Peningkatan Kemampuan Literasi Dan Penguasaan Kosakata Melalui Media Buku Cerita Anak Berbasis Kearifan Lokal Banten Pada Anak Usia Dini
Peningkatan Kemampuan Literasi Dan Penguasaan Kosakata Melalui Media Buku Cerita Anak Berbasis Kearifan Lokal Banten Pada Anak Usia Dini
Peningkatan Kemampuan Literasi Dan Penguasaan Kosakata Melalui Media Buku Cerita Anak Berbasis Kearifan Lokal Banten Pada Anak Usia Dini
(Improving Literacy and Vocabulary Mastery Ability Through The Banten Local
Wisdom Story Book on Early Childhood)
Astuti Ambarwati
astutiambarwati67@yahoo.co.id
Luluk Asmawati
lulukasmawati@untirta.ac.id
Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Abstract
This research aims to obtain information was clearly about increased literacy and vocabulary mastery ability
for young children ages 5-6 years the local wisdom strory book. This research was carried out in October to
December 2017 which consists of three cycles namely cycle I, II and III, each held two stages. Before doing
the action carried out observation, the results obtained indicate the child has not been given the efforts to
increase literacy and ability mastery of vocabulary through the local wisdom storybook, therefore needs to be
done Classroom Action Reseacrh. Data collection was done with the results of observation and
documentation in the form of photographs. Initial testing results prior action percentage score obtained very
less with the following data: in literacy abilities and cycle pre mastering vocabulary are only reach 32%.
After discovering the problem of the difficulties experienced by children in literacy abilities and mastery of
the vocabulary, then perform the actions that have been planned, doing observation and reflection with
collaborators. On cycle I reached 47%, cycle II average reaches 55% and 86% accomplish III cycle. From
these results it can be said that there is an increase in the percentage of literacy abilities and mastery of the
vocabulary of children. Thus this research was successful. It can be concluded that through the media story
book of Banten which attracts local wisdom, can help the difficulties in terms of increased literacy and ability
mastery of the vocabulary of children aged 5-6 years in kindergarten Aisyiyah 3 Serang.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu peningkatan kemampuan literasi dan penguasaan kosakata pada
anak usia 5-6 tahun melalui media buku cerita kearifan lokal Banten. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Oktober sampai Desember 2017 yang terdiri dari tiga siklus yaitu siklus I,II dan III yang masing-masing
diadakan dua kali pertemuan. Sebelum melakukan tindakan dilakukan observasi, hasil yang diperoleh
menunjukkan anak belum diberikan upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi dan penguasaan kosakata
melalui media buku cerita kearifan lokal Banten, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tindakan kelas.
Pengumpulan data dilakukan dengan hasil observasi dan dokumentasi berupa foto-foto. Hasil pengamatan
awal sebelum dilakukan tindakan prosentase skor yang diperoleh anak sangat kurang dengan data sebagai
berikut : pada pra siklus kemampuan literasi dan penguasaan kosakata anak hanya mencapai 32%. Setelah
menemukan masalah kesulitan yang dialami anak dalam kemampuan literasi dan penguasaan kosakatanya,
kemudian melakukan tindakan yang telah direncanakan, melakukan pengamatan dan refleksi dengan
kolaborator. Pada siklus I mencapai 47%, siklus II rata-rata mencapai 55% dan siklus III mencapai 86%. Dari
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan prosentase kemampuan literasi dan penguasaan
kosakata anak. Dengan demikian penelitian ini berhasil. Kesimpuln bahwa melalui media buku cerita
kearifan lokal Banten yang menarik, dapat membantu kesulitan-kesulitan dalam hal peningkatan kemampuan
literasi dan penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah 3 Kota Serang.
Kata Kunci : buku cerita kearifan lokal Banten, literasi, kosakata.
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah keingintahuannya akan membaca, sehingga dapat
Budaya membaca dan menulis pada menimbulkan kebiasaan membaca dalam diri anak
masyarakat masih jauh dari yang diharapakan. Hal kelak.
ini terbukti dari nilai prestasi pendidikan yang Stimulasi membaca pada anak usia dini
masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara harus diajarkan secara hati - hati, kesalahan
tetangga Malaysia. Salah satu sebabnya karena sekecil apapun dalam mengajarkan baca pada usia
budaya literasi masyarakat kita masih rendah. dini dapat menyebabkan kerusakan fatal di masa
Harus ada upaya bersama yang harus dilakukan yang akan datang. Orang tua dan pengajar secara
untuk meningkatkan minat baca, salah satunya khususnya harus memahami betul bagaimana
harus dimunculkan dari lingkungan keluarga. perkembangan anak mengenai kesiapannya dalam
Pakar pendidikan dan perkembangan anak sepakat membaca. Proses membaca pada anak usia dini
bahwa lingkungan keluarga adalah lembaga yang bermula pada perkembangan bahasanya. Banyak
pertama memberi corak atas perkembangan kelak, anak tidak menyukai membaca dikarenakan oleh
sehingga peran keluarga tidak bisa dianggap pembelajaran yang salah. Kemampuan membaca
remeh dalam membantu kematangan anak. Begitu anak harus dikembangkan secara bertahap. Tahap
pentingnya lingkungan keluarga. Burns - tahap yang dicapai anak juga harus sesuai
menyatakan segala yang dipelajari anak secara dengan kemampuan anak - anak itu sendiri.
alamiah tentang bahasa di rumah akan menjadi Kecepatan dalam penangkapan setiap manusia
dasar untuk belajar membaca dan menulis dalam berbeda, maka dari itu kecepatan penangkatan
kelas. membaca anak tidak dapat dipaksakan harus
Secara umum literasi didefinisikan sebagai sesuai dengan ritme anak itu sendiri. Sebagai
kemampuan membaca dan menulis serta pengajar usaha yang harus dilakukan adalah
menggunakan bahasa lisan. Kemampuan membuat anak mengoptimalkan kemampuannya
membaca dan menulis pada anak merupakan tanpa paksaan dan menyenangkan.
kemampuan yang dikembangkan dalam Salah satu cara untuk meningkatkan literasi
berbahasa. Adapun tujuan pengembangan bahasa anak yaitu dengan bercerita. Bercerita sebagai
untuk anak usia dini menurut Kostelnik, Anne. K, salah satu dari pembelajaran bahasa yang tidak
Wiren (2007: 307) adalah anak mampu lepas dari anak anak. Di Taman Kanak-kanak
mengkomunikasikan ide dan perasaan serta bercerita dijadikan sebagai kegiatan pembelajaran
mampu menginterpretasi komunikasi yang sehari-hari atau kegiatan terencana, yang dalam
diterimanya. Perkembangan literasi pada anak kegitan sehari-harinya bercerita dapat dilakukan
usia dini berada pada tahap literasi dasar. Anak secara spontan /berdasarkan keinginan anak,
usia dini sering kali terlibat mencoret-coret kertas sesuai dengan rencana pembelajaran atau sebagai
atau dinding dengan huruf-huruf atau angka media evaluasi bagi anak yang mana anak
namun masih kurang jelas dan tertata. Membaca memperoleh pengalaman atau pengetahuan
dini pada anak sangat dibutuhkan, untuk mengenai hal yang telah anak dengar dari isi
memperkuat dan menjadi landasan bagi anak itu cerita tersebut.
sebelum anak terjun lebih dalam di dunia Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang
membaca dan literasi yang sebenarnya seperti mengisahkan tentang perbuatan atau suatu
orang dewasa. Tampubolon dalam bukunya kejadian dan disampaikan secara lisan dengan
“Mengembangkan Minat dan Kebiasaan tujuan membagi pengalaman dan pengetahuan
Membaca Pada Anak”. Mengadopsi beberapa ide kepada orang lain. Dengan demikian, bercerita
dari Vygotsky, Piaget dan Bruner menjabarkan dalam konteks komunikasi dapat diartikan sebagai
bahwa pentingnya peranan bahasa, yaitu “Bahasa suatu upaya mempengaruhi orang lain melalui
memungkinkan perkembangan pikiran abstrak dan ucapan dan penuturan tentang sesuatu (ide).
konseptual. Bahasa sebagai alat komunikasi, Kegitan bercerita memberikan sumbangan besar
membantu pembentukan dan mendorong pada perkembangan anak secatra keseluruhan
perkembangan pikiran.” (Tampubolon, 1993:54). sebagai implikasi dari perkembangan bahasanya
Membaca dini itu perlu dilakukan karena akan sehingga anak memiliki kemampuan untuk
memancing minat baca anak dan rasa
mengembangkan aspek perkembangan yang lain memunculkan kembali budaya-budaya lokal yang
dengan modal kemampuan berbahasa yang baik. sudah semakin tergeser.
Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Kearifan lokal yang dimiliki Banten adalah
Komunikasi dapat berupa penungkaopan pikiran, cerita /kisah perjuangan seperti Perjuangan Sultan
ide/pendapat, keinginan penyampaian infoermasi Ageng Tirtayasa, Syeikh Nawawi Al Bantani dan
tentang suatu peristiwa dan lain-lain. Kapal Bosok.
Perkembangan kosa kata anak dijelaskan oleh Fakta yang terjadi saat ini banyak anak
Benedict (dalam purwo 1990: 234) bahwa anak yang belum begitu pandai membaca.
sudah menguasai secara reseptif 50 kata pada usia Perbendaharaan kosakata yang dimiliki anak juga
sekitar 13 bulan tetapi baru pada usia 19 bulan masih sangat minim. Kurangnya keterampilan
anak dapat secara produktif mengeluarkan 50 kata atau strategi guru dalam mengajar menjadi faktor
, selanjutnya Smith (dalam Purwo 1990: 245) penyebab kurangnya kelancaran dalam membaca
menjelaskan bahwa usia 2,5 dan 4,5 tahun pada anak. Karena banyaknya peserta didik dan
merupakan masa pesatnya pengembangan keterbatasan guru juga menjadi pemicunya.
kosakata anak, 200-400 kata dapat dikuasai anak Akibatnya setengah jumlah siswa yang ada di
pada masa itu. Tadkiroatu Musfiroh (2005: 194) kelas belum bisa membaca dengan lancar karena
mengemukakan bahwa anak usia 5-6 tahun kurang mendapat perhatian yang baik dari
menunjukkan perkembangan bahasa yang relatif guru.Terkait dengan permasalahan di atas siswa
baik diantaranya menyebutkan kosa kata yang kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Kota
terdiri dari 500-800 kata, tetapi adakalanya masih Serang masih terdapat 6 siswa yang belum
mengalami kendala pengucapan fonem tertentu. mampu mengeja kata dengan baik. Kondisi
Di TK Aisyiyah ada 16 anak yang masih kesulitan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
menyebutkan kata tertentu seperti pahlawan, a. Guru kurang menguasai metode
pemimpin, kerajaan, menyerang, Tirtayasa, pembelajaran
syeikh, kewajiban, tetapi, melaksanakan dan b. Minat siswa untuk aktif dalam mengikuti
kebanggaan. pembelajaran sangat rendah, dikarenakan
Kedudukan media pembelajaran adalah siswa bosan dengan cara mengajar guru
sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi yang kurang menarik.
proses interaksi antara guru dan siswa dan c. Tidak semua guru mempunyai kemampuan
interaksi siswa dengan lingkungannya. Oleh sebab untuk bercerita.
itu, media merupakan fungsi utama sebagai alat Berdasarkan kenyataan tersebut maka
bantu mengajar. Yakni menunjang penggunaan diperlukan alternatif pemecahan masalah yaitu
metode atau teknik mengajar guru untuk dengan model buku cerita. Melalui cerita
membangkitkan motivasi siswa dalam proses diharapkan anak dapatmenumbuhkan minat
pemblajaran. Dalam pembelajaran kosakata bacanya sehingga anak terdorong untuk mencari
peneliti beranggapan bhwa media yang paling cerita-cerita yang lain yang lebih kaya tanpa
tepat untuk digunakan dalam peningkatan tergantung pada orang yang mau bercerita.
kosakata anak yaitu dengan menggunakan model Melalui bahasa yang disampaikan dengan
buku cerita dengan judul, Sultan AgengTirtayasa, bercerita anak-anakpun belajar bagaimana
Syeikh Nawawi Al Bantani dan Masjid Kapal menyusun kalimat dengan benar serta
Bosok (Ki Abdullah Angga Derpa). memperoleh perbendaharaan kata-kata baru.
Alasan penggunaan buku cerita adalah Berdasarkan pentingnya mengatasi
untuk memotivasi siswa dalam peningkatan permasalah di atas maka peneliti terdorong untuk
kemampuan literasi dan penguasaan kosakata, melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan
membantu siswa menggali potensi dalam Kemampuan Literasi Dan Penguasaan Kosakata
membangkitkan minat baca dan kosakatanya. Di Melalui Media Buku Cerita Anak Berbasis
sisi lain terdapat keinginan yang kuat untuk Kearifan Lokal Banten Pada Anak Usia Dini”.
menghidupkan kembali berbagai nilai kearifan 2. Perumusan Masalah
lokal terutama di Banten yang perlu diberikan Berdasarkan identifikasi masalah di atas
kepada guru-guru TK sehingga hal tersebut dapat penulis dapat merumuskaan masalah yang
dijadikan sebagai fokus penelitian yaitu sebagai usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah 3 Kota
berikut: Serang?
a. Bagaimana meningkatkan kemampuan 3. Tujuan Penelitian
literasi pada anak usia 5-6 tahun melalui Tujuan penelitian ini adalah sebagai
media buku cerita anak berbasis kearifan berikut:
lokal Banten di TK Aisyiyah 3 Kota a. Untuk mengetahui bahwa melalui media
Serang? buku cerita dapat meningkatkan literasi
b. Bagaimana meningkatkan penguasaan anak usia 5-6 tahun di Tk Aisyiyah 3 Kota
kosakataanak usia 5-6 tahun melalui media Serang Tahun 2017.
buku cerita anak berbasis kearifan lokal b. Untuk mengetahui bahwa melalui media
Banten di TK Aisyiyah 3 kota Serang? buku cerita dapat meningkatkan
c. Bagaimana cara mengevaluasi peningkatan penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun
kemampuan literasi dan penguasaan di Tk Aisyiyah 3 Kota Serang Tahun 2017.
kosakata melalui media buku cerita c. Untuk mengevaluasi peningkatan literasi
berbasis kearifan lokal Banten pada anak dan penguasaan kosa kata melalui media
usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah 3 Kota buku cerita pada anak usia 5-6 tahun di Tk
Serang?. Aisyiyah 3 Kota Serang.
d. Apakah terjadi peningkatan kemampuan d. Untuk mengetahui peningkatan sebelum
literasi dan penguasaan kosakata setelah dan sesudah dilakukan Penelitian Tindakan
diterapkan media buku cerita anak Kelas.
berbasis kearifan lokal Banten pada anak
B. KAJIAN TEORETIK
Kearifan lokal merupakan bagian dari masyrakat lokal tertentu melalui kumpulan
budaya suatu masyarakat yang tidak dapat pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan
dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan
Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun alam suatu tempat. Kearifan lokal adalah suatu hal
temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya yang telah melekat pada masyarakat dan telah
melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal menjadi ciri khas di daerah tertentu dan diakui
sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh oleh masyarakat luas.
C. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada
Penelitian ini dilaksanakan di Taman bulan Oktober sampai dengan bulan Desember
Kanak – Kanak Aisyiyah 3 Kota Serang yang tahun 2017 yang disesuaikan dengan alokasi
beralamat di Jalan Warung Jaud Komplek Bumi waktu pembelajaran di TK Aisyiyah 3 Kota
Serang Baru RT. 01 RW. 13 Kelurahan Kaligandu Serang tahun pelajaran 2017/2018 dengan jadwal
Kecamatan Serang Kota Serang Provinsi Banten. rencana kegiatan penelitian sebagai berikut.
2. Data dan Sumber Data Penelitian Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
observasi dan wawancara
Tabel 2. Kriteria Penilaian Media Buku Cerita
No Kriteria Skor Persentasi
1. SB 76-100 76%-100%
2. B 51-75 51%-75%
3. C 26-50 26%-50%
4. K 0-25 0-25%
Keterangan
a. Ukuran gambar sudah sesuai aturan
b. Huruf terbaca dengan jelas
c. Jumlah halaman sesuai
Kriteria : L = Lancar
SLS = Sangat Lancar Sekali CL = Cukup Lancar
SL = Sangat Lancar K = Kurang
Teknik analisis data b. Penyajian data
a. Reduksi data c. Kesimpulan dan Verifikasi Data
DAFTAR PUSTAKA
Abidin.Y, 2015.Pembelajaran Multiliterasi, Arikunto, Suharsimi, 2010. PenelitianTindakan
Bandung: Rifika Aditama. Kelas, Jakarta: Alfabeta.
Abiding.Y , 2017. PembelajaranLiterasi, Jakarta, Djoko Marihandono, Harto Juwono, 2014.
BumiAksara Sumber Potensi Heroisme Di Nusantara,