia menikah dengan pangeran dan hidup bahagia.
Cindelaras
Cerita rakyat from East Java
Raden Putra was the king of Jenggala kingdom. He had a beautiful queen and concubine. Unlike the
queen, the concubine had bad personalities. She was envious and jealous with the queen, so she planned to
make the queen leave the palace. The concubine then asked the royal healer to help her in her plan. One day,
the concubine pretended to be ill. Raden Putra called the royal healer to give the concubine treatments. “What
is her disease?” Raden Putra asked the royal healer. “I’m very sorry, My Majesty. She is sick because the
queen put poison in her meal,” the royal healer lied.
Raden Putra was shock and angry to hear the explanation. He called the queen and asked her if the
story was true. Of course the queen denied, but Raden Putra won’t listen. “Please Your Majesty, have mercy. I
really didn’t do anything,” cried the queen in her tears. Raden Putra’s anger ended in a decision. The queen
should be banished to the woods and terminated. He did not know that the queen was already pregnant. Raden
Putra commanded one of his general to do the punishment. The queen was banished to the woods, but the wise
general didn’t have the heart to kill her. He built a simple house in the woods for her. On his way back to the
palace, he smeared his sword with rabbit blood, so Raden Putra would believe that he had killed the queen.
After the general left, the queen lived by herself in the woods. Several months later, she gave birth to a
healthy baby boy. The baby was named Cindelaras. He grew up as a nice, healthy, and handsome boy. One
day, while Cindelaras helped her mother to collect some fire woods, an eagle dropped an egg. Cindelaras
brought the egg to be brooded by a chicken behind their house. The egg hatched into a chick and then it slowly
became a strong rooster. The rooster is no ordinary rooster. The rooster could sing. Every morning, the rooster
woke Cindelaras up with its beautiful song, “My master is Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of
Raden Putra.” The rooster often sang that song.
Cindelaras always woke up early in the morning and listen happily to his rooster’s song. He didn’t realize
the meaning of the song until one day, he started to think. “Who is Raden Putra?” he asked his mother. The
queen then told him the whole story. She also told him why they were banned from the kingdom and lived in the
woods. Cindelaras was very surprised. He decided to go to the palace to meet the king, his father. Cindelaras
asked her mother’s permission to go to the kingdom and to tell the king what really happened. He also brought
his rooster that grew bigger and stronger each day.
On his way, Cindelaras stopped at a village. There, he met some people who were involved in
cockfighting. They challenge him to see how strong his rooster was. “If your rooster wins, you’ll get a reward,”
said the man who challenged him. Cindelaras accepted the challenge. In a few minutes, his rooster defeated
the opponent’s rooster. He was challenged again by other man, and one more time, his rooster won. He won
again and again.
The news about Cindelaras’ rooster quickly spread to the whole Jenggala kingdom and made Raden
Putra curious. So, he invited Cindelaras to the palace. “What is your name, boy?” Raden Putra asked as
Cindelaras arrived in the palace. “My name is Cindelaras, Your Majesty,” Cindelaras answered. He felt both
thrilled and happy to see Raden Putra.
Raden Putra challenged Cindelaras with one condition. If Raden Putra’s rooster won, Cindelaras’ head
would be cut off. But if Cindelaras’ rooster won, Raden Putra would share half of his wealth. Cindelaras
accepted the condition. The competition was held in the front yard of the palace. The two roosters fought
bravely. But in just a few minutes, Cindelaras’ rooster won the fight! Raden Putra shook his head and stared at
Cindelaras from his seat, “That rooster is no ordinary rooster, and the boy is not an ordinaty boy either. Who is
he exactly?” he thought. Raden Putra was about to asked when suddenly Cindelaras’ rooster sang the song,
“My master is Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of Raden Putra.”
Raden Putra was surprised. “Is it true?” he asked. “Yes, My Majesty. My name is Cindelaras and my
mother was the queen,” said Cindelaras. Raden putra called the general who had banished the queen. The
general then confessed that he never killed the queen. Later, the royal healer also admitted his mistake. Raden
Putra was so shocked. He immediately went to the woods to pick up the queen. Ever since, Cindelaras and his
parents lived happily together. As for the concubine, she was sent to the jail as punishment.
Terjemahan : Cindelaras Cerita rakyat dari Jawa Timur
Raden Putra adalah raja dari kerajaan Jenggala . Dia memiliki seorang ratu yang cantik dan selir . Tidak
seperti ratu , selir memiliki kepribadian buruk . Dia iri dan cemburu dengan ratu , jadi dia berencana untuk
membuat ratu meninggalkan istana . Selir kemudian meminta penyembuh kerajaan untuk membantunya dalam
rencananya . Suatu hari , selir pura-pura sakit . Raden Putra disebut penyembuh kerajaan untuk memberikan
perawatan selir . " Apakah penyakit itu ? " Raden Putra meminta penyembuh kerajaan . " Saya sangat
menyesal , Yang Mulia saya . Dia sakit karena ratu menaruh racun dalam makan nya , " penyembuh kerajaan
berbohong .
Raden Putra syok dan marah mendengar penjelasan . Dia disebut ratu dan bertanya apakah cerita itu
benar . Tentu saja Ratu membantah , tapi Raden Putra tidak akan mendengarkan . " Tolong Yang Mulia ,
kasihanilah . Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa , "teriak ratu dalam air matanya . Kemarahan Raden
Putra berakhir dengan keputusan. Ratu harus dibuang ke hutan dan dihentikan . Dia tidak tahu bahwa ratu
sudah hamil . Raden Putra memerintahkan salah satu jenderalnya untuk melakukan hukuman . Ratu dibuang
ke hutan, tapi umum bijaksana tidak tega membunuhnya . Dia membangun sebuah rumah sederhana di hutan
untuknya . Dalam perjalanan kembali ke istana , ia mengoleskan pedangnya dengan darah kelinci , sehingga
Raden Putra akan percaya bahwa ia telah membunuh ratu .
Setelah lama , ratu tinggal sendirian di hutan . Beberapa bulan kemudian , ia melahirkan bayi laki-laki
yang sehat . Bayi itu diberi nama Cindelaras . Ia dibesarkan sebagai baik , sehat , dan tampan anak laki-laki .
Suatu hari , sementara Cindelaras membantu ibunya untuk mengumpulkan beberapa kebakaran hutan , seekor
elang menjatuhkan telur . Cindelaras membawa telur untuk merenung oleh ayam di belakang rumah
mereka . Telur menetas menjadi ayam dan kemudian perlahan-lahan menjadi ayam jantan yang kuat . Ayam
ada ayam biasa . Ayam bisa menyanyi . Setiap pagi , ayam Cindelaras terbangun dengan lagu yang indah , "
Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . " Ayam sering
menyanyikan lagu itu .
Cindelaras selalu bangun pagi-pagi dan mendengarkan dengan senang hati lagu ayam nya . Dia tidak
menyadari makna dari lagu hingga suatu hari , ia mulai berpikir . " Siapa Raden Putra ? " Ia bertanya kepada
ibunya . Ratu kemudian menceritakan seluruh cerita . Dia juga mengatakan kepadanya mengapa mereka
dilarang dari kerajaan dan tinggal di hutan . Cindelaras sangat terkejut . Dia memutuskan untuk pergi ke istana
untuk bertemu raja , ayahnya . Cindelaras meminta izin ibunya untuk pergi ke kerajaan dan memberitahu raja
apa yang sebenarnya terjadi . Dia juga membawa ayam jantan nya yang tumbuh lebih besar dan kuat setiap
hari
Dalam perjalanannya , Cindelaras berhenti di sebuah desa . Di sana, ia bertemu dengan beberapa
orang yang terlibat dalam adu ayam . Mereka menantang dia untuk melihat seberapa kuat nya ayam jantan . "
Jika menang ayam Anda , Anda akan mendapatkan hadiah , " kata pria yang menantangnya . Cindelaras
menerima tantangan itu . Dalam beberapa menit , ayam jantan nya mengalahkan ayam lawan . Dia ditantang
lagi oleh pria lain, dan sekali lagi , ayam nya menang. Dia menang lagi dan lagi .
Berita tentang ayam Cindelaras ' dengan cepat menyebar ke seluruh kerajaan Jenggala dan membuat
Raden Putra penasaran . Jadi , ia mengundang Cindelaras ke istana . " Siapa namamu , anak laki-laki ? "
Tanya Raden Putra sebagai Cindelaras tiba di istana . " Nama saya Cindelaras , Yang Mulia , " jawab
Cindelaras . Dia merasa baik senang dan senang melihat Raden Putra .
Raden Putra menantang Cindelaras dengan satu syarat . Jika ayam Raden Putra memenangkan ,
kepala Cindelaras ' akan dipotong . Tetapi jika ayam Cindelaras ' menang , Raden Putra akan berbagi setengah
dari kekayaannya . Cindelaras menerima kondisi tersebut . Kompetisi ini diadakan di halaman depan istana .
Kedua ayam jantan bertempur dengan gagah berani . Tapi hanya dalam beberapa menit , ayam Cindelaras '
memenangkan pertarungan! Raden Putra menggeleng dan menatap Cindelaras dari tempat duduknya , " ayam
jantan Itu bukan ayam biasa , dan anak itu bukan anak ordinaty baik . Siapa dia sebenarnya ? " Pikirnya. Raden
Putra hendak bertanya ketika tiba-tiba ayam Cindelaras ' menyanyikan lagu , " Tuanku adalah Cindelaras .
Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . "
Raden Putra terkejut . " Apakah itu benar? " Tanyanya . " Ya , saya Yang Mulia . Nama saya Cindelaras
dan ibu saya adalah ratu , " kata Cindelaras . Raden putra disebut jenderal yang telah dibuang ratu . Jenderal
itu kemudian mengaku bahwa ia tidak pernah membunuh ratu . Kemudian , penyembuh kerajaan juga
mengakui kesalahannya . Raden Putra sangat terkejut . Dia segera pergi ke hutan untuk mengambil ratu . Sejak
saat itu, Cindelaras dan orang tuanya hidup bahagia bersama-sama . Adapun selir , ia dikirim ke penjara
sebagai hukuman .