Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Story Telling Cerita Rakyat

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 33

BAWANG MERAH AND BAWANG PUTIH

In the ancient time, lived a little family. The family consists of father, mother, and
a beautiful girl named Bawang Putih. They are a harmonious and happy family
despite his father worked as an ordinary merchant. One day, the happiness in this
family was lost because the mother died. Bawang Putih was very sad because she
was very fond of her mother. Her father was also so sad because he loved his wife
so much.

After Bawang Putih’s mother died, her house was visited frequently by a widow
who had a daughter named Bawang Merah. The widow often came with Bawang
Merah to the Bawang Putih’s home by bringing food, helping to clean the house,
and chatting with Bawang Putih’s father. Finally, the father thinks that he should
marry the widow and made the widow as a new mother for Bawang Putih.

He asked for consideration of the proposal to Bawang Putih. After being allowed
to get married by Bawang Putih, then her father immediately carried out the
marriage. They become a new family and lived in a house. At first, the mother and
Bawang Merah’s behaved Bawang Putih very well. However, the good behavior
did not to be last long. Soon, the Bawang Merah and her mother began to show
their bad attitude. Bawang Putih was often scolded and given heavy works when
the father went to trade. She had to do a lot of housework while the Bawang
Merahs just sit and did not work at all. However, the situation was never told by
her to his father, so the Bawang Putih continued to be treated badly by Bawang
Merah’s and her mother.

One day, his father was sick and passed away. Since then, Bawang Putih was
treated worse than before. Bawang Putih almost never had a break every day. In
the morning, she had to get up in order to prepare breakfast and the water for
Bawang Merah and her mother. Later, she also gave eating to the livestock,
washing clothes, and even watering the entire garden. Although she should do so
many works, she always did it happily. She hoped, with such sincerity, her mother
would love her sincerely someday.

On the morning, Bawang Putih went to the river to wash the clothes. She was so
excited and washed vigorously. Because of getting too excited, she was not aware
that there was a shirt that washed away. She realized that the shirt had been
washed away when the flow carried it far enough. Later, she pursued but did not
get the shirt. She felt hopeless and immediately went home.
The shirt was her mother's favorite. Of course, the mother was angry and told her
to look for the shirt until she could found it. Bawang Putih came back to the river
and walked to the west to seek her mother's favorite shirt. She walked along the
river up to tens of kilometers. After that, Bawang Putih suddenly saw someone
who was bathing the buffalo in the river. She asked the man about the clothes
were washed away. Later, she was informed that the shirt drifting and it was not
far from where she was standing. At that moment, Bawang Putih immediately ran
down the river to find the shirt.

It was getting dark and the Bawang Putih found a home. Because of completely
exhausted, she decided to take a break in the house. Apparently, it housed an old
lady who had previously found the shirt. The old lady wanted to return the shirt to
her, but she should accompany the old lady during a week. She agreed to stay
with the lady for a week. Within a week, she made the old lady to be so happy
because she was diligent and never complained even though felt so tired.

After accompanying for a week, she was given a pumpkin as the gift. When
opening it, she was very surprised because there were so much gold and gems.
She immediately went home and told the happening to her mother and also
Bawang Merah. However, the gold and jewels that she got immediately seized
and she was forced to tell where the jewelry could be obtained. Bawang Putih
immediately said that she got it from an old lady who lived near the river.

In the next day, Bawang Merah came to that house and stayed for a week like
what Bawang Putih did. However, because Bawang Merah was a lazy girl, the old
lady gave a different pumpkin from Bawang Putih. Bawang Merah did not care
and Bawang Merah immediately went home to open the pumpkin with her
mother. Apparently, the content was not gems or gold, but the venomous snake
that bit of Bawang Merah and the mother. Both of them died because of their
greed.

After the happening, Bawang Putih was living alone, but she was more calm and
lived happily with its gold and gems.
Terjemahan :

Bawang Merah dan Bawang Putih

Pada zaman dahulu, ada sebuah keluarga kecil yang hidup bahagia. Keluarga
tersebut terdiri dari ayah, ibu, dan seorang gadis cantik bernama bawang putih.
Mereka adalah keluarga yang harmonis dan bahagia meskipun sang ayah hanya
bekerja sebagai seorang pedagang biasa. Suatu hari, kebahagiaan yang ada di
dalam keluarga tersebut hilang karena sang ibu meninggal. Bawang putih sangat
sedih karena ia sangat menyayangi ibunya, begitu juga sang ayah yang sangat
sedih karena sang istri telah meninggal.

Setelah ibu bawang putih meninggal, rumahnya sering dikunjungi oleh seorang
janda yang mempunyai anak bernama bawang merah. Ibu bawang merah sering
datang ke rumah bawang putih dan membawakan makanan, membantu
membersihkan rumah, dan mengobrol dengan ayah bawang putih. Akhirnya, ayah
bawang putih berpikir bahwa sebaiknya ia menikah dengan janda tersebut dan
menjadikannya sebagai ibu baru untuk bawang putih.

Ia meminta usul dan pertimbangan dari bawang putih. Setelah diizinkan untuk
menikah oleh bawang putih, maka sang ayah segera melaksanakan pernikahan
dengan ibu bawang merah. Mereka menjadi sebuah keluarga baru dan tinggal di
rumah tersebut. Pada awalnya, ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik
terhadap bawang putih. Namun, perilaku baik tersebut tidak bertahan lama. Lama-
kelamaan bawang merah dan ibunya mulai menunjukkan sikap buruk mereka.
bawang putih sering dimarah dan diberikan pekerjaan berat ketika sang ayah pergi
berdagang. Ia harus mengerjakan banyak pekerjaan rumah sementara bawang
merah hanya duduk dan tidak bekerja sama sekali. Namun, keadaan tersebut tidak
pernah diceritakan olehnya kepada sang ayah, sehingga bawang putih terus
diperlakukan secara buruk oleh bawang merah dan ibunya.

Pada suatu hari sang ayah sakit dan meninggal dunia. Sejak saat itu, bawang
merah dan ibunya memperlakukan bawang putih semakin buruk. Bawang putih
hampir tidak pernah istirahat setiap hari. di pagi hari, ia harus bangun untuk
mempersiapkan air dan sarapan bagi bawang merah dan ibunya. Kemudian, ia
juga harus member makan ternak, mencuci baju, dan bahkan menyirami seluruh
kebun. Meskipun pekerjaan yang harus ia kerjakan begitu banyak, namun bawan
putih melakukan semua itu dengan gembira. Ia berharap, dengan keikhlasan
tersebut, sang ibu mau menyayanginya dengan tulus dan menganggapnya sebagai
anak kandung.
Pada suatu pagi, bawang putih pergi ke sungai untuk mencuci baju. Dia begitu
gembira dan mencuci dengan penuh semangat. Karena terlalu semangat, ia tidak
sadar bahwa ada sebuah baju yang hanyut. Ia menyadari bahwa baju tersebut
hanyut ketika telah terbawa aliran yang cukup jauh. Kemudian, ia mengejarnya
dan tidak mendapatkan baju tersebut. Ia merasa putus asa dan segera pulang ke
rumah.

Baju tersebut merupakan baju kesayangan ibu bawang merah. Tentu saja, sang ibu
marah dan menyuruhnya untuk mencari baju tersebut hingga ditemukan. Bawang
putih kembali lagi ke sungai dan berjalan ke arah barat untuk mencari baju
kesayangan ibunya. Ia berjalan menyusuri aliran sungai hingga puluhan kilometer.
Setelah itu, bawang putih tiba-tiba melihat seseorang yang sedang memandikan
kerbau di sungai. Ia bertanya kepada orang itu mengenai baju yang hanyut.
Kemudian, ia mendapat informasi bahwa baju ibu bawang merah hanyut namun
baju tersebut tidaklah jauh dari tempatnya berdiri. Saat itu juga, bawang putih
segera berlari menyusuri sungai untuk menemukan baju tersebut.

Hari semakin gelap dan bawang putih menemukan sebuah rumah. Karena sangat
lelah, ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di rumah tersebut. Ternyata, di
dalamnya tinggal seorang nenek yang sebelumnya sudah menemukan baju milik
ibu bawang putih. Sang nenek ingin mengembalikan baju tersebut kepada bawang
putih, dengan syarat bawang putih harus menemaninya selama seminggu. Bawang
putih begitu iba dengan nenek tersebut, dan ia setuju untuk tinggal bersama sang
nenek selama seminggu. Dalam waktu satu minggu, ia membuat nenek tersebut
amat gembira karena bekerja dengan rajin dan tidak pernah mengeluh.

Setelah bawang putih menemani sang nenek selama seminggu, ia diberikan satu
buah labu sebagai hadiah. Ketika membuka labu tersebut, ia sangat terkejut karena
didalamnya terdapat emas dan permata yang begitu banyak. Ia segera pulang dan
memberitahukan kejadian tersebut kepada sang ibu dan juga bawang merah.
Namun, emas dan permata yang ia dapatkan segera direbut dan ia dipaksa untuk
memberitahukan dimana perhiasan tersebut dapat diperoleh. Bawang putih segera
mengatakan bahwa ia mendapatkannya dari seorang nenek yang tinggal di dekat
sungai.

Esok hari, bawang merah datang ke rumah nenek tersebut dan tinggal selama satu
minggu. Namun, karena bawang merah adalah gadis yang malas, maka sang
nenek memberikannya labu yang berbeda dari bawang putih. Bawang merah tidak
peduli dan ia segera pulang dan membuka labu tersebut bersama ibunya.
Ternyata, isi labu tersebut bukanlah permata atau emas, namun ular berbisa yang
menggigit bawang merah dan ibunya. Kedua orang tersebut meninggal karena
keserakahannya.

Bawang putih kini hidup sendiri namun ia lebih tenang karena tidak ada lagi
orang yang menganggunya. Ia hidup bahagia dengan emas dan permata yang
dimilikinya.
THE GOLDEN SLUG (KEONG MAS)

In the ancient time, lived a young man named Galoran. He was respected because
of his wealth and honor. His parents were nobleman so he could live with luxury.
However, he was very wasteful and every day just squandered the wealth of his
parents.

One day, his parents died, but he did not care and continued to spend money as
well as before. Because his life was so extravagant, all the treasure that he had
was running out and he became an unemployed person. Many people sympathized
with him and offered a job. But every time he got the job, he just dallied and it
made him always be fired. Several months later, there was a wealthy widow who
interested him. He married the widow and of course, he was very happy to be
living in luxury again.

The widow had a daughter who was very diligent and clever to weave. Her name
is Jambean, a beautiful girl and had been famous because of her weaving.
However, Galoran did not like the girl, because the girl often scolded him because
of his laziness. Finally, he threatened to torture and kill Jambean. He revealed the
plan to his wife and the wife was very sad to hear of the threat.

Hearing the news, Jambean was very sad but she volunteered herself to be killed
by her father. She told that she wanted to be dumped into a dam and did not burry
under the ground after the death. The mother agreed and did all of her wants. In
the dam, her body and head suddenly turned into the golden slugs.

Several years later, there are two widows who were looking for firewood. They
were kindred, the first widow named Mbok Sambega Rondo and the second called
Mbok Rondo Sembagil. When looking for the firewood in the jungle, they were
very surprised because of finding the beautiful golden slugs. They brought it and
maintained at home.

Once they brought the snails, there was always a miracle every day. Their kitchen
was always filled with the delicious food when they came home from work. They
were very surprised, and wanted to know the person who made those foods. They
pretended to go to work and hid in the back of the house. A few moments later,
there was a beautiful girl came from the inside of the conch and she began to cook
the delicious meals.
Both widows then secretly held and did not let the girl to get into the snail
anymore. The girl apparently was Jambean who had been killed by her father.
Both widows then allowed her to stay with them. Because of their versatility in
weaving, she got her famous back and made a handsome prince attracted. In the
end, she married the prince and lived happily.

Terjemahan :

Keong Mas

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda yang bernama Galoran. Ia


merupakan salah satu orang yang disegani karena mempunyai kekayaan dan
kehormatan. Orang tuanya merupakan bangsawan sehingga ia dapat hidup dengan
mewah. Namun, ia merupakan seseorang yang sangat boros dan setiap hari hanya
menghambur-hamburkan harta orang tuanya.

Suatu hari, orang tuanya meninggal dunia namun ia tidak peduli dan terus
menghabiskan uang seperti sebelumnya. Karena hidupnya begitu boros, maka
harta yang ia miliki habis dan ia menjadi seorang pengangguran. Banyak warga
yang iba terhadapnya, namun setiap kali ia mendapatkan pekerjaan, ia hanya
bermalas-malasan dan membuat ia sering dipecat. Beberapa bulan kemudian,
terdapat seorang janda kaya raya yang tertarik dengannya. Ia kemudian menikah
dengan janda tersebut. Tentu saja, ia sangat senang karena bisa hidup mewah
seperti sebelumnya.

Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai
menenun. Namanya Jambean, seorang gadis yang tenunannya sangat indah dan
terkenal di desa tersebut. Namun, Galoran tidak menyukai gadis tersebut, karena
sang gadis selalu menegurnya karena selalu bermalas-malasan. Karena begitu
benci dengan Jambean, ia mengancam akan menyiksa dan membunuhnya. Ia
mengungkapkan rencana tersebut kepada istrinya dan sang istri sangatlah sedih
mendengar ancaman tersebut.

Mendengar berita tersebut, Jambean sangat sedih namun ia merelakan dirinya


dibunuh oleh sang ayah. Ia berpesan ketika ia telah meninggal, ia ingin agar
mayatnya dibuang ke sebuah bendungan dan jangan dikubur di dalam tanah.
Setelah meninggal, sang ibu memenuhi permintaan tersebut dengan membawa
mayatnya ke bendungan dan menceburkannya. Di dalam bendungan, tubuh dan
kepalanya berubah menjadi udang dan siput atau disebut sebagai keong dalam
bahasa jawa.

Beberapa tahun kemudian, dua orang janda sedang mencari kayu bakar. Mereka
adalah kakak beradik dengan nama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo
Sembagil. Ketika sedang mencari kayu di hutan, mereka sangat terkejut karena
menemukan keong dan siput yang berwarna emas serta sangat indah. Keduanya
kemudian membawa keong dan siput tersebut untuk dipelihara di rumah.

Setelah mereka membawa siput tersebut dan menjadikannya sebagai hewan


peliharaan, selalu ada keajaiban setiap hari. Dapur mereka selalu dipenuhi
makanan lezat ketika mereka pulang dari bekerja. Mereka sangat heran, dan
mereka ingin mengetahui siapa orang yang selalu membuat makanan lezat
tersebut. Mereka berpura-pura pergi bekerja dan bersembunyi di belakang rumah.
Beberapa saat kemudian, muncullah seorang gadis cantik dari dalam keong
tersebut dan ia mulai memasak makanan-makanan lezat.

Kedua janda tersebut kemudian secara diam-diam memegang gadis tersebut dan
tidak membiarkannya lagi untuk masuk ke dalam keong. Gadis itu ternyata adalah
Jambean yang telah dibunuh oleh ayahnya. Kedua janda tersebut kemudian
mengizinkan Jambean untuk tinggal bersama mereka. Karena kepandaiannya
dalam menenun, ia sangat terkenal dan seorang pangeran tampan tertarik
kepadanya. Pada akhirnya, ia menikah dengan pangeran dan hidup bahagia.
Mouse Deer and Crocodile
One day, Mouse Deer went down to the river to take a drink. But he knew that the
crocodile might be waiting underwater to eat him, so he said out loud. “I wonder
if the water’s warm. I’ll put in my leg and find out.” Of course Mouse Deer didn’t
put in his leg. He picked up a stick instead and put one end into the water.
Chomp…! Crocodile grabbed the stick and pulled it underwater. Mouse Deer
laughed. “Ha… ha…ha… Stupid crocodile! Cant you tell the difference between a
stick and a leg?” Then Mouse Deer ran off to drink somewhere else.
In the next day, Mouse Deer wanted to cross the river. He wanted to eat the fruits
on the other side of the river. He saw a floating log in the river. He knew that
Crocodile looked like a log when he floated. Mouse Deer didn’t want to be eaten
by Crocodile when he crosses the river. He had an idea. He called out loud,
“Crocodile!” Crocodile rose from the water, “Hello, Mouse Deer. Have you come
to be my lunch?” Mouse Deer smiled. “Sorry, not today, Crocodile. I have orders
from the King. He wants to invite all the crocodiles in this river to a party. He
wants me to count all the crocodiles so he could prepare enough meal for you.”
“Really…? Tell us what to do,” said Crocodile. “You must line up from this side
of the river to the other side,” said Mouse Deer. Crocodile then got all his friends
and family. They lined up across the river. Mouse Deer then jumped onto
Crocodile’s back. “One,” he counted. He jumped onto the next crocodile, “Two.”
And the next crocodile, “Three.” Mouse Deer kept jumping until he arrived on the
other side of the river. “How many are there?” asked Crocodile. “Just enough,”
said Mouse Deer. He laughed as he ran to the forest.***

Terjemahan

Cerita Kancil dan Buaya dalam Bahasa Inggris

Suatu hari, Kancil pergi ke sungai untuk minum. Tapi ia tahu bahwa buaya
mungkin menunggu didalam air untuk memakannya, jadi dia berteriak keras-
keras. “Aku ingin tahu apakah air hangat. Aku akan memasukkan kaki saya ke
dalam air dan mencari tahu. “Tentu saja Kancil memasukkan kakinya. Dia
mengambil tongkat dan memasukkan satu ujung ke dalam air. Chomp …! Buaya
menyambar tongkat dan menariknya ke bawah air. Kancil tertawa. “Ha … ha …
ha … buaya bodoh! Tidak bisakah membedakan antara tongkat dan kaki? “Lalu
Kancil lari untuk minum di tempat lain.
Pada hari berikutnya, Kancil ingin menyeberang sungai. Dia ingin makan buah-
buahan di sisi lain sungai. Dia melihat batang kayu mengambang di sungai. Dia
tahu bahwa Buaya tampak seperti kayu mengambang ketika ia mengambang.
Kancil tidak mau dimakan oleh buaya ketika ia melintasi sungai. Dia punya ide. Ia
berseru keras, “Buaya!” Buaya terangkat dari air, “Halo, Kancil. Apakah kamu
datang untuk menjadi makan siang saya? “Kancil tersenyum. “Maaf, tidak hari
ini, Buaya. Saya mendapat perintah dari Raja. Dia ingin mengajak seluruh buaya
di sungai ini ke pesta. Dia ingin aku menghitung semua buaya sehingga ia bisa
mempersiapkan cukup makanan untuk kamu. ”
“Sunggu…? Beritahu kami apa yang harus dilakukan, “kata Buaya. “kamu harus
berbaris dari sisi sungai ke sisi lain,” kata Kancil. Buaya kemudian memanggil
semua teman-temannya dan keluarganya. Mereka berbaris di seberang sungai.
Kancil lalu melompat ke punggung buaya. “Satu,” ia menghitung. Dia melompat
ke buaya berikutnya, “Dua.” Dan buaya berikutnya, “Tiga.” Kancil terus
melompat sampai ia tiba di sisi lain sungai. “Berapa banyak?” Tanya Buaya.
“Cukup,” kata Kancil. Dia tertawa sambil berlari ke hutan.
Pinocchio

He great Italian pine forest, was lonely. He always dreamed about having a son.

Each day, he went cutting woods for the town’s people. One day, an idea
illuminated his mind, the idea of crafting a puppet, which he will call it Pinocchio.
He crafted that puppet and during the night, the puppet becomes alive!
One year of happiness and thriller passed, on a Sunday morning, Gepetto told
Pinocchio:
"It’s my birthday soon, my little son! I hope you didn’t forget it!"
"Euh, sure, I didn’t!"

Pinocchio felt awkward. He didn’t thought about that. Gepetto’s birthday was
coming in only three days, and he hadn’t even a present.

After a long night of reflecting, Pinocchio finally decided to offer a homemade


chocolate cake to him as a present.
When the sun rose, Pinocchio was already ready to go outside to find the
ingredients. The main problem was he didn’t even known the ingredients and the
recipe.

So after school, he decided to go ask someone for the ingredients to bake a cake.
During his walk, Pinocchio, the wooden puppet, met the town’s sorcerer.

"Hey, little boy, do you need some help for your chocolate cake?"
"Hum… You can help me?", asked Pinocchio.
"Sure, I can. Follow me!"

After walking few minutes so, Pinocchio saw a big, big, big candy house. They
entered together and Pinocchio got caught by a big cage.

"Mouahahaha!!! I finally caught you! You’ll be mine, you’re going to work for
me!", said the evil sorcerer.
Pinocchio was so scared. When the guards came and took him out of the cage, he
immediately ran away very fast and he succeeded to escape.
At the same time, the evil sorcerer, calling all his troops with him, ran after him
and he took out his magic wand. The evil devil changed the little wooden puppet
into a chocolate cake!

When he came back home, he told the entire story to his father and they went to
find the god fairy.
After a long trip, they finally find the god fairy and they got the magical potion
for Pinocchio.

Terjemahan :

Pinokio

Dia di hutan pinus Italia yang besar, kesepian. Dia selalu memimpikan memiliki
seorang anak laki-laki.

Setiap hari, ia pergi memotong kayu untuk orang-orang kota. Suatu hari, sebuah
ide terlintas dalam pikirannya, sebuah ide membuat sebuah boneka, yang akan ia
beri nama Pinokio. Dia membuat boneka itu dan pada malam hari, boneka
tersebut menjadi hidup!
Satu tahun kebahagiaan dan ketakutan berlalu, pada hari Minggu pagi, Gepetto
berkata pada Pinokio :
"hari ulang tahun saya segera tiba, putra kecilku! Saya harap kamu tidak lupa!"
"Euh, tentu, saya tidak lupa!"

Pinokio merasa canggung. Dia tidak memikirkan hal itu. Ulang tahun Gepetto
hanya tiga hari lagi, dan dia bahkan belum punya kado.

Setelah malam yang panjang dan berfikir, Pinokio akhirnya memutuskan untuk
membuatkan kue coklat buatannya sendiri untuk Gepetto sebagai hadiah ulang
tahunnya.
Ketika matahari terbit, Pinokio sudah siap untuk pergi ke luar untuk mendapatkan
bahan-bahannya. Masalah utama ia bahkan tidak tau bahan-bahan dan resepnya.

Jadi sepulang sekolah, ia memutuskan bertanya ke seseorang bahan-bahan untuk


membuat kue. Selama perjalanannya, Pinokio, si boneka kayu, bertemu penyihir
kota.
"Hei, anak kecil, kamu membutuhkan bantuan untuk kue cokelatmu?"

"Hum ... Anda dapat membantu saya?", Tanya Pinokio.

"Tentu, aku bisa. Ikuti aku!"

Setelah berjalan beberapa menit, Pinokio melihat rumah permen yang sangat
besar. Mereka masuk bersama-sama dan Pinokio tertangkap oleh kandang besar.

"Mouahahaha! Saya akhirnya berhasil menangkap mu! Kamu akan menjadi


milikku, kau akan bekerja untuk ku!", Kata penyihir jahat.
Pinokio sangat takut. Ketika penjaga datang dan membawanya keluar dari
kandang, dia segera lari dengan sangat cepat dan dia berhasil melarikan diri.

Pada saat yang sama, penyihir jahat, memanggil semua pasukannya, berlari
mengejarnya dan dia mengeluarkan tongkat sihirnya. Iblis jahat mengubah boneka
kayu kecil itu menjadi kue cokelat!

Ketika ia kembali ke rumah, dia menceritakan semuanya kepada ayahnya dan


mereka pergi mencari peri dewa.
Setelah perjalanan panjang, mereka akhirnya menemukan peri dewa dan mereka
mendapatkan ramuan ajaib untuk Pinokio.
Snow White

Once upon a time there lived a little, named Snow White. She lived with
her aunt and uncle because her parents were died.
One day she heard her aunt and uncle talking about leaving Snow White in
the castle because they wanted to go to America and they didn't have enough
money to take Snow White with them.
Snow White didn't want her uncle and aunt to do this. So she decided to
run away. The next morning she run away from home when her aunt and uncle
were having breakfast, she run away into the wood.
In the wood she felt very tired and hungry. Then she saw this cottage. She
knocked but no one answered so she went inside and felt asleep
Meanwhile seven dwarfs were coming home from work. They went inside.
There, they found Snow White woke up. She saw the dwarfs. The dwarfs said;
“What is your name?”. Snow White said; “My name is Snow White”. One of the
dwarfs said; “If you wish, you may live here with us”. Snow White told the whole
story about her. Then Snow white and the seven dwarfs lived happily ever after.

Terjemahan

Putri Salju

Dahulu kala hiduplah sedikit , bernama Putri Salju . Dia tinggal bersama
bibi dan pamannya karena orang tuanya meninggal.
Suatu hari ia mendengar bibi dan pamannya berbicara tentang
meninggalkan Putri Salju di benteng karena mereka ingin pergi ke Amerika dan
mereka tidak punya cukup uang untuk membawa Putri Salju dengan mereka .
Salju tidak ingin paman dan bibinya untuk melakukan hal ini . Jadi, dia
memutuskan untuk melarikan diri . Keesokan harinya dia lari dari rumah ketika
bibi dan pamannya sedang sarapan , ia melarikan diri ke dalam hutan .
Dalam kayu ia merasa sangat lelah dan lapar . Lalu ia melihat pondok ini
. Dia mengetuk tapi tidak ada yang menjawab jadi dia masuk ke dalam dan
merasa tertidur
Sementara tujuh kurcaci datang pulang dari kerja . Mereka masuk ke
dalam. Di sana, mereka menemukan Putri Salju terbangun . Dia melihat kerdil .
Para kurcaci mengatakan , " Siapa namamu ? " . Putri Salju mengatakan , " Nama
saya Snow White" . Salah satu kurcaci berkata , " Jika Anda ingin, Anda dapat
tinggal di sini bersama kami " . Putri Salju menceritakan seluruh kisah tentang dia
. Kemudian Putri Salju dan tujuh kurcaci hidup bahagia selamanya .
A bear and a lion

One upon a time a lion and a bear caught and killed a goat. They had a
quarrel over it.
“It is mine,” said the bear. “I caught it with my strong paws.”
“It is not yours. It is mine,” said the lion. “I killed it with my strong jaws.”
Then they began to fight over it. They ran up and down the hill, under and
over the fallen trees, in and out of the forest. They bit and scratched with their
strength, but no one could overcome the other.
At last they both were tired out and could fight no longer. They lay upon the
ground, panting and looking at each other.
A fox who was passing by at the time saw them with a dead goat near by.
She ran up to them, took the goat home and ate it up.

Terjemahan :

Beruang dan singa

Suatu ketika seekor singa dan seekor beruang menangkap dan mebunuh
seekor kambing. Mereka pun berdebat.
“Ini milikku,” kata beruang “Saya menagkapnya dengan kekuatan cakarku.”
“itu bukan milikmu. Itu milikku,” kata singa. “Saya membunuhnya dengan
kekuatan rahangku.”
Mereka pun mulai bertengkar. Mereka saling kejar naik turun bukit
melewati bawah dan atas batang pohon tumbang, keluar dan masuk hutan. Mereka
saling menggigit dan mencakar dengan kekuatan mereka yang mereka miliki, tapi
tidak ada yang mampu mengalahkan satu sama lain.
Dan pada akhirnya mereka berdu letih dan tidak bias berkelahi lagi. Mereka
berbaring dengan nafas terengah-engah dan saling melihat.
Pada saat yang bersamaan tiba-tiba seekor rubah lewat dan melihat mereka
bersama seekor kambing mati di dekatnya. Dia pun mendekat, dan membawa
pergi kambing tersebut.
The fools of two men

Gotham (Go’tem) was a little town in England.


Once there was a man from Gotham going to market to buy sheep. At
gotham bridge, he met a man who had just come back from the market.
“Where are you going?” asked the man who had come back to Gotham.
“I am going to market to buy sheep,” answered the other.
“Which way are you going to bring your sheep home?” asked the first man
again.
“Over this bridge,” answered the second man.
“You shall not go over this bridge,” said the first man. “You shall go that
way,”
“I will go over this bridge,” said the second man.
“You shall not,” said the first man again.
“But I will,” replied the other.
Soon the two men began to fight. They fought and fought until they both got
quite hurt.
How foolish they were! They fought over the sheep which were not here.

Terjemahan :

Kebodohan dua orang pria


Gotham adalah sebuah kota kecil di Inggris.
Suatu hari seorang pria dari Gotham pergi ke pasar untu membeli domba.
Pada Jembatan Gotham, di bertemu dengan seorang pria yang baru pulang dari
pasar.
“mau kemana?” Tanya pria yang baru pulang dari pasar.
“Saya akan ke pasar untuk membeli domba,” jawabnya
“Jalan yang mana akan kamu lalui untuk membawa dombamu pulang ke
rumah?” Tanya pria pertama lagi
“Lewat jembatan ini,” jawab pria kedua
“Kamu tidak boleh melewati jembatan ini,” Kata pria pertama. “kamu harus
lewat jalan sana,”
“Saya akan lewat jembatan ini,” kata pria kedua
“Tidak boleh,” kata pria pertama
“tapi saya akan tetap lewat sini,” jawab pria kedua.
Akhirnya keduanya pun bertengkar. Mereka berkelahi dan berkelahi sampai
mereka kesakitan.
Betapa bodohnya mereka! Mereka mempermasalahkan jalan yang kakan
dilalui domba yang belum ada.
The Legend of Malin Kundang

A long time ago, in a small village near the beach in West Sumatra, a woman and
her son lived. They were Malin Kundang and her mother. Her mother was a single
parent because Malin Kundang's father had passed away when he was a baby.
Malin Kundang had to live hard with his mother
.
Malin Kundang was a healthy, dilligent, and strong boy. He usually went to sea to
catch fish. After getting fish he would bring it to his mother, or sold the caught
fish in the town. One day, when Malin Kundang was sailing, he saw a merchant's
ship which was being raided by a small band of pirates. He helped the merchant.
With his brave and power, Malin Kundang defeated the pirates.

The merchant was so happy and thanked to him. In return the merchant asked
Malin Kundang to sail with him. To get a better life, Malin Kundang agreed. He
left his mother alone. Many years later, Malin Kundang became wealthy. He had a
huge ship and was helped by many ship crews loading trading goods. Perfectly he
had a beautiful wife too. When he was sailing his trading journey, his ship landed
on a beach near a small village. The villagers recognized him. The news ran fast
in the town; “Malin Kundang has become rich and now he is here”. An old
woman ran to the beach to meet the new rich merchant. She was Malin Kundang’s
mother.

She wanted to hug him, released her sadness of being lonely after so long time.
Unfortunately, when the mother came, Malin Kundang who was in front of his
well dressed wife and his ship crews denied meeting that old lonely woman. For
three times her mother begged Malin Kundang and for three times he yelled at
her. At last Malin Kundang said to her "Enough, old woman! I have never had a
mother like you, a dirty and ugly woman!" After that he ordered his crews to set
sail. He would leave the old mother again but in that time she was full of both
sadness and angriness. Finally, enraged, she cursed Malin Kundang that he would
turn into a stone if he didn't apologize. Malin Kundang just laughed and really set
sail
.
In the quiet sea, suddenly a thunderstorm came. His huge ship was wrecked and it
was too late for Malin Kundang to apologize. He was thrown by the wave out of
his ship. He fell on a small island. It was really too late for him to avoid his curse.
Suddenly,
he turned into a stone.
Terjemahan :

The Legend of Malin Kundang

Dahulu kala, di sebuah desa kecil dekat pantai di Sumatera Barat, seorang wanita
dan anaknya tinggal. Mereka adalah Malin Kundang dan ibunya. Ibunya adalah
seorang single parent karena ayah Malin Kundang telah meninggal ketika ia
masih bayi. Malin Kundang harus hidup keras dengan ibunya
.
Malin Kundang adalah, rajin, dan kuat laki-laki yang sehat. Dia biasanya pergi ke
laut untuk menangkap ikan. Setelah mendapatkan ikan dia akan membawanya
kepada ibunya, atau menjual ikan yang ditangkap di kota. Suatu hari, ketika
sedang berlayar Malin Kundang, ia melihat sebuah kapal pedagang yang sedang
diserbu oleh sekelompok kecil pembajak.

Dia membantu pedagang. Dengan berani dan kekuasaannya, Malin Kundang


mengalahkan bajak laut. Pedagang itu sangat senang dan berterima kasih
kepadanya. Sebagai imbalannya pedagang meminta Malin Kundang untuk
berlayar bersamanya. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, Malin
Kundang setuju. Dia meninggalkan ibunya sendirian. Bertahun-tahun kemudian,
Malin Kundang menjadi kaya. Dia memiliki kapal besar dan dibantu oleh banyak
awak kapal memuat barang dagangan. Sempurna dia punya istri yang cantik juga.

Ketika ia sedang berlayar perjalanan trading, kapal mendarat di pantai dekat


sebuah desa kecil. Penduduk desa mengenalinya. Berita itu berlari cepat di kota,
"Malin Kundang telah menjadi kaya dan sekarang dia ada di sini". Seorang wanita
tua berlari ke pantai untuk memenuhi saudagar kaya baru. Dia adalah ibu Malin
Kundang ini. Dia ingin memeluknya, dirilis kesedihannya menjadi kesepian
setelah sekian lama. Sayangnya, ketika ibu datang, Malin Kundang yang berada di
depan berpakaian istri dan awak kapalnya membantah pertemuan yang tua wanita
kesepian. Selama tiga kali ibunya meminta Malin Kundang dan tiga kali ia
berteriak padanya.

Akhirnya Malin Kundang berkata kepadanya "Cukup, wanita tua! Saya tidak
pernah memiliki ibu seperti Anda, wanita kotor dan jelek!" Setelah itu ia
memerintahkan kru untuk berlayar. Dia akan meninggalkan ibu tua lagi tapi pada
saat itu dia penuh baik kesedihan dan angriness. Akhirnya, marah, dia mengutuk
Malin Kundang bahwa ia akan berubah menjadi batu jika dia tidak meminta maaf.
Malin Kundang hanya tertawa dan benar-benar berlayar
.
Di laut yang tenang, tiba-tiba badai datang. Kapal yang besar rusak dan itu terlalu
terlambat bagi Malin Kundang untuk meminta maaf. Ia dilemparkan oleh
gelombang dari kapalnya. Dia jatuh di sebuah pulau kecil. Itu benar-benar
terlambat baginya untuk menghindari kutukan. Tiba-tiba,
ia berubah menjadi batu.
Lutung Kasarung
Cerita rakyat from West Java

Prabu Tapa Agung had led a kingdom in West Java for a long time. He was
getting old and therefore wanted to choose a successor. But unfortunately, he had
no son. He thought of choosing one of his daughters, Purbararang and Purbasari.
But it wasn’t an easy choice. They were both very pretty and smart. The only
difference was their temperament. Purbararang was rude and dishonest, while
Purbasari was kind and caring. With those considerations, Prabu Tapa Agung
finally chose Purbasari to be his successor.
Purbararang didn’t agree with her father’s decision. “It’s supposed to be me,
Father. I’m the eldest daughter!” Purbararang said. Prabu Tapa Agung smiled.
“Purbararang, to be a queen takes more than age. There are many other qualities
that one must possess,” explained Prabu Tapa Agung wisely. “What does
Purbasari have that I don’t?” Purbararang pouted. “You’ll find out when Purbasari
has replaced me,” Prabu Tapa Agung answered.
After the discussion, Purbararang went back to her room. “Is there something
wrong?” asked Indrajaya. Indrajaya is Purbararang’s future husband. “I’m upset!
Father chose Purbasari as his successor and not me! I have to do something!”
Purbararang said. Driven mad by her anger, she came to a witch and asked her to
send rash all over Purbasari’s body. Before going to bed, Purbasari started to feel
itch all over her body. She tried applying powder to her body, but it’s no use.
Instead, the itching grew even worse. She didn’t want to scratch it, but she just
couldn’t help it. In the next morning, there were scratch mark all over Purbasari’s
body. “What happened to you?” asked Purbararang, pretending to be concerned.
“I don’t know, sis. Last night, my body suddenly felt very itchy. I scratched and
scratched, and this is what happened,” Purbasari answered. Purbararang shook her
head. “You must have done something really awful. You’ve been punished by the
gods!”
That day, the whole kingdom was scandalized. “What have you done, Purbasari?”
demanded Prabu Tapa Agung. Purbasari shook her head. “I didn’t do anything
that would upset the gods, Father,” she answered. “Then how can you explain
what happened to your body?” Prabu Tapa Agung asked again. “If you don’t
confess, I’ll banish you to the woods.” Purbasari took a deep breath. “Like I said
before, I didn’t do anything wrong. And I’d rather be thrown into the woods than
to confess to a deed I didn’t commit.”
After a short discussion with his advisor, Prabu Tapa Agung ordered Purbasari to
be moved to the woods. Purbasari was very sad, but she couldn’t do anything to
defy her father’s order. She was accompanied to the woods by a messenger. He
built a simple hut for Purbasari. After the messenger left, suddenly a black
monkey came to Purbasari’s hut. He carried a bunch of bananas. From behind
him, some animals looked on. “Are the bananas for me?’ Purbasari asked. The
black monkey nodded, as if he understood what Purbasari said. Purbasari took the
bananas with pleasure. She also said thanks. The other animals that were looking
on also seemed to smile. “Are you willing to be my friend?” Purbasari asked
them. All the animals nodded happily. Although she was living by herself in the
woods, Purbasari never lacked of supplies. Everyday, there were always animals
bringing her fruits and fish to eat.
A long time had passed since Purbasari was banished to the woods, but her body
still itched. At some places, her skin was even ulcerating. What am I supposed to
do?” Purbasari sighed. The monkey who was sitting next to her stayed still, there
were tears in his eyes. He hoped Purbasari would remain patient and strong.
One night, on a full moon, the monkey took Purbasari to a valley. There is a pond
with hot spring water. The monkey suddenly spoke, “The water of this pond will
heal your skin,” he said. Purbasari was surprised, ”You can talk? Who are you?”
she asked. “You’ll find out, in time,” the monkey said. Purbasari didn’t want to
force the monkey. She then walked to the pond. She bathed there. After a few
hours, Purbasari walked out of the pond. She was shocked to see her face reflected
on the clear pond water. Her face was beautiful again, with smooth and clean skin.
Purbasari observed her entire body. There were no traces of any skin ailments.
“I’m cured! I’m cured!” Purbasari shouted in joy. She quickly offered thanks to
the gods and also to the monkey.
The news of Purbasari’s condition quickly spread to the kingdom, irritating
Purbararang. She then accompanied by Indrajaya go to the woods to see
Purbasari. Purbasari asked if she would be allowed to go home. Purbararang said
she would let Purbasari return to the palace if Purbasari’s hair were longer than
hers. Purbararang then let her hair down. It was so long, it almost touched the
ground. But it turned out that Purbasari’s hair was twice longer than
Purbararang’s hair.
“Fine, so your hair is longer than mine.” Purbararang admitted. “But there is one
more condition you must fulfill, do you have a future husband who is handsomer
than mine?” said Purbararang as she walked toward Indrajaya. Purbasari felt
miserable. She didn’t have a future husband yet. So, without much thought, she
pulled the black monkey beside her.
Purbararang and Indrajaya burst out, but their laughter didn’t last long. The
monkey meditates and suddenly transformed into a very handsome young man, a
lot more handsome than Indrajaya. “I’m a prince from a kingdom far away. I was
cursed to be a monkey because of a mistake I committed. I could regain my true
form only if there’s a girl who would be willing to be my wife,” said the young
man.
Finally, Purbararang gave up. She accepted Purbasari as the queen, and also
confessed everything she had done. “Please forgive me. Please don’t punish me,”
Purbararang said, asking for forgiveness. Instead of being angry, Purbasari smiled.
“I forgive you, sis,” she said. Soon after, Purbasari become queen. Beside her was
the handsome prince, the former monkey known as Lutung Kasarung.

Terjemahan :Lutung Kasarung

Prabu Tapa Agung telah memimpin kerajaan di Jawa Barat untuk waktu yang
lama . Dia sudah tua dan karena itu ingin memilih penggantinya . Namun
sayangnya , ia tidak punya anak . Dia berpikir untuk memilih salah satu putrinya ,
Purbararang dan Purbasari . Tapi itu bukan pilihan yang mudah . Mereka berdua
sangat cantik dan cerdas . Satu-satunya perbedaan adalah temperamen mereka .
Purbararang kasar dan jujur , sementara Purbasari adalah baik dan peduli . Dengan
pertimbangan tersebut , Prabu Tapa Agung akhirnya memilih Purbasari menjadi
penggantinya .Purbararang tidak setuju dengan keputusan ayahnya . " Ini
seharusnya menjadi aku , Ayah . Aku adalah putri sulung ! " Kata Purbararang .
Prabu Tapa Agung tersenyum . " Purbararang , untuk menjadi seorang ratu
memakan waktu lebih dari usia . Ada banyak kualitas lain bahwa seseorang harus
memiliki, "jelas Prabu Tapa Agung bijaksana . " Apa Purbasari memiliki aku
tidak? " Purbararang cemberut . " Anda akan menemukan ketika Purbasari telah
menggantikan saya, " jawab Prabu Tapa Agung .
Setelah diskusi , Purbararang kembali ke kamarnya . " Apakah ada sesuatu yang
salah ? " Tanya Indrajaya . Indrajaya adalah suami Purbararang masa depan . "
Aku marah ! Bapa memilih Purbasari sebagai penggantinya dan bukan aku! Aku
harus melakukan sesuatu ! " Kata Purbararang . Gila karena kemarahannya , dia
datang ke penyihir dan memintanya untuk mengirim ruam seluruh tubuh Purbasari
itu . Sebelum tidur , Purbasari mulai merasa gatal di seluruh tubuhnya . Dia
mencoba menerapkan bubuk tubuhnya , tapi itu tidak ada gunanya . Sebaliknya ,
gatal tumbuh bahkan lebih buruk . Dia tidak ingin menggaruknya , tapi dia tidak
bisa menahannya . Pada keesokan paginya , ada goresan tanda seluruh tubuh
Purbasari itu . " Apa yang terjadi padamu ? " Tanya Purbararang , berpura-pura
menjadi khawatir . " Saya tidak tahu , sis . Tadi malam , tubuh saya tiba-tiba
merasa sangat gatal . Aku menggaruk dan menggaruk , dan ini adalah apa yang
terjadi , "jawab Purbasari . Purbararang menggeleng . " Anda harus melakukan
sesuatu yang benar-benar mengerikan. Anda telah dihukum oleh para dewa ! "
Hari itu , seluruh kerajaan itu tersinggung . " Apa yang telah Anda lakukan,
Purbasari ? " Menuntut Prabu Tapa Agung . Purbasari menggeleng . " Aku tidak
melakukan apa pun yang akan mengganggu para dewa , Bapa , " jawabnya . "
Lalu bagaimana Anda bisa menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh Anda? "
Tanya Prabu Tapa Agung lagi . " Jika Anda tidak mengaku , aku akan
mengusirmu ke hutan . " Purbasari menarik napas panjang . " Seperti saya katakan
sebelumnya , saya tidak melakukan sesuatu yang salah . Dan aku lebih suka
dilemparkan ke dalam hutan daripada mengakui perbuatan yang tidak saya
lakukan . "
Setelah diskusi singkat dengan penasihat , Prabu Tapa Agung memerintahkan
Purbasari untuk dipindahkan ke hutan . Purbasari sangat sedih , tapi ia tidak bisa
berbuat apa-apa untuk menentang perintah ayahnya . Dia ditemani ke hutan oleh
seorang utusan . Ia membangun sebuah pondok sederhana untuk Purbasari .
Setelah utusan kiri , tiba-tiba seekor monyet hitam datang ke gubuk Purbasari itu .
Dia membawa setandan pisang . Dari belakangnya , beberapa hewan memandang
. " Apakah pisang untuk saya? " Tanya Purbasari . Monyet hitam mengangguk ,
seolah-olah ia mengerti apa yang dikatakan Purbasari . Purbasari mengambil
pisang dengan senang hati. Dia juga mengucapkan terima kasih . Hewan-hewan
lain yang mencari di juga tampak tersenyum . " Apakah Anda bersedia menjadi
teman saya ? " Purbasari bertanya kepada mereka . Semua binatang mengangguk
senang . Meskipun ia hidup sendirian di hutan , Purbasari tidak pernah
kekurangan pasokan . Setiap hari , selalu ada hewan yang membawa buah-buahan
dan ikan untuk makan .
Sebuah waktu yang lama berlalu sejak Purbasari dibuang ke hutan, tapi tubuhnya
masih gatal . Di beberapa tempat , kulitnya bahkan ulserasi . Apa yang harus saya
lakukan? " Purbasari mendesah . Monyet yang duduk di sampingnya tinggal diam,
ada air mata di matanya . Dia berharap Purbasari akan tetap sabar dan kuat .
Suatu malam , pada bulan purnama , monyet mengambil Purbasari ke sebuah
lembah . Ada sebuah kolam dengan mata air panas. Monyet tiba-tiba berbicara , "
Air kolam ini akan menyembuhkan kulit Anda , " katanya . Purbasari terkejut , "
Anda dapat berbicara ? Siapa kau ? " Tanyanya . " Kau akan tahu , pada waktunya
, " kata monyet . Purbasari tidak mau memaksa monyet . Dia kemudian berjalan
ke kolam . Dia mandi di sana. Setelah beberapa jam , Purbasari keluar dari kolam.
Dia terkejut melihat wajahnya tercermin pada air kolam jernih . Wajahnya cantik
lagi , dengan kulit halus dan bersih . Purbasari mengamati seluruh tubuhnya .
Tidak ada jejak penyakit kulit apapun. " Saya sembuh ! Aku sembuh ! " Purbasari
berteriak dalam sukacita . Dia cepat menawarkan berkat para dewa dan juga untuk
monyet .
Kabar kondisi Purbasari dengan cepat menyebar ke kerajaan , menjengkelkan
Purbararang . Dia kemudian disertai oleh Indrajaya pergi ke hutan untuk melihat
Purbasari . Purbasari bertanya apakah dia akan diizinkan pulang ke rumah .
Purbararang mengatakan dia akan membiarkan Purbasari kembali ke istana jika
rambut Purbasari yang lebih panjang daripada miliknya . Purbararang kemudian
membiarkan rambutnya turun . Itu begitu lama , hampir menyentuh tanah . Tapi
ternyata bahwa rambut Purbasari adalah dua kali lebih panjang dari rambut
Purbararang itu . " Baik-baik saja , sehingga rambut Anda lebih panjang dari saya
. " Purbararang mengakui . " Tapi ada satu syarat lagi yang harus dipenuhi, apakah
Anda memiliki calon suami yang tampan dariku ? " Kata Purbararang sambil
berjalan menuju Indrajaya . Purbasari merasa sengsara . Dia tidak memiliki calon
suami belum. Jadi , tanpa banyak berpikir , ia menarik monyet hitam di
sampingnya .
Purbararang dan Indrajaya meledak , tapi tawa mereka tidak berlangsung lama .
Monyet bermeditasi dan tiba-tiba berubah menjadi seorang pemuda yang sangat
tampan , jauh lebih tampan dari Indrajaya . " Saya seorang pangeran dari kerajaan
yang jauh . Aku dikutuk menjadi kera karena kesalahan yang saya lakukan. Saya
bisa mendapatkan kembali bentuk saya benar hanya jika ada seorang gadis yang
bersedia untuk menjadi istriku , " kata pemuda itu . Akhirnya , Purbararang
menyerah . Dia menerima Purbasari sebagai ratu , dan juga mengakui semua yang
telah ia lakukan . " Maafkan saya . Tolong jangan menghukum saya, " kata
Purbararang , meminta pengampunan . Alih-alih marah , Purbasari tersenyum . "
Aku memaafkanmu , sis , " katanya . Segera setelah itu , Purbasari menjadi ratu
. Di sampingnya adalah pangeran tampan , mantan monyet yang dikenal sebagai
Lutung Kasarung .
Cindelaras
Cerita rakyat from East Java
Raden Putra was the king of Jenggala kingdom. He had a beautiful queen and
concubine. Unlike the queen, the concubine had bad personalities. She was
envious and jealous with the queen, so she planned to make the queen leave the
palace. The concubine then asked the royal healer to help her in her plan. One
day, the concubine pretended to be ill. Raden Putra called the royal healer to give
the concubine treatments. “What is her disease?” Raden Putra asked the royal
healer. “I’m very sorry, My Majesty. She is sick because the queen put poison in
her meal,” the royal healer lied.
Raden Putra was shock and angry to hear the explanation. He called the queen and
asked her if the story was true. Of course the queen denied, but Raden Putra won’t
listen. “Please Your Majesty, have mercy. I really didn’t do anything,” cried the
queen in her tears. Raden Putra’s anger ended in a decision. The queen should be
banished to the woods and terminated. He did not know that the queen was
already pregnant. Raden Putra commanded one of his general to do the
punishment. The queen was banished to the woods, but the wise general didn’t
have the heart to kill her. He built a simple house in the woods for her. On his way
back to the palace, he smeared his sword with rabbit blood, so Raden Putra would
believe that he had killed the queen.
After the general left, the queen lived by herself in the woods. Several months
later, she gave birth to a healthy baby boy. The baby was named Cindelaras. He
grew up as a nice, healthy, and handsome boy. One day, while Cindelaras helped
her mother to collect some fire woods, an eagle dropped an egg. Cindelaras
brought the egg to be brooded by a chicken behind their house. The egg hatched
into a chick and then it slowly became a strong rooster. The rooster is no ordinary
rooster. The rooster could sing. Every morning, the rooster woke Cindelaras up
with its beautiful song, “My master is Cindelaras. His house is in the woods. He’s
the son of Raden Putra.” The rooster often sang that song.
Cindelaras always woke up early in the morning and listen happily to his rooster’s
song. He didn’t realize the meaning of the song until one day, he started to think.
“Who is Raden Putra?” he asked his mother. The queen then told him the whole
story. She also told him why they were banned from the kingdom and lived in the
woods. Cindelaras was very surprised. He decided to go to the palace to meet the
king, his father. Cindelaras asked her mother’s permission to go to the kingdom
and to tell the king what really happened. He also brought his rooster that grew
bigger and stronger each day.
On his way, Cindelaras stopped at a village. There, he met some people who were
involved in cockfighting. They challenge him to see how strong his rooster was.
“If your rooster wins, you’ll get a reward,” said the man who challenged him.
Cindelaras accepted the challenge. In a few minutes, his rooster defeated the
opponent’s rooster. He was challenged again by other man, and one more time,
his rooster won. He won again and again.
The news about Cindelaras’ rooster quickly spread to the whole Jenggala
kingdom and made Raden Putra curious. So, he invited Cindelaras to the palace.
“What is your name, boy?” Raden Putra asked as Cindelaras arrived in the palace.
“My name is Cindelaras, Your Majesty,” Cindelaras answered. He felt both
thrilled and happy to see Raden Putra.
Raden Putra challenged Cindelaras with one condition. If Raden Putra’s rooster
won, Cindelaras’ head would be cut off. But if Cindelaras’ rooster won, Raden
Putra would share half of his wealth. Cindelaras accepted the condition. The
competition was held in the front yard of the palace. The two roosters fought
bravely. But in just a few minutes, Cindelaras’ rooster won the fight! Raden Putra
shook his head and stared at Cindelaras from his seat, “That rooster is no ordinary
rooster, and the boy is not an ordinaty boy either. Who is he exactly?” he thought.
Raden Putra was about to asked when suddenly Cindelaras’ rooster sang the song,
“My master is Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of Raden
Putra.”
Raden Putra was surprised. “Is it true?” he asked. “Yes, My Majesty. My name is
Cindelaras and my mother was the queen,” said Cindelaras. Raden putra called the
general who had banished the queen. The general then confessed that he never
killed the queen. Later, the royal healer also admitted his mistake. Raden Putra
was so shocked. He immediately went to the woods to pick up the queen. Ever
since, Cindelaras and his parents lived happily together. As for the concubine, she
was sent to the jail as punishment.

Terjemahan :

Cindelaras
Cerita rakyat dari Jawa Timur

Raden Putra adalah raja dari kerajaan Jenggala . Dia memiliki seorang ratu yang
cantik dan selir . Tidak seperti ratu , selir memiliki kepribadian buruk . Dia iri dan
cemburu dengan ratu , jadi dia berencana untuk membuat ratu meninggalkan
istana . Selir kemudian meminta penyembuh kerajaan untuk membantunya dalam
rencananya . Suatu hari , selir pura-pura sakit . Raden Putra disebut penyembuh
kerajaan untuk memberikan perawatan selir . " Apakah penyakit itu ? " Raden
Putra meminta penyembuh kerajaan . " Saya sangat menyesal , Yang Mulia saya .
Dia sakit karena ratu menaruh racun dalam makan nya , " penyembuh kerajaan
berbohong .
Raden Putra syok dan marah mendengar penjelasan . Dia disebut ratu dan
bertanya apakah cerita itu benar . Tentu saja Ratu membantah , tapi Raden Putra
tidak akan mendengarkan . " Tolong Yang Mulia , kasihanilah . Aku benar-benar
tidak melakukan apa-apa , "teriak ratu dalam air matanya . Kemarahan Raden
Putra berakhir dengan keputusan. Ratu harus dibuang ke hutan dan dihentikan .
Dia tidak tahu bahwa ratu sudah hamil . Raden Putra memerintahkan salah satu
jenderalnya untuk melakukan hukuman . Ratu dibuang ke hutan, tapi umum
bijaksana tidak tega membunuhnya . Dia membangun sebuah rumah sederhana di
hutan untuknya . Dalam perjalanan kembali ke istana , ia mengoleskan pedangnya
dengan darah kelinci , sehingga Raden Putra akan percaya bahwa ia telah
membunuh ratu .
Setelah kiri umum , ratu tinggal sendirian di hutan . Beberapa bulan kemudian , ia
melahirkan bayi laki-laki yang sehat . Bayi itu diberi nama Cindelaras . Ia
dibesarkan sebagai baik , sehat , dan tampan anak laki-laki . Suatu hari ,
sementara Cindelaras membantu ibunya untuk mengumpulkan beberapa
kebakaran hutan , seekor elang menjatuhkan telur . Cindelaras membawa telur
untuk merenung oleh ayam di belakang rumah mereka . Telur menetas menjadi
ayam dan kemudian perlahan-lahan menjadi ayam jantan yang kuat . Ayam ada
ayam biasa . Ayam bisa menyanyi . Setiap pagi , ayam Cindelaras terbangun
dengan lagu yang indah , " Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan
. Dia adalah putra dari Raden Putra . " Ayam sering menyanyikan lagu itu .
Cindelaras selalu bangun pagi-pagi dan mendengarkan dengan senang hati lagu
ayam nya . Dia tidak menyadari makna dari lagu hingga suatu hari , ia mulai
berpikir . " Siapa Raden Putra ? " Ia bertanya kepada ibunya . Ratu kemudian
menceritakan seluruh cerita . Dia juga mengatakan kepadanya mengapa mereka
dilarang dari kerajaan dan tinggal di hutan . Cindelaras sangat terkejut . Dia
memutuskan untuk pergi ke istana untuk bertemu raja , ayahnya . Cindelaras
meminta izin ibunya untuk pergi ke kerajaan dan memberitahu raja apa yang
sebenarnya terjadi . Dia juga membawa ayam jantan nya yang tumbuh lebih besar
dan kuat setiap hari .
Dalam perjalanannya , Cindelaras berhenti di sebuah desa . Di sana, ia bertemu
dengan beberapa orang yang terlibat dalam adu ayam . Mereka menantang dia
untuk melihat seberapa kuat nya ayam jantan . " Jika menang ayam Anda , Anda
akan mendapatkan hadiah , " kata pria yang menantangnya . Cindelaras menerima
tantangan itu . Dalam beberapa menit , ayam jantan nya mengalahkan ayam lawan
. Dia ditantang lagi oleh pria lain, dan sekali lagi , ayam nya menang. Dia menang
lagi dan lagi .
Berita tentang ayam Cindelaras ' dengan cepat menyebar ke seluruh kerajaan
Jenggala dan membuat Raden Putra penasaran . Jadi , ia mengundang Cindelaras
ke istana . " Siapa namamu , anak laki-laki ? " Tanya Raden Putra sebagai
Cindelaras tiba di istana . " Nama saya Cindelaras , Yang Mulia , " jawab
Cindelaras . Dia merasa baik senang dan senang melihat Raden Putra .
Raden Putra menantang Cindelaras dengan satu syarat . Jika ayam Raden Putra
memenangkan , kepala Cindelaras ' akan dipotong . Tetapi jika ayam Cindelaras '
menang , Raden Putra akan berbagi setengah dari kekayaannya . Cindelaras
menerima kondisi tersebut . Kompetisi ini diadakan di halaman depan istana .
Kedua ayam jantan bertempur dengan gagah berani . Tapi hanya dalam beberapa
menit , ayam Cindelaras ' memenangkan pertarungan! Raden Putra menggeleng
dan menatap Cindelaras dari tempat duduknya , " ayam jantan Itu bukan ayam
biasa , dan anak itu bukan anak ordinaty baik . Siapa dia sebenarnya ? " Pikirnya.
Raden Putra hendak bertanya ketika tiba-tiba ayam Cindelaras ' menyanyikan lagu
, " Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari
Raden Putra . "
Raden Putra terkejut . " Apakah itu benar? " Tanyanya . " Ya , saya Yang Mulia .
Nama saya Cindelaras dan ibu saya adalah ratu , " kata Cindelaras . Raden putra
disebut jenderal yang telah dibuang ratu . Jenderal itu kemudian mengaku bahwa
ia tidak pernah membunuh ratu . Kemudian , penyembuh kerajaan juga mengakui
kesalahannya . Raden Putra sangat terkejut . Dia segera pergi ke hutan untuk
mengambil ratu . Sejak saat itu, Cindelaras dan orang tuanya hidup bahagia
bersama-sama . Adapun selir , ia dikirim ke penjara sebagai hukuman .
Timun Mas
Long time ago in the island of Java, Indonesia, lived a couple of farmer. They
had married for some years but they had no children. So they prayed to a monster
called Buta Ijo to give them children. Buta Ijo was a ferocious and powerful
monster. He granted their wish on one condition. When their children had grown
up, they had to sacrifice them to Buta Ijo. He liked eating fresh meat of human
being. The farmers agreed to his condition. Several months later the wife was
pregnant.
She gave birth to a beautiful baby girl. They named her Timun Emas. The
farmers were happy. Timun Emas was very healthy and a very smart girl. She
was also very diligent. When she was a teenager Buta Ijo came to their house.
Timun Emas was frightened so she ran away to hide. The farmers then told Buta
Ijo that Timun Emas was still a child. They asked him to postpone. Buta Ijo
agreed. He promised to come again. The following year Buta Ijo came again.
But again and again their parents said that Timun Emas was still a child.
When the third time Buta Ijo came their parents had prepared something for him.
They gave Timun Emas several bamboo needles, seeds of cucumber, dressing and
salt.
‘Timun, take these things’
‘What are these things?’
‘These are your weapons. Buta Ijo will chase you. He will eat you alive. So run
as fast as you can. And if he will catch you spread this to the ground. Now go!’
Timun Emas was scared so she ran as quickly as she could. When Buta Ijo
arrived she was far from home. He was very angry when he realized that his prey
had left. So he ran to chase her. He had a sharp nose so he knew what direction
his prey ran.
Timun Emas was just a girl while Buta Ijo was a monster so he could easily catch
her up. When he was just several steps behind Timun Emas quickly spread the
seeds of cucumber. In seconds they turned into many vines of cucumber. The
exhausted Buta Ijo was very thirsty so he grabbed and ate them. When Buta Ijo
was busy eating cucumber Timun Emas could run away.
But soon Buta Ijo realized and started running again. When he was just several
steps behind Timun Emas threw her bamboo needles. Soon they turned into
dense bamboo trees. Buta Ijo found it hard to pass. It took him some time to
break the dense bamboo forest. Meanwhile Timun Emas could run farther.
Buta Ijo chased her again. When he almost catch her again and again Timun
Emas threw her dressing. This time it turned into a lake. Buta Ijo was busy to
save himself so Timun Emas ran way. But Buta Ijo could overcome it and
continued chasing her.
Finally when Timun Emas was almost caught she threw her salt. Soon the land
where Buta Ijo stood turned into ocean. Buta Ijo was drowned and died instantly.
Timun Emas was thankful to god and came back to her home.

Terjemahan :

Timun Mas

Lama waktu yang lalu di pulau Jawa , Indonesia , tinggal beberapa petani .
Mereka telah menikah selama beberapa tahun , tetapi mereka tidak punya anak .
Jadi mereka berdoa kepada rakasa yang disebut Buta Ijo untuk memberi mereka
anak-anak . Buta Ijo adalah rakasa ganas dan kuat . Dia mengabulkan permintaan
mereka dengan satu syarat . Ketika anak-anak mereka telah dewasa, mereka harus
mengorbankan mereka untuk Buta Ijo . Dia suka makan daging segar manusia .
Para petani setuju untuk kondisinya . Beberapa bulan kemudian istri sedang hamil
.
Dia melahirkan seorang bayi perempuan cantik . Mereka menamai dia Timun
Emas . Para petani senang . Timun Emas sangat sehat dan seorang gadis yang
sangat cerdas . Dia juga sangat rajin . Ketika ia masih remaja Buta Ijo datang ke
rumah mereka . Timun Emas ketakutan sehingga dia melarikan diri untuk
bersembunyi . Para petani kemudian mengatakan Buta Ijo bahwa Timun Emas
masih anak-anak. Mereka memintanya untuk menunda . Buta Ijo setuju . Dia
berjanji untuk datang lagi . Tahun berikutnya Buta Ijo datang lagi. Tapi lagi dan
lagi orang tua mereka mengatakan bahwa Timun Emas masih anak-anak.
Ketika ketiga kalinya Buta Ijo datang orang tua mereka telah mempersiapkan
sesuatu untuknya . Mereka memberi Timun Emas beberapa jarum bambu , biji
mentimun , saus dan garam .
' Timun , mengambil hal-hal ini '
' Apa ini ? '
' Ini adalah senjata Anda . Buta Ijo akan mengejar Anda . Dia akan makan Anda
hidup . Jadi berlari secepat Anda bisa. Dan jika ia akan menangkap Anda
menyebarkan ini ke tanah . Sekarang pergi! '
Timun Emas takut sehingga ia berlari secepat yang dia bisa . Ketika Buta Ijo tiba
ia jauh dari rumah . Dia sangat marah ketika ia menyadari bahwa mangsanya telah
meninggalkan . Jadi dia berlari mengejarnya . Dia memiliki hidung yang tajam
sehingga ia tahu apa arah berlari mangsanya .
Timun Emas hanya seorang gadis sementara Buta Ijo adalah rakasa sehingga ia
bisa dengan mudah menangkapnya up . Ketika ia hanya beberapa langkah di
belakang Timun Emas cepat menyebar benih-benih mentimun . Dalam hitungan
detik mereka berubah menjadi banyak tanaman merambat mentimun . The
kelelahan Buta Ijo sangat haus sehingga ia meraih dan makan mereka . Ketika
Buta Ijo sedang sibuk makan mentimun Timun Emas bisa melarikan diri .
Tapi segera Buta Ijo menyadari dan mulai berlari lagi . Ketika ia hanya beberapa
langkah di belakang Timun Emas melemparkan jarum bambu nya . Tak lama
kemudian mereka berubah menjadi pohon bambu lebat . Buta Ijo merasa sulit
untuk lulus . Ini membawanya beberapa waktu untuk memecahkan hutan bambu
lebat . Sementara itu Timun Emas bisa berlari lebih jauh .
Buta Ijo mengejarnya lagi . Ketika ia hampir menangkapnya lagi dan lagi Timun
Emas melemparkan riasnya . Kali ini berubah menjadi danau . Buta Ijo sedang
sibuk menyelamatkan diri sehingga Timun Emas berlari jalan . Tapi Buta Ijo bisa
mengatasinya dan terus mengejarnya .
Akhirnya ketika Timun Emas hampir tertangkap ia melemparkan garam itu .
Segera tanah tempat Buta Ijo berdiri berubah menjadi laut . Buta Ijo itu tenggelam
dan tewas seketika .
Timun Emas bersyukur kepada Tuhan dan kembali ke rumahnya .
Roro Jonggrang
Long time ago, there was a kingdom named Prambanan. All the people of
Prambanan lived peacefully. But then, Prambanan kingdom was attacked and
occupied by the Pengging kingdom. Prambanan then was ruled by Bandung
Bondowoso of Pengging kingdom. He was a mean king. He also had great
supernatural power. His soldiers were not only humans, but also genies.
The king of Prambanan had a beautiful daughter named Loro Jonggrang. Bandung
Bondowoso fell in love with her and wanted to marry her. “You’re very beautiful.
Would you be my queen?” asked Bandung Bondowoso. Loro Jonggrang was
shocked. She didn’t like Bandung Bondowoso because he was a mean person. She
wanted to refuse, but she afraid that Bandung Bondowoso would be angry and
endangered the people of Prambanan. Then, she came up with a plan. “If you
want to marry me, you have to build a thousand temples for me in just one night,”
said Loro Jonggrang. “What? That’s impossible!” said Bandung Bondowoso. But
he did not give up. He consulted with his advisor. “Your Majesty can asked the
genies to help built the temples,” said the advisor.
So, Bandung Bondowoso summoned his entire genies soldier and commanded
them to help him built a thousand temples. The genies worked in unbelievable
speed. Meanwhile, Loro Jonggrang heard from her servant that the building of a
thousand temples was almost finished. She was so worried. But again, she came
up with a great idea. She asked all of her servants to help her. “Please prepare a lot
of straw and mortar. Please hurry up!” said Loro Jonggrang. “Burn the straw and
make some noise pounding the mortar, quickly.” All those servants did what Loro
Jonggrang ordered them; burning straw and pounding the mortar, making the
genies think that the sun is going to rise.
“It’s already dawn. We have to go,” said the leader of the genies to Bandung
Bondowoso. All the genies immediately stopped their work and ran for cover
from the sun, which they afraid of. They didn’t know that the light was from the
fire that burning the straw, not from the sun.
Bandung Bondowoso can’t stop the genies from leaving. He was angry. He knew
Loro Jonggrang had just tricked him. “You cannot fool me, Loro Jonggrang. I
already have 999 temples. I just need one more temple. Now, I will make you the
one-thousandth temple.” He pointed his finger to Loro Jonggrang and said some
mantras. Magically, Loro Jonggrang’s body turned into stone. Until now, the
temple is still standing in Prambanan area, Central Java. And the temple is called
Loro Jonggrang temple.

Terjemahan :
Roro Jonggrang

Lama waktu yang lalu , ada sebuah kerajaan bernama Prambanan . Semua orang
dari Prambanan hidup damai . Tapi kemudian , Kerajaan Prambanan diserang dan
diduduki oleh kerajaan Pengging . Prambanan kemudian diperintah oleh Bandung
Bondowoso Pengging kerajaan . Dia adalah raja berarti . Dia juga memiliki
kekuatan gaib yang besar . Tentara -Nya tidak hanya manusia , tetapi juga jin .
Raja Prambanan memiliki seorang putri cantik bernama Loro Jonggrang .
Bandung Bondowoso jatuh cinta padanya dan ingin menikahinya . " Kau sangat
cantik . Apakah Anda menjadi ratu saya? " Tanya Bandung Bondowoso . Loro
Jonggrang terkejut . Dia tidak suka Bandung Bondowoso karena dia orang yang
berarti . Dia ingin menolak , tapi dia takut bahwa Bandung Bondowoso akan
marah dan membahayakan orang-orang Prambanan . Kemudian , dia datang
dengan rencana. " Jika Anda ingin menikah , Anda harus membangun seribu candi
untuk saya hanya dalam satu malam , " kata Loro Jonggrang . " Apa? Itu tidak
mungkin! " Kata Bandung Bondowoso . Tapi dia tidak menyerah . Dia
berkonsultasi dengan penasihat . " Yang Mulia bisa meminta jin untuk membantu
membangun kuil , " kata penasehat .
Jadi , Bandung Bondowoso memanggil jin seluruh prajurit dan memerintahkan
mereka untuk membantunya membangun seribu candi . Para jin bekerja dalam
kecepatan yang luar biasa . Sementara itu, Loro Jonggrang mendengar dari
pelayannya bahwa pembangunan seribu candi itu hampir selesai . Dia sangat
khawatir . Tetapi sekali lagi, dia datang dengan ide bagus . Dia meminta semua
pelayannya untuk membantunya . " Silahkan persiapkan banyak jerami dan mortir
. Tolong cepat sedikit ! " Kata Loro Jonggrang . " Membakar jerami dan membuat
beberapa kebisingan berdebar mortir , dengan cepat . " Semua hamba-hamba itu
melakukan apa Loro Jonggrang memerintahkan mereka , membakar jerami dan
menumbuk lesung , membuat jin berpikir bahwa matahari akan meningkat .
" Ini sudah fajar . Kita harus pergi , " kata pemimpin jin ke Bandung Bondowoso .
Semua jin segera menghentikan pekerjaan mereka dan berlari untuk berlindung
dari matahari , yang mereka takut . Mereka tidak tahu bahwa terang itu dari api
yang membakar jerami , bukan dari matahari .
Bandung Bondowoso tidak dapat menghentikan jin meninggalkan . Dia marah .
Dia tahu Loro Jonggrang baru saja menipunya . " Anda tidak bisa membodohi
saya , Loro Jonggrang . Saya sudah memiliki 999 candi . Aku hanya perlu satu
kuil lagi. Sekarang, saya akan membuat Anda candi satu per seribu . " Dia
menunjuk jarinya ke Loro Jonggrang dan mengatakan beberapa mantra . Ajaib ,
tubuh Loro Jonggrang berubah menjadi batu . Sampai saat ini , candi masih
berdiri di wilayah Prambanan , Jawa Tengah . Dan candi Loro Jonggrang disebut
candi .

You might also like