Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

6.+Aprilia+Rahmi+ +templated+37 41

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Diterima : 17 Januari 2023

Volume 3 Nomor 1
Direvisi : 30 Januari 2023
Februari 2023
Disetujui : 10 Februari 2023
p-ISSN : 2747-0725 Diterbitkan : 28 Februari 2023
e-ISSN : 2775-7838

STRATEGI MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI DENGAN GLS:


GERAKAN LITERASI SEKOLAH
Aprilia Rahmi1*, Aulia Izzatun Nafis2, Aulia Salsabiela3, Sumarni4
1,2,3Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Mataram, Indonesia
e-mail: apriliarahmi7@gmail.com, auliaizzatunnafis@gmail.com, auliasalsabiela677@gmail.com,
sumarni240517@gmail.com

Abstrak: Literasi adalah kemampuan penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Oleh karena itu perlu
adanya strategi dalam meningkatkan kemampuan literasi, salah satunya dengan GLS. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi meningkatkan kemampuan literasi dengan GLS.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kajian pustaka. Strategi kegiatan literasi dilaksanakan
dalam 3 tahapan, yaitu: pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Hal ini akan berhasil jika guru
mampu mengembangkan pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat
meningkatkan kemampuan literasi dan potensi siswa seutuhnya.

Kata-kata Kunci: Strategi, GLS, Literasi

STRATEGY IMPROVING LITERACY ABILITY WITH GLS: SCHOOL LITERACY


MOVEMENT
Abstract: Literacy ability is one of the most important needs for everyone to have. Therefore, we must have a strategy
to improve this literacy ability, one of which is with GLS. This study aims to find out how strategies improve literacy
skills with GLS. The research method used is the method of literature review. The strategy for literacy activities is
carried out in 3 stages, namely: habituation, development and learning. This will be successful if the teacher is able
to develop appropriate learning so that the learning carried out can improve literacy skills and the full potential of
students.

Keywords: school literacy movement, literacy

kreativitas serta menemukan gagasan baru


PENDAHULUAN yang dapat menciptakan karya.
Literasi adalah kemampuan penting Pada kenyataannya, saat ini
yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Literasi kemampuan literasi siswa Indonesia masih
menjadi sarana bagi siswa dalam mengenal tergolong sangat rendah. Berdasarkan Survey
dan memahami ilmu pengetahuan yang Progress in International Reading Literacy
bermanfaat bagi kehidupannya. untuk itu, Study (PIRLS) yang dilakukan pada tahun
proses pendidikan sangat bergantung pada 2011 menunjukkan bahwa kemampuan
kemampuan dan kesadaran literasi. literasi siswa Indonesia masih menempati
Kemampuan literasi meliputi seluruh urutan bawah jika dibandingkan dengan
keterampilan berbahasa yaitu menyimak, negara lain. Tidak hanya sekedar itu,
berbicara, berhitung, membaca, dan menulis berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh
(Antoro, 2017). Dengan kemampuan literasi PISA (Programme for International Student
yang baik pada diri setiap siswa, maka akan Assessment) menunjukkan hal yang sama,
menciptakan proses pembelajaran yang yakni Indonesia hanya memiliki skor 371,
produktif dikarenakan dengan kemampuan serta menduduki negara dengan kemampuan
literasi yang baik siswa memiliki daya serap membaca terendah ketiga (Saryono, 2020).
yang baik terhadap informasi yang Hasil-hasil penelitian internasional
diperolehnya sehingga dapat menambah tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
kemampuan berfikir dalam mengembangkan literasi siswa Indonesia yang mewakili

Renjana Pendidikan Dasar - Vol. 3 No. 1 Februari 2023 37


masyarakat Indonesia secara umum tergolong dimulai. Memfungsikan lingkungan sekolah,
rendah. Untuk itu, kemampuan literasi seperti perpustakaan, sudut buku kelas, atau
menjadi kemampuan yang urgensitasnya area baca, untuk menumbuhkan minat baca
sangat tinggi untuk dikuasai oleh siswa siswa. Ketika pembiasaan membaca
terutama dalam menghadapi konsekuensi terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke
perkembangan teknologi informasi yang tahap pengembangan, dan pembelajaran
mendorong munculnya banyak perubahan (disertai tagihan berdasarkan kurikulum
(Ariesca et al., 2021);(Maulyda et al., 2021). 2013). Variasi kegiatan dapat berupa
Peningkatan kompetensi literasi harus perpaduan pengembangan keterampilan
menjadi proyeksi pendidikan yang priotatif reseptif maupun produktif disesuaikan
sejak jenjang pendidikan dasar. Hal yang dengan perkembangan siswa berdasarkan
urgen ini menekankan keterlibatan semua karakteristiknya (Wiedarti & Laksono, 2016).
pihak yang terkait di dalam dunia Pentingnya penerapan GLS ini dapat
pendidikan, mulai dari tingkat pusat, mempengaruhi tingkat keberhasilan dan
provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan kemampuan siswa untuk memahami
pendidikan yaitu sekolah (Ningsih et al., berbagai pengetahuan secara jelas (Sutrisna,
2021). 2020). Literasi lebih dari sekadar membaca
Fenomena ini kemudian mendesak dan menulis, namun mencakup kemampuan
pemerintah untuk segera berbenah agar dalam mengakses, memahami, dan
masyarakat Indonesia mampu bersaing di menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
kancah internasional. Oleh karena itu, minat berbagai aktivitas dan keterampilan berpikir
siswa dalam hal membaca perlu ditingkatkan dengan menggunakan sumber-sumber
yaitu salah satunya dengan mengembangkan pengetahuan dalam berbagai bentuk yang
gerakan literasi sekolah. dapat memperluas wawasan siswa sehingga,
Sekolah sebagai organisasi pendidikan semakin bertambahnya wawasan akan sangat
berperan penting untuk membuat mendukung keberhasilan siswa dalam
pembelajaran agar semua warganya tumbuh menangani berbagai persoalan.
sebagai pelajar sepanjang hayat. Untuk Berdasarkan pemaparan tersebut, maka
mendukungnya, Kementerian Pendidikan tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk
dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri mengetahui bagaimana strategi
nomor 23 tahun 2013 meluncurkan sebuah meningkatkan kemampuan literasi dengan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang menjadi pelaksanaan program GLS.
salah satu langkah pemerintah dalam
menumbuhkan budaya literasi. Gerakan METODE PENELITIAN
literasi sekolah merupakan kegiatan yang Penelitian ini dilakukan dengan
bersifat partisipatif dengan melibatkan menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis
seluruh warga sekolah. Gerakan literasi penelitian yang dilakukan adalah kajian
sekolah ini bertujuan untuk membangun budi pustaka dengan mencari data-data yang
pekerti siswa agar lingkungan sekolah berbentuk tulisan dan dideskripsikan sesuai
menjadi lingkungan pembelajaran sepanjang dengan sumber yang sudah didapatkan (Sari,
hayat dengan menumbuhkan budaya literasi 2020). Dalam penelitian ini peneliti
pada diri setiap anak. Gerakan literasi sekolah mengambil sumber data dari jurnal online
ini bisa menjadi wadah untuk menumbuhkan mengenai “Strategi Meningkatkan
strategi membaca, sehingga budaya membaca Kemampuan Literasi Dengan GLS: Gerakan
yang berkelanjutan dan proses pembelajaran Literasi Sekolah”.
menjadi kreatif dan produktif (Anggraini,
2016). HASIL DAN PEMBAHASAN
GLS menjadi salah satu cara yang dapat Literasi Sekolah
dilaksanakan disekolah saat ini. Upaya yang Literasi adalah kemampuan mengakses,
ditempuh untuk mewujudkannya berupa memahami dan menggunakan sesuatu
pembiasaan siswa. Pembiasaan ini dilakukan dengan tepat melalui kegiatan membaca,
dengan kegiatan 15 menit membaca (guru menulis, menyimak atau berbicara (Tarigan,
membacakan buku dan warga sekolah 2008). Literasi bukan hanya sekedar membaca
membaca dalam hati) sebelum pembelajaran dan menulis tetapi meliputi keterampilan
38 Renjana Pendidikan Dasar - Vol. 3 No.1 Februari 2023
berfikir kritis memanfaatkan sumber nyaring dan ada juga yang membaca dalam
pengetahuan yang berbentuk cetak, hati. Kegiatan ini menjadi sarana untuk
visual,maupun digital (Rohim, 2020). Upaya menumbuhkan kebiasaan membaca sehingga
pemerintah dalam meningkatkan diharapkan dapat menjadi sebuah budaya
kemampuan literasi adalah dengan bagi peserta didik. Bahan bacaan yang
mengeluarkan Permendikbud Nomor 23 digunakan adalah buku di luar buku
Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi pelajaran, dengan disesuaikan minat dan
Pekerti. keinginan peserta didik.
Setiap sekolah pada setiap jenjang wajib 2. Membuat pojok baca di setiap kelas
menerapkan GLS sebagai usaha untuk dengan buku bacaan di luar buku
meningkatkan minat membaca dan sekolah pelajaran.
sebagai pusat pembelajaran juga diharapkan Sebagian besar sekolah, buku yang ada
dapat menjadi pusat tumbuhnya motivasi di pojok baca disediakan oleh orang tua
belajar sepanjang hayat. peserta didik, tetapi ada juga sekolah yang
membuat pojok baca dengan buku koleksi
Prinsip Pelaksanaan Literasi Sekolah dari perpustakaan sekolah. Pojok baca
Pelaksanaan literasi sekolah merupakan perpanjangan dari perpustakaan
berdasarkan pada prinsip sebagai berikut yang ada di tiap kelas dengan desain yang
(Budiharto et al., 2018). menarik dan diatur sendiri oleh peserta didik.
1. Pengembangan literasi dilakukan sesuai Melalui kegiatan membaca di pojok baca
tahap perkembangan anak maka secara perlahan akan menciptakan
2. Program literasi yang baik bersifat sebuah budaya membaca di kelas sehingga
berimbang minat baca peserta didik menjadi meningkat.
3. Terintegrasi dengan kurikulum 3. Menciptakan lingkungan yang kaya teks.
4. Kapanpun melakukan kegiatan membaca Lingkungan ini diciptakan sekolah
dan menulis dengan berbagai cara, misalnya dengan
5. Literasi mengembangkan budaya lisan membuat poster di lingkungan sekolah,
6. Literasi perlu mengembangkan majalah dinding, dan menampilkan hasil
kesadaran keberagaman karya peserta didik di dinding kelas.
Lingkungan yang kaya teks, juga secara
Tahap Pelaksanaan GLS langsung maupun tidak langsung
Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan membentuk budaya literasi. Adanya mading
dalam tiga tahapan yaitu pembiasaan, dan poster yang berada di lingkungan sekolah
pengembangan dan pembelajaran (Budiharto menjadi faktor yang membantu dalam
et al., 2018). Tahap pengembangan membangun lingkungan ramah literasi.
merupakan tahap peningkatan kemampuan
literasi melalui kegiatan menanggapi buku Strategi Kegiatan Literasi Tahap
pengayaan. Tahap ketiga adalah tahap Pengembangan
pembelajaran yaitu tahap peningkatan Strategi kegiatan literasi untuk
kemampuan literasi pada setiap mata meningkatkan minat baca peserta didik di
pelajaran melalui penggunaan buku sekolah dasar pada tahap pembelajaran
pengayaan dan strategi membaca di setiap (Sukma, 2021) adalah:
mata pelajaran. 1. Pada setiap pembelajaran, ada kegiatan
membaca di awal, tengah, atau menjelang
Strategi Kegiatan Literasi Tahap akhir pelajaran. Melalui kegiatan
Pembiasaan membaca pada saat pembelajaran
Strategi literasi untuk meningkatkan berlangsung, baik di awal,tengah, atau
minat baca peserta didik di sekolah dasar menjelang akhir pelajaran, memberikan
pada tahap pembiasaan (Sukma, 2021) adalah: pemahaman pada peserta didik bahwa
1. Melaksanakan kegiatan membaca 15 kegiatan membaca merupakan bagian
menit sebelum mata pelajaran di mulai, dari pembelajaran untuk mendapatkan
dengan bahan bacaan buku selain buku pengetahuan. Hal ini diharapkan dapat
pelajaran. membiasakan membaca ketika belajar di
Cara membaca ada yang membaca rumah, dan pada akhirnya meningkatkan
Renjana Pendidikan Dasar - Vol. 3 No. 1 Februari 2023 39
minat membaca peserta didik. ditunjukkan dari bermain sendiri, jalan, dan
2. Melakukan pembelajaran yang dapat lari-larian, atau tetap duduk dan tidak
meningkatkan literasi, dengan mencari buku, sampai akhirnya harus
menggunakan berbagai metode dan diingatkan oleh guru bahwa sudah waktunya
media seperti buku gambar, video atau untuk kegiatan membaca buku.
pre-teks yang ditampilkan pada LCD, 2) Faktor Guru
dan sebagainya. Pembelajaran dengan Faktor dari guru adalah rendahnya
berbagai metode dan media, menjadi kesadaran guru terhadap pentingnya
sebuah pengalaman belajar bagi peserta kegiatan literasi dan pemahaman guru yang
didik dalam memahami materi pelajaran. masih kurang tentang penerapan gerakan
3. Melakukan pembelajaran di literasi.
perpustakaan pada saat-saat tertentu, 3) Faktor Sekolah
baik secara periodik maupun secara Faktor sekolah adalah keterbatasan
insidental. sarana fisik seperti perpustakaan, koleksi
buku dan ruang baca, dan kurangnya dana
Faktor Pendukung dan Penghambat yang dimiliki sekolah untuk mengatasi
a) Faktor Pendukung keterbatasan tersebut. Perpustakaan yang
1) Faktor Peserta didik kurang memadai membuat peserta didik
Semangat peserta didik untuk merasa kurang nyaman dan tidak tertarik
melaksanakankegiatan literasi/pembiasaan untuk berkunjung ke perpustakaan.
dalam membaca.
2) Faktor Guru PENUTUP
Adanya dukungan guru dengan selalu Literasi adalah keahlian yang
memberikan arahan, motivasi dan fasilitator berhubungan dengan kegiatan membaca,
pada saat berlangsungnya kegiatan literasi. menulis, dan berpikir yang berfokus untuk
Tanpa arahan dan motivasi dari guru maka peningkatan kemampuan memahami
strategi literasi yang diterapkan menjadi informasi secara kritis, kreatif dan inovatif,
kurang berhasil. literasi bukan hanya sekedar membaca dan
3) Faktor Sekolah menulis tetapi meliputi keterampilan berpikir
1. Adanya fasilitas fisik dan sarana kritis memanfaatkan sumber pengetahuan
prasarana yang memadai seperti yang berbentuk cetak, visual, maupun digital.
perpustakaan yang nyaman, buku bacaan Salah satu program yang dijalankan
pengayaan yang memadai, pojok pemerintah adalah Gerakan Literasi Sekolah
baca/sudut baca, dan alat pembelajaran. yang bertujuan untuk meningkatkan
2. Adanya alokasi anggaran yang memadai kemampuan literasi siswa yang
untuk pengadaan buku. Hal ini diperkuat diintegrasikan dengan kurikulum
juga dengan faktor orang tua yang pembelajaran. Kegiatan ini tentu saja
memberikan dukungan berupa membutuhkan dukungan dari berbagai
sumbangan buku dan memberikan pihak, baik pihak orang tua, guru, sekolah,
motivasi pada saat di rumah. maupun siswa, agar program ini dapat
3. Partisipasi aktif warga sekolah dalam terlaksana dan memiliki hasil yang baik.
kegiatan literasi. Hal ini menyebabkan
kegiatan literasi yang dilakukan dapat DAFTAR PUSTAKA
berjalan dengan lancar. Anggraini, S. (2016). Budaya Literasi Dalam
4) Faktor Orang Tua Komunikasi. Wacana, XV(3), 181–279.
Dukungan orang tua dalam kegiatan Antoro, B. (2017). Gerakan Literasi Sekolah. Dari
literasi melalui memberikan sumbangan buku pucuk hingga akar. Direktorat Jenderal
dan memberikan motivasi pada saat di Pendidikan Dasar dan Menengah
rumah. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
b) Faktor Penghambat https://doi.org/10.1017/S003329170003
1) Faktor Peserta Didik 6606
Masih adanya peserta didik kurang Ariesca, Y., Dewi, N. K., & Setiawan, H. (2021).
bersemangat dalam kegiatan literasi Analisis Kesulitan Guru Pada
40 Renjana Pendidikan Dasar - Vol. 3 No.1 Februari 2023
Pembelajaran Berbasis Online Di Sekolah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Dasar Negeri Se-Kecamatan Maluk Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kabupaten Sumbawa Barat. PROGRES Kebudayaan. Direktorat Pembinaan
PENDIDIKAN, 2(1), 20–25. Sekolah Dasar Direktorat Jenderal
https://doi.org/10.29303/prospek.v2i1. Pendidikan Dasar dan Menengah
86 Kementerian Pendidikan dan
Budiharto, B., Triyono, T., & Suparman, S. Kebudayaan.
(2018). Literasi Sekolah sebagai Upaya https://doi.org/10.1007/s10029-017-
Penciptaan Masyarakat Pebelajar yang 1595-x
Berdampak pada Peningkatan Kualitas
Pendidikan. SEUNEUBOK LADA: Jurnal
Ilmu-Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya Dan
Kependidikan, 2(2), 153–166.
Maulyda, M. A., Erfan, M., & Hidayati, V. R.
(2021). Analisis Situasi Pembelajaran
Selama Pandemi Covid-19 Di Sdn
Senurus: Kemungkinan Terjadinya
Learning Loss. Journal of Elementary
Education, 04(03), 328–336.
Ningsih, I. W., Widodo, A., & Asrin, A. (2021).
Urgensi kompetensi literasi digital
dalam pembelajaran pada masa pandemi
Covid-19. Jurnal Inovasi Teknologi
Pendidikan, 8(1).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2
1831/jitp.v8i1.35912
Rohim, R. (2020). Peran Literasi Dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca
Di Sekolah Dasar. Jurnal Review
Pendidikan Dasar. Universitas
Muhammadiyah Kudus, 6(3).
Sari, M. (2020). Penelitian Kepustakaan
(Library Research) dalam Penelitian
Pendidikan IPA. Jurnal Penelitian Bidang
IPA Dan Pendidikan IPA, 6(1), 41–53.
Saryono, D. (2020). Literasi, pandemi, dunia
digital, dan tatanan baru kebudayaan (Issue
September, pp. 1–36). Universitas Negeri
Malang.
Sukma. (2021). Strategi Kegiatan Literasi
Dalam Meningkatkan Minat Baca Peserta
Didik Di Sekolah Dasar. Jurnal Varidika,
3(1), 11–20.
Sutrisna, I. P. G. (2020). Gerakan Literasi
Digital Pada Masa Pandemi Covid-19.
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Seni, 8(2), 268–283.
https://doi.org/10.5281/zenodo.388442
0
Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Angkasa.
Wiedarti, P., & Laksono, K. (2016). Panduan
gerakan literasi sekolah di sekolah dasar.
In Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
Renjana Pendidikan Dasar - Vol. 3 No. 1 Februari 2023 41

You might also like