Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pelanggaran Hak Paten Pelanggaran Smart

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

Tugas Makalah Kasus Pelanggaran Etika Bisnis (Dr. Maryadi, SE.

,MM)

“PELANGGARAN HAK PATEN”
Pelanggaran Smartphone
Apple Terhadap Samsung
(Apple VS Samsung Galaxy)

NURFADILLA (2015.MM.1.0147)

PROGRAM PASCA-SARJANA (PPs)


STIE NOBEL MAKASSAR
2016
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah penulis panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, oleh
karena rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang
Pelanggaran Etika Bisnis. Selain sebagai tugas, makalah yang penulis buat
ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang contoh
pelanggaran yang terjadi dalam dunia bisnis.
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu, selesainya makalah ini bukan semata karena kemampuan penulis, banyak
pihak yang mendukung dan membantu. Dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat
banyak kesalahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan agar ke depannya mampu lebih baik lagi.

Makassar, 12 Agustus 2016

Penyusun
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR······················································································ 2

DAFTAR ISI·································································································· 3

BAB I PENDAHULUAN·················································································4

A. Latar Belakang··············································································4
B. Rumusan Masalah·········································································6

BAB II PEMBAHASAN··················································································7

A. Landasan Teori·············································································7
B. Pembahasan Kasus········································································ 8

BAB III PENUTUP························································································11

A. Kesimpulan··················································································11
B. Saran···························································································· 11

DAFTAR PUSTAKA······················································································ 13
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis

untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan

ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang

mengikuti mekanisme pasar. Peluang-peluang yang diberikan pemerintah

telah memberi kesempatan pada usaha-usaha tertentu untuk melakukan

penguasaan pangsa pasar secara tidak wajar.

Keadaan tersebut didukung oleh orientasi bisnis yang tidak hanya pada

produk, promosi dan kosumen tetapi lebih menekankan pada persaingan

sehingga etika bisnis tidak lagi diperhatikan dan akhirnya telah menjadi

praktek monopoli, persengkongkolan dan sebagainya. Masalah pelanggaran

etika sering muncul antara lain seperti, dalam hal mendapatkan ide usaha,

memperoleh modal, melaksanakan proses produksi, pemasaran produk,

pembayaran pajak, pembagian keuntungan, penetapan mutu, penentuan

harga, pembajakan tenaga professional, blow-up proposal proyek, penguasaan

pangsa pasar dalam satu tangan, persengkokolan, mengumumkan propektis

yang tidak benar, penekanan upah buruh di bawah standar, insider traiding

dan sebagainya. Biasanya faktor keuntungan merupakan hal yang

mendorong terjadinya perilaku tidak etis dalam berbisnis.


5

Setiap perusahaan atau pelaku bisnis pada saat ini, diberi kebebasan

dalam perekonomian pasar bebas untuk dapat melakukan kegiatan dan

mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi. Sehingga, pelaku bisnis

dapat bersaing untuk dapat berkembang dalam mekanisme pasar.

Di dalam kebebesan dalam perekonomian pasar tersebut, pelaku bisnis

atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu

mengharapkan keuntungan yang maksimal dan produk yang mereka

tawarkan diterima oleh masyarakat. Untuk itu, kerap dari pelaku bisnis atau

perusahaan menghalalkan segala cara agar tidak kalah saing.

Akhir-akhir ini banyak pelaku bisnis melakuakan pelanggaran etika bisnis

dengan persaingan yang tidak sehat. Pelanggaran etika bisnis tersebut sangat

merugikan pihak pelaku bisnis atau perusahaan menengah ke bawah karena

kurangnya kemampuan yang mereka miliki. Setiap pelaku bisnis atau

perusahaan seharusnya dapat memegang prinsip-prinsip etika bisnis

tersebut.

Etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar

dan salah atau tata cara dalam menjalankan sebuah bisnis. Dengan adanya

etika bisnis pelaku bisnis atau perusahaan dapat mengetahui aturan-aturan,

nilai-nilai bahkan norma-norma dalam menjalankan usahanya.

Perusahaan yang menggunakan etika masbisnis dapat membentuk nilai,

norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan

yang adil, sehat dengan mitra kerja atau pelanggan, pemengang saham dan

masyarakat.
6

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang diungkakan, maka rumusan masalahnya

adalah:

1. Mengapa etika sangat penting dalam menjalankan sebuah bisnis

perusahaan?

2. Bagaimana pelanggaran hak paten yang terjadi antara Apple dan

Samsung?
7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Etika bisnis merupakan pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam

ekonomi atau bisnis dan semua pihak yang terkait dengan para kompetitor

untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan ilmu ekonomi dan

mencapai tujuan atau mendapatkan profit, sehingga kita harus menguasai

sudut pandang ekonomi, hukum, dan etika atau moral agar dapat mencapai

target yang dimaksud. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau

tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia.

Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan

ekonomis merupakan suatu bidang perilaku yang sangat penting. Tetapi

belum pernah etika bisnis mendapat begitu banyak perhatian seperti

sekarang.

Perlu diketahui tentang pendekatan diskriptif etika dan moral yang

meneliti dan membahas secara ilmiah, kritis, rasional atas sikap dan perilaku

pembisnis sebagai manusia yang bermoral manusiawi. Pendekatan ini

menganalisa fakta-fakta keputusan bisnis dan patokan bermoral serta

mampu menggambarkan pengambilan sikap moral dan menyusun kode etik

atau kitab UU berdasarkan keyakinan moral. Oleh sebab itu didefenisikan

secara kritis istilah etika seperti keadilan, baik, yang utama atau prioritas,
8

tanggung jawab, kerahasiaan perusahaan, kejujuran dan lain-lain, maka

bisnis juga mempunyai kode etik dan moral. Dalam berbisnis kita juga harus

mengetahui tentang deontologi karena deontologi didasarkan prinsip-prinsip

pengelolaan ilmu ekonomi yang berproses pada kewajiban-kewajiban yang

harus dipenuhi sebelum pengambilan keputusan bisnis dan didasarkan pada

aturan-aturan moral atau etika yang mengatur proses yang berakhir pada

keputusan bisnis. Jadi deontologi menilai baik buruknya aturan-aturan dan

prinsip-prinsip yang mendahului keputusan bisnisnya, serta menguji apakah

prinsip-prinsip sudah dijalankan serta merupakan kewajiban bagi pelaku

atau yang terlibat didalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan

bisnis tersebut.

Perilaku tidak etis dalam kegiatan bisnis sering juga terjadi karena

peluang-peluang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang

kemudian disahkan dan disalah gunakan dalam penerapannya dan kemudian

dipakai sebagai dasar untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang

melanggar etika bisnis.

B. Pembahasan Kasus

Seperti yang kita ketahui bahwa Samsung, Android dan Apple saling

berselisih, di berbagai belahan Dunia saling tuduh menuduh tentang hak

paten dan seakan tak berkesudahaan. Perang Hak paten antara perusahaan

Tehnology terbesar ini ada artikelnya ada pada laman situs Bussines

Week yang amat panjang, tetapi menarik untuk di baca. 


9

Pada atikel Bussines Week itu memaparkan perang paten antara Apple dan

berbagai produsen yang memproduksi produk-produk Android dan juga

artikel itu memberikan rincian bagaimana Apple terlibat dalam litigasi paten

dengan sejumlah pembuat smartphone Android, termasuk Samsung,

Motorola dan HTC.

“Dalam perang paten telepon pintar (smartphone), banyak hal yang

dipertaruhkan. Perusahaan terkait tak akan ragu mengeluarkan uang banyak

demi menjadi pemenang,” kata pengacara dari Latham & Watkins, Max Grant,

dikutip dari Bloomberg, Jumat, 24 Agustus 2012. Menurut dia, ketika

persoalan hak cipta sudah sampai di meja hijau, maka perusahaan tidak lagi

memikirkan bagaimana mereka harus menghemat pengeluaran keuangan.

Sebagai gambaran, Grant mengatakan, pengacara Apple diketahui

memperoleh komisi US$ 1.200 atau sekitar Rp 11,3 juta per jamnya untuk

meyakinkan hakim dan juri bahwa Samsung Electronics Co telah menyontek

atau mencuri desain smartphone Apple. Perusahaan yang dipimpin Tim Cook

itu juga sudah menghabiskan total US$ 2 juta atau sekitar Rp 18,9 miliar

hanya untuk menghadirkan saksi ahli.

Meski kelihatan besar, uang untuk pengacara dan saksi ahli tersebut

sebenarnya tergolong kecil dan masih masuk akal di “kantong” Apple

ataupun Google. Sebagai contoh, biaya US$ 32 juta yang dikeluarkan Apple

dalam perang paten melawan Motorola Mobility setara dengan hasil

penjualan Apple iPhone selama enam jam.


10

Keduanya diminta menghentikan penjualan produk tertentu. 10 produk

Samsung, termasuk Galaxy SII, tak boleh dijual lagi; 4 produk Apple,

termasuk iPad 2 dan iPhone 4, juga demikian. Oleh pengadilan Korea,

Samsung diminta membayar denda 25 juta Won, sedangkan Apple dikenakan

denda sejumlah 40 juta Won atau setara US$ 35.400

BAB III
11

PENUTUP

A. Kesimpulan

Upaya hukum pihak Apple pada bulan Februari lalu sempat mengalami

kemunduran saat hakim Koh menolak permintaan Apple untuk melarang

penjualan perangkat Samsung di Amerika Serikat. Menurut Koh, paten desain

Apple terlalu luas dan bahkan beberapa di antaranya memiliki kemiripan

dengan konsep yang ada di serial Knight Rider tahun 1994. Atas putusan

tersebut Apple melakukan upaya banding dan menyewa sebuah firma hukum

terkenal di Los Angeles untuk meningkatkan upaya perang paten yang

sedang berlangsung.

Keduanya diminta menghentikan penjualan produk tertentu. 10 produk

Samsung, termasuk Galaxy SII, tak boleh dijual lagi; 4 produk Apple,

termasuk iPad 2 dan iPhone 4, juga demikian. Oleh pengadilan Korea,

Samsung diminta membayar denda 25 juta Won, sedangkan Apple dikenakan

denda sejumlah 40 juta Won atau setara US$ 35.400.

B. Saran

Pelanggaran yang dilakukan kedua perusahaan technology terbesar ini tentu

akan membawa dampak yang buruk bagi perkembangan ekonomi, bukan

hanya pada ekonomi tetapi juga bagaimana pendapat masyarakat yang

melihat dan menilai kedua perusahaan technology ini secara moral dan

melanggar hukum dengan saling bersaing dengan cara yang tidak sehat.
12

Kedua kompetitor ini harusnya professional dalam menjalankan bisnis,

bukan hanya untuk mencari keuntungan dari segi ekonomi, tetapi harus juga

menjaga etika dan moralnya dimasyarakat yang menjadi konsumen kedua

perusahaan tersebut serta harus mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA
13

http://www.BussinesWeek.com

http://bestseoeasy.blogspot.com/2012/08/apple-vs-samsung-apple-

akhirnya.html

http://kemysthery.mhs.naratama.ac.id/tugas-makalah-kasus-pelanggaran-

etika-bisnis/

You might also like