Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

34-Article Text-129-1-10-20191129

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Indonesian Trust Health Journal Volume 2, No.

2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KADER DENGAN KEPATUHAN


KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA GASARIBU
KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Erita Saragih, Dosmaida Nababan, Maria Sihombing


Program Studi D3 Keperawatan, STIKes Arjuna
E-mail: eritasaragih1212@gmail.com

Abstract
The health system can function optimally if supported by empowering people and as a form of
empowerment is their guidance Posyandu cadre and mothers who bring their babies to Posyandu.
Guidance cadres would improve their knowledge so that changing the behavior for implementation
of knowledge. The purpose of this study was to analyze the relationship between service quality
and compliance cadres with a visit to Posyandu toddler's mother in the village of Gasaribu District
of Laguboti Toba Samosir. The study design used is cross sectional. The population mothers with
toddlers were registered in the region of in the village of Gasaribu District of Laguboti Toba
Samosir with a sample size of 50 respondents. Independent variable is the quality of service cadre,
while the dependent variable is the compliance visit to the Posyandu toddler's mother. Measuring
instrument uses closed questionnaire to measure guidance and registers Posyandu cadres Posyandu
to measure compliance visit to the Posyandu toddler's mother. Data were analyzed with chi square
test Results: There was a significant correlation between the quality of service cadres with
compliance visits mothers (p = 0.005). Posyandu already actively supported also by the mother's
educational background is sufficient. Guidance given Posyandu cadres can encourage mothers to
come to Posyandu. The cadre who has worked with both fast and precise, and further enhance its
services, especially in the field of service quality cadres.
Keywords: Quality of service cadre, compliance visits

Abstrak
Sistem kesehatan dapat berfungsi secara optimal jika didukung dengan pemberdayaan masyarakat
dan sebagai bentuk pemberdayaan adalah bimbingan kader Posyandu dan ibu-ibu yang membawa
bayi mereka ke Posyandu. Bimbingan kader akan meningkatkan pengetahuan mereka sehingga
mengubah perilaku untuk implementasi pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan antara kualitas layanan dan kader kepatuhan dengan kunjungan ibu balita
Posyandu di desa Gasaribu Kecamatan Laguboti Toba Samosir. Desain penelitian yang digunakan
adalah cross sectional. Populasi ibu dengan balita terdaftar di wilayah Desa Gasaribu Kecamatan
Laguboti Toba Samosir dengan jumlah sampel 50 responden. Variabel bebas adalah kualitas kader
layanan, sedangkan variabel terikat adalah kunjungan kepatuhan kepada ibu balita Posyandu. Alat
ukur menggunakan kuesioner tertutup untuk mengukur pedoman dan catatn kader Posyandu untuk
mengukur kunjungan kepatuhan kepada ibu balita ke Posyandu. Data dianalisis dengan uji chi
square. Ditemukan ada hubungan yang signifikan antara kualitas kader layanan dengan kepatuhan
kunjungan ibu (p = 0,005). Posyandu sudah aktif didukung pula oleh latar belakang pendidikan ibu
yang memadai. Bimbingan yang diberikan kader Posyandu dapat mendorong ibu untuk datang ke
Posyandu. Para kader yang telah bekerja dengan cepat dan tepat, dan lebih meningkatkan
layanannya, terutama di bidang kader kualitas layanan.
Kata Kunci : Kualitas kader layanan, kunjungan kepatuhan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |179


Indonesian Trust Health Journal Volume 2, No.2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

PENDAHULUAN masalah yang terkait dengan kesehatan bayi


Posyandu merupakan wadah untuk dan balita. (Depkes RI, 2009).
mendapatkan pelayanan dasar terutama Mempercepat penurunan angka
dalam bidang kesehatan dan keluarga kematian ibu dan anak, meningkatkan
berencana yang dikelola oleh masyarakat. pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan
Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu Incident Mortality Rate (IMR), mempercepat
meliputi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB penerimaan NKKBS, meningkatkan
(Keluarga Berencana), imunisasi, gizi, dan kemampuan masyarakat untuk
penanggulangan diare. Masyarakat masih mengembangkan kegiatan kesehatan, dan
lebih banyak sebagai objek dari pada sebagai kegiatan lainnya yang menunjang
subjek pembangunan kesehatan (Depkes RI, peningkatan kemampuan hidup masyarakat
2009). Posyandu merupakan bentuk kegiatan yang merupakan tujuan dari posyandu
pemberdayaan masyarakat yang mempunyai (Mubarak dan Cahyatin, 2009). Berdasarkan
manfaat memperoleh informasi pelayanan hal tersebut diharapkan masyarakat ikut
kesehatan terutama kesehatan anak balita dan berperan serta dalam pencapaian derajat
ibu, memantau pertumbuhan anak balita kesehatan sebaik – baiknya. Semua manusia
sehingga tidak terkena gizi buruk, mempunyai hak asasi untuk menentukan
memperoleh kapsul vitamin A, dan untuk standar kehidupan yang adekuat bagi
penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan kesehatan dan kesejahteraan keluarganya
ibu dan anak (Kemenkes, 2015). Kegiatan termasuk sandang, pangan, papan, pelayanan
Posyandu dilakukan setiap bulan dengan kesehatan dan sosial yang mendapat jaminan
sasaran bayi/ balita umur 0-5 tahun untuk ketika tidak mempunyai pekerjaan,
mengetahui status gizi balita dengan mengalami sakit, ketidak mampuan, menjadi
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). janda, lansia atau kekurangan lainnya dalam
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan kehidupan di lingkungannya. Untuk
balita dilakukan karena mereka termasuk mencapai apa yang menjadi hak tersebut
umur yang beresiko terhadap permasalahan seseorang akan termotivasi untuk memenuhi
kesehatan terutama permasalahan haknya, dimana hal ini tidak terlepas dari
kekurangan gizi (Ismawati, 2010). naluri manusia yang sangat kuat guna
Berdasarkan data Kementerian memenuhi sagala kebutuhan fisik maupun
kesehatan Republik Indonesia (2015-2019), psikologisnya. Dalam hal ini peran serta
laporan target penimbangan posyandu di masyarakat dalam mengelola dan
Indonesia pada tahun 2013 cakupan memanfaatkan posyandu sangat diharapkan
penimbangan balita di posyandu sebesar 80,3% agar dapat menigkatkan derajat kesehatan
dengan target sebesar 80%, ini menunjukkan masyarakat itu sendiri. Motivasi seseorang
bahwa cakupan penimbangan balita tercapai. merupakan kekuatan dasar yang terdapat
Pada tahun 2014 cakupan penimbangan pada diri seseorang sehingga ia mau
sebesar 80,8% menunjukkan adanya bertindak atau berbuat agar tercapai
peningkatan dari tahun sebelumnya. Namun, keseimbangan dalam dirinya. Posyandu
capaian ini tidak memenuhi target yang merupakan kegiatan masyarakat terutama
ditetapkan yakni 85%. Pada Tahun 2015 oleh ibu, dalam menjaga kelestarian hidup
cakupan (D/S) belum mencapai target bahkan serta tumbuh kembang anak dan keluarga
mengalami penurunan yakni sebesar 73% dengan bantuan lembaga ahli teknologi yang
dengan target 87%. Pemanfaatan sarana disediakan oleh pemerintah. (Ahmadi, 2009).
pelayanan kesehatan berbasis masyarakat Berdasarkan data dari Departemen
secara optimal oleh masyarakat seperti pusat Kesehatan Sumatera Utara, (2009) hingga
pelayanan terpadu atau posyandu merupakan tahun 2013 jumlah posyandu di Indonesia
salah satu pendekatan dan pelayanan yang tersebar di 33 propinsi sekitar 330.000
kesehatan dasar ditingkat masyarakat yang unit posyandu, jumlah di Sumatera Utara
berguna untuk menemukan dan mengatasi 14.750 unit dengan jumlah sasaran balita

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |180


Indonesian Trust Health Journal Volume 2, No.2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

sebanyak 1.571.162 jiwa. Jumlah posyandu pemberdayaan kader dapat memberikan


di kota Medan sebanyak 1.406 unit yang bimbingan dan pembinaan untuk
mencakup sekitar 70% lingkungan dari sekitr meningkatkan peringkat status gizi. Hasil
2000 lingkungan yang ada di kota Medan. penelitian dari Widiastuti (2011) menyatakan
Beberapa kendala yang dihadapi bahwa pemanfaatan penimbangan balita di
terkait dengan kunjungan balita ke posyandu Posyandu di pengaruhi oleh pengetahuan
salah satunya adalah tingkat pemahaman kader, motivasi kader, dan faktor pekerjaan
keluarga terhadap manfaat posyandu. Hal itu ibu balita. Menurut Riskesdas (Riset
akan berpengaruh pada keaktifan ibu dalam Kesehatan Dasar) tahun 2007 menunjukkan
mengunjungi setiap kegiatan posyandu. bahwa alasan utama rumah tangga tidak
Karena salah satu tujuan posyandu adalah memanfaatkan posyandu karena
memantau peningkatan status gizi terutama pelayanannya tidak lengkap (49,6%),
pada balita, sehingga agar tercapai itu semua lokasinya jauh (26%), dan tidak tersedianya
Beberapa kendala yang dihadapi terkait posyandu (24%).
dengan kunjungan balita ke posyandu salah Ketidakpatuhan kunjungan ke
satunya adalah tingkat pemahaman keluarga posyandu mengakibatkan ibu tidak akan
terhadap manfaat posyandu. Hal itu akan memperoleh informasi dini mengenai
berpengaruh pada keaktifan ibu dalam kesehatan anak balitanya sehingga tidak ada
mengunjungi setiap kegiatan posyandu. dorongan untuk memperbaiki status gizi anak
Karena salah satu tujuan posyandu adalah dan pemeliharaan kesehatan anak (Hardiana,
memantau peningkatan status gizi terutama M.P. (2014). Kedatangan mereka sangat
pada balita, sehingga agar tercapai itu penting untuk mengetahui pertumbuhan dan
Masalah kesehatan tetap menjadi perkembangan anak dengan menggunakan
potensial terutama pada balita karena pada Kartu Menuju Sehat (KMS) melalui
umur tersebut anak mengalami pertumbuhan penimbangan bulanan balita dan mengetahui
yang pesat dan termasuk kelompok yang keadaan kesehatan serta memberikan
rentan gizi. Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan pelayanan kesehatan lainnya pada balita.
Dasar) tahun 2007 menunjukan secara Dengan adanya pemantauan dari KMS dapat
nasional cakupan penimbangan balita di meminimalkan terjadinya gizi buruk dan
posyandu sebesar 74,5%. Begitu juga di Desa balita berat badannya di bawah garis merah
Gasaribu, Kecamatan Laguboti Toba (BGM).
Samsosir berdasarkan pencatatan kader Untuk meningkatkan kepatuhan
angka rata-rata D/S dalam tiap bulan tahun kunjungan ibu balita ke Posyandu dalam
2017-2018 mencapai 65%. Laporan ini peningkatan program kesehatan di Posyandu
menunjukkan kunjungan balita rata-rata dapat dilakukan dengan meningkatkan
dalam tiap bulan di Desa Gasaribu masih di fasilitas pelayanan di Posyandu, kader dan
bawah target. Hal ini menunjukkan bahwa petugas kesehatan memberikan bimbingan
kemungkinan masyarakat kurang patuh dan pembinaan kepada ibu yang mempunyai
membawa anak balitanya ke posyandu. balita, dan kerjasama antar petugas kesehatan
Ketidakpatuhan kunjungan balita dalam tiap dalam meningkatkan kegiatan di Posyandu
bulan menunjukkan peran serta masyarakat secara terus menerus. Salah satu fasilitas
yang masih rendah. tersebut adalah berupa KMS dimana semua
Bagi masyarakat, penimbangan ibu yang mempunyai balita memerlukan
bulanan bukan merupakan kebutuhan utama KMS, sedangkan bimbingan dapat diberikan
yang harus dilaksanakan secara teratur. oleh kader secara terjadwal dengan materi
Beberapa hasil penelitian mengemukakan yang jelas dan mudah dipahami. Penelitian
bahwa terdapat banyak faktor ibu tidak Sari, N pada tahun 2015 meneliti tentang
membawa anak balitanya ke posyandu. Hasil pemberdayaan kader posyandu dalam upaya
penelitian Fitrianto, B.G. (2015). meningkatkan kualitas program gizi,
mengemukakan bahwa adanya menunjukkan bahwa adanya pemberdayaan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |181


Indonesian Trust Health Journal Volume 2, No.2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

tersebut terjadi peningkatan pengetahuan Pelayanan Posyandu


kader sehingga kader mampu melakukan A. Persiapan Pelayanan Posyandu
bimbingan kepada Ibu Balita di Posyandu. Sebelum pelaksanaan Posyandu, kader
Bimbingan tersebut dapat meningkatkan memastikan sasaran seperti jumlah bayi baru
partisipasi masyarakat dalam pencapaian lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui,
pengetahuan kader, motivasi kader, dan ibu nifas, dan pasangan usia subur. Langkah-
faktor pekerjaan ibu balita berhubungan langkah persiapan pelaksanaan posyandu (H-
positif dengan tingkat pemanfaatan 1) adalah :
penimbangan balita di Posyandu. Ini berarti 1. Menyebarluaskan hari buka posyandu
pengetahuan kader berperan pada partisipasi melalui pertemuan warga setempat. Kader
masyarakat. Berdasarkan data tersebut, maka dapat mengajak sasaran untuk datang ke
saya tertarik untuk meneliti hubungan posyandu dengan bantuan tokoh
hubungan antara kualitas pelayanan kader masyarakat atau tokoh agama setempat.
dengan kepatuhan kunjungan ibu balita ke Fasilitas umum seperti sarana ibadah
Posyandu di desa Gasaribu Kecamatan dapat dimanfaatkan untuk
Laguboti Kabupaten Toba Samosir. menyebarluaskan informasi.
2. Mempersiapkan tempat pelaksanaan
Posyandu Posyandu
Posyandu adalah salah satu bentuk 3. Mempersiapkan sarana Posyandu.
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Kebutuhan sarana berupa KMS/buku
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan KIA, alat timbang (dacin dan sarung), pita
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan LILA), obat gizi (kapsul vitamin A, tablet
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan tambah darah,oralit), alat bantu
pembangunan kesehatan, guna penyuluhan, buku pencatatan dan
memberdayakan masyarakat dalam pelaporan, dan lainnya
memperoleh pelayanan kesehatan dasar 4. Mempersiapkan bahan makanan
untuk mempercepat penurunan angka tambahan. Mempersiapkan bahan
kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2011). makanan tambahan dengan bahan yang
Tujuan umum posyandu adalah menunjang diperoleh dari daerah setempat dan
percepatan penurunan Angka Kematian Anak bergizi.
Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat. Sasaran Pelaksanaan Posyandu
Posyandu adalah seluruh 1. Pendaftaran Balita
masyarakat/keluarga utamanya adalah bayi a. Balita didaftar dalam pencatatan balita
baru lahir, balita, ibu hamil, ibu menyusui, b. Buku KMS/Buku KIA pada ibu. Untuk
Pasangan Usia Subur (PUS) (Kemenkes RI. balita yang baru pertama kali
2011) ditimbang dan tidak mempunyai
KMS/Buku KIA, berikan KMS sesuai
Kegiatan Posyandu jenis kelamin/Buku KIA. Isikolomnya
Kegiatan utama posyandu seperti secara lengkap, nama balita dicatat
yang sudah dijelaskan noleh Kemenkes RI pada secarik kertas dan diselipkan pada
(2011) meliputi kegiatan pemantauan tumbuh KMS/Buku KIA. Bagi balita yang
kembang balita, pelayanan kesehatan dan tidak mempunyai KMS/Buku KIA
anak seperti : imunisasi untk mencegah larena hilang, pencatatan sementara
penyakit, penanggulangan diare, pelayanan menggunakan SIP Posyandu
KB, penyuluhan dan konseling bila c. Ibu dipersilahkan membawa balita
diperlukan. menuju tempat penimbangan
2. Pendaftaran Ibu Hamil. Ibu hamil didaftar
dalam formulir catatan untuk ibu hamil,
kemuadian dipersilahkan menuju ke

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |182


Indonesian Trust Health Journal Volume 2, No.2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

tempat penimbangan dan pengukuran tengah-tengah lengan atas ibu, lingkarkan


LILA. pita ukur tepat pada tengah-tengah lengan
3. Pendaftaran PUS. PUS didaftar dalam atas ibu. Bacalah skala secara benar. Bila
formulir catatan dan namanya ditulis di masih berada di bagian merah maka ibu
secarik kertas, kemudian langsung menuju tersebut tergolong sangat kurus atau
ke tempat penyuluhan, dipersilahkan menderita kurang energi kronik.
dilanjutkan dengan penapisan status
imunisasi TT oleh petugas kesehatan. B. Pencatatan
4. Penimbangan. Mempersiapkan Dacin. 1. Balita
Gantung dacin pada tempat yang kokoh Pada penimbangan pertama isilah kolom
seperti pelana rumah atau kusen pintu atau identitas yang tersedia pada KMS/Buku
dahan pohon atau penyangga kaki tiga KIA. Cantumkan bulan lahir dan bulan
yang kuat. Letakkan bandul geser pada penimbangan anak. Pindahkan hasil
angka nol, jika ujung kedua paku timbang penimbangan dari secarik kertas ke KMS.
tidak dalam posisi lurus, maka timbangan Letakkan titik berat badan dan buat garis
perlu diganti dengan yang baru. Atur pertumbuhan anak. Hubungkan titik berat
posisi angka pada batang dacin sejajar badan bulan lalu dengan bulan ini.Catat
dengan mata penimbang. Pastikan bandul setiap kejadian yang dialami anak. Isi
geser berada pada angka nol. Pasang kolom ASI, imunisasi, dan vitamin A bila
sarung timbang/celana timbang/kotak diperlukan. Salin semua data dari
timbang yang kosong pada dacin. KMS/Buku KIA pada SIP.
Seimbangkan dacin yang telah dibebani 2. Ibu Hamil. Hasil penimbangan berat
dengan sarung timbang/celana badan dan pengukuran LILA ibu hamil
timbang/kotak timbang dengan memberi dicatat dalam Buku KIA dan register ibu
kantung plastik berisikan pasir/batu di hamil (SIP)
ujung batang dacin, sampai kedua jarum 3. PUS/WUS. Hasil pengukuran LILA pada
di atas tegak lurus. WUS dicatat pada register PUS/WUS
5. Menimbang Balita. Masukkan balita ke
dalam sarung timbang dengan pakaian C. Penyuluhan
seminimal mungkin dan geser bandul Penyuluhan dilakukan untuk
sampai jarum tegak lurus. Baca berat perorangan dan dapat diperkaya untuk
badan balita dengan melihat angka di kelompok
ujung bandul geser. Catat hasil 1. Penyuluhan untuk Balita. Topik
penimbangan dengan benar di kerats/buku penyuluhan antara lain pemberian asi saja
bantu dalam kg dan ons. Kembalikan samapai anak berumur 6 bulan, pemberian
bandul ke angka nol dan keluarkan balita MP ASI setelah anak berumur 6 bulan,
dari sarung/celana/kotak timbang. melanjutkan pemberian ASI sampai anak
6. Pengukuran LILA pada ibu hamil dan berumur 2 tahun, imunisasi dasar lengkap
WUS. Gunakan pita LILA panjang bagian pada bayi kurang dari satu tahun,
merah 23,5 cm. Bila tidak tersedia pita pemberian vitamin A setiap bulan
LILA gunakan pita jahit pakaian dengan Februari dan Agustus pada bayi (6-12
ukuran yang sama (23,5 cm). Pengukuran bulan) dan balita (1-5 tahun), untuk
dilakukan di bagian tengah antara bahu pencegahan kebutaan dan menambah daya
dan siku lengan kiri. Lengan harus dalam tahan tubuh anak, bahaya diare pada
keadaan bebas. Artinya otot lengan tidak balita, bahaya infeksi saluran pernapasan
tegang. Alat ukur tidak kusut akut, gejala demam pada balita, perawatan
(permukaannya rata), tetapkan letak bahu gigi dan mulut
dan letak siku tangan, tetapkan titik 2. Penyuluhan untuk Ibu Hamil. Topik
tengah lengan atas, caranya rentangkan penyuluhan adalah istirahat cukup,
pita dari bahu ke arah siku. Tentukan imunisasi tetanus toxoid, makan hidangan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |183


Indonesian Trust Health Journal Volume 2, No.2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

bergizi, tablet penambah darah, HASIL


pengenalan tanda bahaya kehamilan, Karakteristik Responden
inisisasi menyusuidini, kolostrum ASI,
dan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Usia Frekuensi Persentase
3. Penyuluhan untuk Ibu Nifasdan Ibu (Orang) (%)
Menyusui. Topik penyuluhan antara lain <25 tahun 2
anjuran ibu makan makanan yang bergizi 26-35 tahun 30 60
1 piring lebih banyak dari biasanya, 36-45 tahun 18 36
anjuran ibu minum air putih paling sedikit Jumlah 50 100
8 gelas setiap hari, Jika ASI sedikit, ibu IRT 15 60
Peg swasta 15 30
dianjurkan konsultasi kepada petugas
Peg Negri 5 10
kesehatan, anjurkan ibu nifas segera ber-
KB, anjurkan ibu minum 1 kapsul Jumlah 50 100
Vitamin A segera setelah melahirkan dan SMA 11 22
minum lagi pada hari kedua, ASI D3 32 64
eksklusif, cara menyusui yang baik dan Sarjana 7 14
benar, ASI diberikan sesering Jumlah 50 100
mungkin,ASI diberikan sampai anak
berumur 2 tahun. Kualitas Pelayanan kader DI Gasaribu
4. Penyuluhan untuk PUS. Topik yang Kecamatan Laguboti
penting disampaikan adalah anjuran untuk
Berdasarkan Kualitas pelayanan
ber KB, menjaga jarak/mengatur
kader di posyandu di desa Gasaribu
kehamilan, menghindari 4 terlalu dan 3
Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba
terlambat, mnafaat imunisasi TT 5 dosis,
Samosir menunjukkan bahwa 100 % kader
memlihara kesehatan reproduksi, dan
memberikan kualitas pelayanan baik.
menjaga keharmonisan keluarga.
Distribusi dapat dilihat pada tabel 2 dibawah
ini.
METODE
Jenis penelitian ini adalah dengan Distribusi Kualitas Pelayanan kader
rancangan cross sectional yang bertujuan Posyandu
untuk menjelaskan bagaimana hubungan
kualitas pelayanan kader dengan kepatuhan
ibu membawa balita ke posyandu di desa Kualitas Pelayanan Frekuensi Persentase
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten Kader (orang) (%)
Toba Samosir dengan jumlah sampel Pelayanan Baik 50 orang 100
Pelayanan cukup - -
sebanyak 50 orang dan menggunakan teknik
Pelayanan kurang - -
probability sampling dengan Proportionate
stratified random sampling. Pengambilan Jumlah 50 100
data dilakukan pada bulan Februari 2018 di
Desa Gasaribu Kecamatan Laguboti. Metode
pengumpulan data pada penelitian ini Kepatuhan ibu membawa balita ke
dilakukan dengan cara pembagian kuesioner. posyandu
Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti yang Kepatuhan ibu membawa balita ke
telah diuji validitas dan reliabilitasnya. posyandu di desa Gasaribu Kecamatan
Analisa data dilakukan dengan menggunakan Laguboti Kabupaten Toba Samosir sebanyak
uji korelasi Pearson pada tingkat 35 orang (70%) patuh membawa balita ke
kepercayaan 95%. Hak-hak responden Posyandu dan 15 orang (30%) tidak patuh
dilindungi dari berbagai aspek dalam membawa balita ke Posyandu.
penelitian ini.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |184


Indonesian Trust Health Journal Volume 2, No.2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

Kepatuhan ibu Frekuensi Persentase sehingga mempengaruhi perilaku kader.


(Orang) (%) Berdasarkan wawancara peneliti terhadap
Patuh 35 70 kader teryata kader posyandu seluruhnya
Tidak patuh 15 30 mendapat bimbingan aktif dari kader
Jumlah 50 100 posyandu.
Pada penelitian ini, bimbingan yang
Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan dilakukan kader sudah aktif dan merata yang
Kepatuhan Ibu Datang Ke Posyandu di ditunjang oleh faktor pendidikan kader
Desa Gasaribu Kecamatan Laguboti posyandu yaitu SLTA serta pekerjaan kader
Kabupaten Toba Samosir sebagai ibu rumah tangga sehingga
Hubungan kualitas pelayanan dengan mempunyai waktu luang yang banyak.
kepatuhan ibu datang ke Posyandu di Desa Menurut tingkat pendidikan yang tinggi akan
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten lebih memiliki wawasan dan ketrampilan
Toba Samosir dengan hasil uji chi square yang lebibaik sehingga akan lebih mampu
dengan nilai p=0.005 yang berarti ada memberikan bimbingan kepada masyarakat,
Hubungan kualitas pelayanan dengan dan semakin banyak waktu luang semakin
kepatuhan ibu datang ke Posyandu di Desa baik pula pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten seorang kader posyandu. Melalui bimbingan
Toba Samosir. Dengan nilai signifikansi yang diterima kader mengakibatkan kader
0.005 (<0.05), maka Ho ditolak yaitu ada mempunyai banyak pengalaman dan dikenal
Hubungan kualitas pelayanan dengan pengunjung sehingga kurang komunikasi
kepatuhan ibu datang ke Posyandu di Desa pada waktu melakukan kunjungan ke rumah.
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten Oleh karena itu, dalam meningkatkan
Toba Samosir. Penelitian ini menggunakan bimbingan tetap diperlukan adanya dukungan
tingkat kepercayaan 5% dan kekuatan uji dari berbagai sektor untuk diadakan pelatihan
95%. Hasil uji Chi Square pada penelitian kader yang dapat meningkatkan kemampuan
Hubungan kualitas pelayanan dengan kader dalam memberikan bimbingan kepada
kepatuhan ibu datang ke Posyandu di Desa masyarakat.
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten Penelitian sebelumnya yang
Toba Samosir berhubungan dengan pembinaan
menyimpulkan bahwa karakteristik,
PEMBAHASAN pembinaan kader dan perilaku kader
Kualitas Pelayanan kader Di Desa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Gasaribu Kecematan Laguboti peran kader posyandu. Menurut pembinaan
Berdasarkan Kualitas pelayanan puskesmas dari 4 variabel yang diteliti yaitu
kader di posyandu di desa Gasaribu pemeriksaan pencatatan dan pelaporan,
Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba kunjungan ke lokasi posyandu, rapat
Samosir menunjukkan bahwa 100 % kader posyandu dan pelatihan kader, hanya satu
memberikan kualitas pelayanan baik. Hal ini variabel yaitu pemeriksaan pencatatan dan
jelas tampak dalam defenisi yang dirumuskan pelaporan yang berpengaruh terhadap
oleh Goeth dan Davis yang dikutip Tjiptono keaktifan kader posyandu.
(2012) bahwa kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubugan dengan Kepatuhan Ibu Membawa Balita Ke
produk, jasa, manusia, proses, dan Posyandu Di Desa Gasaribu Kecamatan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi Laguboti Kabupaten Toba Samosir
harapan. Sebaliknya, definisi kualitas yang Berdasarkan analisa data
bervariasi dari yang kontroversial hingga menunjukkan kepatuhan ibu membawa balita
kepada yang lebih strategik. Asumsi peneliti ke posyandu di Desa Gasaribu Kecamatan
kualitas pelayanan kader ini baik karena Laguboti Kabupaten Toba Samosir sebanyak
kader memahami fungsi dan peranan mereka 35 orang (70%) patuh membawa balita ke

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |185


Indonesian Trust Health Journal Volume 2, No.2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

Posyandu dan 15 orang (.30%) tidak patuh kepentingan yang mendesak saja kalau tidak
membawa balita ke Posyandu. Bimbingan ada hal yang mendesak ibu tidak akan
aktif oleh kader posyandu menunjukkan berkunjung ke posyandu. Misalnya anak
bahwa yang terbanyak ibu balita patuh balita sedang sakit diare dan sedang tidak
mengunjungi Posyandu sebanyak 70%. Akan punya uang jika anaknya tidak diberobatkan
tetapi masih terdapat 30% ibu balita yang maka keadaan anaknya semakin memburuk
tidak patuh mengunjungi Posyandu. sehingga ibu terpaksa datang ke posyandu.
Ketidakpatuhan ini disebabkan adanya faktor Faktor yang kedua adalah memuaskan
ibu balita yang sibuk bekerja (selain ibu keinginan atau keinginan ibu untuk datang ke
rumah tangga), karena berkerja sebagai PNS posayandu. Memuaskan keinginan atau
dan pegawai Swasta, kemudian ibu tidak tahu keinginan ibu untuk datang ke posyandu, ini
jadwal posyandu akibat kurang mendapatkan berarti jika ibu berkeinginan datang ke
informasi, dan jarak tempuh ke Posyandu. posyandu ibu akan berkunjung ke posyandu
Kepatuhan kunjungan ibu balita ke untuk memantau tumbuh kembang balitanya.
Posyandu dipengaruhi oleh faktor waktu Sehingga ibu patuh atau datang ke posyandu
luang ibu dan pendapatan keluarga. Untuk kare na ibu mempunyai keinginan atau
meningkatkan kepatuhan kunjungan ibu tertarik untuk datang ke posyandu. Faktor
balita ke Posyandu diharapkan ibu balita yang ketiga adalah kesadaran diri. Kesadaran
dapat menyediakan waktu untuk diri, diartikan juga sebagai hati nurani yang
berpartisipasi aktif datang ke Posyandu pada merupakan suara hati yang baik, jujur dan
hari buka posyandu untuk memperoleh lurus. Kesadaran diri tidak mungkin
bimbingan dari kader sehingga ibu balita dipaksakan oleh apapun. Kesadaran diri ini
mendapatkan informasi tentang kesehatan berarti jika ibu mempunyai rasa kesadaran
balitanya. Selain itu, kader dan masyarakat diri bahwa posyandu itu penting atau
dapat menentukan jadwal kegiatan posyandu mempunyai manfaat untuk anak dan dirinya,
bersama-sama dan memilih lokasi posyandu maka ibu akan berkunjung ke posyandu,
yang tepat. Semakin ibu balita tidak patuh sehingga tingkat kepatuhan ibu yang datang
datang ke Posyandu tiap bulan semakin ke posyandu tinggi. Faktor yang ke empat
sedikit informasi yang didapat tentang adalah keterbukaan. Keterbukaan,
kesehatan balitanya yang menyebabkan keterbukaan diartikan sebagai suatu sikap
status kesehatan anak tidak terpantau dan perasaan untuk selalu bertoleransi serta
sehingga status kesehatan anak tidak optimal. mengungkapkan katakata dengan sejujurnya
Kepatuhan adalah istilah yang berarti sebagai landasan untuk berkomunikasi.
patuh pada hukum karena hukum dianggap Dengan demikian keterbukaan berkaitan erat
suatu keharusan, sedangkan komitmen dengan komunikasi dan hubungan antar
normatif melalui legitimasi (normative manusia. Jika ibu memiliki rasa keterbukaan
commitment through legitimacy) berarti maka ibu dapat mengungkapkan pendapatnya
patuh pada peraturan karena otoritas terhadap kegiatan posyandu sehingga jika ibu
penyusun hukum yang memiliki hak untuk merasa sesuai dengan kegiatan posyandu
mendikte perilaku (Sulistyo, 2010). Tidak maka ibu akan datang ke posyandu. Faktor
hanya tingkat pengetahuan responden yang yang kelima adalah rasa tanggung jawab ibu
dapat mempengaruhi kepatuhan ibu untuk terhadap posyandu. Tanggung jawab adalah
datang ke posyandu, tetapi ada 6 faktor lain berkewajiban menanggung, memikul segala
yang dapat mempengaruhi ibu untuk datang akibatnya. Tanggung jawab sering
ke posyandu. Faktor pertama adalah adanya mengalahan kepatuhan dan kesadaran diri
kepentingan yang mendesak. Kepentingan sendiri, ini berarti jika ibu mempunyai rasa
yang mendesak ini berarti orang melakukan tanggung jawab terhadap posyandu tingkat
sesuatu pada saat tertentu karena kepentingan kedatangan atau kepatuhan ibu yang
yang mendesak, hal ini memungkinkan ibu berkunjung ke posyandu tinggi. Faktor yang
berkunjung ke posyandu jika ada keenam adalah kesenangan atau kepercayaan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |186


Indonesian Trust Health Journal Volume 2, No.2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

terhadap posyandu. Kesenangan atau maka ibu balita akan cenderung berperilaku
kepercayaan, hal-hal yang menyangkut ke arah yang positif yaitu patuh berkunjung
kesenangan, cinta dan kepercayaan yang ke Posyandu pada tiap bulannya.
mengalahkan kesadaran atau kepatuhan Menurut penelitian Astinah, dkk.,
seseorang. Kepercayaan berhubungan erat (2013), agar seseorang bertindak untuk
dengan harapan, karena dalam kepercayaan mengobati atau mencegah penyakitnya maka
terdapat banyak harapan yang menyangkut ia harus merasakan bahwa ia rentan terhadap
masalah masa depan manusia. Ini berarti jika penyakit tersebut. Apabila seseorang merasa
ibu mempunyai rasa kesenangan atau percaya tidak rentan terhadap penyakit tersebut, maka
terhadap posyandu ibu akan berkunjung ke perlu diberikan rangsangan yang lebih
posyandu. Ini bisa dikarenakan ibu intensif agar dia juga mencetuskan respon
mempunyai harapan terhadap kegiatan yang yang diinginkan yaitu membawa balitanya
ada di posyandu. secara rutin ke posyandu. Kerentanan yang
dirasakan rendah terhadap suatu penyakit
Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan dapat disebabkan karena minimnya
Kepatuhan Ibu Datang Ke Posyandu Di pengetahuan tentang bahaya penyakit
Desa Gasaribu Kecamatan Laguboti tersebut. Sehingga apabila dikaitkan dengan
Kabupaten Toba Samosir penelitian ini, ibu yang tidak membawa
Hubungan kualitas pelayanan dengan balitanya sama sekali atau tidak secara rutin
kepatuhan ibu datang ke Posyandu di Desa membawa balitanya ke posyandu memiliki
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten pengetahuan yang rendah terhadap risiko
Toba Samosir dengan hasil uji chi square penyakit tersebut, sehingga sangat penting
dengan nilai p= 0.005 yang berarti ada untuk sosialisasi pentingnya membawa balita
Hubungan kualitas pelayanan dengan secara rutin ke posyandu. Penelitian Khadijah,
kepatuhan ibu datang ke Posyandu di Desa S. (2011), menemukan bahwa terdapat
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten hubungan antara pengetahuan ibu balita
Toba Samosir. Penelitian ini menggunakan dengan perilaku kunjungan ibu ke posyandu.
tingkat kepercayaan 5% dan kekuatan uji Secara keseluruhan ibu yang mempunyai
95%. tingkat pengetahuan baik, ratarata
Penelitian yang meneliti tentang mempunyai tingkat perilaku berkunjung ke
pemberdayaan kader posyandu dalam upaya posyandu yang baik. Penelitian lain oleh
meningkatkan kualitas program gizi, Suhat dan Hasanah pada tahun 2014
menunjukkan bahwa adanya pemberdayaan ditemukan bahwa terdapat hubungan antara
tersebut terjadi peningkatan pengetahuan pengetahuan ibu dengan tindakan ibu untuk
kader sehingga kader mampu melakukan membawa anaknya ke posyandu.
bimbingan. Bimbingan tersebut dapat Masih banyak ibu balita yang tidak
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam patuh berkunjung ke Posyandu dikarenakan
ikut serta dalam Posyandu (Widiastuti, 2011) kurangnya penyebaran informasi dari kader
yang meneliti tentang pemanfaatan pelayanan posyandu. Kurangnya penyebaran informasi
posyandu menunjukkan bahwa pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pelaksanaan
kader, motivasi kader, dan faktor pekerjaan bimbingan kader posyandu. Oleh karena itu,
ibu balita berhubungan positif dengan tingkat diperlukan adanya pelatihan kader agar kader
pemanfaatan penimbangan balita di dapat memberikan bimbingan dan
Posyandu. Ini berarti pengetahuan kader meningkatkan ketrampilannya dalam
berperan pada partisipasi masyarakat. menggerakkan masyarakat untuk datang ke
Penelitian ini sesuai dengan hipotesis dan Posyandu, kader bersama masyarakat dapat
teori yang dikemukakan bahwa kepatuhan menentukan jadwal kegiatan posyandu, dan
kunjungan ke Posyandu dapat dipengaruhi memilih lokasi yang tepat. Selain itu, ibu
oleh bimbingan kader posyandu. Dengan balita dapat berpartisipasi aktif baik di dalam
adanya bimbingan secara aktif dari kader pelayanan posyandu maupun di luar jadwal

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |187


Indonesian Trust Health Journal Volume 2, No.2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

pelayanan posyandu agar mendapatkan berhubungan dengan kepatuhan


informasi tentang kesehatan balitanya kunjungan ibu balita ke Posyandu
3. Bagi Posyandu mempertahankan kader
KESIMPULAN yang telah bekerja dengan baik yang cepat
Responden berdasarkan berdasarkan dan tepat, serta lebih meningkatkan lagi
umur, pendidikan dan pekerjaan, yakni pelayanannya khususnya di bidang
responden mayoritas 26-35 tahun sebanyak kualitas pelayanan kader.
30 orang (60%), 36-45 tahun sebanyak 18
(36%), pendidikan SMA sebanyak 11 orang DAFTAR PUSTAKA
(22%), D3 sebanyak 32 orang (64%), sarjana Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem
7 orang (14%) dan pekerjaan mayoritas Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes
adalah Ibu rumah tangga sebanyak 30 orang RI.
(60%) dan pegawai swasta 15 orang (30%). Fitrianto, B.G. (2015). Hubungan Keaktifan
Kualitas pelayanan kader di posyandu di desa Penyuluhan Oleh Kader Posyandu
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten dengan Cakupan Imunisasi Lengkap
Toba Samosir menunjukkan bahwa 100 % pada Bayi di Desa Arjasa dan Desa
kader memberikan kualitas pelayanan baik. Candijati Kecamatan. Arjasa
Kepatuhan ibu membawa balita ke Kabupaten. Jember. Fakultas Ilmu
posyandu di desa Gasaribu Kecamatan Kesehatan Universitas
Laguboti Kabupaten Toba Samosir sebanyak Muhammadiyah Jember.
35 orang (70%) patuh membawa balita ke Khadijah, S. (2011). Faktor-faktor yang
Posyandu dan 15 orang (30%) tidak patuh Mempengaruhi Kunjungan Ibu yang
karena ibu sibuk dengan pekerjaan, kurang Mempunyai Balita 0-5 Tahun Ke
informasi tentang jadwal informasi Posyandu Posyandu di Kelurahan Lubuk
dan jauh dari pelayanan posyandu. Tanjung Wilayah Kerja Puskesmas
Hubungan kualitas pelayanan dengan Perumnas Kota Lubuklinggau.
kepatuhan ibu datang ke Posyandu di desa Kemenkes. (2015). Rencana Strategis
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
Toba Samosir dengan hasil uji chi square 2019. Jakarta: Kementerian
dengan nilai p: 0.005 yang berarti ada Kesehatan RI
Hubungan kualitas pelayanan dengan Hardiana, M.P. (2014). Hubungan
kepatuhan ibu datang ke Posyandu di desa Pelaksanaan Pelayanan Posyandu
Gasaribu Kecamatan Laguboti Kabupaten dengan Motivasi Ibu untuk
Toba Samosir. Membawa Balita Ke Posyandu
Seroja di Desa Tanjung Kamal
SARAN Kecamatan Mangaran Kabupaten
1. Bagi pelayanan Puskemas dapat Situbondo. Fakultas Ilmu Kesehatan
meningkatkan program kegiatan posyandu Universitas Muhammadiyah Jember.
dengan cara mengadakan pelatihan kader Hidayati, N. (2010). Faktor-faktor yang
dan dukungan dari berbagai sektor agar Berhubungan dengan Partisipasi
kader dapat memberikan bimbingan dan Ibu Balita Ke Posyandu di
meningkatkan ketrampilannya dalam Kelurahan Rempoa Kecamatan
menggerakkan masyarakat sehingga Ciputat Timur Kota Tangerang
kegiatan posyandu dapat berlangsung dan Selatan. Fakultas Ilmu Kedokteran
ada peningkatan kunjungan ibu balita ke dan Ilmu Kesehatan.
Posyandu. Irawati, A. 2001. Kajian Pelaksanaan
2. Bagi para peneliti selanjutnya, disarankan Revitalisasi Posyandu Pada
untuk mengambil data primer yaitu Masyarakat Nelayan dan Petani Di
langsung dari ibu yang mempunyai balita Propinsi Jawa Barat. Diunduh pada
serta meneliti faktor-faktor lain yang

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |188


Indonesian Trust Health Journal Volume 2, No.2 - November 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

tanggal 10 Juni 2011, dari


www.litbang.depkes.go.id
Mubarak, W., & Cahyatin. (2009). Ilmu
Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Sari, Nia. (2015). Bimbingan Kader
Posyandu dengan Kepatuhan
Kunjungan Ibu Balita di Posyandu.
Fakultas Keperawatan Universitas
katolik Widya Mandala Surabaya.
Suhat dan Hasanah. (2014). Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan Keaktifan
Kader dalam Kegiatan Posyandu
(Studi di Puskesmas Palasari
Kabupaten Subang).
Widiastuti, I. dkk. (2011). Pemanfataan
Pelayanan Posyandu Di Kota
Denpasar. WPS, No. 15 Juli 2006,
first draft : 1-17. Diunduh pada
tanggal 10 Juni 2011, dari http://lrc-
kmpk.ugm.ac.id.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |189

You might also like