34-Article Text-129-1-10-20191129
34-Article Text-129-1-10-20191129
34-Article Text-129-1-10-20191129
2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292
Abstract
The health system can function optimally if supported by empowering people and as a form of
empowerment is their guidance Posyandu cadre and mothers who bring their babies to Posyandu.
Guidance cadres would improve their knowledge so that changing the behavior for implementation
of knowledge. The purpose of this study was to analyze the relationship between service quality
and compliance cadres with a visit to Posyandu toddler's mother in the village of Gasaribu District
of Laguboti Toba Samosir. The study design used is cross sectional. The population mothers with
toddlers were registered in the region of in the village of Gasaribu District of Laguboti Toba
Samosir with a sample size of 50 respondents. Independent variable is the quality of service cadre,
while the dependent variable is the compliance visit to the Posyandu toddler's mother. Measuring
instrument uses closed questionnaire to measure guidance and registers Posyandu cadres Posyandu
to measure compliance visit to the Posyandu toddler's mother. Data were analyzed with chi square
test Results: There was a significant correlation between the quality of service cadres with
compliance visits mothers (p = 0.005). Posyandu already actively supported also by the mother's
educational background is sufficient. Guidance given Posyandu cadres can encourage mothers to
come to Posyandu. The cadre who has worked with both fast and precise, and further enhance its
services, especially in the field of service quality cadres.
Keywords: Quality of service cadre, compliance visits
Abstrak
Sistem kesehatan dapat berfungsi secara optimal jika didukung dengan pemberdayaan masyarakat
dan sebagai bentuk pemberdayaan adalah bimbingan kader Posyandu dan ibu-ibu yang membawa
bayi mereka ke Posyandu. Bimbingan kader akan meningkatkan pengetahuan mereka sehingga
mengubah perilaku untuk implementasi pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan antara kualitas layanan dan kader kepatuhan dengan kunjungan ibu balita
Posyandu di desa Gasaribu Kecamatan Laguboti Toba Samosir. Desain penelitian yang digunakan
adalah cross sectional. Populasi ibu dengan balita terdaftar di wilayah Desa Gasaribu Kecamatan
Laguboti Toba Samosir dengan jumlah sampel 50 responden. Variabel bebas adalah kualitas kader
layanan, sedangkan variabel terikat adalah kunjungan kepatuhan kepada ibu balita Posyandu. Alat
ukur menggunakan kuesioner tertutup untuk mengukur pedoman dan catatn kader Posyandu untuk
mengukur kunjungan kepatuhan kepada ibu balita ke Posyandu. Data dianalisis dengan uji chi
square. Ditemukan ada hubungan yang signifikan antara kualitas kader layanan dengan kepatuhan
kunjungan ibu (p = 0,005). Posyandu sudah aktif didukung pula oleh latar belakang pendidikan ibu
yang memadai. Bimbingan yang diberikan kader Posyandu dapat mendorong ibu untuk datang ke
Posyandu. Para kader yang telah bekerja dengan cepat dan tepat, dan lebih meningkatkan
layanannya, terutama di bidang kader kualitas layanan.
Kata Kunci : Kualitas kader layanan, kunjungan kepatuhan
Posyandu dan 15 orang (.30%) tidak patuh kepentingan yang mendesak saja kalau tidak
membawa balita ke Posyandu. Bimbingan ada hal yang mendesak ibu tidak akan
aktif oleh kader posyandu menunjukkan berkunjung ke posyandu. Misalnya anak
bahwa yang terbanyak ibu balita patuh balita sedang sakit diare dan sedang tidak
mengunjungi Posyandu sebanyak 70%. Akan punya uang jika anaknya tidak diberobatkan
tetapi masih terdapat 30% ibu balita yang maka keadaan anaknya semakin memburuk
tidak patuh mengunjungi Posyandu. sehingga ibu terpaksa datang ke posyandu.
Ketidakpatuhan ini disebabkan adanya faktor Faktor yang kedua adalah memuaskan
ibu balita yang sibuk bekerja (selain ibu keinginan atau keinginan ibu untuk datang ke
rumah tangga), karena berkerja sebagai PNS posayandu. Memuaskan keinginan atau
dan pegawai Swasta, kemudian ibu tidak tahu keinginan ibu untuk datang ke posyandu, ini
jadwal posyandu akibat kurang mendapatkan berarti jika ibu berkeinginan datang ke
informasi, dan jarak tempuh ke Posyandu. posyandu ibu akan berkunjung ke posyandu
Kepatuhan kunjungan ibu balita ke untuk memantau tumbuh kembang balitanya.
Posyandu dipengaruhi oleh faktor waktu Sehingga ibu patuh atau datang ke posyandu
luang ibu dan pendapatan keluarga. Untuk kare na ibu mempunyai keinginan atau
meningkatkan kepatuhan kunjungan ibu tertarik untuk datang ke posyandu. Faktor
balita ke Posyandu diharapkan ibu balita yang ketiga adalah kesadaran diri. Kesadaran
dapat menyediakan waktu untuk diri, diartikan juga sebagai hati nurani yang
berpartisipasi aktif datang ke Posyandu pada merupakan suara hati yang baik, jujur dan
hari buka posyandu untuk memperoleh lurus. Kesadaran diri tidak mungkin
bimbingan dari kader sehingga ibu balita dipaksakan oleh apapun. Kesadaran diri ini
mendapatkan informasi tentang kesehatan berarti jika ibu mempunyai rasa kesadaran
balitanya. Selain itu, kader dan masyarakat diri bahwa posyandu itu penting atau
dapat menentukan jadwal kegiatan posyandu mempunyai manfaat untuk anak dan dirinya,
bersama-sama dan memilih lokasi posyandu maka ibu akan berkunjung ke posyandu,
yang tepat. Semakin ibu balita tidak patuh sehingga tingkat kepatuhan ibu yang datang
datang ke Posyandu tiap bulan semakin ke posyandu tinggi. Faktor yang ke empat
sedikit informasi yang didapat tentang adalah keterbukaan. Keterbukaan,
kesehatan balitanya yang menyebabkan keterbukaan diartikan sebagai suatu sikap
status kesehatan anak tidak terpantau dan perasaan untuk selalu bertoleransi serta
sehingga status kesehatan anak tidak optimal. mengungkapkan katakata dengan sejujurnya
Kepatuhan adalah istilah yang berarti sebagai landasan untuk berkomunikasi.
patuh pada hukum karena hukum dianggap Dengan demikian keterbukaan berkaitan erat
suatu keharusan, sedangkan komitmen dengan komunikasi dan hubungan antar
normatif melalui legitimasi (normative manusia. Jika ibu memiliki rasa keterbukaan
commitment through legitimacy) berarti maka ibu dapat mengungkapkan pendapatnya
patuh pada peraturan karena otoritas terhadap kegiatan posyandu sehingga jika ibu
penyusun hukum yang memiliki hak untuk merasa sesuai dengan kegiatan posyandu
mendikte perilaku (Sulistyo, 2010). Tidak maka ibu akan datang ke posyandu. Faktor
hanya tingkat pengetahuan responden yang yang kelima adalah rasa tanggung jawab ibu
dapat mempengaruhi kepatuhan ibu untuk terhadap posyandu. Tanggung jawab adalah
datang ke posyandu, tetapi ada 6 faktor lain berkewajiban menanggung, memikul segala
yang dapat mempengaruhi ibu untuk datang akibatnya. Tanggung jawab sering
ke posyandu. Faktor pertama adalah adanya mengalahan kepatuhan dan kesadaran diri
kepentingan yang mendesak. Kepentingan sendiri, ini berarti jika ibu mempunyai rasa
yang mendesak ini berarti orang melakukan tanggung jawab terhadap posyandu tingkat
sesuatu pada saat tertentu karena kepentingan kedatangan atau kepatuhan ibu yang
yang mendesak, hal ini memungkinkan ibu berkunjung ke posyandu tinggi. Faktor yang
berkunjung ke posyandu jika ada keenam adalah kesenangan atau kepercayaan
terhadap posyandu. Kesenangan atau maka ibu balita akan cenderung berperilaku
kepercayaan, hal-hal yang menyangkut ke arah yang positif yaitu patuh berkunjung
kesenangan, cinta dan kepercayaan yang ke Posyandu pada tiap bulannya.
mengalahkan kesadaran atau kepatuhan Menurut penelitian Astinah, dkk.,
seseorang. Kepercayaan berhubungan erat (2013), agar seseorang bertindak untuk
dengan harapan, karena dalam kepercayaan mengobati atau mencegah penyakitnya maka
terdapat banyak harapan yang menyangkut ia harus merasakan bahwa ia rentan terhadap
masalah masa depan manusia. Ini berarti jika penyakit tersebut. Apabila seseorang merasa
ibu mempunyai rasa kesenangan atau percaya tidak rentan terhadap penyakit tersebut, maka
terhadap posyandu ibu akan berkunjung ke perlu diberikan rangsangan yang lebih
posyandu. Ini bisa dikarenakan ibu intensif agar dia juga mencetuskan respon
mempunyai harapan terhadap kegiatan yang yang diinginkan yaitu membawa balitanya
ada di posyandu. secara rutin ke posyandu. Kerentanan yang
dirasakan rendah terhadap suatu penyakit
Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan dapat disebabkan karena minimnya
Kepatuhan Ibu Datang Ke Posyandu Di pengetahuan tentang bahaya penyakit
Desa Gasaribu Kecamatan Laguboti tersebut. Sehingga apabila dikaitkan dengan
Kabupaten Toba Samosir penelitian ini, ibu yang tidak membawa
Hubungan kualitas pelayanan dengan balitanya sama sekali atau tidak secara rutin
kepatuhan ibu datang ke Posyandu di Desa membawa balitanya ke posyandu memiliki
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten pengetahuan yang rendah terhadap risiko
Toba Samosir dengan hasil uji chi square penyakit tersebut, sehingga sangat penting
dengan nilai p= 0.005 yang berarti ada untuk sosialisasi pentingnya membawa balita
Hubungan kualitas pelayanan dengan secara rutin ke posyandu. Penelitian Khadijah,
kepatuhan ibu datang ke Posyandu di Desa S. (2011), menemukan bahwa terdapat
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten hubungan antara pengetahuan ibu balita
Toba Samosir. Penelitian ini menggunakan dengan perilaku kunjungan ibu ke posyandu.
tingkat kepercayaan 5% dan kekuatan uji Secara keseluruhan ibu yang mempunyai
95%. tingkat pengetahuan baik, ratarata
Penelitian yang meneliti tentang mempunyai tingkat perilaku berkunjung ke
pemberdayaan kader posyandu dalam upaya posyandu yang baik. Penelitian lain oleh
meningkatkan kualitas program gizi, Suhat dan Hasanah pada tahun 2014
menunjukkan bahwa adanya pemberdayaan ditemukan bahwa terdapat hubungan antara
tersebut terjadi peningkatan pengetahuan pengetahuan ibu dengan tindakan ibu untuk
kader sehingga kader mampu melakukan membawa anaknya ke posyandu.
bimbingan. Bimbingan tersebut dapat Masih banyak ibu balita yang tidak
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam patuh berkunjung ke Posyandu dikarenakan
ikut serta dalam Posyandu (Widiastuti, 2011) kurangnya penyebaran informasi dari kader
yang meneliti tentang pemanfaatan pelayanan posyandu. Kurangnya penyebaran informasi
posyandu menunjukkan bahwa pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pelaksanaan
kader, motivasi kader, dan faktor pekerjaan bimbingan kader posyandu. Oleh karena itu,
ibu balita berhubungan positif dengan tingkat diperlukan adanya pelatihan kader agar kader
pemanfaatan penimbangan balita di dapat memberikan bimbingan dan
Posyandu. Ini berarti pengetahuan kader meningkatkan ketrampilannya dalam
berperan pada partisipasi masyarakat. menggerakkan masyarakat untuk datang ke
Penelitian ini sesuai dengan hipotesis dan Posyandu, kader bersama masyarakat dapat
teori yang dikemukakan bahwa kepatuhan menentukan jadwal kegiatan posyandu, dan
kunjungan ke Posyandu dapat dipengaruhi memilih lokasi yang tepat. Selain itu, ibu
oleh bimbingan kader posyandu. Dengan balita dapat berpartisipasi aktif baik di dalam
adanya bimbingan secara aktif dari kader pelayanan posyandu maupun di luar jadwal