Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Peningkatan Kemampuan Literasi Dan Penguasaan Kosakata Melalui Media Buku Cerita Anak Berbasis Kearifan Lokal Banten Pada Anak Usia Dini

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

1

Tahun 5, Nomor 1 Juli 2018

PENINGKATAN KEMAMPUAN LITERASI DAN PENGUASAAN KOSAKATA


MELALUI MEDIA BUKU CERITA ANAK BERBASIS KEARIFAN LOKAL
BANTEN PADA ANAK USIA DINI

(Improving Literacy and Vocabulary Mastery Ability Through The Banten Local
Wisdom Story Book on Early Childhood)

Astuti Ambarwati
astutiambarwati67@yahoo.co.id
Luluk Asmawati
lulukasmawati@untirta.ac.id
Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Abstract
This research aims to obtain information was clearly about increased literacy and vocabulary mastery ability
for young children ages 5-6 years the local wisdom strory book. This research was carried out in October to
December 2017 which consists of three cycles namely cycle I, II and III, each held two stages. Before doing
the action carried out observation, the results obtained indicate the child has not been given the efforts to
increase literacy and ability mastery of vocabulary through the local wisdom storybook, therefore needs to be
done Classroom Action Reseacrh. Data collection was done with the results of observation and
documentation in the form of photographs. Initial testing results prior action percentage score obtained very
less with the following data: in literacy abilities and cycle pre mastering vocabulary are only reach 32%.
After discovering the problem of the difficulties experienced by children in literacy abilities and mastery of
the vocabulary, then perform the actions that have been planned, doing observation and reflection with
collaborators. On cycle I reached 47%, cycle II average reaches 55% and 86% accomplish III cycle. From
these results it can be said that there is an increase in the percentage of literacy abilities and mastery of the
vocabulary of children. Thus this research was successful. It can be concluded that through the media story
book of Banten which attracts local wisdom, can help the difficulties in terms of increased literacy and ability
mastery of the vocabulary of children aged 5-6 years in kindergarten Aisyiyah 3 Serang.

Keywords: Banten story book, literacy, vocabulary.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu peningkatan kemampuan literasi dan penguasaan kosakata pada
anak usia 5-6 tahun melalui media buku cerita kearifan lokal Banten. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Oktober sampai Desember 2017 yang terdiri dari tiga siklus yaitu siklus I,II dan III yang masing-masing
diadakan dua kali pertemuan. Sebelum melakukan tindakan dilakukan observasi, hasil yang diperoleh
menunjukkan anak belum diberikan upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi dan penguasaan kosakata
melalui media buku cerita kearifan lokal Banten, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tindakan kelas.
Pengumpulan data dilakukan dengan hasil observasi dan dokumentasi berupa foto-foto. Hasil pengamatan
awal sebelum dilakukan tindakan prosentase skor yang diperoleh anak sangat kurang dengan data sebagai
berikut : pada pra siklus kemampuan literasi dan penguasaan kosakata anak hanya mencapai 32%. Setelah
menemukan masalah kesulitan yang dialami anak dalam kemampuan literasi dan penguasaan kosakatanya,
kemudian melakukan tindakan yang telah direncanakan, melakukan pengamatan dan refleksi dengan
kolaborator. Pada siklus I mencapai 47%, siklus II rata-rata mencapai 55% dan siklus III mencapai 86%. Dari
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan prosentase kemampuan literasi dan penguasaan
kosakata anak. Dengan demikian penelitian ini berhasil. Kesimpuln bahwa melalui media buku cerita
kearifan lokal Banten yang menarik, dapat membantu kesulitan-kesulitan dalam hal peningkatan kemampuan
literasi dan penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah 3 Kota Serang.
Kata Kunci : buku cerita kearifan lokal Banten, literasi, kosakata.

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


2
Tahun 5, Nomor 1 Juli 2018

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah keingintahuannya akan membaca, sehingga dapat
Budaya membaca dan menulis pada menimbulkan kebiasaan membaca dalam diri anak
masyarakat masih jauh dari yang diharapakan. Hal kelak.
ini terbukti dari nilai prestasi pendidikan yang Stimulasi membaca pada anak usia dini
masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara harus diajarkan secara hati - hati, kesalahan
tetangga Malaysia. Salah satu sebabnya karena sekecil apapun dalam mengajarkan baca pada usia
budaya literasi masyarakat kita masih rendah. dini dapat menyebabkan kerusakan fatal di masa
Harus ada upaya bersama yang harus dilakukan yang akan datang. Orang tua dan pengajar secara
untuk meningkatkan minat baca, salah satunya khususnya harus memahami betul bagaimana
harus dimunculkan dari lingkungan keluarga. perkembangan anak mengenai kesiapannya dalam
Pakar pendidikan dan perkembangan anak sepakat membaca. Proses membaca pada anak usia dini
bahwa lingkungan keluarga adalah lembaga yang bermula pada perkembangan bahasanya. Banyak
pertama memberi corak atas perkembangan kelak, anak tidak menyukai membaca dikarenakan oleh
sehingga peran keluarga tidak bisa dianggap pembelajaran yang salah. Kemampuan membaca
remeh dalam membantu kematangan anak. Begitu anak harus dikembangkan secara bertahap. Tahap
pentingnya lingkungan keluarga. Burns - tahap yang dicapai anak juga harus sesuai
menyatakan segala yang dipelajari anak secara dengan kemampuan anak - anak itu sendiri.
alamiah tentang bahasa di rumah akan menjadi Kecepatan dalam penangkapan setiap manusia
dasar untuk belajar membaca dan menulis dalam berbeda, maka dari itu kecepatan penangkatan
kelas. membaca anak tidak dapat dipaksakan harus
Secara umum literasi didefinisikan sebagai sesuai dengan ritme anak itu sendiri. Sebagai
kemampuan membaca dan menulis serta pengajar usaha yang harus dilakukan adalah
menggunakan bahasa lisan. Kemampuan membuat anak mengoptimalkan kemampuannya
membaca dan menulis pada anak merupakan tanpa paksaan dan menyenangkan.
kemampuan yang dikembangkan dalam Salah satu cara untuk meningkatkan literasi
berbahasa. Adapun tujuan pengembangan bahasa anak yaitu dengan bercerita. Bercerita sebagai
untuk anak usia dini menurut Kostelnik, Anne. K, salah satu dari pembelajaran bahasa yang tidak
Wiren (2007: 307) adalah anak mampu lepas dari anak anak. Di Taman Kanak-kanak
mengkomunikasikan ide dan perasaan serta bercerita dijadikan sebagai kegiatan pembelajaran
mampu menginterpretasi komunikasi yang sehari-hari atau kegiatan terencana, yang dalam
diterimanya. Perkembangan literasi pada anak kegitan sehari-harinya bercerita dapat dilakukan
usia dini berada pada tahap literasi dasar. Anak secara spontan /berdasarkan keinginan anak,
usia dini sering kali terlibat mencoret-coret kertas sesuai dengan rencana pembelajaran atau sebagai
atau dinding dengan huruf-huruf atau angka media evaluasi bagi anak yang mana anak
namun masih kurang jelas dan tertata. Membaca memperoleh pengalaman atau pengetahuan
dini pada anak sangat dibutuhkan, untuk mengenai hal yang telah anak dengar dari isi
memperkuat dan menjadi landasan bagi anak itu cerita tersebut.
sebelum anak terjun lebih dalam di dunia Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang
membaca dan literasi yang sebenarnya seperti mengisahkan tentang perbuatan atau suatu
orang dewasa. Tampubolon dalam bukunya kejadian dan disampaikan secara lisan dengan
“Mengembangkan Minat dan Kebiasaan tujuan membagi pengalaman dan pengetahuan
Membaca Pada Anak”. Mengadopsi beberapa ide kepada orang lain. Dengan demikian, bercerita
dari Vygotsky, Piaget dan Bruner menjabarkan dalam konteks komunikasi dapat diartikan sebagai
bahwa pentingnya peranan bahasa, yaitu “Bahasa suatu upaya mempengaruhi orang lain melalui
memungkinkan perkembangan pikiran abstrak dan ucapan dan penuturan tentang sesuatu (ide).
konseptual. Bahasa sebagai alat komunikasi, Kegitan bercerita memberikan sumbangan besar
membantu pembentukan dan mendorong pada perkembangan anak secatra keseluruhan
perkembangan pikiran.” (Tampubolon, 1993:54). sebagai implikasi dari perkembangan bahasanya
Membaca dini itu perlu dilakukan karena akan sehingga anak memiliki kemampuan untuk
memancing minat baca anak dan rasa

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


3
Tahun 5, Nomor 1 Juli 2018

mengembangkan aspek perkembangan yang lain memunculkan kembali budaya-budaya lokal yang
dengan modal kemampuan berbahasa yang baik. sudah semakin tergeser.
Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Kearifan lokal yang dimiliki Banten adalah
Komunikasi dapat berupa penungkaopan pikiran, cerita /kisah perjuangan seperti Perjuangan Sultan
ide/pendapat, keinginan penyampaian infoermasi Ageng Tirtayasa, Syeikh Nawawi Al Bantani dan
tentang suatu peristiwa dan lain-lain. Kapal Bosok.
Perkembangan kosa kata anak dijelaskan oleh Fakta yang terjadi saat ini banyak anak
Benedict (dalam purwo 1990: 234) bahwa anak yang belum begitu pandai membaca.
sudah menguasai secara reseptif 50 kata pada usia Perbendaharaan kosakata yang dimiliki anak juga
sekitar 13 bulan tetapi baru pada usia 19 bulan masih sangat minim. Kurangnya keterampilan
anak dapat secara produktif mengeluarkan 50 kata atau strategi guru dalam mengajar menjadi faktor
, selanjutnya Smith (dalam Purwo 1990: 245) penyebab kurangnya kelancaran dalam membaca
menjelaskan bahwa usia 2,5 dan 4,5 tahun pada anak. Karena banyaknya peserta didik dan
merupakan masa pesatnya pengembangan keterbatasan guru juga menjadi pemicunya.
kosakata anak, 200-400 kata dapat dikuasai anak Akibatnya setengah jumlah siswa yang ada di
pada masa itu. Tadkiroatu Musfiroh (2005: 194) kelas belum bisa membaca dengan lancar karena
mengemukakan bahwa anak usia 5-6 tahun kurang mendapat perhatian yang baik dari
menunjukkan perkembangan bahasa yang relatif guru.Terkait dengan permasalahan di atas siswa
baik diantaranya menyebutkan kosa kata yang kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Kota
terdiri dari 500-800 kata, tetapi adakalanya masih Serang masih terdapat 6 siswa yang belum
mengalami kendala pengucapan fonem tertentu. mampu mengeja kata dengan baik. Kondisi
Di TK Aisyiyah ada 16 anak yang masih kesulitan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
menyebutkan kata tertentu seperti pahlawan, a. Guru kurang menguasai metode
pemimpin, kerajaan, menyerang, Tirtayasa, pembelajaran
syeikh, kewajiban, tetapi, melaksanakan dan b. Minat siswa untuk aktif dalam mengikuti
kebanggaan. pembelajaran sangat rendah, dikarenakan
Kedudukan media pembelajaran adalah siswa bosan dengan cara mengajar guru
sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi yang kurang menarik.
proses interaksi antara guru dan siswa dan c. Tidak semua guru mempunyai kemampuan
interaksi siswa dengan lingkungannya. Oleh sebab untuk bercerita.
itu, media merupakan fungsi utama sebagai alat Berdasarkan kenyataan tersebut maka
bantu mengajar. Yakni menunjang penggunaan diperlukan alternatif pemecahan masalah yaitu
metode atau teknik mengajar guru untuk dengan model buku cerita. Melalui cerita
membangkitkan motivasi siswa dalam proses diharapkan anak dapatmenumbuhkan minat
pemblajaran. Dalam pembelajaran kosakata bacanya sehingga anak terdorong untuk mencari
peneliti beranggapan bhwa media yang paling cerita-cerita yang lain yang lebih kaya tanpa
tepat untuk digunakan dalam peningkatan tergantung pada orang yang mau bercerita.
kosakata anak yaitu dengan menggunakan model Melalui bahasa yang disampaikan dengan
buku cerita dengan judul, Sultan AgengTirtayasa, bercerita anak-anakpun belajar bagaimana
Syeikh Nawawi Al Bantani dan Masjid Kapal menyusun kalimat dengan benar serta
Bosok (Ki Abdullah Angga Derpa). memperoleh perbendaharaan kata-kata baru.
Alasan penggunaan buku cerita adalah Berdasarkan pentingnya mengatasi
untuk memotivasi siswa dalam peningkatan permasalah di atas maka peneliti terdorong untuk
kemampuan literasi dan penguasaan kosakata, melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan
membantu siswa menggali potensi dalam Kemampuan Literasi Dan Penguasaan Kosakata
membangkitkan minat baca dan kosakatanya. Di Melalui Media Buku Cerita Anak Berbasis
sisi lain terdapat keinginan yang kuat untuk Kearifan Lokal Banten Pada Anak Usia Dini”.
menghidupkan kembali berbagai nilai kearifan 2. Perumusan Masalah
lokal terutama di Banten yang perlu diberikan Berdasarkan identifikasi masalah di atas
kepada guru-guru TK sehingga hal tersebut dapat penulis dapat merumuskaan masalah yang

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


4
Tahun 5, Nomor 1 Juli 2018

dijadikan sebagai fokus penelitian yaitu sebagai usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah 3 Kota
berikut: Serang?
a. Bagaimana meningkatkan kemampuan 3. Tujuan Penelitian
literasi pada anak usia 5-6 tahun melalui Tujuan penelitian ini adalah sebagai
media buku cerita anak berbasis kearifan berikut:
lokal Banten di TK Aisyiyah 3 Kota a. Untuk mengetahui bahwa melalui media
Serang? buku cerita dapat meningkatkan literasi
b. Bagaimana meningkatkan penguasaan anak usia 5-6 tahun di Tk Aisyiyah 3 Kota
kosakataanak usia 5-6 tahun melalui media Serang Tahun 2017.
buku cerita anak berbasis kearifan lokal b. Untuk mengetahui bahwa melalui media
Banten di TK Aisyiyah 3 kota Serang? buku cerita dapat meningkatkan
c. Bagaimana cara mengevaluasi peningkatan penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun
kemampuan literasi dan penguasaan di Tk Aisyiyah 3 Kota Serang Tahun 2017.
kosakata melalui media buku cerita c. Untuk mengevaluasi peningkatan literasi
berbasis kearifan lokal Banten pada anak dan penguasaan kosa kata melalui media
usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah 3 Kota buku cerita pada anak usia 5-6 tahun di Tk
Serang?. Aisyiyah 3 Kota Serang.
d. Apakah terjadi peningkatan kemampuan d. Untuk mengetahui peningkatan sebelum
literasi dan penguasaan kosakata setelah dan sesudah dilakukan Penelitian Tindakan
diterapkan media buku cerita anak Kelas.
berbasis kearifan lokal Banten pada anak

B. KAJIAN TEORETIK
Kearifan lokal merupakan bagian dari masyrakat lokal tertentu melalui kumpulan
budaya suatu masyarakat yang tidak dapat pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan
dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan
Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun alam suatu tempat. Kearifan lokal adalah suatu hal
temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya yang telah melekat pada masyarakat dan telah
melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal menjadi ciri khas di daerah tertentu dan diakui
sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh oleh masyarakat luas.

C. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada
Penelitian ini dilaksanakan di Taman bulan Oktober sampai dengan bulan Desember
Kanak – Kanak Aisyiyah 3 Kota Serang yang tahun 2017 yang disesuaikan dengan alokasi
beralamat di Jalan Warung Jaud Komplek Bumi waktu pembelajaran di TK Aisyiyah 3 Kota
Serang Baru RT. 01 RW. 13 Kelurahan Kaligandu Serang tahun pelajaran 2017/2018 dengan jadwal
Kecamatan Serang Kota Serang Provinsi Banten. rencana kegiatan penelitian sebagai berikut.
2. Data dan Sumber Data Penelitian Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
observasi dan wawancara
Tabel 2. Kriteria Penilaian Media Buku Cerita
No Kriteria Skor Persentasi
1. SB 76-100 76%-100%
2. B 51-75 51%-75%
3. C 26-50 26%-50%
4. K 0-25 0-25%
Keterangan
a. Ukuran gambar sudah sesuai aturan
b. Huruf terbaca dengan jelas
c. Jumlah halaman sesuai

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


5
Tahun 5, Nomor 1 Juli 2018

d. Isi gambar, ilustrasi, tulisan runtut


Tabel 3 Kriteria Penilaian Kemampuan Literasi
No Kriteria Skor Persentasi
1. SBS 5 81%-100%
SB 4 61%-80%
2. B 3 41%-60%
4. C 2 21%-40%
5. K 1 0%-20%

Tabel 4.Kriteria Penilaian Penguasaan Kosakata


No Kriteria Skor Persentasi
1. SLS 5 81%-100%
2. SL 4 61%-80%
3. L 3 41%-60%
4. CL 2 21%-40%
5. K 1 0%-20%

Kriteria : L = Lancar
SLS = Sangat Lancar Sekali CL = Cukup Lancar
SL = Sangat Lancar K = Kurang
Teknik analisis data b. Penyajian data
a. Reduksi data c. Kesimpulan dan Verifikasi Data

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Siklus I (Pra Observasi) proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak,
Hasil penelitian pada pra siklus media pembelajaran menjadi sesuatu yang wajib
menunjukkan hasil observasi yang dilakukan dipersipkan oleh guru dan sudah seharusnya guru
dengan mengamati media buku cerita. Dengan mampu menciptakan media yang tepat dalam
panduan observasi menunjukkan hasil bahwa proses pembelajaran.
media pembelajaran dengan media buku cerita Siklus II (Siklus I)
mendapatkan nilai 25 yang menurut kriteria Berdasarkan hasil pengamatan pada media
penilaian adalah “kurang.” buku cerita,hasil observasi pada siklus I
Sedangkan kemampuan literasi memperoleh nilai rata-rata 50% dan termasuk
berdasarkan hasil pengamatan dengan tabel kriteria “cukup” karena berkisar antara 26-50.
pedoman observasi memperoleh nilai 27% dengan Sedangkan pengamatan kemampuan literasi pada
kriteria penilaian “cukup” karena berkisar antara siklus I adalah 37%, hal ini berarti kemampuan
21-40. Pada penguasan kosakata berdasarkan hasil literasi pada siklus I dapat dikatakan “cukup”.
pengamatan dengan tabel pedoman observasi Pada siklus I penguasaan kosakata anak mencapai
memperoleh nilai 36% dengan kriteria penilaian nilai 43% dan dapat dinyatakan dalam kriteria
“cukup” karena berkisar antara 21-40. “Mulai berkembang”. Pengenalan literasi pada
Seperti penelitian yang dilakukan oleh anak usia dini adah suatu prose aktivitas yang
Lilin Satriya Ningpramesti berjudul Peningkatan memperkenalkan kemampuan membaca dan
Literasi Melalui Pemanfaatan Media Big Book di menulis.
Kabupaten Blitar yang menyatakan hasil Siklus III (siklus II)
kemampuan literasi menunjukkan prosentase Hasil siklus II yang dilakukan peneliti pada
peningkatan yaitu 36% dari siklus I ke siklus II, proses pembelajaran berlangsung menggunakan
yaitu pada siklus I sebesar 56% dan pada siklus II panduan observasi memperoleh nilai rata-rata
rata-rata meningkat menjadi 92%. untuk media buku cerita yaitu sebesar 75%.
Pemilihan media pembelajaran bukanlah Adapun kemampuan literasi anak mencapai nilai
hal yang mudah, tetapi tidak sulit juga. Dalam 53%, maka dapat dinyatakan kemampuan literasi

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


6
Tahun 5, Nomor 1 Juli 2018

anak berkembang sesuai harapan. Penguasaan kategori berkembang sesuai harapan.


kosakata pada siklus II sebesar 57% dan dalam

E. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan yang masih mengalami kesulitan dalam
Kelas yang dilakukan maka dapat disimpulkan literasi dan kosakatanya. Memberikan
sebagai berikut : pengayaan kepada anak-anak yang sudah
1. Media buku cerita dapat meningkatkan mencapai kriteria penilaian yaitu dengan
kemampuan literasi anak usia 5-6 tahun di memberikan tugas untuk memilih buku-
TK Aisyiyah 3 yaitu dengan menggunakan buku cerita yang lain.
buku cerita yang sesuai standar, ukuran 4. Terjadi peningkatan kemampuan literasi
gambar sesuai, huruf terbaca dengan jelas, dan penguasaan kosakata anak usia 5-6
jumlah halaman sesuai aturan tidak terlalu tahun setelah menggunakan media buku
banyak atau sedikit, isi gambar, ilustrasi, cerita kearifan lokal Banten. Hal ini dapat
tulisan runtut. Kemampuan literasi anak dilihat dari pencapaian nilai yang terus
dapat meningkat yaitu anak sudah mampu meningkat dari tiap siklus yaitu siklus I
simbol-simbol huruf yang dikenal, 47%, siklus II 55%, dan siklus III 86%
menghubungkan dan menyebutkan tulisan 5. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
yang membentuk kata,dan membaca cerita melalui media buku cerita berbasis
yang ada di dalam buku cerita. Pencapaian kearifan lokal Banten dapat meningkatkan
kemampuan literasi anak sudah maksimal. kemampuan literasi dan penguasaan
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kosakata anak usia 5-6 tahun di TK
kemampuan literasi dari siklus I, siklus II Aisyiyah 3 Kota Serang.
dan siklus III. Berdasarkan hasil dari penelitian tidakan
2. Media buku cerita dapat meningkatkan kelas ini peneliti mengemukakan beberapa saran
penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun sebagai berikut :
di TK Aisyiyah 3 yaitu dengan 1. Bagi sekolah
menggunakan buku cerita kearifan lokal Media buku cerita dapat digunakan sebagai
Banten yang sesuai standar, ukuran gambar alternatif serta variasi kegiatan
sesuai, huruf terbaca dengan jelas, isi pembelajaran untuk meningkatkan
gambar, ilustrasi, tulisan runtut. kemampuan literasi anak. Untuk itu
Penguasaan kosakata anak meningkat yaitu sekolah perlu menyediakan serta
anak mampu menirukan kembali bunyi mamanfaatkan media buku cerita untuk
atau suara tertentu, menirukan kembali meningkatkan kemampuan membaca
urutan kata dengan benar, dan memiliki permulaan pada anak.
kata-kata untuk mengekspresikan perasaan 2. Bagi guru
dengan kata sifat seperti baik hati, rajin, Perlunya kreativitas dalam melakukan
berani, sederhana, bersahabat, nakal. kegiatan pembelajaran terutama kegiatan
Pencapaian penguasaan kosakata anak bercerita untuk meningkatkan kemampuan
sudah maksimal, hal ini dapat dilihat dari literasi dan penguasaan kosakata anak.
peningkatan mulai dari siklus I, siklus II 3. Bagi peneliti
dan siklus III. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
3. Cara mengevaluasi peningkatan literasi dan referensi bagi penelitian lain yang terkait
penguasaan kosakata anak adalah dengan dengan peningkatan kemampuan literasi
melakukan pengulangan bagi anak-anak dan penguasaan kosakata anak di TK.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin.Y, 2015.Pembelajaran Multiliterasi, Arikunto, Suharsimi, 2010. PenelitianTindakan
Bandung: Rifika Aditama. Kelas, Jakarta: Alfabeta.
Abiding.Y , 2017. PembelajaranLiterasi, Jakarta, Djoko Marihandono, Harto Juwono, 2014.
BumiAksara Sumber Potensi Heroisme Di Nusantara,

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


7
Tahun 5, Nomor 1 Juli 2018

Banten: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Moeslichatoen, R, 2004. Metode Pengajaran di


Provinsi Banten. Taman Kanak-kanak, Jakarta:
IlyasAsneli, 1997, Mendambakan Anak Sholeh, Rineke Cipta.
Bandung: Al Bayan. Oxford University Press, 2005. Oxford Learnes
Justice L., M., dan Kaderavek, J. 2002. Using Pocked Dictionary. Cina:
Shared Storybook Reading to Promote Oxford University Press.
Emergent Literacy Teaching Exceptional Tihami M A, Mufti Ali, 2014. Prosopografi
Children, Vol 34 No. 4. Sheikh Nawawi (1813-1897) Biografi,
Juliadi, Nely Wachyudin, 2014. Topomi/Sejarah. Genealogi Intelektual, dan Karya.Banten:
Nama-nama Tempat Berdasarkan Cerita Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Rakyat. Banten: Dinas Kebudayaan dan Banten.
Pariwisata Provinsi Banten. Wardhani, IGAK, Wihadit Kuswaya, 2008.
Lesley Mendel Morrow, 1993. Literacy Penelitian Tindakan Kelas,
Development in the Early Years, Second Jakarta: UT.
Edition. USA: Allyn and Bacon. Wibawa Basuki, 2003. Penelitian Tindakan
Majid A. A, 2001. Mendidik Dengan Cerita. Jakarta: Departeman
Bandung: Remaja Rosdakarya. Pendidikan Nasional.
Mary RenckJalongo, 2007. Early Childhood
Language Arts. USA: Pearson
Education,Inc.

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran

You might also like